• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DISKUSI/ TANYA JAWAB. Peran Penelitian dalam Pengembangan Industri Kulit Nasional Yuny Erwanto, S.Pt., M.P., Ph.D.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DISKUSI/ TANYA JAWAB. Peran Penelitian dalam Pengembangan Industri Kulit Nasional Yuny Erwanto, S.Pt., M.P., Ph.D."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DISKUSI/ TANYA JAWAB

SESI 1

Peran Penelitian dalam Pengembangan Industri Kulit Nasional

Yuny Erwanto, S.Pt., M.P., Ph.D.

1. Cara yang efektif untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh industri?

Jawab:

Jawaban ada pada industri sendiri. Bagaimana kita dapat membuat industri merasa mendapatkan benefit dengan bekerja sama dengan kita. Dibutuhkan penyamaan misi antara pihak peneliti dengan industri.

2. Penelitian yang selama ini dilakukan kurang aplikatif. Obyek penelitian yang mungkin dapat dilakukan antara lain:

1. Rekayasa / rancang bangun alat hidrolisa krom dari limbah shaving wet blue

2. Rekayasa / rancang bangun incinerator limbah shaving wet blue

Jawab:

Pernah dilakukan penelitian mengenai hidrolisa krom namun belum sampai pada tahap rancang bangun alat. Untuk penggunaan incinerator harus memperoleh izin dari KLH.

3. Bagaimana mengembangkan kembali NTT menjadi lumbung sapi Jawab:

(2)

Pengembangan Material Thermoplastic Vulcanizate Berbasis Karet Alam

Dr. Bahruddin, M.T.

1. Material TPV yang diperoleh dari pencampuran antara polipropilena dengan karet memiliki suhu leleh 162°C. Hasil tersebut diperoleh dalam kondisi yang bagaimana dan berapa bagian kompon?

Jawab:

Suhu pencampuran tergantung pada jenis plastik yaitu titik lelehnya. Plastik yang digunakan kebanyakan memiliki titik leleh dibawah 200 °C. Suhu pencampuran biasanya 5 °C diatas suhu leleh plastiknya.

2. Dalam paparan disebutkan bahwa TPE dibuat dalam bentuk pelet kemudian dicetak. Apakah dalam penelitian ini telah dilakukan pencetakan dengan injection molding?

Jawab:

Dalam penelitian ini dilakukan dengan screw extruder belum dibuat dalam bentuk pelet yang kemudian dicetak dengan injection molding. Informasi tersebut diperoleh dari study literatur.

3. Bagaimana efektivitas penggunaan maleated polypropylene (MAPP)? Jawab:

Karena bekerja dengan fasa plastik dan fasa karet sehingga diperlukan kompatibilizer. Penggunaan MAPP sebesar 5 % sudah relatif bagus. Jika dinaikkan akan mengurangi sifat tensile, jika dikurangi akan berpengaruh pada sifat elongasi. Tanpa penggunaan kompatibilizer maka fasa karet tidak boleh lebih dari 30 %.

4. Apakah Bapak menggunakan PP yang betul? PP terdiri dari tiga, yaitu: monopolymer, copopolymer, block polymer

Jawab:

Penelitian yang sudah kami lakukan terkait pembuatan TPV, menggunakan homopolimer PP (maaf, kami tidak pernah mendengar istilah monopolymer) PF1000 produksi PT. Pertamina (persero) Plaju. Namun pada prinsipnya, jenis PP apa saja bisa digunakan, terutama jika MFI nya relatif besar.

(3)

5. Material TPE digunakan untuk produk apa?

Teknologi pencampuran karet dan plastic yang dapat menghasilkan kompon kompatibel digunakan metode apa?

Jawab:

Secara umum, produk TPV dapat diaplikasikan seperti halnya aplikasi karet konvensional, namun harus pada kondisi suhu aplikasi lebih kecil dari 50 C dan di atas suhu transisi fasa plastik. Pada proses pembuatannya, pencampuran kompon karet dengan fasa plastik harus dilakukan dengan metode melt mixing. Artinya, pencampuran harus dilakukan pada suhu leleh fasa plastik (jika menggunakan PP, berati pencampuran dilakukan pada suhu lebih kurang 170°C). Peralatan yang digunakan untuk proses pencampuran tersebut harus yang dapat menghasilkan shear stress tinggi (seperti internal mixer dan twin screw extruder).

Penelitian dan Pengembangan Plastik Ramah Lingkungan di Indonesia

Dr. Ir. Myrtha Karina, M.Agr.

1. Biodegradable plastic terdegradasi min. 90 %, hal tersebut ditinjau dari BM atau dari ukuran?

Jawab:

Dikatakan terdegradasi min 90 % adalah baik dari segi ukuran maupun berat molekul (BM).

2. Apakah BM yang tinggi atau BM yang rendah yang bersifat cytotoxic? Jawab:

Untuk kemasan akan berbeda dengan dengan medik. Untuk medik BM yang tinggi akan lebih aman tetapi berbeda untuk kemasan.

3. Cara pembuatan biodegradable plastic dengan mikrobiasintetis apakah teknologinya mahal karena bekerja dengan mikroba yang kontrolnya sangat sulit?

(4)

Jawab:

Dalam bekerja dengan mikroba harus diidentifikasi terlebih dahulu stream dan bahan penolongnya. Dengan mengetahui salah satu stream maka kontrol aakan lebih mudah.

4. Dari beberapa metode yang ada untuk pembuatan biodegradable plastic, metode apa yang direkomendasikan untuk Indonesia?

Jawab:

Bergantung pada kemampuan industri dengan support dari pemerintah.

5. Apa keunggulan lain dari plastic biodegradable selain dapat terdegradasi? Bagaimana dengan harga komersialnya?

Jawab:

Dari segi harga, plastic biodegradable memang lebih mahal, namun untuk negara yang telah menerapkan dapat lebih bersaing karena adanya support dari pemerintah. Untuk keunggulan dari segi karakteristik tidak dapat dibandingkan antara produk yang satu dengan yang lain. Karena karakteristiknya akan disesuaikan dengan kegunaan produk tersebut.

6. Apakah telah ada penelitian mengenai bioremediasi atau mikroba yang dapat mendegradasi plastik?

Jawab:

Sudah ada beberapa penelitian mengenai bioremediasi dan sintesa mikroba. Dan telah ditemukan beberapa mikroba yang dapat mendegradasi plastik.

7. Penggunaan singkong, jagung sebagai bahan pembuatan plastic biodegradable, mana yang lebih efektif dari hasil penelitian yang sudah ada? Bagaimana mengatasi masalah ketahanan pangan jika bahan tersebut nantinya dikomersialkan secara luas?

Jawab:

Tidak masalah sumbernya dari singkong, jagung, kentang, atau bahan lain. Yang penting adalah rasio kandungan amilosa dan amilopektin dari bahan tersebut. Rasio ini memegang peran penting di dalam pembuatan plastik ramah lingkungan berbasis pati

8. Kami pernah bertemu dengan interkim dan kesulitan terbesar adalah mengkomersilkan plastic biodegradable karena harga yang relative tinggi

(5)

dibanding plastic dari fosil. Apakah ada cara untuk menanggulangi masalah tersebut?

Jawab:

Untuk menanggulangi masalah ini berbagai pihak pemangku kepentingan secara nasional harus berkoordinasi. Plastik biodegradable di Jepang sudah banyak digunakan oleh konsumen. Mungkin untuk industri production costnya masih mahal tetapi sudah diproduksi secara masal; mungkin pemerintah memberi subsidi entah bagaimana caranya

(6)

SESI 2

Logam Transisi Mn, Fe, Co, Ni, Ti sebagai Pro-oksidan dalam Degradasi Poliolefin

Ir. Isananto Winursito, M.Eng, Ph.D.

1. Berapa persen penggunaan pro oksida dalam plastik olefin? Jawab:

Secara komersial penggunaannya maksimum 5 %.

2. Apakah untuk mendapatkan plastik yang mudah terdegradasi dengan menambahkan pro oksida dan tidak perlu penambahan anti oksida?

Jawab:

Hal ini terkait dengan umur pakai dari suatu produk. Sehingga di Industri penambahan antioksida tergantung pada umur pakainya.

3. Selama ini TiO2 digunakan sebagai UV stabilisizer, sedangkan dalam paparan disebutkan bahwa TiO2 berfungsi sebagai pro oksida juga. Apakah ini berarti sebaiknya digunakan Titan dioksida saja yang dapat berfungsi bermacam-macam untuk mendapatkan plastik yang mudah terdegradasi?

Jawab:

Dalam penelitian ini, Ti dioksida berlaku sebagai pro oksida yang akan mempercepat degradasi.

4. Apakah ada hubungan antara sifat pro oksida Mn, Fe, Co dengan konfigurasi elektronnya?

Jawab:

Sifat pro oksida dari logam-logam tersebut dianalisa masih sebatas secara faktual, belum dianalisa secara mendalam hubungan antara sifat pro oksida dengan konfigurasi elektron.

(7)

Pengaruh Nano Seng Oksida terhadap Biodegradasi Bionanokomposit

Dr. Ir. Siti Agustina, M.Si.

1. Nano seng oksida disebutkan bersifat anti mikrobia, apakah hal tersebut akan menghambat proses degradasi plastik?

Jawab:

Jumlah aditif yang ditambahkan dalam hal ini seng oksida akan berpengaruh. Untuk penambahan seng oksida 0 – 1 % tidak bersifat anti mikrobia, akan terdegradasi dalam 1 bulan. Penambahan seng oksida 2 – 4 % bersifat anti mikrobia, untuk penambahan 2 % akan cepat terdegradasi sedangkan 3 % dan 4 % akan menghambat degradasi. Sebagai antimikrobia harus berukuran lebik kecil dari 1 mikron.

2. Mekanisme antimikrobia dengan seng oksida apakah merupakan hasil observasi dalam penelitian atau dari studi literatur?

Jawab:

Berdasarkan studi literatur dari hasil penelitian Desilva.

Hidrolisis Asam dan Enzimatis Selulosa Kulit Buah Kakao untuk Bahan Baku Bioplastik: Fermentasi Asam Laktat

Rambat, S.Si., M.Sc.

1. Apakah hasil yang diperoleh merupakan hasil yang telah optimum atau masih dapat ditingkatkan?

Jawab:

Masih dapat ditingkatkan dengan cara berikut ini:

 Detoktifikasi dengan pengaturan pH untuk menghilangkan hasil samping dari hidrolisis asam. Pengaturan pH selama fermentasi yaitu 4,5 – 6,5

(8)

SESI 3

Pengaruh Arang Cangkang Sawit Sebagai Bahan Pengisi (Filler) terhadap Sifat-Sifat Fisik Kompon Karet

Ir. Zainal Abidin Nasution

1. Apakah ada criteria untuk lolos mesh 100? Jawab:

Untuk variasi mesh, dicoba dengan mesh terbesar yang dapat dikerjakan. Kita mencoba dengan ukuran ayakan yang tersedia. Arang cangkang sawit disangrai di udara terbuka tanpa mengalami pemijaran sehingga tidak habis (menjadi abu)

Pengaruh penggunaan adsorben terhadap kandungan amoniak (NH3-N) pada limbah cair industry karet RSS

Ir. Nursamsi Sarengat

1. Apakah ada masa jenuh dalam penggunaan adsorben? Ataukah dapat digunakan sepanjang masa? Apa indikator untuk mengetahui sudah jenuh? Jawab:

Dari beberapa penelitian terdahulu, adsorben memiliki tingkat kejenuhan umumnya setelah 1 bulan (sekitar 20 hari-1 bulan), selanjutnya akan dilakukan penggantian. Zeolit dapat digunakan kembali setelah dicuci dan dikeringkan kembali. Demikian juga dengan arang kayu. Untuk penelitian ini pemakaian dibatasi 20 hari sampai 1 bulan, namun penggunaannya belum dimonitor lagi.

2. Adsorpsi dilakukan 2 kali tahap atau berbeda? Jawab:

Untuk industri RSS, limbah cairnya masuk ke rubber trap  kolam anaerob  aerob  sedimentasi. Kita sudah mencoba adsorbsi sebelum rubber trap dan effluent IPAL yang ada. Namun karena keterbatasan waktu hanya melakukan 2x sampling karena waktu yang terbatas.

(9)

Pengaruh system Vulkanisasidan Carbon Black terhadap Sifat Mekanik dan Swelling Campuran EPDM

Hesty Eka Mayasari, ST

1. Sistem SEV menghasilkan kekerasan tertinggi, EV mechanical properties tertinggi, CV crosslinked tertinggi. Bagaimanakah kaitannya?

Jawab:

secara umum tidak dapat ditarik kesimpulan antara crosslink dan sifat mekaniknya.

(10)

SESI 4

Kualitas dan Morfologi Kulit Batik Samak Krom dan Samak Kombinasi Krom-Syntan

Sri Sutyasmi, ST

1. Ketersediaan kulit batik, apakah sudah ada di pasaran? Apakah harganya berbeda?

Cat yang digunakan apakah sama dengan pigmen warna untuk batik kain? Seandainya terjadi kesalahan warna, dapat diganti atau tidak?

Jawab:

Kulit batik yang ada di pasaran adalah kulit batik dari kulit nabati sehingga teksturnya kasar. Untuk itu kita mencoba dengan samak krom dan kombinasi krom-syntan. Harganya lebih murah dengan samak nabati.

Dalam proses pembatikan cat yang digunakan adalah cat untuk kulit bukan untuk kain batik.

Jika terjadi kesalahan pewarnaan dalam pembatikan, warna yang salah tidak bisa diambil lagi.

2. Apakah fungsi dari menganalisa morfologi kulit batik? Jawab:

Untuk mengetahui morfologinya karena kalau kena panas akan rusak, apakah cat warnanya masuk ke kulit atau tidak. Merusak struktur kulit atau tidak.

(11)

POSTER

Pre-treatment Limbah Cair Penyamakan Kulit dengan Teknologi Proses Anaerobic

Sartamtomo, Nur Zen

1. Penelitian ini digunakan untuk pengolahan limbah apa? Jawab:

Penelitian ini digunakan untuk pengolahan limbah cair industri penyamakan kulit baik mengunakan samak krom maupun samak minyak nabati dan bukan untuk pengolahan limbah padat.

2. Apa keunggulan menggunakan teknologi proses pengolahan limbah cair dengan cara anaerobic ?

Jawab:

Keunggulan menggunakan teknologi proses anaerobic dengan mikroba terimobilisasi adalah tidak membutuhkan energi listrik (aerasi) untuk berkembangnya mikroba anaerobic dan kemudahan dalam perawatan dengan penambahan nutrient secara rutin.

3. Bagimana cara membuat mikroba pengolah limbah cair ?

Mikroba tersebut digunakan untuk pengolahan limbah cair apa saja? Bagaimana cara menggunakan mikroba terimobilisasi?

Jawab :

 Pembuatan mikroba pengolah limbah cair dengan bahan bahan baku organic yang diinjeksi mikroba diimobilisasi sampai prosesnya selesai.

 Untuk semua jenis limbah cair dengan kondisi operasi disesuaikan dengan proses pengolahan limbah.

 Caranya dengan startup proses anaerobic dengan penambahan nutrient yang telah disesuaikan takarannya dan pengecekan pH antara 7,2 – 7,8.

(12)

Studi Termogravimetri Kinetika Dekomposisi Poliester Tidak Jenuh dengan Bahan Pengisi Kaolin dan Serbuk Gergaji

Muhammad Sholeh, Sugihartono, Supraptiningsih 1. Fungsi kinetika reaksi dekomposisi dalam prakteknya?

Jawab: Kinetika reaksi diperlukan pada proses pirolisis 2. Mengapa dipilih order 1?

Jawab: Order 1 dipilih karena simpel

3. Bagaimana mencampur polimer dengan filler?

Jawab: Pencampuran dengan pengadukan biasa karena resin awalnya berfasa cair

4. Lem apa yang digunakan untuk merekatkan polimer dengan filler? Jawab: Tidak diperlukan lem.

Kajian Penentuan Kadar Karet Kering Pada Pengolahan Karet Sheet

Ikha Rasti Julia Sari dan Januar Arif Fatkhurahman

1. Apakah kelemahan utama penentuan kadar karet kering dengan metode estimasi maupun metode laboratorium jika dibandingkan dengan pendekatan teknologi? Jawab :

Penggunaan metode estimasi untuk menentukan kadar karet kering kurang menunjukkan akurasi kadar karet kering dan cenderung lebih tepat digunakan hanya sebagai penentu upah pekerja / penyadap karet. Lain halnya dengan penentuan kadar karet kering dengan metode laboratorium, akurasi yang dihasilkan memang cukup tinggi namun menyisakan permasalahan dalam hal waktu analisa yang cukup lama (sekitar 6 jam), sehingga mengurangi kecepatan penentuan kadar karet kering yang merupakan salah satu faktor penentu mutu lateks. Penentuan kadar karet kering dengan pendekatan teknologi seperti yang telah dikembangkan beberapa tahun ini mampu meningkatkan kecepatan analisa sampai real time dalam penentuan kadar karet keringnya. Pendekatan teknologi dalam penentuan kadar karet kering ini menggunakan pendekatan hukum lambert beer (berbasis spektrofotometri), maupun dielektrika larutan.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui proses munculnya Teori “Tiga perwakilan” di Cina yang masih memegang ideologi Marxisme-Leninisme serta dipimpin oleh PKC,

Kegiatan pengabdian masyarakat “Sosialisasi Penyakit Zoonosis Escherichia coli O157:H7 serta Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Lampu Desa Catur Kintamani Bangli

d) pembatasan dan pengendalian pemberian honorarium tim pelaksana kegiatan. 2) Satuan biaya yang terdapat dalam Peraturan Menteri ini sudah termasuk pajak. 3) Satuan

Daftar Nama Mahasiwa Peserta PPL Semester Januari – Juni 2017.. Dosen Pembimbing :

Penerapan analisis struktural dengan penerapan metode di atas jelas bahwa yang menjadi pijakan utama analisis adalah karya (teks sastra) itu sendiri,

In conclusion, this study suggested that administration of polyclonal anti-AGE or monoclonal anti-CML antibody could inhibit increas - ing of RAGE and nephrin expression in

Pemangkasan merupakan salah satu tahapan dalam pemeliharaan tanaman durian yang dilakukan dengan cara membuang cabang atau ranting pohon yang tidak

Berhubungan dengan suatu objek, dapat berbeda-beda dari yang lebih khusus ke yang lebih umum.