• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis M (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis M (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Media Massa dalam Implementasi Kurikulum 2013

oleh

Diena San Fauziya STKIP Siliwangi Bandung Pos-el: dienasanf@yahoo.co.id

Abstrak

Perkembangan media massa, baik media cetak maupun media elektronik, dari masa ke masa semakin menyemarakkan berbagai aspek kehidupan. Dalam perkembangannya, sekarang ini media massa lebih mudah dijangkau oleh berbagai daerah dan berbagai kalangan. Letak geografis seperti perkotaan dan pedesaan serta usia tidak lagi menjadi suatu pembatas dalam pengonsumsian informasi yang disajikan media massa. Sekaitan dengan pembelajaran, media massa dapat dimanfaatkan untuk dijadikan bahan pembelajaran, baik untuk sumber maupun strategi pembelajaran. Selain itu, isi atau kandungan informasi yang disuguhkan berbagai media massa ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia untuk dapat terus mengikuti perkembangannya. Salah satu aspek yang belakangan menjadi sorotan adalah munculnya program-program acara, tokoh, aktor, dan aktris yang memberikan warna tersendiri melalui penggunaan bahasanya. Sebutlah beberapa acara kuis yang menghadirkan pembelajaran kosakata, tokoh yang menjadi motivator dengan penggunaan bahasa yang memukau, atau aktor dan aktris yang mengundang banyak kontroversi karena penggunaan bahasanya. Fenomena yang muncul ini sangat menarik dan dengan luas dapat menjadi sebuah peluang untuk dijadikan sebuah dasar pembelajaran bahasa. Dengan luasnya penggunaan bahasa dalam media massa, siswa dapat belajar bahasa melalui penggunaan bahasa yang nyata digunakan dalam kehidupan. Selain itu, mereka dapat belajar secara induktif. Artinya, dengan sendirinya mereka akan menemukan hakikat pembelajaran bahasa melalui penarikkan kesimpulan dan bahkan pengomunikasian berdasarkan keadaan khusus yang mereka amati, kritisi, kumpulkan dan bahkan asosiasikan. Pembelajaran seperti ini merupakan salah satu ciri pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013, yakni pembelajaran yang menuntut siswa aktif melalui 5M: mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Melalui pembelajaran dengan proses yang bermakna tersebut diharapkan pembelajaran bahasa akan menjadi lebih efektif, tidak hanya secara teoretis, tetapi juga praktis.

Kata kunci: Pembelajaran Bahasa Indonesia, Media Massa, Kurikulum 2013

Pendahuluan

(2)

eksistensi bahasa Indonesia sebagai media komunikasi. Oleh karena itu, pemerintah merancang buku panduan pembelajaran dengan berbasis teks. Namun demikian, teks hanyalah sebuah alternatif basis pembelajaran. Lebih jauh, kita dapat menganalisis bahwa media komunikasi begitu luas, tidak sekadar teks.

Media komunikasi lain sebagai sarana dalam pembelajaran bahasa Indonesia begitu banyak. Namun, tidak bisa dimungkiri bahwa salah satu media komunikasi yang memiliki pengaruh lebih besar dalam kehidupan adalah media massa. Bahkan pada akhirnya, teks yang tadi disebut-sebutkan merupakan bagian dari media massa.

Pada era ini, berbagai media massa sudah bukan lagi barang langka. Hampir di setiap pelosok, media massa dengan berbagai jenisnya dapat dijumpai dan tentu digunakan oleh masyarakat, sehingga media massa memiliki kedudukan tersendiri dalam kehidupan.

Rivers, et al. (2008:27) berpendapat bahwa media massa, seperti halnya pesan lisan dan isyarat, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari komunikasi manusia. Pada hakikatnya, media adalah perpanjangan lidah dan tangan yang berjasa meningkatkan kapasitas manusia untuk mengembangkan struktur sosialnya. Di sinilah peran besar media massa bagi kehidupan.

Sebagai pembawa pengaruh paling besar, media massa jelas sangat bisa diandalkan untuk dijadikan bahan pembelajaran. Bahkan bukan hanya sebagai bahan, melainkan juga sebagai alat.

Media massa dapat dijadikan basis pembelajaran dan ketika itu terjadi dimungkinkan pembelajaran bahasa akan lebih bermakna karena berasal dari sesuatu yang nyata. Sayangnya, sekarang ini, tidak sedikit kalangan yang memandang media massa hanya sebagai sarana hiburan yang bahkan kemudian dinilai lebih banyak menimbulkan kesan negatif. Kenyataan ini seperti yang diutarakan Rivers, et al. (2008:27) bahwa banyak orang yang tidak menyadari hubungan fundamental antara manusia dan media itu, dan keliru menilai peran media dalam kehidupan mereka. Misalnya, banyak intelektual yang melihat media tidak lebih dari produk sampingan kemajuan teknologi. Pernyataan tersebut memang benar adanya, padahal nyatanya, justru banyak hal dari kemajuan teknologi itu yang bisa kita gunakan dan manfaatkan untuk kemajuan pembelajaran, termasuk pembelajaran bahasa Indonesia.

Oleh karena itu, tujuan dari penulisan tulisan ini adalah merancang pembelajaran bahasa Indonesia yang bermakna sesuai konteks dengan berbasis media massa. Rancangan yang disusun tentu disesuaikan dengan implementasi kurikulum 2013 sebagai kurikulum baru yang akan segera diberlakukan secara serentak.

Sekilas mengenai pembelajaran bahasa Indonesia, media massa, dan kurikulum 2013, diuraikan sebagai berikut.

(3)

luar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.

Kedua, media massa pada hakikatnya merupakan sebuah perantara dari proses komunikasi yang digunakan secara luas di kalangan masyarakat. Konsep ini disaring dari pernyataan Tamburaka (2013:39), yakni media massa adalah media yang digunakan di ruang pers. Pers itu sendiri dijelaskannya sebagai istilah yang digunakan untuk memperkenalkan jenis media yang secara khusus dirancang untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Selanjutnya, Tamburaka (2013:41-42) menegaskan bahwa terdapat dua bentuk media massa, yakni media cetak dan media elektronik. Menurutnya, media massa cetak merupakan media massa yang menggunakan media cetak seperti kertas koran yang di dalamnya ada tulisan yang berupa kata-kata dan kalimat yang disebut berita dengan menggunakan teknik penulisan yang mengikuti aturan jurnalistik. Sementara itu, media elektronik merupakan media massa yang menggunakan gelombang elektromagnetik yang mengubahnya menjadi audio, visual, atau keduanya secara bersamaan. Berkenaan dengan media massa, konsep media itu sendiri menurut Sanjaya (2012:57) merupakan perantara dari sumber informasi ke penerima informasi. Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya media erat kaitannya dengan proses komunikasi.

Ketiga, kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang berorientasi pada kompetensi lulusan (SKL) yang secara eksplisit ditekankan pada tiga ranah, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Permendikbud Nomor 54 tahun 2013). Berdasarkan standar proses (Permendikbud Nomor 65 tahun 2013), proses pembelajaran disesuaikan dengan ketiga ranah kompetensi dalam SKL. Ketiga ranah tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui akitivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta”. Sementara itu, keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Kesemua tahap perolehan itu dikemas dalam pendekatan ilmiah (scientific), pembelajaran melalui penyingkapan/ penelitian, pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah agar kemudian menghasilkan karya kontekstual.

Pembahasan

Beragamnya media massa memberikan pilihan yang luas bagi para praktisi pembelajaran untuk dapat memanfaatkannya. Media cetak seperti surat kabar, majalah, atau tabloid menyuguhkan banyak teks yang menarik untuk dijadikan sarana pembelajaran bahasa. Di samping itu, media elektronik seperti radio, televisi, atau bahkan sekarang internet memberikan kemudahan dan ketertarikan tersendiri bagi para pembelajar bahasa. Selain sebagai sumber belajar, media-media tersebut juga sangat dapat dijadikan sebagai media pembelajaran, bahkan dapat diadaptasi menjadi strategi pembelajaran.

(4)

Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis media massa mengandung arti proses belajar-mengajar yang memanfaatkan media massa dalam mencapai tujuannya, yakni berupa terampil berbahasa. Pemanfaatan media massa ini dapat berupa pengadopsian atau pengadaptasian bahan, program acara, ataupun hal lainnya tergantung pada kreativitas guru sebagai perancang pembelajaran. Pengadopsian atau pengadaptasian tersebut kemudian diterapkan ke dalam proses atau kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yang notabene difokuskan ke dalam empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, meskipun kemudian lebih dalam dari itu, materi yang dipelajari dalam pembelajaran bahasa tidak lepas dari aspek kebahasaanya sendiri, seperti kosakata, struktur, ataupun masalah teknis seperti EYD.

Berikut diuraikan rancangan kegiatan pemanfaatan media massa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

1. Pengadaptasian Program Acara sebagai Strategi Pembelajaran Berbicara

Maksud dari pengadaptasian program acara adalah mengambil dan menyesuaikan langkah-langkah sebuah program acara untuk dijadikan sebuah strategi pembelajaran. Pengadaptasian program acara sebenarnya dapat dilakukan untuk berbagai keterampilan berbahasa, salah satunya adalah berbicara.

Dalam pembelajaran berbicara, pengadaptasian program acara dapat dilakukan untuk dijadikan sebuah model atau strategi pembelajaran dengan mengacu pada prinsip dari program acara tersebut. Yang pertama kali harus dilakukan adalah mencermati, menganalisis, dan pada akhirnya menentukan program acara yang mendukung terjadinya kegiatan berbicara.

Seperti yang kita ketahui, media massa cenderung menjadi media komunikasi yang bersifat satu arah, namun ternyata jika dicermati ada beberapa program acara yang bersifat dua arah bahkan multiarah dalam arti mendukung terjadinya proses interaksi (komunikasi interaksional). Program acara seperti ini memberikan peluang bagi audience atau peserta untuk dapat mengemukakan pendapat. Program seperti ini tentu sangat mendukung kegiatan berbicara. Dengan demikian, program acara dalam media massa yang bersifat interaksional ini dapat diadaptasi menjadi sebuah strategi pembelajaran.

Salah satu program acara yang dapat digunakan adalah program acara Suara Anda yang tayang di MetroTv. Pengadaptasian program acara ini ke dalam pembelajaran berbicara telah dilakukan pada tahun 2013 (Fauziya, 2013). Fauziya (2013) menguraikan kegiatan pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip yang ditemukan dari program acara tersebut. Namun, kegiatan pembelajaran dapat dikembangkan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan arahan kurikulum yang berlaku. Berikut ini kegiatan inti pembelajaran yang telah disusun ulang sebagai salah satu alternatif rancangan kegiatan pembelajaran dengan penyesuaian kegiatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 (Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013).

Catatan: sebelum proses pelaksanaan pembelajaran, guru menyiapkan beberapa video tayangan yang sesuai dengan karakteristik siswa dan media lain yang menunjang penayangan video (komputer, infocus, speaker).

Kegiatan Deskripsi

Pendahuluan Guru mengondisikan kelas untuk suasana pembelajaran

(5)

Guru menjabarkan materi, tujuan dan manfaat pembelajaran

Inti Mengamati

 Siswa mencermati dan memilih salah satu dari beberapa pilihan headline berita yang ditayangkan guru

 Siswa menyimak tayangan berita yang dipilih secara utuh

Menanya

 Siswa dan guru bertanya-jawab secara interaksional mengenai berita yang telah ditayangkan, baik mengenai konten maupun mengenai teknis

Mengumpulkan informasi

 Siswa membaca atau menyimak sumber lain sekaitan dengan isu yang ditayangkan, baik secara konten maupun teknis

(Pengumpulan informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan gadget atau alat elektronik yang dimiliki siswa, jika tidak tersedia bisa memanfaatkan sumber yang ada di sekitar: koran di perpustakaan, dsb., atau dengan cara berdiskusi kelompok)

Mengasosiasikan

 Siswa menghubungkan informasi yang telah diperoleh dari seluruh kegiatan dengan pengalaman pribadi

Mengomunikasikan

 Siswa memberikan tanggapan dan kritik sesuai dengan informasi dan pengalaman pribadi sebagai salah satu komponen utama dalam prinsip komunikasi

Penutup  Siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari

 Guru memberikan penguatan dan umpan balik atas apa yang telah diupayakan siswa

 Guru memberikan tugas ko-kourikuler dan menyampaikan materi pertemuan berikutnya

 Guru menutup pembelajaran

2. Pengadopsian Program Acara sebagai Sumber/Bahan Pembelajaran Menyimak dan Menulis Teks Deskriptif atau Argumentatif

Selain diadaptasi menjadi strategi pembelajaran, program acara juga dapat diadopsi secara penuh sebagai sumber/bahan pembelajaran. Bukan lagi mengenai langkah-langkah programnya yang dimanfaatkan, namun mengenai penggunaan bahasanya. Dewasa ini, banyak program acara yang hadir di media elektronik, terutama televisi. Program itu tayang dengan beragam genre, di antaranya adalah program sinetron, gosip, dan bahkan program-program motivasi. Banyak kalagan, termasuk anak-anak dan remaja sebagai pelajar menaruh minat terhadap berbagai acara tersebut. Banyak di antara mereka yang setiap hari duduk manis di depan televisi demi mengikuti kisah demi kisah yang disajikan melalui media massa elektronik.

(6)

celah yang dapat digunakan, daripada melarang dengan keras anak untuk menonton sinetron, tidak ada salahnya jika sambil menonton mereka juga menjadikan acara tersebut sebagai sumber dan bahan belajar bahasa Indonesia.

Dalam kesempatan ini, perencanaan disusun untuk membidik kemampuan siswa dalam menyimak, mengidentifikasi bahasa yang baik dan benar untuk selanjutnya dijadikan sebagai bahan dalam mencapai kompetensi menulis. Langkahnya adalah sebagai berikut.

Catatan: pada pertemuan sebelumnya siswa diminta untuk menonton salah satu tayangan televisi, serta mengidentifikasi dan mencatat penggunaan-penggunaan bahasa aktor dalam tayangan tersebut atau guru menayangkan tayangan televisi di kelas.

Kegiatan Deskripsi

Pendahuluan Guru mengondisikan kelas untuk suasana pembelajaran

Guru melakukan apersepsi: melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai penggunaan bahasa dewasa ini

Guru menjabarkan materi, tujuan dan manfaat pembelajaran

Inti Mengamati

 Siswa menonton salah satu tayangan televisi dan mencermati penggunaan bahasa dalam tayangan tersebut

Menanya

 Siswa mengajukan pertanyaan mengenai penggunaan bahasa dalam tayangan yang ditonton (apa, siapa, bagaimana, mengapa)

Mengumpulkan informasi

 Siswa mengamati dan mencari informasi sejenis mengenai penggunaan bahasa dalam tayangan televisi

Mengasosiasikan

 Siswa menghubungkan informasi yang telah diperoleh dari seluruh kegiatan dan mencoba menarik sebuah simpulan tentang apa, siapa, bagaimana, dan mengapa penggunaan bahasa tersebut terjadi

Mengomunikasikan

 Siswa menulis sebuah teks deskriptif (atau argumentatif) dari bahan/informasi yang telah diperoleh

Penutup  Siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari

 Guru memberikan penguatan dan umpan balik atas apa yang telah diupayakan siswa

 Guru memberikan tugas ko-kourikuler dan menyampaikan materi pertemuan berikutnya

 Guru menutup pembelajaran

3. Pengadopsian atau Pengadaptasian Artikel dalam Media Cetak sebagai Bahan Pembelajaran Membaca

(7)

yang bersifat aktif reseptif. Artinya, melalui kegiatan membaca ini seseorang aktif dalam mencari dan memperoleh informasi yang ada dalam media tulis.

Pembelajaran membaca dengan mengadopsi atau mengadaptasi artikel dalam media cetak sebagai bahan pembelajaran merupakan upaya pembelajaran yang nyata karena bahan belajar betul-betul berasal dari apa yang ada di masyarakat. Berikut ini rancangan pembelajaran membaca dengan memanfaatkan media cetak.

Catatan: guru menyiapkan potongan-potongan artikel dari media cetak sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas.

Kegiatan Deskripsi

Pendahuluan Guru mengondisikan kelas untuk suasana pembelajaran

Guru melakukan apersepsi: mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari

Guru menjabarkan materi, tujuan dan manfaat pembelajaran

Inti Mengamati

 Siswa membaca artikel yang telah dipersiapkan guru

Menanya

 Siswa mengajukan pertanyaan dengan kata tanya apa, mengapa, dan bagaimana mengenai informasi yang ada dalam artikel

Mengumpulkan informasi

 Siswa membaca ulang artikel secara intensif untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan

Mengasosiasikan

 Siswa menghubungkan informasi yang telah diperoleh dari seluruh kegiatan dan mencoba menarik sebuah simpulan tentang apa, mengapa, dan bagaimana isi dalam artikel

Mengomunikasikan

 Siswa menuliskan kembali pemahaman yang dia peroleh dari hasil membaca

Penutup  Siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari

 Guru memberikan penguatan dan umpan balik atas apa yang telah diupayakan siswa

 Guru memberikan tugas ko-kourikuler dan menyampaikan materi pertemuan berikutnya

 Guru menutup pembelajaran

Bentuk rancangan di atas merupakan gambaran dasar atas pembelajaran bahasa yang berbasiskan media massa. Ketiga bentuk rancangan pembelajaran tersebut merupakan sebuah rancangan awal dan umum sebagai bahan bayangan untuk kemudian dikembangkan kembali menjadi sebuah rancangan yang utuh dan matang.

Penutup

(8)

terampil berbahasa Indonesia. Untuk menciptakan perubahan itu, diperlukan proses kerja sama antara guru dan siswa sebagai subjek pembelajaran. Selain itu, untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal diperlukan pula pemanfataan potensi baik yang berasal dari diri siswa, maupun yang dari luar diri siswa, seperti lingkungan dan sarana. Saran yang dapat digunakan adalah media massa, baik cetak maupun elektronik.

Sebelum melakukan proses pembelajaran, langkah yang harus ditempuh adalah menyiapkan rancangan pembelajaran, banyak komponen yang harus dipersiapkan, dua di antaranya adalah strategi pembelajaran dan bahan pembelajaran sebagai sumber belajar. Berdasarkan dari apa yang telah dibahas, perencanaan pembelajaran dapat bersumber dari pemanfaatan media massa, baik elektronik, maupun cetak. Pembelajaran dengan berbasis media elektronik dapat dilakukan dengan mengadaptasi langkah-langkah dalam suatu program acara televisi menjadi sebuah strategi pembelajaran, kompetensi yang dibidik bisa apa saja, salah satu di antaranya adalah berbicara. Selain itu, tayangan dalam media massa elektronik juga dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran, dalam pembahasan yang telah diuraikan, pemanfaatan itu dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis. Sementara itu, media massa cetak dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran untuk kompetensi membaca

Paparan mengenai rancangan dasar pembelajaran tersebut masih sangat umum dan belum lengkap. Namun setidaknya, rancangan tersebut memberikan alternatif dalam menyusun sebuah rencana pembelajaran bahasa. Sesuai dengan fungsinya, pembelajaran bahasa haruslah diintegrasikan ke dalam empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Akhir kata, demi mewujudkan pembelajaran yang bermakna, pemanfaatan potensi sangat diperlukan. Pembelajaran tidak harus selalu berawal dari segala yang positif, tetapi juga dapat diawali oleh pemodelan yang kurang baik untuk selanjutnya menemukan sesuatu yang baik dan bermakna. Mari gunakan media massa sebagai pembangkit minat dan pembentuk kebermaknaan pembelajaran.

Daftar Pustaka

Fauziya, D.S. 2013. Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara “Suara Anda” Berbasis Komunikasi Interaksional dalam Pembelajaran Berbicara. Tesis pda Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.

Permendikbud Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses.

Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.

Rivers, et al. 2008. Media Massa & Masyarakat Modern: Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(9)

Sanjaya, W. 2013. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Tamburaka, A. 2013. Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Biodata singkat penulis

Referensi

Dokumen terkait

Sari nenas yang memiliki kandungan lemak yang berkaitan dengan daya ikat air memiliki kapasitas dalam mengikat sejumlah air dalam mempengaruhi penangkapan udara

Laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan yang tidak tersedia dalam sumber data yang digunakan... Teknik

Hasil ini studi menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, pertumbuhan penjualan memiliki efek positif tetapi

Attractiveness adalah daya tarik selebriti yang terdiri dari tingkat kesukaan masyarakat dan tingkat kesamaan dengan kepribadian yang diinginkan konsumen. -Dapat dipercaya

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai hubungan antara Kepribadian Model Lima Faktor dan perilaku berolahraga pada tim basket di Universitas Kristen

2.4.1 Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, tingkat leverage, dan kepemilikan saham publik terhadap pengungkapan corporate social responsibility

Persoalan tentang masalah pemungutan biaya transport yang tidak diatur secara tegas dalam Perda Kota Kupang Nomor 05 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Perda Nomor 06 Tahun

Berdasarkan permasalahan yang diangkat, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi pembelajaran PAI pada anak yang berkebutuhan khusus (autis) di