• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Berbagai Ketebalan Mulsa Sabut Kelapa dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sukun (Artocarpus communis) di Rumah Kaca

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Berbagai Ketebalan Mulsa Sabut Kelapa dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sukun (Artocarpus communis) di Rumah Kaca"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perubahan iklim (climate changes) merupakan salah satu fenomena alam dimana terjadi perubahan nilai unsur-unsur iklim baik secara alamiah maupun yang dipercepat akibat aktifitas manusia di muka bumi ini. Sejak revolusi industri dimulai hingga sekarang telah menyebabkan terjadinya peningkatan suhu udara global. Selain meningkatkan itu, perubahan iklim juga menyebabkan anomali iklim seperti penurunan atau peningkatan suhu udara secara ekstrem, curah hujan dan musim bergeser dari pola biasanya dan tidak menentu serta permukaan air laut meningkat (Nurdin, 2012).

Beberapa dampak perubahan iklim yang dirasakan antara lain adalah pergantian musim yang tidak teratur dan bencana ekologis seperti banjir dan kekeringan yang datang silih berganti menimbulkan dampak kerugian yang nyata. Dari segi sumberdaya lahan, adanya kekeringan yang berlebihan menyebabkan tanaman pertanian menjadi kering dan berdampak pada ancaman ketahanan pangan bagi masyarakat. Musim kemarau yang semakin panjang dan musim hujan yang lebih pendek menyebabkan berkurangnya beberapa sumber air yang berasal dari mata air di kawasan hutan (Ryke dan Budi, 2011).

Air merupakan faktor penting dalam menunjang pertumbuhan suatu tanaman. Selain dalam proses transpirasi dan fotosintesis, air juga berperan dalam penyerapan unsur hara yang diperlukan tanaman. Kebutuhan air oleh suatu tanaman umumnya selalu berbeda-beda, oleh karena itu banyak sedikitnya air yang diberikan dalam penyiraman sangat mempengaruhi kondisi dari pertumbuhan tanaman itu sendiri. Kekurangan air akan mengganggu aktifitas

(2)

fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terus-menerus akan menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati (Daniel et al., 1987).

Berbagai upaya tindak lanjut penanganan dampak penyimpangan iklim yang dapat dilakukan antara lain, mempelajari sifat iklim dan memanfaatkan hasilnya untuk menyesuaikan pola tanam, memilih tanaman yang sesuai dengan pola hujan, melakukan pertanian konservasi, seperti terasering, menanam tanaman penutup tanah, mendorong budidaya ramah lingkungan (pestisida nabati, mulsa organik, pupuk organik), melakukan pergiliran tanaman dan penghijauan DAS (Jasis dan Karama, 1999).

Penggunaan mulsa bertujuan untuk mencegah kehilangan air dari tanah sehingga kehilangan air dapat dikurangi dengan memelihara temperatur dan kelembaban tanah. Aplikasi mulsa merupakan salah satu upaya menekan pertumbuhan gulma, memodifikasi keseimbangan air, suhu dan kelembaban tanah serta menciptakan kondisi yang sesuai bagi tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik (Mulyatri, 2003).

Tanaman sukun dapat ditanam di segala jenis tanah dan tanaman sukun juga memiliki toleransi tinggi terhadap keadaan tanah, sehingga memiliki daerah penyebaran yang luas. Sebaran tanaman sukun di Indonesia cukup luas baik di Pulau Jawa yaitu Jawa Barat, Jawa tengah dan Jawa Timur maupun di luar Pulau Jawa seperti Aceh, Sumatera Utara, Pulau Nias, Lampung, Bali, NTB, NTT, dan Papua/Irian. Sukun relatif kuat terhadap keadaan iklim. Iklim mikro yang sangat ideal bagi pertumbuhan sukun adalah di tempat terbuka dan banyak menerima panas sinar matahari (Pitojo, 1999).

(3)

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai ketebalan mulsa sabut kelapa dan intensitas penyiraman terhadap pertumbuhan bibit sukun di rumah kaca.

Hipotesis Penelitian

1. Pemberian berbagai ketebalan mulsa sabut kelapa berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sukun (Artocarpus communis).

2. Interval penyiraman yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sukun (Artocarpus communis).

3. Interaksi antara pemberian mulsa sabut kelapa dan interval penyiraman berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sukun (Artocarpus communis).

Manfaat Penelitian

Sebagai informasi untuk penggunaan berbagai ketebalan mulsa sabut kelapa dan intensitas penyiraman yang berbeda sebagai media untuk membantu tanaman memperoleh air yang cukup di rumah kaca dengan suhu yang lebih tinggi dari kondisi sekitar serta meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan pemberian mulsa spons terhadap tanaman sukun memberikan pengaruh nyata terhadap beberapa parameter yang diamati, antara lain: tinggi, diameter, jumlah daun, dan

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa pemberian sabut kelapa dengan berbagai ketebalan memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan bibit tanaman sukun selama 90

Perlakuan pemberian mulsa spons terhadap tanaman sukun memberikan pengaruh nyata terhadap beberapa parameter yang diamati, antara lain: tinggi, diameter, jumlah daun, dan

Perlakuan pemberian mulsa spons terhadap tanaman sukun memberikan pengaruh nyata terhadap beberapa parameter yang diamati, antara lain: tinggi, diameter, jumlah daun, dan

Pengaruh Umur Induk, Umur Tunas dan Jenis Media Terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Sukun.. Jurnal

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa pemberian sabut kelapa dengan berbagai ketebalan memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan bibit tanaman sukun selama 90

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa pemberian sabut kelapa dengan berbagai ketebalan memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan bibit tanaman sukun selama 90

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman sukun dengan adanya pemberian perlakuan berbagai ketebalan mulsa ampas tebu pada