• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Ubi Kayu (Manihot esculanta) (Studi Kasus : Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Ubi Kayu (Manihot esculanta) (Studi Kasus : Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Tanaman singkong termasuk tanaman tropis yang berasal dari Brasil (Amerika

Selatan). Mula-mula disebarkan ke Afrika, kemudian Madagaskar, India,

Tiongkok, dan termasuk ke Indonesia pada abad ke-18, tepatnya pada tahun 1982.

Penyebaran tanaman singkong ke seluruh wilayah Indonesia dilakukan pada tahun

1915-1918. Saat itu, Indonesia dilanda krisis kekurangan pangan, dan singkong

dijadikan sebagai alternatif pengganti makanan pokok. Pada tahun 1968,

Indonesia menjadi negara penghasil ubi kayu terbesar ke-5 di dunia. Tanaman ini

masuk ke Indonesia pada tahun 1852. Ketela pohon berkembang di negara-negara

yang terkenal dengan wilayah pertaniannya (Purwono dan Purnamawati, 2007).

Di Indonesia, singkong memiliki peran penting sebagai makanan pokok ke-3

setelah padi dan jagung. Peranan singkong menjadi semakin besar berkaitan

dengan daya gunanya di bidang industri, baik indutri kecil, menengah, maupun

industri besar, tidak terbatas pada industri di dalam negeri, tetapi juga di negara

lain sebagai komoditas ekspor andalan (Suprapti, 2005).

Ubi kayu atau ketela pohon (Manihot esculenta) adalah salah satu komoditas

pertanian jenis umbi-umbian yang cukup penting di Indonesia baik sebagai

sumber pangan maupun sumber pakan. Hal ini disebabkan karena tanaman ubi

kayu mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman pangan

lain, diantaranya dapat tumbuh di lahan kering dan kurang subur, daya tahan

(2)

dapat dijadikan lumbung hidup. Selain itu, daun dan umbi ubi kayu dapat diolah

menjadi aneka makanan, baik makanan utama maupun selingan.

Ubi kayu merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh di berbagai

lingkungan agroklimat tropis, walaupun tingkat produksinya akan bervariasi

menurut tingkat kesuburan dan ketersediaan air tanah. Ubi kayu merupakan

tanaman yang tahan di lahan kering, sedangkan pada lahan-lahan dengan tingkat

kesuburan tinggi, akan menyerap unsur hara yang banyak.

Keberhasilan usahatani dipengaruhi oleh faktor produksi (modal, tanah, tenaga

kerja). Modal diperlukan untuk pengadaan sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida

dan peralatan), biaya pemeliharaa tanaman, biaya penyimpanan, pemaaran, dan

pengangkutan. Petani cenderung mengalami hambatan dalam mengembangkan

hasil usaha taninya dengan menambah luas lahan maupun pengadaan sarana

produksi (Darmawati,2005).

Cepat tidaknya petani mengadopsi inovasi seperti penggunaan bibit unggul, pupuk

organik, pestisida, peralatan dan sebagainya sangat tergantung dari pengaruh

faktor ekstern (faktor sosial) dan faktor intern (faktor ekonomi) petani tersebut.

Faktor ekonomi itu antara lain jumlah tanggungan keluarga, luas lahan yang

dimiliki, modal dan ada tidaknya usaha tani yang dimlikinya. Sedangkan faktor

soial diantaranya umur, penidikan dan pengalaman bertani(Soekartawi,1995)

Faktor sosial ekonomi seperti umur, tingkat pendididkan petani,lama berusaha

tani, jumlah tanggungan keluarga, luas usaha tani, tenaga kerja dan modal

dikalangan setiap petani berbeda. Hal ini berkaitan dengan jumlah total

(3)

kesejahteraan petani dan keluarganya dengan peningkatan produksi hasil

pertanian.

Berdasarkan data dan wawancara yang diperoleh luas dan perkembangan produksi

ubi kayu di daerah penelitian dari tahun ke tahun terus meningkat. Status

kepemilikan lahan disana masih menggunakan lahan garapan. Arti dari lahan

garapan ini adalah ukuran bidang tanah yang belum disahkan dengan hak secara

hukum tetapi dapat menjadi hak seseorang dalam jangka waktu yang telah

ditentukan oleh pihak pemerintah. Lahan garapan umumnya dikerjakan oleh

orang-orang yang mempunyai kehidupan yang serba kekurangan lalu

mendapatkan keuntungan dari bagi hasil bersama si pemilik lahan yang mengelola

lahan tersebut. Petani ubi kayu di daerah penelitian ini bukan sebagai pekerjaan

utama mereka, melainkan usahatani ini sebagai pekerjaan sampingan.

Sesuai dengan laporan hasil Badan Pusat Statistik (2014) di Kabupaten Deli

Serdang yang menerangkan bahwa, Pada tahun 2004 produksi ubi kayu di

Kabupaten Deli Serdang sekitar 64.744 ton dengan rata-rata produksi 131,70

kg/ha. Luas areal usahatani ubi kayu pada tahun 2004 di Kabupaten Deli Serdang

adalah 4.916 ha. Tetapi pada tahun 2010 produksi ubi kayu di Kabupaten Deli

Serdang mengalami penurunan yaitu 60.582 ton dengan rata-rata produksi 231,84.

Hal ini disebabkan karena luas panen pada tahun 2010 mengalami penurunan

(4)

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Ubi Kayu Tahun

Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang, 2014

Kabupaten Deli Serdang adalah derah yang mempunyai potensi besar dalam

bidang pertanian. Ada banyak jenis tanaman yang dibudidayakan di daerah

Kabupaten Deli Serdang, salah satunya adalah produksi ubi kayu. Kabupaten Deli

Serdang merupakan kabupaten tertinggi nomor 3 tingkat produksinya setelah

Kabupaten Serdang Bedagai (466.103 ton) dan Kabupaten Simalungun (387.994

ton). Selain dari tingkat produksi, Kabupaten ini juga memiliki luas panen

tertinggi ke-3. Namun dilihat dari segi rata-rata produksi, rata-rata produksi ubi

kayu di Kabupaten Deli Serdang tidak terlalu tinggi hanya 355,36 kw/ha. Kualitas

bibit dan tingkat kesuburan tanah menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat produktivitas. Kabupaten yang memiliki rata-rata produksi tertinggi adalah

Kabupaten Langkat (390,03 kw/ha), Kabupaten Serdang Bedagai (374,53 kw/ha)

dan Kabupaten Tapanuli Selatan (374, 40 kw/ha). Hal ini dapat dilihat pada Tabel

(5)

Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Ubi Kayu Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013

Kabupaten/Kota Luas Panen (Ha)

Mandailing Natal 115 2521 219,25

Tapanuli Selatan 340 12730 374, 40

Tapanuli Tengah 1324 36525 275,87

Tapanuli Utara 1883 62448 340,69

Toba Samosir 1216 40112 329,87

Humbang Husundutan 445 15920 357,75

Pakpak Barat 56 1791 319,79

Samosir 236 8756 371,03

Serdang Bedagai 12445 466103 374,53

Batu Bara 4222 114483 271,16

Padang Lawas Utara 142 3971 279,62

Padang Lawas 173 4998 288,88

Labuhan Batu Selatan 207 4162 201,08

Labuhan Batu Utara 52 867 166,73

Nias Utara 102 1282 125,69

Nias Barat 81 1323 163,29

Tanjung Balai 29 575 198,12

Pematang Siantar 216 4693 217,29

Tebing Tinggi 344 9170 266,56

Medan 147 1870 127,20

Binjai 111 1990 179,27

Padang Sidempuan 172 4371 254,15

Gunung Sitoli 232 5994 258,36

JUMLAH 47.141 1.518.221 322,06

Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang, 2014

Dengan melihat latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian secara

langsung terhadap petani ubi kayu untuk melihat faktor sosial ekonomi (umur

petani, tingkat pendidikan, lamanya berusahatani, jumlah tanggungan keluarga,

(6)

Selain itu tingginya produksi dan penjualan ubi kayu di daerah penelitian ini juga

menjadi alasan dilakukan penelitian berapa besar pendapatan petani ubi kayu di

daerah ini.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana luas dan perkembangan produksi ubi kayu di daerah penelitian?

2. Bagaimana cara bercocok tanam dan berapa pendapatan petani ubi kayu di

daerah penelitian?

3. Apa faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pendapatan Petani ubi

kayu di daerah penelitian?

4. Apa masalah yang dihadapi Petani dalam berusaha tani ubi kayu di daerah

penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui luas dan perkembangan produksi ubi kayu di daerah

penelitian

2. Untuk mengetahui cara bercocok tanam dan berapa pendapatan petani ubi

kayu di daerah penelitian

3. Untuk mengetahui faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi

pendapatan Petani ubi kayu di daerah penelitian

4. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi Petani dalam berusaha tani ubi

(7)

1. 4 Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi bagi petani ubi kayu dalam pengembangan

usahataninya, umumnya petani ubi kayu di Provinsi Sumatera Utara dan

khususnya petani ubi kayu di Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang.

2. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pemerintah dan instansi-intansi

terkait dalam membuat kebijakan dan pembangunan pertanian, terutama yang

berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan petani ubi kayu.

3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan

Gambar

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Ubi Kayu Tahun 2004-2013
Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Ubi Kayu

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan persamaan (4) di atas, maka setiap titik yang berada dalam satu bidang horizontal dalam zat cair, memiliki tekanan hidrostatis yang sama, misal

Anak-anak di rumah lakukanlah sholat berjamaah baik di masjid atau di rumah, di bawah ini ada tabel yang ditandatangani oleh orangtua dan guru, bahwa kalian telah menghafal

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini

Pas foto berwarna ukuran 4X6 cm sebanyak 4 (empat) lembar dengan warna latar belakang biru bagi yang memiliki tahun kelahiran genap dan warna latar belakang

Kinerja diukur berdasarkan kecepatan upload dan download data berupa file Musik, foto dan Aplikasi. Dari hasil diperoleh bahwa kinerja BitTorrent lebih baik dari

Bagi akta pencatatan sipil terbitan luar daerah dapat3. dilayani untuk penduduk Kabupaten Sleman

Dari hasil analisa sistem dan telah dibuat sebuah perancangan sistemnya menghasilkan sistem informasi pengolahan data nilai dan absensi pada STAI Bunga Bangsa Cirebon Kampus

Apabila SOP ini tidak dilaksanakan maka proses pelayanan tidak akan berjalan sesuai dengan harapan, yang pada akhirnya menimbulkan komplain dari masyarakat1. Permasalahan