Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Dengan Gangguan
Kebutuhan Oksigen Akibat
Patologis Sistem Pernapasan
Pada Kasus COPD
Dosen Pembimbing :
Ibu Mamah Sumartini, S.Pd,M.Kes
Disusun oleh : Kelompok 3
Afifa Maulana Yasirin Iiswanti Efis Darwis
Apa itu pernapasan?
Pernapasan
merupakan proses
menghirup udara dari
luar yang
mengandung oksigen
serta
menghembuskan
udara yang banyak
mengandung karbon
dioksida sebagai sisa
dari oksidasi keluar
dari tubuh.
Chronic obstructive
pulmonary disease
(COPD) mengacu
pada kelompok
penyakit paru-paru
yang menyumbat
jalan napas dan
1. Kebiasaan Merokok
2.Kurang Berolahraga
3.Kurang Tidur
4.Stres
5.Kekurangan Nabati
6.Kurang Minum Air
7.Penyalahgunaan Alkohol
8.Infeksi
9.. Polusi
Akibat infeksi dan iritasi yang menahun pada lumen bronkus, sebagian
bronkus tertutup oleh secret yang berlebihan, hal ini menimbulkan dinding
bronkus menebal, akibatnya otot-otot polos pada bronkus dan bronkielus
berkontraksi, sehingga menyebabkan hipertrofi dari kelenjar-kelenjar mucus
dan akhirnya terjadi edema dan inflamasi. Penyempitan saluran pernapasan
terutama disebabkan elastisitas paru-paru yang berkurang. Bila sudah timbul
gejala sesak, biasanya sudah dapat dibuktikan adanya tanda-tanda obstruksi.
Gangguan ventilasi yang berhubungan dengan obstruksi jalan napas
mengakibatkan hiperventilasi (napas lambat dan dangkal) sehingga terjadai
retensi CO2 (CO2 tertahan) dan menyebabkan hiperkapnia (CO2 di dalam
darah/cairan tubuh lainnya meningkat).Pada orang noirmal sewaktu terjadi
ekspirasi maksimal, tekanan yang menarik jaringan paru akan berkurang,
sehingga saluran-saluran pernapasan bagian bawah paru akan tertutup.
Lanjutan..
Pada penderita COPD saluran saluran pernapasan tersebut akan lebih cepat dan lebih
banyak yang tertutup. Akibat cepatnya saluran pernapasan menutup serta dinding alveoli
yang rusak, akan menyebabkan ventilasi dan perfusi yang tidak seimbang. Tergantung dari
kerusakannya dapat terjadi alveoli dengan ventilasi kurang/tidak ada, tetapi perfusi baik,
sehingga penyebaran pernapasan udara maupun aliran darah ke alveoli, antara alveoli dan
perfusi di alveoli (V/Q rasio yang tidak sama).
Manifestasi Klinik
Komplikasi COPD
1. Kegagalan respirasi yang ditandai dengan
sesak napas dengan manifestasi asidosis
respirasi.
2. Retensi co2
3. Menurunnya saturasi O2
4. Hematologik : polisitemia
Pemeriksaan Diagnostik
.1 Metode Morfologis
Metode morfologis terdiri
dari :
Radiologi
Bronkoskopi
Pemeriksaan Biopsi
Pemeriksaan Sputum
2. Metode Fisiologis
Tes fungsi paru-paru yang
menggunakan spirometer
akan menghasilkan
Penatalaksanaan Medik
▪
Pemberian bronkodilator
▪
Teoillin
Golongan teofilin biasanya diberikan dengan dosis
10-15 mg/kg berat badan per oral.
▪
Agonis B2
Lanjutan...
▪
Pemberian kortikosteroid
Pada beberapa penderita pemberian kortikosteroid akan mengurangi obstruksi
saluran pernapasan.
▪
Mengurangi retraksi usus
Usaha untuk mengeluarkan dn mengurangi mukus, merupakan pengobatan yang
utama dan penting pada pengelalaan COPD. Untuk itu dapat dilakukan :
▪
Minum air putih yang cukup agar tuidak dehidrasi.
▪
Ekspektoran.
▪
Nebulizasi dan humidifikasi dengan uap air menurunkan viskositas dan mengencer
sputum.
▪
Mukolitik.
Lanjutan...
▪
Fisioterafi dan rehabilitasi.
▪
Berguna untuk
▪
Mengeluarkan mukus dari saluran
pernapasan
▪
Memperbaiki efisiensi ventilasi
▪
Memperbaiki dan meningkatkan kekiatan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KASUS COPD
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama
: Tuan J
Umur
: usia 45-65 thn
Kelamin
: laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan
: Wirausaha
2. Keluhan Utama : Batuk
3. Riwayat Penyakit Sekarang : batuk disertai dengan
produksi sputum, sering terjadi pada pagi hari dan
dalam jangka waktu yang lama
4. Riwayat Penyakit Dahulu :pada pengkajian riwayat
penyakit dahulu ditemukan adanya batuk yang berlangsung
lama (3 bulan atau lebih)
B. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan
Umum :
lemah,
sianosis
Kesadaran :
composmetis
TD : 90/60
mmHg
ND : 100 x/mnt
RR : 22 x/mnt
TB : 170 cm
BB : 50 kg
2. Sistem
Kardiovaskuler Irama
Jantunng :
regular
Nyeri Dada : tidak ada
peningkatan frekuensi
jantung/takikardia
berat.
Lanjutan ....
3. Sistem Pernafasan
▪
Pola Napas : tidak teratur
▪
Jenis : Dispnea
▪
Batuk (+)
▪
Suara Nafas tambahan : Ronchi,
Wheezing ( akibat obstruksi bronkus)
▪
Haemaptoe
▪
Sputum (+)
▪
Sianosis
▪
Terdapat penggunaan otot bantu
pernapasan
▪
Barrel chest
4. Sistem
Muskuloskeletal dan
Intergumen
▪
Kelemahan
umum/kehilangan
massa otot.
▪
Edema.
Lanjutan ....
5. Sistem Genetourinaria
a. Urine output :
700cc/hr
b. BAK : 4x/hari
c. Warna : kuning
6. Sistem Pencernaan
a. Mual/muntah. b. Nafsu makan
buruk/anoreksia
c. Ketidakmampuan untuk makan
d. Penurunan berat badan
7. Sistem
Neurosensori :
Gelisah, insomnia
8. Sistem Pengindraan
a. Panciuman terganggu akibat adanya secret b. Pada system pengindraan
ANALISA DATA
Pengelompokan data Etiologi Masalah keperawatan
Ds : pasien mengatakan sesak napas
Do : - Pola Napas tidak teratur - Dispnea
-Edema
-Terdapat penggunaan otot bantu pernapasan
- Sianosis
- Pa O2 : rendah (normal 80 – 100 mmHg)
- Pa CO2 : tinggi (normal 36 – 44 mmHg).
- Saturasi hemoglobin menurun. - Eritropoesis bertambah.
Pencetus serangan Alergen,emosi/stress
Reaksi alergen dan anti bodi
Obstruksi saluran nafas Gangguan Pertukaran Gas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
▪
Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan
INTERVEN
SI
NO Diagnosa
keperawatan Tujuan dan kriteria hasil intervensi Rasional
1 Gangguan pertukaran gas behubungan dengan ketidakseimbang an perfusi-ventilas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
gangguan pertukaran gas teratasi
Kriteria Hasil : - pCO3 (3)
- pO2 (3)
- sianosis (3) - Hemoglobin (3
Pengkajian
1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan.
2. Auskultasi bunyi nafas
3. Awasi tanda vital dan irama jantung dan Awasi GDA
HE
4. Ajarkan pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir
5. Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA
6. Berikan obat yang
diresepkan(misalnya:natrium bikaronat)
Aktivitas Lain
7 Jelaskan kepada pasien
sebelum memulai pelaksanaan prosedur,untuk menurunkan ansietas dan meningkatkan rasa kendali.
1. Berguna dalam evaluasi
derajat distress pernafasan dan kronisnya proses penyakit.
2. Bunyi nafas makin redup karena penurunan aliran udara atau area konsolidasi
3. Takikardia, disritmia dan
perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung serta PaCO 2 biasanya
meningkat, dan PaO2 menurun sehingga hipoksia terjadi
derajat lebih besar/kecil. 4. Membantu pasien memperpanjang waktu
ekspirasi. Dengan teknik ini pasien akan bernafas lebih efisien dan efektif.
5. Dapat
memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia.
6. Untuk mempertahankan asam basah.
7 Mempertahankan keadaan umumpasien agar tetap stabil saat dilakukan tindakan
IMPLEMENTASI
Tanggal / jam No
diagnosa
implementasi paraf
09.20 1 Mengkaji frekuensi, kedalaman pernafasan.
09.30 mengawasi tanda vital dan irama jantung dan Awasi GDA
09.45 Mengauskultasi bunyi nafas
10.00 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga alasan pemberian oksigen dan tindakan lainnya.
10.10 Memberikan obat yang diresepkan(misalnya:natrium bikaronat) 10.20 Melakuka hygiene mulut secara teratur.
10.35 Mengajar pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir 10.40 Memberikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA 11.10 Menjelaskan kepada pasien sebelum memulai pelaksanaan
EVALUA
SI
Masalah keperawatan yang timbul
Tgl/jam Catatan perkembangan para
f
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi-ventilasi 07.30 08.00 12.00
S: pasien masih merasakan sesak napas O: pCO3 46 mmHg
pO2 : 75 mmHg Sianosis (+)
A: Gangguan pertukaran gas P:Intervensi 2,3,6 dilanjutkan
I : 1. Auskultasi bunyi nafas : wheezing
2. Awasi tanda vital dan irama jantung dan Awasi GDA
3. Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA
E : Suara Napas : Wheezing pCO3 : 45 mmHg
pO2 : 76 mmHg Sianosis (+)