• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Citra Tokoh Utama Perempuan pada Sastra Populer: Analisis Wacana Kritis Model Sara Mills pada Novel Tetralogi 4 Musim Karya Ilana Tan T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Citra Tokoh Utama Perempuan pada Sastra Populer: Analisis Wacana Kritis Model Sara Mills pada Novel Tetralogi 4 Musim Karya Ilana Tan T1 BAB I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Novel merupakan bentuk dari salah satu karya sastra yang juga berperan aktif sebagai media massa. Hingga kini, novel masih diminati oleh masyarakat, walaupun telah berkembang karya audio visual seperti film. Dikutip dari

tribunnews.com, di Makasar, novel digunakan untuk meningkatkan minat baca

oleh Nensilianti, dosen Bahasa Indonesia Universitas Negeri Makasar (UNM). Menurut Nensi, salah satu penyebab mahasiswa cenderung menyukai kekerasan

dan sering melakukan tawuran karena kurangnya membaca buku. Hal ini diperkuat oleh sebuah penelitian yang dirilis bulan Maret 2016 oleh Central Connecticut University Amerika Serikat yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara kedua terendah di dunia dalam literasi dari 61 negara yang disurvei setelah Bostwana. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa negara-negara yang masyarakatnya kurang literate atau kemampuan literasinya rendah, cenderung menyukai kekerasan, kurang cerdas dan kurang gizi. Dikutip dari

nationalgeographic.co.id hal lain juga diungkapkan oleh seorang peneliti dari

Emory University di Atlanta yaitu membaca novel dapat meningkatkan konektivitas di otak dan mendorong imajinasi seseorang ke dalam pikiran protagonis.

Perempuan kerap sekali dijumpai dalam media. Mulai dari iklan, film, buku, dan sebagainya, perempuan selalu di jadikan objek oleh media. Citra perempuan yang dibangun dalam media disesuaikan dengan kebutuhan para pelaku bisnis dan industri yang berada di belakang layar. Seringkali perempuan dijadikan objek agar tujuan industri tercapai, misalnya rating yang tinggi. Perempuan dijadikan sebagai objek melalui cara yang bervariasi. Cara yang paling ampuh dan paling sering digunakan adalah dengan melakukan eksploitasi

berlebihan terhadap tubuh perempuan. Menurut Sharma (2012) dikutip dari

(2)

highlighting women’s issues, it has also had negative impact, in terms of perpetrating violence against women through pornography and images of women

as a female body that can be bought and sold.” Eksploitasi tubuh perempuan yang

divisualisasikan dalam bentuk konten media seolah-olah menjadikan tubuh perempuan sebagai alat tukar dengan keuntungan pelaku industri. Tubuh perempuan yang diekspos oleh media menjadikan perempuan sebagai objek yang bisa diperjualbelikan, dengan timbal balik berupa rating, laba industri, peningkatan pengguna media massa dan seterusnya. Dalam tulisan tersebut Manggala Nayahi juga menyebutkan jika media membantu memisahkan identitas

laki-laki dan perempuan, menciptakan jenjang hierarki dan memunculkan kesamaan pandangan masyarakat bahwa perempuan berada di bawah laki-laki.

Indonesia sendiri memiliki banyak media komunikasi, selain film, TV, radio terdapat juga novel yang merupakan salah satu produk karya sastra berupa prosa. Di Indonesia, sastra memiliki karakter yang berbeda setiap periodenya. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik dan budaya pada setiap periode. Seperti pada angkatan 1945 lebih banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan. Sedangkan pada periode selanjutnya yaitu angkatan Angkatan 1950

– 1960-an karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Pada angkatan ini terdapat gerakan komunis dikalangan sastrawan yang memiliki konsep realisme sosialis. Pada periode berikutnya, dunia sastra mulai berkembang dengan beragamnya aliran sastra seperti surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Periode ini adalah periode yang berada pada Angkatan 1966 – 1970-an. Angkatan selanjutnya yaitu angkatan 1980 – 1990an didominasi dengan cerita roman percintaan. Angkatan selanjutnya yaitu angkatan Reformasi yang diwarnai dengan cerpen, novel, puisi yang bertema mengenai kondisi sosial politik khususnya seputar reformasi. Hal tersebut dituliskan dalam sastranesia.com

Selain angkatan yang telah disebutkan, Indonesia juga memiliki angkatan lain yaitu angkatan pada tahun 2000-an. Ciri dari angkatan ini menurut R. D

(3)

memiliki alur yang berbelit, gaya simbol surealistik, memakai gaya bahasa hiperbola dan bergaya essai.

Sastra Indonesia modern juga dikatakan berpusat pada Jawa (Java

centered). Hal ini baik didominasi oleh pengarang dari Jawa, atau tinggal di Jawa

walaupun berasal dari etnis lain (Hellwig 2003:5). Selain Java centered, Tineke Hellwig juga menuliskan dalam penelitiannya terhadap novel dengan kurun waktu

antara masa sebelum perang yaitu tahun (1937) hingga angkatan 1970-an di dalam karya Sastra, tidaklah mungkin untuk menyimpulkan bahwa citra perempuan dan konsep-konsep jender telah berkembang ke arah tertentu atau bahwa selama lima dekade tersebut kaum perempuan telah mampu membebaskan diri dari stigma

sebagai jenis kelamin nomor dua. Bagi perempuan peran domestik sebagai ibu dan istri tetaplah utama. Selain itu juga masih terdapat prinsip dasar bahwa perempuan harus mematuhi peraturan laki-laki. (Hellwig 2003: 251)

Seiring berkembangnya zaman, karya sastra juga berkembang. Muncullah sebutan satra populer di Indonesia. Sastra populer merupakan karya sastra yang berisikan mengenai hal hal yang bersifat hiburan dan ringan. Sebutan Sastra populer menjadi tidak asing sejak tahun 1970 melalui kesuksesan novel Karmila (Marga T.). Juga Cintaku di Kampus Biru (Ashadi Siregar) Sumardjo (1982) dalam Persoalan Sastra Populer. Sapardi Djoko Damono (1979) juga berpendapat pembicaraan tentang sastra populer tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan populer. Hal tersebut dikutip mealalui harian.analisadaily.com.

Sastra populer di Indonesia cukup berkembang, hal ini ditandai dengan banyaknya penulis yang bermunculan dengan menawarkan bacaan pop yang cukup bervariasi. Fiksi populer juga memiliki segmentasi tersendiri menurut kategorinya. Hal ini bervariasi, karena setiap penerbit memiliki karakter

(4)

Salah satu penulis sastra populer bergenre Metropop yang terkenal adalah Ilana Tan, ia merupakan penulis mega best seller andalan Gramedia Pustaka Utama. Ilana Tan adalah seorang penulis Gramedia Pustaka Utama yang terkenal melalui novel Tetralogi 4 Musimnya. Tetralogi ini berisikan 4 novel dengan judul Summer in Seoul, Autumn in Paris, Winter in Tokyo, dan juga Spring in London. Hingga kini novel tetralogi 4 musim milik Ilana Tan telah dicetak puluhan kali. Selain itu, terdapat salah satu Production House yaitu Maxima Pictures yang memboyong untuk mengangkat novel Tetralogi 4 Musim ini ke film. Novel Tetralogi 4 Musim yang pertama dibuat oleh Maxima Pictures adalah Winter in

Tokyo yang sudah beredar sejak 2016 lalu.

Berbeda dengan karya sastra yang diteliti oleh Tineke Hellwig yang sudah penulis sebutkan sebelumnya jika karya sastra lebih berpusat ke Jawa, pada novel milik Ilana Tan masyarakat disuguhkan oleh setting dengan 4 kota besar dari 4 negara. Dikutip dari cnnindonesia.com menurut Hetih Rusli editor dari Gramedia Pustaka Utama sekaligus editor dari beberapa novel Ilana Tan, latar luar negeri dipilih bukan karena agar penulis terlihat keren tetapi karena adanya pengaruh perkembangan teknologi dan perubahan budaya. Perbedaan sosial, budaya dan juga majunya teknologi seperti yang disampaikan oleh Hetih Rusli dalam artikel sebelumnya membuat penulis ingin tahu bagaimana wacana citra tokoh utama perempuan dalam sastra populer dalam hal ini Novel Tetralogi 4 Musim karya Ilana Tan.

Penelitian ini berfokus pada tokoh utama perempuan, tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita (Panuti-Sudjiman melalui Sugihastuti dan Suharto, 2005: 50). 1

Dengan demikian dapat dikatakan jika tokoh utama merupakan tokoh yang paling dominan dalam cerita, dan jika tokoh utama adalah perempuan maka ia lah yang paling dominan dalam cerita. Marquaß (1997: 36) menjelaskan bahwa tokoh

1

Citra Tokoh Utama Perempuan Dalam Dongeng Das Madchen Ohne Hande dan Die Kluge Else

(5)

terutama tokoh utama, berada pada pusat perhatian pembaca. Perilaku dan nasib mereka mendapatkan perhatian terbesar. 2

Walaupun Tetralogi 4 Musim adalah novel yang saling berhubungan, tetapi setiap tokoh pada novel berbeda antara satu dengan yang lain. Secara garis besar, tokoh utama perempuan pada novel ini hidup di kota metropolitan dengan gaya hidup yang modern. Seperti misalnya pada novel kedua, Autumn in Paris,

Tara Dupont tokoh utama perempuan yang digambarkan hidup di kota Paris bekerja sebagai penyiar radio. Lalu pada novel Spring in London, Naomi digambarkan bekerja sebagai model yang terkenal.

Hal-hal diatas yang membuat peneliti tertarik untuk melihat secara mendalam, bagaimana wacana citra tokoh utama perempuan pada novel Tetralogi 4 Musim karya Ilana Tan.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, rumusan masalah yang ingin diteliti penulis adalah sebagai berikut:

Bagaimana wacana citra tokoh utama perempuan pada sastra populer yaitu novel bestseller Tetralogi 4 Musim karya Ilana Tan?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Mendeskripsikan wacana citra tokoh utama perempuan pada sastra populer yaitu novel bestseller Tetralogi 4 musim karya Ilana Tan.

(6)

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini yaitu penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebuah pegembangan Ilmu Komunikasi dalam hal analisis pesan khususnya melalui media novel dalam konteks analisis pesan pada novel tetralogi 4 Musim milik Ilana Tan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini yaitu memberikan pengetahuan mengenai citra tokoh utama perempuan pada karya sastra yaitu novel bagi

pembaca agar mampu melihat bagaimana perempuan pada media massa (buku) itu dicitrakan.

1.5Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti membatasi penelitian yaitu mencari tahu bagaimana citra perempuan melalui novel Tetralogi 4 Musim milik Ilana Tan berjumlah 4 Novel yaitu dengan judul Summer in Seoul, Autumn in Paris, Winter in Tokyo dan juga Spring in London yang dianalisis menggunakan analisis wacana kritis model Sarah Mills sehingga dapat diketahui pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca sehingga penelitian ini tidak melebar. Penulis juga hanya meneliti tokoh utama perempuan saja pada setiap novel, dikarenakan penulis ingin melihat bagaimana citra perempuan. Selain itu menurut penulis tokoh utamalah yang menjadi pusat dalam setiap novel.

Alasan penulis memilih Novel Tetralogi 4 Musim ini karena novel ini berisikan cerita kehidupan tentang perempuan di dalam kota Metropolitan yang serba modern. Selain itu novel ini juga memiliki rating yang cukup tinggi di kalangan masyarakat dan menduduki posisi mega best seller yang mana dapat

(7)

1.6Definisi Konsep 1.6.1 Sastra Populer

Sastra populer merupakan hasil dari kebudayaan populer yang menawarkan karya sastra dengan jalan cerita yang ringan, bahasa mudah dipahami dan juga lebih mementingkan unsur hiburan.

1.6.2 Novel Metropop

Sebuah genre pada sastra populer yang berlatar kehidupan urban dengan tokoh perempuan atau laki-laki yang mandiri. Novel metropop juga memiliki gaya bahasa yang mudah dipahami, mengangkat masalah yang ringan karena hanya

sebagai bacaan untuk hiburan. Dilansir dari sastrapedia.com, pada genre metropop, cerita yang diangkat biasanya melibatkan tokoh yang hidup di perkotaan (metropolitan) dan seringnya bersifat glamor dengan bahasa yang sederhana. Walaupun pada dasarnya, metropop memiliki tema dan ide cerita yang bebas. Tapi, dalam banyak novel bergenre metropop kita akan sering menemui kisah cinta.

1.6.3 Perempuan

Dikutip dari “Kemampuan Adaptasi Perempuan yang Mengalami

Kekerasan dalam Pacaran” , pengertian perempuan secara etimologis berasal dari kata empu yang berarti “tuan”, yaitu orang yang mahir atau berkuasa, kepala, hulu, yang paling besar. Namun menurut Zaitunah Subhan (2004:19) kata

perempuan berasal dari kata empu yang artinya dihargai. Lebih lanjut Zaitunah

menjelaskan pergeseran istilah dari perempuan ke wanita. Kata wanita dianggap

berasal dari bahasa Sansekerta, dengan dasar kata Wan yang berarti nafsu,

sehingga kata wanita mempunyai arti yang dinafsui atau merupakan objek seks.

Sedangkan gambaran tentang perempuan menurut pandangan yang didasarkan pada kajian medis, psikologis dan sosial, terbagi atas dua faktor, yaitu faktor fisik dan psikis.Secara biologis dari segi fisik, perempuan dibedakan atas dasar fisik perempuan yang lebih kecil dari laki-laki, suaranya lebih halus, perkembangan

(8)

sebagainya. Dari segi psikis, perempuan mempunyai sikap pembawaan yang kalem, perasaan perempuan lebih cepat menangis dan bahkan pingsan apabila menghadapi persoalan berat (Muthahari, 1995:110). Menurut Kartini Kartono (1989:4), perbedaan fisiologis yang dialami sejak lahir pada umumnya kemudian diperkuat oleh struktur kebudayaan yang ada, khususnya oleh adat istiadat, sistem sosial-ekonomi serta pengaruh pendidikan.

1.6.4 Wacana

Wacana adalah komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk di dalamnya; kepercayaan di sini mewakili pandangan dunia; sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman.(Roger Fowler 1977 dalam Eriyanto , 2001: 2)

Definisi lain mengenai wacana yaitu : 1 sebuah percakapan yang alamiah formal dan pengungkapannya diatur pada ide dalam ucapan dan tulisan; 2. Pengungkapan dalam bentuk sebuah nasihat,risalah dan sebagainya; sebuah unit yang dihubungkan ucapan atau tulisan. (Longman Dictionary of the English Language,1984 dalam Eriyanto, 2001:2)

Disini penulis menyimpulkan bahwa wacana adalah komunikasi lisan atau tulisan yang saling terkait antara satu bagian dan bagian lain yang mana di produksi untuk membentuk kesatuan sehingga dapat membentuk sebuah makna.

1.6.5 Citra

Citraan adalah gambar-gambar angan atau pikiran sedangkan setiap gambar pikiran disebut citra atau imaji. Gambaran atau pikiran ini adalah sebuah efek dalam pikiran yang menyerupai atau gambaran yang dihasilkan oleh objek (Altenbernd dalam Rachmat Djoko Pradopo, 1997:12 dalam Citra perempuan dalam novel Hayuri). Citra artinya rupa, gambaran, dapat berupa gambar yang

Gambar

gambar pikiran disebut citra atau imaji. Gambaran atau pikiran ini adalah sebuah

Referensi

Dokumen terkait

Namun dengan keberadaan perempuan dalam iklan, muncul wacana yang menarik untuk diteliti, yang dikaji lewat posisi aktor, terutama perempuan diposisikan sebagai

positivisme-empiris, konstruktivisme, dan kritis atau analisis wacana kritis (AWK) yang dimana penelitian lebih condong menggunakan pandangan ini. Analisis Wacana Kritis

Melalui metode analisis wacana kritis model Sara Mills inilah, peneliti akan mampu melihat relasi gender seperti apa yang ditampilkan dalam program acara Mario Teguh

Peran Bayu Skak sebagai vlogger akan menentukan pesan atau makna kebenaran seperti apakah yang akan disodorkan Bayu Skak kepada khalayak sebagai pemirsa.Sehingga akan dapat

Pada penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah “Bagaimana kritik sosial yang disampaikan lewat film Warkop DKI Reborn (dengan menggunakan Analisis Wacana Kritis. Norman