• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep. komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep. komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi Visual

2.1.1 Pengertian Komunikasi Visual

Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis terdiri dari gambar/foto (ilustrasi), huruf, warna, komposisi, dan layout dalam berbagai media cetak, massa, elektronik maupun audio visual. Semuanya itu dilakukan guna menyampaikan pesan secara visual, audio, dan audio visual kepada target sasaran yang dituju.

Pada prinsipnya, komunikasi visual perancangan untuk menyampaikan pola piker dari penyampaian pesan kepada penerima pesan, berupa bentuk visual yang komunikatif, efektif, tepat, terpola dan terpadu melalui media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran.

Akar bidang komunikasi visual adalah komunikasi budaya, komunikasi sosial, dan komunikasi ekonomi. Tidak seperti seniman yang mementingkan ekspresi perasaan dalam dirinya, seorang desainer komunikasi visual adalah penterjemah dalam komunikasi gagasan. Karena itulah komunikasi visual mengajarkan berbagai bahasa visual yang dapat digunakan untuk menterjemahkan pikiran dalam bentuk visual.1

      

1 www.dkv.itb.ac.id.com 

(2)

Desain komunikasi visual sebagai salah satu bagian dari seni terap yang mempelajari tentang perencanaan dan perancangan berbagai bentuk informasi komunikasi visual. Perjalanan kreatifnya diawali dari menemukan permasalahan komunikasi visual, mencari data verbal dan visual, menyusun konsep kreatif yang berlandaskan pada karakteristik target sasaran, sampai dengan penentuan visualisasi final desain untuk mendukung tercapainya sebuah komunikasi verbal-visual yang fungsional, artistic, estetis, dan komunikatif.2

2.1.2 Definisi Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta layout (tata letak atau perwajahan). Dengan demikian, gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan.3

Istilah komunikasi dalam kehidupan sehari-hari dapat meliputi banyak hal, diantaranya :

1. Bahasa, misalnya komunikasi yang dilakukan dengan bahasa Inggris, bahsa Mandarin, bahasa Indonesia, atau bahasa lainnya.

      

2 Suyanto,M,.(2000), Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan, Penerbit Andi. 

3

(3)

2. Verbal atau secara lisan, yaitu komunikasi yang dilakukan dengan cara berbicara satu dengan yang lain.

3. Diskusi, bisa menjadi salah satu cara mengkomunikasikan pikiran kedua belah pihak.

4. Media Massa, komunikasi juga merupakan sesuatu yang sering dihubungkan dengan media massa (media yang disampaikan kepada orang banyak) seperti koran, majalah, radio, dan televisi sebagai sarana komunikasi massa. Teknologi komputer disebut juga teknologi komunikasi dan informasi, misalnya melalui sarana internet, telepon seluler, dan satelit komunikasi.

5. Kode/Morse/Semaphore dll, pada masa lalu komunikasi sering menggunakan kode, morse, semaphore, dan tanda jejak.

6. Bahasa Tubuh (Body Language), melalui bahasa tubuh seseorang dapat mengkomunikasikan maksudnya, termasuk melalui senyuman, kedipan mata, lambaian tangan, anggukan kepala, serta interaksi non

verbal lainnya.

7. Tulisan, tidak tertinggal alat komunikasi yang saat ini sangat dominan adalah tulisan. Ada beberapa macam tulisan mulai dari bentuk surat hingga grafiti di dinding atau di jalanan.

2.2 Media Komunikasi

Secara sederhananya, media komunikasi ialah perantara dalam penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk efisiensi penyebaran informasi atau pesan tersebut. Media komunikasi tersebut meliputi : surat kabar, radio, televisi, majalah, buku, internet, dan film.

(4)

2.3 Pengertian Buku4

Buku adalah kertas atau bahan lain yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring perkembangan dalam dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan komputer dan internet (jika aksesnya

online.)

2.3.1 Jenis-jenis Buku5

1. Komik

Menurut Will Eisner dalam bukunya Graphic Storytelling, komik adalah tatanan gambar dan balon kata yang berurutan. Scott McCloud punya pendapat lain, katanya dalam buku Understanding

Comics, komik didefinisikan sebagai gambar yang menyampaikan

informasi atau hasil respon estetik pada penglihatnya.

1. Cergam

Arswendo Atmowiloto (1986) mengungkapkan bahwa cergam sama dengan komik, gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi, pikto-fiksi, dan lain-lain.

2. Novel

Novel adalah sebuah karya fiksi pada prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut       

4

 http://id.wikipedia.org/wiki/Buku  5

(5)

novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti “sebuah kisah, sepotong berita”. Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbacaan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalan kehidupan sehari-hari dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.

3. Novelet

Cerita tanggung, untuk dikatakan cerpen dia terlalu panjang, untuk dikatakan novel terlalu pendek. Jumlah halaman novelet diperkirakan berada diantara 40-50 halaman. Namun, batasan ini sangat relatif, tidak mutlak.

4. Nomik

Nomik adalah singkatan dari novel komik.

5. Antologi (kumpulan)

Secara harfiah antologi diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti “karangan bunga” atau “ kumpulan bunga”, adalah sebuah kumpulan dari karya-karya sastra. Awalnya, definisi ini hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novel pendek, prosa, dan lain-lain. Dalam pengertian modern, kumpulan karya musik oleh seorang artis, kumpulan cerita yang ditayangkan dalam radio atau televisi juga tergolong antologi. KBBI mendefinisikan antologi sebagai kumpulan karya tulis pilihan dari seorang atau

(6)

beberapa orang pengarang. Antologi dapat pula disebut bunga rampai.

6. Dongeng

Dongeng, merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi, dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-menurun dari generasi kegenerasi. Dalam satu buku, bisa terdiri atassatu atau lebih dongeng. Sekarang, banyak buku-buku dongeng yang merupakan saduran dan disesuaikan dengan kehidupan masa kini.

7. Biografi

Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian. Biografi yang ditulis sendiri oleh tokohnya dinamakan autobiografi.

8. Catatan Harian (jurnal/diary)

Catatan harian adalah buku yang isinya berdasarkan catatan harian atau catatan harian itu sendiri, misalnya catatan harian Anne Frank. Buku yang dibuat berdasarkan catatan harian misalnya, Bersaksi di Tengah Badai karya Wiranto.

(7)

9. Ensiklopedia

Ensiklopedia adalah buku yang berisi penjelasan mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan yang tersusun menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat. Kenyataannya, kita sering menemukan istilah ensiklopedi, padahal yang tepat adalah ensiklopedia. Seorang praktisi penerbitan saat ditanya kecendrungan mereka menggunakan kata ensiklopedi karena istilah tersebut dipandang lebih familier. Pada dasarnya, istilah apapun yang kita gunakan, hendaknya harus disadari ketepatan apalagi tentang asal-usul beserta fungsi istilah tersebut.

10. Fotografi

Fotografi berasal dari dua kata yaitu photo yang berarti cahaya dan

graph yang berarti tulisan atau lukisan. Dalam seni rupa, fotografi

adalah proses melukis dengan menggunakan cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling popular untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.

Karya-karya foto seseorang atau beberapa orang dapat dijadikan buku. Buku jenis ini akan lebih menarik jika disertai keterangan mengenai objeknya. Untuk kepentingan lain, buku fotografi ini bisa juga berisi penjelasan mengenai cara atau strategi untuk menghasilkan foto-foto seperti yang tercetak.

(8)

11. Karya Ilmiah

Laporan penelitian, disertai tesis, skripsi, dan sebagainya.

12. Tafsir

Tafsir adalah keterangan atau penjelasan tentang ayat-ayat Al-Quran maksudnya agar lebih mudah dipahami. Tafsir harfiah berarti kata demi kata, tafsir mimpi adalah penggunaan cirri-ciri modern untuk menguraikan arti mimpi. Buku yang berisi materi tentang hal ini dinamakan buku tafsir.

13. Kamus

Kamus adalah buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan tentang makna, pemakaian, atau terjemahannya. Kamus dapat pula diartikan sebagai buku yang memuat kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan tentang makna dan pemakaiannya (KBBI).

Wikipedia menguraikan kamus sebagai sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Kamus berfungsi membantu seseorang mengenal kosa kata baru. Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal-usul (etimologi) kata dan juga contoh penggunaanya. Untuk memperjelas, kamus juga dapat desertai ilustrasi.

14. Panduan (how to)

Disebut juga buku petunjuk, misalnya buku tentang beternak ayam, berkebun kelapa sawit, kiat memperoleh, dan kiat menjalani beasiswa diluar negri, dan sebagainya.

(9)

15. Atlas

Kumpulan peta yang disatukan dalam bentuk buku. Selain dalam bentuk buku, atlas juga ditemukan dalam bentuk multimedia, misalnya Google Earth. Atlas dapat memuat informasi geografi, batas Negara, statistic geopolitik, social, agama, serta ekonomi.

16. Ilmiah

Buku yang disusun berdasarkan kaidah keilmiahan. Misalnya, buku yang disusun berdasarkan hasil penelitian dan disampaikan dalam bahasa ilmiah.

17. Teks

Sederhananya adalah buku pelajaran, diktat, modul.

18. Mewarnai

Buku jenis ini identik dengan buku anak-anak, isinya biasanya berupa garis-garis yang membentuk gambar. Fungsinya adalah membantu anak-anak untuk belajar mewarnai objek.

2.3.2 Anatomi Buku6

1. Halaman Preliminaries (halaman pendahulu)

1. Halaman judul : Halaman ini berada di halaman awal setelah kita membuka cover buku, antara lain berisi judul, subjudul, nama penulis, nama penerjemah, nama penerbit, dan logo. Akan tetapi, sebagian buku terbitan memiliki halaman yang terletak sebelum halaman judul, dan hanya berisi judul buku.

      

6

(10)

2. Hak cipta (copyright) : Halaman hak cipta berisi judul, identitas penerbit, penulis, termasuk tim yang terlibat selama proses publikasi, misalnya editor, piñata letak, desainer sampul, illustrator, dan lain-lain. Halaman hak cipta ini biasanya juga disertai pernyataan larangan atau izin untuk memperbanyak (menggandakan) buku tersebut. Akan tetapi, kami pernah menemukan buku yang seakan-akan menolak hak cipta dengan menyebutkan bahwa buku tersebut boleh difotokopi. Secara umum memang aneh, tapi begitulah adanya perbedaan pendapat. 3. Halaman tambahan : Halaman ini biasanya berisi motto dan atau

ucapan terimakasih dari penulis.

4. Sambutan : Halaman ini berisi semacam sambutan yang disampaikan oleh lembaga atau perseorangan yang kompeten. Ada pula yang menyebutkan sebagai sekapur sirih dan lain sebagainya.

5. Kata pengantar : Kata pengantar berisi sedikit ulasan atas buku atau ulasan atas penulis, yang ditulis penerbit atau siapapun yang berkompeten dan berkaitan dengan isi buku.

6. Prakata : Prakata ditulis sendiri oleh penulis sebagai pemandu sebelum membaca memasuki materi atau isi buku. Prakata biasanya berisi uraian tentang tujuan serta metode penulisan. 7. Daftar isi : Memudahkan pembaca mencari halaman isi yang

berkaitan dengan tema tertentu dari materi buku.

Selain itu ada juga beberapa hal yang termasuk dalam Halaman Prelimineries, tetapi tergantung kebutuhan atau sesuai dengan materi

(11)

(isi) buku (tidak selalu ada), yaitu: Daftar table, Daftar singkatan dan akronim, Halaman daftar lambing, Halaman daftar ilustrasi, Halaman Pendahuluan.

1. Halaman Isi Buku

1. Judul Bab : Biasanya, jenis beserta ukuran font lebih besar. Judul bab dibuat berbeda dengan judul sub bab apalagi dengan isinya.

2. Penomoran bab : Penomoran ini berbeda-beda pada beberapa buku. Pada buku yang berisi ilmu pengetahuan teoritis biasanya penomoran bab menggunakan angka Romawi atau angka Arab. Akan tetapi, pada buku sastra atau buku-buku ilmu pengetahuan popular, biasanya lebih banyak menggunakan symbol-simbol atau betupa tulisan, satu, dua, tiga, dan seterusnya.

3. Alinea : Setiap paragraf baru akan ditandai dengan adanya alinea.

4. Penomoran teks : Dalam penomoran teks, kita harus selalu konsisten dan sesuai aturan penomoran teks. Misalnya dengan huruf (A, 1, a,(1), (a)) dan dengan angka (1.1, 1.2., 1.2.3), atau dengan teknik lain.

5. Perincian : Dalam melakukan perincian hampir sama dengan penomoran teks. Perincian banyak dijumpai pada soal-soal ujian. Perincian dapat berupa penjabaran, dapat pula berupa pilihan, dapat menggunakan nomor, dan dapat pula menggunakan angka.

(12)

6. Kutipan : Setiap kutipan harus mencantumkan sumber. Jika kutipan agak banyak maka harus dibuat dengan font yang berbeda, baik ukuran, dan jenis font-nya, atau bisa juga dengan cara diberi background.

7. Ilustrasi : Ilustrasi harus memiliki keterkaitan dengan materi. Sebab, pemberian ilustrasi bertujuan membantu menjelaskan materi melalui gambar.

8. Tabel : Penempatan table harus berdekatan dengan materi yang berkaitan. Jika tidak memungkinkan karena menyesuaikan layout, sebaiknya diberi nomor.

9. Judul Lelar : Judul lelar biasanya ditempatkan diatas atau dibawah teks, kadang diletakkan bersebelahan dengan nomor halaman buku. Judul lelar biasanya berisi judul buku (pada setiap halaman genap) dan judul bab atau nama pengarang (pada setiap halaman ganjil).

10. Inisial : Inisial adalah huruf pertama dalam diawal paragraph setelah judul bab yang dibuat sangat besar melebihi ukuran yang lain.

11. Catatan samping : biasanya berada di akhir kalimat kutipan tidak langsung.

12. Catatan kaki : Biasanya berada dibaris paling bawah halaman, sebelum judul lelar.

(13)

2. Halaman Postliminary (penyudah)

1. Catatan penutup : Semacam catatan kaki yang berada di akhir materi atau setelah bab akhir.

2. Daftar istilah : Biasanya berisi istilah-istilsh asing dan penjelasannya yang dipakai dalam materi buku.

3. Lampiran : Penjelasan-penjelasan atau data yang berfungsi sebagai pendukung atau penguat materi buku.

4. Indeks : Daftar kata atau istilah penting yang dilengkapi dengan nomor halaman. Indeks disusun secara alfabetis dan terletak pada bagian akhir buku. Kita dapat mencari informasi dari istilah yang terdapat dalam indeks dengan membuka halaman yang tertera dibelakang istilah. Namun, tidak semua buku menggunakan indeks sebagaimana tidak semua buku memerlukan indeks.

5. Daftar pustaka : Berisi daftar buku-buku yang dijadikan referensi dalam menulis materi buku.

6. Biografi penulis : Penjelasan tentang latar belakang penulis yang melahirkan buku.

2.4 Prinsip Desain

Pesan visual harus kreatif (asli, inovatif dan lancar), komunikatif, efisien dan efektif, sekaligus indah/estetis. Berbeda dengan prinsip desain grafis. Dalam ilmu desain grafis, selain prinsip-prinsip diatas ada beberapa prinsip utama komunikasi visual dari sebuah karya desain.

(14)

1. Ruang Kosong

Ruang kosong dimaksudkan agar karya tidak terlalu padat dalam penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan sebuah obyek menjadi dominan.

2. Kejelasan

Kejelasan atau clarity mempengaruhi penafsiran penonton akan sebuah karya. Bagaimana sebuah karya tersebut dapat mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambigu/makna ganda.

3. Kesederhanaan

Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang tidak lebih dan tidak kurang. Kesederhanaan sering juga diartikan tepat dan tidak berlebihan. Pencapaian kesederhanaan mendorong penikmat untuk menatap lama dan tidak merasa jenuh.

4. Emphasis

Emphasis atau disebut juga pusat perhatian, merupakan

pengembangan dominasi yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai artistic.

2.4.1 Unsur Desain

Unsur dalam setiap hasil karya desain grafis dan DKV terdiri dari bagian-bagian yang bisa dipelajari secara terpisah. Pada setiap hasil karya desain pasti ada minimal satu dari unsur berikut :

1. Garis (Line)

(15)

antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar untuk membangun bentuk atau konstruksi desain. Di dalam dunia komunikasi visual seringkali kita menggunakan dotted line, solid line, dan garis putus-putus.

2. Bentuk (Shape)

Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk dasar yang dikenal orang adalah kotak

(rectangle), lingkaran (circle), dan segitiga (triangle). Pada

desain komunikasi visual kita akan mempelajari betuk dasar dan bentuk turunan. Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

1. Huruf (Character) : yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang dapat digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari bahasa verbal dengan bentuk visual langsung, seperti A, B, C, dsb.

2. Simbol (Symbol) : yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang mewakili bentuk benda secara sederhana dan dapat dipahami secara umum sebagai simbol atau lambang untuk menggambarkan suatu bentuk benda nyata, misalnya gambar orang, bintang, matahari dalam bentuk sederhana (simbol), bukan dalam bentuk nyata (dengan detail).

(16)

3. Bentuk Nyata (Form) : bentuk ini mencerminkan kondisi fisik dari suatu obyek. Seperti gambar manusia secara detil, hewan atau benda lainnya.

3. Tekstur (Texture)

Tekstur adalah tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Yang pada prakteknya, tekstur sering dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda, misalnya permukaan karpet, baju, kulit kayu, cat dinding, cat canvas, dan lain sebagainya. 4. Ruang (Space)

Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya, pada praktek desain dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika desain dan dinamika desain grafis. Sebagai contoh, tanpa ruang tidak akan tahu mana kata dan mana kalimat atau paragraf. Tanpa ruang tidak tahu mana yang harus dilihat terlebih dahulu, kapan harus membaca dan kapan harus berhenti sebentar. Dalam bentuk fisiknya pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latar belakang (background).

5. Ukuran (Size)

Ukuran adalah unsur lain dalam desain yang mendefinisikan besar kecilnya suatu obyek. Dengan menggunakan unsur ini dapat menciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada obyek desain anda sehingga orang akan tahu mana yang akan dilihat atau dibaca terlebih dahulu.

(17)

6. Warna (Color)

Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Karena dengan warna orang bisa menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk bentuk-bentuk visual secara jelas. Dalam prakteknya warna dibedakan menjadi dua: yaitu warna yang ditimbulkan karena sinar (Additive color/RGB) yang biasanya digunakan pada warna lampu, monitor, TV dan sebagainya, dan warna yang dibuat dengan unsur tinta atau cat (Substractive color/CMYK) yang biasanya digunakan dalam proses pencetakan gambar ke permukaan benda padat seperti kertas, logam, kain atau plastik.

Dengan menggunakan unsur-unsur desain tersebut, Akan membuat bentuk desain yang diinginkan. Tentunya supaya desain dapat terlihat sesuai yang diinginkan, maka harus mengenal unsur-unsur secara baik.

Warna merupakan unsur rupa yang memberikan nusansa bagi terciptanya karya seni, dengan warna dapat ditampilkan karya seni rupa yang menarik dan menyenangkan. Melalui berbagai kajian dan eksperimen, jenis warna diklasifikasi ke dalam jenis Warna Primer, Warna Sekunder, Warna Tersier.

1. Warna Primer adalah warna yang tidak diperoleh dari pencampuran warna lain, warna pokok atau dengan kata

(18)

lain warna yang terbebas dari unsur warna-warna lain. seperti (merah, kuning, biru ).

2. Warna Sekunder adalah merupakan pencampuran dari dua warna Primer. misalnya warna biru campur warna kuning jadi warna hijau, warna biru campur warna merah jadi warna ungu atau violet, warna merah campur warna kuning jadi warna orange.

3. Warna Tersier Adalah pencampuran dari dua warna sekunder.

7. Gelap Terang

Gelap terang berkaitan dengan cahaya, artinya bidang gelap berarti tidak kena cahaya dan yang terang adalah yang kena cahaya. Goresan pensil yang keras dan tebal akan memberi kesan gelap sementara goresan pensil yang ringan-ringan akan memberi kesan lebih terang. Gelap terang dalam gambar dapat dicapai melalui teknik arsir yaitu teknik mengatur jarak atau tingkat kerapatan suatu garis atau titik, semakin rapat akan menghasilkan kesan semakin gelap demikian sebaliknya.

2.4.2 Azas Desain 1. Kesatuan

Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai,

(19)

kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dll),maka kesatuan telah tercapai.

2. Keseimbangan

Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita merasa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua dayan yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani. 3. Proporsi

Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbandingan-perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung (The Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret bilangan Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618, sering juga dipakai 8:13. Dahulu

(20)

proporsi ini adalah perbandingan yang ditemukan di benda-benda alam termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga dianggap proporsi yang diturunkan oleh Tuhan sendiri. Dalam bidang desain proporsi ini dapat kita lihat dalam perbandingan ukuran kertas dan layout halaman. 4. Irama

Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk-bentuk alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk-bentuk unsur rupa. 5. Dominasi

Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam karya seni dan desain. Dominasi berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan. Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu unsur sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering juga disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye

Catcher. Dominasi mempunyai bebrapa tujuan yaitu untuk

menarik perhatian, menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan. Biasanya ditengarahi dengan

(21)

2.4.3 Aspek Desain

Seorang perancang grafis idealnya dapat menciptakan sebuah kesatuan visual yang mudah dipahami oleh penglihat. Pemahaman terhadap prinsip persepsi visual adalah kunci untuk memahami tendensi mata dalam melihat sebuah pola visual.

Teori ini berbasis pada pattern seeking dalam perilaku manusia. Setiap bagian dari sebuah gambar dapat dianalisis dan dievaluasi sebagai komponen yang berbeda. Salah satu hukum persepsi dari teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau membaca sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negatif yang disebut dengan ground.

Prinsip Gestalt tidak memandang atau menilai elemen demi elemen dari persepsi visual tetapi memandang secara keseluruhan sebagai satu kesatuan yang utuh. Tujuan penulisan ini untuk memberi gambaran bahwa secara sadar atau tidak, prinsip Gestalt selalu diterapkan dalam penilaian output suatu desain atau iklan. Begitu juga audience sebagai penikmat output suatu desain juga melihat dengan menggunakan prinsip ini.

2.4.4 Kesimpulan Prinsip Desain

Seorang desainer grafis dalam menata tampilan visual dan ruang komposisi untuk menciptakan sebuah rancangan yang efektif dan komunikatif, tentu memperhatikan tendensi dari perilaku manusia dalam melihat sebuah tampilan visual. Prinsip-prinsip

(22)

pengorganisasian Gestalt yang merupakan referensi dasar dari sebuah konsep desain akan lebih berarti jika desainer memahami situasi dan kondisi masyarakat dengan melibatkan hati nurani, maka karya yang dibuat tidak hanya sekedar tampil menarik dan penuh daya kejut, tetapi tinggal membekas di sanubari masyarakat. Karakter, gaya hidup, dan kultur masyarakat di tiap negara berbeda dan ini memungkinkan para desainer untuk bermain dalam lingkup yang satu ini dengan memanfaatkan situasi dan kondisi lingkungan. Membuat sebuah karya desain komunikasi visual yang cepat dilirik oleh publik barangkali tidaklah terlalu sulit, namun output visual yang unik menyentuh dan menggugah emosi publik adalah jenjang kreativitas yang berbeda.

2.5 Aplikasi Prinsip Pengorganisasian

Desainer komunikasi visual dalam melakukan eksekusi atau preskripsi desain memperhatikan setiap tendensi dari perilaku manusia dalam melihat sebuah tampilan visual. Fenomena-fenomena alam merupakan referensi dasar dari sebuah konsep desain. Ketika audience menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada psychological set yang dimilikinya, yaitu berbagai informasi yang ada di dalam memori audience terjadilah proses yang disebut seleksi perseptual. Sebelum seleksi persepsi terjadi, terlebih dahulu stimulus harus mendapat perhatian dari penglihat. Ada dua proses yang termasuk dalam definisi seleksi yaitu : perhatian dan persepsi selektif. Perhatian yang dilakukan oleh penglihat dapat terjadi secara sengaja atau tidak sengaja.

(23)

Perhatian yang dilakukan secara sengaja disebut sebagai voluntary

attention, dimana penglihat secara aktif mencari informasi yang mempunyai

relevansi pribadi. Sedangkan persepsi selektif terjadi ketika penglihat melakukan voluntary attention. Ketika penglihat mempunyai keterlibatan yang tinggi terhadap suatu karya desain, maka pada saat itu penglihat yang mengalami bisa disebut melakukan proses perhatian selektif.

Proses perhatian selektif terjadi karena dengan mempunyai keterlibatan yang tinggi terhadap suatu karya desain, berarti penglihat telah secara aktif mencari informasi mengenai karya tersebut dari berbagai sumber. Dengan demikian, perhatian selektif hanya terjadi pada karya-karya desain yang dipahami berdasarkan keterlibatan yang tinggi. Jika dihubungkan dengan teori pembelajaran, perhatian selektif ini identik dengan active learning.

Disamping penglihat melakukan voluntary attention, penglihat juga melakukan involuntary attention (perhatian secara tidak sengaja).

Involuntary attention terjadi ketika kepada penglihat dipaparkan sesuatu

yang menarik, mengejutkan, menantang atau sesuatu yang tidak diperkirakan sebelumnya, yang tidak ada relevansinya dengan tujuan atau kepentingannya. Stimuli dengan ciri-ciri tersebut di atas akan secara otomatis mendapat tanggapan dari penglihat. Baik voluntary attention maupun involuntary attention, kedua-duanya memerlukan alokasi kapasitas kognitif dari penglihat terhadap stimulus tertentu. Oleh karena itu, tugas para pembuat iklan atau desainer komunikasi visual adalah bagaimana iklan itu mampu menarik perhatian konsumen atau penglihat, walaupun pesan yang disampaikan mempunyai maksud yang berbeda, misalnya iklan untuk

(24)

menginformasikan keberadaan produk, iklan itu membujuk atau mengingatkan konsumen. Agar pesan yang disampaikan itu mampu merebut perhatian konsumen atau audience, iklan sebaiknya dirancang secara cerdas, sehingga mampu mengejutkan konsumen atau audience, dan mampu menampilkan hal-hal diluar dugaan konsumen.

Organisasi persepsi terjadi ketika penglihat mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu. Prinsip dasar dari organisasi persepsi adalah penyatuan yang bermakna, bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti itu memudahkan untuk memproses informasi dan memberikan pengertian yang terintegrasi terhadap stimulus. Prinsip pengorganisasian Gestalt menghipotesiskan bahwa manusia mengorganisasikan persepsi untuk membentuk gambaran yang lengkap dari sebuah karya.

Prinsip pengelompokan informasi (information grouping) memungkinkan penglihat untuk mengevaluasi karya berdasarkan atribut yang berbeda, sesuai dengan psychological set yang dimiliki. Tiga prinsip

grouping untuk mengelompokkan stimulus atau obyek adalah : kedekatan

(proximity), kesamaan (similarity) dan kesinambungan (continuity). Menyajikan contoh iklan yang menggunakan prinsip kedekatan (proximity), yaitu sebuah kesatuan atau pengelompokan yang terbentuk karena adanya elemen-elemen yang saling berdekatan.

Prinsip similarity menunjukkan bahwa obyek yang sama akan terlihat secara bersamaan sebagai kelompok, hal ini dapat ditentukan lewat

(25)

bentuk, warna, arah maupun ukuran. Sementara itu, prinsip continuity, menunjukkan bahwa penataan visual yang dapat menggiring gerak mata mengikuti ke sebuah arah tertentu.

Seperti diketahui, stimuli yang diterima oleh penglihat akan cenderung dihubungkan dengan konteks atau situasi yang melingkupi penglihat. Oleh karena itu, setting dari karya desain akan mempengaruhi persepsi penglihat. Prinsip paling penting dari konteks adalah sosok dan latar (figure/ground). Tampak bahwa stimulus yang mengandung dua atau lebih daerah yang berbeda, biasanya akan dilihat sebagiannya sebagai gambar atau sosok dan sisanya sebagai latar belakang. Daerah yang terlihat pada gambar berisi obyek yang menjadi pusat perhatian, mereka tampak lebih padat dibandingkan latarbelakang dan terlihat didepan latar. Kenyataan yang menunjukkan kedua daerah tersebut dapat dikenali sebagai suatu gambar menyatakan bahwa organisasi sosok latarbelakang bukan merupakan bagian dari stimulus fisik, tapi merupakan pencapaian dari sistem perseptual. Proses terakhir dari persepsi adalah memberikan interpretasi atas stimuli yang diterima oleh penglihat. Setiap stimuli yang menarik perhatian penglihat baik disadari atau tidak disadari, akan diinterpretasikan oleh penglihat. Proses interpretasi membuka kembali berbagai informasi dalam memori penglihat yang telah tersimpan dalam jangka waktu yang lama yang berhubungan dengan stimulus yang diterima. Interpretasi itu didasarkan pengalaman pada masa lalu yang tersimpan dalam memori jangka panjang (long term memory). Penglihat menginterpretasikan stimulus yang sama secara berbeda.

(26)

Lingkup cara pandang seseorang sangat bergantung pada pemenuhan kebutuhan dasar (fisik dan rohani) melalui orang tua, makanan, lingkungan, kultur dan agama atau kepercayaan. Proses pembelajaran hidup tersebut diterima dengan indera fisik, jiwa dan roh manusia, sejak kelahiran hingga kematian. Sadar atau tidak, prinsip Gestalt selalu diterapkan, dipakai, diperdebatkan pengarah kreatif dalam menilai output karya desain atau iklan. Sebaliknya, publik secara tidak sadar memandang dan menilai visual dengan prinsip Gestalt.

Prinsip Gestalt merupakan teori yang baku, namun tidak mengikut sertakan faktor-faktor penting lainnya seperti gaya hidup masyarakat, lingkungan fisik sekitar, hukum yang berlaku dan etika-etika yang tidak tertulis, semuanya ini adalah faktor-faktor penting lainnya yang sadar atau tidak sadar berperan dalam kreativitas visual. Umumnya teori Gestalt diterapkan sebatas pada lingkup elemen-elemen yang ada dalam persepsi visual seperti, balance, form, growth, space, light, movement, dynamic,

color, dan expression. Namun kekuatan kedua (environment, flexibility, local content, law and ethics dan conscientiousness) seringkali dilupakan

atau terlambat untuk diterapkan pada karya desain ataupun branding.

2.6 Konsep Perencanaan dan Perancangan Buku 2.6.1 Diagram Perencanaan

Data 

Konsep 

Produksi 

(27)

1. Data

Data berupa teks atau gambar terlebih dahulu harus kita pilih dan seleksi apakah data itu sangat penting sehingga harus tampil atau kurang penting sehingga bisa ditampilkan lebih kecil, samar, atau dibuang.

2. Konsep

Konsep adalah hasil karya berupa pemikiran yang menentukan tujuan-tujuan, kelayakan segment/audience yang dituju. Konsep bisa didapatkan dari pihak non-grafis, antara lain : ekonomi, politik, hukum, budaya, dll yang bisa menterjemahkan kedalam bentuk budaya visual.

3. Produksi

Setalah desain selesai, maka desain sebaiknya lebih dahulu di proofing (print preview sebelum cetak mesin). Jika warna dan komponen grafis lain tidak ada kesalahan, maka desain anda siap diperbanyak. 4. Media

Untuk mencapai sasaran/segment yang dituju, diperlukan studi kelayakan media yang cocok dan efektif untuk mencapai tujuannya. Media bisa berupa cetak, elektronik, luar ruang, dll.

5. Ide/Gagasan

Untuk mencari ide yang kreatif diperlukan studi banding, wawasan yang luas, diskusi, wawancara. Kadang untuk mendapat ide, diperlukan suatu kegilaan, membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.

(28)

6. Visualisasi

Memperjelas maksud dari tampilan gambar, dengan memadukan pemilihan warna, teks, layout yang sesuai dengan ide yang akan dibuat.

2.6.2 Perancangan Buku 2.6.2.1 Definisi Konsep

Dalam pelaksanaan pembuatan buku kampanye ini, penulis mencoba menjabarkan apa saja yang akan menjadi definisi konsep dan menjelaskan mengenai aspek-aspek yang diteliti sehingga dapat diamati dengan seksama.

2.6.2.2 Konsep Perancangan Buku

Perancangan buku kampanye sebagai media komunikasi yang didalamnya terdapat informasi museum Sejarah Jakarta dan pesan yang berupa ajakan untuk turut dalam menjaga dan merawat museum Sejarah Jakarta. Cara yang akan dibuat dengan desain dua cover dalam satu buku dan tidak ada bagian belakang buku pada buku kampanye ini. 2.6.2.3 Aspek Desain

1. Warna

Warna adalah sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang mendukung keberadaannya ditentukan oleh jenis pigmennya. Karena, kesan yang diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya. Warna yang digunakan dalam pembuatan buku kampanye ini adalah lebih cendrung warna coklat muda untuk menimbulkan kesan lusuh atau tua pada museum Sejarah

(29)

Jakarta. Agar khalayak dapat lebih melihat bahwa museum Sejarah Jakarta memang bangunan tua yang membutuhkan perawatan. 2. Tata Letak (Layout)

Layout yang ditampilkan dalam media buku kampanye ini

mengikuti nilai estetis yaitu menekankan pada segi proporsi, kontras, irama, kesatuan, dan keseimbangan peletakkan gambar dengan tulisan.

Layout dapat diartikan sebagai pengaturan huruf dan visual pada

permukaan dua dimensi agar seluruh informasi dapat dibaca dengan jelas dan menarik. menurut Frank F.Jefkin (1997) ada beberapa patokan dasar membuat sebuah layout yaitu:

1. the law of unity

Semua elemen dalam sebuah layout (tata ruang) harus dirancang dengan baik sehingga menghasilkan suatu kesatuan yang baik dan enak dilihat.

2. the law of balance

Dalam layout, mata pembaca bergerak secara wajar, jadi baiknya dimulai sesuai urutan yang ada.

3. the law of balance

Dalam sebuah layout, titik dan garis tengah keseimbangan tidak berada di tengah, tapi merupakan ruang yang dibagi dengan layout (tata ruang) menjadi sepertiga/dua pertiga bagian.

tampilan dalam sebuah buku memiliki banyak elemen termasuk diantaranya teks, gambar, ikon. semua elemen ini disatukan dalam

(30)

sebuah layout (tata ruang) dimana layout tersebut harus memiliki kesimbangan dan harmoni.

3. Tipografi (Font)

Font yang digunakan harus sesuai dengan tema, terdapat

beberapa penggunaan font dalam pembuatan buku kampanye font sesuai dengan tema, font yang mudah untuk dibaca oleh khalayak, dan font yang menegaskan pesan untuk turut menjaga dan merawat museum Sejarah Jakarta.

Desain komunikasi visual tidak dapat lepas dari tipografi sebagai unsur pendukungnya. Perkembangan tipografi banyak dipengaruhi oleh faktor budaya serta teknik pembuatan, karakter tipografi yang ditimbulkan dari bentuk hurufnya dapat dipersepsikan berbeda. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat berarti suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek atau gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra atau kesan secara visual.

Lazlo Moholy berpendapat bahwa tipografi adalah alat

komunikasi7. Oleh karena itu, tipografi harus bias berkomunikasi dalam bentuknya yang paling kuat, jelas (clarity), dan terbaca (legibility).

Huruf cetak timah yang ditemukan oleh Johann Guttenberg pada tahun 1440 merupakan tonggak sejarah tipografi yang sangat berarti. Bahkan dikatakan Guttenberg adalah Bapak Desain Grafis.       

7

(31)

Setelah era tersebut huruf-huruf latin yang sering digunakan mulai diciptakan satu demi satu, tokoh-tokoh tipografi terkenal dalam sejarah yang perlu diketahui diantaranya adalah:

1. Francois Didot (1689-1757) huruf DIDOT

Pada tahun 1713 membuka usaha keluarga yang bergerak dibidang percetakan dan perancangan huruf (type founder). Hingga tahun 2006, perusahaannya masih beroperasi di Paris dengan nama Firmin-Didot et Cie.

2. Giambattista Bodoni (1740-1813) huruf BODONI

Seorang ahli cetak dan perancang huruf dari Italy,lahir di Saluzzo,Pidmont, diangkat oleh The Duke of Parma untuk memimpin perusahaan percetakan.

3. Aldus Manutius (1450-1515) huruf ITALIC

Seorang ahli dibidang percetakan, lahir di Velletri. Pada tahun 1490 dengan dukungan dana dari Prince of Carpri, Manutius mendirikan sebuah perusahaan percetakan di Venice untuk menerbitkan naskah-naskah dalam bahasa Latin Klasik dan Yunani berbentuk berukuran kecil.

4. William Caslon (1692-1766) huruf CASLON

Seorang perancang huruf Inggris, lahir di Cradley,Worcestershire. Memulai karirnya di London sebagai seorang pengukir cetak. Selanjutnya, membuka perusahaan yang khusus membuat karya huruf yang sangat memperhatikan sifat kejelasan, sifat keterbacaan, serta kesederhanaan bentuk huruf.

(32)

Seorang tipografer kelahiran Bloomington, llinois, Amerika, serta lulus di sekolah menengah lokal. Memulai karirnya dibidang akuntan. Pada tahun 1895 ketika pindah ke Chicago, dia bekerja dibudang percetakan dan mulai merancang huruf.

Dan berikut beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig antara lain sebagai berikut :

1. Roman

Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.

2. Egyptian

Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakn adalah kokh, kuat, kekar dan stabil.

3. Sans Serif

Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.

(33)

4. Script

Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab.

5. Miscellaneous

Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental. 4. Fotografi

Dalam jurnalistik penampilan berita foto mengandung makna sendri dibandingkan dengan liputan berita biasa. jumlah kata atau kalimat menunjukan tingkat penting atau tidaknya suatu isu. tapi beda halnya dengan foto, satu foto bisa menceritakan pristiwa secara luas. tentu dengan tambahan caption sebagai keterangan lebih lanjutnya. foto sebagai informasi visual mampu membuat perubahan pada hidup yang melihatnya. Jika dikerjakan dengan jiwa yang benar, foto bisa menjadi alat yang berkekuatan besar untuk menjelaskan kebebasan dunia dengan menyampaikan kejadian-kejadian yang sebenarnya tentang keadaan manusia.

2.7 Proses Perancangan Meliputi :

1. Kata Pengantar 2. Informasi

(34)

3. Pesan

4. Sasaran / public 5. Strategi :

6. Unsur grafis : format, warna, tipografi, layout dan ukuran 7. Finishing (Produksi)

Referensi

Dokumen terkait

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreaatifi yang diaplikasikan dalam berbagai bentuk media komunikasi visual dengan

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan

Menurut definisinya, desain komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media

Dalam sebuah artikel dari http://sadidadalila.wordpress.com/ menjelaskan bahwa Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan

Storyboard merupakan konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual, termasuk audio dengan mengolah elemen

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreaatifi yang diaplikasikan dalam berbagai bentuk media komunikasi visual dengan

Dalam bukunya Adi Kusrianto mengungkapkan: “Desain Komunikasi Visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan