Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juni 2020 eISSN 2657- 0998
422
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pendapatan
Nasional melalui Penerapan Model Pembelajaran Make A Match di
Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu
Hayati
Guru SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu Aceh Utara Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar peningkatkan hasil belajar siswa pada materi pendapatan nasional melalui penerapan model pembelajaran make a match di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 syamtalira Bayu tahun peajaran 2018/2019. Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester ganjil, bulan Agustus- Oktober pada tahun pelajaran 2018/2019. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 syamtalira Bayu tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 32 orang siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa serta hasil belajar siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan, rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 71,6, sedangkan pada siklus II sebesar 85. Ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 71,9%, sedangkan pada siklus II sebesar 100%. Rata-rata keseluruhan Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran siklus I adalah sebesar 4,2 dan pada siklus II meningkat menjadi 4,7. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I adalah sebesar 59,6% dan pada siklus II meningkat menjadi 89,45%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pendapatan nasional di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu Tahun Pelajaran 2018/2019.
Kata Kunci : Hasil Belajar, make a match, Ekonomi PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (Dewi, 2019). Tanpa pendidikan manusia tidak akan maju dan berkembang. Peningkatan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia. Usaha pencapai mutu pendidikan diperlukan suatu semangat belajar siswa dan metode pembelajaran sekaligus strategi pembelajaran secara optimal. Pendidikan berfungsi membantu siswa dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau melatih ketrampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara
423 potensial dan aktual telah dimiliki oleh siswa, sebab siswa bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar (Andalia, Ridhwan, Roslina, Afni, & AG, 2019).
Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menjelaskan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut. Menurut Degeng (dalam Ratumanan, 2015) pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkansiswa. Pembelajaran dapat dipandang sebagai upaya untuk memfasilitasi siswa dalam membangun pemahamannya tentang pengetahuan tertentu. Sedangkan, menurut Oemar Hamalik (2011: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur. Proses pembelajaran ini sendiri masih banyak mengalami masalah dalam hal perencanaan dan pelakasanaan pembelajaran. Dalam perencanaan pembelajaran, masih banyak terdapat guru yang tidak mengembangkan silabus dan RPP bahkan tidak memiliki dokumen silabus dan RPP yang dapat digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran, serta masih terdapat RPP dengan langkah-langkah pembelajaran yang tidak lengkap dan tidak detail.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan wujud dari implementasi dari rencana yang telah disusun diharapkan berlangsung efektif, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Namun pada kenyataannya masih terdapat banyak kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga pembelajaran tidak dapat berjalan dengan efektif. Pelaksanaan pembelajaran seringkali hanya diarahkan pada kemampuan akademik dan mengabaikan pembentukan sikap atau karakter, serta hanya diarahkan pada penguasaan konsep dan tingkat berpikir rendah.
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah satu faktor berhasilnya pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga guru perlu memperhatikan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dan kurikulum yang berlaku. Metode adalah cara digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran (Sanjaya, 2014 : 147).
Guru dituntut untuk selalu melakukan inovasi dalam hal memilih metode dan model pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan model pembelajaran harus didasarkan pada kesesuaian dengan tujuan pembelajaran yang akan ditempuh oleh siswa. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru harus bisa menyampaikan materi pembelajaran dengan model pembelajaran yang bervariasi. Salah satunya adalah dengan mengubah model pembelajaran yang ada menjadi lebih kreatif, inovatif, dan menarik. Adanya variasi dalam
424
pemilihan model pembelajaran oleh guru akan dapat meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan pengalaman dan observasi peneliti yang mengajar pelajaran ekonomi di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu, peneliti lebih aktif dari pada siswa. Dalam proses belajar mengajar peneliti lebih sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Suasana demikian membuat siswa diam dan pasif di tempat duduk mendengar dan menerima materi dari peneliti. kemudian pada saat pembelajaran berlangsung siswa lebih senang membicarakan topik diluar pembelajaran. Sebagai fasilitator bagi siswa, seharusnya guru dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Namun pada kenyataannya, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masih rendah terlihat ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya maupun mengerjakan soal di papan tulis, hanya sedikit siswa yang merespon. Sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran ekonomi yang berakibat rendahnya hasil belajar siswa.
Kondisi-kondisi di atas menyebabkan pelajaran ekonomi menjadi kurang disenangi oleh sebagian siswa. Jika dikaji lebih lanjut, proses kegiatan pendidikan tidak harus berpusat pada guru/tenaga pendidikan, tetapi anak harus lebih aktif. Keaktifan anak disini diartikan keaktifan yang timbul bukan atas dasar paksaan, oleh karena itu materi yang dipelajari harus menarik minat belajar siswa dan menantang sehingga mereka dan terlibat dalam proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran ekonomi dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta hasil belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.
Hal ini membuat peneliti tertarik mengadakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif, kreatif, dan menarik sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS di IPS SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu. Penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research) ini memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Salah satu model pembelajaran yang dipilih peneliti untuk diterapkan dalam proses pembelajaran ekonomi yaitu model pembelajaran make a match atau membuat pasangan.
Model pembelajaran make and match adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi disamping kemampuan berpikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu (Wahab, 2007 : 59). Menurut Rusman (2010: 223) model
make a match merupakan salah satu jenis dari metode pembelajaran kooperatif. Salah satu
keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Suyatno (2009 : 72) mengungkapkan bahwa model make and match adalah model pembelajaran dimana guru menyiapkan kartu yang berisi soal atau permasalahan dan menyiapkan kartu jawaban kemudian siswa mencari pasangan kartunya. Model pembelajaran make and
match merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif. Model make and match melatih
425 sama disamping melatih kecepatan berfikir siswa. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Dengan demikian akan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki dan hasil belajar ekonomi akan lebih meningkat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakna di SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh. Penelitian ini dilakukan pada awal semester ganjil, bulan Agustus – Oktober pada tahun pelajaran 2018/2019. Subjek adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 syamtalira Bayu tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 32 orang siswa. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat kasuistik dan berkonteks pada kondisi, keadaan dan situasi yang ada di dalam kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi guna meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas (Kurniasih dan Sani, 2014: 3). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa serta hasil belajar siswa. Teknik analaisis data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal dalam penelitian ini adalah hasil penglaman dan observasi guru. Diketahui bahwasanya dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru selama ini, guru lebih aktif dari pada siswa. Kemudian hasil belajar siswa masih tergolong rendah dan belum memenuhi KKM. Dalam proses belajar mengajar siswa tterlihat kurang aktif, siswa diam dan pasif di tempat duduk hanya mendengar dan menerima materi dari guru. Ketidakaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang masih rendah juga terlihat ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya maupun mengerjakan soal di papan tulis, hanya sedikit siswa yang merespon. Keadaaan ini menjadikan siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran dan mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. sehingga perlu dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran. Perbaikan yang dilakukan guru untuk mengatasi permasalahan adalah dengan menerapkan model pembelajaran make
a match. Model pembelajaran make a match merupakan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa karena model pembelajaran ini menuntut siswa untuk belajar memahami suatu konsep dengan mencari pasangan. Sehingga siswa menjadi bersemangat mengkuti pembelajaran dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menjaddikan siswa mudah dalam memahami materi pelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
426
Deskripsi Hasil Siklus I Perencanaan
Pada tahapan ini peneliti menyusun RPP sesuai dengan materi yang akan digunakan dalam penelitian tentang pengertian pendapatan nasional, manfaat penghitungannya, serta komponen-komponen dalam pendapatan nasional dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran dan lembar observasi aktiviatas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran make a match. Menyusun materi ekonomi. Menyusun materi pembelajaran dan LKS yang akan digunakan pada saat pembelajaran pertemuan pertama. Guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban sebagai media dari model pembelajaran make a match pada pertemuan kedua. Menyusun soal tes hasil belajar sesuai dengan materi pembelajaran pada siklus ini. Soal tes hasil belajar terdiri dari 20 butir pertanyaan pilihan ganda.
Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran
discovery learning. Pada siklus ini dilaksanakan 3 kali pertemuan, pertemuan pertama dan
kedua merupakan kegiatan pembelajaran dengan alokasi waktu 2 x 45 menit, sedangkan pertemuan ketiga merupakan tes siklus dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Berikut ini uraian pelaksanaan tes hasil belajar siswa siklus I yang dilaksanakan peneliti. Hasil belajar siswa pada siklus I yang diperoleh dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Kode Siswa Nilai Siswa Keterangan
1 Siswa 1 70 Tuntas
2 Siswa 2 65 Tidak Tuntas
3 Siswa 3 80 Tuntas
4 Siswa 4 75 Tuntas
5 Siswa 5 70 Tuntas
6 Siswa 6 80 Tuntas
7 Siswa 7 70 Tuntas
8 Siswa 8 65 Tidak Tuntas
9 Siswa 9 80 Tuntas
10 Siswa 10 70 Tuntas
11 Siswa 11 60 Tidak Tuntas
12 Siswa 12 55 Tidak Tuntas
13 Siswa 13 70 Tuntas
14 Siswa 14 80 Tuntas
15 Siswa 15 75 Tuntas
16 Siswa 16 60 Tidak Tuntas
17 Siswa 17 70 Tuntas
18 Siswa 18 85 Tuntas
427
20 Siswa 20 75 Tuntas
21 Siswa 21 70 Tuntas
22 Siswa 22 80 Tuntas
23 Siswa 23 75 Tuntas
24 Siswa 24 55 Tidak Tuntas
25 Siswa 25 80 Tuntas
26 Siswa 26 60 Tidak Tuntas
27 Siswa 27 70 Tuntas
28 Siswa 28 75 Tuntas
29 Siswa 29 85 Tuntas
30 Siswa 30 80 Tuntas
31 Siswa 31 65 Tidak Tuntas
32 Siswa 32 80 Tuntas
Jumlah nilai 2290
Nilai rata-rata 71,6 Jumlah siswa yang tuntas 23 Jumlah siswa Tidak Tuntas 9 % siswa yang tuntas 71,9 % siswa Tidak Tuntas 28,1
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah nilai yang diperoleh sebesar 2290 dengan rata-rata sebesar 71,6. Jumlah siswa yang telah tuntas (mencapai KKM) adalah sebanyak 23 siswa dan yang belum sebanyak 9 siswa. Persentase siswa yang telah tuntas adalah sebesar 71,9% dan yang belum tuntas sebesar 28,1%. Hasil belajar siswa yang diperoleh belum dapat dikatakan berhasil karena persentase ketuntasan siswa belum mencapai 85%.
Observasi
Observasi Aktivitas Guru (Peneliti)
Berikut ini merupakan hasil observasi aktivitas guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2 siklus I.
Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Guru pertemuan 1 Siklus I
No Aktivitas Guru Nilai
1 Pendahuluan
a. Mengucapkan salam ketika memasuki ruangan b. Meminta ketua kelas untuk memimpin do’a c. Melakukan apersepsi tentang materi
d. Memotivasi siswa
e. Menginformasikan tujuan yang harus dicapai siswa
f. Menginformasikan model pembelajaran yang dilaksanakan
4 4 4 4 4 4 Rata-rata 4,7
428
2 Kegiatan Inti
a. Menyampaikan materi
b. Membimbing siswa dalam mencari materi dari berbagai media c. Memberikan LKS kepada siswa
d. Memberi kesempatan bertanya bagi siswa/kelompok tentang hal-hal yang belum dipahami
4 3 4 4 Rata-rata 3,75 3 Penutup
a. Mengarahkan/bersama dengan siswa membuat simpulan b. Menyampaikan informasi/materi selanjutnya
c. Mengucapkan salam 4 4 5 Rata-rata 4,3 Rata-rata keseluruhan 4,02
Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Guru pertemuan 2 Siklus I
No Aktivitas Guru Nilai
1 Pendahuluan
a. Mengucapkan salam ketika memasuki ruangan b. Meminta ketua kelas untuk memimpin do’a c. Melakukan apersepsi tentang materi
d. Memotivasi siswa
e. Menginformasikan tujuan yang harus dicapai siswa
f. Menginformasikan model pembelajaran yang dilaksanakan
5 5 5 4 4 5 Rata-rata 4 2 Kegiatan Inti
a. Membantu siswa mengingat kembali materi sebelumnya b. Membagi siswa menjadi 2 kelompok besar secara heterogen c. Menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban lalu meminta
masing-masing siswa mengambil 1 kartu
d. Membimbing siswa dalam melaksanakan model make a match e. Mempersilahkan siswa presentasi di depan kelas
f. Memberikan konfirmasi kecocokan kartu
4 3 4 4 3 4 Rata-rata 3,7 3 Penutup
a. Mengarahkan/ bersama dengan siswa membuat simpulan b. Menyampaikan informasi/materi selanjutnya
c. Mengucapkan salam 4 5 5 Rata-rata 4,7 Rata-rata keseluruhan 4,37
Rata-rata pertemuan 1 dan pertemuan 2 4,2
Berdasarkan tabel di atas diketahui aktivitas guru dalam melakukan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus I berada pada kategori baik, dengan rata-rata keseluruhan
429 4,02. Sedangkan aktivitas guru pada pertemuan kedua siklus I juga berada pada kategori baik, dengan rata-rata 4,37. Rata-rata keseluruhan pertemuan pertama dan kedua adalah sebesar 4,2. Terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan guru belum baik. Pada pertemuan pertama, aktivitas guru dalam membimbing siswa dalam mencari materi dari berbagai media. Sedangkan pada pertemuan kedua, aktivitas guru yang belum sempurna terdapat pada kegiatan membagi kegiatan dan membimbing siswa dalam melaksanakan model
make a match.
Observasi Aktivitas Siswa
Berikut ini merupakan hasil observasi aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a match pada siklus I.
Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No Aktivitas Skor Perte- muan 1 Perte-muan 2 1 Kegiatan-kegiatan visual a. Menjawab salam/berdo,a
b. Memperhatikan penjelasan tujuan pembelajaran
c. Memperhatikan penjelasan tentang model pembelajaran
3 2 2 4 3 3 2 Kegiatan-kegiatan lisan a. Mengajukan pertanyaan. b. Mengemukakan pendapat c. Berdiskusi 2 2 2 3 3 3 3 Kegiatan-kegiatan mendengarkan a. Mendengarkan pendapat orang lain
b. Mendengarkan percakapan atau diskusi dalam kelompok
2 2
2 2 4 Kegiatan-kegiatan menulis
Mengerjakan LKS/membuat rangkuman 2 2
5 Kegiatan presentasi
Memperhatikan presentasi di depan kelas 2 3
6
Kegiatan-kegiatan mental
Merenungkan, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan
2 2
7
Kegiatan-kegiatan emosional
a. Semangat dan antusias dalam mengikuti pelajaran b. Berani dan tenang dalam pembelajaran
2 2 3 2 Total 27 35 Persentase 51,9% 67,3% Persentase keseluruhan 59,6%
430
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match sudah aktif, tetapi belum siswa terlibat aktif. Pada pertemuan pertama nilai keseluruhan yang diperoleh sebesar 27 dengan persentase sebesar 51,9%. Sedangkan pada pertemuan kedua nilai yang diperoleh sebesar 35 dengan persentase sebesar 67,3%. Persentase keseluruhan sebesar 59,6%. Berdasarkan hasil yang diperoleh, diketahui bahwa siswa sudah aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Refleksi
Belum tercapainya indikator keberhasilan penelitian pada siklus I ini karena adanya kekurangan dan permasalahan berikut ini: Siswa baru pertama kali mengikuti pembelajaran dengan model make a match sehingga siswa masih kurang paham dengan pelaksanaan pembelajarannya. Siswa belum memahami materi pembelajaran karena dalam mengikuti proses pembelajaran siswa kurang bersungguh-sungguh. Dalam mengikuti proses pembelajaran masih ada siswa yang belum memahami materi sehingga pada saat permainan make a match berlangsung ada siswa yang tidak menemukan pasangan kartunya hingga waktu yang ditentukan habis.
Dengan adanya kekurangan pada siklus I ini, maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus II agar dapat mencapai indikator keberhasilan penelitian ini. Perbaikan yang perlu dilakukan pada siklus II antara lain: Sebelum memulai pembelajaran guru perlu memberikan motivasi kepada siswa agar siswa dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan baik dan bersungguh-sungguh. Guru perlu menjelaskan kembali aturan pelaksanaan model pembelajaran make a match secara jelas agar siswa dapat memahami dengan baik dan dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Guru menjelaskan materi pembelajaran, melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa, dan memastikan siswa benar-benar paham dengan materi pembelajaran.
Diskripsi Hasil Siklus II Perencanaan
Persiapan yang dilakukan oleh guru antara lain: Menyusun RPP kembali sesuai dengan materi yang akan digunakan dalam penelitian tentang tentang metode penghitungan pendapatan nasional, pengertian pendapatan per kapita, serta rumus menghitung pendapatan per kapita dengan menerapkan model pembelajaran make a
match. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru (peneliti) dalam melaksanakan
pembelajaran dan lembar observasi aktiviatas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran make a match. Menyusun materi ekonomi. Menyusun materi pembelajaran dan LKS yang akan digunakan pada saat pembelajaran pertemuan pertama. Guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban sebagai media dari model pembelajaran
make a match pada pertemuan kedua. Menyusun soal tes hasil belajar sesuai dengan
materi pembelajaran pada siklus ini. Soal tes hasil belajar terdiri dari 20 butir pertanyaan pilihan ganda.
431 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua merupakan kegiatan pembelajaran dengan alokasi waktu masing-masing 2 x 45 menit. Sedangkan pertemuan ketiga merupakan pelaksanaan tes siklus II dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Berikut pemaparan pelaksanaan tes hasil belajar siswa siklus II yang dilakukan oleh peneliti. Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5. Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Kode Siswa Nilai Siswa Keterangan
1 Siswa 1 80 Tuntas 2 Siswa 2 75 Tuntas 3 Siswa 3 90 Tuntas 4 Siswa 4 85 Tuntas 5 Siswa 5 80 Tuntas 6 Siswa 6 95 Tuntas 7 Siswa 7 80 Tuntas 8 Siswa 8 80 Tuntas 9 Siswa 9 95 Tuntas 10 Siswa 10 85 Tuntas 11 Siswa 11 75 Tuntas 12 Siswa 12 70 Tuntas 13 Siswa 13 85 Tuntas 14 Siswa 14 95 Tuntas 15 Siswa 15 90 Tuntas 16 Siswa 16 75 Tuntas 17 Siswa 17 80 Tuntas 18 Siswa 18 100 Tuntas 19 Siswa 19 75 Tuntas 20 Siswa 20 80 Tuntas 21 Siswa 21 85 Tuntas 22 Siswa 22 95 Tuntas 23 Siswa 23 90 Tuntas 24 Siswa 24 70 Tuntas 25 Siswa 25 100 Tuntas 26 Siswa 26 75 Tuntas 27 Siswa 27 85 Tuntas 28 Siswa 28 85 Tuntas 29 Siswa 29 100 Tuntas 30 Siswa 30 95 Tuntas 31 Siswa 31 80 Tuntas 32 Siswa 32 90 Tuntas
432
Jumlah nilai 2720
Nilai rata-rata 85 Jumlah siswa yang tuntas 32 Jumlah siswa Tidak Tuntas 0 % siswa yang tuntas 100 % siswa Tidak Tuntas 0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwasanya seluruh telah tuntas dengan persentase ketuntasan sebesar 100%. Jumlah nilai yang diperoleh sebesar 2720 dengan rata-rata sebesar 85. Hasil belajar siswa yang diperoleh sudah mencapai indikator keberhasilan penelitian.
Observasi
Observasi Aktivitas Guru (Pembelajaran)
Hasil observasi terhadap aktivitas guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru pertemuan 1 Siklus II
No Aktivitas Guru Nilai
1 Pendahuluan
a. Mengucapkan salam ketika memasuki ruangan b. Meminta ketua kelas untuk memimpin do’a c. Melakukan apersepsi tentang materi
d. Memotivasi siswa
e. Menginformasikan tujuan yang harus dicapai siswa
f. Menginformasikan model pembelajaran yang dilaksanakan
5 5 4 4 5 5 Rata-rata 4,7 2 Kegiatan Inti a. Menyampaikan materi
b. Membimbing siswa dalam mencari materi dari berbagai media c. Memberikan LKS kepada siswa
d. Memberi kesempatan bertanya bagi siswa/kelompok tentang hal-hal yang belum dipahami
4 5 5 4 Rata-rata 4,5 3 Penutup
a. Mengarahkan/bersama dengan siswa membuat simpulan b. Menyampaikan informasi/materi selanjutnya
c. Mengucapkan salam 4 5 5 Rata-rata 4,7 Rata-rata keseluruhan 4,63
433 Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Guru pertemuan 2 Siklus II
No Aktivitas Guru Nilai
1 Pendahuluan
a. Mengucapkan salam ketika memasuki ruangan b. Meminta ketua kelas untuk memimpin do’a c. Melakukan apersepsi tentang materi
d. Memotivasi siswa
e. Menginformasikan tujuan yang harus dicapai siswa
f. Menginformasikan model pembelajaran yang dilaksanakan
5 5 5 4 5 5 Rata-rata 4,8 2 Kegiatan Inti
a. Membantu siswa mengingat kembali materi sebelumnya b. Membagi siswa menjadi 2 kelompok besar secara heterogen c. Menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban lalu meminta
masing-masing siswa mengambil 1 kartu
d. Membimbing siswa dalam melaksanakan model make a match e. Mempersilahkan siswa presentasi di depan kelas
f. Memberikan konfirmasi kecocokan kartu
5 4 5 4 4 5 Rata-rata 4,5 3 Penutup
a. Mengarahkan/ bersama dengan siswa membuat simpulan b. Menyampaikan informasi/materi selanjutnya
c. Mengucapkan salam 5 5 5 Rata-rata 5 Rata-rata keseluruhan 4,77
Rata-rata pertemuan 1 dan pertemuan 2 4,7
Berdasarkan tabel di atas diketahui aktivitas guru dalam melakukan pembelajaran telah mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama siklus II berada pada kategori sangat baik, dengan rata-rata keseluruhan 4,63. Sedangkan aktivitas guru pada pertemuan kedua siklus II juga berada pada kategori sangat baik, dengan rata-rata 4,77. Rata-rata keseluruhan pertemuan pertama dan kedua adalah sebesar 4,7. Hasil yang diperoleh ini menunjukkan aktivitas yang dilakukan guru belum baik pada siklus I telah diperbaiki guru pada siklus II ini. Hal ini juga menunjukkan kemapuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran make a match semakin baik.
Observasi Aktivitas Siswa
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a match pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
434
Tabel 8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
N o Aktivitas Skor Perte muan 1 Perte-muan 2 1 Kegiatan-kegiatan visual a. Menjawab salam/berdo,a
b. Memperhatikan penjelasan tujuan pembelajaran
c. Memperhatikan penjelasan tentang model pembelajaran
3 3 3 4 4 4 2 Kegiatan-kegiatan lisan a. Mengajukan pertanyaan. b. Mengemukakan pendapat c. Berdiskusi 4 4 4 4 4 4 3 Kegiatan-kegiatan mendengarkan a. Mendengarkan pendapat orang lain
b. Mendengarkan percakapan atau diskusi dalam kelompok
3 3
3 4 4 Kegiatan-kegiatan menulis
Mengerjakan LKPD/membuat rangkuman 3 4
5 Kegiatan presentasi
Memperhatikan presentasi di depan kelas 3 4
6
Kegiatan-kegiatan mental
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan
3 4
7
Kegiatan-kegiatan emosional
a. Semangat dan antusias dalam mengikuti pelajaran b. Berani dan tenang dalam pembelajaran
3 3 4 4 Total 42 55 Persentase 80,8% 98,1% Persentase keseluruhan 89,45%
Berdasarkan tabel di atas diketahui aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match sudah berada pada kategori sangat aktif. Pertemuan pertama nilai keseluruhan yang diperoleh sebesar 42 dengan persentase sebesar 80,8%. Sedangkan pada pertemuan kedua nilai yang diperoleh sebesar 55 dengan persentase sebesar 98,1%. Persentase keseluruhan sebesar 89,45%. Berdasarkan hasil yang diperoleh, diketahui bahwa hasil yang diperoleh sudah mencapai indikator keberhasilan penelitian.
Tahap Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran make a match telah berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan harapan guru. Berdasarkan data di atas, hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan tidak
435 perlu dilakukan tindakan lebih lanjut karena telah mencapai indikator keberhasilan penelitian.
PENUTUP Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan penerapan model pembelajaran pembelajaran
make a match diketahui adanya peningkatan rata-rata hasil belajar dan peningkatan
persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 71,6, sedangkan pada siklus II sebesar 85. Ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 71,9%, sedangkan pada siklus II sebesar 100%. Rata-rata keseluruhan Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran siklus I adalah sebesar 4,2 dan pada siklus II meningkat menjadi 4,7. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I adalah sebesar 59,6% dan pada siklus II meningkat menjadi 89,45%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pendapatan nasional di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu Tahun Pelajaran 2018/2019.
DAFTAR PUSTAKA
Andalia, N., Ridhwan, M., Roslina, R., Afni, N., & AG, B. (2019). Implementation of Inquiry Method on Students’ Critical Thinking Ability in the Concept of Structure and Function of Plant Networks. International Journal for Educational and
Vocational Studies. https://doi.org/10.29103/ijevs.v1i4.1784
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Kurniasih, Imas. & Sani, Berlin. 2014. Teknik dan Cara Mudah Membuat Penelitian
Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kata Pena.
Ratumanan, T.G. 2015. Inovasi Pembelajaran Mengembangkan Potensi Peserta Didik
Secara Optimal. Yogyakarta: Ombak.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru. Edisi Kedua). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana. Pustaka.
Wahab, Abdul, Aziz . 2007. Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Dewi, Y. dan. (2019). mengembangkan kemampuan kognitif anak melalui bermain rancang bangun balok di PAUD IT AL FATIH KOTA BANDA ACEH Yuhasriarti Dewi wahyuni. Journal of Chemical Information and Modeling.