• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 8, No. 7, Oktober 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 8, No. 7, Oktober 2020"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1191

Upaya Meningkatan Kemampuan Menulis Peserta Didik Menggunakan

Model Pembelajaran Kontekstual pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Materi Menulis Laporan Pengamatan SD Negeri 3 Bintang

Masniar

Guru SD Negeri 3 Bintang Aceh Tengah Email: masniar.bintang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan peserta didik dalam menulis laporan pengamatan dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual di kelas IVB SD Negeri 3 Bintang tahun pelajaran 2018/2019. Tempat penelitian ini adalah di SD Negeri 3 Bintang. Penelitian ini akan dilaksanakan selama tiga bulan, mulai bulan Juli sampai dengan bulan September 2018, pada semester ganjil tahun pelajaran pelajaran 2018/2019. Subjek dalam penelitian adalah peserta didik kelas IVB SD Negeri 3 Bintang tahun pelajaran 2018/2019, dengan jumlah peserta didik sebanyak 33 peserta didik. Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan tes siklus untuk pengumpulan data kuantitatif, dan lembar observasi untuk teknik pengumpulan data kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I persentase peserta didik yang telah mencapai KKM sebesar 63,64%, pada siklus II seluruh peserta didik telah mencapai KKM dengan persentase 100% dan mengalami peningkatan sebesar 36,36%. Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I rata-rata yang diperoleh sebesar 69,2%, dengan kategori baik. Sedangkan pada siklus II rata-rata yang diperoleh sebesar 95,8% dengan kategori sangat baik dan mengalami peningkatan sebesar 26,6%. Aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I memiliki persentase nilai rata-rata sebesar 54,24%, dan berada pada kategori cukup. Pada siklus II aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran telah lebih aktif dibandingkan siklus I dan memiliki persentase nilai rata-rata sebesar 83,43% berada pada kategori baik sekali dan mengalami peningkatan sebesar 29,19%. Sehingga dapat disimpulkah bahwa melalui penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi menulis laporan pengamatan di kelas IVB SD Negeri 3 Bintang tahun pelajaran 2018/2019.

Kata Kunci: Model Kontekstual, Hasil Belajar, Menulis Laporan Pengamatan

PENDAHULUAN

Tujuan pendidikan Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

(2)

1192

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Di Indonesia baru saja menerapkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Sesuai dengan Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013, ”Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia”.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (BNSP,2006:317). Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yang saling mendukung, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan 2008:1). Dari keempat keterampilan tersebut, keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang paling tinggi tatarannya dan paling sulit penguasaannya. Hal ini disebabkan keterampilan menulis dapat dikuasai setelah peserta didik menguasai keterampilan berbahasa menyimak, berbicara dan membaca. Isah (2009: 36) menyatakan menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menurut Doyin dan Wagiran (2009:12), menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak langsung. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dalam kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur. Ismail (dalam Abidin 2013:190) menyebutkan bahwa pembelajaran menulis saat ini masih menyisakan sejumlah masalah serius. Salah satu masalah tersebut adalah rendahnya kemampuan menulis. Hal ini tampak dari rata-rata nilai peserta didik sekolah dasar sampai kelas enam belum mampu menulis secara mandiri dengan hasil yang memuaskan.

Permasalahan tersebut juga ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis laporan pengamatan pada peserta didik kelas IVB SD Negeri 3 Bintang. Berdasarkan pengalaman peneliti yang mengajar Bahasa Indonesia di SD Negeri 3 Bintang. Peneliti menemukan bahwa hasil belajar peserta didik kelas IVB untuk pelajaran bahasa Indonesia masih berada di bawah KKM yang ditetapkan. Hal ini disebabkan peserta didik kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran, peserta didik cenderung senang bermain saat pembelajaran berlangsung, tidak mendengarkan penjelasan guru. Selain itu, pembelajaran yang disajikan guru kurang menggembirakan dan kurang bermakna, guru masih menggunakan metode ceramah pada saat mengajar, peserta didik merasakan bosan, kurang respon dan pasif pada saat proses pembelajaran. Sehingga pada saat proses pembelajaran, peneliti berperan lebih aktif dibandingkan peserta didik. Pembelajaran menjadi berpusat pada peneliti.

(3)

1193

Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu adanya pemilihan model yang tepat agar dapat menghilangkan hambatan belajar yaitu kurangnya minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yang menyebabkan rendahnya hasil belajar peserta didik, yaitu model pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dalam kehidupan nyata, sehingga mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Hamruni, 2012: 132). Peneliti beranggapan model pembelajaran kontekstual sangat tepat dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang menulis laporan pengamatan yang mana model pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik, membantu peserta didik memahami makna materi pelajaran yang dipelajari dengan mengaitkan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. Model pembelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang memberikan fasilitas kegiatan belajar peserta didik untuk mencari, mengolah dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret (terkait dengan kehidupan nyata) melalui keterlibatan peserta didik dalam mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri (Rusman, 2012: 190). Proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan model pembelajaran kontekstual menekankan pada pengembangan minat dan pengalaman nyata peserta didik. Pengalaman langsung dan nyata tersebut sesuai dengan perkembangan peserta didik yang berada pada tahap operasional konkret. Melalui pengalaman yang nyata akan membuat belajar menjadi bermakna dan tidak mudah lupa.

METODE PENELITIAN

Tempat penelitian ini adalah di SD Negeri 3 Bintang. Penelitian ini akan dilaksanakan selama tiga bulan, mulai bulan Juli sampai dengan bulan September 2018, pada semester ganjil tahun pelajaran pelajaran 2018/2019. Subjek dalam penelitian adalah peserta didik kelas IVB SD Negeri 3 Bintang tahun pelajaran 2018/2019 sebanyak 33 peserta didik. Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan tes siklus untuk pengumpulan data kuantitatif, dan lembar observasi untuk teknik pengumpulan data kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal

Dari pengalaman peneliti selama mengajar di kelas IVB pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Peneliti menemukan bahwa hasil belajar peserta didik kelas IVB untuk pelajaran bahasa Indonesia masih berada di bawah KKM yang ditetapkan. Hal ini disebabkan peserta didik kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, pembelajaran yang disajikan guru kurang menggembirakan dan kurang bermakna, guru masih menggunakan metode ceramah pada saat mengajar, peserta didik merasakan bosan, kurang respon dan pasif pada saat proses pembelajaran. Sehingga pada saat proses

(4)

1194

pembelajaran, peneliti berperan lebih aktif dibandingkan peserta didik. Pembelajaran menjadi berpusat pada peneliti.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu adanya pemilihan model yang tepat agar dapat menghilangkan hambatan belajar yaitu kurangnya minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yang menyebabkan rendahnya hasil belajar peserta didik. Model pembelajaran kontekstual sangat tepat dalam pembelajaran bahasa indonesia tentang menulis laporan pengamatan yang mana model pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik, membantu peserta didik memahami makna materi pelajaran yang dipelajari dengan mengaitkan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dalam kehidupan nyata, sehingga mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Melalui model pembelajaran kontekstual, mengajar bukan transformasi pengetahuan dari guru kepada peserta didik dengan menghafal sejumlah konsep-konsep yang sepertinya terlepas dari kehidupan nyata, akan tetapi lebih ditekankan pada upanya memfasilitasi peserta didik untuk mencari kemampuan bisa hidup (life skill) dari apa yang dipelajarinya.

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti menerapkan model pembelajaran kontekstual, dengan persiapan sebagai berikut: 1) Menyiapkan RPP; 2) Membuat LKPD; 3) Menyusun lembar Observasi aktivitas guru dan peserta didik; 4) Menyiapkan instrument tes siklus.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanakan dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, dimana pertemuan pertama dan kedua merupakan proses pembelajaran dan pertemuan ketiga merupakan pelaksanaan tes siklus. Peneliti menerapkan pembelajaran merujuk kepada RPP yang telah disusun hanya saja masih banyak kekurangan-kekurangan yang terjadi. Seperti pada pertemuan pertama. ketika peneliti memberikan pertanyan, peserta didik masih belum berani tunjuk tangan untuk menjawabnya sehingga peneliti menunjuk salah satu peserta didik namun peserta didik tersebut masih malu-malu saat menjawabnya pertanyaan dari peneliti. Pada pembagian kelompok, peneliti menyuruh peserta didik duduk bersama dengan kelompoknya, namun ada peserta didik yang tidak mau bergabung dengan kelompoknya sehingga peniti menasehati peserta didik tersebut agar mau bergabung dengan kelompok yang telah dibagikan. Terlihat hanya beberapa peserta didik memperhatikan penjelasan peneliti dengan sungguh-sungguh, bahkan bertanya ketika kurang jelas. Namun, ada juga peserta didik dalam kelompok yang tidak memperhatikan dan tidak serius. ketika berdiskusi, namun masih ada beberapa peserta didik yang terlihat diam dan tidak ikut memberikan pendapat dalam diskusi. Ada salah satu kelompok yang mempercayakan pekerjaan pada satu peserta didik saja, karena mengganggap peserta didik tersebut pandai. Pada saat persentasi, peserta didik masih malu untuk melakukan presentasi sehingga peneliti menunjuk satu kelompok untuk presentasi di depan kelas. Pada saat

(5)

1195

diberi esempatan bertanya, tidak ada peserta didik yang bertanya, peserta didik masih tampak bingung dan malu untuk bertanya, dan belum ada peserta didik yang berani menyampaikan pendapatnya.

Pada saat pertemuan kedua sudah terjadi kemajuan, dan sudah terjadi perbaikan dalam proses pembelajaran. meskipun masih ada kekurangan seperti: ketika peneliti mengajukan pertanyaan kepada peserta didik, masih banyak peserta didik yang diam dan ada pula yang bermain sendiri dengan temannya. Masih terdapat peserta didik yang tidak ikut bekerja dalam kelompok. Peserta didik tersebut asyik bermain dan mengobrol dengan salah satu peserta didik dari kelompok lain, peserta didik masih mengalami kebingungan atau kesulitan dalam menyelesaikan laporan pengamatan. Peserta didik masih malu untuk melakukan presentasi sehingga peneliti kembali menunjuk satu kelompok untuk presentasi di depan kelas. Tanya jawab antar kelompok juga belum berjalan dengan baik. Peserta didik masih malu untuk bertanya kepada kelompok lain. Bahkan peserta didik kurang memperhatikan ketika kelompok lain mempresentasikan hasil diskusinya. Peserta didik masih kesulitan menarik kesimpulan sendiri. Hasil tes siklus dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I

No Nama Peserta Didik Nilai Kriteria

1 Peserta Didik 1 80 Tuntas

2 Peserta Didik 2 75 Tidak Tuntas

3 Peserta Didik 3 65 Tidak Tuntas

4 Peserta Didik 4 80 Tuntas

5 Peserta Didik 5 56 Tidak Tuntas

6 Peserta Didik 6 50 Tidak Tuntas

7 Peserta Didik 7 85 Tuntas

8 Peserta Didik 8 80 Tuntas

9 Peserta Didik 9 85 Tuntas

10 Peserta Didik 10 80 Tuntas

11 Peserta Didik 11 70 Tidak Tuntas

12 Peserta Didik 12 68 Tidak Tuntas

13 Peserta Didik 13 80 Tuntas

14 Peserta Didik 14 79 Tidak Tuntas

15 Peserta Didik 15 86 Tuntas

16 Peserta Didik 16 80 Tuntas

17 Peserta Didik 17 85 Tuntas

18 Peserta Didik 18 75 Tidak Tuntas

19 Peserta Didik 19 87 Tuntas

20 Peserta Didik 20 83 Tuntas

21 Peserta Didik 21 75 Tidak Tuntas

22 Peserta Didik 22 80 Tuntas

23 Peserta Didik 23 70 Tidak Tuntas

24 Peserta Didik 24 81 Tuntas

25 Peserta Didik 25 83 Tuntas

26 Peserta Didik 26 60 Tidak Tuntas

27 Peserta Didik 27 80 Tuntas

(6)

1196

29 Peserta Didik 29 76 Tidak Tuntas

30 Peserta Didik 30 86 Tuntas

31 Peserta Didik 31 82 Tuntas

31 Peserta Didik 32 80 Tuntas

33 Peserta Didik 33 85 Tuntas

Jumlah 2547

Rata-rata keseluruhan 77,18

Persentase yang mencapai ketuntasan 63,64%

Persentase yang belum mencapai ketuntasan 36,36%

Berdasarkan data pada tabel di atas, rata-rata nilai peserta didik setelah diberikan tindakan siklus I pada materi menulis laporan pengamatan sebesar 77,18 dan terdapat 21 peserta didik yang dinyatakan tuntas dengan persentase 63,64% sedangkan 12 orang dinyatakan belum tuntas karena memperoleh nilai dibawah 80 dengan persentase 36,36%. Berdasarkan persentase peserta didik yang telah mencapai KKM diketahui bahwa hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan penelitian.

c. Observasi

1) Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar

Hasil observasi aktivitas gurus mengajar dalam menerapkan model pembelajaran kontekstual pada pelajaran bahasa Indonesia materi menulis laporan pengamatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Observasi Guru Mengajar Siklus I N

o Aktivitas yang Diamati

Penilaian Rata-rata % Kateg ori P-1 P-2 A Kegiatan Pendahuluan

1 Memberi salam dan berdoa 4 5

76% Baik

2 Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk memulai

proses kegiatan pembelajaran 3 4

3 Memberikan apersepsi dan motivasi 3 3

4 Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 4

5 Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran kontekstual 3 4

B Kegiatan Inti

1 Manyampaikan materi singkat 3 4

56,6% Cukup

2 Membagikan kelompok 2 3

3 Memberikan LKPD kepada setiap kelompok 3 4

4 Memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk berdiskusi dalam menyelesaikan soal-soal LKPD

3 4

5 Membimbing dan mengamati peserta didik 3 4

6 Memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada

peserta didik

3 4

7 Memberikan pemodelan terhadap materi yang

sedang disampaikan

3 4

8 Mendorong peserta didik untuk mau bertanya,

mengeluarkan pendapat atau menjawab pertanyaan

(7)

1197

9 Memimpin diskusi kelas/menguasai kelas 3 3

C Kegiatan Penutup

1 Memberikan penguatan kembali tentang materi 3 4

75% Baik

2 Memberikan umpan balik 3 4

3 Membimbing peserta didik merangkum materi 3 3

4 Mengucapkan salam mengakhiri pertemuan 5 5

Rata-rata penilaian secara keseluruhan 69,2% Baik

Berdasarkan data tabel di atas dapat dilihat bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berada pada kategori baik, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata penilaan secara keseluruhan sebesar 69,2% (baik). Pada kegiatan awal (membuka) pelajaran mendapat rata penilaian 76% (baik). Pada pelaksanaan kegiatan awal, rata-rata penilaian kemampuan peneliti mengelola pembelajaran yang paling rendah adalah pada saat Memberikan apersepsi dan motivasi. Intonasi suara peneliti kurang keras dan semangat serta kurangnya memberi motivasi belajar terhadap peserta didik. Pada kegiatan inti mendapatkan rata-rata penilaian 56,6% (cukup). Pada pelaksanaan kegiatan akhir dalam menutup pelajaran mendapatkan nilai rata-rata 75%. Pada kegiatan ini alokasi waktu yang kurang mencukupi membuat guru memiliki sedikit waktu dalam mengevaluasi kegiatan belajar mengajar. Perolehan skor yang kurang optimal ini dikarenakan guru baru beradaptasi dengan model pembelajaran kontekstual, Sehingga dalam pembentukan kelompok masih belum sesusai rencana dan faktor peserta didik yang sulit diatur juga. Kurang kondusifnya situasi kelas menyebabkan waktu yang tersedia tidak mencukupi. 2) Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik

Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I

No Aktivitas yang Diamati

Siklus I

Pertemuan I Pertemuan II

Alternatif Alternatif

Jumlah % Jumlah %

Kegiatan Pendahuluan

1 Menjawab salam dan berdoa 30 90,90 32 96,96

2 Mendengarkan arahan dan motivasi guru 22 66,66 24 72,72

3 Menyiapkan bahan untuk belajar 23 69,69 24 72,72

4 Kesiapan untuk mengikuti proses belajar 20 60,60 22 66,66

Kegiatan Inti

1 Mendengar dan mengamati penjelasan dari guru 19 57,57 20 60,60

2 Membentuk kelompok 18 54,54 23 69,69

3 Mendengar petunjuk guru untuk mengerjakan LKPD 19 57,57 20 60,60

4 Berinteraksi dan bekerja sama dalam berdiskusi 15 45,45 19 57,57

5 Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan

dengan baik dan benar

10 30,30 15 45,45

6 Peserta didik mampu menjawab pertanyaan 10 30,30 19 57,57

(8)

1198

pengamatan di depan kelas.

8 Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum jelas 3 9,09 13 39,39

Kegiatan Penutup

1 Menanggapi umpan balik yang diberikan 6 18,18 10 30,30

2 Merangkum pembelajaran 5 15,15 10 30,30

3 Menjawab salam di akhir pertemuan 30 90,90 32 96,96

Rata-rata persentase 47,47% 61%

Rata-rata keseluruhan persentase 54,24%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa aktivitas peserta didik pada siklus I belum aktif. Aktivitas peserta didik pada pertemuan pertama rata-rata persentasenya yaitu 47,47% dan pada pertemuan kedua aktivitas peserta didik dengan perolehan rata-rata persentase 61%. Aktivitas peserta didik dari pertemuan kedua meningkat sebanyak 13,53% dibandingkan dengan pertemuan pertama dan rata-rata keseluruhan persentase yaitu 54,24%.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan pengamatan pengamat, hasil tes diketahui bahwa nilai yang diperoleh peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan penelitian. Aktivitas guru mengajar secara umum proses pembelajaran yang dilakukan guru sudah berada pada kategori baik, namun ada bebarapa hal yang masih kurang sempurna yang dilakukan guru, rencana yang tidak sesuai adalah pada saat memberikan apersepsi dan motivasi, membagikan kelompok, mendorong peserta didik untuk mau bertanya, mengeluarkan pendapat atau menjawab pertanyaan dan memimpin diskusi kelas/menguasai kelas. Dari hasil observasi aktivitas peserta didik juga diketahui masih ada peserta didik yang sibuk dengan kegiatanya sendiri. Oleh karena itu peneliti harus melakukan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II nantinya. Adapun perbaikan yang dilakukan peneliti adalah, mengevaluasi proses dan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I.

Siklus II

a. Perencanaan

Pada perencanaan siklus II peneliti merefleksikan kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan siklus I. Pada tahap perencanaan dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual. Hal-hal yang harus dipersiapkan adalah: 1) Menyiapkan RPP; 2) Membuat LKPD; 3) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik; 4) Menyiapkan instrument tes siklus.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanakan dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, dimana pertemuan pertama dan kedua merupakan proses pembelajaran dan pertemuan ketiga merupakan pelaksanaan tes siklus. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II peneliti telah melaksanakan proses pembelajaran seduai dengan RPP yang telah disiapkan. pada proses pembelajaran kali ini sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pembelajaran siklus I. Peserta didik sudah terlihan lebih aktif, meskipun peserta didik yang asyik berbicara dengan teman sebangkunya atau bermain sendiri. sudah tidak ada lagi

(9)

1199

kelompok yang hanya mempercayakan pekerjaan pada satu peserta didik saja. Tanya jawab antar kelompok sudah berjalan dengan baik. Peserta didik sudah memperhatikan ketika kelompok lain mempresentasikan hasil diskusinya. Peserta didik sudah berani dan tidak takut ketika menyampaikan pendapatnya. Pada pertemuan kedua siklus II ini, proses pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Hasil tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

No Nama Peserta Didik Nilai Kriteria

1 Peserta Didik 1 85 Tuntas

2 Peserta Didik 2 89 Tuntas

3 Peserta Didik 3 85 Tuntas

4 Peserta Didik 4 90 Tuntas

5 Peserta Didik 5 84 Tuntas

6 Peserta Didik 6 85 Tuntas

7 Peserta Didik 7 89 Tuntas

8 Peserta Didik 8 90 Tuntas

9 Peserta Didik 9 85 Tuntas

10 Peserta Didik 10 89 Tuntas

11 Peserta Didik 11 89 Tuntas

12 Peserta Didik 12 90 Tuntas

13 Peserta Didik 13 83 Tuntas

14 Peserta Didik 14 82 Tuntas

15 Peserta Didik 15 89 Tuntas

16 Peserta Didik 16 90 Tuntas

17 Peserta Didik 17 85 Tuntas

18 Peserta Didik 18 90 Tuntas

19 Peserta Didik 19 100 Tuntas

20 Peserta Didik 20 85 Tuntas

21 Peserta Didik 21 90 Tuntas

22 Peserta Didik 22 80 Tuntas

23 Peserta Didik 23 85 Tuntas

24 Peserta Didik 24 84 Tuntas

25 Peserta Didik 25 85 Tuntas

26 Peserta Didik 26 80 Tuntas

27 Peserta Didik 27 87 Tuntas

28 Peserta Didik 28 89 Tuntas

29 Peserta Didik 29 90 Tuntas

30 Peserta Didik 30 96 Tuntas

31 Peserta Didik 31 90 Tuntas

32 Peserta Didik 32 87 Tuntas

33 Peserta Didik 33 90 Tuntas

Jumlah 2887

Rata-rata keseluruhan 87,48

Persentase yang mencapai ketuntasan 100%

(10)

1200

Berdasarkan tabel diketahui bahwa nilai rata-rata peserta didik setelah diberikan perbaikan pembelajaran selam tindakan siklus II pada materi menulis laporan pengamatan sebesar 87,48 dan terdapat seluruh peserta didik telah dinyatakan tuntas dengan persentase 100%. Sehingga secara kelas para peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan dalam belajar karena banyaknya peserta didik yang telah tuntas lebih dari 85% yaitu 100%. Berdasarkan persentase peserta didik yang telah mencapai KKM diketahui bahwa hasil belajar peserta didik telah mencapai indikator keberhasilan penelitian.

c. Tahap Observasi

1) Hasil Observasi Guru Mengajar

Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti dalam melaksanakan pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Hasil Observasi Guru Mengajar Siklus II N

o Aktivitas yang Diamati

Penilaian Rata-rata % Kateg ori P-1 P-2 A Kegiatan Pendahuluan

1 Memberi salam dan berdoa 5 5

96% Baik

sekali

2 Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk memulai

proses kegiatan pembelajaran 4 5

3 Memberikan apersepsi dan motivasi 4 5

4 Menyampaikan tujuan pembelajaran 5 5

5 Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran kontekstual 5 5

B Kegiatan Inti

1 Manyampaikan materi singkat 4 5

92,2% Baik

sekali

2 Membagikan kelompok 4 5

3 Memberikan LKPD kepada setiap kelompok 5 5

4 Memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk berdiskusi dalam menyelesaikan soal-soal LKPD

4 5

5 Membimbing dan mengamati peserta didik 5 5

6 Memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada

peserta didik

4 5

7 Memberikan pemodelan terhadap materi yang

sedang disampaikan

4 4

8 Mendorong peserta didik untuk mau bertanya,

mengeluarkan pendapat atau menjawab pertanyaan

4 5

9 Memimpin diskusi kelas/menguasai kelas 5 5

C Kegiatan Penutup

1 Memberikan penguatan kembali tentang materi 4 5

97,6% Baik

sekali

2 Memberikan umpan balik 5 5

3 Membimbing peserta didik merangkum materi 5 5

4 Mengucapkan salam mengakhiri pertemuan 5 5

Rata-rata penilaian secara keseluruhan

95,8% Baik

(11)

1201

Dari tabel di atas diketahui pada siklus kedua ini telah mengalami peningkatan rata-rata cukup banyak. Pada kegiatan awal mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 96% berada pada kategori baik sekali. Pada kegiatan inti juga mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 92,2% dengan kategori baik sekali. Pada kegiatan penutup peneliti mendapatkan nilai 97,6% dalam kategori baik sekali, tidak ada nilai terendah pada kegiatan akhir ini. Demikian aktivitas guru pada siklus 1 sampai dengan siklus 2 meningkat dari rata-rata 69,2% menjadi 95,8%. Hal ini menunjukkan kemampuan guru mengelola pebelajaran mengalami peningkatan.

2) Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik

Hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik dalam mengikuti melaksanakan pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II

No Aktivitas yang Diamati

Siklus I

Pertemuan I Pertemuan II

Alternatif Alternatif

Jumlah % Jumlah %

Kegiatan Pendahuluan

1 Menjawab salam dan berdoa 33 100 33 100

2 Mendengarkan arahan dan motivasi guru 27 81,81 33 100

3 Menyiapkan bahan untuk belajar 26 78,78 31 93,93

4 Kesiapan untuk mengikuti proses belajar 27 81,81 30 90,90

Kegiatan Inti

1 Mendengar dan mengamati penjelasan dari guru 25 75,75 30 90,90

2 Membentuk kelompok 26 78,78 32 96,96

3 Mendengar petunjuk guru untuk mengerjakan

LKPD

25 57,57 30 90,90

4 Berinteraksi dan bekerja sama dalam berdiskusi 24 72,72 29 87,87

5 Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan

dengan baik dan benar

23 69,69 28 84,84

6 Peserta didik mampu menjawab pertanyaan 23 69,69 28 84,84

7 Masing-masing kelompok mempresentasikan

laporan pengamatan di depan kelas.

24 72,72 31 93,93

8 Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum

jelas

22 66,66 27 81,81

Kegiatan Penutup

1 Menanggapi umpan balik yang diberikan 22 66,66 27 81,81

2 Merangkum pembelajaran 22 66,66 28 84,84

3 Menjawab salam di akhir pertemuan 33 100 33 100

Rata-rata persentase 75,95% 90,90%

Rata-rata keseluruhan persentase 83,43%

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa aktivitas peserta didik siklus II pada pertemuan pertama memperoleh rata-rata persentasenya 75,95%. Pada pertemuan kedua aktivitas peserta didik meningkat seiring meningkatnya aktivitas guru dengan

(12)

1202

perolehan rata-rata persentase 90,90%. Rata-rata keseluruhan persentasenya adalah 83,43% mengalami peningkatan sebanyak 29,19% dibandingkan dengan siklus I serta aktivitas peserta didik pada siklus II termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat semua aspek pengamatan mengalami peningkatan.

d. Refleksi

Berdasarkan data perolehan nilai observasi terhadap hasil belajar peserta didik dalam pelajaran bahasa indonesia melalui penerapan model pembelajaran kontekstual pada menulis laporan hasil pengamatan peserta didik kelas IVB SD Negeri 3 Bintang telah mencapai KKM, dan hasil observasi aktivitas guru dan peserta didik juga telah meningkat. Sehingga dapat disimpulkan penelitian yang telah dilaksanakan ini berhasil karena telah mencapai indikator keberhasilan penelitian.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan analisa data hasil belajar peserta didik, maka peneliti menyimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatakan hasil belajar peserta didik pada menulis laporan pengamatan di kelas IVB SD Negeri 3 Bintang. Hal ini dapat dilihat pada hasil tes belajar yang dilakukan. Hasil belajar peserta didik berdasarkan pada siklus I sebanyak 21 orang peserta didik yang berhasil dan dinyatakan lulus sesuai dengan KKM yaitu 80 dengan persentase 63,64%. Sementara pada siklus II semua peserta didik dinyatakan berhasil dengan persentase 100%. Dari siklus I dan siklus II hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan sebanyak 36,36%. Aktivitas peneliti dalam melaksanakan pembelajaran juga mengalami peningkatan, pada siklus I berada pada kategori baik dengan rata-rata sebesar 69,2%, sedangkan pada siklus II berada pada kategori sangat baik dengan nilai rata-rata sebesar 95,8% dan mengalami peningkatan sebesar 26,6%. Aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I berada pada kategori cukup dengan rata-rata sebesar 54,24%, sedangkan pada siklus II berada pada kategori baik sekali dengan rata-rata 83,43% dengan peningkatan 29,19%. Hal ini disebabkan karena penerapan model pembelajaran kontekstual sehingga peserta didik lebih aktif dan berani bertanya dan mengemukakan pendapat. Sehingga pembelajaran tidak jadi membosankan dan peserta didik pun bersemangat untuk belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2013. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Jakarta: Refika Aditama.

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta : BSNP.

Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003. Tentang sistem pendidikan nasional.

Doyin, Mukh. Wagiran. 2011. Bahasa Indonesia, Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: UNNES press.

(13)

1203

Isah, Cahyani. 2009. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia.

PERMENDIKBUD No. 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK-MAK.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran, Jakart a: PT Raja Grafindo Persada.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Gambar

Tabel 1. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I
Tabel 2. Hasil Observasi Guru Mengajar Siklus I
Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I
Tabel 4. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

Indikator keberhasilan upaya kepala sekolah dalam membudayakan karakter kewirausahaan di SMK tersebut dapat diketahui melalui pencapaian kriteria oleh peserta didik,

Informasi peminatan peserta didik dilakukan saat pertama kali masuk sekolah bersamaan dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB) atau pada awal masuk sekolah setelah

a. Lembar pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran. Lembar pengamatan aktivitas peserta didik. Lembar soal tes. Lembar angket motivasi belajar peserta didik. 3.5.2

Adapun hasil analisis 15 soal number sense untuk enam subjek peserta didik SMK Negeri Penerbangan Aceh, diperoleh data bahwa subjek yang telah menggunakan atau belum

Dampak negatif dengan adanya pembelajaran daring selama covid-19 adalah guru dan peserta didik tidak dapat memberi feedback secara cepat, pemahaman anak terhaap suatu materi

Belum tercapainya indikator keberhasilan penelitian pada siklus I ini karena adanya kekurangan dan permasalahan berikut ini: Siswa baru pertama kali mengikuti pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti sebagai guru yang mengajar Biologi di kelas XII IPA 5 SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu diketahui bahwa dalam proses

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila pendidik dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI SMK Yasira Ciamis dengan menerapkan metode