• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEDUDUKAN DAN PERAN BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT(BPRS) DALAM PENINGKATAN MUTU DAN AKSESBILITAS PELAYANAN RUMAH SAKIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEDUDUKAN DAN PERAN BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT(BPRS) DALAM PENINGKATAN MUTU DAN AKSESBILITAS PELAYANAN RUMAH SAKIT"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

1

KEDUDUKAN DAN PERAN

BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT(BPRS)

DALAM PENINGKATAN MUTU DAN AKSESBILITAS

PELAYANAN RUMAH SAKIT

TIM

BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT (BPRS) INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI

DISAMPAIKAN PADA ACARA MUKTAMAR MUKISI

(2)

2

ALUR PENYAJIAN

1

PENGANTAR

3 SEKILAS TTG PERUBAHAN PARADIGMA RUMAH SAKIT SAAT

INI

2

BEBERAPA KEJADIAN DI RS YANG MEMERLUKAN KETERLIBATAN

BPRS-BPRS P UTK INVESTIGASI 4 MENGINGATKAN KEMBALI (BPRS-BPRS P) 6 6. RUANG LINGKUP PEMBINAAN DAN PENGAWASAN RUMAH SAKIT ( UU RS ) 5 HUBUNGAN KERJA BPRS INDONESIA-BPRS PROVINSI-DEWAN PENGAWAS RS-TENAGA PENGAWAS RS-SPI

7

RANGKUM

AN

PERAN

BPRS

-BPRS

P

(3)

Laporan periodik BPRS Indonesia Kepada Menteri Kesehatan RI per semester

(4)

2.Contoh

BEBERAPA KEJADIAN DI RS

YANG MEMERLUKAN

KETERLIBATAN BPRS-BPRS P UTK

INVESTIGASI

4

(5)

1

Senin, 2 Maret 2015 | 23:15 WIB

Menkes

Pastikan Beri Sanksi untuk Siloam

dan

Kalbe Jika Terbukti Salah

• Hingga

siang tadi, Nila mengaku belum

menerima

hasil akhir dari penyelidikan yang

dilakukan

tim Kemenkes serta Badan

Pengawasan

Obat dan Makanan (BPOM )

5 OBAT ANESTHESIA INTRATHECA L (I)

(6)

6

L

A

S

(7)

9 Orang Anggota DPR Komisi 9 melakukan

kunjungan kerja ke RS. Siloam, Karawaci -

Tangerang

(8)

“Demostran dari Solidaritas Perempuan Anti Korupsi Aceh

(SPAK-Aceh) melakukan aksi di halaman Kantor Dinas

Kesehatan Aceh, Banda Aceh, Jumat (1/4/2016). Mereka

mendesak Pemerintah Aceh untuk mengambil tindakan tegas

dan memberikan

kepastian hukum kepada rumah sakit yang

berkinerja buruk

khususnya RSIA”. SERAMBI/M ANSHAR

8

HAK&KUWA JIBAN RS HAK&KUWA

(9)

Dituduh Diskriminatif, Ini Reaksi BPJS

Kesehatan

9 HAK&KUWA JIBAN RS HAK&KUWA JIBAN PX

(10)

3 Pasien Meninggal Beruntun di RSMH

Pringsewu, BPRS: Jangan Cepat

Simpulkan Malapraktik

Kamis, 7 April 2016 10:06

10 OBAT ANESTH ESIA INTRATH ECA L (II)

(11)

Ketua Komisi IX DPR RI beserta Anggota Dewan

lainnya melakukan kunjungan kerja ke RSMH

Pringsewu – Lampung Tgl. 11 April 2016

(12)

12

SAM berdiskusi dengan Kareskrim Polda Lampung ( Dicky Padmanegara ) tentang Kasus Pasien di RSHM Pringsewu –

Lampung. OBAT ANESTH ESIA INTRATH ECA L (II)

(13)

Kasus

Kematian Beruntun 3 Pasien Kejang-kejang

Usai

Operasi

lalu

Meninggal, Benarkah Malapraktik?

Kamis, 7 April 2016 10:26

(14)

Pada Senin 14 Maret 2016,

Insiden kebakaran melanda tabung chamber hiperbarik Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT), RSAL

Mintohardjo,

4 Orang yang melakukan terapi hiperbarik meninggal dunia.

14 HAK&KUWA JIBAN RS HAK&KUWA JIBAN PX-PX SAFETY

(15)

Minggu, 19 Juni 2016

Sebanyak 12 orang terluka, 1 orang di antaranya terpaksa menjalani perawatan intensif karena mengalami keretakan di tulang kakinya akibat insiden lift jatuh

di RS Fatmawati, Jakarta Selatan.

15 HAK&KUWA JIBAN RS HAK&KUWA JIBAN PX-PX SAFETY

(16)

Kamis (14/7/2016).

"Enam tersangka sebagai produsen, 5 orang tersangka sebagai distributor, 3 tersangka penjual, 2 tersangka pengepul botol vaksin, 1 tersangka pencetak label dan bungkus, 1 tersangka sebagai bidan, 2

tersangka sebagai dokter," kata Ari dalam rapat kerja Komisi IX bersama Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dan Bareskrim Polri untuk membahas

Vaksin Palsu.

16 HAK&KUWA JIBAN RS HAK&KUWA JIBAN PX-PX SAFETY

(17)

HAK&KEWAJ IBAN PASIEN HAK&KEWAJ IBAN RS ETIKA

(18)

JUMLAH KEJADIAN/ KASUS YANG

TERJADI

(19)

* Tahun 2015

: 9 Kasus dari 7 RS di 5

Provinsi

* Tahun 2016 ( s/d 31 Juli )

: 25 Kasus dari 21 RS di 15

Provinsi

Catatan : Ada kejadian Khusus

(BUVIPACAIN)

terjadi sebanyak

13 kasus pada 9 RS di 7 Provinsi

(20)

3

SEKILAS TENTANG PERUBAHAN PARADIGMA

RUMAH SAKIT SAAT INI

(21)

A. PERUBAHAN PARADIGMA PELAYANAN

( Bill Marriot,at all)

PELAKSANA LINI DEPAN

MANAJEMEN MENENGAH MANAJE MEN PUN CAK MANAJEMEN PUNCAK MANAJEMEN MENENGAH

PELAKSANA LINI DEPAN

PELANGGAN

PELANGGAN

Pelayanan model lama

(22)

B.ISSUE MASALAH RS-PUSK SAAT INI

HUBUNGAN ANTARA PEMILIK-PENGELOLA-PROVIDER – USER(PASIEN)

PROVIDER PASIEN

TRANSAKSI TERAPEUTIK

MELAHIRKAN HAK & KEWAJIBAN

ANTARA PASIEN & PUSK (PROVIDER)

P E M D A /P E M K O

PENGELOLA-MANAJEMEN

PUSK

1 2 3 4

BPJ

S

SUPLIE R 5

(23)

ETIK 231 3 Fondasi • Asuhan Medis Asuhan pasien • Asuhan Keperawatan • Asuhan Gizi • Asuhan Obat HOSPITAL RISK MANAGEMENT PATIENT CENTRED CARE • Evidence Based Medicine • Value Based Medicine “Safety is a fundamental principle of

patient care and a critical component of Quality

Management.”

(World Alliance for Patient Safety, Forward Programme, WHO, 2004) (PELAYANAN Fokus PASIEN) ETIK RS (GOOD CORPORATEL GOV ETIK PROFESI (GOOD CLINICAL GOV Filosofi Asuhan pasien (Patient care) PERLU PEMBINAAN & PENGAWAS AN

EBM

VBM

•MUTU •PATIENT SAFETY

(24)

24

ASPEK PENGAWASAN RUMAH SAKIT

MELIPUTI :

1. Disiplin Profesi

2. Legal Formal

3. Mutu Klinis dan Pelayanan

4. Kinerja Rumah Sakit dan

Manajemen

5. Etika Rumah Sakit & Profesi

24

PERAN

BPRS

??

(25)

4

MENGINGATKAN KEMBALI

(26)

26

DASAR HUKUM

1. Undang-undang 44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP. No. 49 tahun 2013 tentang Badan Pengawas RS.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 10 tahun 2014 tentang Dewan Pengawas RS.

4. Perrmenkes no. 17 thn 2014,tentang Keanggotaan, pengangkatan dan pemberhentian Anggota badan pengawas rumah sakit indonesia

5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :HK 02.02 / Menkes / 346 / 2014 Tentang Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia

6. Permenkes no 88 Tahun 2015.ttg Pedoman Pengawasan dan Pelaporan&Informasi BPRS Provinsi

(27)

27

Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia

BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT INDONESIA MERUPAKAN

UNIT NON STRUKTURAL DI KEMENTERIAN YANG

BERTANGGUNG JAWAB DI BIDANG KESEHATAN

DALAM MENJALANKAN TUGASNYA BERSIFAT INDEPENDEN.

BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT INDONESIA

BERTANGGUNG

JAWAB KEPADA MENTERI.

(28)

28

Pengawasan dan Pembinaan

Rumah Sakit

Pengawasan dan Pembinaan Rumah

Sakit diatur dalam Undang-Undang

Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit Bab XII Pasal 54 – Pasal

61.

(29)

29

Tugas Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia

1. Membuat

pedoman tentang pengawasan rumah sakit

untuk

digunakan oleh

Badan Pengawas Rumah Sakit Propinsi

;

2. Membentuk sistem pelaporan dan sistem informasi

yang merupakan jejaring dari

Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia dan Badan Pengawas Rumah Sakit

Propinsi; dan

3. Melakukan analisis hasil pengawasan dan memberikan rekomendasi kepada

Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk digunakan sebagai bahan pembinaan

Pasal

58

UU Nomor

44/2009

Tentang Rumah Sakit Peraturan Pemerintah 49 tahun 2013 :

1. BPRS melakukan advokasi pembentukan BPRSP pada Propinsi dengan jumlah

minimal 10 RS

2. Melakukan Monev Operasional BPRSP

(30)

PENJELASAN

TENTANG KEANGGOTAAN

BPRS INDONESIA

(31)

31

Nama Anggota

Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor :HK 02.02 / Menkes / 346 / 2014

Tanggal 14 Oktober 2014

Terdiri dari :

1. KETUA (merangkap anggota):

Dr.dr.Slamet Riyadi Yuwono,DTM&H.,MARS.,M.Kes

2. SEKRETARIS (merangkap anggota):

Drs Sumaryono Rahardjo, MBA

3. ANGGOTA

a. dr.Daeng M Fakih, SH, MH.Kes, MARS

b. Tien Gartinah, MN

(32)

32

TUJUAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN RUMAH SAKIT

OLEH BPRS INDONESIA

DAN

(33)

33

Tujuan

Pembinaan dan Pengawasan Badan Pengawas

Rumah Sakit diarahkan untuk

1. Pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan

yang terjangkau oleh masyarakat;

2. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan;

3. Keselamatan pasien

4. Pengembangan jangkauan pelayanan; dan

5. Peningkatan kemampuan kemandirian rumah

sakit.

(34)

34

Pasal 5 PP 49 / 2013

Dalam menjalankan TUGAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,

BPRS mempunyai wewenang (8 butir) :

a. menyusun tata cara penanganan pengaduan dan mediasi oleh BPRS Provinsi

b. menyusun pedoman, sistem pelaporan, dan sistem informasi jejaring dari BPRS dan BPRS Provinsi untuk ditetapkan oleh Menteri

c. Meminta laporan dari BPRS Provinsi dan melakukan klarifikasi mengenai pengaduan masyarakat dan upaya penyelesaian sengketa; d. Meminta laporan mengenai hasil pembinaan dan pengawasan dari

BPRS Provinsi;

e. Meminta informasi dan melakukan koordinasi dengan BPRS Provinsi, instansi pemerintah, dan lembaga terkait dalam menyusun pedoman tentang pengawasan rumah sakit dan membentuk sistem pelaporan dan sistem informasi;

f. Memberikan rekomendasi kepada Menteri dan gubernur mengenai pola pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit berdasarkan

analisis hasil pembinaan dan pengawasan.

g. Memberikan usulan pembentukan BPRS Provinsi kepada gubernur ; dan

h. Memberikan rekomendasi kepada Menteri dan Pemerintah Daerah untuk mengambil tindakan administratif terhadap Rumah Sakit yang melakukan pelanggaran.

(35)

TUPOKSI

BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT

(BPRS) PROVINSI

(36)

36

Badan Pengawas Rumah Sakit Propinsi

Badan Pengawas Rumah Sakit Propinsi merupakan

unit nonstruktural pada Dinas Kesehatan Propinsi dan

dalam menjalankan tugasnya bersifat independen

.

Badan Pengawas Rumah Sakit dapat dibentuk di

tingkat propinsi oleh Gubernur dan bertanggung jawab

kepada Gubernur

(37)

37

Keanggotaan Badan Pengawas

Rumah Sakit Propinsi

Keanggotaan Badan Pengawas Rumah Propinsi berjumlah maksimal 5 (lima) terdiri dari 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota dan 4 (empat) orang anggota yang terdiri dari

1. Unsur pemerintah;

2. Unsur organisasi profesi (2 ORANG); 3. Asosiasi perumasakitan; dan

4. Tokoh masyarakat

Biaya untuk pelaksanaan tugas-tugas Badan Pengawas Rumah Sakit Propinsi dibebankan kepada ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

(38)

BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT PROVINSI

Bagian

Kesatu

Umum

Pasal 22

Gubernur dapat membentuk BPRS Provinsi

untuk melaksanakan pembinaan dan

pengawasan nonteknis perumahsakitan secara

(39)

2) Dalam hal BPRS Provinsi belum dibentuk, tugas pembinaan

dan

pengawasan nonteknis perumahsakitan secara eksternal di

tingkat provinsi dilaksanakan oleh

DINAS KESEHATAN

(40)

40

Tugas Badan Pengawas Rumah Sakit Propinsi

1. Mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien di wilayahnya; 2. Mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban rumah sakit di wilayahnya;

3. Mengawasi penerapan etika rumah sakIt, etika profesi dan peraturan perundang-undangan;

4. Melakukan pelaporan hasil pengawasan kepada Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia;

5. Melakukan analisis hasil pengawasan dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk digunakan sebagai bahan pembinaan;

6. Menerima pengaduan dan melakukan upaya penyelesaian sengketa dengan cara mediasi.

(41)

WEWENANG

BPRS INDONESIA-BPRS

PROVINSI

(42)

42

Pasal 25 PP 49/ 2013

Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

24,

BPRS Provinsi mempunyai wewenang (6)butir:

a. Melakukan inspeksi penegakan hak dan kewajiban pasien dan Rumah Sakit di wilayahnya;

b. Meminta informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pasien dan Rumah Sakit di wilayahnya kepada semua pihak yang terkait;

c. Meminta informasi tentang penerapan etika Rumah Sakit, etika profesi , dan peraturan perundang-undangan kepada Rumah Sakit

d. Memberikan rekomendasi kepada BPRS dan gubernur

mengenai pola pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit berdasarkan analisis hasil pembinaan dan pengawasan;

e. Menindaklanjuti pengaduan dalam rangka upaya penyelesaian sengketa melalui mediasi; dan

f. Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah untuk mengambil tindakan administratif terhadap Rumah Sakit yang melakukan pelanggaran.

(43)

43

Dalam rangka pembinaan dan pengawasan

Pemerintah dan Pemerintah Daerah

dapat

mengambil tindakan administratif *)

berupa:

1. Teguran;

2. Teguran tertulis; dan/atau

3. Denda dan pencabutan izin

Pasal 54 ayat (5) UU Nomor 44/2009 Tentang Rumah Sakit

Pembinaan dan Pengawasan

*) Berdasarkan Rekomendasi dari

BPRS/BPRS-P

.

(44)

5

HUBUNGAN KERJA

BPRS INDONESIA-BPRS

PROVINSI-DEWAN PENGAWAS

(45)

45

Bagan Pengawasan dan Pembinaan berdasarkan UU No. 44 Tahun 2009

tentang Rumah Sakit :

PENGAWASAN DAN PEMBINAAN NON TEKNIS INTERNAL DEWAN PENGAWAS EKSTERN AL BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT TEKNIS TENAGA PENGAWA S

SPI

(46)

46

Badan Pengawas Rumah Sakit

Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia

(BPRSI)

Badan Pengawas

Rumah Sakit Propinsi

(BPRSP)

KOMITE KEPERAWATA N KKP - RS MUTU MANAJEMEN

AKSES PASIEN – BIAYA RS (KEUANGAN) DEWAN PENGAWAS DIREKSI RS KMRS KOMITE MEDIS ETIKA / UU

SPI

TENAGA PENGAWAS

(47)

BPR

S

Pemerintah Masyarakat Profesi RS

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN RUMAH SAKIT ( UU RS )

M A S Y A R A K A T PASIEN - KELUARGA Stake Holde r : Kem Kes Pemerintah Masyarakat Dinkes Prov BPRS Pusat BPRS Prov Dinkes kab/kota PEMBINAAN - PENGAWASAN PERHIMPUNAN PERUMAH SAKITAN (PERSI) PERHIM- PROFESI DOKTER PERAWAT,DLL Pemilik MASYARAKAT Komite Nas Keselamatan Pasien RS

UUD 1945 PS 28 H AYAT 1 DAN PASAL 34 AYAT 3 UU NO 8 / 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN UU NO 29 TH 2004 TTG PRAKTEK KEDOKTERAN UU NO 40 TH 2004 TTG SJSN UU NO 11 TH 2005 TTG PENGESAHAAN INTERNATIONAL COVENANT ON

ECONOMIC,SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS UU NO 11 TH 2008 TTG KETERBUKAAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK UU NO14 TH 2008 TENTANG

KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

UU TENAGA KERJA, UU IMIGRASI UU NO 25 TH 2009 TTG PELAYANAN PUBLIK UU NO 36 TH 2009 TENTANG KESEHATAN UU NO 43 TH 2009 TENTANG KEARSIPAN UU NO 24 TH 2011 TENTAMG BPJS UU NO 44 TH 2009 TENTANG RUMAH SAKIT KARS JCI ISO MUTU MEDIS KESELAMATAN PASIEN - RS MUTU MANAJEMEN ASES PASIEN – BIAYA

RS(KEUANGAN) DEWAN PENGAWAS DIREKSI RS KOMITE MEDIS ETIKA / UU SPI 47 TENAGA PENGAW AS

(48)

48

6.

RUANG LINGKUP

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

RUMAH SAKIT ( UU RS )

(49)

49 Kewajiban RS. Berdasarkan

UU. No. 44, Tentang RS ( Ada 20, a s/d t )

Pengawasan Pelaksanaan TOOLS

a. Memberikan informasi yang benar tentang Pelayanan RS kepada masyarakat

Identifikasi bentuk promosi & informasi layanan RS

WEB, Brosur, Iklan, PKRS, melalui tinjauan lapangan, tinjauan situs web, dll. b. Memberikan Pelayanan

Kesehataan yang aman, bermutu , antidiskrimasi , dan efektif dengan

mengutamakan

kepentingan pasien sesuai standard pelayanan RS;

Penerapan Program Keselamatan Pasien Pemenuhan hak-hak pasien

Akreditasi, Informasi Hak & Kewajiban pasien kepada pasien / Ke. Pasien

c. Memberikan Pelayanan gawat darurat kepada pasien seuai dengan kemampuan

pelayanannya;

Identifikasi terhadap

ketersediaan Unit Gawat darurat

Akreditasi, laporan RS / Masyarakat, tinjauan lapangan

d. Berperan akatif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada

bencana, sesuai dengan kemampuan

pelayanannya;

Pengawasan atas peran serta dalam keadaan bencana

Laporan RS, Dinas

Kesehatan Kota/ provensi atas peran serta RS pada bencana

Lanjutan sd t

(50)

50

HAK RS. BERDASAR UU. No. 44 Tentang RUMAH SAKIT ( Ada 8 , a s/d h )

Pengawasan Pelaksanaan TOOLS

a. menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai dengan klasifikasi RS

Pemenuhan Jumlah, jenis, dan kualifikasi SDM sesuai klasifikasi RS

Laporan tahunan, penyetaraan kelas, akreditasi, audit/kunjungan rumah sakit

b. menerima imbalan jasa

pelayanan serta menentukan remunerasi, insentif, dan penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan ;

Transparansi Tarif layanan RS, Jasa medis

Ada standar tarif RS. Swasta berdasar INA -DRG/CBGs Buku Tarif layanan RS

c. melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka mengembangkan pelayanan ;

kerjasama antar rumah sakit (regional, nasional, luar negeri), synergy antara RS swasta, sistem rujukan

Laporan ke BPRS atas kerjasama/system rujukan yg ada, Akreditasi

d. menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang undangan;

Identifikasi bantuan dari pihak lain

Laporan atas semua bantuan yg diterima RS sesuai dengan yg diatur oleh UU/PM

Lanjutan  sd h

(51)

INSTRUMEN

PEMBINAAN

&PENGAWASAN BPRS

1

PEDOMAN

PENGAWASAN RUMAH SAKIT

OLEH BPRS PROVINSI

2

PEDOMAN

UTK MENERIMA PENGADUAN DAN

MELAKUKAN

UPAYA

PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN CARA

MEDIASI

3

PELAPORAN

DAN ANALISIS

(52)

1

PEDOMAN PENGAWASAN RUMAH SAKIT

OLEH BPRS PROVINSI

Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Hak dan Kewajiban

Pasien

Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Hak dan Kewajiban

Rumah Sakit

Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Etika Rumah Sakit

Pedoman Pengawasan Penerapan Etika Profesi

Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Peraturan

Perundang-undangan

(53)

2.

MENERIMA PENGADUAN DAN MELAKUKAN UPAYA

PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN CARA MEDIASI

Pedoman Pengawasan Penerima Pengaduan

Pedoman Pengawasan Penyelesaian Sengketa

Dengan Cara Mediasi

(54)

 3

PELAPORAN DAN ANALISIS HASIL

PENGAWASAN KEPADA BPRS

Pedoman Penyusunan dan Pengiriman Laporan

Kepada BPRS

Pedoman Penyusunan Rekomendasi Kepada

Pemerintah Daerah

Pedoman Penyusunan dan Pengiriman Umpan

Balik Kepada RS

(55)

7.RANGKUMAN

PERAN BPRS PROVINSI

•PEMBINAAN

•PENGAWASAN

(56)

PEMBINAAN DAN PENCEGAHAN TERJADINYA PENYIMPANGAN DI RS

a.KOORDINASI DG INST TERKAIT(DINKES,PEMDA,PENEGAK HUKUM);

SOSIALISASI KEBARDAAN BPRS P

PENCEGAHAN AGAR TDK TERJADI PENYIMPANGAN DI RS

ADVOKASI,MONEV THD KINERJA RS

b.ADVOKASI MELALUI ORGANISASI PROFESI:

PERSI DG 14 ASOSIASI PERUMAHSAKITAN

ORG PROFESI DI RS(IDI,PPNI,IBI,PAFI,HISFARSI,DLL)

c.KOORDINASI DG LEMBAGA PENGAWAS YG LAIN

OMBUDSMEN

LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAWAS PROV

DLL

(57)

PENGAWASAN

• PENCATATAN &PELAPORAN

• PEMANTAUAN MELALUI MEDIA(TV,CETAK,MED SOS,DLL)

• PENGADUAN MASYARAKAT& RUMAH SAKIT

(58)

INVESTIGASI/TINDAKAN

•INVESTIGASI KETIKA ADA KASUS(LAPORAN,PROAKTIF)

•HARUS NETRAL(COVER BOTH SIDE)

•UTAMAKAN DILAKUKAN MEDIASI DALAM PENYELESAIAN

KASUS

(59)

59

Dalam rangka pembinaan dan pengawasan

Pemerintah dan Pemerintah Daerah

dapat

mengambil tindakan administratif *)

berupa:

1. Teguran;

2. Teguran tertulis; dan/atau

3. Denda dan pencabutan izin

Pasal 54 ayat (5) UU Nomor 44/2009 Tentang Rumah Sakit

Pembinaan dan Pengawasan

(60)

Bukan

seperti elang yang mencari mangsa!!

Jadikanlah

BPRSP institusi yang tulus untuk meningkatkan

mutu

dan akses pelayanan

Rumah

Sakit di tingkat Propinsi.

TERIMA

KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Pemodelan kemiskinan lainnya dilakukan oleh Yuniarti (2010), dengan melakukan pemodelan faktor-faktor yang mempengaruhi persentase penduduk miskin di Jawa Timur

Sementara itu Deynara Septin Dwi Putri, yang meneliti pencemaran timbal dalam air terhadap kesehatan ternak dan manusia, juga meraih predikat sebagai wisudawan

6e/utusan harus ditunda, atau dikurung dulu untuk memahami fenomena. -engetahuan yang ktia miliki tentang fenomena itu harus kita tanggalkan atau le/askan dulum agar fenomena itu

Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat negara baik disengaja atau kelalaian

Suatu proses perawatan luka yang dilakukan pada kulit punggung mencit ( Mus musculus ) yang telah dibuat luka sayat terkontaminasi dengan metode moisture balance salep

Penerapan strategi managemen energi yang diperoleh dengan analisis SWOT seperti yang ditampilkan pada grafik pada gambar 4 terlihat dapat mengurangi konsumsi energi

Sebagai kelanjutan dari jiwa dan hati yang tentram karena mengingat Allah swt, maka jiwa manusia akan semakin terdorong untuk lebih ikhlas melaksanakan perintah-perintah Allah

Brahim (2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan