1
KEDUDUKAN DAN PERAN
BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT(BPRS)
DALAM PENINGKATAN MUTU DAN AKSESBILITAS
PELAYANAN RUMAH SAKIT
TIM
BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT (BPRS) INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DISAMPAIKAN PADA ACARA MUKTAMAR MUKISI
2
ALUR PENYAJIAN
1
PENGANTAR
3 SEKILAS TTG PERUBAHAN PARADIGMA RUMAH SAKIT SAATINI
2
BEBERAPA KEJADIAN DI RS YANG MEMERLUKAN KETERLIBATAN
BPRS-BPRS P UTK INVESTIGASI 4 MENGINGATKAN KEMBALI (BPRS-BPRS P) 6 6. RUANG LINGKUP PEMBINAAN DAN PENGAWASAN RUMAH SAKIT ( UU RS ) 5 HUBUNGAN KERJA BPRS INDONESIA-BPRS PROVINSI-DEWAN PENGAWAS RS-TENAGA PENGAWAS RS-SPI
7
RANGKUM
AN
PERAN
BPRS
-BPRS
P
Laporan periodik BPRS Indonesia Kepada Menteri Kesehatan RI per semester
2.Contoh
BEBERAPA KEJADIAN DI RS
YANG MEMERLUKAN
KETERLIBATAN BPRS-BPRS P UTK
INVESTIGASI
41
Senin, 2 Maret 2015 | 23:15 WIB
•
Menkes
Pastikan Beri Sanksi untuk Siloam
dan
Kalbe Jika Terbukti Salah
• Hingga
siang tadi, Nila mengaku belum
menerima
hasil akhir dari penyelidikan yang
dilakukan
tim Kemenkes serta Badan
Pengawasan
Obat dan Makanan (BPOM )
5 OBAT ANESTHESIA INTRATHECA L (I)
6
L
A
S
9 Orang Anggota DPR Komisi 9 melakukan
kunjungan kerja ke RS. Siloam, Karawaci -
Tangerang
“Demostran dari Solidaritas Perempuan Anti Korupsi Aceh
(SPAK-Aceh) melakukan aksi di halaman Kantor Dinas
Kesehatan Aceh, Banda Aceh, Jumat (1/4/2016). Mereka
mendesak Pemerintah Aceh untuk mengambil tindakan tegas
dan memberikan
kepastian hukum kepada rumah sakit yang
berkinerja buruk
khususnya RSIA”. SERAMBI/M ANSHAR
8
HAK&KUWA JIBAN RS HAK&KUWA
Dituduh Diskriminatif, Ini Reaksi BPJS
Kesehatan
9 HAK&KUWA JIBAN RS HAK&KUWA JIBAN PX3 Pasien Meninggal Beruntun di RSMH
Pringsewu, BPRS: Jangan Cepat
Simpulkan Malapraktik
Kamis, 7 April 2016 10:06
10 OBAT ANESTH ESIA INTRATH ECA L (II)Ketua Komisi IX DPR RI beserta Anggota Dewan
lainnya melakukan kunjungan kerja ke RSMH
Pringsewu – Lampung Tgl. 11 April 2016
12
SAM berdiskusi dengan Kareskrim Polda Lampung ( Dicky Padmanegara ) tentang Kasus Pasien di RSHM Pringsewu –
Lampung. OBAT ANESTH ESIA INTRATH ECA L (II)
Kasus
Kematian Beruntun 3 Pasien Kejang-kejang
Usai
Operasi
lalu
Meninggal, Benarkah Malapraktik?
Kamis, 7 April 2016 10:26
Pada Senin 14 Maret 2016,
Insiden kebakaran melanda tabung chamber hiperbarik Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT), RSAL
Mintohardjo,
4 Orang yang melakukan terapi hiperbarik meninggal dunia.
14 HAK&KUWA JIBAN RS HAK&KUWA JIBAN PX-PX SAFETY
Minggu, 19 Juni 2016
Sebanyak 12 orang terluka, 1 orang di antaranya terpaksa menjalani perawatan intensif karena mengalami keretakan di tulang kakinya akibat insiden lift jatuh
di RS Fatmawati, Jakarta Selatan.
15 HAK&KUWA JIBAN RS HAK&KUWA JIBAN PX-PX SAFETY
Kamis (14/7/2016).
"Enam tersangka sebagai produsen, 5 orang tersangka sebagai distributor, 3 tersangka penjual, 2 tersangka pengepul botol vaksin, 1 tersangka pencetak label dan bungkus, 1 tersangka sebagai bidan, 2
tersangka sebagai dokter," kata Ari dalam rapat kerja Komisi IX bersama Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dan Bareskrim Polri untuk membahas
Vaksin Palsu.
16 HAK&KUWA JIBAN RS HAK&KUWA JIBAN PX-PX SAFETYHAK&KEWAJ IBAN PASIEN HAK&KEWAJ IBAN RS ETIKA
JUMLAH KEJADIAN/ KASUS YANG
TERJADI
* Tahun 2015
: 9 Kasus dari 7 RS di 5
Provinsi
* Tahun 2016 ( s/d 31 Juli )
: 25 Kasus dari 21 RS di 15
Provinsi
Catatan : Ada kejadian Khusus
(BUVIPACAIN)
terjadi sebanyak
13 kasus pada 9 RS di 7 Provinsi
3
SEKILAS TENTANG PERUBAHAN PARADIGMA
RUMAH SAKIT SAAT INI
A. PERUBAHAN PARADIGMA PELAYANAN
( Bill Marriot,at all)
PELAKSANA LINI DEPAN
MANAJEMEN MENENGAH MANAJE MEN PUN CAK MANAJEMEN PUNCAK MANAJEMEN MENENGAH
PELAKSANA LINI DEPAN
PELANGGAN
PELANGGAN
Pelayanan model lama
B.ISSUE MASALAH RS-PUSK SAAT INI
HUBUNGAN ANTARA PEMILIK-PENGELOLA-PROVIDER – USER(PASIEN)
PROVIDER PASIEN
TRANSAKSI TERAPEUTIK
MELAHIRKAN HAK & KEWAJIBAN
ANTARA PASIEN & PUSK (PROVIDER)
P E M D A /P E M K O
PENGELOLA-MANAJEMEN
PUSK
1 2 3 4BPJ
S
SUPLIE R 5ETIK 231 3 Fondasi • Asuhan Medis Asuhan pasien • Asuhan Keperawatan • Asuhan Gizi • Asuhan Obat HOSPITAL RISK MANAGEMENT PATIENT CENTRED CARE • Evidence Based Medicine • Value Based Medicine “Safety is a fundamental principle of
patient care and a critical component of Quality
Management.”
(World Alliance for Patient Safety, Forward Programme, WHO, 2004) (PELAYANAN Fokus PASIEN) ETIK RS (GOOD CORPORATEL GOV ETIK PROFESI (GOOD CLINICAL GOV Filosofi Asuhan pasien (Patient care) PERLU PEMBINAAN & PENGAWAS AN
EBM
VBM
•MUTU •PATIENT SAFETY24
ASPEK PENGAWASAN RUMAH SAKIT
MELIPUTI :
1. Disiplin Profesi
2. Legal Formal
3. Mutu Klinis dan Pelayanan
4. Kinerja Rumah Sakit dan
Manajemen
5. Etika Rumah Sakit & Profesi
24
PERAN
BPRS
??
4
MENGINGATKAN KEMBALI
26
DASAR HUKUM
1. Undang-undang 44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP. No. 49 tahun 2013 tentang Badan Pengawas RS.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 10 tahun 2014 tentang Dewan Pengawas RS.
4. Perrmenkes no. 17 thn 2014,tentang Keanggotaan, pengangkatan dan pemberhentian Anggota badan pengawas rumah sakit indonesia
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :HK 02.02 / Menkes / 346 / 2014 Tentang Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia
6. Permenkes no 88 Tahun 2015.ttg Pedoman Pengawasan dan Pelaporan&Informasi BPRS Provinsi
27
Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia
BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT INDONESIA MERUPAKAN
UNIT NON STRUKTURAL DI KEMENTERIAN YANG
BERTANGGUNG JAWAB DI BIDANG KESEHATAN
DALAM MENJALANKAN TUGASNYA BERSIFAT INDEPENDEN.
BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT INDONESIA
BERTANGGUNG
JAWAB KEPADA MENTERI.
28
Pengawasan dan Pembinaan
Rumah Sakit
Pengawasan dan Pembinaan Rumah
Sakit diatur dalam Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit Bab XII Pasal 54 – Pasal
61.
29
Tugas Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia
1. Membuat
pedoman tentang pengawasan rumah sakit
untuk
digunakan oleh
Badan Pengawas Rumah Sakit Propinsi
;
2. Membentuk sistem pelaporan dan sistem informasi
yang merupakan jejaring dari
Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia dan Badan Pengawas Rumah Sakit
Propinsi; dan
3. Melakukan analisis hasil pengawasan dan memberikan rekomendasi kepada
Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk digunakan sebagai bahan pembinaan
Pasal
58
UU Nomor44/2009
Tentang Rumah Sakit Peraturan Pemerintah 49 tahun 2013 :1. BPRS melakukan advokasi pembentukan BPRSP pada Propinsi dengan jumlah
minimal 10 RS
2. Melakukan Monev Operasional BPRSP
PENJELASAN
TENTANG KEANGGOTAAN
BPRS INDONESIA
31
Nama Anggota
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor :HK 02.02 / Menkes / 346 / 2014
Tanggal 14 Oktober 2014
Terdiri dari :
1. KETUA (merangkap anggota):
Dr.dr.Slamet Riyadi Yuwono,DTM&H.,MARS.,M.Kes
2. SEKRETARIS (merangkap anggota):
Drs Sumaryono Rahardjo, MBA
3. ANGGOTA
a. dr.Daeng M Fakih, SH, MH.Kes, MARS
b. Tien Gartinah, MN
32
TUJUAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN RUMAH SAKIT
OLEH BPRS INDONESIA
DAN
33
Tujuan
Pembinaan dan Pengawasan Badan Pengawas
Rumah Sakit diarahkan untuk
1. Pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan
yang terjangkau oleh masyarakat;
2. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan;
3. Keselamatan pasien
4. Pengembangan jangkauan pelayanan; dan
5. Peningkatan kemampuan kemandirian rumah
sakit.
34
Pasal 5 PP 49 / 2013
Dalam menjalankan TUGAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
BPRS mempunyai wewenang (8 butir) :
a. menyusun tata cara penanganan pengaduan dan mediasi oleh BPRS Provinsi
b. menyusun pedoman, sistem pelaporan, dan sistem informasi jejaring dari BPRS dan BPRS Provinsi untuk ditetapkan oleh Menteri
c. Meminta laporan dari BPRS Provinsi dan melakukan klarifikasi mengenai pengaduan masyarakat dan upaya penyelesaian sengketa; d. Meminta laporan mengenai hasil pembinaan dan pengawasan dari
BPRS Provinsi;
e. Meminta informasi dan melakukan koordinasi dengan BPRS Provinsi, instansi pemerintah, dan lembaga terkait dalam menyusun pedoman tentang pengawasan rumah sakit dan membentuk sistem pelaporan dan sistem informasi;
f. Memberikan rekomendasi kepada Menteri dan gubernur mengenai pola pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit berdasarkan
analisis hasil pembinaan dan pengawasan.
g. Memberikan usulan pembentukan BPRS Provinsi kepada gubernur ; dan
h. Memberikan rekomendasi kepada Menteri dan Pemerintah Daerah untuk mengambil tindakan administratif terhadap Rumah Sakit yang melakukan pelanggaran.
TUPOKSI
BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT
(BPRS) PROVINSI
36
Badan Pengawas Rumah Sakit Propinsi
Badan Pengawas Rumah Sakit Propinsi merupakan
unit nonstruktural pada Dinas Kesehatan Propinsi dan
dalam menjalankan tugasnya bersifat independen
.
Badan Pengawas Rumah Sakit dapat dibentuk di
tingkat propinsi oleh Gubernur dan bertanggung jawab
kepada Gubernur
37
Keanggotaan Badan Pengawas
Rumah Sakit Propinsi
Keanggotaan Badan Pengawas Rumah Propinsi berjumlah maksimal 5 (lima) terdiri dari 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota dan 4 (empat) orang anggota yang terdiri dari
1. Unsur pemerintah;
2. Unsur organisasi profesi (2 ORANG); 3. Asosiasi perumasakitan; dan
4. Tokoh masyarakat
Biaya untuk pelaksanaan tugas-tugas Badan Pengawas Rumah Sakit Propinsi dibebankan kepada ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT PROVINSI
Bagian
Kesatu
Umum
Pasal 22
Gubernur dapat membentuk BPRS Provinsi
untuk melaksanakan pembinaan dan
pengawasan nonteknis perumahsakitan secara
2) Dalam hal BPRS Provinsi belum dibentuk, tugas pembinaan
dan
pengawasan nonteknis perumahsakitan secara eksternal di
tingkat provinsi dilaksanakan oleh
DINAS KESEHATAN
40
Tugas Badan Pengawas Rumah Sakit Propinsi
1. Mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien di wilayahnya; 2. Mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban rumah sakit di wilayahnya;
3. Mengawasi penerapan etika rumah sakIt, etika profesi dan peraturan perundang-undangan;
4. Melakukan pelaporan hasil pengawasan kepada Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia;
5. Melakukan analisis hasil pengawasan dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk digunakan sebagai bahan pembinaan;
6. Menerima pengaduan dan melakukan upaya penyelesaian sengketa dengan cara mediasi.
WEWENANG
BPRS INDONESIA-BPRS
PROVINSI
42
Pasal 25 PP 49/ 2013
Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24,
BPRS Provinsi mempunyai wewenang (6)butir:
a. Melakukan inspeksi penegakan hak dan kewajiban pasien dan Rumah Sakit di wilayahnya;
b. Meminta informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pasien dan Rumah Sakit di wilayahnya kepada semua pihak yang terkait;
c. Meminta informasi tentang penerapan etika Rumah Sakit, etika profesi , dan peraturan perundang-undangan kepada Rumah Sakit
d. Memberikan rekomendasi kepada BPRS dan gubernur
mengenai pola pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit berdasarkan analisis hasil pembinaan dan pengawasan;
e. Menindaklanjuti pengaduan dalam rangka upaya penyelesaian sengketa melalui mediasi; dan
f. Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah untuk mengambil tindakan administratif terhadap Rumah Sakit yang melakukan pelanggaran.
43
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah
dapat
mengambil tindakan administratif *)
berupa:
1. Teguran;
2. Teguran tertulis; dan/atau
3. Denda dan pencabutan izin
Pasal 54 ayat (5) UU Nomor 44/2009 Tentang Rumah Sakit
Pembinaan dan Pengawasan
*) Berdasarkan Rekomendasi dari
BPRS/BPRS-P
.
5
HUBUNGAN KERJA
BPRS INDONESIA-BPRS
PROVINSI-DEWAN PENGAWAS
45
Bagan Pengawasan dan Pembinaan berdasarkan UU No. 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit :
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN NON TEKNIS INTERNAL DEWAN PENGAWAS EKSTERN AL BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT TEKNIS TENAGA PENGAWA S
SPI
46
Badan Pengawas Rumah Sakit
Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia
(BPRSI)
Badan Pengawas
Rumah Sakit Propinsi
(BPRSP)
KOMITE KEPERAWATA N KKP - RS MUTU MANAJEMENAKSES PASIEN – BIAYA RS (KEUANGAN) DEWAN PENGAWAS DIREKSI RS KMRS KOMITE MEDIS ETIKA / UU
SPI
TENAGA PENGAWASBPR
S
Pemerintah Masyarakat Profesi RSPEMBINAAN DAN PENGAWASAN RUMAH SAKIT ( UU RS )
M A S Y A R A K A T PASIEN - KELUARGA Stake Holde r : Kem Kes Pemerintah Masyarakat Dinkes Prov BPRS Pusat BPRS Prov Dinkes kab/kota PEMBINAAN - PENGAWASAN PERHIMPUNAN PERUMAH SAKITAN (PERSI) PERHIM- PROFESI DOKTER PERAWAT,DLL Pemilik MASYARAKAT Komite Nas Keselamatan Pasien RS
UUD 1945 PS 28 H AYAT 1 DAN PASAL 34 AYAT 3 UU NO 8 / 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN UU NO 29 TH 2004 TTG PRAKTEK KEDOKTERAN UU NO 40 TH 2004 TTG SJSN UU NO 11 TH 2005 TTG PENGESAHAAN INTERNATIONAL COVENANT ON
ECONOMIC,SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS UU NO 11 TH 2008 TTG KETERBUKAAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK UU NO14 TH 2008 TENTANG
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
UU TENAGA KERJA, UU IMIGRASI UU NO 25 TH 2009 TTG PELAYANAN PUBLIK UU NO 36 TH 2009 TENTANG KESEHATAN UU NO 43 TH 2009 TENTANG KEARSIPAN UU NO 24 TH 2011 TENTAMG BPJS UU NO 44 TH 2009 TENTANG RUMAH SAKIT KARS JCI ISO MUTU MEDIS KESELAMATAN PASIEN - RS MUTU MANAJEMEN ASES PASIEN – BIAYA
RS(KEUANGAN) DEWAN PENGAWAS DIREKSI RS KOMITE MEDIS ETIKA / UU SPI 47 TENAGA PENGAW AS
48
6.
RUANG LINGKUP
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
RUMAH SAKIT ( UU RS )
49 Kewajiban RS. Berdasarkan
UU. No. 44, Tentang RS ( Ada 20, a s/d t )
Pengawasan Pelaksanaan TOOLS
a. Memberikan informasi yang benar tentang Pelayanan RS kepada masyarakat
Identifikasi bentuk promosi & informasi layanan RS
WEB, Brosur, Iklan, PKRS, melalui tinjauan lapangan, tinjauan situs web, dll. b. Memberikan Pelayanan
Kesehataan yang aman, bermutu , antidiskrimasi , dan efektif dengan
mengutamakan
kepentingan pasien sesuai standard pelayanan RS;
Penerapan Program Keselamatan Pasien Pemenuhan hak-hak pasien
Akreditasi, Informasi Hak & Kewajiban pasien kepada pasien / Ke. Pasien
c. Memberikan Pelayanan gawat darurat kepada pasien seuai dengan kemampuan
pelayanannya;
Identifikasi terhadap
ketersediaan Unit Gawat darurat
Akreditasi, laporan RS / Masyarakat, tinjauan lapangan
d. Berperan akatif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
bencana, sesuai dengan kemampuan
pelayanannya;
Pengawasan atas peran serta dalam keadaan bencana
Laporan RS, Dinas
Kesehatan Kota/ provensi atas peran serta RS pada bencana
Lanjutan sd t
50
HAK RS. BERDASAR UU. No. 44 Tentang RUMAH SAKIT ( Ada 8 , a s/d h )
Pengawasan Pelaksanaan TOOLS
a. menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai dengan klasifikasi RS
Pemenuhan Jumlah, jenis, dan kualifikasi SDM sesuai klasifikasi RS
Laporan tahunan, penyetaraan kelas, akreditasi, audit/kunjungan rumah sakit
b. menerima imbalan jasa
pelayanan serta menentukan remunerasi, insentif, dan penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan ;
Transparansi Tarif layanan RS, Jasa medis
Ada standar tarif RS. Swasta berdasar INA -DRG/CBGs Buku Tarif layanan RS
c. melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka mengembangkan pelayanan ;
kerjasama antar rumah sakit (regional, nasional, luar negeri), synergy antara RS swasta, sistem rujukan
Laporan ke BPRS atas kerjasama/system rujukan yg ada, Akreditasi
d. menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan;
Identifikasi bantuan dari pihak lain
Laporan atas semua bantuan yg diterima RS sesuai dengan yg diatur oleh UU/PM
Lanjutan sd h
INSTRUMEN
PEMBINAAN
&PENGAWASAN BPRS
1
PEDOMAN
PENGAWASAN RUMAH SAKIT
OLEH BPRS PROVINSI
2
PEDOMAN
UTK MENERIMA PENGADUAN DAN
MELAKUKAN
UPAYA
PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN CARA
MEDIASI
3
PELAPORAN
DAN ANALISIS
1
PEDOMAN PENGAWASAN RUMAH SAKIT
OLEH BPRS PROVINSI
Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Hak dan Kewajiban
Pasien
Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Hak dan Kewajiban
Rumah Sakit
Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Etika Rumah Sakit
Pedoman Pengawasan Penerapan Etika Profesi
Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Peraturan
Perundang-undangan
2.
MENERIMA PENGADUAN DAN MELAKUKAN UPAYA
PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN CARA MEDIASI
Pedoman Pengawasan Penerima Pengaduan
Pedoman Pengawasan Penyelesaian Sengketa
Dengan Cara Mediasi
3
PELAPORAN DAN ANALISIS HASIL
PENGAWASAN KEPADA BPRS
Pedoman Penyusunan dan Pengiriman Laporan
Kepada BPRS
Pedoman Penyusunan Rekomendasi Kepada
Pemerintah Daerah
Pedoman Penyusunan dan Pengiriman Umpan
Balik Kepada RS
7.RANGKUMAN
PERAN BPRS PROVINSI
•PEMBINAAN
•PENGAWASAN
PEMBINAAN DAN PENCEGAHAN TERJADINYA PENYIMPANGAN DI RS
a.KOORDINASI DG INST TERKAIT(DINKES,PEMDA,PENEGAK HUKUM);
SOSIALISASI KEBARDAAN BPRS P
PENCEGAHAN AGAR TDK TERJADI PENYIMPANGAN DI RS
ADVOKASI,MONEV THD KINERJA RS
b.ADVOKASI MELALUI ORGANISASI PROFESI:
PERSI DG 14 ASOSIASI PERUMAHSAKITAN
ORG PROFESI DI RS(IDI,PPNI,IBI,PAFI,HISFARSI,DLL)
c.KOORDINASI DG LEMBAGA PENGAWAS YG LAIN
OMBUDSMEN
LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN
BAWAS PROV
DLL
PENGAWASAN
• PENCATATAN &PELAPORAN
• PEMANTAUAN MELALUI MEDIA(TV,CETAK,MED SOS,DLL)
• PENGADUAN MASYARAKAT& RUMAH SAKIT
INVESTIGASI/TINDAKAN
•INVESTIGASI KETIKA ADA KASUS(LAPORAN,PROAKTIF)
•HARUS NETRAL(COVER BOTH SIDE)
•UTAMAKAN DILAKUKAN MEDIASI DALAM PENYELESAIAN
KASUS
59
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah
dapat
mengambil tindakan administratif *)
berupa:
1. Teguran;
2. Teguran tertulis; dan/atau
3. Denda dan pencabutan izin
Pasal 54 ayat (5) UU Nomor 44/2009 Tentang Rumah Sakit