• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

6 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak banyak, seperti rapat akbar dilapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah : radio siaran dan televisi, keduanya dikenal sebagai media elektronik, surat kabar dan majalah keduanya juga disebut sebagai media cetak, serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop.7

Menurut Mc.Luhan, media massa adalah perpanjangan alat indera manusia. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang, peristiwa, atau tempat–tempat yang belum pernah kita lihat dan kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media massa adalah realitas yang sudah diseleksi.8 Definisi komunikasi massa yang lebih terperinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Garbner. Menurut Garbner (1967), komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus

7

Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah, Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung. Simbiosa Rekatama Media, 2005, Hal 3

(2)

pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry. Dari definisi Garbner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan–pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwi mingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.9

Definisi komunikasi massa dari Meletzke berikut ini memperlihatkan sifat dan cirri komunikasi massa yang satu arah dan tidak langung sebagai akibat dari penggunaan media massa, juga sifat pesannya terbuka untuk semua orang. Dalam definisi Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik tersebar. Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di suatu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.

Kompleksnya komunikasi massa dikemukakan oleh Severin & Tankard Jr, dalam bukunya Communication Theories : Origins, Methods, and Uses In The

Mass Media yang definisinya diterjemahkan oleh Effendy sebagai berikut :

Komunikasi massa adalah sebagai keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik–teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi,

9 Opcit. Hal 3

(3)

mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan–tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip–prinsip tertentu tentang bagaiman berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik.10

Dengan demikian komunikasi massa adalah suatu pesan yang disampaikan pada khalayak menggunakan media massa. berupa radio, televisi, media cetak serta media film, sedangkan berbeda pendapat menurut beberapa ahli komunikasi yang peneliti definisikan, komunikasi massa juga memiliki beberapa komponen - komponen didalamnya seperti uraian diatas.

2.1.2 Komponen Komunikasi Massa

Komponen – komponen komunikasi massa adalah :11 1. Communicator (Komunikator)

Komunikator dalam media massa berbeda dengan komunikator dalam komunikasi antar personal. Pengirim pesan dalam komunikasi massa bukan seorang individu melainkan suatu intuisi, gabungan dari berbagai pihak. Sebagai contoh, pada saat Indy Barends memandu acara “Ceriwis” pada stasiun TransTv, ia tidak bekerja sendirian, melainkan bekerja sama dengan berbagai pihak yang ada pada media televisi tersebut misalnya cameraman, lighting technician, make up

10 Ibid hal 5

(4)

artist, floor director, dan lain – lain. Indy Barends harus patuh kepada

segala ketentuan yang berlaku di stasiun TransTv, artinya Indy Barends terlembagakan oleh lembaga media televisi TransTv (Institutionalized).

2. Codes and Content

Codes and content dapat dibedakan sebagai berikut :

Codes adalah sistem simbol yang digunakan untuk menyampaikan

pesan komunikasi, misalnya: kata – kata lisan, tulisan, foto, music dan film (moving pictures). Content atau isi media merujuk pada makna dari sebuah pesan, bisa berupa informasi mengenai perang Irak atau sebuah lelucon yang dilontarkan seorang comedian. Sedangkan Codes adalah simbol yang digunakan untuk membawa pesan tersebut, misalnya kata – kata yang diucapkan atau ditulis, foto, maupun gambar bergerak. Dalam komunikasi massa, codes dan content berinteraksi sehingga codes yang berbeda dari jenis media yang berbeda, dapat memodifikasi persepsi khalayak atau pesan, walaupun content-nya sama.

3. Gatekeeper

Gatekeeper seringkali diterjemahkan ke dalambahasa Indonesia sebagai penjaga gawang. Gawang dimaksud dalam hal ini adalah gawang dari sebuah media massa, agar media massa tersebut tidak “kebobolan”. Kebobolan dalam pengertian media massa tersebut tidak diajukan ke pengadilan oleh pembacanya karena menyampaikan berita

(5)

yang tidak akurat, menyinggung reputasi seseorang, mencemarkan nama baik seseorang, dan lain–lain. Sehingga, gatekeeper pada media massa menentukan penilaian apakah suatu informasi penting atau tidak. Ia menaikkan berita yang penting dan menghapus informasi yang tidak memiliki nilai berita.

4. Regulator

Peran regulator hampir sama seperti gatekeeper, namun regulator bekerja diluar intuisi media yang menghasilkan berita. Regulator bisa menghentikan aliran berita dan menghapus suatu informasi, tapi ia tidak dapat menambah atau memulai informasi dan bentuknya lebih seperti sensor. Di Indonesia, yang termasuk kategori regulator diantaranya adalah pemerintah dengan perangkat undang–undangnya, khalayak penonton, pembaca, pendengar, asosiasi profesi, Lembaga Sensor Film, Dewan Pers yang mengatur media cetak, dan Komite Penyiaran Indonesia (KPI) untuk media elektronik.

5. Media

Media massa terdiri dari : (1) media cetak, yaitu surat kabar dan majalah (2) Media elektronik, yaitu radio siaran, televisi dan media online (internet).

6. Audience (Audiens)

Marshall McLuhan menjabarkan audience sebagai sentral komunikasi massa yang secara konstan dibombardir oleh media. Media mendistribusikan informasi yang merasuk pada masing–masing

(6)

individu. Dalam proses komunikasi antar personal, penerima pesan adalah individu. Dalam komunikasi massa, penerimanya adalah khalayak pendengar (listeners), khalayak pembaca (readers), dan khalayak pemirsa (viewers). Audiens komunikasi massa memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Audiens biasanya terdiri atas individu–individu yang memiliki pengalaman yang sama dan terpengaruh oleh hubungan sosial dan interpersonal yang sama.

b. Audiens yang berjumlah besar, menurut Charles Wright, besar disini dalam artian sejumlah besar khalayak yang dalam waktu singkat dapat dijangkau oleh komunikator komunikasi massa, dimana jumlah khalayak tersebut tidak dapat diraih bila komunikasi dilakukan secara tatap muka (face to face).

c. Audiens bersifat heterogen, bukan homogen d. Audiens bersifat anonim

e. Audiens biasanya tersebar, baik dalam konteks ruang dan waktu 7. Filter

Pada setiap komponen komunikasi massa, kita harus mempertimbangkan masalah budaya, karena seringkali proses komunikasi massa menghadapi hambatan berupa perbedaan budaya. Sebagaimana kita ketahui, audiens media massa itu jumlahnya heterogen (berbeda usia, jenis kelamin, agama, latar belakang sosial, tingkat penghasilan, pekerjaan dan lain–lain )

(7)

a. Penginderaan sebagai filter

Penginderaan kita berfungsi sebagai filter komunikasi yang dipengaruhi oleh 3 kondisi, yaitu cultural (budaya), psychological (tatanan psikologi) dan physical (kondisi fisik).

8. Feedback (Umpan Balik)

Komunikasi adalah proses dua arah antara pengirim dan penerima pesan. Proses komunikasi belum lengkap apabila audiens tidak mengirimkan respons atau tanggapan komunikator terhadap pesan yang disampaikan. Respons atau tanggapan ini disebut feedback.

2.2 Media film 2.2.1 Pengertian Film

Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual dibelahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi dan film video laser setiap minggunya. Dia amerika serikat dan kanada lebih dari satu juta tiket film terjual setiap tahunnya.Film amerika diproduksi di Hollywood.Film yang dibuat disini membanjiri pasar global dan mempengaruhi sikap, perilaku dan harapan orang – orang di belahan dunia.12

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, terbitan Balai Pustaka (1990 : 242), film adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan dibioskop). Film juga diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup. Dari deifinisi

12 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah, Komunikasi Massa : Suatu Pengantar edisi Revisi, Simbiosa Rekatama Media : 2007, 143

(8)

pertama, kita dapat membayangkan film sebagai sebuah benda yang sangat rapuh, ringkih, hanya sekeping Compact Disc (CD) sedangkan film diartikan sebagai lakon artinya adalah film tersebut merepresentasikan sebuah cerita dari tokoh tertentu secara utuh dan berstruktur. Istilah kedua ini pula yang lebih sering dikaitkan dengan drama, yakni sebuah seni peran yang divisualkan. Film juga erat kaitannya dengan broadcasting televisi karena film merupakan konten siarannya, perhatikan disemua stasiun televisi hampir tak ada yang tidak menayangkan film sebagai bagian dari program acara televisi format drama.13

Dengan demikian film adalah seni peran yang divisualkan menggambarkan keadaan ekspresif yang diperankan oleh aktor atau tokoh – tokoh didalam film tersebut.

2.2.2 Sejarah Film

Film atau motion pictures ditemukan dari hasil pengembangan prinsip – prinsip fotografi dan proyektor. Film yang pertama kali diperkenalkan kepada public Amerika Serikat adalah The Life Of an American Fireman dan Film The

Great Train Robbery yang dibuat oleh Edwin S Porter Pada tahun 1903. Tetapi

film The Great Train Robbery yang masa putarnya hanya 11 menit dianggap sebagai film cerita pertama, karena telah menggambarkan situasi secara ekpresif, dan menjadi letak dasar teknik editing yang baik. Tahun 1906 sampai tahun1916 merupakan periode paling penting dalam sejarah perfilman Amerika Serikat,

(9)

karena pada decade ini lahir film feature, lahir pula bintang film serta pusat perfilman yang kita kenal sebagai Hollywood.14

2.2.3 Perfilman di Indonesia

Dari catatan sejarah perfilman di Indonesia, film pertama yang diputar berjudul Lady Van Java yang diproduksi di Bandung pada tahun 1926 oleh David. Pada tahun 1927 / 1928 Krueger Corporation memproduksi film Eulis Atjih, dan sampai tahun 1930, masyarakat disuguhi film Lutung Kasarung, Si Conat dan Pareh. Film – film tersebut merupakan film bisu dan diusahakan oleh orang – orang Belanda dan Cina.

Film bicara yang berjudul Terang Bulan yang dibintangi oleh Roekiah dan R. Mochtar berdasarkan naskah seorang penulis Indonesia Saerun.Pada Saat perang Asia Timur Raya di penghujung tahun 1941, perusahaan perfilman yang diusahakan oleh orang Belanda dan Cina itu berpindah tangan kepada pemerintah Jepang, diantaranya adalah NV. Multi Film yang diubah namanya menjadi Nippon Eiga Sha, yang selanjutnya memproduksi film feature dan film dokumenter.

2.2.4 Fungsi Film

Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasive. Hal ini pun sejalan dengan misi perfilman nasional sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai media hiburan,

14 Opcit. 143-149

(10)

film nasional dapat juga digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka character building.

Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film nasional memproduksi film– film sejarah yang objektif, atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari–hari secara berimbang.

2.2.5 Karakteristik Film

Faktor–faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film adalah layar lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis.

a. Layar yang luas / lebar

Film dan televisi sama–sama menggunakan layar, namun kelebihan media film adalah layarnya yang berukuran luas. Saat ini ada layar televisi yang berukuran jumbo, yang bisa digunakan pada saat–saat khusus dan biasanya diruangan terbuka, seperti dalam pertunjukan musik dan sejenisnya.

b. Pengambilan gambar

Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar atau shot dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh atau extreme long shot, dan panoramic shot, yakni pengambilan pemandangan menyeluruh. Shot tersebut dipakai untuk member kesan artistik dan suasana yang sesungguhnya, sehingga film menjadi lebih menarik. Perasaan kita akan tergugah melihat seseorang (pemain film) sedang berjalan di gurun pasir pada tengah hari yang amat panas.

(11)

c. Konsentrasi Penuh

Dari pengalaman kita masing–masing, di saat kita menonton film dibioskop, bila tempat duduk sudah penuh atau waktu main sudah tiba, pintu–pintu ditutup, lampu dimatikan, tampak didepan kita layar luas dengan gambar–gambar cerita film tsb.

d. Identifikasi Psikologis

Kita semua dapat merasakan bahwa suasana digedung bioskop telah membuat pikiran dan perasaan kita larut dalam cerita yang disajikan.Karena penghayatan kita yang dapat mendalam, seringkali secara tidak sadar kita menyamakan (mengidentifikasikan) pribadi kita dengan salah seorang pemeran dalam film itu, sehingga seolah – olah kita lah yang sedang berperan. Gejala ini menurut ilmu jiwa sosial disebut sebagai identifikasi psikologis.

2.2.6 Jenis – Jenis Film

Jenis film berdasarkan bahan pembuatnya dibedakan menjadi jenis film 8 mm, 16 mm, 35 mm, 70 mm. Jenis film 8 mm dan 16 mm banyak digunakan untuk memproduksi film–film pendidikan dan penerangan serta dokumentasi pada zamannya. Untuk kepentingan rumah tangga banyak menggunakan film 8 mm, sedangkan film untuk diputar di gedung–gedung bioskop menggunakan film jenis 35 mm dan 70 mm.

Sedangkan film berdasarkan proses produksinya, Heru Effendy15 dalam bukunya Mari Membuat Film (Konfiden, 2002) membagi jenis film menjadi 4 antara lain :

15 Opcit. 3-9

(12)

1. Film dokumenter

2. Film cerita pendek (short films)

3. Film cerita panjang (feature-length films)

4. Film – film jenis lain : profil perusahaan (corporate profile), iklan televisi (tv commercial/tvc), program televise (tv programme), dan video klip (music video).

Menurut Himawan Pratista16 dalam bukunya Memahami Film (Homerian Pustaka, 2008) membagi jenis film menjadi 3 jenis yakni :

a) Film dokumenter b) Film fiksi

c) Film eksperimental (abstrak)

1. Film Dokumenter

Dokumenter adalah suatu karya film atau video berdasarkan realita serta fakta peristiwa dokumenter pada awalnya merupakan film non cerita. Hanya terdapat dua tipe film non cerita, yakni : film dokumenter dan film faktual. Film faktual pada umumnya hanya menampilkan fakta, kamera sekedarnya saja merekam peristiwa. Film factual dijaman ini hadir dalam bentuk film berita (news

feel). Sedangkan film dokumenter selain mengandung fakta, ia juga mengandung

subjektivitas pembuatnya. Dokumenter adalah termasuk jenis film nonfiksi yang menceritakan realita/kenyataan suatu peristiwa tertentu. Dokumenter juga

16 Ibid. 14

(13)

menyajikan realita melalui berbagai cara untuk berbagai macam tujuan antara lain: penyebarluasan informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Dokumenter bukan menciptakan kejadian atau peristiwa, tetapi merekam peristiwa atau kejadian yang benar – benar terjadi bukan direkayasa (otentik).

Secara umum film dokumenter dibagi menjadi dua jenis yaitu :

1) Film dokumenter berdasarkan dari pemenuhan keinginan (wish-fulfillment) atau film dokumenter fiksi atau dokudrama.

2) Film dokumenter berdasarkan dari representasi sosial atau film dokumenter nonfiksi.

Jenis dokumenter berdasarkan keinginan (wish-fulfillment) atau yang sering kita sebut film dokumenter fiksi memberikan ekspresi nyata dari keinginan– keinginan kita, mimpi–mimpi kita, mimpi–mimpi buruk kita serta ketakutan– ketakutan kita dan lain–lain. Sedangkan film dokumenter dari representasi sosial adalah apa yang sering kita sebut film dokumenter non fiksi. Film dokumenter semacam inilah yang memberikan representasi nyata tentang aspek–aspek dari dunia yang kita huni dan kita bagi bersama. Jenis film documenter ini membuat hal – hal yang sifatnya realitas sosial yang dapat kita lihat dan kita dengan cara yang berbeda, tergantung tindakan seleksi dan pengaturan yang disampaikan oleh si pembuat film.

2. Film Cerita Pendek (Short Films)

Film pendek adalah film yang berdurasi pendek dengan cerita yang singkat, biasanya dibawah 60 menit.Pada kenyataannya membuat film pendek jauh lebih

(14)

rumit dibandingkan membuat film berdurasi panjang. Jenis film ini banyak dijadikan ajang bagi para pemula filmmaker seperti para pelajar jurusan film dan tv (broadcasting) atau orang/kelompok yang menyukai dunia film dan tv dan ingin berlatih membuat film dengan baik atau bahkan bagi mereka para pehobi. Film pendek ini lebih dikenal dengan film indie entah dari mana istilah ini muncul yang jelas bahwa kebanyakan jenis film ini banyak diproduksi dengan biaya sendiri (independen) dan dieksekusi dengan cara kolektif.

3. Film Cerita Panjang (Feature - Length Films)

Jenis film ini adalah lazimnya sebuah film yang banyak diputar dibioskop berdurasi lebih dari 60 menit, antara 90-100menit. Jenis film ini banyak diproduksi oleh perusahaan besar/ rumah produksi yang memiliki dana besar. Kebanyakan jenis film ini diproduksi untuk kebutuhan hiburan dan akanmenghasilkan profit yang lumayan besar. Meskipun ada beberapa yang tetap mengusung pesan – pesan moral disamping bernilai edukatif juga informasi dan entertainment. Beberapa film, seperti film – film produksi india (Bollywood) rata – rata gue berdurasi hingga 180 menit.

2.2.6.1 Film – Film Jenis Lain

1. Profil Perusahaan (Corporate Profil)

Atau istilah lainnya company profile, film ini diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, missal tayangan “UsahaAnda” (sekarang Advertorial) di SCTV dan “Profil Niaga” di RCTI. Dalam perkembangannya jenis film ini tidak hanya diproduksi oleh perusahaan – perusahaan saja, tetapi banyak pula dari

(15)

lembaga pendidikan, dan personal. Jenis film profile di Indonesia cukup berkembang pesat dan memiliki istilah – istilah yang baru sebagai contoh jika film ini diproduksi oleh pribadi maka disebut dengan Personal Profile dan yang lain seperti Campus Profile, School Profile.

2. Iklan Televisi (TV Commercial/TVC)

Jenis film ini cukup menjanjikan bagi para pembuat film baik dari segi pendapatan atau segi kreativitas. Dari segi pendapatan film ini dibuat dengan durasi pendek namun berbudget tinggi, sedangkan dari segi kreativitas bahwa film ini dibuat dengan durasi terbatas (30-60 detik) tetapi isi/pesan harus mampu ditangkap dengan baik oleh penonton.Bagi anda (filmmaker) yang berdaya imaji tinggi film ini cocok untuk anda.Film ini sering disebut dengan TVC (television commercial) dan PSA (public service announcement) diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk (iklan produk) maupun layanan masyarakat.

3. Program Televisi (TV Programme)

Namanya juga Program tv sudah pasti jenis film ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Contoh : film serial (TV series), Film televisi/FTV (populer lewat saluran televisi SCTV) dan film cerita pendek serta sinetron (sinema elektronik), variety show,TV quiz, talk show, magazine show, dan lain – lain.

4. Video Klip (Music Video)

Video Klip populer pada tahun 1980 lewat saluran televise khusus musik MTV. Fungsi video klip adalah sarana bagi para produser musik untuk

(16)

memasarkan produknya lewat media televisi. Di Indonesia, sejak memasuki tahun 2000an video klip ini kemudia berkembang sangat pesat dan merupakan bisnis yang cukup menggiurkan sama seperti TVC hal ini dipicu oleh para musisi baru (pendatang baru) yang bermunculan akhir–akhir ini. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industri sendiri .video klip adalah merupakan jenis film fiksi yang kesemuanya memiliki ikatan dengan plot dan hukum kausalitas (sebab akibat/realistis). Ceritanya juga biasanya mengandung unsur karakter/tokoh protagonist dan antagonis, terdiri dari tiga babak perkenalan, konflik/masalah, dan anti klimaks/ penyelesaian yang jelas dan terarah. Film jenis ini adalah film yang sangat berbeda dari dokumenter dan fiksi. Dari namanya saja anda sudah membayangkan bahwa jenis film ini adalah film abstrak. Yang jika anda menonton jenis film ini.

2.3 Penindasan Terhadap Warga Kulit Hitam

Penindasan adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik.Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan.Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber.Budaya

(17)

penindasan dapat berkembang dimana saja selagi terjadi interaksiantar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan.17

Penindasan juga terbagi dalam 2 bentuk penindasan :

1. Penindasan fisik

Tindakan penindasan dengan kontak secara fisik yang menimbulkan perasaan sakit, luka, cededera, atau penderitaan fisik lainnya.Contohnya : memukul, menampar atau menendang orang lain.

2. Penindasan psikologis

Tindakan penindasan yang menimbulkan trauma psikologis, kekuatan, depresi, kecemasan atau stress.

Konsep ras memiliki banyak pengertian, bergantung pada tujuan dan kondisi yang diperlukan.Dalam pemahaman secara umum, ras dapat berarti golongan tertentu umat manusia berdasarkan cirri – cirri biologis.Beberapa ahli sosial mengartikan ras sebagai suatu kelompok manusia yang dapt dibedakan dari kelompok lainnya karena ada beberapa karakteristik fisik atau lahiriah, seperti warna dan bentuk rambut. Misalnya, penggolongan ras mongoloid, negroid ataupun kaukasoid.18

Umat manusia yang menempati permukaan bumi telah digolongkan menurut cirri lahiriah (ras) ke dalam dua golongan, yaitu :

1. Ciri – ciri kualitatif, meliputi warna kulit dan bentuk rambut, bentuk bibir, bentuk hidung dan lain – lain

17 Prillentensky Isaac dan Fox Dennis. Psikologi Kritis. Jakarta. PT. Mizan Publika. 2005 hal 7-8 18 Waluya Bagja. Sosiologi : Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. PT. Setia Purna Inves. Bandung, 2007 hal 6

(18)

a. Warna kulit, merupakan ciri yang paling tampak pada setiap ras manusia. Warna kulit terdirii atas hitam (malanoderma) dan putih (leucoderma), serta variasi hitam dan putih, misalnya kuning (xanthoderma). Sebagai contoh, putih (Nordik), kuning (Tionghoa), cokelat (Dravia), kuning-cokelata (Polinesia), cokelat-hitam (ras- Negro).

Ras Negroid, memiliki ciri khusus terutama warna dan bentuk rambut (hitam dan keriting). Ras ini diklasifikasikan atas tiga rumpun, yaitu sebagai berikut:

a. Negroid Afrika (African Negroid) : badan kekar dan tinggi, kulit hitam pekat, rambut hitam keriting, bentuk muka bulat atau tebal. Jenis ras ini terdapat di Benua Afrika.

b. Negrito : ukuran tubuh pendek dan kekar, ukuran kaki dan tangan pendek. Mereka terdapat di Afrika tengah, semenanjung melayu dan Filipina

c. Negroid Melanesia (Papua Melanosoid) : ciri-ciri tubuh antara Negroid Afrika dan Negrito. Mereka terdapat dipulau Papua dan Kepulauan Melanesia.

d. Austroloid : Ciri-ciri tubuh hampir sama dengan Negroid Afrika. Kelompok ini merupakan ras penduduk asli Australia, bertempat tinggal didaerah pedalaman, hidup secara bergerombol dan berpindah – pindah. Saat ini jumlahnya relatif sedikit dan semakin berkurang.19 Sedangkan kaum kulit hitam hitam disini sendiri yang dimaksud peneliti adalah sekelompok Ras Negroid yang tinggal di daerah Rosewood.

19 Ibid hal 8

(19)

Dengan demikian penindasan terhadap warga kulit hitam dapat dikatakan tidak adanya kesetaraan hidup dalam bersosial karena perbedaan warna kulit yang pada saat itu warna kulit menjadi tanda kesetrataan sosial seseorang.

2.4 Analisis Semiotika Charles Shanders Pierce

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Semiotika atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal – hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampur adukan dengan mengkomunikasikan. Memaknai berarti bahwa objek–objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda

(Barthes, 1988:179;Kurniawan,2001:53 ).20 Menurut Pateda21 yang dikutip Alex Sobur, sekurang–kurangnya terdapat sembilan macam macam semiotik yang dikenal sekarang, yaitu :

1. Semiotik analitik, yakni semiotik yang menganalisis sistem tanda. Pierce mengatakan bahwa semiotik berobjekan tanda dan menganalisisnya menjadi ide, objek dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat lambang yang mengacu kepada objek tertentu.

20 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis

Framing, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung : 2001, 95

(20)

2. Semiotik deskriptif, yakni semiotik yang memprihatinkan sistem tanda yang dapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahuu tetap seperti disaksikan sekarang.

3. Semiotik faunal, yakni semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan hewan.

4. Semiotik cultural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlakudalam kebudayaan masyarakat tertentu.

5. Semiotik naratif, yakni semiotik yang menelaah sistem tanda dalamnarasi yang berwujud mitos dan cerita lisan.

6. Semiotik natural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan sistem tanda oleh alam.

7. Semiotik normatif, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dibuat oleh manusia yang berwujud norma – norma.

8. Semiotik sosial, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang yang berwujud kata maupun lambang yang berwujud kata dalam satuan yang disebut kalimat.

9. Semiotik struktural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.

Keterkaitan semiotika dan film menurut ahli Semiotika Film Metz22 bahwa teks sinematik mengembangkan kategori bahasa dengan membaurkan dialog, music, pemandangan dan aksi secara kohesif, film yang secara alamiah bersifat

(21)

campuran itu membuat representasi sinema menjadi sangat kuat.Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis structural atau semiotika, menurut Van Zoest23 film dibangun dengan tanda semata – mata. Tanda – tanda itu termasuk berbagai system tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan, berbeda dengan fotografi statis, rangkaian gambar dalam film menciptakan imaji dan system penandaan, film terutama digunakan tanda– tanda ikonis, yakni tanda–tanda yang menggambarkan sesuatu, memang ciri–ciri gambar film adalah persamaannya dengan realitas yang ditunjuknya. Gambar yang dinamis dalam film merupakan ikonis bagi realitas yang dinotasikannya.Semiotika film untuk membuktikan hak keberadaannya yang dalam hal–hal penting menyimpang dari sintaksis dan semantik teks dalam arti harfiah harus memberikan perhatian khusus pada kekhususan tersebut. 24 Kehidupan intelektual dan sosial manusia didasarkan pada pembuatan, penggunaan dan pertukaran tanda.Ketika kita memberikan isyarat, berbicara, menulis, membaca, menonton acara televisi atau film, mendengarkan musik atau melihat lukisan, kita terlihat pada perilaku yang didasarkan atas tanda.Fakta bahwa kita memiliki kemampuan untuk mempresentasikan dunia dengan cara apapun yang kita inginkan melalui tanda–tanda pun dengan cara penuh dusta yang menyesatkan.25

Seluruh aktifitas manusia dalam keseharian selalu diliputi berbagai kejadian–kejadian yang secara langsung atau tidak langsung, disadari atau tak sadar, memiliki potensi makna yang terkadang luas nilainya jika dipandang dari

23 Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2009 hal 128 24 Ibid. hal 130

(22)

sudut– sudut yang dapat mengembangkan suatu objek pada kaitan–kaitan yang mengindikasikan suatu pesan atau tanda tertentu. Jika diartikan melalui suatu penjelasan maka akan dapat diterima oleh orang lain yang menyepakati.

Semiotika, yang biasanya didefinisikan sebagai pengkajian tanda–tanda (the study

of signs), pada dasarnya merupakan sebuah studi atau kode–kode, yaitu sistem

apapun yang memungkinkan kita memandang entitas–entitas tertentu sebagai tanda – tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna. Sehingga bagi Ferdinand de Saussure menuturkan bahwa semiologi adalah sebuah ilmu umum tentang tanda, “suatu ilmu yang mengkaji kehidupan tanda–tanda didalam masyarakat”. Tanda – tanda dalam masyarakat yang telah disepakati sebenarnya hasil dari pemikiran Logika seperti yang di ungkapkan oleh Charles S. Pierce.26

Charles Sanders Pierce, seorang ahli filsafat dari Amerika, menegaskan bahwa kita hanya dapat berfikir dengan sarana tanda. Merujuk pada teori Pierce. Pierce membagi tanda – tanda dalam gambar dan dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik. Diantaranya : Interpretant, Representament dan Object.

TRIANGLE OF MEANING Interpretant

Representament / Ground Objek Gambar.A.27

26 Kris Budiman, Semiotika Visual, Jalasutra, Yogyakarta : 2011 hal 3

27 Dadan Rusmana, Filsafat Semiotika Paradigma Teori dan Metode Interpretasi Tanda dari

(23)

Dalam mengkaji objek, Pierce melihat segala sesuatu dari tiga jalur logika, yaitu sebagai berikut :

1. Hubungan Representament (R) dengan jenis Representament

a. Qualisign (dari quality signs) :representament yang bertalian dengan kualitas atau warna.

b. Sinsign (dari singular sign) :representament yang bertalian dengan fakta real.

c. Legisign (dari legitatif sign; lex = hukum) :representament yang bertalian dengan kaidah atau aturan.

2. Hubungan Object (O) dengan jenis Representament (R, Dasar / Ground) a. Icon. Hubungan representament (R) dan object (O) yang memiliki

keserupaan (similitude atau resemblance) atau “tiruan tak serupa” dengan bentuk objek (terlihat pada gambar atau lukisan).

b. Indeks. Hubungan representament (R) dan object (O) yang terjadi karena terdapat keterkaitan atau hubungan kausal antara dasar dan objeknya.

c. Symbol atau tanda sebenarnya. Hubungan representament (R) dan

object (O) yang terbentuk karena adanya konvensi.

3. Hubungan Interpretant (I) dengan jenis Representament (R)

a. Rheme or seme :Representament yang masih memiliki berbagai kemungkinan (probabilitas) untuk diinterpretasi oleh interpreter. b. Dicent or dicisign :Representament yang sudah dapat dijadikan fakta

(24)

c. Argument :representament yang sudah dihubungkan dengan kaidah atau preposisi tertentu.

Untuk lebih memahami penjelasan analisis konsep semiotika komunikasi Charles Shanders Pierce penulis telah menyederhanakan dalam bentuk tabel dibawah ini :

REPRESENTAMENT OBJECT INTERPRETANT

Deskripsi RUPA TANDA, deskripsi keberadaan tanda dengan memperlihatkan kategori tanda dan kualitas makna, serta kualitas tanda : Qualisign, Sinsign atau Legisign

Deskripsi ACUAN TANDA dengan menghubungkan rupa tanda dan acuan tanda,

serta memperlihatkan kategori tanda : ICON, INDEX, atau SYMBOL

Deskripsi MAKNA TANDA dengan memperhatikan rupa tanda dan acuan tanda,

serta memperlihatkan kualitas makna : RHEME,

DICISIGN, atau ARGUMENT

Gambar

Gambar  bergerak  (film)  adalah  bentuk  dominan  dari  komunikasi  massa  visual  dibelahan  dunia  ini

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilaksanakan atas asumsi bahwa pembangunan karakter siswa dapat dilaksanakan melalui Pembelajaran Pendidikan Kewargangaraan dan proses habituasi, sehingga

- KOMISI Adalah kompensasi yang dibayarkan untuk merekomendasikan / mereferensikan produk atau jasa pihak ketiga kepada klien atau sebaliknya. Komisi yang dilarang. Seorang anggota

Peran dan Fungsi Tenaga Kesehatan Pada Home Care.. Kondisi

Citra lahan terbangun diklasifikan ke dalam empat kategori yaitu lahan terbuka, lahan terbangun kurang rapat (warna magenta), lahan terbangun rapat (warna ungu), dan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara mengenai hubungan pengetahuan, pola makan, dan aktivitas

Dalam Pasal 57 berbunyi sebagai berikut :“ayat.(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dibuat secara tertulis dan harus menggunakan bahasa indonesia dan huruf latin; ayat

( Enam Milyar Seratus Delapan Puluh Sembilan Juta Lima Ratus Enam Puluh Enam Ribu Seratus Sembilan Puluh Tiga Rupiah ).. Indikator Tolok Ukur Kinerja

Dari hasil penelitian yang singkat ini, penulis memperoleh beberapa kesimpulan yakni pada pengajaran mata kuliah writing II, teknik menulis kalaboratif terbukti