• Tidak ada hasil yang ditemukan

REAKSI NETRALISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REAKSI NETRALISASI"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

Reaksi netralisasi atau biasanya disebut reaksi asam basa yaitu reaksi yang terdiri dari larutan asam beserta campuran atau sebaliknya yang salah satunya bertinadak sebagai zat peniter (larutan titer) dan sebagai zat uji. Reaksi netralisasi merupakan salah satu cara analisa untuk menentukan jumlah kadar suatu zat uji yang terkandung dalam sampel.Proses ini adalah suatu cara dalam analisa kuantitatif metode volumetri.(Kimia Praktis SMA,2008)

Mengukur volume larutan jenuh lebih cepat dibandingkan dengan menimbang berat zat yang dikenal dengan metode grafimetri.Dengan menitrasi suatu larutan zat uji untuk mengetahui kadar proses ini lebih dikenal dengan metode titrimetri.Metode ini diperlukan adanya zat uji dan larutan baku titer yang berupa asam atau basa dengan petunjuk indikator. (Michael Purba,2006)

Metode volumetric atau titrimetri dapat dibagi menjadi beberapa cara yaitu :

1. Titrasi asam basa yang meliputi reaksi antara asam dan basa.

2. Titrasi redoks yaitu titrasi yang meliputi hamper semua reduksi oksidasi (Redoks).

(2)

3. Titrasi pengendapan yaitu titrasi yang meliputi pembentukan endapan.

Maksud dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar suatu zat yang bersifat asam dan basa dengan menggunakan indikator.

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu, menentukan kadar natrium carbonat dalam larutan, menentukan kadar NaOH dalam larutan, Menentukan pH larutan pada saat terjadi garam natrium di carbonat berdasarkan hasil titrasi.

Prinsip dari percobaan ini adalah Penentuan kadar berdasarkan proses titrasi asidimetri di mana sampel yang bersifat basa di titrasi dengan larutan yang bersifat asam.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI UMUM

Asam dan basa adalah sifat kimia suatu zat yang sangat penting untuk diketahui. Sifat asam basa sangat berkaitan dengan lingkungan kimiawi zat tersebut. Ada tiga teori dasar mengenai asam basa yaitu : 1. Menurut Arhenius

Asam adalah zat yang bila dilarutkan dalam lingkungan air terionisasi menghasilkan ion H+.

HCl (aq) H+(aq) + Cl-(aq)

CH3COOH H+(aq) + CH3COO-(aq)

2. Menurut Bronsted Lowry

Asam adalah ion atau molekul yang dapat memberikan proton (H+) kepada basa disebut donor proton, sedangkan Basa adalah ion atau molekul yang dapat menerima proton disebut akseptor proton. Proton adalah inti atom H yang tidak mempunyai elektron.

HCl + NH3 NH4+ + Cl

-Asam 1 (a1) Basa1 (b1) Asam 2 (a2) Basa 2 (b2) Setiap asam mempunyai basa konyugasi demikian pula setiap basa mempunyai asam konyugasi dari reaksi diatas b2 disebut basa konyugasi dari HCl sebab bila HCl melepaskan ion H+ maka yang

(4)

tersisa adalah ion Cl- yang bersifat basa, demikian juga a2 adalah asam konyugasi dari b1 sebab bila NH3 menerima ion H+ maka

terbentuk ion NH4+ yang bersifat asam.

3. Menurut Lewis

Asam adalah suatu spesies yang dapat menerima pasangan elektron bebas (akseptor) dalam suatu reaksi kimia. Basa adalah suatu spesies yang dapat member elektron bebas (donor proton). (Tim Dosen Unhas, 2009)

Larutan menggandung ion H+ dan suatu anion sisa asam dan larutan basa mengandung ion OH- dan suatu kation logam.(Michael Purba, 2006)

HA (aq) → H+

(aq) + A- (aq) LOH (aq) → L+

(aq) + OH- (aq)

Apabila suatu larutan asam dicampurkan dengan suatu larutan basa maka yang terjadi adalah ion H+ dari larutan asam akan bereaksi dengan ion OH- dari larutan basa membentuk air.Hal ini dikarenakan nilai tetapan ionisasi air (Kw) relatif sangat kecil.

(5)

Karena itu, reaksi asam dengan basa disebut Reaksi Penetralan, pembawa sifat asam (H+) bereaksi dengan pembawa sifat basa (OH-) membentuk air yang bersifat netral.

Selanjutnya, yang terjadi pada ion negatif sisa asam dan ion positif basa adalah ion – ion tersebut akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam.Jika garam yang terbentuk itu mudah larut dalam air, maka ion – ion akan tetap dalam larutan.Namun, jika garam tersebut sukar larut, maka senyawa itu akan membentuk endapan.Jadi, reaksi asam dengan basa menghasilkan garan dan air.Oleh karena itu, reaksi asam dengan basa disebut juga reaksi penggaraman.(Paulina Hendrajanti, 2006)

Asam + Basa → Garam + H2O

B. URAIAN BAHAN

1. AQUADEST (FI Edisi III hal 96 )

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling Berat Molekul : 18

Rumus kimia : H₂O

Pemerian : Air jernih ,Tidak berwarna,tidak berbau , dan tidak berbasa.

(6)

Kegunaan : Sebagai zat pelarut 2. ASAM KLORIDA (FI Edisi III hal 53 )

Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLODIRUM

Nama lain : Asam klorida Berat Molekul : 36,46

Rumus kimia : HCl

Pemerian : Cairan tidak berwarna,berasap dan bau merangsang

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

3. NATRIUM KARBONAT (FI Edisi III hal 400 ) Nama resmi : NATRII KARBONAS Nama lain : Natrium karbonat Berat molekul : 124,20

Rumus kimia : Na₂CO₃

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih

Kelarutan : Mudah larut dalam aur Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : Sebagai zat tambahan 4. NATRIUM HIDROKSIDA (FI Edisi IV hal 1208 ) Nama resmi : NATRII HYDROXIDUM

(7)

Nama lain : Natrium Hidroksida Berat Molekul : 40

Rumus kimia : NaOH

Pemerian : Putih atau praktis putih, massa melebur berbentuk pellet ,serpihan atau batang atau bentuk lain.Keras ,rapuh dan menunjukkan pecahan hablur, bila di biarkan di udara akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab.

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

5. FENOL MERAH (FI Edisi III hal 412 )

Nama resmi : FENOLSUL FENOFTOLEIN

Nama lain : Fenol merah Rumus kimia : C19H₁₄O5S

Berat molekul : 354,38

Pemerian : Hablur putih atau agak putih kekuningan Kelarutan : Tidak larut dalam air, larut dalam etanol

(8)

Warna : Dalam larutan asam member warna merah dan larutan basa member warna kuning.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : Sebagai indikator

6. METIL MERAH (FI Edisi IV hal 1208)

Nama Resmi : BENZOAT HYDROCHLORYDA

Nama lain : Metil merah Rumus kimia : C₁₅H₁₅N₃O₂ Berat molekul : 305,76

Pemerian : Serbuk merah tua /hablur lembayung Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, larut dalam

etanol (95 %)

Trayek pH : 4,2 – 6,2

Warna : Dalam larutan asam berwarna merah dan

larutan basa berwarna kuning Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

(9)

BAB III

METODE KERJA

A. ALAT DAN BAHAN

a. Alat – alat yang di gunakan 1. Buret 50 ml 2. Corong gelas 3. Gelas ukur 25 ml 4. Labu Erlenmeyer 250 ml 5. Labu ukur 100 ml 6. Pipet volume 25 ml

b. Bahan – bahan yang di gunakan 1. Air suling

2. Larutan NaOH ₃ 0,1 M 3. Larutan NaOH 0,1 M 4. Larutan baku HCl 0,1 M

5. Penunjuk fenol merah dan metil merah

B. PROSEDUR KERJA

1. Ambil larutan Na₂CO₃ 0,1 M sebanyak 25 ml ,masukkan ke dalam labu ukur 100 ml kemudian tambahkan 25 ml larutan NaOH 0,1 M dan tambahkan air suling sampai tanda dan kocok merata .

(10)

2. Pasang buret 50 ml dan isi dengan larutan baku HCl 0,1 M

3. Pipet 25 ml larutan campuran (1) masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml dan tambahkan 2-3 tetes indicator fenol merah kemudian titrasi dengan larutan baku HCL 0,1 M sambil di goyang sampai warna berubah menjadi kuning.Catatlah volume HCl yang d pakai. 4. Larutan (3) di tambah indikator metal merah dan di titrasi kembali

dengan larutan baku HCl 0,1 M sampai larutan berubah warna menjadi jingga atau merah muda .Catat volume HCl yang di pakai .Lakukan percobaan di atas sebanyak 3 kali.

(11)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan No Lar. Campuran Na2CO3 + NaOH (ml)

Indikator FM Indikator Metil Merah

Vol. HCl (a) Perubahan Warna Vol. HCl (b) Perubahan Warna 1 25 ml 6,2 Ungu – kuning 4,9 Kuning - jingga 2 25 ml 6,3 Ungu – kuning 4,9 Kuning – jingga 3 25 ml 6,6 Ungu – kuning 4,7 Kuning - jingga B. Perhitungan 1. Perhitungan kadar Na2CO3 a. Erlenmeyer I 1. Na2CO3 yang ada = 4 x 2 x b x = 4 x 2 x 4,9 x = 39,2 x 10-4

(12)

2. Massa (S) = mol x BM Na2CO3 = 39,2 x 10-4 x 124 = 0,486 gr 3. Na2CO3 label = Vol. Na2CO3 x = 25 x = 2,5 x 10-3

4. Massa label = mol x BM Na2CO3

= 25 x 10-3 x 124 = 0,31 gr 5. % kadar Na2CO3 = = = 156,7 % b. Erlenmeyer II 1. Na2CO3 yang ada = 4 x 2 x b x = 4 x 2 x 4,9 x = 39,2 x 10-4 2. Massa (S) = mol x BM Na2CO3 = 39,2 x 10-4 x 124 = 0,486 gr

(13)

3. Na2CO3 label = Vol. Na2CO3 x

= 25 x = 2,5 x 10-3

4. Massa label = mol x BM Na2CO3

= 25 x 10-3 x 124 = 0,31 gr 5. % kadar Na2CO3 = = = 156,7 % c. Erlenmeyer III 1. Na2CO3 yang ada = 4 x 2 x b x = 4 x 2 x 4,7 x = 37,6 x 10-4 2. Massa (S) = mol x BM Na2CO3 = 37,6 x 10-4 x 124 = 0466 gr 3. Na2CO3 label = Vol. Na2CO3 x = 25 x = 2,5 x 10-3

(14)

4. Massa label = mol x BM Na2CO3 = 25 x 10-3 x 124 = 0,31 gr 5. % kadar Na2CO3 = = = 150,3 %

2. Perhitungan kadar NaOH

a. Erlenmeyer I

1. NaOH yang ada = 4 x 2 x (a-b) x = 4 x 2 x (6,2-4,9) x

= 1,04 x 10-3

2. Massa (S) = mol x BM NaOH

= 1,04 x 10-3 x 40 = 0,0416 gr

3. NaOH label = Vol. NaOH x = 25 x

(15)

4. Massa label = mol x BM NaOH = 2,5 x 10-3 x 40 = 0,1 gr 5. % kadar Na2CO3 = = = 41,6 % b. Erlenmeyer II

1. NaOH yang ada = 4 x 2 x (a-b) x = 4 x 2 x (6,3-4,9) x

= 1,04 x 10-3

2. Massa (S) = mol x BM NaOH

= 1,04 x 10-3 x 40 = 0,0416 gr

3. NaOH label = Vol. NaOH x = 25 x

= 2,5 x 10-3

4. Massa label = mol x BM NaOH

= 2,5 x 10-3 x 40 = 0,1 gr

(16)

5. % kadar Na2CO3 = = = 41,6 % c. Erlenmeyer III

1. NaOH yang ada = 4 x 2 x (a-b) x = 4 x 2 x (6,6-4,7) x

= 1,52 x 10-3

2. Massa (S) = mol x BM NaOH

= 1,52 x 10-3 x 40 = 0,0608 gr

3. NaOH label = Vol. NaOH x = 25 x

= 2,5 x 10-3

4. Massa label = mol x BM NaOH

= 2,5 x 10-3 x 40 = 0,1 gr 5. % kadar Na2CO3 = = = 60,8 %

(17)

3. Reaksi

a. Reaksi secara umum

1. Na2CO3 2Na+ + CO3

2-2. NaOH Na+ + OH -3. HCl H+ + Cl -b. Reaksi secara khusus

1. Na2CO3 + 2HCl 2NaCl + H2CO3

(18)

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil percobaan, cara yang digunakan pada percobaan ini adalah cara reaksi netralisasi untuk mencapai kadar suatu zat. Cara ini disebut sebagai titrasi asam basa, dimana larutan asam sebagai larutan bakunya, dalam hal ini larutan HCl 0,1 M dan larutan basa sebagai zat pengujinya dalam hal ini NaOH 0,1 M dan Na2CO3 0,1 M yang digunakan.

Indikator penunjuk dalam titrasi asam basa sangat membantu untuk mengetahui terjadinya reaksi yang ditandai dengan perubahan warna.Perubahan warna pada indikator disebabkan oleh resonansi isomer elektron.

Pada percobaan netralisasi yang telah dilakukan kadar rata – rata Na2CO3 0,1 dalam larutan yaitu 154,5 % dan kadar rata – rata NaOH 0,1 M

dalam larutan 48 %.Dimana dalam Farmakope Indonesia edisi 3 hal 589 menyatakan bahwa NaoH mengandung tidak kurang dari 9,50 % dan tidak lebih dari 100,5 %, sedangkan untuk Na2CO3 yang tidak lebih dari 100 %.

Jadi jika dibandingkan dengan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa kadar rata-rata untuk NaOH memenuhi syarat sedangkat untuk Na2CO3 tidak

memenuhi syarat. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi kesalahan yaitu :

(19)

1. Zat uji telah terkontaminasi

2. Pengukuran atau pemipetan yang kurang tepat atau kurang teliti 3. Pengamatan titik akhir titrasi kurang teliti

4. Konsentrasi larutan yang berkurang

5. Adanya pengaruh dari larutan baku dimana konsentrasi dari larutan baku kurang tepat.

(20)

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada perlakuan I, kadar Na2CO3 adalah 156,7 % dan kadar NaOH

adalah 41,6 %

2. Pada perlakuan II, kadar Na2CO3 adalah 156,7 % dan kadar NaOH

adalah 41,6 %

3. Pada perlakuan III, kadar Na2CO3 adalah 150,3 % dan kadar

NaOH adalah 60,8 %

B. Saran

Saran saya pada asisten agar pada saat praktikum datang tepat waktu, biar pada saat praktikum berlangsung tidak ada lagi kendala dalam praktikum.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan

Purba, Michael. 2006. Kimia 2b untuk SMA kelas XI. Jakarta :Erlangga

Hendrajanti, Paulina. 2006. Aspirasi kimia untuk SMA kelas XI. Surakarta :Pustaka manggala

Tim Dosen Kimia. 2009. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar : Universitas Indonesia Timur

Tim Dosen Kimia UNHAS. 2009. Kimia Dasar . Makassar : Universitas Hasanuddin

(22)

LAMPIRAN

CARA KERJA

25 ml Na2CO3 25 ml NaOH aquades masukkan sampai tanda

25 ml larutan pd labu ukur Titrasi dengan HCl 0,1 M

(23)

Titrasi dengan HCl 0,1 M

Larutan titrasi I

ditetesi lagi 2 – 3 tetes Metil Merah

Referensi

Dokumen terkait

Dalam suatu larutan jenuh dari zat elektrolit yang sukar larut, terdapat kesetimbangan antara zat padat yang tidak larut dengan!. ion-ion

1 N dengan rasio berat kulit udang dengan volume larutan 1:15 (b/v) pada suhu 30 ○ C selama 1 jam dengan pengadukan 150 rpm lalu kemudian disaring dengan

Mahasiswa belajar menghitung penyesuaian dosis, kebutuhan jumlah obat sesuai dengan resep, menimbang berat bahan obat padat dan cair, mengukur volume bahan obat cair,

Mahasiswa belajar menghitung penyesuaian dosis, kebutuhan jumlah obat sesuai dengan resep, menimbang berat bahan obat padat dan cair, mengukur volume bahan obat cair,

Volume pori bata merah didapat dengan cara menghitung selisih berat antara bata merah jenuh air dengan berat bata merah kering oven, volume pori adalah sama dengan volume air

Berat volume tanah bila seluruh air yang mengisi pori tanah ( kondisi jenuh) diganti dengan minyak yang mempunyai berat volume = 0,9 gr/cm 3... Berat volume tanah bila seluruh

· Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.. · Menampung zat kimia · Memanaskan cairan · Media pemanasan

TITIK DIDIH LARUTAN Tujuan Praktikum: Untuk menentukan hubungan antara kenaikan titik didih larutan dengan berat molekul zat yang terlarut di dalamnya.. - Larutan adalah zat homogen