• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinas Pertanian Sumbar UPPO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dinas Pertanian Sumbar UPPO"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk maka

kebutuhan akan bahan pangan terutama padi juga meningkat.

Namun peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan akan bahan

pangan terutama padi ini tidak didukung oleh peningkatan

produksi dan produktifitas. Rendahnya produktifitas dan produksi

antara lain disebabkan oleh terjadinya degradasi atau penurunan

daya dukung lahan akibat pemakaian bahan anorganik ( pupuk dan

pestisida ) yang berlebihan sebagai akibat dari pelaksanaan

Program Intensifikasi pada masa Orde Baru dalam rangka

pencapaian Swasembada Beras. Program intensifikasi produksi

pangan tersebut lebih dikenal dengan Revolusi Hijau yang tanpa

disadari telah menyebabkan penurunan daya dukung lahan.

Pemupukan dan pemberian pestisida secara terus menerus pada

takaran yang tinggi menyebabkan deteriorasi kesuburan lahan,

sehingga penambahan input tidak lagi memicu kenaikan

produktifitas.

(2)

Koreksi terhadap revolusi hijau mulai mengemuka pada

Science Academic Summit pada tahun 1996 di Madras, India.

Semangat pembaharuan di sektor pertanian tersebut dikenal

dengan Evergreen Revolution atau Revolusi Hijau Lestari. Isu

ketahanan pangan dan upaya penyelamatan lingkungan melalui

revolusi hijau lestari ini terus mengglobal. Dengan semangat

penyelamatan lingkungan ini, salah satu upaya yang ditempuh

adalah melalui pengembangan pertanian organik. Gerakan ini

tentunya harus mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Pemerintah telah memfasilitasi petani melalui bantuan Unit

Pengolah Pupuk Organik (UPPO).

Buku Profil Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) di

Sumatera Barat Tahun 2013 ini bertujuan untuk menyediakan data

dan informasi yang lengkap mengenai perkembangan Unit

Pengolah Pupuk Organik (UPPO) di Sumatera Barat. UPPO sebagai

salah satu bentuk dukungan pemerintah dan masyarakat dalam

upaya pemulihan degradasi lahan, peningkatan produksi

pertanian, mengurangi ketergantungan pupuk anorganik yang

pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan petani serta

daya dukung lingkungan terhadap pembangunan pertanian

(3)

melainkan juga perlu dukungan masyarakat serta stakeholder

terkait

Akhir kata, saya berharap agar Buku Profil Unit Pengolah

Pupuk Organik (UPPO) di Sumatera Barat Tahun 2013 ini dapat

menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam melaksanakan

program / kegiatan pembangunan di Sumatera Barat.

Padang, Desember 2013 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Sumatera Barat

Ir. DJONI

Pembina Utama Madya NIP. 19550815 198203 1 012

(4)

pencemaran serta kegiatan pemulihan yang telah dan dapat dilakukan dalam rangk

an Hidup Daerah (SLH

D) adalah (1) Tergambarkannya secara jelas kondisi lingkungan hidup Kabupaten Solok dengan dukungan data yang tersedia; (2) adanya integrasi faktor lingkungan terhadap kebijakan pemer

Hal

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI ………. iii

DAFTAR TABEL ……….. iv

I. PENDAHULUAN ………. 1

I.1 Latar elaka g ………..……….. 3

I.2 Tujua ……… 3

I.3 Sasara ………..……. 3

I.4 I dikator Ke erhasila ..……… 3

II. FASILITASI PEMERINTAH ……… 4

III. PERKEMBANGAN UPPO ………..……… 8

IV. PROFIL UNIT PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK UPPO …………. 12

LAMPIRAN .……….… 51

(5)

Lampiran Hal 1. Rekapitulasi Bantuan Unit Pengolah Pupuk Organik

(UPPO) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 - 2013 ……… 51 2. Rekapitulasi perkembangan Unit Pengolah Pupuk Organik

Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 - 2013 ………... 53

(6)

Penanggung Jawab Program : Ir. Djoni

(Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov. Sumbar

Penanggung Jawab Kegiatan : Ir. Syafrizal

(Kepala Bidang Sarana dan Prasarana)

Ketua Pelaksana : ………..

Anggota : ………. ………. ………. ………. ………. ……….

(7)

1.1 Latar Belakang

Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahaya

yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam

pertanian. Intensifikasi pertanian selain telah berhasil

meningkatkan produksi, juga telah menyebabkan terjadinya

degradasi lingkungan. Degradasi lingkungan akibat kegiatan

intensifikasi pertanian dipicu oleh adanya input berupa pupuk dan

pestisida kimia untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman.

Orang semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi

kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya hidup sehat dengan slogan

back to nature” telah e jadi tre d aru e i ggalka pola

hidup lama yang menggunakan bahan kimia non alami, seperti

pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam

produksi pertanian.

Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi

dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik.

(8)

Pertanian organik juga ditujukan sebagai antisipasi dan solusi

terhadap pencegahan peningkatan kerusakan lingkungan

terutama kerusakan atau degradasi lahan pertanian yang

mengakibatkan penurunan terhadap produksi dan produkstifitas

produk pertanian. Degradasi lahan pertanian terutama disebabkan

oleh penggunaan bahan bahan anorganik seperti pupuk yang

semakin tak terkendali.

Pertanian organik merupakan bagian integral dari sistem

pertanian berkelanjutan. Pertanian organik tidak menggunakan

input sintetis berupa pupuk dan pestisida kimia sehingga dapat

menjaga keberlanjutan sistem dalam waktu yang tidak terhingga.

Secara nyata pertanian organik sangat efektif dalam

meminimalkan permasalahan lingkungan akibat penggunaan

pupuk dan pestisida kimia, karena pertanian organik bebas dari

penggunaan bahan-bahan tersebut. Dengan kata lain pertanian

organik adalah pertanian yang bekerja sama dengan alam dan

menghayati prinsip-prinsip yang bekerja di alam. Alasan-alasan

itulah kemudian yang melatarbelakangi munculnya kebijakan

pertanian organik di daerah-daerah yang merupakan sentra

(9)

Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang

mengandalkan bahan alami tanpa menggunakan

bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah

menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan

yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak

merusak lingkungan terutama daya dukung lahan untuk proses

budidaya yang berkelanjutan. Pertanian organik dengan

memanfaatkan sumberdaya yang ada disekitar lahan budidaya

mampu menurunkan ketergantungan petani akan kebutuhan

bahan-bahan anorganik seperti pupuk dan pestisida. Dengan

demikian petani dapat tetap melakukan proses produksi secara

lebih hemat, menguntungkan dan berkelanjutan.

Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara

internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk

pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety

attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan

ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi

konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk

pertanian organik dunia meningkat pesat, termasuk juga

Sumatera Barat.

(10)

yang sangat baik di Sumatera Barat. Tingkat kesadaran

masyarakat yang semakin tinggi terhadap produk sehat seiring

dengan pertambahan penduduk menyebabkan potensi pasar

produk organik terbuka luas. Besarnya potensi Sumatera Barat

dalam pengembangan pertanian organik didukung oleh kondisi

lahan pertanian Sumatera Barat yang sangat cocok dengan sistim

pertanian organik. Hasil survey Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Propinsi Sumatera Barat bekerjasama dengan PT.AFTA Agro

Consultant mendapatkan banyak daerah di Sumatera Barat yang

cocok untuk pengembangan sistim pertanian yang ramah

lingkungan ini.

Pengembangan pertanian organik membutuhkan

dukungan dari semua pihak, kemauan dan tekad kuat dari petani

selaku pelaku budidaya dan dukungan pemerintah serta

stakeholder terkait. Untuk mewujudkan pengembangan

pertanian organik tersebut, pemerintah telah menfasilitasi

pengadaan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) pada daerah

sentra tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)

adalah upaya untuk memperbaiki kesuburan lahan untuk

(11)

pembangunan Unit Pengolah Pupuk Organik, yang terdiri dari

bangunan rumah kompos, bangunan bak fermentasi, Alat

Pengolah Pupuk Organik (APPO), kendaraan roda 3, bangunan

kandang ternak komunal dan ternak sapi.

Upaya peningkatan dan perbaikan kesuburan lahan

pertanian melalui pengembangan unit pengolah pupuk organik,

dilaksanakan dengan cara pemberdayaan masyarakat, maka

diharapkan dari kegiatan tersebut disamping dapat meningkatkan

produksi tanaman pertanian, selanjutnya dapat meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan petani serta mampu membuka

lapangan kerja. Pengembangan unit pengolah pupuk organik

(UPPO) juga ditujukan untuk mengurangi ketergantungan petani

terhadap input berupa pupuk dan pestisida kimia yang harganya

mahal dan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.

Sumber bahan organik dapat berupa hijauan,

tumbuhan mati, dan / atau sisa tanaman, sisa panen (

jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut

kelapa), limbah ternak / kotoran ternak (kerbau, sapi, ayam),

limbah industri dan limbah rumah tangga dan limbah kota/pasar.

Sumber bahan organik lokal yang sangat berlimpah dan mudah

(12)

tersebut. Pengembangan UPPO melalui fasilitasi dari pemerintah

berdampak positif, bukan saja mampu meningkatkan pendapatan

petani / kelompok tani bahkan juga berperan dalam

menyelamatkan lingkungan sebagai dampak dari budidaya

pertanian menuju Pembangunan pertanian berkelanjutan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penyusunan Profil Unit Pengolah Pupuk

Organik (UPPO) ini antara lain :

1. Menginventarisir dan menyediakan data lengkap

Kelompok UPPO yang ada di Sumatera Barat.

2. Sebagai bahan perkiraan daya dukung (potensi) dalam

subtitusi pupuk anorganik dengan pupuk organik bagi

petani.

3. Memberikan informasi yang lengkap bagi petani dan

pelaku pasar tentang ketersediaan pupuk organik di

Sumatera Barat.

1.3 Sasaran

Sasaran dari penyusunan Profil Unit Pengolah Pupuk

(13)

1. Petani sebagai pelaku budidaya pertanian yang

memanfaatkan pupuk organik di daerah sentra tanaman

pangan, hortikultura dan perkebunan,

2. Pedagang / pemilik kios dalam hal pemasaran,

3. Stake holder terkait.

1.4 Indikator Keberhasilan

1. Meningkatnya produksi serta pendapatan petani,

2. Menguatnya modal kelompok dengan semakin

meningkatnya jumlah asset dan kas kelompok,

3. Berkurangnya tingkat ketergantungan akan bahan

anorganik bagi budidaya pertanian,

4. Berkembangnya pertanian organik dan produk-produk

organik,

5. Menurunnya tingkat kerusakan / degradasi lahan akibat

penggunaan bahan anorganik,

6. Terjaminnya pembangunan pertanian berkelanjutan,

(14)

Untuk mensukseskan pengembangan pertanian organik di

Sumatera Barat, Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota telah

memberikan dukungan yang sangat besar. Berbagai bentuk

dukungan telah diberikan untuk mencapai tujuan tersebut, baik

berupa bantuan moril maupun materil bagi petani dan

masyarakat. Fasilitasi pemerintah berupa peningkatan kapasitas

Sumber Daya Manusia (SDM) bagi kelompok tani, Gapoktan dan

Pengelola Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) yang tersebar di

seluruh wilayah Sumatera Barat melalui pelatihan atau bimbingan

teknis baik yang diadakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan

maupun Dinas terkait di kabupaten/kota.

Dukungan pemerintah juga ditunjukkan melalui bantuan

sarana dan prasarana bagi kelompok tani/gapoktan berupa Unit

Pengolah Pupuk Organik (UPPO) yang terdiri dari 1 unit rumah

kompos, 1 unit alat pengolah pupuk organic (APPO), 1 unit Alat

angkut roda 3, serta 35 ekor sapi yang terdiri dari 32 ekor sapi

(15)

betina dan 3 ekor jantan. Bantuan UPPO ini telah diberikan sejak

tahun 2010 ya g hi gga saat i i telah difasilitasi se a yak ……

UPPO ya g terse ar pada …… ka upate /kota u tuk ……

kelompok tani/gapoktan. Selain itu juga telah diberikan bantuan

sarana prasarana lainnya seperti Ayakan, Mesin jahit karung,

ti a ga , ge set da ……….

(16)

Kandang Kendaraan Roda 3

(17)
(18)

Untuk percepatan perkembangan UPPO tersebut

pemerintah Propinsi Sumatera Barat melalui Dinas Pertanian

Tanaman Pangan secara rutin dan intensif melakukan pembinaan,

monitoring dan evaluasi terhadap kelompok UPPO. Bimbingan

dilakukan guna mencapai kemandirian dan perkembangan

kelompok-kelompok UPPO, baik oleh petugas propinsi maupun

kabupaten kota. Peningkatan kapasitas SDM pengelola melalui

pelatihan, bimbingan teknis serta melakukan study banding ke

kelompok UPPO yang telah maju dan mandiri juga telah

dilaksanakan.

Namun dalam perjalanannya, tidak semua UPPO

mengalami kemajuan bahkan ada pula yang mengalami

kemunduran dengan berbagai penyebab dan kendala. Beberapa

kelompok UPPO mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga

telah mampu secara mandiri mengelola UPPO dan bahkan menjadi

(19)

lokasi study banding bagi kelompok lain. Kemajuan tersebut

ditunjukkan dengan peningkatan nilai asset kelompok baik jumlah

ternak sapi, alat mesin pengolah maupun peningkatan kapasitas

produksi pupuk organik dan pengembangan usaha ke komoditi

lain. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran berbagai pihak

terutama kemauan dan semangat petani/kelompok tani untuk

maju, dukungan pemerintah melalui bantuan natura dan

pembinaan serta stakeholder terkait bagi pengembangan usaha.

Kelo pok UPPO ter e tuk sejak tahu …… de ga a tua UPPO pada …. Kelo pok ta i/ gapokta . Hi gga tahu i i telah difasilitasi se a yak …… UPPO pada …….

Kabupaten/kota sebagaimana tercantum pada Lampiran 1.

Rekapitulasi perkembangan Unit Pengolah Pupuk Organik Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2013 dapat dilihat pada Lampiran 2. Untuk

(20)

UPPO Salodako Saiyo Sakato merupakan unit usaha pengolah pupuk organik yang berdiri pada Tahun 2011 bertempat di Nagari Guguk Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam Kabupaten Padang Pariaman. Kelompok Tani Salodako Saiyo Sakato mendapat bantuan satu unit UPPO dari pemerintah pada tahun 2011 senilai 350 juta yang terdiri dari 1 unit rumah kompos, 1 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 1 unit Alat angkut roda 3, serta 35 ekor sapi yang terdiri dari 32 ekor sapi betina dan 3 ekor jantan.

PROFIL UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK

( UPPO )

UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK ( U P P O )

SALODAKO SAIYO SAKATO

1

(21)

I. Lokasi :

 Nama Kelompok Tani  Ketua Kelompok Tani  Nagari

 Kecamatan  Kabupaten  Jumlah Anggota

 Luas Areal Kelompok Tani : : : : : : :

Salodako Saiyo Sakato Sukirman

Guguk

2 x 11 Kayu Tanam Padang Pariaman 25 orang

55 Ha

II. Pengelola UPPO :  Nama Manager  Nama Sekretaris  Nama Bendahara

: : :

Sukirman

(22)

 Operator

 Kontak Person/HP

: :

B. Dt. Marajo dan Akirudin Sukirman / 081374233173 III. Bidang Usaha

1. Tanaman Pangan  Padi Sawah

2. Tanaman Hortikultura  Durian

 Pisang  Jengkol

3. Tanaman Perkebunan  Karet 1. Rumah Kompos

 Luas Rumah Kompos  Kepemilikan Lahan

Rumah Kompos  Sistem Pemeliharaan

Rumah Kompos  Sumber Dana

Pemeliharaan 2. APPO (Alat Pengolah

Pupuk Organik)  Merk APPO  Kapasitas/jam

:

Dana Kelompok

(23)

 Kebutuhan Bahan Bakar/jam

 Biaya Operasional dan Pemeliharaan

3. Alat Angkut Roda 3  Merk

 Kapasitas muatan  Bahan Bakar

 Sistem pemeliharaan sapi

 Pakan

 Sumber dana pemeliharaan

5. Kebun Hijauan Makanan :

Dana Kelompok

Viar K 150 300 kg 1 : 20 Kelompok

28 ekor (jumlah sapi mengalami penurunan karena dilakukan penggantian sapi yang tidak beranak dengan sapi Simental dengan harga yang lebih tinggi dari sapi lokal sebelumnya.

Pada awalnya sapi lokal, kemudian diganti dengan Sapi Simental.

Sehat

Sistem bagi hasil dengan anggota yang memelihara dengan pembagian (75% untuk pemelihara dan 25% untuk kas kelompok).

Rumput, bekatul, kulit coklat dan batang pisang.

(24)

Ternak (HMT) kelompok  Luas Kebun HMT

 Jenis Hijauan 2 Ha

Rumput Gajah V. Produksi Kompos :

 Mulai berproduksi  Produksi

 Daerah Pemasaran

 Pemanfaatan Pupuk Organik

 Biaya Produksi  Harga Jual  Keuntungan  Pemanfaatan

keuntungan/SHU  Komposisi /1 ton

 Kotoran sapi

 Jerami

 Batang pisang

 Kulit Kakao / Titonia

 Sisa sisa pakan / rumput

 Mikroba rumpun bambu

Maret 2012 10 ton / bulan

Hanya untuk memenuhi kebutuhan anggota kelompok dan masyarakat sekitar dan pada tahun 2012 adanya kerja sama dengan Dinas Pertanian untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik kegiatan PTS di kec. 2 x 11 kayu Tanam sebanyak 75 ton.

Pemupukan Padi sawah, ladang dan kebun

(25)

1 kg VI. Prestasi / Penghargaan yang

pernah diterima

Belum ada

VII. Permasalahan

 Sarana pengolahan kompos kurang memadai  Sapi tidak berkembang/tidak beranak

VIII.Solusi

 Perluasan atau penambahan rumah pengolahan kompos  Peningkatan SDM kelompok tani mengenai pengelolaan

UPPO dan beternak sapi

IX. Rencana Kerja Untuk Pengembangan Usaha UPPO

 Peningkatan produksi pupuk organik dalam rangka memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat, terutama untuk pengisian kios-kios pupuk.

 Melengkapi sarana dan prasarana produksi seperti bahan baku, jumlah sapi, pengembangan kandang, karung berlabel dan penjahit karung.

 Meningkatkan kerja sama pemasaran dengan pihak lain.  Meningkatkan koordinasi dengan instansi dan stakeholder

terkait.

(26)

UPPO Budi Saiyo merupakan unit usaha pengolah pupuk organik yang berdiri pada tahun 2011 bertempat di Nagari Guguk Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam Kabupaten Padang Pariaman. Kelompok Tani Budi Saiyo mendapat bantuan satu unit UPPO

UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK ( U P P O )

BUDI SAIYO

(27)

senilai 350 juta dari pemerintah pada tahun 2011 yang terdiri dari 1 unit rumah kompos, 1 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 1 unit Alat angkut roda 3, serta 35 ekor sapi yang terdiri dari 32 ekor sapi betina dan 3 ekor jantan.

I. Lokasi :

 Nama Kelompok Tani  Ketua Kelompok Tani  Nagari

 Kecamatan  Kabupaten  Jumlah Anggota

 Luas Areal Kelompok Tani : : : : : : :

Budi Saiyo Munir St. Rj. Lelo Guguk

2 x 11 Kayu Tanam Padang Pariaman 25 orang

(28)

II. Pengelola UPPO :  Nama Manager  Nama Sekretaris  Nama Bendahara  Operator

 Kontak Person/HP

:

Munir / 081363417356 III. Bidang Usaha

1. Tanaman Pangan  Padi Sawah

2. Tanaman Perkebunan  Karet 1. Rumah Kompos

 Luas Rumah Kompos  Kepemilikan Lahan

Rumah Kompos  Sistem Pemeliharaan

Rumah Kompos  Sumber Dana

Pemeliharaan 2. APPO (Alat Pengolah

Pupuk Organik)  Merk APPO  Kapasitas/jam  Kebutuhan Bahan

Bakar/jam

(29)

3. Alat Angkut Roda 3  Merk

 Kapasitas muatan  Bahan Bakar

 Sistem pemeliharaan sapi

 Pakan

 Sumber dana pemeliharaan

5. Kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT) kelompok  Luas Kebun HMT  Jenis Hijauan

: mengalami penurunan dimana sapi mati karena sakit sebanyak 8 ekor dan telah dibuat dokumen/surat keterangan kematian dan di rekening kelompok masih ada dana untuk pembelian 2 ekor sapi lagi.)

Sehat

Sistem bagi hasil dengan anggota yang memelihara dengan pembagian (75% untuk pemelihara dan 25% untuk kas kelompok).

Rumput, jerami, bekatu, dan batang pisang.

Kas kelompok

1 Ha

Rumput Gajah

V. Produksi Kompos :

(30)

 Produksi

 Daerah Pemasaran

 Pemanfaatan Pupuk Organik

 Biaya Produksi  Harga Jual  Keuntungan  Pemanfaatan

keuntungan/SHU

 Komposisi /1 ton

 Kotoran sapi

 Jerami

 Batang pisang

 Kulit Kakao

/Durian/ Jengkol / Titonia

 Abu kayu

 Trichoderma

 MOL

Hanya untuk memenuhi kebutuhan anggota kelompok dan masyarakat sekitar dan pada tahun 2013 adanya kerja sama dengan Dinas Pertanian untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik kegiatan PTS di kec. 2 x 11 kayu Tanam sebanyak 35 ton.

Pemupukan Padi sawah

Rp. 600,- / kg

VI. Prestasi / Penghargaan yang pernah diterima

(31)

VII. Permasalahan

 Sarana pengolahan dan rumah kompos kurang memadai  Sapi tidak berkembang/berana

VIII.Solusi

 Penambahan unit sarana pengolahan dan rumah kompos  Peningkatan SDM petani dalam Pengelolaan UPPO dan

teknis beternak sapi

IX. Rencana Kerja Untuk Pengembangan Usaha UPPO

 Peningkatan produksi pupuk organik dalam rangka memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat, terutama untuk pengisian kios-kios pupuk.

 Melengkapi sarana dan prasarana produksi seperti bahan baku, jumlah sapi, pengembangan kandang, karung berlabel dan penjahit karung.

 Meningkatkan kerja sama pemasaran dengan pihak lain.  Meningkatkan koordinasi dengan instansi dan stakeholder

(32)

KELOMPOK TANI

TANJUNG LURAH

UPPO

UPPO Tanjung Lurah merupakan unit usaha pengolah pupuk organik yang berdiri pada tahun 2010 bertempat di Nagari Salimpaung Kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar. Kelompok Tani Tanjung Lurah mendapat bantuan satu unit UPPO dari pemerintah pada tahun 2010 yang terdiri dari 1 unit rumah kompos, 1 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 1 unit Alat angkut roda 3. Sebelum terbentuknya kelompok tani ini, merupakan usaha penggemukan sapi perorangan oleh ketua kelompok. Tahun 2010 dibentuklah kelompok tani ini guna mendapatkan bantuan pemerintah satu unit UPPO tersebut tanpa sapi. Sapi awalnya merupakan milik pribadi ketua kelompok sebanyak 17 ekor. Tahun 2012 kelompok tani ini mendapat bantuan dana sebesar RP. 450.000.000,- dari kegiatan

UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK ( U P P O )

TANJUNG LURAH

(33)

Penyelamatan Sapi Betina Produktif dari Dinas Peternakan yang kemudian dibelikan sapi sebanyak 53 ekor sapi ( 5 jantan dan 49 betina ).

(34)

I. Lokasi :

 Nama Kelompok Tani  Ketua Kelompok Tani  Nagari

 Kecamatan  Kabupaten  Jumlah Anggota

 Luas Areal Kelompok Tani :

Tanjung Lurah Yon Nasri Salimpaung Salimpaung Tanah Datar 30 orang 50 Ha

II. Pengelola UPPO :  Nama Manager  Nama Sekretaris  Nama Bendahara  Operator

 Kontak Person/HP

: Yelda Angela Gelmadia Arfila ………

III. Bidang Usaha 1. Tanaman Pangan

 Padi Sawah

2. Tanaman Perkebunan  Kopi, kulit manis, kakao 1. Rumah Kompos

 Luas Rumah Kompos  Kepemilikan Lahan

Rumah Kompos

 Sistem Pemeliharaan Rumah Kompos

(35)

 Sumber Dana Pemeliharaan

2. APPO (Alat Pengolah Pupuk Organik)

 Merk APPO  Kapasitas/jam

 Kebutuhan Bahan

 Kapasitas muatan  Bahan Bakar

 Sumber dana pemeliharaan

4. Mesin Ayakan 5. Mesin Jahit karung 6. Timbangan

7. Sapi

 Jumlah saat ini

 Asal sapi  Keadaan sapi

 Sistem pemeliharaan sapi

1 unit (modal kelompok)

68 ekor (48 induk betina, 10 jantan dan 10 anak sapi) Lokal, Simental

Sehat

(36)

 Pakan

 Sumber dana pemeliharaan

8. Kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT) kelompok  Luas Kebun HMT  Jenis Hijauan

:

:

: :

modal kelompok, sedangkan keuntungan jantan dan anak dengan pembagian keuntungan induk 70% untuk pemelihara dan 15% untuk kas kelompok dan 15% untuk penguatan modal kelompok.

Jerami, Starbio, Urea, bahan lain seperti kulit ubi, kulit coklat dan limbah lainnya yang telah difermentasi terlebih dahulu.

Kas kelompok

Tidak ada -

V. Produksi Kompos :  Mulai berproduksi  Produksi

 Daerah Pemasaran

 Pemanfaatan Pupuk Organik

 Biaya Produksi  Harga Jual

Untuk memenuhi kebutuhan anggota kelompok dan masyarakat sekitar dan pemasaran keluar daerah seperti Sijunjung, Solok, Padang, Riau dan Jambi.

(37)

 Keuntungan  Pemanfaatan

keuntungan/SHU

 Komposisi /1 ton

 Kotoran sapi

 Arang sekam

 Serbuk gergaji

 Daun Titonia

 Kapur Dolomit

 Trichoderma

 Bongkol

pisang/kulit coklat :

perkebunan sawit Rp. 500,- / kg Rp. 1.000,-/ kg Rp. 500,- / kg

Kas kelompok / peningkatan modal

1.000 kg (20 gerobak) 50 kg (1 karung) pernah diterima

: Belum ada

VII. Permasalahan

 Kondisi jalan menuju lokasi produksi yang tidak layak  Kapasitas rumah kompos dan mesin pencacah kurang

memadai

VIII.Solusi

 Usulan ke Pemerintah Daerah Pembangunan jalan menuju lokasi UPPO

 Bantuan mesin pencacah dan rumah kompos

IX. Rencana Kerja Untuk Pengembangan Usaha UPPO

(38)

memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.  Melengkapi sarana dan prasarana produksi seperti bahan

baku, jumlah sapi, pengembangan kandang, dan jalan produksi.

 Meningkatkan kerja sama pemasaran dengan pihak lain.  Meningkatkan koordinasi dengan instansi dan stakeholder

(39)

UPPO Setia Usaha merupakan unit usaha pengolah pupuk organik yang berdiri pada tahun 2011 bertempat di Nagari Tanjung Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar. Kelompok Tani Setia Usaha mendapat bantuan satu unit UPPO dari pemerintah pada tahun 2011 yang terdiri dari 1 unit rumah kompos, 1 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 1 unit Alat angkut roda 3, serta 35 ekor sapi yang terdiri dari 32 ekor sapi betina dan 3 ekor jantan.

UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK ( U P P O )

SETIA USAHA

(40)

I. Lokasi :

 Nama Kelompok Tani  Ketua Kelompok Tani  Nagari

 Kecamatan  Kabupaten  Jumlah Anggota

 Luas Areal Kelompok Tani : : : : : : :

Setia Usaha Junaidi

Tanjung Bonai Lintau Buo Utara Tanah Datar 18 orang 60 Ha

II. Pengelola UPPO :  Nama Manager  Nama Sekretaris  Nama Bendahara  Operator

 Kontak Person/HP

: : : : :

Junaidi Yusrizal Elfa Devilla Don Helmi Putra

(41)

III. Bidang Usaha 1. Tanaman Pangan

 Padi Sawah

2. Tanaman Hortikultura /Perkebunan

 Karet, Durian,

Pisang,Manggis, Kulit Manis, Kakao

: :

20 Ha 50 Ha

IV. Asset (saat ini) : 1. Rumah Kompos

 Luas Rumah Kompos  Kepemilikan Lahan

Rumah Kompos  Sistem Pemeliharaan

Rumah Kompos  Sumber Dana

Pemeliharaan 2. APPO (Alat Pengolah

Pupuk Organik)  Merk APPO  Kapasitas/jam  Kebutuhan Bahan

Bakar/jam

 Biaya Operasional dan Pemeliharaan

3. Alat Angkut Roda 3  Merk

 Kapasitas muatan  Bahan Bakar

Jiang Dong 1,5 ton/jam 1 liter/jam

kelompok

(42)

 Sumber dana pemeliharaan

4. Sumur

5. Genset/Dinamo

6. Rumah peneduh kompos 7. Sapi

 Jumlah saat ini  Asal sapi  Keadaan sapi

 Sistem pemeliharaan sapi

 Pakan  Sumber dana

pemeliharaan

8. Kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT) kelompok  Luas Kebun HMT  Jenis Hijauan

:

1 unit (swadaya kelompok) 1 unit (swadaya kelompok) 1 unit (swadaya kelompok)

40 ekor

Sapi lokal, PO dan Simental. Sehat

Tanggung jawab anggota Rumput dan Jerami. Kas kelompok

- -

V. Produksi Kompos :  Mulai berproduksi  Produksi

 Daerah Pemasaran

 Pemanfaatan Pupuk Organik

 Biaya Produksi  Harga Jual  Keuntungan

:

Untuk memenuhi kebutuhan anggota kelompok dan masyarakat sekitar dan pemasaran ke daerah Riau.

Pemupukan Padi sawah

(43)

 Pemanfaatan

 Batang pisang

 Serbuk Gergaji

 Rumen Sapi peningkatan modal dan THR bagi anggota

700 kg pernah diterima

: Penghargaan Adikarya Pangan Nusantara Dari Presiden RI tahun 2013 VII. Permasalahan

 Rumah Pakan belum ada  Mesin ayakan belum ada

 Butuh ruang belajar khusus, karena sering dijadikan tempat study banding baik bagi petani maupun sekolah/Perguruan Tinggi.

 Sarana jalan belum memadai / rusak  Kekurangan bahan baku kotoran ternak

VIII.Solusi

 Butuh bantuan rumah pakan, mesin ayakan dan pembangunan ruang belajar (gedung serba guna)

(44)

 Bantuan ternak tambahan

IX. Rencana Kerja Untuk Pengembangan Usaha UPPO  Peningkatan produksi pupuk organik.

 Melengkapi sarana dan prasarana produksi seperti Rumah pakan, Ayakan, pengembangan kandang, serta ruang belajar.

 Menambah jumlah ternak sapi.

 Meningkatkan kerja sama pemasaran dengan pihak lain.  Meningkatkan koordinasi dengan instansi dan stakeholder

(45)

KELOMPOK TANI

ANUGRAH

UPPO

UPPO Anugrah merupakan unit usaha pengolah pupuk organik yang berdiri pada Tahun 2011 bertempat di Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji Kota Padang. Kelompok Tani Anugrah mendapat bantuan satu unit UPPO dari pemerintah pada tahun 2011 senilai 350 juta yang terdiri dari 1 unit rumah kompos, 1 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 1 unit Alat angkut roda 3, serta 35 ekor sapi.

UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK ( U P P O )

ANUGRAH

(46)

I. Lokasi :

 Nama Kelompok Tani  Ketua Kelompok Tani  Kelurahan

 Kecamatan  Kota

 Jumlah Anggota

 Luas Areal Kelompok Tani : : : : : : :

Anugrah Afrizal Kuranji Kuranji Padang 25 orang 30 Ha

II. Pengelola UPPO :  Nama Manager  Nama Sekretaris  Nama Bendahara  Operator

 Kontak Person/HP

: : : : :

(47)

III. Bidang Usaha

1. Tanaman Pangan

 Padi Sawah

2. Tanaman Hortikultura

 Durian

 Pisang

 Jengkol

3. Tanaman Perkebunan

 Karet 1. Rumah Kompos

 Luas Rumah Kompos  Kepemilikan Lahan

Rumah Kompos  Sistem Pemeliharaan

Rumah Kompos  Sumber Dana

Pemeliharaan 2. APPO (Alat Pengolah

Pupuk Organik)  Merk APPO  Kapasitas/jam  Kebutuhan Bahan

Bakar/hari

Kelompok (Hibah)

(48)

 Biaya Operasional dan Pemeliharaan

3. Alat Angkut Roda 3  Merk

 Kapasitas muatan  Bahan Bakar

 Sistem pemeliharaan sapi

 Pakan  Sumber dana

pemeliharaan

5. Kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT) kelompok

 Luas Kebun HMT

 Jenis Hijauan

: mengalami penurunan karena ada 3 ekor sapi yang mati).

Lampung Sehat

(49)

 Produksi

 Daerah Pemasaran

 Pemanfaatan Pupuk Organik

 Biaya Produksi  Harga Jual  Keuntungan  Pemanfaatan

keuntungan/SHU

 Komposisi /1 ton

 Kotoran sapi

 Jerami

 Batang pisang

 Kulit Kakao /

Titonia

 Sisa sisa pakan /

rumput

 Mikroba rumpun

bambu

Hanya untuk memenuhi kebutuhan anggota kelompok dan masyarakat sekitar.

Pemupukan Padi sawah, tanaman hias dan taman Rp. 400,- - RP. 500,- / kg

VI. Prestasi / Penghargaan yang

pernah diterima

Belum ada

VII. Permasalahan

 Sarana pengolahan kompos kurang memadai

 Sapi tidak berkembang/tidak beranak

VIII.Solusi

(50)

 Peningkatan SDM kelompok tani mengenai pengelolaan UPPO dan beternak sapi

IX. Rencana Kerja Untuk Pengembangan Usaha UPPO

 Peningkatan produksi pupuk organik dalam rangka

memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat, terutama untuk pengisian kios-kios pupuk.

 Melengkapi sarana dan prasarana produksi seperti bahan

baku, jumlah sapi, pengembangan kandang, karung berlabel dan penjahit karung.

 Meningkatkan kerja sama pemasaran dengan pihak lain.

 Meningkatkan koordinasi dengan instansi dan stakeholder

(51)

KELOMPOK TANI

KELOK BANDA

UPPO

UPPO Kelok Banda merupakan unit usaha pengolah pupuk organik yang berdiri pada Tahun 2011 bertempat di Kelurahan Piai Tangah Kecamatan Pauh Kota Padang. Kelompok Tani Kelok Banda mendapat bantuan satu unit UPPO dari pemerintah pada tahun 2011 senilai 350 juta yang terdiri dari 1 unit rumah kompos, 1 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 1 unit Alat angkut roda 3,serta 35 ekor sapi yang terdiri dari 32 ekor sapi betina dan 3 ekor jantan.

UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK ( U P P O )

KELOK BANDA

(52)

I. Lokasi :

 Nama Kelompok Tani  Ketua Kelompok Tani  Kelurahan

 Kecamatan  Kota

 Jumlah Anggota

 Luas Areal Kelompok Tani : : : : : : :

Kelok Banda Bakri

Piai Tangah Pauh Padang 35 orang 40 Ha

II. Pengelola UPPO :  Nama Manager  Nama Sekretaris  Nama Bendahara  Operator

 Kontak Person/HP

: : : : :

Candra Oktamartius Ivo Cania

(53)

III. Bidang Usaha

1. Tanaman Pangan

 Padi Sawah

2. Tanaman Hortikultura

 Durian

 Pisang

 Jengkol

3. Tanaman Perkebunan

 Karet 1. Rumah Kompos

 Luas Rumah Kompos  Kepemilikan Lahan

Rumah Kompos  Sistem Pemeliharaan

Rumah Kompos  Sumber Dana

Pemeliharaan 2. APPO (Alat Pengolah

Pupuk Organik)  Merk APPO  Kapasitas/jam  Kebutuhan Bahan

(54)

 Biaya Operasional dan Pemeliharaan

3. Alat Angkut Roda 3  Merk

 Kapasitas muatan  Bahan Bakar

 Sistem pemeliharaan sapi

 Pakan  Sumber dana

pemeliharaan

5. Kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT) kelompok

 Luas Kebun HMT

 Jenis Hijauan

: mengalami penurunan karena ada 3 ekor sapi yang mati).

Sapi Bali Sehat

(55)

 Produksi

 Daerah Pemasaran

 Pemanfaatan Pupuk Organik

 Biaya Produksi  Harga Jual  Keuntungan  Pemanfaatan

keuntungan/SHU

 Komposisi /1 ton

 Kotoran sapi

 Jerami

 Batang pisang

 Kulit Kakao /

Titonia

 Sisa sisa pakan /

rumput

 Mikroba rumpun

bambu

Hanya untuk memenuhi kebutuhan anggota kelompok tani sekitar UPPO.

Pemupukan Padi sawah, tanaman hias dan kebun. Rp. 400,- - RP. 500,- / kg

VI. Prestasi / Penghargaan yang

pernah diterima

Belum ada

VII. Permasalahan

 Sarana pengolahan kompos kurang memadai

 Sapi tidak berkembang/tidak beranak

VIII.Solusi

(56)

 Peningkatan SDM kelompok tani mengenai pengelolaan UPPO dan beternak sapi

IX. Rencana Kerja Untuk Pengembangan Usaha UPPO

 Peningkatan produksi pupuk organik dalam rangka

memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat, terutama untuk pengisian kios-kios pupuk.

 Melengkapi sarana dan prasarana produksi seperti bahan

baku, jumlah sapi, pengembangan kandang, karung berlabel dan penjahit karung.

 Meningkatkan kerja sama pemasaran dengan pihak lain.

 Meningkatkan koordinasi dengan instansi dan stakeholder

(57)

KELOMPOK TANI

PADANG BARIANG

UPPO

UPPO Padang Bariang merupakan unit usaha pengolah pupuk organik yang berdiri pada Tahun 2011 bertempat di Nagari Lubuk Tarok Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung. Kelompok Tani Padang Bariang mendapat bantuan satu unit UPPO dari pemerintah pada tahun 2011 senilai 350 juta yang terdiri dari 1 unit rumah kompos, 1 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 1 unit Alat angkut roda 3, serta 35 ekor sapi yang terdiri dari 32 ekor sapi betina dan 3 ekor jantan.

UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK ( U P P O )

PADANG BARIANG

(58)

I. Lokasi :

 Nama Kelompok Tani  Ketua Kelompok Tani  Nagari

 Kecamatan  Kabupaten  Jumlah Anggota

 Luas Areal Kelompok Tani : : : : : : :

Padang Bariang Tarmizi

Lubuk Tarok Lubuk Tarok Sijunjung 20 orang 20 Ha

II. Pengelola UPPO :  Nama Manager  Nama Sekretaris  Nama Bendahara  Operator

 Kontak Person/HP

: : : : :

Ismet

Yudirman OS

Sardi (HP. 081363936629) Dondi

(59)

III. Bidang Usaha

1. Tanaman Pangan

 Padi Sawah

2. Tanaman Hortikultura

 Durian

 Pisang

 Jengkol

3. Tanaman Perkebunan

 Karet 6. Rumah Kompos

 Luas Rumah Kompos  Kepemilikan Lahan

Rumah Kompos  Sistem Pemeliharaan

Rumah Kompos  Sumber Dana

Pemeliharaan 7. APPO (Alat Pengolah

Pupuk Organik)  Merk APPO  Kapasitas/jam  Kebutuhan Bahan

Bakar/jam

(60)

 Biaya Operasional dan Pemeliharaan

8. Alat Angkut Roda 3  Merk

 Kapasitas muatan  Bahan Bakar

 Sistem pemeliharaan sapi

 Pakan  Sumber dana

pemeliharaan

10.Kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT) kelompok

 Luas Kebun HMT

 Jenis Hijauan

: Dari sewa betor

39 ekor Blora Sehat

Anggota kelompok dengan pembagian keuntungan 80 % untuk anggota yang memelihara, 20 % untuk kas kelompok

Rumput dan dedak.

Anggota kelompok / perorangan

V. Produksi Kompos :  Mulai berproduksi  Produksi

 Daerah Pemasaran

: : :

Pertengahan Tahun 2012 10 ton / bulan

(61)

 Pemanfaatan Pupuk Organik

 Biaya Produksi  Harga Jual  Keuntungan  Pemanfaatan

keuntungan/SHU

 Komposisi /1 ton

 Kotoran sapi

 Jerami

 Batang pisang

 Kulit Kakao /

Titonia

 Sisa sisa pakan /

rumput

 Mikroba rumpun

bambu

tanaman manggis dan karet Rp. 600,- / kg

VI. Prestasi / Penghargaan yang pernah diterima

Belum ada

VII. Permasalahan

 Sarana pengolahan kompos kurang memadai terutama alat pemotong jerami, alat mencacah pelepah sawit untuk pakan ternak dan alat pengeringan kompos

VIII.Solusi

 Perbaikan dan pengadaan alat pemotong jerami, alat mencacah pelepah sawit untuk pakan ternak dan alat pengeringan kompos

IX. Rencana Kerja Untuk Pengembangan Usaha UPPO  Peningkatan produksi pupuk organik.

(62)
(63)

KELOMPOK TANI

BUNGO KINCUANG

UPPO

UPPO Bungo Kincuang merupakan unit usaha pengolah pupuk organik yang berdiri pada Tahun 2011 bertempat di Nagari Halaban Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota. Kelompok Tani Bungo Kincuang mendapat bantuan satu unit UPPO dari pemerintah pada tahun 2011 senilai 350 juta yang terdiri dari 1 unit rumah kompos, 1 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 1 unit Alat angkut roda 3, serta 35 ekor sapi yang terdiri dari 32 ekor sapi betina dan 3 ekor jantan.

UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK ( U P P O )

BUNGO KINCUANG

(64)

I. Lokasi :

 Nama Kelompok Tani  Ketua Kelompok Tani  Nagari

 Kecamatan  Kabupaten  Jumlah Anggota

 Luas Areal Kelompok Tani : : : : : : :

Bungo Kincuang Harmainis Halaban

Lareh Sago Halaban 50 Kota

20 orang 2 Ha

II. Pengelola UPPO :  Nama Manager  Nama Sekretaris  Nama Bendahara  Operator

 Kontak Person/HP

: : : : :

Harmainis Amrizal Wardius

(65)

III. Bidang Usaha

1. Tanaman Pangan

 Padi Sawah

2. Tanaman Hortikultura

 Durian

 Pisang

 Jengkol

3. Tanaman Perkebunan

 Karet 1. Rumah Kompos

 Luas Rumah Kompos  Kepemilikan Lahan

Rumah Kompos  Sistem Pemeliharaan

Rumah Kompos  Sumber Dana

Pemeliharaan 2. APPO (Alat Pengolah

Pupuk Organik)  Merk APPO  Kapasitas/jam  Kebutuhan Bahan

(66)

 Biaya Operasional dan Pemeliharaan

3. Alat Angkut Roda 3  Merk

 Kapasitas muatan  Bahan Bakar

 Sistem pemeliharaan sapi

 Pakan  Sumber dana

pemeliharaan

5. Kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT) kelompok

 Luas Kebun HMT

 Jenis Hijauan

:

Dari anggota kelompok Dari anggota kelompok

36 ekor

Sehat

Anggota kelompok Hijauan

Anggota kelompok / perorangan

V. Produksi Kompos :  Mulai berproduksi  Produksi

 Daerah Pemasaran  Pemanfaatan Pupuk

Organik  Biaya Produksi

:

(67)

 Harga Jual  Keuntungan  Pemanfaatan

keuntungan/SHU

 Komposisi /1 ton

 Kotoran sapi

 Jerami

 Batang pisang

 Kulit Kakao /

Titonia

 Sisa sisa pakan /

rumput

 Mikroba rumpun

bambu

VI. Prestasi / Penghargaan yang

pernah diterima

Belum ada

VII. Permasalahan

 Rumah kompos kurang memadai sehingga terkendala dalam hal pengeringan pupuk organik yang sudah difermentasikan.

VIII.Solusi

 Penambahan rumah kompos

IX. Rencana Kerja Untuk Pengembangan Usaha UPPO  Peningkatan produksi pupuk organik.

(68)

KELOMPOK TANI

KARYA SEJATI

UPPO

UPPO Karya Sejati merupakan unit usaha pengolah pupuk organik yang berdiri pada Tahun 2011 bertempat di Nagari Kajai Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat. Kelompok Tani Karya Sejati mendapat bantuan satu unit UPPO dari pemerintah pada tahun 2011 senilai 350 juta yang terdiri dari 1 unit rumah kompos, 1 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 1 unit Alat angkut roda 3, serta 35 ekor sapi yang terdiri dari 32 ekor sapi betina dan 3 ekor jantan.

UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK ( U P P O )

KARYA SEJATI

(69)

I. Lokasi :

 Nama Kelompok Tani  Ketua Kelompok Tani  Nagari

 Kecamatan  Kabupaten  Jumlah Anggota

 Luas Areal Kelompok Tani : : : : : : :

Karya Sejati Asrizal Kajai Talamau Pasaman Barat 30 orang 25 Ha

II. Pengelola UPPO :  Nama Manager  Nama Sekretaris  Nama Bendahara

: : :

(70)

 Operator

 Kontak Person/HP

: :

………….. ………

III. Bidang Usaha

1. Tanaman Pangan

 Padi Sawah

2. Tanaman Hortikultura

 Durian

 Pisang

 Jengkol

3. Tanaman Perkebunan

 Karet 1. Rumah Kompos

 Luas Rumah Kompos  Kepemilikan Lahan

Rumah Kompos  Sistem Pemeliharaan

Rumah Kompos  Sumber Dana

Pemeliharaan 2. APPO (Alat Pengolah

Pupuk Organik)  Merk APPO  Kapasitas/jam

(71)

 Kebutuhan Bahan Bakar/jam

 Biaya Operasional dan Pemeliharaan

3. Alat Angkut Roda 3  Merk

 Kapasitas muatan  Bahan Bakar

 Sistem pemeliharaan sapi

 Pakan  Sumber dana

pemeliharaan

5. Kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT) kelompok

 Luas Kebun HMT

 Jenis Hijauan

:

Dari anggota kelompok Dari anggota kelompok

31 ekor (terjadi pengurangan)

Solok Sehat

Anggota kelompok Rumput / Ampas tahu Anggota kelompok / perorangan

V. Produksi Kompos :  Mulai berproduksi  Produksi

 Daerah Pemasaran  Pemanfaatan Pupuk

: : : :

Tahun 2012 2,5 ton / bulan

(72)

Organik  Biaya Produksi  Harga Jual  Keuntungan  Pemanfaatan

keuntungan/SHU

 Komposisi /1 ton

 Kotoran sapi

 Jerami

 Batang pisang

 Kulit Kakao /

Titonia

 Sisa sisa pakan /

rumput

 Mikroba rumpun

bambu

tanaman perkebunan

………

VI. Prestasi / Penghargaan yang

pernah diterima

Belum ada

VII. Permasalahan

 Kurangnya alat pembuatan pupuk organik.

VIII.Solusi

 Penambahan alat pembuatan pupuk organik IX. Rencana Kerja Untuk Pengembangan Usaha UPPO

 Peningkatan produksi pupuk organik.

(73)

KELOMPOK TANI

TANI JAYA

UPPO

UPPO Tani Jaya merupakan unit usaha pengolah pupuk organik yang berdiri pada Tahun 2011 bertempat di Nagari Campago Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman. Kelompok Tani Tani Jaya mendapat bantuan satu unit UPPO dari pemerintah pada tahun 2011 senilai 350 juta yang terdiri dari 1 unit rumah kompos, 1 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 1 unit Alat angkut roda 3, serta 23 ekor sapi.

UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK ( U P P O )

TANI JAYA

(74)

I. Lokasi :

 Nama Kelompok Tani  Ketua Kelompok Tani  Nagari

 Kecamatan  Kabupaten  Jumlah Anggota

 Luas Areal Kelompok Tani : : : : : : :

Tani Jaya Sahruardi Campago

V Koto Kampung Dalam Padang Pariaman 29 orang

22,9 Ha

II. Pengelola UPPO :  Nama Manager  Nama Sekretaris  Nama Bendahara  Operator

 Kontak Person/HP

: : : : :

Sahruardi Resmawati Yusraini Dorismon

(75)

III. Bidang Usaha

1. Tanaman Pangan

 Padi Sawah

2. Tanaman Hortikultura

 Durian

 Pisang

 Jengkol

3. Tanaman Perkebunan

 Karet 1. Rumah Kompos

 Luas Rumah Kompos  Kepemilikan Lahan

Rumah Kompos  Sistem Pemeliharaan

Rumah Kompos  Sumber Dana

Pemeliharaan 2. APPO (Alat Pengolah

Pupuk Organik)  Merk APPO  Kapasitas/jam  Kebutuhan Bahan

Bakar/jam

Bersama anggota

Dana Kelompok (Hasil usaha)

(76)

 Biaya Operasional dan Pemeliharaan

3. Alat Angkut Roda 3  Merk

 Kapasitas muatan  Bahan Bakar

 Sistem pemeliharaan sapi

 Pakan  Sumber dana

pemeliharaan

5. Kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT) kelompok

 Luas Kebun HMT

 Jenis Hijauan

:

Bengkulu dan dalam nagari Sehat

Koloni dan di masyarakat Rumput, dedak, sagu dan jerami

Anggota kelompok / perorangan

V. Produksi Kompos :  Mulai berproduksi  Produksi

 Daerah Pemasaran  Pemanfaatan Pupuk

Organik  Biaya Produksi

: : : :

:

Tahun 2012 3 ton / bulan Dalam kecamatan

(77)

 Harga Jual  Keuntungan  Pemanfaatan

keuntungan/SHU

 Komposisi /1 ton

 Kotoran sapi

 Jerami

 Batang pisang

 Kulit Kakao /

Titonia

 Sisa sisa pakan /

rumput

 Mikroba rumpun

bambu

VI. Prestasi / Penghargaan yang

pernah diterima

Belum ada

VII. Permasalahan

 Kurangnya alat pembuatan pupuk organik.

VIII.Solusi

 Penambahan alat pembuatan pupuk organik

IX. Rencana Kerja Untuk Pengembangan Usaha UPPO

 Peningkatan produksi pupuk organik.

(78)

KELOMPOK TANI

MUTIARA TERPENDAM

UPPO

UPPO Mutiara Terpendam merupakan unit usaha pengolah pupuk organik yang berdiri pada Tahun ……… bertempat di Nagari Salareh Aia Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam. Kelompok Tani Mutiara Terpendam belum mendapat bantuan UPPO dari pemerintah, namun telah memiliki ternak sapi sebanyak 51 ekor untuk modal awal pengelolaan UPPO.

UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK ( U P P O )

MUTIARA TERPENDAM

(79)

I. Lokasi :

 Nama Kelompok Tani  Ketua Kelompok Tani  Nagari

 Kecamatan  Kabupaten  Jumlah Anggota

 Luas Areal Kelompok Tani : : : : : : :

Mutiara Terpendam Syafriyul

Salareh Aia Palembayan Agam 23 orang 20 Ha

II. Pengelola UPPO :  Nama Manager  Nama Sekretaris  Nama Bendahara  Operator

 Kontak Person/HP

: : : : :

Syafriyul Khaidir Mirza Artati

(80)

III. Bidang Usaha

1. Tanaman Pangan

 Padi Sawah

2. Tanaman Hortikultura

 Durian

 Pisang

 Jengkol

3. Tanaman Perkebunan

 Karet 1. Rumah Kompos

 Luas Rumah Kompos  Kepemilikan Lahan

Rumah Kompos  Sistem Pemeliharaan

Rumah Kompos  Sumber Dana

Pemeliharaan 2. APPO (Alat Pengolah

Pupuk Organik)  Merk APPO  Kapasitas/jam  Kebutuhan Bahan

(81)

 Biaya Operasional dan Pemeliharaan

3. Alat Angkut Roda 3  Merk

 Kapasitas muatan  Bahan Bakar

 Sistem pemeliharaan sapi

 Pakan  Sumber dana

pemeliharaan

5. Kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT) kelompok

 Luas Kebun HMT

 Jenis Hijauan

:

Rumput, dedak, dan sagu Kelompok

V. Produksi Kompos :  Mulai berproduksi  Produksi

 Daerah Pemasaran  Pemanfaatan Pupuk

Organik  Biaya Produksi

(82)

 Harga Jual  Keuntungan  Pemanfaatan

keuntungan/SHU

 Komposisi /1 ton

 Kotoran sapi

 Jerami

 Batang pisang

 Kulit Kakao /

Titonia

 Sisa sisa pakan /

rumput

 Mikroba rumpun

bambu

: : :

: : : : :

:

VI. Prestasi / Penghargaan yang pernah diterima

Belum ada

VII. Permasalahan

 Belum memiliki rumah kompos, APPO.

VIII.Solusi

 Bantuan pemerintah untuk pengadaan UPPO IX. Rencana Kerja Untuk Pengembangan Usaha UPPO

 Permohonan bantuan UPPO.

(83)

KELOMPOK TANI

SAIYO

UPPO

UPPO Saiyo merupakan unit usaha pengolah pupuk organik yang berdiri pada Tahun 2011 bertempat di Nagari IV Koto Palembayan Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam. Kelompok Tani Saiyo mendapat bantuan satu unit UPPO dari pemerintah pada tahun 2011 senilai 350 juta yang terdiri dari 1 unit rumah kompos, 1 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 1 unit Alat angkut roda 3, serta 35 ekor sapi.

UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK ( U P P O )

SAIYO

(84)

I. Lokasi :

 Nama Kelompok Tani  Ketua Kelompok Tani  Nagari

 Kecamatan  Kabupaten  Jumlah Anggota

 Luas Areal Kelompok Tani : : : : : : :

Saiyo Darman

IV Koto Palembayan Palembayan

Agam 14 orang 2 Ha

II. Pengelola UPPO :  Nama Manager  Nama Sekretaris  Nama Bendahara  Operator

 Kontak Person/HP

: : : : :

Fendriul Aidil Fadli Isnaini Fadlan Krisna Indra Sakti

(85)

III. Bidang Usaha

1. Tanaman Pangan

 Padi Sawah

2. Tanaman Hortikultura

 Durian

 Pisang

 Jengkol

3. Tanaman Perkebunan

 Karet 1. Rumah Kompos

 Luas Rumah Kompos  Kepemilikan Lahan

Rumah Kompos  Sistem Pemeliharaan

Rumah Kompos  Sumber Dana

Pemeliharaan 2. APPO (Alat Pengolah

Pupuk Organik)  Merk APPO  Kapasitas/jam  Kebutuhan Bahan

(86)

 Biaya Operasional dan Pemeliharaan

3. Alat Angkut Roda 3  Merk

 Kapasitas muatan  Bahan Bakar

 Sistem pemeliharaan sapi

 Pakan  Sumber dana

pemeliharaan

5. Kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT) kelompok

 Luas Kebun HMT

 Jenis Hijauan

:

Rumput, dedak, dan sagu Kelompok

V. Produksi Kompos :  Mulai berproduksi  Produksi

 Daerah Pemasaran  Pemanfaatan Pupuk

Organik  Biaya Produksi

: : : :

:

April 2011 2 ton / bulan

Kecamatan Palembayan Sawah dan kebun

(87)

 Harga Jual  Keuntungan  Pemanfaatan

keuntungan/SHU

 Komposisi /1 ton

 Kotoran sapi

 Jerami

 Batang pisang

 Kulit Kakao /

Titonia

 Sisa sisa pakan /

rumput

 Mikroba rumpun

bambu

VI. Prestasi / Penghargaan yang pernah diterima

Belum ada

VII. Permasalahan

 Susahnya alat pengeringan dan pengolahan pupuk organik.

VIII.Solusi

 Bantuan pemerintah untuk pengadaan alat pengeringan dan pengolahan pupuk organik

IX. Rencana Kerja Untuk Pengembangan Usaha UPPO  Peningkatan produksi dan perluasan pemasaran

 Permohonan bantuan alat pengeringan dan pengolahan pupuk organik.

(88)

KELOMPOK TANI

MAJU BERSAMA

UPPO

UPPO Maju Bersama merupakan unit usaha pengolah pupuk organik yang berdiri pada Tahun 2011 bertempat di Nagari IV Koto Palembayan Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam. Kelompok Tani Maju Bersama mendapat bantuan satu unit UPPO dari pemerintah pada tahun 2011 senilai 350 juta yang terdiri dari 1 unit rumah kompos, 1 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 1 unit Alat angkut roda 3, serta 35 ekor sapi.

UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK ( U P P O )

MAJU BERSAMA

(89)

I. Lokasi :

 Nama Kelompok Tani  Ketua Kelompok Tani  Nagari

 Kecamatan  Kabupaten  Jumlah Anggota

 Luas Areal Kelompok Tani : : : : : : :

Maju Bersama Anwir Adnan

IV Koto Palembayan Palembayan

Agam 29 orang 11,5 Ha

II. Pengelola UPPO :  Nama Manager  Nama Sekretaris  Nama Bendahara  Operator

 Kontak Person/HP

: : : : :

(90)

085263750159 III. Bidang Usaha

1. Tanaman Pangan

 Padi Sawah

2. Tanaman Hortikultura

 Durian

 Pisang

 Jengkol

3. Tanaman Perkebunan

 Karet 1. Rumah Kompos

 Luas Rumah Kompos  Kepemilikan Lahan

Rumah Kompos  Sistem Pemeliharaan

Rumah Kompos  Sumber Dana

Pemeliharaan 2. APPO (Alat Pengolah

Pupuk Organik)  Merk APPO  Kapasitas/jam  Kebutuhan Bahan

:

Bersama (Goro)

Dana Kelompok (Hasil usaha)

-

(91)

Bakar/jam

 Biaya Operasional dan Pemeliharaan

3. Alat Angkut Roda 3  Merk

 Kapasitas muatan  Bahan Bakar

 Sistem pemeliharaan sapi

 Pakan  Sumber dana

pemeliharaan

5. Kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT) kelompok

 Luas Kebun HMT

 Jenis Hijauan

:

Dari luar kecamatan Sehat

Koloni / kelompok Rumput + mineral Swadaya anggota

V. Produksi Kompos :  Mulai berproduksi  Produksi

 Daerah Pemasaran  Pemanfaatan Pupuk

Organik

: : : :

(92)

 Biaya Produksi  Harga Jual  Keuntungan  Pemanfaatan

keuntungan/SHU

 Komposisi /1 ton

 Kotoran sapi

 Jerami

 Batang pisang

 Kulit Kakao /

Titonia

 Sisa sisa pakan /

rumput

 Mikroba rumpun

bambu

VI. Prestasi / Penghargaan yang pernah diterima

Belum ada

VII. Permasalahan

 Jarak antara kandang dengan rumah kompos ± 800m, sehingga kesulitan untuk pengangkutan sehingga perlu menyewa mobil.

 Sistem pengeringan agak lambat

VIII.Solusi

 Bantuan pemerintah untuk pengadaan alat transportasi dan pengeringan pupuk organik

IX. Rencana Kerja Untuk Pengembangan Usaha UPPO  Peningkatan produksi dan perluasan pemasaran

(93)

KELOMPOK TANI

RASO

UPPO

UPPO Raso merupakan unit usaha pengolah pupuk organik yang berdiri pada Tahun 2011 bertempat di Nagari Talawi Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Agam. Kelompok Tani Raso mendapat bantuan satu unit UPPO dari pemerintah pada

tahun 2011 senilai 350 juta yang terdiri dari 1 unit rumah kompos, 1 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 1 unit Alat angkut roda 3, serta 35 ekor sapi.

UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK ( U P P O )

RASO

(94)

I. Lokasi :

 Nama Kelompok Tani  Ketua Kelompok Tani  Kelurahan

 Kecamatan  Kota

 Jumlah Anggota

 Luas Areal Kelompok Tani : : : : : : :

Raso

Dt. Jindo Kayo

Talawi

Payakumbuh Utara Payakumbuh 15 orang 3 Ha

II. Pengelola UPPO :  Nama Manager  Nama Sekretaris  Nama Bendahara  Operator

 Kontak Person/HP

: : : : :

……… Windiamadi Safri

(95)

III. Bidang Usaha

1. Tanaman Pangan

 Padi Sawah

2. Tanaman Hortikultura

 Durian

 Pisang

 Jengkol

3. Tanaman Perkebunan

 Karet 1. Rumah Kompos

 Luas Rumah Kompos  Kepemilikan Lahan

Rumah Kompos  Sistem Pemeliharaan

Rumah Kompos  Sumber Dana

Pemeliharaan 2. APPO (Alat Pengolah

Pupuk Organik)  Merk APPO  Kapasitas/jam  Kebutuhan Bahan

Bakar/jam Anggota kelompok

Bersama (Goro)

Dana Kelompok (Hasil usaha)

(96)

 Biaya Operasional dan Pemeliharaan

3. Alat Angkut Roda 3  Merk

 Kapasitas muatan  Bahan Bakar

 Sistem pemeliharaan sapi

 Pakan  Sumber dana

pemeliharaan

5. Kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT) kelompok

 Luas Kebun HMT

 Jenis Hijauan

:

Swadaya anggota

V. Produksi Kompos :  Mulai berproduksi  Produksi

 Daerah Pemasaran  Pemanfaatan Pupuk

Organik  Biaya Produksi

: : : :

:

Tahun 2012 6 ton / bulan Dalam Kecamatan Sawah dan kebun

(97)

 Harga Jual  Keuntungan  Pemanfaatan

keuntungan/SHU

 Komposisi /1 ton

 Kotoran sapi

 Jerami

 Batang pisang

 Kulit Kakao /

Titonia

 Sisa sisa pakan /

rumput

 Mikroba rumpun

bambu

: : :

: : : : :

:

Rp. 700,- / kg Rp. 300,- / kg ……….

VI. Prestasi / Penghargaan yang pernah diterima

Belum ada

VII. Permasalahan  ………...  ………….

VIII.Solusi

 ………  ………..

IX. Rencana Kerja Untuk Pengembangan Usaha UPPO  ………..

(98)

KELOMPOK TANI

RASO

UPPO

UPPO Raso merupakan unit usaha pengolah pupuk organik yang berdiri pada Tahun 2011 bertempat di Nagari Talawi Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Agam. Kelompok Tani Raso mendapat bantuan satu unit UPPO dari pemerintah pada

tahun 2011 senilai 350 juta yang terdiri dari 1 unit rumah kompos, 1 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 1 unit Alat angkut roda 3, serta 35 ekor sapi.

UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK ( U P P O )

RASO

(99)

I. Lokasi :

 Nama Kelompok Tani  Ketua Kelompok Tani  Kelurahan

 Kecamatan  Kota

 Jumlah Anggota

 Luas Areal Kelompok Tani : : : : : : :

Raso

Dt. Jindo Kayo

Talawi

Payakumbuh Utara Payakumbuh 15 orang 3 Ha

II. Pengelola UPPO :  Nama Manager  Nama Sekretaris  Nama Bendahara

: : :

(100)

 Operator

 Kontak Person/HP

: :

……… ………. III. Bidang Usaha

1. Tanaman Pangan

 Padi Sawah

2. Tanaman Hortikultura

 Durian

 Pisang

 Jengkol

3. Tanaman Perkebunan

 Karet 1. Rumah Kompos

 Luas Rumah Kompos  Kepemilikan Lahan

Rumah Kompos  Sistem Pemeliharaan

Rumah Kompos  Sumber Dana

Pemeliharaan 2. APPO (Alat Pengolah

Pupuk Organik)  Merk APPO  Kapasitas/jam

: Anggota kelompok

Bersama (Goro)

Dana Kelompok (Hasil usaha)

(101)

 Kebutuhan Bahan Bakar/jam

 Biaya Operasional dan Pemeliharaan

3. Alat Angkut Roda 3  Merk

 Kapasitas muatan  Bahan Bakar

 Sistem pemeliharaan sapi

 Pakan  Sumber dana

pemeliharaan

5. Kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT) kelompok

 Luas Kebun HMT

 Jenis Hijauan

:

Swadaya anggota

V. Produksi Kompos :  Mulai berproduksi  Produksi

 Daerah Pemasaran  Pemanfaatan Pupuk

: : : :

(102)

Organik  Biaya Produksi  Harga Jual  Keuntungan  Pemanfaatan

keuntungan/SHU

 Komposisi /1 ton

 Kotoran sapi

 Jerami

 Batang pisang

 Kulit Kakao /

Titonia

 Sisa sisa pakan /

rumput

 Mikroba rumpun

bambu

VI. Prestasi / Penghargaan yang pernah diterima

Belum ada

VII. Permasalahan  ………...  ………….

VIII.Solusi

 ………  ………..

IX. Rencana Kerja Untuk Pengembangan Usaha UPPO  ………..

(103)

KELOMPOK TANI

RASO

UPPO

UPPO Raso merupakan unit usaha pengolah pupuk organik yang berdiri pada Tahun 2011 bertempat di Nagari Talawi Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Agam. Kelompok Tani Raso mendapat bantuan satu unit UPPO dari pemerintah pada

tahun 2011 senilai 350 juta yang terdiri dari 1 unit rumah kompos, 1 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 1 unit Alat angkut roda 3, serta 35 ekor sapi.

UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK ( U P P O )

RASO

(104)

I. Lokasi :

 Nama Kelompok Tani  Ketua Kelompok Tani  Kelurahan

 Kecamatan  Kota

 Jumlah Anggota

 Luas Areal Kelompok Tani : : : : : : :

Raso

Dt. Jindo Kayo

Talawi

Payakumbuh Utara Payakumbuh 15 orang 3 Ha

II. Pengelola UPPO :  Nama Manager  Nama Sekretaris  Nama Bendahara  Operator

 Kontak Person/HP

: : : : :

……… Windiamadi Safri

Referensi

Dokumen terkait

Langkah kedua adalah gunakan satu warna untuk mewarnai simpul pertama (yang mempunyai derajat tertinggi) dan simpul – simpul lain (dalam urutan yang berurut)

Pertama, usulan model solusi penjadwalan mata kuliah di sebuah universitas melalui pengembangan metode Graph Coloring dapat digunakan untuk melakukan suatu

No.. Dari tabel diatas Selain penilaian mengenai kegiatan pembelajaran tersebut hanya mendapat penilaian 72,47 atau cukup baik saja, hal ini berarti kegiatan pembelajaran belum

The data above tells that The Sun expresses a direct written apology by using explicit utterance “ We would like to apologise for any offence the online headline

remaja yang salah dalam penanganan acne vulgaris karena pengetahuan remaja terhadap acnevulgari s kurang, dan penanganan yang salah pada acne menimbulkan reaksi seperti

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan gambaran hubungan sekolah (perguruan tinggi) dengan masyarakat dalam rangka pengelolaan sumber daya pendidikan yang.. dimiliki

Tanggal 6 Juni 1944 (pendaratan di Normandie) dipilih sebagai batas awal penelitian karena merupakan peristiwa militer besar yang mengawali misi Sekutu dalam membebaskan Prancis

Hal ini ditunjukkan pula pada hasil pengujian yang dapat dilihat pada Tabel 4 dimana antara setiap perlakuan dalam pengujian hasil yang didapatkan relatif sama