• Tidak ada hasil yang ditemukan

J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOM OR 8 TAHUN 1967

TENTANG

PERUBAHAN DAN PENYEM PURNAAN TATA CARA PEM UNGUTAN PAJAK PENDAPATAN 1944, PAJAK KEKAYAAN 1932 DAN PAJAK PERSEROAN 1925

DENGAN RAHM AT TUHAN YANG M AHA ESA

KAM I, PEJABAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

M enim bang:

a. bahw a dalam rangka pelaksanaan rehabilit asi dan st abilit asi ekonom i, penerim aan pajak-pajak pada um um nya, pajak-pajak langsung pada khususnya harus dit ingkat kan sesuai dengan kem am puan rakyat , rasa keadilan serta kebut uhan pengeluaran Negara;

b. bahw a t at a cara pem ungut an m enurut ket ent uan-ket ent uan dalam Ordonansi Pajak Pendapat an 1944, Ordonansi Pajak Kekayaan 1932 dan Ordonansi Pajak Perseroan 1925 yang berlaku pada dew asa ini kurang m enjamin kelancaran sert a ket ert iban pem ungut an pajak-pajak langsung t ersebut di at as;

c. bahw a dengan t idak m engurangi urgensi dan sam bil menunggu adanya Undang-undang Pokok Perpajakan, dem i unt uk m engam ankan penerimaan pajak-pajak langsung, m aka perlu diadakan t at a cara pem ungut an yang lebih effekt if dan effisien, yang m encerminkan kegot ong-royongan Nasional.

d. bahw a unt uk m encapai m aksud t ersebut di at as dianggap perlu segera diadakan perubahan dan penyem purnaan t at a cara pem ungut an Pajak Pendapat an 1944, Pajak Kekayaan 1932 dan Pajak Perseroan 1925.

(2)

a. Pasal 23 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945; b. Ket et apan M .P.R.S. No. XXIII/ M PRS/ 1966 pasal 49;

c. Ordonansi Pajak Pendapat an 1944, sebagaim ana t elah diubah dan dit am bah, t erakhir dengan Perpu No. 2 t ahun 1965 yo. Perat uran M ent eri Iuran Negara R.I. No. P.Pd. 1-1-12 t ahun 1966 t anggal 24 M aret 1966;

d. Ordonansi Pajak Kekayaan 1932, sebagaim ana t elah diubah dan dit am bah, t erakhir dengan Undang-undang No. 24 t ahun 1964 Lem baran Negara 1964 No. 115.

e. Ordonansi Pajak Perseroan 1925, sebagaim ana t elah diubah dan dit am bah, t erakhir dengan Perpu No. 2 t ahun 1965 jo. Perat uran M ent eri Iuran Negara RI No. P. Ps. 1-1-5 t ahun 1966 t anggal 24 M aret 1966;

f. Ket et apan M .P.R.S. No. XXXIII/ M PRS/ 1967.

Dengan Perset ujuan:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG-ROYONG,

M EM UTUSKAN:

M enet apkan:

UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN DAN PENYEM PURNAAN TATA CARA PEM UNGUTAN PAJAK PENDAPATAN 1944, PAJAK KEKAYAAN 1932 DAN PAJAK PERSEROAN 1925

Pasal 1

Dengan Undang-undang ini dirubah dan disem purnakan t at a cara pem ungut an Pajak Pendapat an 1944, Pajak Kekayaan 1932 dan Pajak Perseroan 1925 dengan t at a cara M enghit ung Pajak Sendiri (M .P.S.) dan M enghit ung Pajak Orang Lain (M .P.O.).

Pasal 2

Yang dim aksud dengan t at a cara M enghit ung Pajak Sendiri (M .P.S.) dan M enghit ung Pajak Orang Lain (M .P.O.) t ersebut pada pasal 1 diat as ialah:

a. M enghit ung Pajak Sendiri (M .P.S.) ialah t at a cara, dim ana w ajib pajak m enghit ung dan m em bayar sendiri jumlah pajak-pajak; Pendapat an/ Kekayaan/ Perseroan yang m enurut ordonansi-ordonansi pajak yang bersangkut an t erhit ung dalam suat u m asa pajak. b. Dalam rangka pelaksanaan t at a cara M enghit ung Pajak Sendiri (M .P.S.) t ersebut diat as,

(3)

pajak-pajak yang m enurut ordonansi-ordonansi pajak-pajak yang bersangkut an t erhut ang dalam suat u m asa pajak. Tat a cara ini dinam akan M enghit ung Pajak Orang Lain (M .P.O.).

Pasal 3

Hal-hal yang m enyangkut sanksi-sanksi diat ur m enurut perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 4

Pelaksanaan dari perubahan dan penyem purnaan t at a cara pem ungut an pajak-pajak sepert i dim aksudkan dalam Undang-undang ini diat ur lebih lanjut dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 5 Undang-undang ini m ulai berlaku pada hari diundangkan.

Agar supaya set iap orang dapat m enget ahuinya, m emerint ahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penem pat annya dalam Lem baran Negara Republik Indonesia.

Disahkan Di Jakart a, Pada Tanggal 26 Agust us 1967

Tt d.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Tt d.

SOEHARTO Jenderal T.N.I.

Diundangkan Di Jakart a, Pada Tanggal 26 Agust us 1967 PRESIDIUM KABINET AM PERA;

(4)

Tt d.

SUDHARM ONO S.H. Brig. Jen. T.N.I.

(5)

PENJELASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOM OR 8 TAHUN 1967

TENTANG

PERUBAHAN DAN PENYEM PURNAAN TATA CARA PEM UNGUTAN PAJAK PENDAPATAN 1944, PAJAK KEKAYAAN 1932 DAN PAJAK PERSEROAN 1925

A. UM UM

Keluhan m asyarakat t erhadap berbagai aspek perpajakan dew asa ini pada dasarnya adalah m anifest asi dari perubahan sikap yang fundam ent al t erhadap art i pajak/ perpajakan it u sendiri. Dalam hubungan ini, m aka suat u kesim pulan yang logis ialah keharusan diadakannya perubahan yang m enyeluruh, baik sist im , m at eri m aupun t ata cara pelaksanaan pajak, agar t erjaw ablah kehendak w ajib pajak yang m endam bakan pajak sesuai dengan kem am puan Rakyat , rasa keadilan sert a kebut uhan pengeluaran Negara sehingga akan t erpupuklah kesadaran bahw a m em bayar pajak adalah m erupakan kew ajiban kepada Negara. M enyadari sepenuhnya, bahw a perubahan yang m enyeluruh yang akan dit uang dalam bent uk Undang-undang Pokok Perpajakan, m em erlukan w akt u yang agak lam a, m aka perubahan part ieel yang bert ujuan m enghilangkan salah sat u sebab pokok dari keluhan m asyarakat ialah t at a cara pem ungut an pajak. Tat a cara yang berlaku m enurut ket ent uan-ket ent uan dalam Ordonansi-ordonansi yang bersangkut an ialah: 1. Pada perm ulaan t ahun, w ajib pajak dikenakan ket et apan sem ent ara berdasarkan

perkiraan/ t aksiran pejabat pajak unt uk t ahun yang berjalan.

2. Pada akhir t ahun, w ajib pajak harus m em asukkan surat pem berit ahuan, dim ana harus diberit ahukan besarnya obyek pajak yang bersangkut an.

Jelaslah kiranya, bahw a w ajib pajak dalam t at a cara t ersebut di at as berada dalam suat u posisi yang sekalipun baginya t ersedia inst ansi dim ana dia dapat m engajukan sanggahan t erhadap penet apan yang nyat a t idak benar at au dianggapnya t idak adil. Agar diperoleh effek yang m aksim al dalam usaha perbaikan, m aka sesuai dengan kondisi aparat ur perpajakan dew asa ini, perubahan dan penyem purnaan t at a cara hanya t erbat as pada pajak langsung, yait u Pajak Pendapat an 1944, Pajak Kekayaan 1932 dan Pajak Perseroan 1925, m asing-m asing sebagaim ana t elah diubah dan dit am bah. Sist im yang akan digunakan sebagai penggant i t ata cara yang lam a it u ialah suat u sist im yang mem berikan kepercayaan kepada w ajib pajak unt uk m enghit ung dan m em bayar sendiri jumlah pajak

Pendapat an/ Kekayaan/ Perseroan yang menurut Ordonansi-ordonansi Pajak yang

(6)

landasannya adalah kepercayaan dan kegot ong-royongan Nasional. Disam ping it u, aparat ur Pajak akan m em punyai w akt u unt uk m em perkem bangkan t at a usaha perpajakan yang m odern dan effisien; m em bangun suat u korps penyuluhan yang bekerja effekt if dan edukat if; m enegakkan suat u sist im kont role/ verifikasi yang m enggunakan norm a-norm a obyekt if dan dinam is sebagai pangkal t olak ke arah pencapaian salah sat u sasaran ut am anya; pem binaan w ajib pajak. Dalam kerangka ini pulalah hendaknya dilihat sanksi-sanksi yang akan digunakan. Dit am bah dengan kehendak Pem erint ah unt uk t erus-m enerus berusaha m enyesuaikan kebijaksanaannya di bidang pem ungut an pajak dengan

kem am puan rakyat , rasa keadilan sert a kebut uhan pengeluaran Negara dalam rangka pelaksanaan rehabilit asi dan st abilisasi ekonomi, m aka lebih m eluaslah dan lebih t erbinalah m asyarakat w ajib pajak di Indonesia.

B. PASAL DEM I PASAL

I. TATA CARA PEM UNGUTAN PAJAK-PAJAK: PENDAPATAN, KEKAYAAN DAN PERSEROAN YANG BERLAKU M ENURUT KETENTUAN-KETENTUAN DALAM

ORDONANSI-ORDONANSI YANG BERSANGKUTAN. 1. PENETAPAN SEM ENTARA.

1.1. Pada perm ulaan t ahun, w ajib pajak dikenakan Ket et apan Sem ent ara Pajak: Pendapat an/ Kekayaan/ Perseroan, berdasarkan:

pendapat an/ kekayaan/ laba m enurut perkiraan/ t aksiran pejabat pajak unt uk t ahun yang berjalan. Ket ent uan ini diat ur unt uk:

a. Pajak Pendapat an : pasal 12 ayat (2). b. Pajak Kekayaan : pasal 29 ayat (1). c. Pajak Perseroan : pasal 24 ayat (1).

1.2. Keberat an at as Ket et apan Sem ent ara: At as surat Ket et apan Sem ent ara w ajib pajak t idak dapat m engajukan keberatan. Ket ent uan ini diat ur unt uk:

a. Pajak Pendapat an : pasal 12 ayat (4). b. Pajak Kekayaan : pasal 29 ayat (2). c. Pajak Perseroan : Pasal 24 ayat (5).

1.3. Penundaan pem bayaran: Dengan syarat-syarat t ert ent u, Kepala Inspeksi Pajak dapat m em berikan penundaan pem bayaran dari (sebagian) ket et apan pajak Sem ent ara. Ket ent uan ini diat ur unt uk:

a. Pajak Pendapat an : pasal 18. b. Pajak Kekayaan : pasal 42A.

c. Pajak Perseroan : pasal 36 ayat (5), ayat (6) dan ayat (7).

M eskipun dem ikian, pada um um nya pem berian penundaan (sebagian) dari Ket et apan Sem ent ara ini baru diberikan set elah semest er ke-1 t ahun yang berjalan.

(7)

ket et apan pajak it u diberikan. Ket et apan Pajak Sem ent ara it u harus sudah lunas pada akhir t ahun yang bersangkut an, dengan m inim al 5 bulan angsuran. Ket ent uan ini diat ur unt uk:

a. Pajak Pendapat an : pasal 17 ayat (2)

b. Pajak Kekayaan : pasal 41 ayat (1) dan ayat (2)

c. Pajak Perseroan : pasal 36 ayat (2) dan ayat (4) Karena at as Ket et apan Sem ent ara t idak dapat diajukan keberat an (lihat angka 1.2. di at as), kew ajiban m em bayar t ersebut berjalan t erus, biarpun w ajib pajak m engajukan surat keberat an, t erkecuali diberikan penundaan pem bayaran at as (sebagian) hut ang pajak.,(lihat angka 1.3.).

2. PENETAPAN RAM PUNG. Set elah t ahun berakhir, w ajib pajak harus

m em asukkan surat pem berit ahuan, dim ana harus diberit ahukan besarnya pendapat an/ kekayaan/ laba perseroan di t ahun yang t elah lalu. Set elah surat pem berit ahuan ini diperiksa dan dit elit i, Ket et apan Ram pung dilakukan oleh pejabat pajak.

Ket ent uan ini diat ur unt uk:

a. Pajak Pendapat an : pasal 11 ayat (1) huruf a dan. pasal 12 ayat (1). b. Pajak Kekayaan : pasal 19, pasal 20, pasal 21 ayat (1) dan pasal 26 (1). c. Pajak Perseroan : pasal 15 ayat (1), pasal 16, pasal 17 dan pasal 22 ayat

(1).

M enurut pengalam an, sebagian t erbesar dari surat pem berit ahuan it u isinya t idak sesuai dengan ket ent uan ordonansi-ordonansi pajak yang bersangkut an. Berhubung dengan it u, Penet apan Ram pung akan dilakukan dengan

m em pergunakan sebagai bahan-bahan, norm a-norm a at au pola-pola perhit ungan yang t elah disusun at as dasar pem eriksaan/ perbandingan

pada/ dengan w ajib pajak yang m elakukan usaha yang serupa. Adakalanya juga Penet apan Pajak Ram pung harus dilakukan dengan cara kom prom i, yang m em ungkinkan adanya exces negat ip, yakni t aw ar-m enaw ar. Cara kompromi t ersebut dilakukan, dalam hal w ajib pajak dianggap t idak m elakukan

(8)

II. KELEM AHAN-KELEM AHAN DAN KEBERATAN-KEBERATAN TERHADAP TATA CARA PEM UNGUTAN YANG LAM A M ENURUT KETENTUAN-KETENTUAN DALAM ORDONANSI YANG BERSANGKUTAN.

1. PENETAPAN SEM ENTARA.

1.1. Unt uk dapat m em perkirakan Penet apan Sem ent ara, yang m endekat i: pendapat an/ kekayaan/ laba t ahun yang berjalan t idaklah m udah. Karena it u adakalanya Ket et apan Sement ara it u t erlalu rendah (m isalnya dalam hal t ingkat inflasi m eningkat ) at au t erlalu t inggi. Dalam hal yang t erakhir ini, w ajib pajak akan m engadakan reaksi yang keras, karena dirasakan t idak adil. Keadaan t ersebut disebabkan ant ara lain karena:

a. sangat sulit unt uk m engadakan perkiraan yang t epat oleh pejabat-pejabat pajak,

b. Ket et apan Sem ent ara it u m erupakan pekerjaan m assal, karena harus diselesaikan dalam w akt u yang sesingkat-singkatnya, disebabkan sisa w akt u dalam t ahun yang berjalan harus

dipergunakan unt uk m elakukan Penet apan-penet apan Ram pung. 1.2. Penundaan pem bayaran at as (sebagian) Ket et apan Pajak Sem ent ara,

dalam hal w ajib pajak m engajukan bukt i-bukt i bahw a Ket et apan Pajak Sem ent ara it u t erlalu t inggi, pada dasarnya suat u kebijaksanaan penagihan, yang m engandung unsur subyekt if.

1.3. Pem bayaran at as Ket et apan Pajak Sem ent ara m enurut pengalam an hanya berkisar ant ara 40% - 50% dari pada apa yang dit et apkan. Rendahnya persent ase pem bayaran it u m ungkin disebabkan ant ara lain karena:

a. Ket et apan Sem ent ara, yang didasarkan at as perkiraan pejabat pajak it u, dianggap oleh w ajib pajak sebagai " m enekan perasaan" , sehingga m engurangi disiplin dan kesadaran unt uk m em bayar. b. angsuran bulanan at as Ket et apan Sem entara it u sam a besarnya,

sehingga m ungkin t idak selalu sesuai dengan t ersedianya likwidit as w ajib pajak.

c. aparat ur pajak m asih kurang jum lahnya, unt uk dapat

m elaksanakan penagihan pajak pada set iap w ajib pajak dengan sebaik-baiknya.

2. PENETAPAN RAM PUNG.

2.1. Bilamana Ket et apan Sem ent ara t erlalu rendah dit et apkan/ diperkirakan, sedangkan Ket et apan Ram pung jauh lebih t inggi, akan m engakibat kan t am bahan-t am bahan pajak yang oleh w ajib pajak dirasakan berat . 2.2. Dalam hal Ket et apan Pajak Ram pung lebih t inggi dari pada apa yang

diberit ahukan oleh w ajib pajak berdasar at au kurang berdasar ada kecenderungan dari w ajib pajak unt uk selalu m engajukan keberat an. Dengan m engajukan keberat an saja, selam a belum ada keput usan, penagihan pajak berjalan t erus. Ket ent uan ini diat ur unt uk:

a. Pajak Pendapat an : pasal 13 ayat (2). b. Pajak Kekayaan : pasal 44.

(9)

2.3. Gejala t ersebut di at as m engurangi disiplin m em bayar pajak, sehingga juga persent ase pem bayaran Ket et apan Ram pung m asih rendah. 3. KEGIATAN PEM UNGUTAN PAJAK TERLALU DITITIKBERATKAN KEPADA

AKTIVITAS APARATUR PAJAK. Para w ajib pajak, baru diw ajibkan m em bayar pajak, bilam ana kepada m ereka t elah dikenakan/ diberikan surat ket et apan pajak. Surat ket et apan pajak it u baru dapat dikenakan, bilam ana w ajib pajak t elah t erdaft ar pada t at a usaha Inspeksi Pajak. Akibat nya yang t idak t erdaft ar, dengan sendirinya " lolos" dari pem bayaran pajak Akibat aparat ur pajak yang kurang jum lahnya, dan alasan-alasan psykhologis/ politis, dim ana aparat ur pajak " t idak berdaya" m enghadapi para w ajib pajak yang " kuat " , m aka jum lah w ajib pajak unt uk Pajak Pendapat an m isalnya baru t erbat as pada jum lah 260.000 orang.

Pasal 2

I. USAHA-USAHA PERUBAHAN DAN PENYEM PURNAAN TATA CARA PEM UNGUTAN YANG BARU.

1. M enyadari akan kelem ahan-kelem ahan dan keberat an psykhologis dari para w ajib pajak sebagaimana dikem ukakan di at as, m aka dipandang perlu unt uk dalam w akt u yang sesingkat -singkat nya melaksanakan t at a cara pem ungut an pajak yang lebih sem purna, yang lebih effekt if dan effisien dan yang m encerm inkan pula kegot ong-royongan nasional, sam bil menunggu adanya Undang-undang Pokok Perpajakan. Tat a cara it u ialah:

a. M enghit ung Pajak Sendiri (M .P.S.). b. M enghit ung Pajak Orang lain (M .P.O.).

2. Dalam t at a cara M enghit ung Pajak Sendiri (M .P.S.), kegiat an pem ungut an pajak dialihkan kepada masyarakat sendiri, dim ana kepada para w ajib pajak diberikan kew ajiban unt uk:

a. m enghit ung sendiri besarnya pendapat an/ kekayaan/ laba.

b. m enghit ung sendiri pajak-pajak pendapat an/ kekayaan/ perseroan yang t erhut ang dan m enyet orkannya secara berkala kepada Kas Negara, t anpa campur t angan dari aparat ur pajak.

c. Dalam t at a cara ini, m aka sist im Ket et apan Sem ent ara yang banyak dirasakan keberat annya oleh m asyarakat akan dit iadakan.

Kegiat an aparat ur pajak akan t erbat as pada:

a. pem berian penerangan dan penjelasan kepada w ajib pajak.

b. m elakukan penelit ian at as ket ert iban dan kelancaran penyet oran/ pem bayaran dan verifikasi at as kebenaran perhit ungan dan penyet oran pajak set elah t ahun t akw im berakhir.

(10)

M enghit ung Pajak Sendiri (M .P.S.) perlu diadakan t at a cara M enghit ung Pajak Orang lain (M .P.O.). Dalam t at a cara M .P.O. ini, orang-orang at au badan-badan yang t ert ent u (kolekt if) oleh Kepala Inspeksi Pajak dapat dit unjuk unt uk m enghit ungkan, m em ot ongkan dan m enyet orkannya ke Kas Negara pajak-pajak

pendapat an/ perseroan dari w ajib pajak lain, yang m elakukan hubungan kegiat an usaha dengan orang-orang at au badan-badan t ersebut . Kedudukan orang at au badan yang dit unjuk it u, hanya sem at a-m at a sebagai kolekt or pajak, sebagaim ana halnya dengan kedudukan m ajikan yang dit unjuk unt uk m elakukan pem ot ongan pajak yang t erhut ang at as upah/ gaji yang diperoleh buruhnya/ pegaw ainya dan, penyet orannya ke Kas Negara. Dengan cara M .P.O. ini diperoleh keunt ungan:

a. pem ot ongan pajak dilakukan pada saat w ajib pajak dalam keadaan m am pu m em bayar;

b. m erupakan suat u pem bayaran pajak yang " t idak t erasa" oleh w ajib pajak; c. pem bayaran pajak yang " t idak t erasa" it u, m erupakan jum lah yang akan

diperhit ungkan dengan pajak yang akhirnya t erhut ang (kom pensasi), sehingga m erupakan pengurangan beban pajak dari yang bersangkut an.

4. Cara M .P.O. dan M .P.S. ini dalam pelaksanaannya m encerm inkan kegot ong-royongan Nasional, karena pada penet apan dasar-dasar pem ungut annya dan besarnya

persent ase pem ungut an t erlebih dahulu diadakan pert em uan dan m usyaw arah dengan organisasi-organisasi pengusaha-pengusaha (O.P.S.). Tat a cara M .P.O. ini sekarang t elah dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan perset ujuan para w ajib pajak dan m endapat sam but an yang baik dari yang bersangkut an.

II. PELAKSANAAN TATA CARA PEM UNGUTAN YANG BARU (M .P.S. DAN M .P.O.).

1. Akan diadakan suat u penerangan dan penjelasan kepada seluruh m asyarakat dengan m em pergunakan alat -alat m ass m edia yang t ersedia sesuai dengan kem am puan. 2. M eskipun pada dasarnya set iap, orang yang bert em pat t inggal di Indonesia adalah

w ajib pajak subyekt if unt uk Pajak Pendapat an dan Pajak Kekayaan nam un yang m enjadi w ajib pajak obyekt ip (w ajib bayar) hanya t erbat as kepada m ereka yang m em iliki pendapat an/ kekayaan di at as suat u bat as pendapat an/ kekayaan yang dit ent ukan secara berkala yang disesuaikan dengan kem am puan rakyat , rasa keadilan sert a kebut uhan pengeluaran Negara.

3. Di dalam pelaksanaan M .P.S. dan M .P.O. ini akan diberikan priorit as kepada para w ajib bayar yang besar dan m am pu dan t idak akan m eliput i rakyat-rakyat kecil yang sudah cukup m enderit a.

Pasal 3

(11)

a. Pajak Pendapat an:

-

pasal 11 ayat (3)

-

pasal 14d ayat (2)

-

pasal 23 ayat (1)

-

pasal 24

-

pasal 26

-

pasal 28 b. Pajak Kekayaan:

-

pasal 27 ayat (5)

-

pasal 36 ayat (1)

-

pasal 42

-

pasal 60

-

pasal 61

-

pasal 63 c. Pajak Perseroan:

-

pasal 23 ayat (1)

-

pasal 33 ayat (1)

-

pasal 47 ayat (1)

-

pasal 48

-

pasal 49a

-

pasal 50

d. Perat uran Pem erint ah Penggant i Undang-undang No. 2 t ahun 1965 pasal 13.

Pasal 4

Dalam Perat uran Pem erint ah akan diat ur lebih lanjut berdasarkan suat u pola, yang m enyangkut soal-soal:

a. t eknik dan prosedur pem ungut an M .P.S. dan M .P.O.; b. cara-cara dan t em pat-t em pat pem bayaran;

c. bidang t ata usaha;

d. jam inan-jaminan t erhadap hak dan kew ajiban w ajib pajak;

e. ket ent uan-ket ent uan dan sanksi-sanksi yang m encegah t erjadinya t indakan-t indakan yang m erugikan Negara, baik yang dilakukan oleh w ajib pajak m aupun oleh pejabat pajak.

Pasal 5 Cukup jelas.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Aspek empati mampu dicapai ketiga subjek terlihat dari keinginan subjek untuk menambah wawasan tentang anak dengan down syndrome serta melewati hari-hari bersama dengan

Workshop Peningkatan Mutu Penelitian, Publikasi Ilmiah dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahap III.. Hotel Ara

Merujuk pada hasil Seminar Evaluasi Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah berlangsung, dengan ini kami menyampaikan pemberitahuan

Berdasarkan basil penelitian diharapkan para guru mempertimbangkan karakteristik siswa selain keaktifan, menciptakan suasana kelas yang nyarnan dan aktif,

26 PMTI/29/2016 Miftakhuddin STAI LUQMAN AL HAKIM SURABAYA KLUSTER PENGABDIAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID (PMTI) TAHUN 2016. PESERTA SEMINAR PROPOSAL PENGABDIAN

Kesultanan Langkat, Virtual Reality dan 3D Modelling baik yang berasal dari buku,. jurnal, maupun

DALAM PEMBELAJARAN FISIKA YANG BERORIENTASI KONSTRUKSI KONSEPSI SISWA SMA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pada penelitian ini robot pembersih lantai menggunakan mikrokontroler ATMega32A dan dirakit menjadi robot pembersih lantai yang bergerak sesuai keinginan pengguna