• Tidak ada hasil yang ditemukan

Majalah Kiblat Pebruari 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Majalah Kiblat Pebruari 2015"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Bismillah...

Perancis, Rabu 7 Januari 2015, dikagetkan oleh serangan

penembakan di kantor majalah satir, Charlie Hebdo, menewaskan 12 orang.

Belakangan Al-Qaedah Yaman mengatakan hari Jumat itu telah merencanakan dan bertanggung jawab atas serangan. Kouachi

bersaudara, yang akhirnya terbunuh pada hari Jumat oleh polisi,

mengaku menjadi bagian dari Al-Qaedah di Semenanjung Arab, atau AQAP.

Serangan penembakan itu telah menimbulkan reaksi luas di Eropa khususnya, dan seluruh dunia. Jalan-jalan Paris dipenuhi dengan “Charlie”, semuanya mengacungkan plakat “Je Suis Charlie”, yang berarti “Saya adalah Charlie”. Akhir pekan itu sejumlah besar pemimpin dunia berbela sungkawa atas kematian para pengejek.

Sebagian umat Islam ikut mencela aksi berani tersebut. Ada kekhawatiran, aksi itu akan berdampak pada ketakutan Eropa kepada Islam. Bagaimana sejatinya mendudukkan perkara ini? Kami berharap Anda menemukan jawabannya di edisi ini.

Selamat membaca!

Redaktur Ahli : Abu Zahrah, Abu

Abdurrahman Pimpinan Redaksi :

Tony Syarqi Redaksi : Agus Abdullah, Fahruddin, Dhani el-Ashimi, Bashirudin R,

Miftahul Ihsan

MAJALAH DIGITAL KIBLAT adalah

salah satu konten dari situs berita Islam www.kiblat.net. Dapat diunduh dan

sebarluaskan secara cuma-cuma.

Email : kiblatmedia@gmail.com

Donasi: BCA 7735072587 BNI Syariah

0298526555 BNI Syariah atas nama Muh Bashirudin Rosyed.

(3)

3 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

ISI

55

Charlie Hebdo

Attack

Sejarah Charlie

Hebdo

Infograis: Kejahatan

Charlie Hebdo

Jejak Kouachi

Ber-saudara

Target Al-Qaedah

Hukuman Mati

un-tuk Penghina Nabi

Arti Menghina

Nabi

n

Siapa Seharusnya

Eksekutor Charlie

Hebdo

99% Pelaku Teror di

Eropa Bukan Islamis

Pernyataan

Al-Qa-edah Yaman

Maslahat Mudarat

Nasihat

Eksekusi Penghina Nabi

Sebuah Panggilan

Ideologi

Infografis:

Akhir Hidup

Para Pengejek

Charlie Hebdo

Antara Al-Qaedah

yang Tuntas dan

Iran yang Omdo

04

07

10

30

19

41

23

53

67

27

59

74

11

36

50

I s l a m

(4)
(5)

5 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

P

erancis

me-manen serangan teror terburuk dalam satu gen-erasi di kantor majalah satir, Charlie Heb-do, menewaskan 12 orang. Sebanyak tiga orang ber-bekal senapan serbu Ka-lashnikov pada Rabu, (07/01) membuka mata dunia dengan melakukan penyerangan atas kantor redaksi majalah mingguan Charlie Hebdo di Paris itu. Belakangan Al-Qaedah Yaman mengatakan hari Jumat itu telah

meren-canakan dan bertanggung jawab atas se-rangan. Kouachi bersaudara, yang akh-irnya terbunuh pada hari Jumat oleh polisi, mengaku menjadi bagian dari Al-Qaedah di Semenanjung Arab, atau AQAP. Para pe-jabat Yaman mengatakan bahwa salah satu saudara, Said, telah dilatih di Yaman pada tahun 2011. Sumber mengatakan bahwa ia menerima pelatihan senjata di sana.

Duo aktor bersenjata Al-Qaedah melan-carkan serangan pembunuhan di kantor Charlie Hebdo, majalah satir Perancis, me-newaskan 12 tewas. Mereka adalah:

» Charb - (nama asli Stephane Char-bonnier) 47, seorang seniman dan merupakan ikon Charlie Hebdo. » Cabu - (nama asli Jean Cabut) 76,

kartunis yang memimpin Charlie Hebdo.

» Georges Wolinski - 80, seorang seni-man yang telah menggambar kartun sejak tahun 1960-an

» Tignous - (nama asli Bernard Verl-hac) 57, anggota dari Kartunis untuk Perdamaian.

» Bernard Maris - (dikenal sebagai “Paman Bernard”) 68, seorang

eko-nom dan kolumnis majalah.

» Honoré - (nama asli Philippe Honoré) 73, kartunis dan staf lama di Charlie Hebdo.

» Michel Renaud - mantan wartawan yang mengunjungi kantor Charlie Hebdo.

» Mustapha Ourrad - copy-editor Char-lie Hebdo

» Elsa Cayat - kolumnis dan analis Charlie Hebdo

» Frederic Boisseau - seorang pekerja pemeliharaan gedung.

» Franck Brinsolaro - 49, seorang polisi yang ditunjuk untuk kepala keaman-an untuk Charb.

» Ahmed Merabet - 42, seorang polisi dan anggota arondisemen brigade 11.

(6)

ancis Charlie Hebdo dan alasan kebebasan berbicara (freedom of speech). Tak kurang dari 40 pemimpin dunia hadir, termasuk Perdama Menteri Inggris David Cameron, Kanselir Jerman Angela Merkel, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Pres-iden Palestina Mahmoud Abbas, PresPres-iden Mali Ibrahim Boubacar Keita, dan Raja Yor-dania Abdullah II.

Tidak ketinggalan, Muslim di dunia Islam turut ambil bagian dalam menyoroti seran-gan tersebut. Ada pujian dan hujatan. Be-berapa orang melihat aksi itu akan mem-buat orang menjauh dari Islam. Namun yang lain berpendapat tidak ada bahasa lain untuk Majalah pengejek yang “kebal” dari setiap kata-kata dan peringatan itu

ke-cuali peluru panas. [Agus Abdullah] Stephane Charbonnier) 47, ikon Charlie Hebdo telah

(7)

7 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

SEJARAH

CHARLIE HEBDO

Charlie Hebdo mulai menuai protes serius dari umat Islam sejak 2006, ketika me-nampilkan karikatur yang mengejek Nabi MUhammad n. Dalam perjalanan selanjut-nya, setiap protes, tuntutan penutupan, sampai serangan ke kantornya pada 2011 tidak

(8)

2006, Charlie

Hebdo menerbitkan

ulang kartun

penghinaan terhadap

Nabi

n

dari surat

kabar Denmark,

Jyllands-Posten.

Umat Islam marah!

Charlie Brown, karakter dalam komik The Peanuts, menj

T

abloit atau majalah Charlie Hebdo didirikan pada tahun 1969 dengan nama Hara-Kiri Hebdo, oleh Georges Bernier dan Francois Cavanna.

Nama Charlie mengacu pada Charlie Brown, salah satu karakter dalam komik The Peanuts, ditulis dan diilustrasikan oleh Charles M. Schulz, komik ini populer di Amerika dan Perancis. Sedangkan Hebdo adalah bahasa Perancis yang berarti Mingguan.

Pada tahun 1981, majalah tersebut ditutup karena kurang pembaca. Namun dihidupkan kembali dalam bentuknya seperti sekarang ini pada tahun 1992.

Sejak itulah Charlie Hebdo banyak menampilkan kontroversi yang berkaitan dengan ilustrasi Islam. Pada tahun 2006, majalah menerbitkan ulang kartun penghinaan terhadap Nabi n dari surat kabar Denmark, Jyllands-Posten, suatu tindakan yang dianggap sangat menghujat dan memicu kemarahan umat Islam di seluruh dunia.

Masjid Agung Paris dan Persatuan Organisasi Islam Perancis kemudian mengajukan Editor Philippe Val ke pengadilan atas pencetakan ulang kartun tersebut, menyusul ribuan umat Islam bersatu melawan majalah tersebut.

(9)

Pada November 2011, Charlie Hebdo menerbitkan edisi khusus Musim Semi Arab dan mengganti nama majalahnya menjadi Charia Hebdo atau diterjemahkan Mingguan Syariah, dengan Nabi Muhammad sebagai “editor tamu,” menunjukkan kartun nabi

yang menyatakan: “Seratus cambukan

jika Anda tidak mati tertawa!”.

Informasi penerbitan tema tersebut telah bocor sebelum dirilis. Sehingga sehari sebelum terbit, kantor surat kabar itu dibom, dan websitenya dihack. Ini adalah serangan pertama terhadap majalah Charlie. Namun, Editor Stephane Charbonnier mengatakan kepada BBC bahwa majalah akan tetap siap menghadapi serangan dan membela hak kebebasan berbicara (Freedom of Speech).

“Kami berhak untuk menerbitkan majalah dan kami tidak salah untuk terus menentang Islam dan membuat hidup mereka sulit sebanyak yang mereka lakukan terhadap kita,” katanya.

“Ini merupakan serangan terhadap kebebasan itu sendiri. Kita bisa mengolok-olok apa pun di Perancis, kita bisa berbicara tentang apa pun di Perancis selain Islam atau konsekuensi dari Islamisme. Itu menjengkelkan,” katanya.

“Serangan ini tidak akan membunuh Charlie Hebdo,” kata Patrick Pelloux dalam wawancara mengejutkan di iTV ketika itu. Pelloux sebagai Kolumnis Charlie Hebdo telah selamat dari serangan karena ia memiliki janji pagi itu di luar kantor. “Surat kabar ini akan

terus berlanjut, mereka tidak menang,” ungkapnya bangga.

Dalam menghadapi setengah abad kontroversi sampai pada serangan, koran satir Perancis Charlie Hebdo tetap tanpa kompromi dalam parodinya, tidak pernah meminta maaf karena menyinggung beberapa kelompok agama, khususnya Islam.

Organisasi Muslim Perancis telah berulang kali menyerukan agar majalah tersebut dilarang, namun pengajuannya tidak pernah berhasil. Pihak Katolik ekstrim, juga pernah memperkarakannya namun kalah di pengadilan. Kasus pengajuan ke pengadilan untuk pelarangan terbit hampir setiap hari dihadapi Charlie, namun semuanya mentah. [Agus Abdullah]

(10)
(11)

11 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

EKSEKUSI

PENGHINA NABI

(12)

Dari berbagai temuan di TKP, media-media Eropa meyakini tiga orang pelaku berasal dari jaringan Al-Qaedah Yaman, pasalnya selain ada-nya keterangan saksi, kesimpulan ini diperkuat dengan fakta bahwa majalah Inspire yang diter-bitkan Al-Qaedah Yaman pernah menyerukan untuk menghukum bunuh para pencela Nabi Muhammad n pada 2013 lalu. Sementara itu, telah diketahui oleh publik bahwa majalah Char-lie Hebdo beberapa kali memuat konten yang melecehkan Nabi Muhammad n dan Islam se-cara umum.

Keriuhan soal insiden di kantor majalah Charlie Hebdo juga terjadi di kalangan internal umat Islam, pro-kontra bermunculan. Namun Islam menunjukkan ideologi yang jelas tentang hukum menghina Nabi n.

Hukum bunuh bagi siapa pun yang mence-la Nabi Muhammad n sudah jelas dasarnya.

Pada masa Rasulullah n masih hidup, ada seorang Yahudi bernama Ka’ab bin Al-Asyraf yang menghina Nabi Muhammad n, Nabi n

bersabda, “Siapa yang mau membunuh Ka’ab bin Al-Asyraf? Sesungguhnya dia telah menyakiti Allah dan Rasul-Nya.” Muhammad bin Maslamah berdi-ri dan berkata, “Wahai Rasulullah, apakah engkau

B

erita penyerbuan kantor majalah Charlie Hebdo di Paris mengejut-kan banyak pihak, publik interna-sional langsung bereaksi. Tentu mayoritas reaksi bernada menge-cam, mengutuk, tidak setuju walaupun ada juga sedikit yang bersuara dengan perspektif berbe-da menyikapi aksi tersebut.

suka jika aku membunuhnya?” Nabi n menjawab, “Ya.”

Singkat cerita, Ka’ab bin Al Asyraf pun dibunuh oleh Muhammad bin Maslamah. (Muttafaq ‘Alaih dari Jabir).

Ibnu Umar h berkata, “Barang siapa yang mencela Nabi n, maka dia harus dibunuh!”

Berdasarkan hadits di atas dan hadits-hadits senada para ulama menyimpulkan, Imam Ahmad berkata, “Setiap orang yang mencela Nabi n atau menjelek-jelekkannya, entah dia muslim atau kair, dia harus dihukum mati. Dia dibunuh dan tidak per-lu diminta taubat!” (Ash Sharim Al Maslul).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah v telah berka-ta, “Kesimpulannya, bahwasanya jika orang yang menghina itu muslim, maka dia dikairkan dan dibunuh tanpa ada perbedaan pendapat, dan ini adalah madzhab keempat imam serta selain mere-ka. Adapun jika yang menghina adalah orang kair, maka dia pun juga dibunuh!” (Ash Sharim Al Maslul).

Ibnu Hajar Al-Asqalani v telah berkata, “Ibnul Mundzir menukil adanya kesepakatan umat bahwa barangsiapa yang mencela Nabi Muhammad n

(13)

Meja di ruang berita Charlie Hebdo setelah serangan berdarah, 7 Januari 2015.

13 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

Membunuh seseorang sebagai alasan mereka telah menghina Nabi Muhammad n sekali lagi jelas ada dasarnya dalam Islam.

Jika kita cermati perkara di atas dari kacamata seorang Muslim, maka jelas sah-sah saja membunuh siapa pun yang mencela Nabi Muhammad n bah-kan jika kita memang benar-benar menyadari bahwa Islam adalah agama yang wajib ditinggikan di atas aga-ma-agama lain di luar Islam.

Bila dilihat dari kacamata orang Islam awam yang belum memahami Islam secara utuh pun sebenarnya tindakan menghukum bunuh bagi pencela Nabi Mu-hammad n itu sangat baik dan proporsional, men-gapa?

Mari kita melihat realitas di sekitar kita, tawuran pelajar, tawuran antar suporter sepak bola, tawuran an-tar warga. Salah satu sebab utama terjadinya tawuran tersebut adalah saling ejek, adu mulut yang kemudian melukai perasaan banyak orang yang mendukung satu pihak kemudian saling berbalas dan terjadi tawuran atau bisa dikatakan peperangan isik yang massif.

Menghukum bunuh bagi penghina Nabi Mu-hammad n adalah upaya melokalisir sebuah kasus agar tidak berkepanjangan, menyebabkan kerusakan yang lebih besar dan merugikan banyak pihak seperti terjadinya peperangan isik yang massif, hal ini dikuat-kan dengan fakta bahwa umat Islam dilarang mencela simbol-simbol orang kair di luar Islam. (lihat Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 108).

Selain itu hukuman bunuh bagi penghina Nabi Muhammad n dijatuhkan atas dasar kejahatan

peng-“Kesimpulannya,

jika orang yang

menghina itu

muslim, maka dia

dikairkan dan

dibunuh tanpa

ada perbedaan

pendapat, dan ini

adalah madzhab

keempat imam

serta selain mereka.

Adapun jika yang

menghina adalah

orang kair, maka

dia pun juga

dibunuh!”

(Ash-Sharim Al-Maslul).

hinaannya tanpa memandang keyakinan yang dianut oleh pelaku penghina, baik be-ragama Islam ataupun kair di luar Islam hu-kuman yang dijatuhkan sama yaitu bunuh.

Dari konsep ini kita bisa menyimpul-kan bahwa menghukum bunuh penghina Nabi n sama sekali bukan ditujukan un-tuk menabuh genderang perang khususnya kepada orang kair. Ini murni hukuman bagi pelaku.

Sekali lagi inilah bentuk lokalisir sebuah kasus agar tidak meluas saling ejek melibat-kan banyak pihak dan merugimelibat-kan banyak pi-hak hingga konlik isik yang bersifat massif.

(14)

memang benar-benar proporsional dan solutif. Satu orang menghina Nabi Muhammad n

berdampak melukai perasaan seluruh umat Is-lam, sementara hukumannya hanya berdampak pada orang tersebut atau segelintir orang yang terlibat langsung tanpa melukai perasaan orang kair atau penganut agama lain.

Lagi-lagi ini sebagai upaya menutup pintu terjadinya konlik yang meluas antar Islam dan kair di luar Islam. Ingat, adil bukan sama rata tetapi menempatkan sesuatu sesuai tempat dan proporsinya.

Mereka adalah orang yang selalu memak-lumi kejahatan atau kezaliman apapun yang dilakukan orang kair di luar Islam khususnya Barat dengan dalih akhlak mulia dari Nabi n

dan konsep Islam Rahmatan lil Alamin yang di-potong-potong semaunya dan diselewengkan maknanya.

Mereka mengaku toleran dan moderat padahal akal pikirannya selalu berat sebelah memihak kepada yang seharusnya tidak diberi loyalitas.

Terakhir, jadilah umat Islam yang memiliki akal sehat dan pikiran yang merdeka dengan di-dasari oleh ajaran Islam yang lurus. Jadilah umat

(15)

LAPANGKAN

(16)

M

ajalah mingguan Perancis Charlie Hebdo menjadi so-rotan banyak pihak. Eksekusi Kouachi bersaudara pada 7 Januari 2015 lalu menjadi pemicunya. Pro-kontra segera menyeruak. Para pemuka agama, pegiat media hingga politikus turut ambil suara merespon insiden Paris.

Media-media arus utama jelas memberikan dukungannya pada Charlie Hebdo. Pasalnya, majalah ini tergolong jenis satire, ejekan yang menyasar tokoh politik dan agama hanyalah bagian dari pekerjaan mereka. Toh, bukan hanya Islam, Kristen pun jadi sasaran tem-bak mereka, begitu kilah para

pendukungnya. Lain lagi beru-jar, kebebasan berekspresi dan berpendapat harus di atas se-galanya.

Sebelum lebih jauh, mari kita dalami lebih jauh apa itu satire. Satire adalah gaya bahasa untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang. Satire biasanya disampaikan dalam bentuk ironi, sarkasme, atau parodi. Istilah ini berasal dari frasa bahasa Latin satira atau satura yang berarti cam-puran makanan (Wikipedia).

Jika kita menengok ke be-lakang, Perancis memang pu-nya sejarah panjang pengejekan terhadap agama yang diserukan oleh gerakan antiklerus radikal. Sebuah gerakan yang menen-tang agama Katolik yang pada saat itu dikukuhkan sebagai agama negara. Pemikir antik-lerus telah lama menyindir aja-ran agama yang menurut mer-eka penuh dengan fanatisme, kebodohan dan kezaliman. Para penentang doktrin Katolik menggunakan karikatur, ironi

Sebuah karikatur antiklerus, c. 1754, menunjukkan Pater digemuk-kan oleh korupsi. GETTY IMAGES

dan penghujatan yang disuguhkan dengan humor, yang belakangan diadopsi oleh Char-lie Hebdo untuk melawan Islam.

Sejak tahun 1534 M, François Rabelais dalam karyanya berjudul “Gargantua” telah mengejek para biarawan karena mereka “ti-dak giat seperti petani, atau menyembuhkan orang sakit seperti dokter” melainkan “mel-ecehkan seluruh lingkungan dengan derak lonceng gereja mereka” dan kerap menggu-mamkan “legenda yang tak terhitung jum-lahnya dan mazmur yang bahkan para biar-awan itu sendiri tidak memahaminya.”

Antiklerus mencapai puncaknya pada Abad

(17)

17 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

membawakan logika yang diasah dengan humor yang jahat, mengejek apa yang mer-eka lihat sebagai inkonsistensi dan absurdi-tas dogma Gereja.

Marquis de Sade juga mengambil peran dalam gerakan antiklerus bahkan dengan cara yang ekstrem dan lebih mengejutkan. Novelnya menggambarkan biara sebagai sarang-sarang perompak yang panik. Salah satu novelnya yang berjudul, “La Philoso-phie dans le boudoir” (c. 1793) menggam-barkan Bunda Maria sebagai sosok yang “kotor, pelacur tak tahu malu ” dan Yesus Kristus sebagai “bajingan,” dan “zalim.” Ti-dak mengherankan, pernyataan kasar Sade menempatkannya dalam masalah serius. Sampai hari ini, ia satu-satunya penulis Per-ancis yang telah menjalani hukuman penjara di bawah empat rezim politik berturut-turut.

Melihat realita sosiologis bangsa Perancis yang pada zaman itu berada di bawah kung-kungan Gereja, maka kita dapat memahami bahwa satire merupakan produk budaya sekularisme dan liberalisme. Ejekan Charlie Hebdo merupakan produk sampingan dari budaya antiklerus Perancis. Setelah lebih dari 500 tahun diejek, Katolik akhirnya menjadi “terbanalisasi” (yaitu, kehilangan statusnya sebagai subjek tabu). Pemred Charlie Hebdo yang ikut terbunuh pada 7 Januari lalu, Ste-phane Charbonier sendiri pada tahun 2012 pernah mengatakan, “Kita harus konsisten sampai Islam juga terbanalisasi seperti Kato-lik.”

Inkonsistensi nilai-nilai liberalisme Char-lie Hebdo

Charlie Hebdo tampaknya konsisten dalam memegang teguh nilai-nilai liberalisme dan perlawanannya terhadap Islam. Tewasnya 10 jurnalis yang mereka pandang sebagai mar-tir liberalisme mungkin saja membenarkan hal itu. Tapi, Charlie Hebdo juga punya rapor merah terkait kebebasan berekspresi para jurnalis, kolumnis atau kartunisnya.

Menarik untuk mengetahui, faktanya Charlie Hebdo tak selalu membela

kebe-basan berekspresi. Mereka pernah memecat komikus mereka bernama Siné yang pada tahun 2008 membuat kartun tentang anak Sarkozy (Presiden Perancis waktu itu) yang mau beralih agama menjadi Yahudi demi menikah dengan anak pengusaha kaya. Siné segera dipecat oleh Charlie Hebdo dengan tuduhan anti semit.

Jauh sebelum itu, pada tahun 2000, salah satu jurnalis Charlie Hebdo, Mona Chollet juga dipecat karena melayangkan protes keras kepada Philippe Val, editor tabloid itu. Mona protes Charlie Hebdo menulis orang Palestina sebagai bangsa barbar. Val ditu-ding abai terhadap fakta bahwa Palestina adalah warga berdaulat yang sedang men-galami perang.

Philippe Corcuff, pernah dipecat Charlie Hebdo karena protes terkait pengabaian terhadap Islam.

Mona Chollet bukan orang yang perta-ma dipecat oleh Val. Sebelumnya, kolumnis Charlie Hebdo Philippe Corcuff juga dipecat karena melakukan protes. Dalam surat yang ia tulis pada 3 Desember 2004, beberapa ta-hun setelah ia keluar, Corcuff menyatakan bahwa ia tidak setuju kebijakan redaksi Charlie Hebdo yang abai terhadap Islam se-bagai agama.

Inilah bukti standar ganda Charlie Hebdo dan para pendukungnya yang kerap mem-bela tindakan permusuhan terhadap Islam atas dalih kebebasan. Menyinggung hal ini, ada satu kata yang sangat tegas disampai-kan oleh Syaikh Usamah bin Ladin rahima-hullah, ”Apabila kebebasan berpendapat kalian mencederai agama kami, maka la-pangkanlah dada kalian atas kebebasan aksi pembalasan kami.”

(18)

Ingin Beriklan

di Majalah Kiblat?

Hubungi:

(19)

TARGET AL-QAIDAH

(20)

Ia melanjutkan pernyataannya yang ditujukan kepada Perancis, “Lebih baik bagi Anda untuk berhenti menyerang umat Muslim sehingga Anda dapat hidup dengan damai. Tetapi jika Anda terus menyerang, kemudian

A

l-Qaedah Cabang Jazirah Arab (AQAP), pada Rabu 14 Januari 2015 secara resmi menyatakan bertanggung jawab atas serangan di kantor media penghina Nabi Muhammad, Charlie Hebdo. Serangan tersebut sebagai balasan atas penghinaan Nabi suci, Muhammad n.

Hal itu disampaikan langsung juru bicara AQAP, Nashir bin Ali Al-Ansi dalam rekaman video berjudul “Membalaskan untuk Rasulullah dengan Serangan Paris yang Diberkahi”. Ia mengungkapkan bahwa serangan tersebut telah menyejukkan hati umat Islam.

Syaikh Nashir menjelaskan bahwa operasi itu diarahkan dan didanai langsung oleh komando Al-Qaedah. Itu semua demi memenuhi perintah Allah dan menolong Rasulullah. Hal itu juga telah diperintahkan langsung oleh orang nomor satu Al-Qaedah, Syaikh Aiman Az-Zawahiri.

Mereka orang-orang kafir telah menghina nabi terbaik lagi terpilih. Mereka terus dalam kekafiran mereka, menghina kekasih Allah, Nabi n.

“Hari ini, mujahidin telah membalaskan untuk Nabi yang mulia,” tegasnya.

Al-Qaedah Semenanjung Arab (AQAP) secara tegas mengungkapkan bahwa serangan di majalah Charlie Hebdo di Paris merupakan balasan bagi mereka yang mengejek kesucian Nabi Muhammad n.

Telah terkonfirmasi bahwa operasi kali ini menjadi operasi AQAP yang sukses di negara Barat, setelah dua kali gagal.

Ulama senior AQAP Syaikh Harits An-Nadhari mengungkapkan bahwa operasi tersebut sebagai serangan yang diberkahi. Beliau juga menyebut bahwa Perancis itu najis dan menyebut mereka sebagai “pemimpin berselingkuh yang menghina nabi.”

Syaikh Harits juga memuji para penyerang itu sebagai pahlawan mujahidin, yang mengajarkan batas-batas kebebasan berbicara kepada mereka.

(21)

21 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

tersebut. Adiknya yang berusia 32 tahun, Cherif Kouachi, pernah dihukum atas tuduhan terorisme pada tahun 2008, karena ia terlibat dalam jaringan pengiriman jihadis untuk melawan pasukan AS di Iraq.

Seorang pejabat keamanan Yaman berkata bahwa Said Kouachi diyakini telah berjuang dengan AQAP pada tahun 2011 di provinsi

Abyan. Sebuah wilayah yang dikabarkan Nabi n akan melahirkan 12 ribu pasukan di akhir zaman untuk mendukung Imam Mahdi. Saat ini, Provinsi Abyan adalah basis AQAP.

Pejabat Yaman lainnya mengatakan bahwa Kouachi diyakini berada di antara ratusan orang asing yang dideportasi pada 2012 silam, ketika pemerintah mengusir banyak mahasiswa asing. Hal itu karena ada indikasi keberadaan mereka di Yaman karena berhubungan dengan Al-Qaedah, bukan untuk belajar.

BURONAN AL-QAIDAH

[image:21.595.48.513.47.809.2]

Stephane Charbonnier Editor majalah tersebut telah lama menjadi target Al-Qaedah Yaman atau yang dikenal dengan sebutan AQAP. Dalam edisi Musim Semi 2013, majalah Al-Qaedah Inspire memuat

gambar Stephane Charbonnier dan 8 orang lainnya dengan catatan “Dicari!! Hidup atau mati atas kejahatan terhadap Islam”.

Selain Charbonnier, sejumlah penghina bersuka cita, Anda

tidak akan menikmati perdamaian selama Anda memerangi Allah dan nabi-Nya dan memerangi umat Islam.”

EKSEKUTOR YANG DIPERSIAPKAN

Said Kouachi, salah satu dari dua bersaudara yang terlibat dalam serangan itu pernah pergi ke Yaman pada 2011 dan pernah menerima pelatihan serta bergabung bersama AQAP. Ia dilatih dalam rangka persiapan pulang ke negaranya dan melancarkan serangan.

(22)

Islam lainnya pun turut masuk ke daftar itu seperti penulis Salman Rushdie dan politisi Belanda Gert Wilders.

Majalah ini sebelumnya telah diserang karena penghinaannya yang tajam atas Islam dan Nabi Muhammad n.

Pada tahun 2011, Charlie Hebdo membuat

kehebohan dengan menampilkan kartun Nabi Muhammad n pada sampulnya dengan tulisan “100 Cambukan Jika Anda Tidak Mati Tertawa”, atas kartun yang menggegerkan dunia itu, kantor Charlie Hebdo pernah mendapat serangan bom.

Rupanya masih belum kapok, pada tahun 2012, majalah ini kembali menggambar kartun Nabi Muhammad n, kali ini dalam pose telanjang. Hal ini semakin memicu kemarahan di kalangan masyarakat Muslim Perancis yang berjumlah 4,7 juta jiwa.

Atas kartun-kartunnya yang menghina Islam itu, Charbonnier tak pernah merasa bersalah. Dalam sebuah wawancara

dengan Al-Jazeera, Charbonnier mengatakan bahwa dirinya memang punya masalah dengan Islam radikal.

“Saya telah berada di koran ini selama 20 tahun, selama 20 tahun itu juga kita telah melakukan tindakan provokatif, kebetulan bahwa setiap kali kita berurusan dengan Islam radikal kita punya masalah dan kita mendapatkan reaksi kekerasan dan amarah,” tudingnya. [Agus Abdullah]

(23)

ARTI

MENGHINA NABI

n

“Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan rasul-Nya, kalian memperolok-olok?

Janganlah kalian beralasan, sungguh kalian telah kair setelah keimanan kalian.”

(At-Taubah: 65-66)

(24)

N

abi n adalah panutan selu-ruh umat Is-lam. Melalui beliaulah ri-salah Islam sampai kepada umatnya. Syafaat beliau pula yang diharapkan pada hari yang berat kelak ke-tika umat beliau dibangkit-kan. Tetapi bagaimana bila nabi junjungan umat Islam diejek dan dilecehkan. Apa artinya?

Pertama: Penghinaan

ter-hadap pribadi Nabi ini be-rarti penghinaan terhadap semua nabi dan rasul Allah, seperti Ibrahim, Musa, Isa, serta para nabi dan rasul-rasul lainnya, karena selu-ruh nabi dan rasul saling membenarkan satu sama lain. Mereka mewajibkan kepada para pengikutnya untuk beriman dan mem-percayai seluruh nabi dan rasul yang datang sebelum atau setelah mereka.

Se-lanjutnya, sesungguhnya pendustaan atau penghu-jatan terhadap nabi siapa pun, adalah pendustaan dan penghujatan terhadap semua nabi dan rasul. Allah

berirman:

“Katakanlah, ‘Kami beri-man kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak cucunya, dan kepada apa yang di-berikan kepada Musa, Isa, serta kepada apa yang di-berikan kepada para nabi dari Rabb mereka. Kami tidak membeda-bedakan di antara mereka (para nabi), sedangkan kami

berserah diri kepada-Nya.”

(Al-Baqarah: 136)

“Rasul (Muhammad) beri-man kepada apa yang di-turunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Rabb-nya. Demikian pula

orang-orang yang beriman, semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-malaikat-malaikat-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mer-eka berkata), ‘Kami ti-dak membeda-beti-dakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.’ Dan mereka berkata, ‘Kami menden-gar dan kami menaatinya. Ampunilah kami, wahai Rabb kami, dan hanya kepada-Mu tempat (kami)

kembali’.” (Al-Baqarah:

285)

(25)

meng-25 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

Kedua: Sesungguhnya,

sikap menyakiti kepada pribadi Nabi ini haki-katnya merupakan si-kap menyakiti kepada seluruh kaum muslimin yang ada di muka bumi ini, dan juga kepada perasaan mereka serta akidah mereka. Sikap semacam ini bagi mer-eka (kaum muslimin) lebih menyakitkan dari-pada melukai langsung terhadap jiwa dan harta-harta mereka. Orang-orang salib (Nasrani) tahu benar maksud ini dan inilah maksud yang sebenarnya dari hujatan mereka dan olok-olok mereka kepada pribadi Nabi dari waktu ke wak-tu.

Ketiga: Sesungguhnya,

fenomena penghujatan dan penghinaan sep-erti ini merupakan salah satu tanda dari kekala-han pemikiran, perada-ban, dan kebudayaan orang-orang salib Nas-rani. Lalu mereka me-nutupi kekurangan dan kelemahan ini dengan

mengarahkan hujatan, ce-laan, dan penghinaan.

Keempat: Sesungguhnya,

slogan yang selama ini mer-eka dengung-dengungkan tentang dialog antaragama dan antar peradaban yang selama ini diopinikan mereka hanyalah slogan kosong dan dusta. Slogan ini pada haki-katnya memiliki maksud dan tujuan-tujuan yang busuk dan merugikan umat Islam. Jadi, slogan ini hanyalah slo-gan yang semu dan utopis.

Abu Syahid Komandan Brigade Abu Fadl Al-Abbas Irak di Suriah, memberi hormat kepada foto Basyar Asad sebelum bertempur [foto: Abna.co]

Kelima: Orang-orang salibis

Nasrani-Barat dengan persetu-juan mereka atas penghujatan dan penghinaan terhadap prib-adi Nabi ini telah melunturkan kepercayaan kita akan iktikad baik dalam pembicaraan mer-eka (dengan negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Pent.) seputar toleransi antaragama serta ad-anya saling memahami antara mereka dengan kaum musli-min dan peradaban Islam. Lalu, bagaimana mungkin mereka bisa duduk satu meja bersama kaum muslimin, sementara mereka telah menghujat dan menghina Nabinya orang Is-lam; sosok yang begitu dijun-jung tinggi oleh kaum mus-limin?! Tidak diragukan lagi, persetujuan mereka atas hu-jatan dan penghinaan seperti ini akan memperlebar jurang adanya keinginan untuk sal-ing memahami dan hidup ber-dampingan dengan rasa aman dan sejahtera antara berbagai bangsa dan peradaban.

Keenam: Sesungguhnya,

ad-anya hujatan dan penghinaan seperti ini, serta persetujuan yang diungkapkan secara res-mi atas hal itu, menunjukkan adanya standar ganda dalam percaturan internasional yang diterapkan oleh negara-neg-ara Bnegara-neg-arat. Karena merekalah pencetus undang-undang untuk memberantas segala bentuk penyulut kebencian dan adanya perbedaan an-tara bangsa-bangsa yang ada di dunia—menurut mereka. Namun, Anda saksikan justru merekalah yang pertama kali

hina Allah dan ayat-ayat-Nya, sebagaimana irman Allah Ta’ala:

“Dan jika kamu (Muhammad) bertanya kepada mereka

(orang-orang Munaik), mereka akan menjawab, ‘Sesung -guhnya kami hanya bersenda-gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan rasul-Nya, kalian memperolok-olok? Janganlah

ka-lian beralasan, sungguh kaka-lian telah kair setelah keiman

(26)

membatalkan dan me-nyelisihi aturan tersebut (yang telah mereka buat sendiri). Lebih-lebih jika propaganda pengoba-ran kebencian itu terse-matkan kepada Islam dan kaum muslimin dan mengarah kepada apa-apa yang mereka benci. Ketika propaganda yang menyulut kebencian dan permusuhan disemat-kan kepada Islam dan kaum muslimin, mer-eka pun merespon, “Ini adalah kebebasan yang harus dijaga, tidak bo-leh disentuh ataupun didekati. Ketika dikobar-kan kebencian kepada hal-hal yang tidak

mer-eka senangi dan tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka, ketika itu pula orang-orang yang melanggar hukum in-ternasional dianggap sebagai teroris. Pelaku-nya pun dibelenggu dari ubun-ubun hingga telapak kaki.

Ketujuh: Penghujatan

dan penghinaan ini— serta persetujuan

atas-berakal (mau mengerti).” (Al

‘Imran: 118)

Lantas, apa tindakan para pemimpin kita menghadapi fenomena yang mengheboh-kan ini? Apa tindamengheboh-kan media massa mereka selama ini si-buk menolong para thaghut yang melampaui batas? Tidak ada, karena permasalahan ini tidak menguntungkan mer-eka sedikit pun! Seakan-akan Nabi Muhammad bukanlah nabi mereka! Islam bukanlah agama mereka!

Jika seorang dari suatu neg-ara melontarkan penghinaan, hujatan, ataupun caci maki terhadap salah seorang pen-guasa negeri kita, niscaya mereka akan langsung meny-uruh pulang duta besar yang ada di negara itu dan memu-tuskan hubungan diplomatik, ekonomi, dan perdagangan dengan negara tersebut. Se-dangkan jika yang dihina dan dihujat adalah nabi kita, nis-caya hal ini tidak akan mela-hirkan tuntutan sedikit pun untuk memboikot atau me-merangi mereka, bahkan ge-lisah pun tidak! Lâ haula wa lâ

quwwata illa billâh.”

Adapun Anda sekalian, wahai kaum muslimin, berbuatlah sesuatu demi nabi kalian dan demi membela kehormatan-nya, selama hal itu dibolehkan dan disyariatkan. Semoga Al-lah menerima segala amalan kalian dan mengampuni se-gala kesalahan kita.[Diringkas dari tulisan Syaikh Abu Mush-tafa Halimah oleh Basyir]

lian, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kalian. Dan mereka meng-harapkan kehancuran ka-lian. Sungguh telah nyata kebencian yang mendalam dari mulut-mulut mereka, sedangkan kebencian yang tersembunyi di dalam hati-hati mereka lebih besar lagi. Sungguh, Kami telah men-erangkan kepada kalian ayat-ayat (kami) jika kalian

nya—kita yakini sebagai un-gkapan jujur dari kedengkian, ketidaksukaan, permusuhan, serta kebencian yang men-dalam kepada Islam dan kaum muslimin, yang selama ini mereka sembunyikan. Meski pada lahirnya mereka menam-pakkan kebalikan dari hal itu dan mengklaim bahwa mer-eka adalah penganjur kema-nusiaan, kebebasan, dan tidak adanya fanatisme dalam aga-ma-agama yang ada.

Mahabenar Allah Yang Maha

Agung, yang berirman:

(27)

ka-27 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

PERNYATAAN

AL-QAIDAH

Wahai para mujahidin selamat atas kerja kalian. Saya berharap saya bisa bersama kalian (dalam aksi kalian). Wahai kaum muslimin, sesungguhnya dalam jihad melawan orang kair terdapat kemuliaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Bagaimana mungkin kami tidak memerangi orang-orang yang menyakiti Nabi, mencederai agama Islam dan memerangi orang-orang beriman, sedangkan Allah berirman :

‘Dan jika mereka melanggar perjanjian yang telah mereka buat, dan mereka mencerca agama kalian maka perangilah pemimpin-pemimpin kair itu.

Sesungguh-nya mereka adalah orang yang tidak menepati janjiSesungguh-nya mereka. Mudah-mudahan mereka berhenti.”

(28)

S

egala puji bagi Allah, kemudian segala puji bagi Allah. Allah Mahabesar dan hanya bagi Allah segala pujian. Ya Allah segala puji bagi-Mu, Eng-kau telah memelihara nabi-Mu dari (olokan) orang-orang yang mence-la, maka segala puji bagi-Mu. Engkau menolong hamba-hambamu mujahidin dan segala puji bagi-Mu (atas hal itu).

Semoga Allah melimpahkan salawat kepada sosok yang Engkau utus den-gan menggunakan pedang hingga hari kiamat sampai Engkau menjadi satu-sat-unya yang disembah. Shalawat kepada orang yang Engkau muliakan sebutannya, Engkau lapangkan dadanya dan Engkau jaga dirinya dari perbuatan buruk manu-sia. Engkau jadikan orang yang membencinya terputus dari rahmat-Mu.

Ya Allah limpahkanlah shalawat kepada nabi dan hamba-Mu Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim, dialah yang Engkau utus sebagai saksi, pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, penyeru kepada Allah dan lampu yang menerangi. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepadanya dan para keluarganya. Amma ba’du

Musuh-musuh Rasulullah n yang kufur kepadanya, mendustakannya dan mengganggunya, orang-orang najis dari orang-orang Perancis mengira bahwa Allah tidak akan menolong Rasul-Nya. Mereka mengira aman dari hukuman Allah. Mereka menunggu dan terus menunggu kemudian Allah menimpakan kepada mereka sesuatu tanpa mereka kira, dan Allah mampu mengalahkan mereka dan Allah azab mereka melalui tangan-tangan orang beriman. Allah berirman :

“ Katakanlah (Muhammad), ‘Tidak ada yang kamu tunggu dari kami melain-kan salah satu dari dua kebaimelain-kan (menang atau syahid). Dan kami menunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan azab kepadamu dari sisinya atau melalu tan-gan-tangan kami. Maka tunggulah kami juga akan menunggu bersama kalian’.” (At-Taubah 52).

Beberapa warga Perancis telah berbuat kurang ajar kepada para nabi Allah, maka tergeraklah sebagian dari tentara Islam untuk mengajarkan mereka adab dan batasan kebebasan berpendapat. Telah datang kepada kalian tentara yang mencintai Allah dan Rasulullah. Mereka tidak takut akan kematian dan mereka merindukan kesyahidan di jalan Allah.

Mereka berjalan kepada kalian dengan tombak yang ringan penuh wibawa laksana singa berjalan memasuki kandangnya hingga akhirnya mereka mendatan-gi kalian di jantung negeri kalian. Mereka pun memberikan kepada kalian kema-tian dengan tombak dengan begitu cepat dalam rangka menolong agama nabi mereka, mereka pandang kecil segala hal yang menakutkan. Setelah zaman para sahabat Allah juga memiliki tentara yang mereka akan membalaskan dendam dan menolong Allah dan Rasul-Nya.

(29)

Rasu-29 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

lullah dan kami akan senantiasa mencontoh para sahabat dalam membela rasul. Kami jadikan Muhammad bin Maslamah sebagai Uswah (dalam menuntut balas harga diri Ra-sul). Jika sejarah mengenal suku Aus dan Khazraj (suku pembela nabi di Madinah) maka ketahuilah Allah juga punya Aus dan Khazraj yang lain (dalam membela rasul).

Wahai para mujahidin selamat atas kerja kalian. Saya berharap saya bisa bersama kalian (dalam aksi kalian). Wahai kaum muslimin, sesungguhnya dalam jihad melawan orang kair terdapat kemuliaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Bagaimana mung-kin kami tidak memerangi orang-orang yang menyakiti Nabi, mencederai agama Islam dan memerangi orang-orang beriman, sedangkan Allah – subhanahu wa ta’ala – ber-irman :

‘Dan jika mereka melanggar perjanjian yang telah mereka buat, dan mereka mencerca agama kalian maka perangilah pemimpin-pemimpin kair itu. Sesungguhnya mereka adalah orang yang tidak menepati janjinya mereka. Mudah-mudahan mereka berhenti.” ( At-Taubah: 12)

Perancis hari ini adalah termasuk dari pemimpin-pemimpin kair, mereka menghi-na menghi-nabi, mencela agama Islam, memerani orang-orang beriman maka tidak ada balasan bagi mereka kecuali apa yang telah Allah tetapkan, yaitu pukullah tengkuk (bunuhlah), dan apabila kalian telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka. Hai orang-orang Paris, sampai kapan kalian akan memerangi Allah dan Rasul-Nya? Jika kalian masuk Is-lam maka itu adalah sebuah kebaikan bagi kalian. Allah berirman :

“Wahai manusia telah datang kepada kalian Rasul dengan membawa kebenaran dari Rabb kalian, maka berimanlah kepadanya. Itu lebih baik bagi kalian. Dan jika kamu kair (maka tidak akan merugikan Allah sedikit pun) karena sesungguhnya kepunyaan Allahlah apa yang ada di langit dan di bumi. Allah maha mengetahui dan Maha bijaksa-na.” (An-Nisa’ 170).

Wahai orang-orang Perancis lebih layak bagi kalian untuk menghentikan per-musuhan kalian terhadap umat Islam sehingga kalian bisa hidup dengan aman. Namun bila kalian menginginkan peperangan,maka kami beri kabar gembira, demi Allah kalian tidak akan merasakan keamanan selama kalian memerangi Allah dan Rasul-Nya dan memerangi orang-orang beriman. Allah berirman

“ Katakanlah kepada orang-orang kair, jika mereka berhenti (dari kekairan) maka Allah akan mengampuni dosa mereka yang telah lalu. Dan jika mereka kembali (memer-angi nabi) maka akan berlaku sunnatullah kepada orang-orang terdahulu (dibinasakan).

Walhamdulillahirabbil ‘alamin.

(30)

30 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

JEJAK

(31)

31 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

D

ua bersaudara Kouachi, Cherif (32) dan Said (34) dengan be-rani melakukan aksi pembe-laan Nabi. Hal itu dilakukan sebagai respon penghinaan oleh majalah satire di Paris, Charlie Heb-do. Majalah ini memang kerap mengkri-tik dengan hinaan terhadap agama atau politik tertentu. Tak dilewatkan, Islam pun mereka jadikan bahan olokan, termasuk Nabinya, Muhammad n.

Menarik mengikuti perjalanan hidup dari dua bersaudara ini. Pada 1994, keduanya masih berusia belasan tahun, Cherif 12 dan Said 14 tahun. Lantaran ibunya jatuh sakit, mereka berdua dikirim Centre des Monedieres, sebuah panti asuhan yang dibiayai Yayasan Claude Pompidou.

Mereka menjadi anak yatim setelah ayahnya meninggal beberapa tahun sebe-lumnya. Setelah kepergian ibunya, mereka pun hidup di kampus. Seolah-olah, kam-pus menjadi satu-satunya tempat tinggal mereka.

Walaupun hidup menderita, keduanya jauh dari sikap minder. Bahkan, mereka tumbuh berkembang layaknya tanpa

be-ban. Said terdaftar dalam program keju-ruan di manajemen hotel, ia pun dipilih teman-temannya sebagai wakil kelas. Ia seorang yang cerdas tapi agak pemalu, disiplin, tidak nakal, dan selalu meman-faatkan waktu sebaik-baiknya.

Keduanya adalah sama-sama pemain bola. Pada hari Rabu dan Sabtu, mereka bermain bola di Central West Liga yang dikelola klub AS, Chambertoise. Cherif ter-lihat lebih agresif dari kakaknya, sehing-ga ia menjadi seorang striker. Sedangkan Said menjadi bek bagi tim mereka.

Pindah ke Paris

Menginjak usia 20an, tepatnya tahun 2000, Cherif dan Said pindah ke Paris. Mereka tinggal di apartemen Arrondissement 19, sebuah lingkungan padat penduduk yang banyak dihuni imigran Muslim dari Afrika Utara. Mungkin dari sinilah, banyak me-dia menggelari mereka dengan kelompok teroris Arrondissement 19.

(32)

karyawan lain mengobrol ketika bekerja, ia tetap fokus pada pekerjaan.

Kebiasaan sehari-hari keduanya berubah lebih agamis setelah mendengar invasi AS ke Irak tahun 2003. Mereka mulai ru-tin menghadiri shalat di Masjid Ad Da’wa di Rue de Tanger. Aktivitas rutin mereka ini mempertemukan mereka dengan Farid Be-nyettou.

Farid –putra imigran Aljazair—yang kala itu berusia 22 tahun, sering memberi pen-gajaran Islam di masjid tersebut. Selain memberikan pengetahuan tentang Islam, ia juga menyadarkan kepada hadirin akan pentingnya membela kaum muslimin yang tertindas.

Menurut Jean Pierre Filiu, penulis buku “The Evolution of the Global Terrorist Threat”, ideologi Islam Farid banyak dipengaruhi oleh kakak iparnya. Sang kakak ipar—Farid tinggal menumpang di rumahnya—dide-portasi ke Aljazair setelah diduga terlibat rencana penyerangan Piala Dunia 1998 di Perancis.

Dari sinilah Cherif semakin dekat dengan

Farid. Cherif pernah mendengar bahwa adik perempuan Farid telah diusir dari sekolah menengah Pailleron di Paris. Ini terjadi lan-taran ia menolak untuk melepas niqabnya. Hal ini membuat Cherif semakin mengagu-mi pribadi Farid dan keluarganya.

Hadirnya Cherif di masjid dan rutin mengikuti pengajian, membuatnya men-jadi seorang Muslim yang lurus dan taat. Setelah rutinitasnya tersebut, ia tidak lagi minum dan merokok. Namun, saat ia jarang lagi ikut pengajian, kebiasaan lamanya pun kembali.

Pada suatu kesempatan –guna membela penderitaan saudara Muslim di Irak akibat invasi AS—Farid pun mengajak para pemu-da Muslim untuk berjihad. Ia membuat jalur pengiriman bagi pemuda Muslim Per-ancis untuk bergabung dengan Syaikh Abu Mus’ab Az-Zarqawi di Irak.

(33)

33 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

yang berangkat telah syahid oleh serangan koalisi AS di Fallujah.

Sayangnya, rencana Cherif untuk pergi ke Irak terbongkar. Cherif pun tertangkap oleh polisi dalam penerbangan Alitalia 25 Janu-ari 2005. Dalam pengadilan ia mengatakan, “Aku berkata pada diriku sendiri bahwa jika saya ketakutan, mereka akan menyebut saya pengecut, jadi saya memutuskan untuk tetap pergi, tak peduli perasaan takut yang saya rasakan.”

Dalam kasusnya ini, pengadilan menjatuhin-ya hukuman tiga tahun penjara, tapi Cherif hanya menjalaninya 18 bulan.

Jejak Kouachi Bersaudara

Pada tahun 2006, Chérif dibebaskan dari penjara, di bawah pengawasan peradilan. Setelah bebas, ia pindah ke sebuah apate-men di Rue Basly pinggiran Paris. Setelah dua tahun, ia menikah dengan Izzana Hamyd dan menjalani bulan madu di Mekkah.

Setelah bebas, Cherif kembali bertemu ka-kaknya. Said Kouachi masih dalam kondisi tenang. Saat adiknya berada di penjara, jus-tru ibadah dan pemahamannya terhadap

Is-lam semakin meningkat. Ia masih berjuang mencari pekerjaan dan terkadang men-gambil kontrak pekerjaan yang disediakan pemerintah.

Ia pernah bekerja sebagai Tim Sanitasi yang diberikan pemerintah Paris pada tahun 2007. Dari pintu ke pintu, ia mempromosikan daur ulang. Setelah 2 tahun bekerja, tepatnya ta-hun 2009 –tanpa diketahui jelas alasannya— ia dipecat dari perusahaannya.

Harian Perancis Le Parisien melaporkan bah-wa Saïd Kouachi menjadi bagian dari seke-lompok karyawan “fundamentalis” yang menolak berjabat tangan dengan wanita. Mereka juga bersikeras membawa sajadah di saat bekerja.

Pada 2010, Cherif dan kakaknya, Said, kem-bali berurusan dengan polisi. Kali ini polisi menduga Kouachi bersaudara terlibat dalam komplotan yang berusaha membebaskan Smain Ali Belkacem— keturunan Aljazair yang ditahan karena kasus penyerangan kereta di Paris pada 1998 yang menewaskan delapan orang.

(34)

bergerak sendiri. Seorang yang sangat ber-pengaruh saat dipenjara, Djamel Beghal menjadi salah satu pelopornya. Djamil di-penjara karena terindikasi terlibat dengan ja-ringan Al-Qaedah dan menjadi utusan untuk merekrut anggota di Perancis. Saat di penjara itulah, Cherif bertemu dengannya.

Selain itu, ada nama Amedy Coulibaly yang dekat dengan Djamel Beghal saat dipenjara. Ketika bebas dari penjara, gerakan mereka masih terus diawasi. Bahkan, ponsel yang di-gunakan oleh Djamil telah disadap. Dari sini-lah, rencana mereka berhasil dibongkar oleh polisi. Pada akhirnya, Kouachi bersaudara be-bas dari hukuman karena tidak terbukti. Rencana Untuk Charlie Hebdo

Pada tahun 2011, salah satu, atau mungkin kedua Kouachi bersaudara pergi ke Yaman untuk mengikuti pelatihan Al-Qaedah di Se-menanjung Arab (AQAP). Seorang pejabat AS mengatakan bahwa yang pergi adalah

Said Kouachi, namun setelah dikonirmasi

yang pergi adalah adiknya.

Cherif menggunakan paspor kakaknya untuk menerima pelatihan dan dana 20 ribu dol-lar Amerika di sana. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan istri Said yang saat 2011 dalam kondisi hamil. Said terus menemanin-ya dan tidak pernah pergi berhari-hari pada waktu itu.

Pernyataan Cherif saat detik-detik penang-kapan pun menguatkan hal ini. “Yang kami ingin katakan adalah bahwa kami membela Nabi (Muhammad).... Kami tak membunuh perempuan, kami tak seperti kalian. Kami punya kehormatan. Dan aku, Cherif Kouachi, dikirim oleh Al-Qaedah di Yaman. Dan Syekh Anwar al-Awlaki-lah yang mendanai kami,” kata Cherif kepada stasiun televisi BFM be-berapa jam sebelum pasukan khusus antiter-or Perancis menembak mati Cherif dan Said. Kemudian, beberapa hari setelah serangan itu, Al-Qaedah di Yaman (AQAP) mengaku bertanggung jawab. Nashir bin Ali Al-Ansi, jubir AQAP menjelaskan bahwa operasi itu

diarahkan dan didanai langsung oleh kom-ando Al-Qaedah. Itu semua demi memenuhi perintah Allah dan menolong Rasulullah. Hal itu juga telah diperintahkan langsung oleh orang nomor satu Al-Qaedah, Syaikh Aiman Az-Zawahiri.

Pihak berwenang tidak mendeteksi tanda-tanda serangan ini sebelumnya. Kouachi bersaudara juga tidak menunjukkan tanda-tanda aneh dalam dirinya dan berencana un-tuk melakukan serangan. Selama dua tahun terakhir, Said hidup normal dengan istri dan anaknya. Ia juga terus mencari pekerjaan di kantor yang menyediakan pekerjaan bagi pengangguran.

Ia bersikap biasa dan tidak pernah meny-inggung soal Timur Tengah atau apa yang dilakukan Charlie Hebdo. Bahkan, istri dan keluarganya pun tidak mengetahuinya dan terkejut saat serangan itu dilakukan oleh sua-minya. Inilah keahlian yang dimiliki olehnya, sehingga orang terdekatnya pun tidak sadar. Sedangkan adiknya, Cherif Kouachi yang tinggal di sebuah apartemen pinggiran kota Paris juga tidak menyadari. Tidak terlihat perilaku-perilaku istimewa dalam dirinya. Tetangganya hanya tahu bahwa ia sering membantu wanita membawa barang belan-jaan untuk naik ke apartemen saat lift rusak. Dan, pada akhirnya momen yang pas pun terjadi. Dunia pun melihatnya. Pada pukul 11.20, Rabu (07/01) satu sedan Citroen C3 hitam bernomor polisi CW-518-XV berhen-ti mendadak di Jalan Rue Nicolas- Appert, Paris. Dua lelaki berpakaian seragam ala mi-liter dengan muka tertutup turun dari mobil. Sembari menenteng Kalashnikov AK-47, para penghina Nabi menjadi terdiam.

(35)

35 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

“Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya,

Rasul-Nya kalian memperolok-olok?

Jangan kalian cari udzur, kalian telah

kair setelah iman kalian.”

(36)

CHARLIE HEBDO

(37)

Juru bicara AQAP, Syaikh Nashir bin Ali Al-Ansi

37 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

K

e b e n g a l a n Charlie Hebdo memang mem-buat amarah umat Islam me-muncak. Tak jera diganjar serangan yang menewas-kan Pimred beserta 11 orang lainnya, majalah itu kembali memuat kartun yang menyindir junjungan umat, Nabi Muhammad n.

Akibatnya, jutaan umat Islam tumpah ke jalan-jalan di berbagai negara meluapkan amarahnya. Demonstrasi mengecam kebengalan Charlie Hebdo ibarat gelinding bola salju. Makin lama makin besar. Puncaknya di Chechnya, ketika ratusan ribu umat Islam tumpah di jalan-jalan utama ibukota Grozny.

Di sisi lain, fenomena kemarahan umat Islam ini menarik untuk dicermati. Terjadi secara serempak dan kolosal, menembus

sekat-sekat negara dan bangsa. Bahkan gelombang kemarahan ini membungkam suara-suara miring sebagian tokoh umat Islam sendiri yang sebelumnya memandang negatif aksi Kouachi bersaudara tersebut.

Tanpa menaikan realitas

Islamopobhia yang meningkat di Eropa, gerakan massal umat Islam di seluruh dunia—sekali lagi—menarik dicermati. Jarang sekali umat Islam bisa melakukan respon serempak menanggapi satu isu. Tragedi Suriah yang menguras darah, harta dan

segalanya dari umat Islam saja tidak segegap gempita kasus Charlie Hebdo ini. Lalu, siapa aktor cerdik yang bermain di sini?

Juru bicara AQAP, Syaikh Nashir bin Ali Al-Ansi

(38)

Klaim ini memang masuk akal. Maret 2013, Majalah Inspire milik AQAP memajang foto Stephane Charbonnier, Pimred Charlie Hebdo sebagai daftar pencarian orang; hidup atau mati! Tak sampai dua tahun kemudian, tunai sudah janji AQAP. Ketuntasan janji tersebut ditambah timing dan sasaran yang tepat membuat Al-Qaedah layak diacungi jempol.

Tepat dan Terukur

Pemilihan Charlie Hebdo sebagai target serangan adalah sebuah keputusan brilian. Secara legal hukum Islam, dosa-dosa Charlie Hebdo tidak dapat diampuni. Hukuman bagi penghina Nabi adalah eksekusi mati, tanpa istitabah (diminta bertobat terlebih dahulu).

Sementara dari sisi lokasi, keberadaan Charlie Hebdo di Perancis (Eropa)—salah satu aliansi vital Amerika dalam perang melawan Islam, sangat strategis. Serangan itu memang menewaskan “hanya” dua belas orang. Tetapi telah menciptakan efek ketakutan luar biasa bagi seluruh penduduk Barat.

Efek tersebut timbul karena karakteristik Barat yang lebih memilih perang “hemat” nyawa ketimbang “boros” nyawa yang banyak dipraktikkan negara-negara Timur seperti Iran dan Rusia. Abdullah bin Muhammad, dalam Strategi Dua Lengan (Jazera, 2013) halaman 205 memberikan ilustrasi menarik.

“Di negara-negara Barat, teror yang terjadi di wilayah dalam negeri mereka akan sangat berpengaruh terhadap ekonomi, keamanan, politik dan seluruh sektor lainnya. Peristiwa percobaan peledakan pesawat terbang di Detroit, Amerika adalah bukti nyata. Meskipun peledakan tersebut gagal, namun telah memaksa Barat merogoh 40 milyar USD untuk memperkuat sistem keamanan transportasi udara.”

Serangan tersebut juga disebut terukur, karena hanya menjatuhkan “korban seperlunya.” Sebagaimana diketahui, jatuhnya korban yang tidak perlu menjadi celah pengkritik untuk mendeligitimasi sebuah amaliyat jihad. Adapun korban Muslim bernama Ahmad Merabet (42) memang sulit dihindari. Sebab, sebagai seorang polisi, Merabet memang

Serangan

tersebut juga

disebut terukur,

karena hanya

menjatuhkan

“korban

(39)

39 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

bertugas mencegah serangan tersebut.

Adegan “memukau” juga diperankan dengan baik oleh Kouachi bersaudara ketika berhadapan dengan kaum Hawa, Sigolene Vinson. Saat wanita penulis itu pasrah di bawah todongan moncong senjata, sang penodong malah menegaskan, “Saya tak akan membunuhmu karena kamu seorang perempuan dan kami tidak membunuh perempuan.”

Miftah Shira’

Ketepatan dalam memilih target sampai kematangan perencanaan membuahkan aksi yang tuntas. Ketuntasan itu tidak hanya berhenti pada tewasnya otak pelecehan kepada Nabi n di majalah Charlie Hebdo, tetapi berlanjut kepada efek lanjutan pasca serangan.

Selain menanamkan ketakutan kepada siapapun yang mencoba mengikuti jejak Charlie Hebdo dalam mempermainkan Nabi Muhammad n, aksi tersebut memancing majalah satire itu untuk mengulangi kebodohannya, dengan kembali mencetak karikatur serupa. Akibatnya, jutaan umat Islam bereaksi lebih besar daripada aksi pertama yang bersimpati kepada Kouachi bersaudara.

Di sini, Al-Qaedah berhasil menemukan

miftah shira’ (key point, pemantik konlik)

yang sangat efektif, karena mampu menggerakkan jutaan umat Islam sedunia untuk turut berpartisipasi. Sebagai catatan, aksi jutaan umat sebagaimana disebut di atas baru sebatas aksi demonstrasi di jalanan. Jumlahnya akan semakin meledak bila aksi-aksi di dunia maya juga dimasukkan dalam statistik.

Abu Mush’ab As-Suri dalam Visi Politik Gerakan Jihad (Jazera, 2010) menekankan miftah shira’ sebagai elemen penting dalam Dakwah Muqawamah Islamiyah ‘Alamiyah. Ia menyebutnya sebagai salah satu unsur

pembentuk “Mobilisasi, Pemantik Konlik dan

Iklim Jihad” (hal 60). Dilihat dari perspektif proyek Dakwah Muqawamah yang digagas oleh Abu Mush’ab As-Suri, serangan terhadap Charlie Hebdo ini telah berhasil membuahkan Muqawamah Sya’biyah, salah satu bentuk dari sekian macam Muqawamah.

Panggung Opini Dunia

Namun, keberhasilan Al-Qaedah dalam aksi tersebut tidak terhenti pada Muqawamah Sya’biyah semata. Dengan Charlie Hebdo, panggung opini dunia memberikan ruang seluas-luasnya bagi organisasi yang dipimpin oleh Syaikh Aiman Al-Dzawahiri itu untuk menjelaskan logika aksi-aksinya.

Panggung pun semakin semarak, ketika “musuh” pun turut mengapresiasi. Presiden Liga Katolik Amerika, Bill Donohue dalam sebuah artikel yang berjudul “Muslim Berhak untuk Marah”, mengecam “intoleransi” yang diusung oleh Charlie Hebdo. Apalagi setelah berulang kali menggambarkan secara buruk sosok yang sangat dimuliakan umat Islam itu.

(40)

Tak hanya itu. Paus Fransiskus pun turut memaklumi aksi menuntut balas tersebut. “Itu normal. Anda tidak boleh memprovokasi. Anda tidak boleh memperolok keyakinan orang lain,” katanya.

Tuntas vs Omdo

Penghinaan terhadap simbol-simbol Islam dan bagaimana kerasnya umat Islam bereaksi ini, mengingatkan kita kepada kejadian-kejadian sebelumnya. Salah satu yang cukup fenomenal adalah buku The Satanic Verses, karya Salman Rushdie pada tahun 1989. Atas kebejatannya itu, pemimpin Syiah sekaligus Presiden Iran saat itu, Khomeini pernah mengeluarkan fatwa hukuman mati atas Salman Rushdie.

26 tahun berlalu, namun Salman Rushdie tetap hidup dengan aman. Tak ada langkah konkret Teheran untuk menuntaskan sesumbarnya itu. Paling banter, Khordad Foundation, sebuah yayasan keagamaan di Iran menaikkan harga kepala Salman dari 500 USD menjadi 3,3 juta USD, atau setara Rp. 31 miliar.

Padahal, sebagai salah satu pilar kekuatan dunia, prestasi Iran sudah terbukti menyangga Presiden Suriah Bashar Ashad dari dahsyatnya serangan oposisi. Pada saat bersamaan, dengan dukungan Iran, hari ini kelompok Houtsi berhasil melakukan kudeta militer di Yaman.

Di balik kekuatan besar yang belum sanggup menuntaskan janjinya, publik pun

bisa menilai: mana yang sungguh-sungguh

tuntas membela kehormatan Islam, dan mana yang cuma pencitraan dan omong besar tapi kosong (omdo).

Tak salah bila kemudian congkaknya Salman Rushdie menanggapi ancaman mati tersebut sebagai sekadar retorika belaka, bukan aksi nyata. [Hamdan]

(41)

HUKUMAN MATI

UNTUK PARA PENGHINA NABI

n

(42)

P

e n g h i n a a n t e r h a d a p Islam memiliki k o n s e k u e n s i

berat bagi pelakunya. Dienul Islam adalah agama mulia, bersumber dari Rabb Yang Mahakuasa, maka tidak layak seseorang dengan mudah merendahkannya. Islam itu tinggi, tidak ada yang lebih tinggi darinya.

Masih panas di telinga umat Islam, penghinaan yang mengarah kepada Nabi terakhir umat Islam. Nabi Muhammad n digambarkan dengan rupa

yang tidak layak, bertolak belakang dengan pribadi asli beliau. Hal ini tentunya salah satu dari sekian tindak pelecehan terhadap Islam dan umatnya.

Sifat ini sebenarnya memang sudah menjadi karakter orang-orang musyrik. Sejak dahulu, tidak

rela jika agama yang dibawa Muhammad n merusak keyakinan nenek moyang mereka. Oleh karenanya, segala hal mereka lakukan demi menghalangi dakwah beliau. Baik dengan cara kasar, ataupun lembut.

Maka dari itu untuk menjaga eksistensi Islam dengan Nabinya,

Allah ta’ala berulang kali menegaskan status hukum bagi para penghina Islam, termasuk elemen-elemen syar’i di dalamnya. Mereka

adalah orang-orang kair

dan orang-orang yang tidak mensucikan Allah dan Rasul-Nya dengan “mempermainkannya”.

(43)

43 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

maka perangilah gembong-gembong kekairan itu, karena

sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak

dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti”

(At-Taubah : 12)

Dalam tafsirnya II/352, Ibnu Katsir mengatakan, “Dari ayat ini diambil dasar hujjah untuk membunuh orang yang mencerca Rasul n, atau orang yang mencerca agama Islam atau mencelanya.”

Diceritakan bahwa ada seorang lelaki berkata dalam majelis Ali, “Tiadalah Ka`ab bin Asyraf dibunuh kecuali dengan cara khianat.” Mendengar ucapan ini, Ali ra memerintahkan supaya lelaki tadi dipenggal kepalanya. Ka`ab bin Asyraf 3 H/625 M adalah seorang penyair jahiliah dari kabilah Tha`i. Ibunya adalah keturunan Yahudi bani Nadhir. Dia menghasut kaum musyrikin Quraisy untuk memerangi kaum muslimin setelah kekalahan mereka dalam perang Badar.

Imam Al-Qurthubi mengatakan dalam kitab Al Jâmi` Al

Ahkâm VIII/84: “Ulama-ulama kita mengatakan bahwa

lelaki ini dibunuh, meski ia tidak menisbatkan tuduhan khianat tadi pada diri nabi n. Sebab, perkataan seperti itu adalah perkataan kufur.”

Dalam irman-Nya yang lain, Allah ta’ala juga menegaskan

bahwa hal ini bukan perkara sepele. Walaupun hanya bersenda gurau, ketentuan hukumnya tegas. Ini dikarenakan menyangkut sebuah tindakan yang menyangkut kehormatan Allah dan Rasul-Nya.

ِهِتاَياَءَو ِهَللاِبَأ ْلُق ُبَعْلَنَو ُضو ُخَن اَنُك اَ َنِإ َنُلوُقَيَل ْمُهَتْلَأ َس ْ ِئَلَو

َنوُئِزْهَت ْسَت ْمُتْنُك ِهِلو ُسَرَو

“Dan jika kalian tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), niscaya mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersendau

gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah

dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya, kalian

berolok-olok?” (At-Taubah : 65)

Terkait dengan ayat ini, ada sebuah riwayat dari beberapa

sahabat di antaranya: Ibnu Umar, Muhammad bin Ka`ab,

“ U l a m a - u l a m a

k i t a m e n g a t a k a n

b a h w a l e l a k i

i n i d i b u n u h ,

m e s k i i a t i d a k

m e n i s b a t k a n

t u d u h a n k h i a n a t

t a d i p a d a d i r i

n a b i

n

. S e b a b ,

p e r k a t a a n

s e p e r t i i t u

a d a l a h p e r k a t a a n

k u f u r . ”

(44)

Yazid bin Aslam dan Qatadah bahwasanya

ada seorang lelaki munaik berkata dalam

perang Tabuk, “Aku tiada melihat orang-orang seperti para penghafal Qur`an kita, mereka adalah orang-orang yang paling banyak makan perutnya, paling dusta lisannya dan paling pengecut saat berperang.” Yang ia maksudkan dengan perkataannya adalah Rasul Saw. dan para sahabatnya penghafal Qur`an.

Ucapan lelaki munaik tadi disergah

dengan keras oleh Auf bin Malik. “Kamu

dusta, kamu ini pasti seorang munaik. Aku

benar-benar akan memberitahu Rasulullah Saw,” katanya. Lalu `Auf datang menemui Rasulullah Saw. untuk memberitahukan kepadanya. Ternyata Al-Qur`an telah mendahuluinya.

Kemudian lelaki tadi datang menemui Rasulullah n., sedang beliau telah berangkat dan menaiki untanya. Ia mengatakan, “Wahai Rasulullah, kami hanya bermain-main dan berseloroh untuk mengusir kesenggangan saat menempuh perjalanan yang panjang dan memayahkan!”

Ibnu `Umar mengatakan, “Seakan-akan aku melihat lelaki itu berpegangan pada tali pengikat pelana unta Rasulullah Saw., sementara batu mengenai dan membuat berdarah kedua kakinya, dan ia berkata, “Kami cuma berseloroh dan bersendau-gurau saja.” Lalu Rasulullah n mengatakan padanya, “Apakah dengan ayat-ayat Allah dan Rasul-Nya, kalian berolok-olok?” Beliau mengucapkan perkataan itu tanpa memalingkan wajahnya kepadanya, dan tidak pula menambah ucapan lain atasnya.

Imam Al Qurthubi lebih mendetailkan lagi

dalam dalam tafsirnya, ia berkata, “Konon,

.

mereka ada tiga orang. Dua orang berolok-olok, sedangkan yang satunya cuma tertawa. Yang dimaafkan adalah yang cuma tertawa dan tidak bicara apapun. Khalifah bin Khayyath mengatakan dalam Tarikhnya, “Nama orang itu adalah Mukhasyin bin Hamir. Ada yang mengatakan bahwa dia adalah seorang muslim yang bertindak melampaui batas. Dia mendengar perkataan orang-orang

munaik yang memperolok-olok Nabi dan

(45)

45 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

ada seorang yang nanti berkata aku yang memandikan, aku yang mengafani, aku yang mengubur” . Akhirnya dia mati terbunuh dalam perang Yamamah. Seluruh kaum muslimin yang terbunuh pada saat itu ditemukan jenazahnya, kecuali jenazah Mukhasyin bin Hamir.

Ibnu Taimiyah berkata menafsirkan ayat

di atas, yakni pada juz VII hal: 272, “Nash

ini menerangkan bahwa memperolok-olok Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya adalah

kekairan. Maka penghinaan yang disertai niat adalah lebih utama disebut kekairan.

Ayat ini telah menunjukkan bahwa setiap orang yang mencela Rasulullah n. dengan

sungguhan atau berkelakar, adalah kair.”

Ibnul Arabi mengatakan dalam kitab Al Ihkâm II/976, “Perkataan kufur yang mereka ucapkan, niatannya tidak lepas dari dua hal, serius atau sendau gurau. Pun demikian, perkataan itu bagaimanapun juga adalah kufur. Karena bersendau gurau dengan

kekairan adalah kufur, tak ada perselisihan

pendapat di dalamnya. Karena, tahqiq (penelitian) adalah saudara kebenaran dan ilmu, sedangkan sendau gurau adalah saudara kebatilan dan kebodohan.”

Abu Bakar Al Jashshash mengatakan di dalam kitabnya “Ahkâmul Qur`an” IV/348, “Di dalam nash tersebut terdapat dalil petunjuk bahwa orang yang bermain-main dan yang serius di dalam melahirkan perkataan kufur tanpa paksaan adalah

sama. Oleh karena orang-orang munaik

di dalam ayat tadi mengatakan bahwa apa yang mereka katakan adalah dengan niatan bersendau-gurau, kemudian Allah

memberitahukan bahwa kekairan mereka

adalah karena sebab sendau gurauan itu.”

Ulama Berbicara tentang Orang yang Menghina Nabi

Berkaitan dengan penghinaan terhadap Rasulullah n, maka para ulama juga tegas dalam menghukuminya. Nabi n adalah seorang yang mulia, mereka mengambil dasar hukum dari perkataan yang bersumber dari beliau. Sikap mereka tegas, bahwa orang yang menghina Rasulullah berhak mendapat hukuman setimpal, yaitu wajib untuk dibunuh.

Hanbal berkata, “Aku mendengar Abu Abdullah –yakni Imam Ahmad bin Hanbal— berkata, “Barangsiapa mencaci Nabi n dan melecehkannya –baik dia seorang muslim

ataupun orang kair—maka dia wajib

dibunuh. Dan saya berpandangan bahwa dia langsung dibunuh dan tidak perlu diminta untuk bertaubat lebih dahulu.” Hanbal juga mengatakan, “Aku mendengar

Abu Abdullah berkata, “Setiap orang (kair

dzimmi) yang melanggar perjanjian dan membuat perkara baru di dalam Islam, maka orang seperti ini menurutku wajib dibunuh. Karena bukan untuk melakukan hal itu mereka diberi perjanjian dan jaminan perlindungan.”

Dalam sebuah riwayat, Imam Ahmad ditanya, apakah hukuman tersebut telah disebutkan di dalam hadit-hadits, maka dia menjawab, “Ya benar, salah satu di antara haditsnya adalah, hadits orang buta yang membunuh seorang wanita, dan dia berkata, “Aku mendengar dia mencaci Nabi n.”

(46)

Demikian pula halnya dengan `Umar bin `Abdul `Aziz, dia pernah berkata, “Dia dibunuh. Karena, orang yang mencaci Nabi n telah murtad dari Islam, karena seorang muslim tidak akan mencaci Nabi n.”

Al Kasymiri berkata di dalam kitabnya “Ikfârul Mulhidîn” hal 64, “Para ahli ilmu pada umumnya telah bersepakat, siapa yang menghina Nabi n adalah wajib dibunuh. Ath-Thabari juga mengisahkan riwayat yang senada dengannya –yakni pendapat yang serupa bahwa orang tersebut telah murtad—dari Abu Hanifah dan para sahabatnya terhadap orang yang merendahkan Nabi n atau berlepas diri darinya atau mendustakannya.

Dan dalam kitab Asy Syifâ tulisan Qadhi `Iyadh disebutkan, “Tidak ada khilaf bahwa orang yang mencaci Allah Ta`ala

di antara orang-orang Islam adalah kair

dan halal darahnya. Demikian pula dengan orang yang menisbatkan kebohongan dengan sengaja kepada Nabi kita Saw. terhadap risalah yang sampai kepadanya dan apa yang dia khabarkan, atau ragu terhadap kejujurannya, atau menghinanya, atau mengatakan “Sesungguhnya ia belum menyampaikan (risalah)”, atau merendahkannya, atau merendahkan salah seorang di antara Nabi, atau menghinanya

atau menyakitinya, atau membunuhnya

atau memeranginya, maka dia kair

berdasarkan kesepakatan umat.

Dalam kitab Al-Muhalla tulisan Ibnu Hazm, setelah menyampaikan dalil-dalil

yang menyatakan kairnya orang yang

mencaci, maka beliau mengatakan, “Maka benarlah menurut dalil-dalil yang telah saya sampaikan bahwa setiap orang yang mencaci Allah Ta`ala atau memperolok-olok-Nya, atau mencaci seorang malaikat di antara para malaikat atau memperolok-oloknya, atau mencaci seorang Nabi di antara para Nabi atau memperolok-oloknya, atau mencaci satu ayat di antara ayat-ayat Allah Ta`ala atau memperolok-oloknya, sedangkan syari`at keseluruhannya dan Al-Qur`an adalah termasuk di antara ayat-ayat Allah; maka dengan perbuatannya

itu dia menjadi kair murtad, dan berlaku

atasnya hukum seorang murtad. Pendapat kami adalah seperti ini.”

Di tempat yang lain, Ibnu Hazm mengatakan, “Maka benarlah berdasarkan dalil-dalil ini bahwa setiap orang yang menyakiti Rasulullah n, maka dia kair murtad, harus di bunuh. Dan petunjuk itu hanya datang dari sisi Allah Ta`ala.”

(47)

47 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

telah bersepakat atas kekairan orang yang melakukan

sesuatu daripada itu. Jadi barangsiapa memperolok-olok Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, atau agama-Nya, maka

dia kair menurut ijma` meski hanya bercanda dan tidak

bermaksud memperolok-olok sungguhan.”

Selain itu, fatwa-fatwa dari Lajnah Daimah menjelaskan bahwa menghina agama Islam adalah kemurtadan yang besar dari Islam, jika orang yang menghina adalah orang yang mengaku Islam.

Taubatnya Penghina Nabi

Para ulama sepakat jika seorang penghina Nabi bertobat dengan tobat nasuha dan menyesali perbuatannya, maka tobatnya akan bermanfaat baginya pada hari kiamat, sehingga Allah mengampuni dosanya. Akan tetapi mereka berselisih pendapat tentang status tobatnya di dunia dan keputusan hukuman bunuh baginya.

Imam Malik dan Ahmad berpendapat bahwa tobatnya tidak diterima, dia harus dibunuh meskipun bertobat.

Dalilnya adalah:

Diriwayatkan dari Abu Dawud dari Sa’d bin Abi Waqqash ia berkata, “Tatkala terjadi penaklukan Mekkah, Rasulullah memberikan keamanan kepada semua orang kecuali empat orang laki-laki dan dua orang wanita dan beliau menyebutkan nama mereka serta Ibnu Abu Sarh. Kemudian Sa’d menyebutkan hadits tersebut, ia berkata; Adapun Ibnu Abu Sarh, ia bersembunyi di rumah Utsman bin Affan, kemudian tatkala Rasulullah menyeru untuk berbaiat, Utsman membawanya ke hadapan Rasulullah shallallahu wa’alaihi wa sallam dan berkata, ‘Wahai Nabi Allah, baiatlah Abdullah’. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan melihat kepadanya tiga kali, setiap melakukan tersebut beliau enggan untuk membaiatnya. Kemudian setelah tiga kali beliau membaiatnya lalu beliau menghadap kepada para sahabatnya dan berkata, ‘Bukankah di antara kalian ada orang berakal yang mendatangi orang ini di mana ia melihatku. Aku menahan diri dari membaiatnya, lalu ia membunuhnya?’ Mereka berkata, ‘Kami tak mengetahui wahai Rasulullah, apa yang ada di dalam hatimu. Bukankah Engkau telah

(48)

memberi isyarat kepada kami dengan matamu?’ Beliau berkata, ‘Sesungguhnya tak selayaknya seorang Nabi memiliki mata khianat’.” (HR. Abu Daud No.2334 dan dishahihkan oleh Albani)

Dalil ini menerangkan bahwa orang yang murtad karena menghina tidak diterima tobatnya, bahkan wajib dibunuh meskipun dia datang dalam keadaan bertobat.

Disebutkan bahwa Abdullah bin Sa’d adalah salah satu penulis wahyu, kemudian dia murtad dan mengklaim bahwa dia telah menambah sesuatu dalam penulisan wahyu sesuai dengan keinginannya. Ini adalah dusta dan mengada-ngada terhadap Nabi n dan termasuk bentuk penghinaan kepada Nabi n. Kemudian dia masuk Islam dan memperbaiki keislamannya. Semoga Allah meridhainya. (As-Sharim, 115)

Pendapat yang benar adalah para ulama menyebutkan bahwa orang yang menghina Nabi n telah melanggar dua hak, yaitu hak Allah dan hak manusia. Kaitannya dengan hak Allah karena dia telah menghina utusan-Nya, kitab dan agama-Nya. Sementara kaitannya dengan hak manusia adalah dia telah melakukan perbuatan keji terhadap Nabi n lewat penghinaannya. Sehingga hukuman yang berkaitan dengan

pelanggaran hak Allah dan hak manusia tidak bisa dihilangkan dengan tobat.

Sebagaimana hukuman terhadap para penyamun, jika dia telah melakukan pembunuhan maka wajib untuk dibunuh dan disalib. Kemudian jika dia bertobat sebelum ditangkap maka pelanggaran hak Allah –yang menyebabkan dia harus dibunuh dan disalib—menjadi batal. Namun hak yang berkaitan dengan manusia tidak batal, yaitu hukuman qishas. Demikian juga dalam hukuman ini, jika penghina atau pencela tersebut bertobat maka hak Allah telah gugur darinya, namun hak Rasulullah n belum gugur dengan tobatnya.

Kemudian jika ada yang berkata, “Apakah tidak mungkin kita memaafkannya, karena Nabi n ketika hidupnya telah memberi maaf dan tidak membunuh terhadap sekian banyak orang yang mencelanya?

(49)

49 Shafar-Rabiul Akhir 1436 h kiblat

hak Allah dan rasul-Nya serta hak kaum muslimin yang belum menggugurkan hukumannya. Oleh

Gambar

gambar Stephane

Referensi

Dokumen terkait

Dengan begitu gulma akan mati dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat menghemat air.Pada

Metode fuzzy multiple attribute decision making dapat diterapkan pada sebuah proses penilaian kinerja dosen dengan kriteria yang ditentukan, yaitu disiplin, kualitas

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 30 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah serta dalam

Peraturan Pemerintah ini merupakan landasan bagi penyelenggaraan kegiatan akuntansi mulai dari satuan kerja Pengguna Anggaran, penyusunan Laporan Keuangan oleh

Penelitian ini dilakukan di SDN 19 Melabo kabupaten Bengkayang dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Adapun tahapan penelitian ini ada empat yaitu tahap perencanaan,

Pertumbuhan ekonomi secara alami akan menghasilkan pula ketimpangan ekonomi, meski besarannya bersifat relatif. Perbedaan sumber daya antarwilayah, akses, dan tingkat