BAB II
DESKRIPSI PROYEK
1. Umum
Kasus :
Padepokan Tari Jawa Kreasi Baru di Pendowoharjo,
Yogyakarta
Tema :
Transformasi Arsitektur Tradisional Jawa
Sifat Proyek :
Fiktif
Lokasi Perancangan :
Dusun Sawahan, Kelurahan Pendowoharjo, Yogyakarta
Penyandang Dana :
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Istimewa
Yogyakarta
Luas lahan :
1,8 HA
Tipologi Bangunan :
Bangunan Pendidikan Non Formal
Karakter Fasilitas
:
Edukatif-Rekreatif
Suasana Fasilitas :
Relatif tenang, tapak interaktif dengan lingkungan, suasana
alam terbuka
Akses Data
:
o
Pemerintah Kabupaten Sleman, Yogyakarta
o
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Istimewa
Yogyakarta
o
Dinas Pendidikan dan Pengajaran Daerah Istimewa
Yogyakarta
o
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi RI
o
Sanggar tari dan Padepokan tari lain di Yogyakarta
o
Sekolah tinggi tari di Indonesia
Pengguna
:
seniman tari, guru tari, pencipta tari, murid sekolah tari
Kriteria pemilihan tapak
:
o
Potensi
Tapak
o
Mendukung kemudahan pecapaian
o
Bersifat interaktif dengan lingkungan
o
Terletak di daerah yang relatif tenang
o
Mampu mewadahi kegiatan secara optimal, baik
masa kini maupun masa datang
o
Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai
o
Sesuai dengan recana pengembangan kebudayaan
dan pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Program Kegiatan
NO. KELOMPOK KEGIATANPERSYARATAN TEKNIS
1. - Belajar - mengajar teori - Ceramah / diskusi kecil- Ruangan tenang, jauh dari sumber kebisingan - Penghawaan dan pencahayaan nyaman
2. - Belajar-mengajar praktek tari
- Tinggi langit-langit minimum 5m
- Terdapat cermin minimum berukuran 3x2m - Material lantai tidak getas
- Penghawaan dan pencahayaan nyaman 3. - Belajar - mengajar
musik tradisional
- Besaran ruangan cukup untuk 1 set alat gamelan dan ruang untuk bermain gamelan 4. - Menyimpan,
merawat dan menyetem alat musik
- Besaran cukup untuk keluar-masuk dan menyimpan alat-alat musik dan tersedia peralatan khusus untuk menyetem - Sirkulasi udara baik, tidak lembab 5. - Pemutaran film atau
slide
- Ruangan berakustik memadai untuk fasilitas audio-visual
- Pengkondisian udara buatan dengan pendingin udara
- Terdapat ruang belakang proyektor untuk pengoperasian alat 6. - Kegiatan dokumentasi musik tradisional dan kreasi baru
- Akustik standar studio rekaman yang baik - ruang studio cukup untuk 1 set gamelan dan
beberapa alat musik tambahan serta leluasa untuk bermain musik
- terdapat ruang operator dengan perlatan mixing yang memadai dan bukaan tembuspandang ke arah studio
- Pengondisian udara buatan dengan pendingin udara
7. - Belajar dan mengajar praktek tatabusana dan pengadaannya
- Ruangan terdapat cermin dan perlengkapan tata rias serta mesin jahit untuk praktek - Pengondisian udara alami, nyaman
8. - Menyimpan hasil produksi busana
- Besaran ruangan cukup untuk memuat 4 lemari pakaian dan beberapa rak
- ruangan tidak lembab, pengondisian udara buatan
9. - Pengelolaan, menerima tamu dan memimpin
(koordinasi)
- Strategis namun tidak mudah terjangkau sembarang orang
- Pencahayaan dan pengondisian udara alami, nyaman
- Terdapat perlengkapan standar kantor 10. - Berkumpul, istirahat
dan menyiapkan bahan bagi guru
- Ruangan semi formal
- Pengondisian udara dan pencahayaan alami - terdapat satu dapur kering
11. - Administrasi, struktur data, pengarsipan
- Ruangan strategis namun tidak mudah dijangjau pengunjung
-pengondisian udara buatan, tidak boleh lembab
12. - Rapat, diskusi antara guru dan pimpinan
- Pencahayaan dan pengondisian udara cukup - Terdapat perlatan untuk standar presentasi
seperti proyektor, dsb.
13. - Beribadah - berupa mushalla dan tempat wudhu yang terpisah antara laki-laki dan perempuan - pengondisian udara alami, nyaman 15. - Membaca dan
meminjam buku
- berupa perpustakaan yang harus anti kelembaban dan pencahayaan mencukupi, - buku tidak boeh langsung terkena paparan
sinar matahari 16. - Penjagaan bagi
seluruh kompleks
- Terletak di pintu masuk kompleks padepokan dan di penghubung antara fungsi
17. - Istirahat, tidur, berkehidupan bagi murid
- Berupa kamar tidur asrama dengan kapasitas per kamar 2-3 orang siswa dengan tempat tidur tingkat
18. - Pertunjukan dan apresiasi
- Standar memadai untuk pertunjukan.Akustik baik, pencahayaan, ruang belakang panggung, material berwarna gelap,dsb
19. - Pertunjukan di alam terbuka untuk menunjang pagelaran
- Terdiri dari panggung, tempat duduk penonton, gudang mini dan ruang persiapan - Sebiasa mungkin konstelasinya menciptakan
3. Kebutuhan Ruang
a. Fasilitas Pendidikan
Studio Tari
~ untuk penguasaan dan penciptaan gerakan tari
~ bidang dinding dilapisi cermin
~ lantai tidak licin
~ akustik memadai
~ Besaran ruang :
tinggi ruangan cukup untuk melompat dengan membawa
peralatan tari seperti payung atau tombak
Studio Karawitan
~ sebagai elemen pendukung dari suatu tari
~ cukup untuk 2 set gamelan Jawa ( pelog dan slendro)
beserta ruang bagi pemainnya
~ satu ruangan lagi untuk alat musik pelengkap non Jawa
~ akustik bagus
~ tersedia sound system dan recording yang memadahi
Studio Rekaman Terpisah
~ terhubung dengan studio karawitan
~ fungsi sebagai ruang untuk mixing, penambahan efek
khusus dan mastering musik pengiring tari
Arena Terbuka (semacam amphiteater)
~ untuk eksplorasi gerakan tari
Panggung / Bangsal pagelaran
~ untuk penampilan tari dan pertunjukan-pertunjukan lainnya
Ruang Kelas Teori
~ kapasitas minimal 20 orang
~ besaran ruang sesuai stándar
Ruang Kostum dan Ruang Rias
Ruang Multimedia
Perpustakaan dan Warung Internet
b. Fasilitas Hunian
-
Asrama Siswa
-
Paviliun Guru
-
Kafetaria
-
Dapur Kafetaria
-
Kamar Mandi
-
Ruang Bersama
4. Studi Banding
4.1 Studi Banding Proyek Sejenis
Padepokan Seni Bagong Kussudiardja
1. Lokasi : Desa Kembaran RT 04/RW 21 No.146,
Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
2. Penyandang dana : Yayasan Bagong Kussudiardja
3. Arsitek :
o
Alm.
Bagong
Kussudiardja
o
Ir. Eko A Prawoto, M.Arch ( pengembangan rencana
induk padepokan selanjutnya )
4. Luas lahan : 9670 m
25. Tipologi Susunan Masa Bangunan : Berkelompok
(clustering)
6. Tipologi Bangunan : Hunian dan Pendidikan Non
Formal
7. Karakter Fasilitas : Rekreatif – Natural
8. Suasana Fasilitas : tenang, tapak interaktif dengan
alam, inspiratif, sejuk
9. Pengguna :
o
Seniman Tari, Lukis dan Musik
o
Peminat kesenian secara umum
o
Murid Sekolah Tari yang ingin memperdalam
ilmunya
o
Seniman Tari, Lukis dan Musik Internasional
o
Penonton Pagelaran Tari / Fragmen Tari
o
Pengunjung Galeri Lukisan Bagong Kussudiardja
o
Kolega Bagong Kussudiardja dan keluarga
o
Keluarga
Bagong
Kussudiardja
o
Pengurus Yayasan Padepokan Bagong
Kussudiardja
o
Komunitas di bawah naungan Yayasan Padepokan
Seni Bagong Kussudiardja ( Kelompok Musik
Kuaetnika, Orkes Sinten Remen, Teater Gandrik dan
Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja
Padepokan Seni Bagong Kussudiardja didirikan oleh seniman
asal Yogyakarta Bagong Kussudiardja pada tanggal 3 Oktober
1978. Bertujuan awal untuk menanamkan dan memacu kreativitas
olah seni dengan sarana penunjang kebebasan cipta.
Secara umum, Padepokan Seni Bagong Kussudiardja
mengajarkan empat macam pelajaran pokok yaitu Tari, Ketoprak,
Karawitan, dan Sinden. Semuanya berbentuk teater dan
pertunjukan rakyat yang masih digemari rakyat pada masanya.
Padepokan Seni Bagong Kussudirdja mencapai sasaran dengan
target waktu 3 bulan dan 6 bulan. Dengan porsi 25% teori dan
75% praktek. Pelaksanaan ide dievaluasi pada bulan ketujuh
dengan diadakannya pagelaran apresiasi tari dan dokumentasi
pelatihan yang bertempat di Bangsal Layang-Layang, masih
dalam kompleks bangunan tersebut.
“Sebagai lembaga pendidikan swasta non formal, padepokan ini
mempunyai arti strategis dan idiil. Strategis berarti bahwa dengan
usaha itu masyarakat telah memilih suatu sarana untuk
membangun kepribadian masyarakat Indonesia dalam rangka
ketahanan nasional di tengah-tengah tata kehidupan antar
bangsa. Idiil, karena usaha itu akan dapat ikut serta membangun
suatu konsepsi tentang manusia Indonesia yang diidamkan. “
(Drs. Soesanto Martodihardjo, 1978)
Syarat-syarat pendaftaran siswa Padepokan Seni Bagong
Kussudiardja:
1. Warga Negara RI putera dan puteri
2. Warga Negara Asing yang memperoleh izin Pemerintah RI
3. Umur
≥
13 tahun
4. Menyerahkan pas foto ukuran 3x4 sebanyak lima lembar
5. Menyerahkan Surat Keterangan Sehat dari dokter
6. Mengisi formulir dan identitas yang disediakan di kantor
7. Tidak buta huruf
8. Membayar uang pendaftaran Rp. 25.000,00
9. Membayar biaya : Pendidikan, Makan dan Asrama sebesar
Rp. 300.000,00/bulan/orang
10. Memiliki pakaian latihan minimal : 2 stel meliputi slack hitam,
kaos hitam / Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, sampur,
kain primitif, kipas, cermin, cemara (dapat dipesan / dibeli di
Padepokan Seni Bagong Kussudiardja Yogyakarta)
11. Lama Pendidikan 3 bulan atau 6 bulan, setiap hari mulai pukul
07.30 s.d. 18.00 WIB di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja
Yogyakarta
12. Selesai pendidikan akan diberikan Surat Penghargaan dan
Keterangan
Sekarang ini program pendidikan di padepokan untuk jangka
waktu 6 bulan sudah jarang sekali diikuti. Kehidupan di
Padepokan terasa lebih hidup karena aktivitas kelompok musik
Kuaetnika dan Orkes Sinten Remen yang memang sedang
banyak digemari di Indonesia dan mancanegara
A. Tinjauan Ruang dan Persyaratan Teknis
gb.1 : Peta Lahan dan Fasilitas Padepokan Seni Bagong Kussudiardja
: fungsi pertunjukan : fungsi studio musik : fungsi pengelolaan
: fungsi hunian : fungsi galeri : ruang penyimpanan
Fasilitas yang terdapat pada Padepokan Seni Bagong Kussudiardja ini antara lain adalah :
1. Ruang latihan dan belajar kesenian a. Bangsal Diponegoro
Fungsi :
o sebagai tempat latihan tari dan kesenian lain (terpadu dengan seni karawitan, sinden dan pedalangan)
o sebagai ruang ujicoba pagelaran tari
Letak : di area depan Padepokan. Diapit antara Wisma Damarwulan dan Asrama siswa
Karakteristik Ruangan : Setengah terbuka dengan sedikit perbedaan tinggi lantai (40 cm)
Ruang Penunjang :
o Ruang Karawitan ( 6 x 12 m, berisi 1 set gamelan Jawa)
o Gudang peralatan
Besaran Ruang : - Luas Ruangan 12 m x 12 m (ukuran panggung) - Tinggi Ruangan 7 m
Persyaratan ruang yang diterapkan :
o Jarak lantai ke langit-langit ruangan minimal 5 meter untuk mengakomodasi gerakan tari yang menggunakan alat seperti tombak, payung, dll.
o Material ruangan dipilih yang berwarna gelap atau hitam supaya pandangan penonton lebih terfokus pada gerakan dan penampilan penari secara keseluruhan
o Terdapat ruang belakang panggung sebagai area persiapan penampil / penari
Evaluasi terhadap rancangan ruangan :
o Perletakan tempat duduk penonton dan ruang karawitan dinilai tidak nyaman karena ruang karawitan tidak langsung bersinggungan dengan panggung
o Belum ada penyelesaian masalah akustik yang memadahi
gb 2 : Bangsal Diponegoro sebagai ruang latihan seni utama
b. Saung Arjuna Wiwaha
Fungsi : tempat latihan / penguasaan gerak tari yang lebih bersifat rekreatif
Karakteristik Ruangan : terbuka, mirip saung
Besaran Ruangan : 5 m x 5 m
gb.3 : Saung Arjuna Wiwaha, tempat mengapresiasikan gerak tari
c. Studio Tari Pribadi
Sudah tidak terpakai semenjak Bagong K meninggal dunia
Dahulu merupakan bagian dari rumah induk yang digunakan untuk berkontemplasi menciptakan karya-karya baru
Terletak antara Bangsal Layang-Layang dan Asrama Siswa
gb.4 : Ruang cipta pribadi alm. Bagong Kussudiardja (studio tari)
d. Pendopo Penguasaan Gerak Tari
Fungsi : sebagai tempat latihan tari. Sering digunakan pula untuk latihan bersama tamu dari luar Padepokan
Letak : di depan pintu masuk ke Padepokan
Besaran Ruang : - 8 m x 10 m
Terdapat cermin berukuran 3 m x 2,5 m yang berguna untuk mengevaluasi detail gerakan tari
gb.5 : Pendopo penguasaan gerak tari (dilengkapi cermin)
2. Ruang Pagelaran ( Bangsal Layang-Layang )
Fungsi : sebagai ruangan untuk pagelaran tari atau kesenian lainnya
Letak : di sudut Barat Daya Padepokan, dekat studio tari pribadi
Karakteristik Ruangan : ruang setengah terbuka (direncanakan untuk bisa tertutup) dengan tempat duduk penonton yang berundak seperti amphiteater
Ruang penunjang :
o Gudang peralatan
o Ruang belakang panggung
o Tempat duduk penonton dengan kapasitas maksimal 150 orang penonton
Besaran Ruang : 18 m x 20 m, tinggi ruangan 8 m
Persyaratan teknis yang diterapkan :
o Jarak lantai ke langit-langit besar sehingga lebih leluasa untuk bergerak walaupun dalam tarian yang berkelompok
o Terdapat tempat duduk penonton yang berundak dengan perbedaan tinggi setiap level 40 cm. Selain untuk kejelasan pandangan penonton, juga membantu masalah akustik
Evaluasi terhadap rancangan : Masa bangunan sulit untuk diakses penonton pagelaran
gb.6 : Bangsal Layang-Layang dengan tempat duduk berundak
3. Kantor Pengurus Yayasan Bagong Kussudiardja
Fungsi : sebagai pusat administratif padepokan. Tempat kontrol pelaksanaan kegiatan di padepokan dan komunitas lain yang dinaungi yayasan ini
Letak : antara Wisma Giring Angin dan studio rekaman
Karakteristik Bangunan : bangunan administratif semi privat
Besaran Bangunan : 8 m x 12 m jarak lantai - langit-langit 2,8 m
Ruang yang ditampung :
o Ruang penerimaan tamu
o Ruang Ketua dan Manajer yayasan PSBK
o Ruang kerja karyawan
o Ruang Arsip
gb.7 : Kantor dan Ruang Penerima Tamu Yayasan PSBK
___________________________________________________________
4. Gudang
Fungsi : Ruang penyimpanan alat musik, peralatan pagelaran, kostum penampilan, perlengkapan tata suara
Letak :
o Lantai 2 bangunan studio karawitan dan rekaman
o Di sebelah Selatan Bangsal Layang-Layang
o Di sebelah Utara Bangsal Diponegoro
Karakteristik Bangunan : tidak dapat diakses langsung oleh pengunjung tetapi mudah diakses petugas, kemanan terjamin, sirkulasi udara baik
Besaran Ruangan : 8 m x 8 m
Peralatan Penunjang : lift barang sederhana untuk menaik-turunkan alat pada gudang peralatan yang berada di lantai 2 bangunan studio rekaman
gb.8 : Gudang peralatan dan lift barang sederhana
5. Studio Karawitan dan Rekaman
Fungsi :
o Tempat latihan dan rekaman Orkes Sinten Remen dan Kuaetnika
o Tempat penciptaan dan rekaman musik pengiring tari kreasi baru yang dilatihkan di padepokan
Letak : di bagian belakang padepokan
Karakteristik Bangunan : privat, membutuhkan ketenangan, akustik baik, nyaman
Besaran Bangunan 15 m x 9 m (x2 lantai)
Ruang yang ditampung : Ruang suvenir, ruang Operator Induk, Ruang rekaman, Kantor Kuaetnika dan Orkes SintenRemen,Pada studio rekaman dan Operator, setiap bidang dinding dimiringkan sebesar 1o terhadap lantai untuk mengatasi masalah gema
Terdapat bukaan jendela kaca antara ruang operator dan ruang rekaman
Material yang dipakai kebanyakan adalah kayu dan matras sebagai peredam suara. Pengkondisian udara dan pencahayaan buatan
gb.9 Rencana tapak dan fasade bangunan studio
gb.10 : interior ruang operator induk
gb.12 : Kantor dan Ruang operator tambahan
6. Galeri lukisan
Fungsi :
o Tempat produksi / studio seni rupa bagi siswa padepokan
o Ruang pamer karya seni rupa Bagong Kussudiardja dan beberapa murid padepokan
Letak : di ujung Barat padepokan
Karakteristik Bangunan : tertutup, pencahayaan dan pengkondisian udara baik, alami
Besaran Bangunan total luas lantai 20 m x 18 m
gb.13 : Galeri Lukisan dan Patung Bagong Kussudiardja
7. Asrama Siswa ( Wisma Giring Angin )
Fungsi : sebagai tempat hunian bagi siswa padepokan
Letak : dekat dengan kantor Yayasan PSBK dan pendopo, di belakang kompleks padepokan
Karakteristik bangunan : privat, nyaman, dapat dihuni maksimal 2 orang per kamarnya, ada yang berupa unit kamar dan ada yang berupa hunian rumah dengan kapasitas total 40 orang.
gb.14 : Exterior Wisma Giring Angin, hunian bagi siswa Padepokan
10. Guest House ( Wisma Damarwulan )
gb.15 : fasade Wisma Damarwulan
Fungsi : tempat peristirahatan bagi tamu padepokan atau yayasan
Letak : di bagian depan padepokan, dekat dengan galeri lukis
Karakteristik bangunan : privat, nyaman, tipologi bangunan rumah tinggal.
B. Pola Kegiatan Belajar dan Berhuni
: fungsi pertunjukan : fungsi studio musik : fungsi pengelolaan : sirkulasi antar pola
kegiatan berhuni dan pendidikan : fungsi hunian : fungsi galeri : ruang penyimpanan : pola sirkulasi pengunjung pagelaran
4.2 Studi Banding Kegiatan Sejenis
A. Pamulangan Beksa Ngayogyakarta
1. Lokasi : Dalem Pujokusuman Kraton Ngayogyakarta Jl. BrigJend Katamso No.45 Yogyakarta 2. Penyandang dana :
o Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DIY
o Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat
3. Tipologi Susunan Masa Bangunan : tradisional Jawa
4. Tipologi Fungsi Bangunan : Pendopo dan fasilitas pendidikan tradisional Jawa
5. Karakter Fasilitas : klasik, berwibawa
6. Suasana Fasilitas : tenang, berada di satu cluster lingkungan kampung perkotaan (Kampung Pujokusuman)
7. Pengguna :
o Seniman Tari, terutama tari klasik gaya Yogyakarta
o Peminat kesenian secara umum
o Murid Sekolah Tari yang ingin memperdalam ilmunya
o Mahasiswa Luar Negeri yang mempelajari kesenian Jawa
o Seniman Tari Internasional
o Penonton Pagelaran Tari / Fragmen Tari
o Pengurus Pamulangan Beksa Ngayogyakarta
o Karyawan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
o Warga kampung sekitar
Kondisi Bangunan Dalem Pujokusuman ini rusak berat akibat gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta baru-baru ini. Akibatnya, seluruh fungsi pelatihan dan kantor sekretariat PBN dipindahkan untuk sementara ke Taman Budaya Yogyakarta
Pelatihan tari klasik untuk anak-anak dan dewasa rutin dilakukan setiap hari Senin, Selasa dan Kamis sore dengan materi tari yang tetap dan teratur selama kurun waktu 3 bulan.
gb.16 : kompleks bangunan Dalem Pujokusuman
gb.17 : pendopo dengan kolom penyangga (soko) yang rusak, perhatikan kolom yang bertahan adalah yang berada di core inti yang ‘diikat’ sistem tumpangsari
gb.19 : bangunan dalem yang biasanya digunakan sebagai kantor
gb.20 : bangunan gudang dan gerbang Dalem Pujokusuman
gb.22 :Taman Budaya yang digunakan untuk tempat latihan sementara
gb.23 : kegiatan latihan tari di selasar Taman Budaya
Pamulangan Beksa Ngayogyakarta adalah suatu pusat pelatihan tari Jawa klasik gaya Yogyakarta yang pertama di Yogyakarta dan langsung ditangani oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta
Selama berdirinya, organisasi ini telah banyak menghasilkan penari klasik gaya Yogyakarta, termasuk diantaranya banyak mahasiswa mancanegara yang tertarik dengan budaya Jawa
Sistem pendidikannya mirip sanggar atau studio tari yang materi pendidikannya berjenjang dan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu serta diadakan pagelaran setiap akhir periode untuk melihat perkembangan siswa
Siswa tidak dipungut bayaran untuk mengikuti pendidikan, hanya biaya make up dan penyelenggaraan saat pagelaran akhir semester
Pelatihan ini rutin setiap tahun mengirimkan siswanya dalam Festival Kesenian Yogyakarta dan pegelaran-pagelaran besar lainnya
B. Dalem Notorahardjan
1. Lokasi : Desa Rejondani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta 2. Penyandang dana : Bapak Dibyo
3. Tipologi Susunan Masa Bangunan : tradisional Jawa
4. Tipologi Fungsi Bangunan : Pendopo dan rumah peristirahatan tradisional Jawa
5. Luas lahan : 9000 m2
6. Karakter Fasilitas : klasik, asri
7. Suasana Fasilitas : tenang, berada dekat dengan kampung pedesaan (Desa Rejondani)
8. Pengguna :
o Seniman Tari, terutama tari klasik gaya Yogyakarta
o Peminat kesenian secara umum
o Murid Sekolah Tari yang ingin memperdalam ilmunya
o Mahasiswa Luar Negeri yang mempelajari kesenian Jawa
o Seniman Tari Internasional
o Penonton Pagelaran Tari / Fragmen Tari
o Pengurus Pamulangan Beksa Ngayogyakarta
o Karyawan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
o Warga kampung sekitar (kebanyakan anak-anak)
Bangunan ini adalah fasilitas milik pribadi (villa peristirahatan) yang sengaja diadakan untuk melestarikan kebudayaan Jawa
Seluruh kegiatan dalam Dalem Notorahardjan ini dibiayai oleh pemilik Dalem secara pribadi
Terdapat pula Guest House untuk peristirahatan tamu-tamu undangan Bpk.Dibyo.
Masa bangunan rumah induk terhubung dengan pendopo sesuai dengan susunan ruang pada rumah Jawa tradisional.
Kegiatan yang ditampung dalam bangunan ini adalah :
o Pelatihan dan Pagelaran Karawitan tradisional Jawa yang dilaksanakan setiap hari Senin-Minggu pukul 08.00-12.00 WIB di pendopo. Penampil berdandan setiap hari untuk kegiatan ini
o Pelatihan tari Jawa klasik yang dilaksanakan setiap hari Selasa dan Kamis pukul 15.30-17.30 dengan diiringi gamelan Jawa yang dimainkan langsung
o Workshop Batik yang dilaksanakan sewaktu-waktu, bekerjasama dengan seniman Batik di Yogyakarta
o Kegiatan berhuni oleh keluarga Bpk. Dibyo yang berdomisili di Jakarta
gb.24 : Pendopo sebagai pusat kegiatan Dalem Notorahardjan dan Guest House dengan kolam di pusatnya
gb.25 : rumah induk (dalem) yang terhubung dengan pendopo dan paviliun serta mushala yang terletak di bagian lain bangunan
gb.26 : Bahu Danyang dan Tumpang Sari pada Pendopo
gb.27 : para pemain gamelan dan Sinden yang setiap hari tampil
C. Sekolah Menengah Karawitan Indonesia
1. Lokasi : Bugisan Kidul, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
2. Penyandang dana : Dinas Pendidikan dan Pengajaran Pusat RI 3. Tipologi Susunan Masa Bangunan : transformasi tradisional Jawa 4. Tipologi Fungsi Bangunan : bangunan pendidikan bernuansa Jawa 5. Luas lahan : 17000 m2
6. Karakter Fasilitas : berwibawa, kokoh
7. Suasana Fasilitas : relatif tenang, kondusif untuk kegiatan belajar mengajar, berada di lingkungan perkotaan
8. Pengguna :
o Murid, pengajar dan karyawan SMKI, SMM dan SMSR
o Peminat kesenian secara umum
o Penonton Pagelaran Tari / Fragmen Tari
o Masyarakat umum (fasilitas di dalamnya sering disewakan untuk masyarakat umum)
Kompleks pendidikan formal ini terpadu dengan fasilitas Sekolah Menengah Musik dan Sekolah Menengah Seni Rupa.
Jumlah siswa per kelas 24 orang. Lama pendidikan 3 tahun setiap tingkat diselesaikan dalam 2 semester. Didukung oleh para pengajar profesional yang rata-rata pernah berpengalaman pentas seni di luar negri sebagai duta bangsa.
Fasilitas pendidikan :
Studio tari (4 ruang), studio teater, studio pedalangan (2 ruang), studio karawitan (5 ruang), studio rekaman, arena terbuka, pendopo, Ruang Kelas Teori (12 kelas), studio kamera, rias busana (2 ruang), gamelan (7 set), Big Band (2 set), Wayang (3 set), Lighting (2 set), Sound system (2 set), komputer/internet (10 unit)
gb. 29 : fasilitas bangunan ruang kelas dan auditorium
3. Kesimpulan Studi Banding
Kesimpulan studi banding kasus dan kegiatan sejenis yang dapat diambil untuk kasus Padepokan Tari Jawa Kreasi Baru di Pendowoharjo, Yogyakarta adalah :
NO. KASUS ASPEK TEKNIS ASPEK NON TEKNIS
1. Padepokan Seni Bagong
Kussudiardjo
a. Ukuran tinggi langit-langit sesuai modul aktivitas orang menari (min.5m + ruang untuk melompat)
b. Pemilihan warna yang baik pada fungsi pagelaran (warna gelap) untuk membuat penonton fokus pada penampilan
c. Posisi tempat duduk penoton (konstelasi Amphiteater) pada Bangsal Layang-Layang efektif karena semua penonton mendapat jarak pandangan yang relatif sama
d Sistem lift barang sederhana pada gudang studio dapat menjadi preseden untuk gudang yang berada di lantai atas
e. Posisi tempat duduk penonton pada Bangsal Diponegoro tidak baik karena memisahkan ruang panggung dan ruang karawitan
f. Strategi pengakustikan studio dengan pemilihan material yang kedap suara dan pemiringan bidang dinding sebesar 1° dapat dijadikan preseden.
a. Pemilihan tapak yang baik, sesuai dengan karakter fungsi padepokan b. Pemintakatan tapak tidak optimal karena terjadi crossing sirkulasi antar
pengguna. Lihat skema pola kegiatan pada halaman 18
c. Bangsal efektif karena dapat digunakan untuk dua fungsi pertunjukan dan pendidikan
d. Fungsi hunian kurang terolah karena hanya berupa rumah tinggal kosong yang disekat-sekat.
e. Pemanfaatan pemandangan pada tapak dan unsur ruang luar efektif dan dapat diterapkan
2. Pamulangan Beksa
Ngayogyakarta
a. Sistem Tumpangsari sebagai penyangga atap utama patut menjadi preseden karena dapat ‘mengikat’ kolom dengan kuat. Lihat gambar 17.
a. Tipologi bangunan klasik tradisional Jawa cocok dengan karakter fasilitas.
b. Transformasi fungsi ruang dalem menjadi kantor dan hubungannya dengan fungsi pendopo patut menjadi preseden untuk tema transformasi.
c. Bentuk dan detail-detail arsitektural tradisional Jawa seperti soko, umpak, tumpangsari, bahudanyang, dll. dapat menjadi preseden untuk elaborasi tema.
3. Dalem Notorahardjan a. Konstruksi tumpangsari dan penyangga consolebahudanyang dapat menjadi preseden a. Tipologi bangunan klasik tradisional Jawa cocok dengan karakter
fasilitas.
b. Dipertahankannya fungsi ruang dalem menjadi hunian dan hubungannya dengan fungsi tambahan yang sebisa mungkin mengikuti pemintakatan rumah tradisional Jawa dapat dijadikan preseden dalam elaborasi tema.
c. Bentuk dan detail-detail arsitektural tradisional Jawa seperti soko, umpak, tumpangsari, bahudanyang, dll. dapat menjadi preseden untuk elaborasi tema.
4. Sekolah Menengah
Karawitan Indonesia
a. Aplikasi transformasi tipologi atap tradisional Jawa dengan perubahan skala dan fungsi dapat menjadi preseden.
b. Pengelompokan fungsi bangunan pendidikan dan hubungannya dengan fungsi lain seperti pagelaran dll. dapat menjadi preseden
c. Sistem konstruksi tumpangsari dari material kayu dan hubungannya dengan konstruksi induk dari beton dapat menjadi preseden.
a. Tipologi bangunan klasik tradisional Jawa cocok dengan karakter fasilitas.