• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN TERPANGGIL ALAT PENERIMA TAMU PADA GEDUNG BERKAMAR BANYAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR - Bagian terpanggil alat penerima tamu pada gedung berkamar banyak berbasis mikrokontroler AT89S51 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAGIAN TERPANGGIL ALAT PENERIMA TAMU PADA GEDUNG BERKAMAR BANYAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR - Bagian terpanggil alat penerima tamu pada gedung berkamar banyak berbasis mikrokontroler AT89S51 - USD Repository"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

Program Studi Teknik Elektro

Disusun oleh

KATHARINA FRANSISKA FERNANDEZ NIM : 035114038

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

IN A MULTI ROOM BUILDING

BASED ON AT89S51 MICROCONTROLLER

Submitted as Partial Fulfillment Of The Requirement for Sarjana Teknik Degree In Electrical Engineering

By:

KATHARINA FRANSISKA FERNANDEZ Student Number: 035114038

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTMENT

SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

(3)
(4)
(5)

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain,

kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.”

Yogyakarta, 21 Juli 2008

(6)

Ku persembahkan tulisan ini untuk Bunda Maria, Tuhan Yesus, Kedua orang tua,

segenap keluarga, almamater, teman dan sahabat- sahabatku

Nilai tertinggi dari seorang manusia bukanlah di mana ia

berpijak pada saat-saat

nyaman dan menyenangkan,

tetapi di mana ia berpijak pada saat-saat

(7)

Alat penerima tamu biasa hanya dapat memberikan informasi berupa suara bel yang mengindikasikan adanya tamu yang datang. Tamu tidak bisa berkomunikasi jika pemilik rumah tidak berada di rumah. Untuk mempermudah komunikasi antara tamu dan penghuni kamar, dibuat alat penerima tamu berbasis mikrokontroler.

Alat ini terdiri dari satu rangkaian master (bagian pemanggil) dan empat rangkaian slave (bagian terpanggil) yang dikendalikan oleh mikrokontroler AT89S51 serta menggunakan kabel sebagai media transmisi. Transmisi data antara mikrokontroler master dengan mikrokontroler slave menggunakan sistem komunikasi serial RS-485. Data dimasukkan melalui keypad kemudian diolah oleh control unit dan ditampilkan pada LCD. Skripsi ini membahas alat penerima tamu bagian terpanggil dengan mikrokontroler yang berfungsi untuk memberi tanggapan kepada tamu.

Alat penerima tamu ini sudah dicoba dan dapat bekerja dengan baik, terbukti sesuainya hasil perancangan dengan keluaran data pada LCD serta seluruh tombol yang ditekan.

(8)

A guest welcoming tool usually is just a ring bell which gives an information that there is a guest. If there is no one inside the house, there will be nocommunication. A new guest welcoming tool or a receptionist tool is needed to communication between guest and the room owner.

This tool consists of a master circuit (caller) and four construction of slave circuits (receiver) controlled by AT89S51 microcontroller and cable is used as a transmission media. Transmissions of data between master microcontroller and slave microcontroller use RS-485 serial communication system. Data is entered by keypad device, then processed by control unit and shown up on the LCD

This report focused on the receiver part of guest welcoming tool with the microcontroller uses as receiver to give an answer or information for the guest.

This device was tested and worked properly and has been proved it’s compatibility on the construction between the data shown up on the LCD and all button pushed.

(9)
(10)

Puji syukur penulis panjatkan kepada Bapa disurga yang karena kasihNya yang besar penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul

“ Bagian Terpanggil Alat Penerima Tamu Berbasis Mikrokontroler AT89S51”. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada program studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penulisan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa ada begitu banyak pihak yang telah memberikan perhatian dan bantuan sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya serta perlindungan dan bimbingan-Nya untuk penulis.

2. Romo Ir. Gregorius Heliarko SJ.,SS.,BST.,MA.,MSC Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Damar Widjaja S.T., M.T selaku pembimbing I dan bapak Martanto, S.T, M.T selaku pembimbing II atas segala pemikiran dalam membimbing dan mengarahkan penulis dari awal hingga akhir.

4. Seluruh dosen teknik elektro atas ilmu yang telah diberikan selama penulis menimba ilmu di Universitas Sanata Dharma.

(11)

menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Opa Alex dan Oma Etta, Tanta Liliana, Om Frans serta keluarga besar Fernandez dan Wungubelen terima kasih atas doa bagi penulis.

8. Om Drs.Garten Depari dan Tante S.S Esitha Brahmana, Kak Tica Patrisia Depari, SH, abang Reinhart Depari SE terima kasih atas nasehat, semangat dan doa bagi penulis.

9. ANNA , rekan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir. Dah habis kata2ku buat dirimu “ jugul” yang pasti makasi bt semuanya…..maaf klo selalu merepotkan dirimu. Okeh….Okeh

10.DeCe ganteng dan Maria. Terima kasih atas bantuan, semangat serta tempat yang disulap jadi laboratorium.

11.Om Dr. Inyo Yos Fernandez dan Tante Maria Veronica Hariyanti sebagai wali orang tua selama penulis di Yogya, serta Kak Dhani, Kak Silvy, adek Enat terima kasih atas cinta dan doa bagi penulis.

12.Bapak Gatot dan ibu Trisna, maaf anak kos yang satu ini selalu ngerepotin klo sakit....Matheus, Geri ”chocolatos”, Ana, adek San-san...yang selalu memberi semangat dan mendoakan penulis.

(12)

15.Rosa “kunyuk”,Anggie“cantik”,Rangga “Ndut”, Gban, Heru….makasi ya buat doa , semangat dan persahabatan kita slama ini

16.Teman-teman satu atap Pelangi Crew EpoT, NaniE, Ivonnezz, I_tin, Ana, Fani, Yunita, Dhani, Tamie, Feli, Vita, Mbak Nita, Ta2, Ida Terima kasih atas kebersamaan dalam suka duka serta doa dan dukungan untuk penulis.

17.Bang Joe Na AnNa, Alietong, Merry, SitHae, Mataraga Crew makasi atas doa dan semangat untuk penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan tugas akhir ini masih banyak kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu masukan dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kiat

semua, Tuhan memberkati. Yogyakarta, 21 Juli 2008

(13)

JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN OLEH PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN OLEH PENGUJI ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO... vi

INTISARI ... vii

ABSTRACT ... viii

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Judul ... 1

1.2. Latar Belakang Masalah ... 1

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat ... 2

1.5. Batasan Masalah ... 2

1.6. Metodologi Penelitian Dan Pengambilan Data ... 3

1.7. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II. DASAR TEORI 2.1 Mikrokontroler AT89S51 ... 5

2.1.1 Organisasi Memori ... 6

2.1.2 Kelompok Instruksi Mikrokontroler AT89S51 ... 10

(14)

2.2.3 Kabel Jaringan pada RS-485 ... 23

2.2.4 Pengaman Jaringan RS-485 Terhadap Beda Potensial Listrik ... 24

2.3 Buzzer ... 27

2.4 Transistor sebagai saklar ... 28

2.5 LCD ( Liquid Crystal Display ) ... 30

2.5.1 LCD dengan Driver HD44780U ... 32

2.5.1.1 Register ... 33

2.5.1.2 BF (Busy Flag) ... 34

2.5.1.3 AC (Address Counter) ... 34

2.5.1.4 DDRAM (Display Data RAM) ... 34

2.5.1.5 CGROM (Character Generator ROM) ... 35

2.5.1.6 CGRAM (Character Generator RAM) ... 35

2.5.2 Pin LCD ... 35

2.6 Matriks Keypad ... 36

BAB III. PERANCANGAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras ... 40

3.1.1 Perancangan Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 ... 40

3.1.2 Rangkaian Osilator ... 41

3.1.3 Perancangan LCD ... 41

3.1.4 Perancangan Keypad ... 42

3.1.5 Perancangan Komunikasi Serial RS-485 ... 44

3.1.5.1 IC komunikasi serial RS-485 ... 45

3.1.5.2 Komponen Penyesuai Impedansi ... 46

3.1.5.3 Pemberian Bias pada Jaringan ... 47

3.1.6 Buzzer ... 49

(15)

4.2 Pengamatan Sistem dan Hasil Pengujian ... 60 4.3 Perangkat Lunak ... 68 BAB V. PENUTUP

(16)

Gambar 2.2 Alamat RAM Internal dan Flash PEROM AT89S51 ... 6

Gambar 2.3 Peta Memori RAM Internal ... 7

Gambar 2.4 Peta Memori SFR AT89S51 ... 8

Gambar 2.5 Menghubungkan Kristal Sumber Detak ... 14

Gambar 2.6 Diagram Pin Mikrokontroler AT89S51 ... 15

Gambar 2.7 Sinyal Keluaran dari Pemancar (driver) ... 19

Gambar 2.8 Sinyal Masukan untuk Penerima (receiver) ... 19

Gambar 2.9 (a) Rangkaian Parallel Termination ... 23

Gambar 2.9 (b) AC-coupled Termination ... 23

Gambar 2.10 Rangkaian Bias pada Jaringan RS-485 ... 24

Gambar 2.11 Pemisahan Ground dengan Isolasi Optik ... 25

Gambar 2.12 Penyambungan Ground Data dan Ground Lokal dengan Koneksi Resistor ... 25

Gambar 2.13 Sistem Proteksi Shunting Device Menggunakan Dioda Zener . 26 Gambar 2.14 Sistem Proteksi Shunting Device Menggunakan Dioda zener dan Fuse Seri ... 27

Gambar 2.15 Rangkaian Penggerak Buzzer ... 27

Gambar 2.16 Transistor dengan Prasikap Basis ... 28

Gambar 2.17 Karakteristik Keluaran Transistor ... 28

Gambar 2.18 Susunan Umum Layar LCD ... 31

Gambar 2.19 Dimensi Layar LCD ... 33

Gambar 2.20 DDRAM ... 35

Gambar 2.21 Matriks Keypad 4x3 ... 37

Gambar 2.22 Rangkaian Tombol dengan Rpullup ... 38

Gambar 2.23 Efek Bouncing pada saat Penekanan Tombol ... 38

(17)

Gambar 3.7 IC RS-485 ... 45

Gambar 3.8 Komponen Penyesuai Impedansi ... 46

Gambar 3.9 Rangkaian Prasikap untuk Jaringan ... 49

Gambar 3.10 Rangkaian Buzzer dengan Mikrokontroler ... 50

Gambar 3.11 Frame Data Asinkron ... 52

Gambar 3.12 Flowchart Program Secara Umum Bagian Terpanggil ... 54

Gambar 3.13 Flowchart Program Proses Komunikasi ... 56

Gambar 3.13 ( lanjutan ) Flowchart Program Proses Komunikasi ... 57

Gambar 4.1 Empat Buah Perangkat Keras Bagian Terpanggil ... 58

Gambar 4.2 Perangkat Keras Bagian Terpanggil ... 59

Gambar 4.3 Sistem Transmisi Kabel ... 60

Gambar 4.4 Tampilan Awal Bagian Terpanggil ... 62

Gambar 4.5 Tampilan Ada Pesan Masuk ... 62

Gambar 4.6 Tampilan Pesan dari Tamu ... 62

Gambar 4.7 Tampilan Nama Pengirim ... 63

Gambar 4.8 Tampilan Pilihan Untuk Merespon Tamu ... 63

Gambar 4.9 Tampilan Pesan Balasan ... 63

Gambar 4.10 Tampilan Proses Pengiriman Pesan ... 64

Gambar 4.11 Tampilan Pesan Telah Diterima ... 64

Gambar 4.12 Tampilan Pengirim dan Balasan Kamar 1 ... 66

Gambar 4.13 Tampilan Pengirim dan Balasan Kamar 2 ... 66

Gambar 4.14 Tampilan Pengirim dan Balasan Kamar 3 ... 67

(18)

Tabel 2.1 Fungsi dari Pin-pin IC AT89S51 ... 15

Tabel 2.1 (lanjutan) Fungsi dari Pin-pin IC AT89S51 ... 16

Tabel 2.1 (lanjutan) Fungsi dari Pin-pin IC AT89S51 ... 17

Tabel 2.2 Pin LCD Hitachi ... 36

Tabel 3.1. Kombinasi Baris dan Kolom pada Keypad Matriks 4x3 ... 44

Tabel 4.1. Fungsi Bagian-bagian Terpanggil ... 59

Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Tegangan Keluaran Menggunakan 1 Catu Daya ... 61

Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Tegangan Keluaran Menggunakan 5 Catu Daya ... 61

Tabel 4.4. Data Hasil Pengamatan dengan Kabel 3 meter ... 65

Tabel 4.5. Data Hasil Pengamatan dengan Kabel 20 meter dan Berbelok ... 65

(19)

I.1

Judul

Bagian Terpanggil Alat Penerima Tamu Pada Gedung Berkamar Banyak Berbasis Mikrokontroler AT89S51.

I.2

Latar Belakang Masalah

Bel penerima tamu yang ada sekarang ini sudah dianggap tidak praktis karena pemilik rumah tidak dapat mengetahui siapa tamu yang datang. Bel penerima tamu biasa hanya dapat memberikan informasi berupa suara bel yang mengindikasikan adanya tamu yang datang selain itu tamu tidak bisa berkomunikasi jika pemilik rumah tidak berada di rumah [1].

Pada penelitian ini, alat penerima tamu dibuat dengan menggunakan kabel berbasis mikrokontroler yang dikirim secara serial. Mikrokontroler merupakan terobosan teknologi mikroprosesor yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar dan teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor. Teknologi semikonduktor mempunyai kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruangan yang kecil, diproduksi secara masal dan murah [2].

(20)

Alat penerima tamu dengan menggunakan kabel berbasis mikrokontroler dapat menggantikan bel listrik yang biasa digunakan. Bel listrik yang biasa digunakan berfungsi untuk memanggil penghuni pada gedung berkamar banyak, sehingga penghuni tidak segera mengetahui kepada siapa tamu itu berkunjung. Dengan permasalahan tersebut maka diperlukan alat penerima tamu pada gedung berkamar banyak yang lebih efisien dan praktis.

I.3

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu peralatan yang berfungsi sebagai penerima tamu pada gedung yang berkamar banyak berbasis mikrokontroler AT89S51.

1.4

Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah tersedianya peralatan untuk menerima tamu bagi penghuni pada gedung berkamar banyak agar dengan cepat mengetahui ada tamu untuknya dan dapat segera memberi tanggapan tentang keberadaan dirinya.

1.5

Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan masalah sebagai berikut : 1. Terdapat empat kamar yang dipanggil.

(21)

4. Bagian terpanggil terdiri dari bagian konektor sampai komunikasi tiap kamar.

5. Pesan ditampilkan menggunakan LCD. 6. Pesan diketik menggunakan keypad.

1.6

Metode Penelitian dan Pengambilan Data

Penelitian ini dilakukan dengan metodologi penelitian berupa :

1. Studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari berbagai informasi, baik dari buku, makalah maupun internet mengenai hal-hal yang berkaitan.

2. Perancangan hardware dan software. 3. Membuat hardware dan software.

4. Melakukan pengujian hardware dan software alat penerima tamu pada gedung berkamar banyak sehingga dapat diketahui hasil secara realistis.

5. Pengambilan data berdasarkan hasil pengujian pada alat.

6. Menganalisis hasil pengujian dan membandingkan dengan teori yang ada.

(22)

1.7

Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang judul, latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II. DASAR TEORI

Bab ini berisi penjelasan-penjelasan umum serta persamaan matematis yang mikrokontroler AT85S51, komunikasi serial, buzzer, transistor sebagai saklar, LCD (Liquid Crystal Dysplay), matriks keypad, LPF (Low Pass Filter).

BAB III. RANCANGAN PENELITIAN

Bab ini berisi tentang rancangan alat penerima tamu pada gedung berkamar banyak berbasis mikrokontroler, yang meliputi diagram blok, penjelasan

cara kerja secara singkat dan pemilihan komponen. BAB IV. HASIL DAN PENGAMATAN

Bab ini berisi tentang hasil dan pengamatan kerja dari perangkat keras dan perangkat lunak yang telah dibuat.

BAB V. PENUTUP

(23)

2.1

Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler merupakan terobosan teknologi mikroprosesor yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar dan teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor. Teknologi semikonduktor mempunyai kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruangan yang kecil, diproduksi secara masal dan murah [2]. Diagram blok inti dari AT89S51 ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Diagram kotak inti AT89S51 [2].

Mikrokontroler AT89S51 terdiri dari CPU, Memory, Port I/O, Port Serial, kontrol interupsi, kontrol bus, osilator, dan timer/counter seperti ditunjukkan pada

(24)

Gambar 2.4. Pada penelitian ini, pembahasan mikrokontroler dibatasi pada organisasi memori, set instruksi, pemberian clock, serta struktur AT89S51 yang menjelaskan kegunaan dari pin-pin IC tersebut.

2.1.1 Organisasi Memori

Semua produk AT89S51 memiliki ruang alamat memori data dan program yang terpisah [2]. Pemisahan penyimpanan memori data dan program dapat diakses menggunakan metode pengaksesan alamat 8 bit. Alamat RAM Internal dan Flash PEROM AT89S51 ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Alamat RAM Internal dan Flash PEROM AT89S51 [2].

RAM Internal, Special Function Register (SFR) serta Flash PEROM AT89S

al pada mikrokontroler AT89S51 terdiri atas: a.

ini memiliki 8 buah register yang terdiri dari R0 sampai dengan R7. Delapan buah register tersebut dapat diubah ke 51 akan dijelaskan pada bagian berikut.

(25)

bank 1, bank 2 dan bank 3 dengan cara mengubah kondisi nilai RS0 dan RS1 pada register PSW (Program Status Word).

Bit Addressable RAM

RAM ini terletak pada alamat 20H sampai 2FH yan b.

g dapat dialamati ahwa alamat tersebut dapat menyimpan 8 bit

c.

pat diakses dengan n tak langsung.

Ga bar 2.3 Peta Memori RAM Internal [2]. secara bit yang berarti b

data yang tiap bit dapat dialamati sendiri-sendiri. RAM Keperluan Umum

RAM ini dimulai dari alamat 30H hingga 7F dan da pengalamatan langsung da

Lokasi RAM Internal dapat dilihat pada Gambar 2.3.

(26)

2. Register Fu

AT89S51 mempunyai 21 Register Fungsi Khusus yang terletak di r ini dapat dialamati secara

ara bit. digunakan untuk hampir semua operasi logika dan

b.

empunyai 4 buah port : yaitu Port 0, Port 1, Port 2 dan yang terletak di alamat 80H, 90H, A0H dan B0H. Semua port

Gam

ngsi Khusus (Special Function Register)

alamat 80H sampai dengan FFH. Beberapa registe

bit. Gambar 2.4 menunjukkan peta Register Fungsi Khusus. a. Akumulator

Register ini terletak di alamat E0H dan dapat dialamati sec Akumulator

aritmatika. Port AT89S51 m Port 3

tersebut dapat dialamati secara bit sehingga dapat dilakukan perubahan bit data pada salah satu port tanpa mengganggu port yang lain.

(27)

c. PSW (Prog

PSW beris ritmatika dan

d.

digunakan bersama akumulator untuk proses aritmatika kan untuk register biasa dan dapat dialamati secara bit. e.

. erhubungan dengan stack ini biasa dilakukan oleh

f.

bit. DPTR biasa uk mengakses data yang terletak di memori external. g.

r 0 er 0 terletak di alamat 84H untuk TL0 dan 8CH untuk

h.

erupakan on chip serial port yang digunakan untuk asi dengan peralatan yang menggunakan serial port.

ram Status Word)

i data bit hasil eksekusi program seperti hasil a logika.

Register B Register ini selain diguna StackPointer

Stack Pointer merupakan register 8 bit yang terletak di alamat 81H Proses yang b

instruksi-instruksi Push, Pop, Acall dan sebagainya. Data pointer

Data pointer atau DPTR merupakan register 16 digunakan unt

Register Timer

AT89S51 mempunyai dua buah 16 bit Timer/Counter yaitu : time dan timer 1. Tim

TH0, sedangkan Timer 1 terletak di alamat 8BH untuk TL1 dan 8DH untuk TH1

SerialPort Register

Port ini m

(28)

i.

as interupsi. Interupsi secara otomatis akan dimatikan bila sistem ikembalikan pada keadaan semula. Register yang behubungan dengan errupt Enable Register (IE) pada alamat A8H dan

3. Fla

dan mer. Program yang

terdapat pada Flash PEROM akan dieksekusi jika sistem dikembalikan semula. Bila sistem tersebut telah dikembalikan pada keadaa

2.1.2 K

kelomp asi untuk

aplikasi kontrol 8 bit, serta menyediakan berbagai macam mode pengalamatan ternal.

Register Interupsi

Mikrokontroler ini memiliki 5 buah interupsi dengan dua level priorit

d

interupsi adalah Int

Interupsi Priority Register (IP) pada alamat B8H.

sh PEROM

AT89S51 mempunyai 4 kilo byteFlash PEROM yang dapat ditulis dihapus menggunakan sebuah perangkat program

pada keadaan

n semula, maka pin EA/VPP akan berlogika satu, sehingga

mikrokontroler akan aktif berdasarkan program yang ada di Flash PEROM. Tetapi apabila pin EA/VPP berlogika nol, maka mikrokontroler

akan aktif berdasarkan program yang ada pada memori external.

elompok Instruksi Mikrokontroler AT89S51

Semua anggota keluarga mikrokontroler AT89S51 mengeksekusi ok instruksi yang sama [2]. Kelompok instruksi ini telah dioptim

(29)

Bagian berikut ini akan menjabarkan mengenai mode-mode pengalamatan tersebut serta berbagai macam instruksi yang dipergunakan dalam pemrograman AT89S51, antara lain instruksi logika, aritmatika, transfer data, boolean, serta instruksi lompat.

1.

pengamatan langsung, masukan data ditentukan berdasarkan lam satu instruksi. Hanya RAM data internal

sing)

ra tak langsung. Register Stack Pointer dari

c.

mikian bisa ode instruksi karena tidak memerlukan Mode-mode Pengalamatan

Mode-mode pengalamatan dapat dikelompokkan menjadi [2] : a. Pengalamatan Langsung (Direct Addressing)

Dalam

alamat 8 bit (1 byte) da

dan SFR yang bisa diakses secara langsung. b. Pengalamatan Tak Langsung (Indirect Addres

Dalam pengalamatan tak langsung, instruksi menentukan suatu register yang digunakan untuk menyimpan alamat masukan. Baik RAM internal maupun eksternal dapat diakses seca

alamat untuk alamat-alamat 8 bit bisa menggunakan

register bank yang dipilih. Sedangkan untuk alamat yang 16 bit hanya bisa menggunakan register pointer dat 16 bit atau DPTR.

Instruksi-Instruksi Register

Register bank, yang masing-masing berisi 8 register, dapat diakses melalui instruksi dengan kode masukan yang mengandung 3 bit spesifikasi register. Akses register dengan cara de

(30)

sebuah byte untuk alamat. Saat instruksi tersebut dikerjakan, satu dari delapan register pada bank yang terpilih yang diakses.

Konstanta Segera (Immediate Constant)

Nilai dari suatu konstanta dapat segera menyatu dengan masukan kode dalam memori program. Misalnya, instruksi : MOV A,#100, yang akan menyimpan konstanta 100 (desimal) ke dalam akumulator. Bilangan d.

dalam format heksa sebagai

e.

ini, alamat tujuan dari instruksi lompat (jump) (base pointer) dengan

2. Ins

beb

contoh instruksi aritmatika antara lain ADD, ADDC, SUBB, DEC, INC.

si yang sama tersebut bisa juga dituliskan

64h ( MOV A,#64h ).

Pengalamatan Terindeks (Indexed Addressing)

Memori program hanya bisa diakses melalui pengamatan terindeks. Pengalamatan terindeks digunakan dalam instruksi-instruksi “ lompat bersyarat”. Dalam hal

dihitung sebagai jumlah dari penunjuk dasar data akumulator.

truksi Aritmatika

Instruksi-instruksi aritmatika selalu melibatkan akumulator, hanya erapa yang melibatkan register lainnya (DPTR dan lain-lain). Beberapa

3. Instruksi Logika

(31)

pada m

4.

l, MOV dan MOVC serta transfer data yang mengak

5.

Instruksi boolean digunakan pada operasi bit dan pada internal RAM yang merupakan bit addressable. Contoh

6.

alamat perintah h CPU. Instruksi lompat ini dapat dibagi menjadi dua m

asing-masing bit. Instruksi putar atau rotate (RL A, RLC A dan lainnya) akan menggeser isi akumulator 1 bit ke kanan atau ke kiri.

Instruksi Transfer Data

Instruksi transfer data dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu instruksi transfer data yang mengakses ruang memori interna menggunakan instruksi

ses ruang memori external menggunakan instruksi MOVX. Pengaksesan ruang memori external menggunakan Data Pointer (DPTR) sebesar 16 bit.

Instruksi Boolean

Mikrokontroler AT89S51 memiliki sebuah prosesor boolean yang cukup lengkap.

melibatkan alamat

instruksi Boolean antara lain ANL, SETB, CLR. Instruksi Lompat (jump)

Instruksi lompat (jump) merupakan perintah yang digunakan pada mikrokontroler AT89S51 untuk melakukan perpindahan

yang akan dieksekusi ole

(32)

2.1.3 P

51 memiliki osilator yang tersedia pada kemasan IC tersebut (on chip) sebagai sumber detak (clock) [2]. Untuk menggunakannya, kaki XTAL 1 dan XTAL 2 pada mikrokontroler AT89S51 dihubungkan dengan e ground. Gambar 2.5 menunj

Gamb er Detak [2].

2.1.4 Struktur T89S51

Mikrokontroler AT89S51 mempunyai 40 pin, 32 pin di antaranya

digunakan se in, sehingga

2 pin membentuk 4 buah port paralel, yang masing-masing dikenal sebagai Port 3. Diagram pin mikrokontroler AT89S51 secara emberian Clock pada Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler AT89S

sebuah kristal keramik dan kapasitor yang dihubungkan k

ukkan cara menghubungkan kristal sumber detak dengan mikrokontroler AT89S51. Besar kapasitor yang terhubung dengan sumber detak tergantung dari jenis sumber detak yang dipasangkan. Bila sumber detak berupa kristal maka besar kapasitor yang terpasang adalah 30 pF ± 10 pF dan bila jenis keramik besar kapasitor yang terpasang adalah 40 pF ± 10pF.

ar 2.5 Menghubungkan Kristal Sumb

A

bagai port paralel [2]. Satu port paralel terdiri dari 8 p 3

0, Port 1, Port 2 dan Port

(33)

G

Fungsi dari pin-pin IC AT89S51 pada gam

NO PIN PORT NAMA/ID FUNGSI KETERANGAN

ambar 2.6 Diagram Pin Mikrokontroler AT89S51 [2].

bar 2.6 dapat dijelaskan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Fungsi dari Pin-pin IC AT89S51 [2].

1 1-8 1 Sebagai input dengan member Sebagai output,

output ke empat buah

Sebagai I/O biasa logika ”1”.

port ini dapat memberikan sink

TTL

2 5 1 MOSI ut ingle

Input

Serial data inp Multplay Output S 3 6 1 MISO output Multyplay Input Single

Output Serial data

(34)

T el 2 utan) Fu AT8 S

r

Kondisi “1” selama 2 mc (machine cycle) pada saat osilator bekerja mikrokontroler akan dikembalikan pada keadaan semula ab .1 (lanj ngsi dari Pin-pin IC 9S51 [2].

5 9 RST ebagai masukan

eset

6 10 3 RXD Sebagai serial input port 7 11 3 TXD Sebagai serial

output port 8 12 3 INT0 ai external

interrupt 0 port Sebag

9 13 3 INT1 Sebagai external interrupt 1 port 10 14 3 T0 Sebagai external

timer 0 input port

11 15 3 T1 Sebagai external timer 1input port

12 16 3 WR

rt Sebagai external data memory write strobe po

13 17 3 RD ai external

data memory Sebag

read strobe port 14 18 XTAL1

t Sebagai oscillator inpu

15 19 XTAL2 Sebagai

oscillator output 16 20 GND Sebagai ground 17

21-28

2 Sebagai I/O

Port ini mempunyai internal pull up.

18 29 PSEN Merupakan

sinyal baca untu memori program

k

PSEN ( Enable

eksternal. PSEN akan aktif dua kali setiap cycle

(35)

Tabel 2.1 (lanjutan) Fungsi dari Pin-pin IC AT89S51 [2]. 19 30 ALE

(Address Latch Enable)

program input)

rasi normal, ALE akan mengeluarkan sinyal clock sebesar 1/6 dari frekuensi kristal. Pin ini juga

berfungsi

sebagai masukan pulsa program (the pulse

Pada ope

20 31 Vpp atau Mengeksekusi

eksternal, EA

(External

program dari memori mengakses program 21

32-39

0

k Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa,

memberikan sin 22 40 VCC Sebagai suplai

tegangan

2.2 Komunikasi Serial

Komunikasi secara serial cations) merupakan cara m han data yang mudah, m komunikasi

mahal untuk kegunaan jarak jauh [3]. Komunikasi serial juga bersifat sebagai simpleks (simplex), dupleks setengah (half duplex), dan dupleks penuh (full

serial secara asinkron, detak tidak dikirim bersama data serial. (serial communi

eng tar lebih disebabkan siste paralel terlalu

duplex) [3,4].

(36)

Sistem transmisi data secara serial ada dua jenis [4] : 1. Tra

ding). Pada sistem ini nilai amplitudo sinyal tergantung pada beda potensial antara penghantar sinyal

ebih tahan terhadap noise. Sistem transmisi data serial secara S-422 dan RS-485.

r) yang nsmisi data secara tidak seimbang (unbalanced line).

Contoh transmisi data secara tidak seimbang (unbalance line) adalah dengan sistem RS-232 yang menggunakan sebuah kawat penghantar untuk sinyal dan sebuah kawat penghantar untuk acuan pentanahan (groun

terhadap ground.

2. Transmisi data secara seimbang (balanced line).

Pada sistem transmisi data secara seimbang (balance line), kedua penghantar selalu berfluktuasi saling bertolak-belakang sehingga selalu tercipta beda potensial pada kedua penghantar. Pada sistem transmisi ini, sinyal masih dapat terdeteksi pada jarak yang cukup jauh. Selain itu, sistem transmisi data secara seimbang l

seimbang ini biasanya menggunakan sistem standar R

Sistem transmisi data secara serial dengan standar komunikasi serial RS-485 dikembangkan sejak tahun 1983 dan mampu mentransmisikan data pada jarak yang cukup jauh, yaitu 1,2 km. Standar komunikasi serial RS-485 dapat diterapkan pada suatu jaringan telepon tunggal (party line) atau pada jaringan multidrop (jaringan yang menggunakan topologi bus).

Ada sebanyak 32 pasang pemancar (driver)/penerima (receive

(37)

terminal A-B dengan acuan titik tengah ground, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.7. Penerima (receiver) mampu menerima data dengan nilai amplitudo sinyal minimal + 200 mV sampai – 200mV antara terminal A-B. Sehingga sisi penerima dapat menerima sinyal dengan amplitudo antara + 200 mV sampai 200mV (sinyal minimal) hingga + 6 V sampai – 6 V (sinyal maksimal) yang masih dapat diterima, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.8.

Gambar 2.7 Sinyal Keluaran dari Pemancar (driver) [4].

Gambar 2.8 Sinyal Masukan untuk Penerima (receiver) [4].

A C B ENABLE

(REQUIRED FOR RS-485)

+ 6 + 2 - 2 - 6 Tegangan VAB Toleransi Toleransi + 6 Vcm

rentang tegangan untuk Vcm -7v > Vcm < +7v

V

+ 200mV - 200mV

- 6 V

Tegangan VAB

+Vi

-Vi ang

t eg an g an m ak si m u m Daerah tran A B VcmC 1/2Vi 1/2Vi R en t

= Input Common Mode Voltage

(38)

Serial Port lebih sulit diterapkan bandingkan dengan Paralel Port. Dalam banyak kasus, device yang dihubungkan dengan saluran serial membutuhkan sarana untuk mengubah informasi serial kembali menjadi bentuk paralel agar dapat diolah oleh prosesor, sarana ini antara lain UART (Universal Asynch

Tetapi di balik itu semua, ada beberapa keunggulan Serial transfer dib

1. Kabel serial dapat lebih panjang dari kabel paralel. Serial Port mengirimkan informasi ‘1’ atau high sebagai tegangan antara –3 sampai –25 volt dan informasi ‘0’ atau low sebagai tegangan antara +3 sampai +25 volt. Sedangkan paralel port mengirimkan low dalam bentuk tegangan 0 volt dan

ang dibolehkan sebesar 50 volt,

2.

interfacing atau antarmuka yang dibutuhkan pada ujung kabel. di

ronous Receive Transmit).

andingkan dengan paralel, antara lain :

high sebagai tegangan 5 volt. Sehingga serial port memiliki sinyal yang dapat berayun dengan jangkauan maksimum y

dibandingkan dengan paralel port yang hanya memiliki jangkauan maksimum 5 volt saja. Sehingga kehilangan tegangan pada kabel serial tidak menjadi masalah berarti dibandingkan dengan masalah yang dialami oleh kabel paralel.

(39)

3.

lah mulai populer, antara lain electronic diary atau buku harian

Asynchronous

4.

el strobe dan status.

2.2.

seca Pen kec

diab bih rendah dari lebar satu bit data. Infra Red devices atau peralatan elektronik yang menggunakan cahaya infra merah te

elektronik, komputer palmtop dll. Tentu saja transfer data melalui infra red lebih mudah diterapkan jika dilakukan secara serial, bukan paralel 8-bit yang membutuhkan satu saluran infra red untuk setiap bit. IrDA-1, spesifikasi infra red yang pertama, dapat mentransfer data dengan baudrate 115.2 kilo baud dan telah dikaitkan (interfaced into) dengan UART (Universal

Receive Transmit).

Penggunaan mikrokontroler atau single chip microprocessor juga sudah populer, beberapa di antaranya sudah dilengkapi dengan Serial Communication Interface, misalnya prosesor Intel 8051 yang dilengkapi dengan built in USART. Dengan fasilitas seperti ini prosesor dapat berkomunikasi dengan prosesor lain melalui 2 kabel saja, yaitu TxD dan RxD, tidak seperti komunikasi paralel yang paling tidak membutuhkan 8 kabel belum termasuk kab

1 Pengaturan Impedansi Terminal

Pengaturan impedansi terminal dimaksudkan agar sinyal dapat terserap ra penuh oleh penerima dan tidak berbalik ke saluran transmisi lagi [4]. gaturan impedansi terminal ini mengacu pada panjang kabel penghantar dan epatan laju data yang digunakan. Pengaturan impedansi terminal dapat

(40)

Sebagai contoh, sebuah sistem yang menggunakan kabel dengan panjang 2000 f

ta sebany

si. 2. AC

adalah menambahkan resistor yang dipasang parallel eet (= 609,6 m), delay propagasi saluran data dapat dihitung dengan mengalikan panjang kabel dengan kecepatan laju propagasi yang biasanya sebesar 66% sampai 75% dari kecepatan cahaya (= 3x108 m/s). Dengan panjang kabel 2000 feet, perjalanan bolak-balik data 4000 feet dengan laju propagasi 0.66 x kecepatan cahaya, sehingga delay propagasi sebesar 6.2 µs. Bila perjalanan da

ak tiga kali bolak-balik maka delay propagasi sebesar 18.6 µs. Karena lebar satu bit data untuk 9600 baud adalah 104 µs, sehingga pada kasus ini pengaturan impedansi terminal dapat diabaikan.

Ada dua macam pengaturan impedansi terminal : 1. Parallel Termination.

Parallel Termination adalah menambahkan resistor yang dipasang parallel seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.9a sebagai penyesuai impedansi. Nilai resistor ini pada umumnya sebesar 120 Ω. Nilai ini didapatkan dari nilai impedansi intrinsic kabel penghantar transmi

-couple Termination. AC-couple Termination

(41)

(a) (b)

Gambar 2.9 (a) Rangkaian Parallel Termination (b) AC-Coupled Termination [4]. 2.2.2 Pemberian Bias pada Jaringan RS-485

Pemberian bias pada jaringan ini berguna apabila jaringan dalam keadaan

kosong, maka m keadaan

irangkai pullup dengan saluran data B

d pair [4]. Untuk sistem dua kabel digunakan single twisted pair dan untuk sistem empat kabel menggunakan two twisted pair.

ah menyatu dengan kabel twisted pair. sinyal dalam keadaan menunggu (idle) dan tidak dala

mengambang (tidak tentu) [4]. Untuk memelihara status idle dalam keadaan jaringan kosong, perlu dipasang resistor yang d

terhadap Vcc (pada umumnya bernilai +5 Volt) dan resistor pulldown pada saluran data A terhadap ground. Rangkaian bias pada jaringan RS-485 dapat dilihat pada Gambar 2.10.

2.2.3 Kabel Jaringan pada RS-485

Penggunaan kabel untuk jaringan komunikasi RS-485 pada umumnya menggunakan kabel twiste

Seringkali penghantar untuk ground tel

(42)

Untuk kabel dengan kualitas tinggi, rugi–rugi penghantar dan rugi–rugi dielektrik merupakan faktor yang sangat penting.

ambar 2.10 Rangkaian Bias pada Jaringan RS-485 [4].

2.2.4 Pengaman Jaringan RS-485 Terhadap Beda Potensial Listrik

Sistem komunikasi dengan standar RS-485 menggunakan dasar sistem

perbedaan pot al 6 Volt

]. Jauhnya jarak antar sistem memungkinkan nilai amplitudo sinyal dapat erbeda. Untuk

G

ensial sinyal dengan besar nilai perbedaan sinyal maksim [4

berbeda karena setiap sistem menggunakan acuan ground lokal yang b

(43)

Ada dua cara untuk menanggulangi perbedaan ground yang dapat mengakibatkan perbedaan amplitudo sinyal, yaitu :

1. Memisahkan antara ground data dengan ground lokal/casing/ground power men

.

.12.

Gambar 2.12 Penyambungan Ground Data dan Ground Lokal dengan Koneksi Resistor [4].

ggunakan koneksi optik (dapat berupa optocoupler atau komponen optik yang lain) seperti ditunjukkan pada Gambar 2.11

2. Menyambungkan ground data dan ground lokal/ground power menggunakan konektor dengan impedansi rendah (dapat berupa resistor dengan nilai resistansi kecil) seperti ditunjukkan pada Gambar 2

Gambar 2.11 Pemisahan Ground dengan Isolasi Optik [4].

(44)

Ada pula cara pengamanan yang lain, yaitu dengan metode shunting device. Metode ini memiliki dua cara yang memiliki kelebihan masing–masing : 1. Car

n

2.

Gambar 2.14.

Gambar 2.13 Sistem Proteksi Shunting Device Menggunakan Dioda Zener [4]. a pertama adalah dengan memasang dioda zener bolak-balik secara shunt terhadap penghantar jaringan. Dioda dirangkai shunt terhadap ground ataupu terhadap masing–masing penghantar jaringan. Sedangkan kelebihan cara ini adalah memberi proteksi terhadap arus yang tinggi. Kelemahannya adalah memiliki batas ambang tegangan yang tinggi dan tingkat pengamanannya lambat seperti ditunjukkan pada Gambar 2.13.

Cara kedua adalah dengan memasang dioda zener bolak balik secara shunt dan merangkai fuse secara seri seperti terlihat pada

(a)

(45)

2.3

Buzzer

Buzzer digunakan sebagai penghasil bunyi. Frekuensi bunyi buzzer ini dapat r g diinginkan dengan cara mengatur seperti program pada mikro

Gambar 2.14 Sistem Proteksi Shunting Device Menggunakan Dioda Zener dan Fuse Seri [4].

diatu sesuai yan

kontroler. Rangkaian penggerak buzzer diperlukan agar buzzer dapat berbunyi, seperti pada Gambar 2.15.

Gambar 2.15 Rangkaian Penggerak Buzzer. Nilai Re dan Rb ditentukan dengan perhitungan :

R

e

=

Vbz

Vec

Vcc

... (2.1)

Ie

R

b

=

Ib Vb

Ib V Veb

(46)

2.4

Transistor sebagai saklar

Transistor mempunyai 3 daerah kerja yang berbeda, yaitu daerah aktif, daerah cut-off dan daerah saturasi. Konfigurasi pemberian prasikap transistor pada Gambar 2.16

Gamb 10].

Tansistor berada dalam = IB0. Pada keadaan

ini, beda pote t kecil, yaitu

sama dengan Vce(sat), sedangkan arus kolektor IC yang mengalir hampir sama

dengan cc c B1 B2

ce C ce ce(sat) C

cc c C ce

ar 2.16 Transistor dengan Prasikap Basis [

keadaan saturasi/jenuh saat IB

nsial antara kolektor dan emitter (Vce) adalah sanga

V /R . Jika arus basis diperbesar menjadi I atau I atau lebih besar lagi, nilai V dan I tidak mengalami perubahan. Nilai V = V dan nilai I = V /R . Hal inilah yang disebut dengan keadaan saturasi sebab nilai I dan V tidak berubah walaupun arus basis bertambah besar. Karakteristik keluaran transistor dapat ditunjukkan pada Gambar 2.17.

(47)

Pada daerah aktif, besar arus basis menentukan besar arus kolektor. Besar arus kolektor sebanding dengan besar arus basis dikali dengan besar atau dapat dikatakan harga adalah perbandingan antara arus kolektor dan arus basis. Pada

daerah ini, kol iberi prasikap

maju (f

ektor diberi prasikap balik (reverse bias) dan emitor d orward bias). Nilai ß dapat diperoleh dari persamaan (2.3) :

B C

I

I

... (2.3)

I

C

=

×

I

B

=

β

β

………... (2.4)

ilai IB adalah

Dan besarnya n

B BE BB B

R V V

I = −

………... (2.5)

R

………... (2.6) cut-off, basis tidak diberi tegangan atau dengan anggapan arus basis adalah nol. Dengan tidak adanya arus basis, berarti kolektor dan emitor

...

ransistor adalah saturasi. Pada keadaan ini, arus han

C CC

CE V I

V = − C

Pada daerah

diberi prasikap balik, sehingga

IB = 0 ... (2.7)

VCE(cut-off) = VCC ... (2.8)

Pada keadan ini, transistor berfungsi sebagai saklar dalam keadaan terbuka (off ). Keadaan terakhir dari t

(48)

besarnya arus basis akan menyebabkan kenaikan arus kolektor dan penurunan tegangan antara kolektor dan emitor, sehinga tegangan antara kolektor dan emitor

VCE = VCE ( sat ) ... (2.9)

Besarnya arus kolektor adalah

C CC

V

IC sat = ... (2.10) R

) (

ungsi sebagai saklar dalam keadaan tertutup (on).

2.5

LCD (

Liquid Crystal Display )

lat yang banyak digunakan sebagai penampil karakter [5]. LCD mengandung kul organic kental yang mengalir seperti

gunakan untuk menciptakan medan listrik di dalam kristal cair. Bagian-bagian yang berbeda pada Pada keadaan ini, transistor berf

LCD (Liquid Crystal Display) atau peraga kristal cair merupakan suatu a

kristal cair yang merupakan molekul-mole

suatu cairan, namun memiliki struktur khusus, seperti kristal. Pada waktu semua molekul disejajarkan dalam arah yang sama, sifat-sifat optic dari kristal akan tergantung pada arah dan polarisasi sinar yang datang. Kesejajaran molekul-molekul dapat diubah sifat-sifat optiknya menggunakan medan listrik. Kristal cair yang disorot dengan suatu sinar mempunyai intensitas cahaya. Intensitas cahaya yang keluar dari kristal cair dapat dikendalikan secara elektrik. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk membuat tampilan-tampilan panel datar [5,6].

(49)

layar a

sedikit pencahayaannya. Pada luasan yang di sinari

kan mendapatkan tegangan yang berlainan untuk menampilkan citra yang lebih jelas. Polarisator dilekatkan pada bagian depan dan bagian belakang layar. Polarisator–polarisator ini yang meyebabkan sinar terpolarisasi. Seberkas sinar di belakang plat belakang akan menerangi layar dari belakang. Sinar ini berguna membantu pembacaan dalam kondisi gelap. Susunan layar LCD pada umumnya dapat dilihat pada Gambar 2.17.

Pemakaian daya pada LCD lebih rendah dibanding pemakaian daya pada LED (Light Emitting Dioda). LCD membutuhkan sumber cahaya eksternal. Hal ini merupakan salah satu kekurangan layar LCD karena pada umumnya sukar dilihat dalam kondisi ruang yang

cahaya, pemantul (reflector) diletakkan di belakang LCD untuk memantulkan kembali cahaya yang melewati layar untuk intensitas yang maksimum.

(50)

Lifetime LCD tergantung pada pencahayaan (illumination). LCD yang paling banyak digunakan adalah LCD monokrom atau LCD dengan satu warna. Tampilan LCD tidak seterang dan sejernih dibanding dengan layar tabung (tube display). Untuk mengurangi masalah kesulitan melihat suatu karakter yang ditampilkan pada LCD dalam kondisi ruang yang pencahayaannya buruk, maka beberapa layar menggunakan suatu panel cahaya yang di dalamnya terdapat kaca yang disebut layar electroluminescent. Tipe LCD ini mempunyai layar backlight, yaitu layar yang mempunyai lampu di belakang panel. Penempatan lampu ini ada yang terpisah dan ada pula yang menjadi satu dengan panel elektroluminesent. Teknik penerangan di belakang (backlight) lainnya adalah menggunakan satu atau dua lampu pijar (fluorescent). Kedua teknik pencahayaan ini membuat layar lebih mudah untuk dibaca.

h jika ditempat gelap maka tampilan LCD tidak kelihatan sedangkan tampilan LED dapat di lihat. Karena LCD tidak mengeluarkan cahaya, maka penggunaan arus bagi LCD lebih rendah dari LED.

Penelitian ini menggunakan LCD Hitachi HD44780U yang di dalamnya terdapat dua driver HD44780U, memori 16 byte dan memori data 80 byte [6]. LCD dengan driver HD44780 dapat menampilkan angka-angka, abjad, huruf

Perbedaan antara LCD dengan LED, dimana LCD tergantung cahaya dari luar sedangkan LED menghasilkan cahaya. Sehingga cahaya dari luar semakin terang, maka tampilan yang terdapat pada LCD juga semakin jelas. Kekurangannya adala

(51)

jepang kana dan juga simbol-simbol lainnya. Interface LCD HD44780U dengan mikrokontroler AT89S51 dapat dilakukan dengan sistem 4 bit atau 8 bit. Dimensi LCD dengan driver HD44780U yang digunakan memiliki ukuran 2x16 yang berarti memiliki layar tampilan yang terdiri atas 2 baris dan 16 kolom, seperti yang terlihat pada Gambar 2.18.

Gambar 2.19 Dimensi Layar LCD [6].

Total jumlah karakter yang dapat ditampilkan sekaligus dalam satu layar adalah sebanyak 32 karakter, dengan masing-masing karakter terbentuk dari susunan titik-titik (dot) yang berukuran 5x8. HD44780U memiliki beberapa bagian sebagai beriku

HD44780U memiliki dua buah register 8-bit, yaitu IR (Instruction Register) dan DR (Data Register). IR (Instruction Register) merupakan register yang hanya dapat ditulis untuk menyimpan kode-kode instruksi seperti Display Clear, Cursor uk alamat dari DDRAM (Display Data RAM) ataupun CGRAM (Character Generator RAM). Sedangkan DR (Data Register) merupakan register

t [6] :

2.5.1.1 Register

(52)

yang bisa ditulis maupun dibaca untuk penyimpanan data sementara yang akan ditulis atau dibaca dari atau ke dalam DDRAM ataupun CGRAM.

Busy Flag adalah bit yang menandakan apakah sedang 2.5.1.2 BF (Busy Flag)

terjadi operasi internal atau tidak. Sewaktu BF (Busy Flag) bernilai “1“, driver HD44780U akan menjalankan operasi internal, sehingga operasi selanjutnya tidak dapat dijalankan. Agar d

2.5.1.3 AC (Address Counter)

tuk mengamati DDRAM dan juga CGRAM.

2.5.1.4 DDRAM (Display Data RAM)

M menyimpan karakter-karakter yang dikirim (sandi ASCII) dan yang ingin ditampilkan pada layar LCD. Register data menyimpan data sementara yang ditulis ke DDRAM atau CGRAM dan menyimpan data sementara yang akan dib

apat menjalankan instruksi selanjutnya, perlu diperiksa apakah busy flag tersebut telah bernilai “0“ , atau dapat dilakukan dengan memberikan waktu yang lebih lama dari waktu yang dibutuhkan oleh eksekusi instruksi itu sendiri di antara instruksi pertama dengan instruksi selanjutnya.

Fungsi dari AC (Address Counter) adalah un

DDRA

(53)

2.5.1.5 CGROM (Character Generator ROM)

CGROM merupakan ROM (Read Only Memory) berukuran 80x8 bit yang ma embangkitkan bentuk dotmatrix berukuran 5x8 maupun 5x10 dari 8-bit kode karakter.

mpu m

Gambar 2.20 DDRAM [6].

2.5.1.6 CGRAM (Character Generator RAM)

CGRAM merupakan penghasil karakter menggunakan sandi ASCII kemudian dikirim ke DDRAM untuk dit RAM berukuran 64x8 bit yang memungkinkan pemakai untuk memprogram bentuk karakter yang diinginkan.

2.5.2 Pin LCD

yang erti yang terlihat pada Tabel 2.2 [6]

ampilkan ke layar LCD. CG

(54)

Tabel 2.2 Pin LCD Hitachi [6].

No. Nama Pin Deskripsi

1 VCC +5V

2 GND 0V

3 VEE Tegangan Kontras LCD

4 RS Register Select, 0=Register Perintah, 1= Register Data

5 R/W 1=Read, 0=Write

6 E E kali pengiriman atau

pembacaan data nable Clock LCD, logika 1 setiap

7 D0 Data Bus 0

8 D1 Data Bus 1

9 D2 Data Bus 2

10 D3 Data Bus 3

11 D4 Data Bus 4

12 D5 Data Bus 5

13 D6 Data Bus 6

14 D7 Data Bus 7

15 VBL+ 4-4,2 volt

16 VBL- GND

2.

Ma

s

Keypad

Ma ypad merupakan keypad dengan saklar yang disusun dalam entuk baris dan kolom [7]. Sebagai contoh matriks keypad 4x3 merupakan ris dan 3 kolom. Meskipun jumlah tombol ada 12 tetapi hanya memerlukan 7 jalur, yaitu 4 jalur untuk baris dan 3 jalur untuk kolom.

Pembacaan matriks keypad dilakukan dengan cara scanning process. Scanning process adalah proses membaca tombol keypad. Scaning berarti melakukan proses berulang-ulang dan dilakukan oleh program/software. Apabila

6

trik

triks ke b

(55)

tombol

Gambar 2.22 h-on engan Rpullup

yang akan menghasilkan efek bouncing [7]. Diagram waktu goncangan (bouncing) pada tombol sewaktu ditekan maupun pada saat dilepas ditunjukkan pada

keypad ditekan berarti akan menghubungkan suatu baris ke suatu kolom. Gambar matriks keypad terlihat pada Gambar 2.21.

s

Gambar 2.21 Matriks Keypad 4x3 [8].

memperlihatkan rangkaian tombol pus d

Gambar 2.23. Efek bouncing terjadi ketika tombol ditekan akan menghasilkan getaran atau sebelum mencapai keadaan stabil atau tombol tersebut akan ON/OFF berulang-ulang.

2 3

4 5

1

6

7 8 9

*

0 #

B2

B3

B4

K1 K2

B1

(56)

Gambar 2.22 Rangkaian Tombol dengan Rpullup [7].

(57)

Alat pemanggil penghuni gedung berkamar banyak ini terdiri dua bagian yaitu pemanggil yang diletakan di depan pintu gedung dan bagian terpanggil yang berada di dalam gedung dan kedua bagian tersebut dikendalikan oleh mikrokontroler AT89S51. Media transmisi yang digunakan sebagai sarana komunikasi kedua bagian tersebut adalah kabel dengan panjang 20 meter. Alat pemanggil anak kos ini dapat memanggil penghuni kos setiap kamar dengan cara membunyikan bel sesuai kamar yang dituju. Saat bel sudah berbunyi penghuni kamar dapat memberikan respon. Sehingga pemanggil akan mengetahui keberadaan dari penghuni kamar. Pemberitahuan keberadaan anak kos kepada pemanggil ini berupa tampilan yang menggunakan LCD. Gambar 3.1

Gambar 3.1. Diagram Blok Alat Penerima Tamu memperlihatkan diagram blok sistem keseluruhan

Bagian Terpanggil pada

BAGIAN

PEMANGGIL

RS 485

MIKROKONTROLER

AT89S51

KEYPAD

LCD DAN

BUZZER

TX TX

RX RX

Gedung Berkamar Banyak.

(58)

Dalam penelitian ini, penulis merancang bagian yang terpanggil pada bagian

1 okontroler AT89S51

olah data masukan

Gambar 3.2. Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 [8].

dalam gedung. Pada bagian ini, mikrokontroler berfungsi untuk menerima data serial dari bagian luar gedung yang telah ditransmisikan oleh kabel.

3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1. Perancangan Rangkaian Mikr

Mikrokontroler pada bagian pemanggil berfungsi untuk meng

dari keypad, menampilkan karakter di LCD, dan mengirim atau menerima data dari bagian terpanggil melalui komunikasi serial RS-485. Gambar rangkaian mikrokontroler pada bagian terpanggil ditunjukkan pada Gambar 3.2. Keseluruhan proses kerja dari mikrokontroler dijalankan dengan menggunakan perangkat lunak yang akan dibahas pada bagian perancangan perangkat lunak.

U2 SN75176 4 3 1 2 6 7 8 5 D DE R RE A B VC C GN D X1 11.059M J10 Key pad 3x4

1 2 3 4 5 6 7 8 J4 Gnd&Vcc 1 2 J7

E & RS

1

2

C2 30pF

J5ISP

1 2 3 4 5 6

R7 47 U1 AT89S52 9 18 19 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 21 22 23 24 25 26 27 28 10 11 12 13 14 15 16 17 37 36 35 34 33 32 39 38 40 20 RST XTAL2 XTAL1 PSEN ALE/PROG EA/VPP P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 (MOSI) P1.6 (MISO) P1.7 (SCK) P2.0/A8 P2.1/A9 P2.2/A10 P2.3/A11 P2.4/A12 P2.5/A13 P2.6/A14 P2.7/A15 P3.0/RXD P3.1/TXD P3.2/INTO P3.3/INT1 P3.4/TO P3.5/T1 P3.6/WR P3.7/RD P0.2/AD2 P0.3/AD3 P0.4/AD4 P0.5/AD5 P0.6/AD6 P0.7/AD7 P0.0/AD0 P0.1/AD1 VC C GN D J8 DATA LCD 1 2 3 4 5 6 7 8 R6 2,2k Q1 PNP ECB C3 10uF C1 30pF J9 G N

D & V

(59)

3.1.2 Rang

enggunakan on-chip oscillator yang membutuhkan sebuah k

Ga

3.1.3 Perancangan LCD

kan sistem pengiriman data 8 bit sehingga diperlukan 11 buah

untuk data yang akan dik

kaian Osilator Rangkaian osilator m

ristal pembangkit frekuensi dan 2 buah kapasitor eksternal yang ditunjukkan pada Gambar 3.3. Frekuensi osilator untuk mikrokontroler AT89S51 maksimal 33 MHz. Perancangan menggunakan kristal (X1) 11,0592 MHz dengan alasan mudah didapat dan menghasilkan error minimal untuk komunikasi dengan baud rate 1200. Kapasitor yang digunakan berkapasitansi 30pF ± 10 pF.

mbar 3.3. Rangkaian Osilator [8].

LCD mengguna

jalur untuk berhubungan dengan mikrokontroler AT89S51. Adapun jalur – jalur tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Kesebelas jalur tersebut terdiri atas 8 jalur

irimkan (DB0 hingga DB7) pada LCD. Jalur tersebut dihubungkan dengan P0.0 s/d P0.1 pada mikrokontroler. Sedangkan 3 jalur masing masing yaitu untuk membedakan jenis data yang dikirim adalah port RS (Register Select) pada LCD, dihubungkan dengan port P1.0 pada mikrokontroler. Port R / W (Read / Write) pada LCD untuk menandakan akan diadakan pengiriman data.

X1 11.0592 MHz C1 30 pF

C2 30 pF

18

1 9

20

XTAL1 G X

ND TAL2

(60)

Port tersebut dihubungkan dengan port P1.2 pada mikrokontroler. Sedangkan port E (Enable) pada LCD merupakan sinyal detak adalah dan dihubungkan dengan port P1.1 pada mikrokontroler.

3.1.4 Perancangan Keypad

Perancangan ini menggunakan keypad matriks 4x3. Keypad matriks ini dihubungkan dengan port 2 dari mikrokontroler AT89S51 dengan empat baris (B1–B4) dihubungkan dengan jalur P2.0...P2.3, dan tiga kolom (K1–K3)

dihubungkan dengan jalur P2.4...P2.6. Rangkaian keypad matriks dengan

mikrokontroler AT89S51 dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.4. Rangkaian LCD dengan Mikrokontroler.

D6 D5 D4 TUGAS AKHIR VCC D2

W E L C O M E

(61)

Mikrokontroler.

Baris 1 sampai dengan baris 4 ( P2.0...P2.3 ) berfungsi sebagai masukan

ikrokontroler, sedangkan kolom 1 sampai dengan kolom 3 ( P2.4...P2.6 ) berfungsi

scanning

Ke aran dari mikrokontroler AT89S51 akan memberikan kondisi ‘0’ ada setiap port keluaran secara bergantian. Sehingga apabila ada tombol yang itekan maka baris pada tombol tersebut akan memiliki kondisi ‘0’ dan memberikan masukan pada mikrokontroler. Adapun keluaran biner penekanan

mbol keypad selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1. Keypad matriks ini

diguna yang

ipanggil dan juga untuk mengetik pesan.

Gambar 3.5. Rangkaian Keypad Matrix 4x3 dengan

m

sebagai keluaran pada mikrokontroler. Keypad matriks ini bekerja dengan sistem tombol satu per satu.

lu p

d

to

(62)

Tabel 3.1. Kombinasi Baris dan Kolom pada Keypad Matriks 4x3

KARAKTER P0.0 P0.1

Baris1 Baris 2

P0.2

Baris 3

P0.3

Baris 4

P0.4

Kolom 1

P0.5

Kolom 2

P0.6

Kolom 3

‘.,?”1’ 0 1 1 1 0 1 1

‘abc2ABC’ 0 1 1 1 1 0 1

‘def3DEF’ 0 1 1 1 1 1 0

‘ghi4GHI’ 1 0 1 1 0 1 1

‘jkl5JKL’ 1 0 1 1 1 0 1

‘mno6MNO’ 1 0 1 1 1 1 0

‘pqrs7PQRS’ 1 1 0 1 0 1 1

‘tuv8TUV’ 1 1 0 1 1 0 1

‘wxyz9WXYZ’ 1 1 0 1 1 1 0

‘*+’ 1 1 1 0 0 1 1

‘ 0’ 1 1 1 0 1 0 1

‘#’ 1 1 1 0 1 1 0

3.1.5

S sistem

k ia 485 munikasi seri dap a pr peng n

data dari master ke slave. da saa master elakukan pemilihan slave ka m mengi kode ve yang dituju ke semua slave. Keem at slave an m kode y dikir , apabi kode y g dikiri sesuai m slave an m proses anjutn . Siste ini dipilih karena standar komunikasi ini m erapa elebihan, antara lain l ih taha terhada noise untuk penggunaan pada jarak yang cukup jauh (1.2 ). Ran aian ko

R 5 ditampilka ada G bar 3.6

Perancangan Komunikasi Serial RS-485

istem komunikasi yang digunakan pada perancangan ini adalah omunikasi ser l RS- . Ko al ter at pad oses irima

Pa t m ma

aster akan rim sla p ak

endeteksi ang im la an m aka ak

elakukan sel ya m

emiliki beb k eb n p

Km gk munikasi serial

(63)

1 3 4 8 6 5 2 7 47 1 3 4 6 Ko nek tor

RJ- 11

2

5

+5V + 5V

IC RS -485

2 K

D1

2,2 F

3 K

D2

D3 D4

D1-4 = Zener 6V

680 120 P3.0 P3.1 12 0 12 0 680 2,2 F

47

P1.7

Gambar 3.6. Rangkaian Komunikasi Serial RS-485 [4].

3.1.5.1 IC komunikasi serial RS-485

Komponen utama yang digunakan pada komunikasi serial standar RS-485 yaitu IC RS-485. Ada berbagai seri IC RS-485 yang dikeluarkan pabrik komponen elektronika, antara lain SN75176 buatan Texas Instrument, DS36C278 buatan National Semiconductor, dan MAX48x serta MAX1487 buatan MAXIM. IC RS-485 ini memiliki 8 pin yang pengoperasianya dikonfigurasikan seperti Gambar 3.7. 1 2 8 7 3 4 6 5 +5V +5V Data input

IC RS-48

dari mikrokontroler

5

3 K

Do / R i

Do / Ri De Ground Ro Re V cc 2 K Di

Gambar 3.7. IC RS-485 [4].

(64)

VDe =

Rb Ra

Rb

x Vcc ... (3.2)

+ Rb Ra Rb + Vcc VDe = Rb Ra Rb

+ 5 3

=

Jika Rb ditetapkan sebesar 3 KΩ maka Ra = 2 KΩ. Sistem yang akan dibuat menggunakan konfigurasi jaringan multidrop 2 kabel karena digunakan untuk komunikasi half duplex yang diatur sebagai pengirim.

3.1.5.2 Komponen Penyesuai Impedansi

Agar sinyal data yang dikeluarkan master jam dapat diterima dengan sempurna oleh slave jam dan tidak terjadi feedback, maka perlu adanya penyesuai impedansi pada jaringan. Penyesuai impedansi yang digunakan pada rangkaian ini

system p rallel

termination adalah memasangkan resistor secara paralel pada kabel jaringan dengan nilai resistansi 120 Ω. Nilai resistansi ini disesuaikan dengan resistansi intrinsik dari kabel jar gan.

Gambar 3.8. Komponen Penyesuai Impedansi [4].

adalah arallel termination seperti ditunjukkan pada Gambar 3.8. Pa

in 1 2 3 4 7 6 5 8 1 2 3 RJ-11 +5V

IC RS-485

(65)

3.1.5.3 Pemberian Bias pada Jaringan

Pemberian prasikap tegangan pada jaringan baik prasikap positif maupun prasikap negatif dimaksudkan untuk menghindari keadaan sinyal yang tidak menentu saat tidak ada data (keadaan menunggu/idle). Pemberian prasikap ini dengan memasangkan resistor prasikap antara line A dengan ground dan resistor antara line B dengan Vcc (+5V).

onfigurasi sistem komunikasi yang akan diimplementasikan adalah : 1. Memiliki 2 resistor penyesuai impedansi 120 Ω, yang akan dipasangkan pada

bagian pe aling jauh dari

pengirim.

2. Impedansi tiap rangkaian komunikasi RS-485 (bernilai sama untuk pengirim

3. Di

n = 3 KΩ, seperti ditunjukkan dengan :

K

ngirim dan bagian penerima yang letaknya p

dan penerima) sebesar 12 KΩ.

rencanakan ada 4 rangkaian komunikasi RS-485.

4. Tegangan catu 5 Volt dengan amplitude sinyal minimal 200 mV. Besar nilai resistansi prasikap dihitung sebagai berikut:

1. Jumlah beban keseluruhan 4 rangkaian, masing – masing 12 KΩ dirangkai paralel sehingga jumlah beba

Rp 1

=

R

1

+

R

1

... (3.3)

12 1

=

R

4 1

(66)

2. Dirangkai paralel dengan 2 resistor penyesuai impedansi 120 Ω. Rp 1 = 1 1

R + 2 1

R + 3 1

... (3.4)

R 3000 1 120 1 120 1 = + + 3000 51 = Rp = 58,8Ω

. Dengan nilai amplitude sinyal minimal 200 mV, maka arus yang dihasilkan adalah

3

I =

R ... V

... (3.5)

= Ω 8 . 58 200mv

= 3.4 mA

Untuk menciptakan prasikap arus sebesar itu dengan tegangan catu 5 Volt, maka resistor yang dibutuhkan sebesar

R =

I V

= 5V

mA

4 . 3

= 147 0 Ω

dan line dengan ground maka nilai resistansi bias

4. Karena prasikap resistor dipasangkan pada 2 sisi yaitu antara Vcc dengan line

2 1470Ω

(67)

Hasilnya seperti pada Gambar 3.9. Nilai resistansi dibulatkan ke bawah dengan pertimbangan kelebihan prasikap hanya berakibat kecil pada sistem dibandingkan prasikap yang terlalu rendah.

Gambar 3.9. Rangkaian Prasikap untuk Jaringan [4].

3.1.6 Buzzer

Rangkaian buzzer ini menggunakan transistor A733 sebagai switching guna mengaktifkan buzzer. Rangkaian buzzer aktif low. Frekuensi bunyi buzzer ini dapat diatur sesuai yang diinginkan dengan cara mengatur seperti program pada mikrokontroler. Rangkaian buzzer dapat ditampilkan pada Gambar 3.10.

1 2 3 4

6 5 8 7

47

1 2 3 5 6 Konektor

RJ-11

+5V +5V

IC RS-485

680

4 680

47 A

(68)

Gambar 3.10. Rangkaian Buzzer dengan Mikrokontroler.

Kar Ic = Ie –

Ib. Dari lem rnya Vce adalah 2,5

al Ic = 100 mA.

Nilai Ie diasum

Ic = ½ Icm (3.7)

Ic = 1/2 .100m = 50 mA Nilai re adalah :

ena Ib sangat kecil, maka Ic ≈ Ie, sehingga arus pada buzzer bar data transistor A733 dapat di tentukan besa

Volt dengan arus penguatan dc (hfe ) adalah 60 serta arus maksim Perhitungan nilai Rb dan Re :

sikan 0,05 A, sehingga Ic adalah :

ax ... A

ie vce vcc

re= − ... (3.8)

05 , 0 5 , 2 5− = re

re = 50 Ω

R6 2,2k Q1 PNP ECB U1 40 AT89S52 9 18 19 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 21 22 23 24 25 26 27 28 10 11 12 13 14 15 16 17 37 36 35 34 33 32 39 P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 (MOSI) P1.6 (MISO) .7 P2.0/A8 P2.1/A9 P2.2/A10 P2.3/A11 P2.7/A15 P3.0/RXD P3.1/TXD P3.2/INTO P0.2/AD2 P0.3/AD3 P0.7/AD7 P0.0/AD0 P0.1/AD1 VC C 38 P2.4/A12 P2.5/A13 P2.6/A14 P0.4/AD4 P0.5/AD5 P0.6/AD6 P3.3/INT1 20 RST XTAL1 PSEN XTAL2 ALE/PROG EA/VPP P1 (SCK)

(69)

Nilai Ib adalah :

hfe Ic

Ib= ... (3.9)

=

60 05 , 0

= 0,000833 A Nilai Rb adalah :

Vbe Ve

Ib

Rb= ... (3.10)

=

0,000833 7 , 0 5 , 2 −

= 2160,864 Ω

e dipilih 47 Ω (mendekati 50) dan nilai Rb dipilih 2K2 (mendekati

Logika untuk mengaktifkan buzzer dengan logika “0” atau dengan kata lain transistor aktif bila kaki basis dibe

rendah dari nilai tegangan yang diberikan pada Ve.

Frame Data

an data serial antar mikrokontroler yang digunakan adalah

metode er) 8

bit yang ditunjukkan pada Gambar 3.11. Sehingga setiap satu frame data yang kan diawali dengan 1 bit start berlogika low (‘0’) , diikuti dengan 8 bit i dari bit yang bobotnya paling kecil (bit 0 sampai bit 7) dan

berlogika high (‘1’). Jadi nilai R

2160)

ri tegangan mendekati 0 atau pastinya lebih

3.2 Format

Dalam pengirim

asinkron mode UART ( Universal Asyncronous Receiver/Transmitt

dikirim

(70)

ngsung diterjemahkan dalam bilangan biner yang sesuai dengan assembler oleh mikrokontroler.

Dalam komunikasi data, rangkaian master mengirimkan frame data ID dari tiap rangkaian slave yang menandakan bahwa rangkaian master meminta data dari tiap rangkaian slave. Konfigurasi ID rangkaian slave dapat ditentukan dengan menggunakan kode ASCII yaitu kode 31h untuk ID rangkaian slave 1, kode 33h untuk ID rangkaian slave 2, kode 37h untuk ID rangkaian slave 3 dan kode 39h untuk ID rangkaian slave 4.

berkam n bahasa

assambler

gam ar 3.12 dapat dilihat flowchart program utama dari sistem penerima tamu bagian terpanggil. Program utama adalah program rutin yang mencakup seluruh

D7 D6 D5 D4

D2 idle

Star idle

Stop Byte Data (D0-D7)

D0 D1 D3

1 0

Gambar 3.11 Frame Data Asinkron

Untuk pengiriman frame data serial dapat menggunakan inisialisasi operan string yang terdiri dari karakter yang diapit tanda petik tunggal (‘) karena kode ASCII dari karakter tersebut dapat secara la

3.3 Perancangan Perangkat Lunak

Rancangan penelitian bagian terpanggil alat penerima tamu pada gedung ar banyak berbasis mikrokontroler AT89S51 menggunaka

(71)

kerja d ker

dah asi LCD.

Selanjutnya program nom

mena

berbunyi yang m pem

untuk m

ari program. Program utama adalah program rutin yang mencakup seluruh ja dari program.

Pada Gambar 3.12 ditunjukkan bahwa pada awal pemograman terlebih ulu akan dilakukan inisialisasi mikrokontroler dan inisialis

menampilkan tampilan awal pada LCD yang menunjukkan or kamar. Jika tidak terjadi pengiriman data maka pada LCD tetap

mpilkan tampilan awal. Apabila ada data yang dikirim, maka buzzer akan enandakan ada pesan masuk dan LCD akan menampilkan beritahuan ada pesan serta petunjuk untuk menekan tombol “ # “ dari keypad

(72)

MULAI

INISIALISASI

Gambar 3.12. Flowchart Prog ara Umum Bagian Terpanggil.

TAMPILAN AWAL

ram Sec

TUNGGU DATA T

Y

TOMBOL # DITEKAN?

TAMPILAN PESAN

TAMPILAN NAMA PENGIRIM

TAMPILAN RESPON

PROSES KOMUNIKASI

(73)

Proses komunikasi dimulai dari bunyi buzzer yang menandakan ada pesan asuk dan LCD menampilkan tampilan pesan masuk serta petunjuk menekan mbol “ # “ dari keypad untuk pesan. Selanjutnya dapat menekan mbol “ * “ untuk menampilkan nama pengirim. Apabila setelah 25 detik tidak enekan tombol ”#” maka engirim pemberitahuan bahwa penghuni kamar tidak berada di tempat. Setelah nama pengirim ditampilkan, penghuni dapat menekan tombol ”# enampilkan pilihan tanggapan pada tamu, jika tombol “#” tidak d CD tetap menampilkan nama . Pilihan tanggapan berupa kode 2 yang berarti penghuni sibuk, kode 5 enunjukkan penghuni akan segera m

menam

Setelah terjadi proses pengiriman tanggapan maka program akan kembali lagi pada program utama. Proses komunikasi dapat ditunjukkan pada Gambar 3.13.

m

to membuka

to

m program akan m

” untuk m itekan maka pada L pengirim

m enemui tamu dan tombol 8 berarti penghuni dapat membalas pesan. Apabila salah satu tombol tidak ditekan maka LCD tetap

(74)

MULAI

Gambar

Gambar 2.1  Diagram kotak inti AT89S51 [2].
Gambar 2.2 Alamat RAM Internal dan Flash PEROM AT89S51 [2].
Gambar 2.6 Diagram Pin Mikrokontroler AT89S51 [2].
Tabel 2.1 (lanjutan) Fungsi dari Pin-pin IC AT89S51 [2].
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengikat O2 dan CO2 ini dilakukan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan O2 disebut oksihemoglobin yang telah bersenyawa dengan O2 disebut oksi hemoglobin (Hb+ O2  HbO 2)

cara menjadi kolektor tabungan Batara Junior.. g) Customer Service menerangkan syarat dan ketentuan menjadi Kolektor tabungan tersebut. h) Menerangkan manfaat dan fasilitas

SEMAR menjadi terkomputerisasi dengan baik sesuai standar akuntansi keuangan dan output yang dihasilkan adalah laporan akuntansi yaitu jurnal umum, jurnal khusus,

Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 13 Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Penetapan Besaran Alokasi Dana Desa yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan

Nilai ekonomi manfaat ekonomi manfaat internalisasi biaya eksternal yang dapat diamati meliputi nilai penghematan bahan bakar seperti elpiji dan kayu bakar akibat adanya

Abstrak : Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah membuat suatu program berbasis komputer khususnya untuk Sistem check in dan billing , dengan menggunakan

 Peralatan yang berhubungan dengan produk tidak boleh berkarat.  Timbangan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 nomor 125, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor