• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI KOMBINASI KARBOMER 934 DAN HPMC TERHADAP EFEKTIVITAS GEL ANTIJERAWAT EKSTRAK ETANOLIK KULIT BUAH MANGGIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMASI KOMBINASI KARBOMER 934 DAN HPMC TERHADAP EFEKTIVITAS GEL ANTIJERAWAT EKSTRAK ETANOLIK KULIT BUAH MANGGIS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMASI KOMBINASI KARBOMER 934 DAN HPMC TERHADAP

EFEKTIVITAS GEL ANTIJERAWAT EKSTRAK ETANOLIK KULIT

BUAH MANGGIS (

Garcinia mangostana

L.) DENGAN METODE

FACTORIAL DESIGN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi

Oleh:

MUHAMAD ARWANI K 100 100 189

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)
(5)

OPTIMASI KOMBINASI KARBOMER 934 DAN HPMC TERHADAP EFEKTIVITAS GEL ANTIJERAWAT EKSTRAK ETANOLIK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia

mangostana L.) DENGAN METODE FACTORIAL DESIGN

Abstrak

Kulit buah manggis mengandung senyawa golongan xanthone yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri penyebab jerawat Staphylococcus epidermidis. Namun, penggunaan

simplisia secara tradisional dirasa kurang praktis. Sediaan topikal berupa gel sangat cocok untuk penggunaan yang lebih praktis. Maka perlu dilakukan percobaan untuk menemukan formulasi yang tepat yang mempunyai sifat dan menghantarkan zat aktif secara maksimal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi kadar gelling agent karbomer 934 dan

HPMC dalam sediaan gel ekstrak etanolik kulit buah manggis sehingga dihasilkan formula optimum dengan sifat fisik yang baik. Pada percobaan ini dilakukan optimasi formula untuk

menemukan komposisi optimum gelling agent karbomer 934 dan HPMC menggunakan

metode desain faktorial pada perangkat lunak Design Expert® Stat-Ease. Hasil prediksi

sediaan formula optimum diverifikasi dengan cara dilakukan percobaan dan dianalisis kesesuaiannya dengan menggunakan uji t satu sampel dengan menggunakan perangkat lunak

IBM SPSS® Statistics dengan taraf kepercayaan 95%. Sediaan formula optimum diuji

stabilitasnya dengan metode freeze & thaw dan dianalisis dengan metode uji t sampel

berpasangan. Hasil uji optimasi dihasilkan sediaan gel formula optimum yang mempunyai komposisi karbomer 934 sebesar 1,19% dan HPMC 0,5%. Hasil uji verifikasi sediaan formula optimum prediksi dan percobaan dinyatakan berbeda tidak signifikan. Hasil uji stabilitas sediaan formula optimum menunjukkan bahwa nilai signifikansi viskositas 0,034, daya lekat 0,002, daya sebar 0,014 dan daya antibakteri 0,034. Dengan demikian, sediaan

formula optimum setelah mengalami pengujian freeze & thaw 3 siklus dinyatakan tidak

stabil atau berbeda signifikan dengan sediaan formula optimum sebelum freeze & thaw.

Hasil uji daya antibakteri dapat disimpulkan bahwa formula optimum gel ekstrak etanolik

kulit buah manggis mempunyai daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis

dengan kategori sedang.

Kata Kunci: formula gel, ekstrak etanolik kulit buah manggis, karbomer 934, HPMC, desain faktorial.

Abstract

The mangosteen pericarpium contains xanthones compounds that can inhibit the growth of Staphylococcus epidermidis that cause acne. However, the use of botanicals traditionally be considered less practical. Topical dosage form like gel is suitable for more practical usage. It is necessary to experiment to find the right formulation that has the properties and deliver the active substance to the fullest. This study aims to determine the composition of gelling agent carbomer 934 and HPMC in gel ethanolic extract of mangosteen pericarpium to produce the optimum formula with good physical properties. The experiment of optimization formula is to find the composition of the gelling agent carbomer 934 and

HPMC using factorial design method on Design Expert® Stat-Ease software. The result of

optimum formula verified by the trial and analyzed by using one sample t-test method on

IBM SPSS® Statistics software with 95% independence level. Stability of the optimum

formula tested with freeze and thaw method and analyzed by using paired sample t-test

(6)

formula having carbomer 934 1.19% and HPMC 0.5%. The result of verification test the optimum prediction formula and optimum experimental formula is differently not significant. The results of the stability test of the optimum formula showed that the significance value of viscosity 0.034, adhesion 0.002, dispersive power 0.014 and antibacterial power 0.034. Therefore, the preparation of optimum formula after freeze and thaw test of 3 cycles is not stable or significantly different with optimum formula before

freeze & thaw. The result of antibacterial test can be concluded that optimum formula of gel

ethanolic extract of mangosteen pericarpium has resistance to Staphylococcus epidermidis bacteria with medium category.

Keywords: gel formula, ethanolic extract of mangosteen pericarpium, carbomer 934, HPMC, factorial design.

1.PENDAHULUAN

Menurut Djajadisastra et al. (2009), jerawat merupakan penyakit pada permukaan kulit wajah,

leher, dada dan punggung yang muncul pada saat kelenjar pada kulit terlalu aktif sehingga pori-pori kulit akan tersumbat oleh timbunan lemak yang berlebihan. Banyak bahan dari alam yang telah diteliti dapat mengobati jerawat. Salah satu yang baru diketahui adalah kulit buah manggis. Hasil penelitian dari Poeloengan & Praptiwi (2010) menyatakan bahwa ekstrak kulit buah manggis mempunyai aktivitas zona

hambat absolut terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis yang merupakan salah satu bakteri

penyebab jerawat. Kandungan dari kulit buah manggis yang dapat menghambat pertumbuhan jerawat

adalah α-mangostin yang merupakan salah satu turunan dari senyawa xanthone.

Untuk mengoptimalkan pengobatan bentuk sediaan yang dipilih harus dapat menghantarkan obat dengan baik dan bahan pembantu tidak boleh menimbulkan kecenderungan untuk munculnya

jerawat-jerawat baru. Menurut Djajadisastra et al. (2009), sediaan gel tidak mengandung minyak sehingga tidak

akan memperburuk jerawat. Dalam formulasi gel dibutuhkan bahan-bahan tambahan yang sesuai. Bahan

tambahan yang paling berpengaruh adalah gelling agent. Komponen gelling agent merupakan faktor

kritis yang dapat mempengaruhi sifat fisika gel yang dihasilkan. Contoh gelling agent yang sering

digunakan adalah karbomer 934 dan HPMC. Kedua gelling agent tersebut apabila dibandingkan dengan

basis lain mempunyai keunggulan tersendiri yaitu dapat menghasilkan gel yang bening dan mudah larut dalam air.

Sampai saat ini belum banyak ditemukan sediaan gel ekstrak etanol kulit buah manggis.

Arikumalasari et al. (2009) telah melakukan optimasi sediaan gel ekstrak etanol kulit buah manggis

dengan menggunakan HPMC sebagai gelling agent dengan konsentrasi 5%, 7%, 9%, 11%, 13% dan

15%. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa formula optimum gel ekstrak etanol kulit buah manggis yaitu formula yang mengandung 15% HPMC. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa formulasi gel tersebut belum tepat karena konsentrasi HPMC yang digunakan terlalu banyak, tidak

(7)

efisien dan masih ada kemungkinan apabila digunakan konsentrasi HPMC yang lebih tinggi akan dihasilkan formula yang lebih optimum. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan formulasi gel ekstrak etanol kulit buah manggis

Berdasarkan uraian diatas peneliti akan melakukan optimasi formula gel ekstrak etanolik kulit

buah manggis dengan kombinasi gelling agent karbomer 934 dan HPMC dan menganalisisnya

menggunakan metode factorial design untuk menentukan komposisi kadar gelling agent yang

menghasilkan sifat fisik yang paling optimum sehingga diharapkan akan menghasilkan gel yang nyaman digunakan.

2.METODE

Pada penelitian ini akan dilakukan optimasi formula untuk menemukan komposisi karbomer 934

dan HPMC dengan cara dilakukan desain faktorial pada formula standar dengan perangkat lunak Design

Expert® Stat-Ease dengan parameter pH, viskositas, daya lekat, daya sebar dan aktivitas antibakteri

terhadap Stapyhlococcus epidermidis. Hasil prediksi dari analisis desain faktorial diverifikasi dengan

dilakukan percobaan dan dianalisis kesesuaiannya dengan uji t satu sampel pada perangkat lunak IBM

SPSS® Statistics. Hasil percobaan formula optimum dilakukan uji stabilitasnya dengan metode freeze &

thaw sebanyak 3 siklus dan dianalisis kestabilannya dengan uji t sampel berpasangan pada perangkat

lunak IBM SPSS® Statistics.

2.1Pengolahan Sampel dan Ekstraksi

Simplisia yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit buah manggis. Buah manggis diperoleh dari supermarket Superindo Adisucipto Jl. Adisucipto No. 98 Jajar Laweyan Kota Surakarta. Buah manggis yang diperoleh diambil kulit buah, dicuci dan dipotong-potong dan dikeringkan di dalam almari pengering. Pada penelitian ini tidak dilakukan penimbangan buah manggis yang digunakan, kulit buah manggis sebelum dan setelah pengeringan. Sebanyak 300 mg kulit buah manggis di maserasi menggunakan etanol 70% selama 3 hari dengan perbandingan sampel dan pelarut 1:4. Hasil maserasi di

filtrasi dengan menggunakan filtrasi vakum dan diuapkan pelarutnya menggunakan rotary evaporator

pada suhu 60oC sehingga dihasilkan ekstrak kental. Ekstrak kental diuapkan diatas waterbath.

2.2Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa yang terkandung di dalam ekstrak etanolik kulit buah manggis. Skrining fitokimia yang dilakukan meliputi uji alkaloid, glikosida, sterol, triterpenoid, saponin, tannin, polifenol, flavonoid dan uji KLT.

(8)

2.3Pembuatan Formula Standar Gel

Pembuatan formula standar dilakukan sebagai sumber data untuk parameter pH, viskositas, daya

lekat, daya sebar dan aktivitasnya terhadap Staphylococcus epidermidis. Formula standar gel yang terdiri

dari 4 formula (Tabel 1). Dilarutkan HPMC sedikit demi sedikit sambil diaduk menggunakan mixer

kedalam 50 mL air panas (90oC). Sisa air didinginkan sampai 5oC dan ditambahkan kedalam larutan

HPMC kemudian diaduk menggunakan mixer. Karbomer 934 diayak dengan pengayak No. 40 dan ditambahkan kedalam larutan HPMC sambil diaduk. Kemudian ditambahkan NaOH sesuai dengan perhitungan dan diaduk menggunakan mixer (basis gel). Dilarutkan metil paraben dengan propilenglikol, ditambahkan ekstrak etanol kulit buah manggis kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit kedalam campuran basis dan diaduk menggunakan mixer.

2.4Identifikasi Bakteri Uji

Identifikasi bakteri dilakukan untuk memastikan bakteri yang diuji merupakan Staphylococcus

epidermidis. Identifikasi menggunakan metode pengecatan gram. Pengecatan gram berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indriana (2013) dengan cara satu ose bakteri diambil dan diratakan pada gelas obyek yang telah dibebaslemakkan dengan dipanasi di atas nyala bunsen hingga kering kemudian ditetesi formalin 1%, ditunggu 5 menit, dikeringkan lagi dan preparat siap dicat. Preparat yang telah siap

dicat digenangi dengan cat gram A (crystal violet stain) selama 1-3 menit kemudian cat dibuang tanpa

dicuci dengan air. Preparat kemudian digenangi dengan cat gram B (iodine stain) selama 0,5-1 menit.

Setelah itu cat dibuang dan dicuci dengan air. Preparat ditetesi cat gram C sampai warna cat dilunturkan.

Preparat selanjutnya digenangi cat gram D (safranin stain) selama 1-2 menit kemudian dicuci dan

dikeringkan dalam udara kamar. Preparat siap diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000 kali dengan bantuan minyak imersi.

2.5Uji Aktivitas Antibakteri

Uji aktivitas antibakteri dilakukan untuk mengetahui daya hambat formula gel terhadap

Staphylococcus epidermidis. Pada penelitian ini dilakukan pengujian kontrol positif (Medi-klin® Gel), kontrol negatif (etanol 70%), kontrol 4 basis formula, 4 formula gel standar dan formula optimum. Uji

Tabel 1. Formula sediaan gel ekstrak etanolik kulit buah manggis dengan gelling agent

karbomer 934 dan HPMC. Nama Bahan FORMULA I (gram) II (gram) III (gram) IV (gram)

Ekstrak etanol kulit buah manggis Karbomer 934 HPMC NaOH Metil paraben Propilenglikol Air 5 0,5 0,5 0,2 0,2 15 82,6 5 2 0,5 0,8 0,2 15 79,5 5 0,5 2 0,2 0,2 15 80,1 5 2 2 0,8 0,2 15 78

(9)

Tabel 2. Kriteria formula optimum.

Parameter Kriteria Keterangan

pH Viskositas Daya Lekat Daya Sebar Antibakteri 4-7 25 dPa.s 11,8 detik 8,2 cm 6,5 mm Range Target Maximize Maximize Maximize

aktivitas antibakteri menggunakan metode cup plate technique. Sampel dimasukkan pada sumuran

media agar Mueller Hinton yang telah dibuat dan diinkubasi di dalam inkubator pada suhu 37oC selama

24 jam. Zona hambat yang terbentuk diukur.

2.6Uji Evaluasi Formula Standar dan Analisis Desain Faktorial

Uji evaluasi sediaan dilakukan untuk mendapatkan paramater-parameter sifat fisik yang dibutuhkan untuk analisis desain faktorial meliputi pH, viskositas, daya lekat, daya sebar dan aktivitas

terhadap Staphylococcus epidermidis. Pengukuran pH menggunakan pH stik, pengukuran viskositas

menggunakan Viscotester Rion, pengukuran daya lekat menggunakan alat ukur daya lekat, pengukuran daya sebar menggunakan alat ukur daya sebar dan pengukuran aktivitas antibakteri menggunakan

metode cup plate technique dengan media agar Mueller Hinton. Parameter hasil pengujian evaluasi

formula standar dianalisis menggunakan metode desain faktorial pada perangkat lunak Design Expert®

Stat-Ease. Hasil analisis di optimasi dengan memasukkan kriteria formula optimum (Tabel 2) kemudian

akan diperoleh countor plot superimposed berupa prediksi komposisi karbomer 934 dan HPMC yang

menghasilkan sifat fisik dan aktivitas antibakteri paling optimum.

2.7Verifikasi Formula Optimum dan Analisis

Hasil prediksi formula optimum kemudian dilakukan percobaan dan pengujian evaluasi sediaan. Hasil uji evaluasi sediaan formula optimum dibandingkan kesesuaiannya dengan hasil prediksi

menggunakan pendekatan statistik uji t satu sampel pada perangkat lunak IBM SPSS® Statistics dengan

taraf kepercayaan 95%. Analisis akan menghasilkan nilai signifikansi yang dapat menilai kesesuaian hasil prediksi dengan hasil percobaan.

2.8Uji Stabilitas Formula Optimum dan Analisis

Uji stabilitas formula optimum dilakukan untuk mengetahui nilai kestabilan formula optimum

selama dalam penyimpanan. Uji stabilitas dilakukan menggunakan metode freeze and thaw 3 siklus.

Metode ini dilakukan dengan cara menyimpan sediaan pada suhu 4oC selama 24 jam didalam kulkas,

kemudian sediaan disimpan pada suhu 40oC di dalam oven (1 siklus). Tiap pergantian siklus dilakukan

pengujian evaluasi sediaan. Hasil pengujian tiap siklus dibandingkan dengan hasil pengujian sebelum

freeze and thaw menggunakan pendekatan statistik uji t sampel berpasangan pada perangkat lunak IBM

(10)

Tabel 3. Hasil uji skrining fitokimia.

No Uji Fitokimia Hasil Kesimpulan

Literatur Pengamatan 1 2 3 4 5 6 Alkaloid Glikosida Sterol dan triterpenoid Saponin Tannin dan polifenol Flavonoid

Terbentuk endapan jingga dengan menggunakan reagen dragendroff menunjukkan alkaloid

Terbentuk endapan kuning dengan menggunakan reagen mayer menunjukkan alkaloid

Terjadinya warna hijau menujukkan adanya glikosida

Cincin hijau kebiruan menunjukkan adanya sterol

Cincin kecoklatan atau violet menunjukkan adanya triterpenoid

Adanya busa yang bertahan ± 10 menit setinggi 1-10 cm dan dengan

penambahan HCl 2N busa tidak hilang menujukkan adanya saponin

Terbentuk warna biru tua atau kehitaman menujukkan adanya tannin dan polifenol

Fluoresensi kuning intensif pada UV 366 nm menujukkan adanya flavonoid

Terbentuk endapan jingga Terbentuk endapan kuning Warna coklat Cincin coklat Cincin kecoklatan atau violet menunjukkan adanya triterpenoid cincin coklat Terbentuk busa dan busa tidak hilang setelah penambahan HCl 2N Terbentuk warna biru kehitaman Fluoresensi kuning intensif (+) (+) (-) (-) (+) (+) (+) (+)

3.HASILDANPEMBAHASAN

Hasil maserasi 300 gram kulit buah manggis kering berupa ekstrak kental berwarna coklat, berbau khas ekstrak manggis dan mempunyai berat 76,67 gram dengan persentase rendemen sebesar 25,56%.

3.1 Skrining fitokimia

Hasil uji skrining fitokimia (Tabel 3) menggambarkan bahwa ekstrak etanolik kulit buah manggis mengandung senyawa golongan alkaloid, glikosida, triterpenoid, saponin, tannin, polifenol dan flavonoid. Hasil pengujian tersebut dibandingkan dengan literatur.

3.2 Uji Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengetahui seberapa besar daya antibakteri yang dihasilkan dari formula yang dibuat meliputi kontrol negatif, kontrol positif, kontrol basis, formula standar dan formula

optimum. Bakteri yang digunakan pada pengujian ini adalah Staphylococcus epidermidis yang

(11)

3.3 Evaluasi Formula Standar

Hasil pengujian evaluasi formula standar (Tabel 5) menujukkan bahwa semua formula mempunyai pH 4, penambahan karbomer 934 mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap nilai

viskositas dibandingkan dengan penambahan HPMC sebagai gelling agent. Semakin banyak karbomer

934 maka nilai viskositas akan semakin tinggi, hal ini dibuktikan dengan hasil pengukuran nilai viskositas pada formula 2 yang mengandung konsentrasi karbomer 934 lebih banyak dibandingkan formula 3 dapat menghasilkan nilai viskositas yang lebih tinggi. Semakin tinggi nilai viskositas mengakibatkan semakin tingginya nilai daya lekat dan akan menurunkan nilai daya sebarnya.

3.4 Analisis Desain Faktorial

Data-data yang dihasilkan dari uji evaluasi sifat fisik dan daya antibakteri formula standar

dianalisis menggunakan metode desain faktorial pada perangkat lunak Design Expert®. Pada contour

plot pH (Gambar 2A) tidak menunjukkan adanya perubahan warna baik dengan penambahan karbomer

934 maupun HPMC. Grafik contour plot viskositas (Gambar 2B) menunjukkan area sudut bawah yang

berwarna biru menujukkan nilai viskositas terendah dan dihasilkan oleh kombinasi karbomer 934 dan Tabel 5. Hasil uji evaluasi sediaan formula standar.

Formula Pengujian Organoleptis pH Viskositas (dPa.s) Daya lekat (detik) Daya sebar (cm)

Bentuk Warna Bau Homogenitas

1 2 3 4 Cair Setengah padat Agak setengah padat Setengah padat Cokelat tua Cokelat tua Cokelat tua Cokelat tua Aroma khas ekstrak kulit buah manggis Aroma khas ekstrak kulit buah manggis Aroma khas ekstrak kulit buah manggis Aroma khas ekstrak kulit buah manggis Homogen Homogen Homogen Homogen 4.0 ± 0 4.0 ± 0 4.0 ± 0 4.0 ± 0 3.33 ± 0.58 50.3 ± 1.53 8.67 ± 0.58 56.3 ± 0.58 1.36 ± 0.18 8.43 ± 0.36 1.94 ± 0.28 11.8 ± 0.54 8.20 ± 0.20 4.87 ± 0.15 5.30 ± 0.17 4.77 ± 0.25

Tabel 4. Hasil uji antibakteri.

Pengujian kontrol positif dan negatif

Pengujian kontrol basis

Pengujian formula

standar Pengujian formula optimum (mm) Kontrol positif (mm) Kontrol negatif (mm) Formula Hasil (mm) Formula Hasil (mm) 25.67 ± 3.55 0 ± 0 1 2 3 4 0 ± 0 0 ± 0 0 ± 0 0 ± 0 1 2 3 4 6,5 ± 1,3 6,3 ± 0,7 3,2 ± 0,8 3,3 ± 0,8 6,0 ± 0,5

(12)

Gambar 2. Contour plot karbomer 934 dan HPMC terhadap pH (A), viskositas (B), daya lekat (C), daya Sebar (D) dan aktivitas antibakteri gel formula standar

terhadap Staphylococcus epidermidis (E).

0.5 0.8 1.1 1.4 1.7 2 0.5 0.8 1.1 1.4 1.7 2 pH A: Karbomer 934 (%) B: H P M C ( % ) 0.5 0.8 1.1 1.4 1.7 2 0.5 0.8 1.1 1.4 1.7 2 Viskositas (dPa.s) A: Karbomer 934 (%) B: H PM C ( %) 10 20 30 40 50 A B 0.5 0.8 1.1 1.4 1.7 2 0.5 0.8 1.1 1.4 1.7

2 Daya Lekat (second)

A: Karbomer 934 (%) B : HP MC (% ) 2 4 6 8 10 0.5 0.8 1.1 1.4 1.7 2 0.5 0.8 1.1 1.4 1.7 2 Daya Sebar (cm) A: Karbomer 934 (%) B : HP MC (% ) 5 6 7 8 C D 0.5 0.8 1.1 1.4 1.7 2 0.5 0.8 1.1 1.4 1.7 2 Antibakteri (mm) A: Karbomer 934 (%) B : HP MC (% ) 4 5 6 E

HPMC dengan level rendah (0,5%) sedangkan area sudut atas berwarna merah menunjukkan viskositas paling tinggi dan dihasilkan oleh kombinasi karbomer 934 dan HPMC level tinggi (2%). Nilai viskositas akan berbanding lurus dengan nilai daya lekat dan berbanding terbalik dengan nilai daya sebar dan antibakteri.

(13)

Gambar 3. Kurva interaksi karbomer 934 dan HPMC terhadap pH (A), viskositas (B), daya lekat (C), daya Sebar (D) dan aktivitas antibakteri gel formula standar

terhadap Staphylococcus epidermidis (E).

A: Karbomer 934 (%) B: HPMC (%) 0.5 0.8 1.1 1.4 1.7 2 p H 3.99 3.995 4 4.005 4.01 2 2 Interaction A: Karbomer 934 (%) B: HPMC (%) 0.5 0.8 1.1 1.4 1.7 2 V isk o s ita s ( d P a .s ) 0 10 20 30 40 50 60 Interaction A B A: Karbomer 934 (%) B: HPMC (%) 0.5 0.8 1.1 1.4 1.7 2 Da y a L e k a t (s e c o n d ) 0 2 4 6 8 10 12 Interaction A: Karbomer 934 (%) B: HPMC (%) 0.5 0.8 1.1 1.4 1.7 2 D a y a S e b a r ( c m) 4 5 6 7 8 9 Interaction C D A: Karbomer 934 (%) B: HPMC (%) 0.5 0.8 1.1 1.4 1.7 2 A n tiba k te ri ( m m) 3 4 5 6 7 Interaction E

(14)

Grafik interaksi (Gambar 3) menujukkan reaksi yang akan dihasilkan dengan kombinasi karbomer 934 dan HPMC. Pada grafik interaksi pH berupa garis lurus artinya penambahan karbomer 934 dan HPMC tidak akan mempengaruhi pH, pada grafik interaksi viskositas penambahan HPMC lebih dominan mempengaruhi nilai viskositas dibandingkan dengan penambahan HPMC. Akibatnya, penambahan HPMC tersebut akan lebih dominan menaikkan nilai daya lekat (Gambar 3C), menurunkan nilai daya sebar (Gambar 3D) dan menurunkan daya antibakteri (Gambar 3E).

Berdasarkan contour plot superimpossed (Gambar 4) dihasilkan formula optimum dengan kadar

karbomer 934 sebesar 1,19% dan HPMC sebesar 0,5% diprediksi akan menghasilkan viskositas sebesar 24,99 dPa.s, daya lekat sebesar 4,62 detik, daya sebar sebesar 6,66 cm dan aktivitas antibakteri sebesar 6,40 mm.

3.5 Verifikasi Formula Optimum

Hasil verifikasi formula optimum (Tabel 6) menujukkan bahwa parameter uji fisik viskositas, daya sebar dan antibakteri memiliki nilai signifikansi p > 0,05 yang berarti antara nilai prediksi dengan nilai verifikasi tidak memiliki perbedaan yang signifikan sedangkan parameter uji daya lekat memiliki signifikan p < 0,05 yang berarti antara nilai prediksi dengan nilai verifikasi memiliki perbedaan yang signifikan.

Tabel 6. Hasil verifikasi formula optimum.

No Parameter Prediksi Verifikasi ± SD Signifikansi keterangan 1 2 3 4 Viskositas Daya Lekat Daya Sebar Antibakteri 24,9936 dPa.s 4,62084 detik 6,66413 cm 6,40776 mm 24,67 ± 0.58 dPa.s 4,17 ± 0,05 detik 6,60 ± 0,1 cm 6,00 ± 0,5 mm 0,430 0,005 0,382 0,293

Berbeda tidak signifikan Berbeda signifikan Berbeda tidak signifikan Berbeda tidak signifikan

Gambar 4. Hasil analisis contour plot superimpossed

Design-Expert® Software Factor Coding: Actual Overlay Plot Viskositas Daya Lekat Daya Sebar Antibakteri Design Points X1 = A: Karbomer 934 X2 = B: HPMC 0.5 0.8 1.1 1.4 1.7 2 0.5 0.8 1.1 1.4 1.7 2 Overlay Plot A: Karbomer 934 (%) B: HP MC (%) Viskositas: 24.9936 Daya Lekat: 4.62084 Daya Sebar: 6.66413 Antibakteri: 6.40776 X1 1.19204 X2 0.5

(15)

3.6 Analisis Stabilitas Formula Optimum

Stabilitas formula optimum diuji dengan menggunakan metode freeze & thaw sebanyak 3 siklus

dan dianalisis dengan pendekatan statistik menggunakan uji t sampel berpasangan pada perangkat lunak

IBM SPSS Statistics. Hasil uji freeze & thaw dapat dilihat pada Tabel 7.

Hasil analisis uji t sampel berpasangan (Tabel 8) menujukkan bahwa nilai signifikansi viskositas 0,032, daya lekat 0,002, daya sebar 0,014 dan daya antibakteri 0,034. Dengan demikian, sediaan formula

optimum setelah mengalami pengujian freeze & thaw 3 siklus dinyatakan tidak stabil atau berbeda

signifikan (p < 0,05).

4.PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kombinasi gelling agent yang dapat

menghasilkan formula dengan sifat fisik dan daya antibakteri yang optimum adalah karbomer 934 1,19%

dan HPMC 0,5%. Ekstrak etanolik kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) mempunyai daya

hambat terhadap Staphylococcus epidermidis dengan kategori sedang (5-10 mm). Hasil uji stabilitas

formula optimum dinyatakan berbeda tidak signifikan.

4.2 Saran

Perlu dilakukan pengembangan formulasi dengan gelling agent lain agar diperoleh sediaan gel

ekstrak kulit manggis yang lebih baik dan dapat diterima di masyarakat. Tabel 7. Hasil uji stabilitas formula optimum.

Siklus Pengujian Organoleptis pH Viskositas (dPa.s) Daya lekat (detik) Daya sebar (cm) Anti Bakteri (mm) Bentuk Warna Bau Homogenit

as 1 2 3 Setengah padat Setengah padat Setengah padat Cokelat tua Cokelat tua Cokelat tua Aroma khas ekstrak kulit buah manggis Aroma khas ekstrak kulit buah manggis Aroma khas ekstrak kulit buah manggis Homogen Homogen Homogen 4 ± 0 4 ± 0 4 ± 0 26,33 ± 0,58 27,33 ± 1,53 28,33 ± 0,58 4,87 ± 0,06 5,40 ± 0,12 5,80 ± 0,10 6,17 ± 0,06 6,17 ± 0,12 6,0 ± 0,058 5,67 ± 0,15 4,47 ± 0.25 4,4 ± 0,115

Tabel 8. Hasil analisis uji t sampel berpasangan antara sediaan formula optimum

sebelum freeze & thaw dan setelah freeze & thaw siklus ke-3.

No Analisis Nilai Signifikansi kesimpulan

1 2 3 4 Viskositas Daya lekat Daya sebar Antibakteri 0,032 0,002 0,014 0,034 Berbeda signifikan Berbeda signifikan Berbeda signifikan Berbeda signifikan

(16)

PERSANTUNAN

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu demi kelancaran jalannya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikumalasari, J., Dewantara, I. G. N. ., & Wijayanti, N. P. A., 2009, Optimasi HPMC Sebagai Gelling

Agent Dalam Formula Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). Jurnal

Farmasi UDAYANA, 2 (3): 145–152.

Djajadisastra, J., Mun’im, A., & NP, D., 2009, Formulasi Gel Topikal Dari Ekstrak Nerii Folium

Dalam Sediaan Anti Jerawat. Jurnal Farmasi Indonesia, 4 (4): 210–216.

Indriana, W., 2013, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Batang Kedondong (Spondias pinnata)

Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis Dan Klebsiella pneumonia, Skripsi, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Poeloengan, M., & Praptiwi, P., 2010, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia

Gambar

Tabel 1. Formula sediaan gel ekstrak etanolik kulit buah manggis dengan gelling agent  karbomer 934 dan HPMC
Tabel 2. Kriteria formula optimum.
Tabel 3. Hasil uji skrining fitokimia.
Tabel 5. Hasil uji evaluasi sediaan formula standar.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya bersedia menjadi responden pada penelitian dengan judul “ Hubungan pelayanan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien lansia di

Hasil penelitian menunjukkan skor penilaian persepsi karyawan Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi terhadap pencegahan

Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian tindakan kelas ini, hipotesis yang menyatakan “Diduga dengan menggunakan strategi Peta Konsep mampu Meningkatkan Keaktifan

Sistem pengendalian water level pada steam drum, mempunyai gangguan berupa perubahan kebutuhan steam ataupun noise dari pembacaan sensor ketinggian.. Salah satu

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode DRAWS dapat diketahui rata-rata skor beban kerja yang diperoleh karyawan bagian Perendaman, Penggilingan, Perebusan

penelitian ini adalah persentase persalinan yang ditolong oleh dukun, keluarga lainnya dan tanpa pertolongan, variabel independen aksesibilitas faskes (waktu tempuh

Dari hasil tabel temuan studi diatas dapat diketahui penyebab ketidakefektifan Dinas Tata Kota (DTK) Kota Cimahi didalam melakukan pengendalian pemanfaatan ruang yaitu

[4.1] Menimbang bahwa Pengadu mengadukan para Teradu dengan pokok-pokok pengaduan bahwa para Teradu telah melakukan pelanggaran kode etik dengan melakukan tindakan