• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri

Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri (BKB NF) merupakan salah satu institusi pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Nurul Fikri. BKB Nurul Fikri dirintis sejak tahun 1985 oleh sekumpulan mahasiswa dan sarjana muslim Universitas Indonesia (UI) yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kondisi umat saat itu. Mereka kemudian saling bertukar pikiran mencari bentuk amal nyata yang dapat disumbangkan. Tercetuslah ide untuk menyelenggarakan suatu aktivitas yang sesuai dengan potensi yang mereka miliki, yaitu membuat lembaga bimbingan belajar.

Untuk pertama kalinya Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri menyelenggarakan aktivitasnya di Jl. Kenari Jakarta Pusat. Waktu itu jumlah siswanya hanya 35 orang, khusus bimbingan untuk menghadapi SPMB (dulu dikenal dengan sebutan SIPENMARU (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Dari 35 siswa tersebut, 33 orang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit, sedangkan dua orang yang lainnya masuk sekolah kedinasan.

Keberhasilan ini memicu para perintis untuk lebih serius mengelola lembaga bimbingan belajar yang mereka dirikan. Kini, Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri sudah memiliki 50 cabang yang tersebar dari Sumatera hingga Sulawesi, dengan jumlah siswa sekitar 20 ribu siswa dari berbagai jenjang, mulai kelas 5 SD hingga alumni SLTA. Di Sumatera, NF berdiri tahun 2003 tepatnya di Padang (Sumatera Barat) yang dikelola oleh tenaga-tenaga profesional di dunia bimbingan belajar yang mayoritas adalah alumni-alumni Universitas Indonesia (UI). Kepercayaan siswa-siswi bergabung di BKB Nurul Fikri Cabang Padang bertambah seiring perjalanan waktu, dari tahun pertama berdirinya tahun 2003 BKB Nurul Fikri mempunyai sebanyak 350 siswa-siswi dan hingga kini mencapai 2300an. Dengan tingkat kelulusan selalu diatas 56%. Bahkan lulusan untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit makin bertambah jumlahnya. Begitu pula kepercayaan sekolah-sekolah untuk kerjasama dalam pelatihan guru setiap mendekati pelaksanaan tambahan belajar jelang Ujian Nasional (UN). Saat ini di

(2)

Padang, BKB NF tersebar dalam empat lokasi, yaitu Lokasi Belakang Olo, Ratulangi, Rohana Kudus dan Veteran dengan suasana belajar yang nyaman.

Sejak awal berdirinya, BKB Nurul Fikri telah membuktikan diri untuk tetap komitmen mewujudkan prestasi dalam setiap jenjang pendidikan. BKB Nurul Fikri sebagai bimbingan belajar tidak hanya memberikan pengetahuan akademis semata, melainkan turut membimbing dan membina para siswa menjadi generasi unggul.

Tersedianya SDM yang handal dan perangkat pendukung yang canggih merupakan jaminan mendapatkan mutu yang berbasis pada:

• Pedagogis bukan retorika • Informasi bukan issue

• Substansi bukan kosmetika • Data bukan rekaan

Selain perkembangan jumlah siswa yang cukup pesat, BKB Nurul Fikri juga telah berhasil mencatat prestasi yang menggembirakan dalam membantu siswa-siswi menembus berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) maupun non SPMB.

4.1.2. Visi dan Misi Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri a. Visi Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri

“Memenuhi kebutuhan umat dalam menyongsong masa depan yang gemilang sehingga predikat Khairu Ummah (ummat terbaik) dan Rahmatan lil

’Alamin (Rahmat bagi semesta alam) dapat diraih”. b. Misi Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri

1. Membantu para pelajar untuk memperoleh kesempatan guna melanjutkan studi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan biaya yang relatif terjangkau.

2. Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan yang baik sehingga mampu menunjang aktivitas pendidikan yang telah direncanakan dan dapat mencetak lulusan yang berkualitas.

3. Menyediakan sarana-sarana yang menunjang untuk kesejahteraan umat pada umumnya, terutama dari segi pendidikan.

4. Mencetak pribadi-pribadi yang memiliki pemahaman yang mendalam dan menyeluruh terhadap ajaran Islam, wawasan berpikir yang luas, cerdas, kreatif dan inovatif ditunjang semangat belajar yang tinggi.

(3)

5. Menjadi media bagi penyebarluasan idealisme Islam di kalangan masyarakat akademisi, intelektual dan masyarakat luas.

4.1.3. Program Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri 1. Program Reguler, semester 1 dan semester 2.

Program ini diperuntukan bagi siswa-siswi yang menduduki jenjang kelas: • 5 dan 6 SD

• 1,2 dan 3 SLTP • 1, 2 dan 3 SMA

Sasaran program ini adalah

a. Penguasaan konsep dasar materi pelajaran di sekolah b. Pemantapan dan peningkatan prestasi akademik c. Persiapan ulangan umum semester

d. Persiapan dini penjurusan (kelas 1 SMA)

e. Persiapan dini UAS, UAN dan SPMB untuk kelas 3 SMA. 2. Program RONIN

Program Ronin adalah program khusus yang dikembangkan BKB Nurul Fikri bagi alumni SLTA yang ingin meraih sukses di SPMB. Melalui program RONIN, siswa-siswi mendapat bimbingan dan pengarahan sejak dini untuk menguasai dan memahami konsep-konsep dasar materi SPMB. Mereka juga dilatih secara intensif untuk menguasai soal-soal tipe SPMB sehingga kemampuan dan daya saing yang mereka miliki semakin bertambah dan mereka memiliki kesempatan yang lebih besar untuk sukses di SPMB.

3. Program INTENSIF

Program intensif merupakan program persiapan total dalam menghadapi SPMB. Para siswa diberikan latihan ribuan soal tipe SPMB secara intensif. Waktu pelaksanaanya tiga hari setelah Ujian Nasional (UN) hingga tiga hari sebelum SPMB.

4.1.4. Ciri Khas Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri A. Konsep Dasar

BKB Nurul Fikri bukan sekedar bimbingan belajar yang mengajarkan berbagai trik mengerjakan soal dengan cepat dan mudah kepada para siswanya. BKB Nurul Fikri berupaya memberikan pemahaman konsep dasar yang tepat dan

(4)

lengkap dengan mengembangkan suatu metode praktis yang mencoba mentranformasikan penguasaan konsep pelajaran ke dalam perilaku siswa agar mampu menyelesaikan soal-soal secara sistematis dengan hasil akhir:

a. Tahu dari mana harus menyelesaikan soal b. Berinisiatif

c. Menyenangi

d. Mampu dan mengetahui kapan menggunakan rumus-rumus umum dan kapan pula menggunakan rumus praktis

e. Melekat sehingga mendukung proses belajar pada jenjang yang lebih tinggi Karena konsepnya adalah pembentukan perilaku, maka hasil yang optimal ditentukan oleh faktor waktu lamanya berinteraksi. Dengan demikian semakin dini bergabung dengan BKB Nurul Fikri diharapkan hasilnya akan semakin baik. B. Pembinaan Kepribadian Muslim

BKB Nurul Fikri tidak puas sekedar memberikan bekal intelektual kepada para siswanya. BKB Nurul Fikri berusaha melakukan pembinaan kepribadian muslim yang ditekankan pada pembentukan akhlaqul karimah. Materi-materi terkait diberikan kepada para siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Topik-topik bimbingan diantaranya:

a. Mengenal Allah b. Mengenal Rasul

c. Mengenal Islam d. Mengenal hakekat diri

e. Mengenal hakekat kehidupan f. Akhlak terhadap orang tua g. Akhlak terhadap guru h. Dinamika kelompok

i. Kreativitas j. Gaya belajar

k. Alternatif pendidikan setelah SLTP l. Alternatif pendidikan setelah SLTA

m. Informasi Nilai Nasional dan Matriks Bantu Pemilihan Jurusan (MBPJ) n. Informasi jurusan-jurusan di Perguruan Tinggi

Topik-topik bimbingan tersebut disampaikan dalam kegiatan tatap muka di kelas melalui sesi Bimbingan dan Informasi Pendidikan (BIP) yang dikelola oleh sejumlah sarjana psikologi dan didukung oleh tenaga pengajar dari berbagai disiplin ilmu yang lain. Selain itu, BKB Nurul Fikri juga berupaya untuk menciptakan suasana Islami selama berlangsungnya proses belajar mengajar.

(5)

C. Biaya yang Terjangkau

BKB Nurul Fikri dikelola berdasarkan motivasi amal Islami, bukan bisnis semata sehingga sama sekali tidak ada pretensi untuk memberatkan para siswa dengan menuntut biaya yang tinggi. Biaya yang dikenakan oleh BKB Nurul Fikri

reasonable dan terjangkau oleh masyarakat dari berbagai tingkat ekonomi, karena kami memang berharap bahwa pelayanan yang disediakan BKB Nurul Fikri dapat dinikmati oleh kalangan seluas mungkin.

D. Pengolahan Nilai Try Out SPMB

Dalam setiap Try Out SPMB yang dilakukan di BKB Nurul Fikri, baik pada program reguler maupun program intensif, nilai peserta akan diolah dengan menggunakan sistem penghitungan Nilai Nasional seperti di SPMB sebenarnya. Hasil penghitungan Nilai Nasional tersebut nantinya dapat dipergunakan siswa untuk memilih jurusan yang sesuai dengan nilai yang mereka peroleh melalui MBPJ (Matriks Bantu Pemilihan Jurusan) yang merupakan paduan praktis bagi siswa untuk memilih jurusan yang sesuai dengan kemampuan mereka.

E. Kemitraan yang Harmonis dengan Sekolah

Kami sadar, keberhasilan para siswa dalam menempuh UN (Ujian Nasional), Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), Ujian Seleksi Masuk (USM) dan lain-lain, bukanlah berkat keberadaan kami semata. Para guru di sekolah mendidik para siswa 6 hari sepekan, setiap hari lebih dari 6 jam. Sementara para siswa tersebut bersama BKB Nurul Fikri hanya 2 hari sepekan, setiap harinya 3 jam. Maka hubungan yang harmonis antara BKB Nurul Fikri dengan sekolah merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan para siswa. 4.1.5. Sistem Evaluasi dan Pelaporan Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri

1. Tes Formatif (TF) dan Tes Harian (TH)

Yaitu tes yang harus dikerjakan oleh siswa untuk mengukur daya serap siswa terhadap materi yang telah disampaikan pada setiap pertemuan.

2. Kuis

Yaitu tes yang diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap sejumlah pokok bahasan yang telah disampaikan.

(6)

3. Tes Evaluasi (TE) dan Try Out (TO)

Yaitu ramuan tes yang mengandung sejumlah pelajaran yang akan diujikan pada tes-tes yang diselenggarakan oleh sekolah. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa sekaligus membantu siswa dalam menghadapi tes-tes di sekolah maupun SPMB.

4. Problem Set

Yaitu kumpulan soal yang telah dibukukan yang harus dikerjakan di rumah oleh para siswa dan dilaporkan hasilnya ke BKB Nurul Fikri. Pemberian

Prolem Set ini dimaksudkan agar siswa terbiasa belajar rutin dan ulet. 5. Rapor Standar

Selama belajar di BKB Nurul Fikri, siswa akan mendapatkan nilai dari tes-tes yang diberikan, hasilnya lalu dirangking dengan siswa BKB Nurul Fikri seluruh cabang atau secara nasional. Selanjutnya, agar lebih mudah melakukan kontrol, nilai tersebut dilaporkan secara rutin dalam bentuk Rapor Standar. Rapor ini dibuat menyerupai rapor di sekolah. Bedanya, nilai siswa tidak dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas melainkan dibandingkan dengan nilai standar yang ditetapkan BKB Nurul Fikri.

6. Perangkat Koreksi

Untuk dapat menilai hasil-hasil tes yang diikuti oleh siswa, maka tes tersebut selanjutnya diolah dengan dukungan Mesin OpScan, sistem komputerisasi dan Software pendidikan mutakhir.

4.2. Hasil Uji Awal

Sebelum peneliti melakukan penyebaran kuesioner, hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan uji coba kuesioner. Uji coba kuesioner ini antara lain uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat mewakili objek yang diamati, sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden.

Uji coba kuesioner ini dilakukan terhadap 30 orang responden siswa-siswi SMA di Bogor yang terbagi menjadi lima SMA dengan komposisi 8 orang responden dari SMAN 5 Bogor, 7 orang responden dari SMAN 6 Bogor, 7 orang 34

(7)

responden dari SMAN 7 Bogor, 4 orang responden dari SMA PGRI 3 Bogor dan 4 orang responden dari SMA Plus YPHB Bogor.

Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi antara skor masing-masing pernyataan dengan skor total, memakai rumus teknik korelasi

Product Moment Pearson yang diolah dengan software SPSS versi 16.00 for

windows. Hasil uji validitas menyatakan 14 atribut yang diuji, 13 atribut dinyatakan valid karena 13 atribut memiliki nilai rhitung > rtabel, sedangkan ada 1

atribut yang dinyatakan tidak valid karena rhitung < rtabel sehingga 1 atribut yang

tidak valid ini dibuang. Nilai uji validitas untuk 14 atribut dapat dilihat pada Tabel 3. Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Cronbach’s Alpha. Pengolahan teknik

Cronbach’s Alpha menggunakan bantuan software SPSS versi 16.00 for windows. Hasil uji reliabilitas ini menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 yaitu 0,877 sehingga dapat disimpulkan atribut-atribut dalam penelitian ini reliabel dan mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila digunakan dalam pengambilan data selanjutnya.

Tabel 3. Nilai uji validitas atribut bimbingan belajar

Atribut rhitung rtabel kesimpulan

Kualitas lulusan 0,406 0,361 Valid

Nama besar bimbingan belajar 0,333 0,361 Tidak valid

Fasilitas fisik 0,692 0,361 Valid

Metode pengajaran 0,366 0,361 Valid

Kedisiplinan 0,663 0,361 Valid

Lingkungan bimbingan belajar 0,832 0,361 Valid

Pelayanan 0,696 0,361 Valid

Biaya 0,569 0,361 Valid

Lokasi bimbingan belajar 0,497 0,361 Valid

Pengajar 0,450 0,361 Valid

Program yang ditawarkan 0,429 0,361 Valid Evaluasi hasil belajar (Try Out) 0,429 0,361 Valid Sistem perhitungan nilai Try Out 0,677 0,361 Valid Cabang bimbingan belajar yang ada 0,563 0,361 Valid

(8)

4.3. Karakteristik Responden

4.3.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal SMA

Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi di Bogor dengan kriteria mereka pernah mengikuti bimbingan belajar. Pada penelitian ini responden berasal dari lima SMA di Bogor yaitu SMAN 5 Bogor, SMAN 6 Bogor, SMAN 7 Bogor, SMA PGRI 3 Bogor dan SMA Plus YPHB Bogor. Penentuan responden di tiap-tiap SMA dilakukan berdasarkan Quota Sampling. Berdasarkan Quota Sampling tersebut tiap-tiap SMA mempunyai Sample

Fraction yang digunakan untuk menentukan banyaknya responden yang diambil dari tiap-tiap SMA. Sample Fraction merupakan hasil bagi jumlah populasi kelas tiga di setiap SMA dengan total jumlah siswa kelas tiga dari lima SMA tersebut. Jumlah responden SMAN 5 Bogor sebanyak 25 orang atau 25%, jumlah responden SMAN 6 Bogor sebanyak 24 orang atau 24%, jumlah responden SMAN 7 Bogor sebanyak 24 orang atau 24%, jumlah responden SMA PGRI 3 Bogor sebanyak 14 orang atau 14% dan jumlah responden SMA Plus YPHB Bogor sebanyak 13 orang atau 13%. Jumlah responden dari tiap-tiap SMA dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Persentase responden berdasarkan asal SMA

4.3.2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Dari 100 orang responden yang diambil dari lima SMA yang ada di Bogor, jumlah responden pria sebanyak 32 orang atau 32%, sedangkan jumlah responden wanita sebanyak 68 orang atau 68% yang dapat dilihat pada Gambar 4.

(9)

Gambar 4. Persentase responden berdasarkan jenis kelamin

3.4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Sekolah

Jumlah responden yang berasal dari SMA negeri sebanyak 73 orang atau 73%, sedangkan jumlah responden yang berasal dari SMA swasta sebanyak 27 orang atau 27% yang dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Persentase responden berdasarkan status sekolah

3.4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Sekolah

Jumlah responden yang berasal dari jurusan IPA sebanyak 71 orang atau 71%, sedangkan jumlah responden yang berasal dari jurusan IPS sebanyak 29 orang atau 29% yang dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Persentase responden berdasarkan jurusan sekolah

4.4. Analisis Kesadaran Merek

Dalam suatu pemasaran, merek merupakan salah satu hal yang penting dalam menentukan bagaimana suatu produk atau jasa dapat dikenal oleh konsumen. Dalam mengenal suatu merek, konsumen akan mengalami hal yang 37

(10)

disebut kesadaran merek. Kesadaran merek merupakan bagaimana seorang konsumen dapat mengenal atau mengingat kembali sebuah merek. Kesadaran merek mempunyai empat tingkatan, yaitu Top of Mind (puncak pikiran), Recalled

Brand (merek yang dikenal tanpa dibantu mengingatnya), Recognized Brand (merek yang dikenal dengan dibantu mengingatnya) dan Unaware Brand (merek yang tidak dikenal). Top of Mind merupakan satu merek yang mempunyai posisi tertinggi dalam suatu ingatan konsumen. Berdasarkan hasil analisis kesadaran merek, peringkat bimbingan belajar yang paling diingat sampai dengan tidak dikenal dapat dilihat pada Tabel 4, 5, 6 dan 7.

Dari 100 responden, 27% responden menyebutkan bimbingan belajar Primagama sebagai bimbingan belajar yang paling diingat, 17% responden menyebutkan bimbingan belajar Ganesha Operation sebagai bimbingan belajar yang paling diingat, 14% responden menyebutkan bimbingan belajar Bintang Pelajar sebagai bimbingan belajar yang paling diingat, 12% responden menyebutkan bimbingan belajar Nurul Fikri sebagai bimbingan belajar yang paling diingat, 3% responden menyebutkan bimbingan belajar BTA 8 sebagai bimbingan belajar yang paling diingat dan 27% responden menyebutkan bimbingan belajar lain selain Primagama, Ganesha Operation, Bintang Pelajar, Nurul Fikri dan BTA 8 sebagai bimbingan belajar yang paling diingat.

Tabel 4. Bimbingan belajar yang paling diingat oleh responden

Bimbingan belajar Frekuensi bimbingan belajar yang paling diingat

Jumlah Persentase Primagama 27 27% Ganesha Operation 17 17% Bintang Pelajar 14 14% Nurul Fikri 12 12% BTA 8 3 3% Lain-lain 27 27% Total 100 100% 38

(11)

Tabel 5. Bimbingan belajar yang dikenal oleh responden tanpa dibantu mengingatnya.

Bimbingan belajar

Frekuensi bimbingan belajar yang dikenal tanpa dibantu mengingatnya Jumlah Persentase Bintang Pelajar 63 18% Nurul Fikri 58 17% Primagama 58 17% Ganesha Operation 39 11% BTA 8 15 4% Lain-lain 118 33% Total 351 100%

Brand Recall merupakan merek yang diingat oleh responden tanpa dibantu mengingatnya dan diukur dengan responden mengisi pertanyaan “Selain bimbingan belajar yang anda sebutkan di atas, bimbingan belajar apa lagi yang anda ingat?”. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan jumlah responden yang ingat dengan keberadaaan bimbingan belajar Bintang Pelajar tanpa harus dibantu mengingatnya sebesar 18%, Nurul Fikri 17%, Primagama 17%, Ganesha Operation 11%, BTA 8 4% dan bimbingan belajar lain selain Bintang Pelajar, Nurul Fikri, Primagama, Ganesha Operation dan BTA 8 sebesar 33%.

Tabel 6. Bimbingan belajar yang dikenal oleh responden dengan dibantu mengingatnya.

Bimbingan belajar

Frekuensi bimbingan belajar yang dikenal dengan dibantu mengingatnya Jumlah Persentase Bintang Pelajar 99 24% Primagama 96 23% Nurul Fikri 93 22% Ganesha Operation 86 20% BTA 8 45 11% Total 419 100% 39

(12)

Brand Recognition merupakan merek yang dikenal oleh responden dengan dibantu mengingatnya dan diukur dengan responden memilih merek-merek yang mereka kenal yang telah disediakan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan jumlah responden yang harus diingatkan kembali tentang keberadaan bimbingan belajar Nurul Fikri sebesar 22%, Bintang Pelajar 24%, Primagama 23% dan BTA 8 11%. Responden paling tidak mengenal (Unware Brand) bimbingan belajar BTA 8 sebesar 68%, Ganesha Operation 17%, Nurul Fikri 9%, Primagama 5% dan Bintang Pelajar 1% yang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Bimbingan belajar yang tidak dikenal oleh responden

Bimbingan belajar Frekuensi bimbingan belajar yang tidak dikenal

Jumlah Persentase BTA 55 68% Ganesha Operation 14 17% Nurul Fikri 7 9% Primagama 4 5% Bintang Pelajar 1 1% Total 81 100%

4.5. Analisis Pesaing Nurul Fikri dalam Bimbingan Belajar

Analisis pesaing sangat penting dilakukan untuk mengetahui siapa-siapa saja yang menjadi pesaing terdekat dari suatu usaha yang dijalankan, yang akhirnya dapat digunakan untuk menghadapi persaingan yang ada dan bertahan dalam industri tersebut. Analisis pesaing dalam penelitian ini menggunakan analisis Multidimensional Scalling berbasis atribut dengan menggunakan Software

SPSS version 16.00 for windows.

Analisis Multidimensional Scalling ini, nantinya akan menghasilkan titik-titik koordinat yang akan diolah untuk menghitung jarak Euclidean yang digunakan untuk mengetahui pesaing terdekat dari suatu usaha, yang dalam penelitian ini, yaitu Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri. Selain menggunakan jarak Euclidean, pesaing terdekat juga dapat diketahui dari

perceptual map yang dihasilkan dari analisis Multidimensional Scalling. Untuk mengetahui seberapa baik model Multidimensional Scalling ini, dapat diketahui 40

(13)

dengan melihat nilai stress dan nilai R-square (RSQ). Dengan prinsip semakin rendah nilai stress, maka semakin baik model Multidimensional Scalling yang dihasilkan dan semakin tinggi nilai RSQ, maka semakin baik model

Multidimensional Scalling yang dihasilkan.

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan pesaing terdekat dari Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri, yaitu Bintang Pelajar, BTA 8 menjadi pesaing kedua, sedangkan Ganesha Operation dan Primagama berturut-turut menjadi pesaing ketiga dan keempat dari Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri, hal ini bisa dilihat pada Tabel 8 dan Gambar 7 merupakan hasil

perceptual map dari pesaing Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri. Berdasarkan pengolahan data juga didapatkan nilai stress sebesar 0,123 atau 12,3% yang menunjukkan model ini memiliki goodness of fit yang cukup baik (poor) dan nilai RSQ 0,986 yang lebih besar dari 0,6. Dua hal ini menunjukkan model Multidimensional Scalling yang dihasilkan adalah baik.

Tabel 8. Perhitungan Jarak Euclidean dan Peringkat Pesaing Terdekat Bimbel Xa Ya Xb Yb √(xb-xa)2+(yb-ya)2 Peringkat

NF - - - - - BP -0,4243 0,8234 -0,4814 0,7803 0,0715 1 PG -0,4243 0,8234 -0,5611 -1,1567 1,9848 4 GO -0,4243 0,8234 -0,6384 -1,0567 1,8923 3 BTA 8 -0,4243 0,8234 -2,1593 1,0442 1,7490 2 41

(14)

Gambar 7. Peta Persaingan Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri Menggunakan Multidimensional Scalling

4.6. Analisis Positioning Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri 4.6.1. Analisis Deskriptif Persepsi Responden

Analisis deskriptif mengenai persepsi responden yang dalam hal ini adalah siswa-siswi kelas tiga SMA di Bogor yang pernah mengikuti bimbingan belajar digunakan untuk mengetahui penilaian responden terhadap beberapa bimbingan belajar yang ada di Bogor, seperti Nurul Fikri, Bintang Pelajar, Primagama, Ganesha Operation dan BTA 8. Analisis deskriptif ini akan meringkas informasi yang terkandung dalam data atribut berdasarkan pilihan responden. Penilaian responden ini akan membandingkan satu bimbingan belajar dengan pesaingnya. Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat penilaian responden terhadap Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri dan keempat pesaingnya, yaitu Bintang Pelajar, Primagama, Ganesha Operation dan BTA 8. Analisis ini menggunakan nilai rata-rata yang kemudian diringkas dalam bentuk bar chart agar lebih mudah dan menarik untuk diinterpretasikan.

Dimension 1 2 1 0 -1 -2 -3 Dimension 2 2 1 0 -1 -2 row 14 row 13 row 12 row 11 row 10 row 9 row 8 row 7 row 6 row 5 row 4 row 3 row 2 row 1 BTA GO PG BP NF

Derived Stimulus Configuration

Euclidean distance model

(15)

Berdasarkan analisis deskriptif persepsi responden dapat diketahui atribut-atribut yang menjadi keunggulan dan kelemahan Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri maupun pesaingnya, yaitu Bintang Pelajar, Primagama, Ganesha Operation dan BTA 8 yang dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Analisis Deskriptif Persepsi Responden

Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang ada pada Gambar 8, terlihat bahwa setiap bimbingan belajar mempunyai keunggulan dan kelemahannya masing-masing, termasuk Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri. Penilaian responden terhadap setiap bimbingan belajar dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Bimbingan dan Konsultasi Belajar (BKB) Nurul Fikri

BKB Nurul Fikri dipersepsikan oleh responden sebagai bimbingan belajar yang memiliki biaya yang terjangkau. Hal ini dapat menjadi atribut yang diunggulkan oleh BKB Nurul Fikri. Atribut kualitas lulusan dan kedisiplinan BKB Nurul Fikri dipersepsikan oleh responden masih lebih baik dibandingkan pesaingnya, seperti Primagama, Ganesha Operation dan BTA 8, tetapi masih dibawah Bintang Pelajar.

(16)

Pada atribut evaluasi hasil belajar (Try Out), BKB Nurul Fikri dipersepsikan oleh responden masih lebih lebih baik dibandingkan pesaingnya, seperti Bintang Pelajar, Primagama dan BTA 8, tetapi masih dibawah Ganesha Operation. BKB Nurul Fikri dalam atribut sistem perhitungan nilai Try Out dipersepsikan oleh responden sama baik, seperti Bintang Pelajar dan Primagama, tetapi masih lebih baik dibandingkan BTA 8 dan masih dibawah Ganesha Operation. Atribut fasilitas fisik di BKB Nurul Fikri dipersepsikan oleh responden masih kurang baik dibandingkan pesaing-pesaingnya, hal ini yang bisa menjadi kelemahan dari BKB Nurul Fikri sehingga perlu ditingkatkan agar dapat terus bersaing dengan pesaing-pesaingnya.

b. Bimbingan belajar Bintang Pelajar

Bimbingan belajar Bintang Pelajar dipersepsikan oleh responden sebagai bimbingan belajar yang unggul dalam hal kualitas lulusan, fasilitas fisik, kedisiplinan dan lingkungan bimbingan belajar yang baik serta lokasi bimbingan belajar yang strategis. Metode pengajaran dan pelayanan bimbingan belajar Bintang Pelajar dipersepsikan oleh responden masih lebih baik dibandingkan Nurul Fikri, Primagama dan BTA 8, tetapi masih dibawah Ganesha Operation. Pada atribut sistem perhitungan nilai Try Out, bimbingan belajar Bintang Pelajar dipersepsikan oleh responden sama baik, seperti Nurul Fikri dan Primagama, tetapi masih lebih baik dibandingkan dengan BTA 8 dan masih di bawah Ganesha Operation.

Atribut pengajar bimbingan belajar Bintang Pelajar dipersepsikan oleh responden masih lebih baik dibandingkan pesaingnya, seperti Nurul Fikri dan Primagama, tetapi masih di bawah Ganesha Operation dan BTA 8. Pada atribut program yang ditawarkan dan cabang bimbingan belajar yang ada, bimbingan belajar Bintang Pelajar dipersepsikan oleh responden masih lebih baik dibandingkan pesaingnya, seperti Nurul Fikri, Ganesha Operation dan BTA 8, tetapi masih di bawah Primagama. Bimbingan belajar Bintang Pelajar mempunyai kelemahan diatribut biaya karena menurut persepsi responden biaya di bimbingan belajat Bintang Pelajar kurang terjangkau dibandingkan pesaing-pesaingnya. c. Bimbingan belajar Primagama

(17)

Bimbingan belajar Primagama dipersepsikan oleh responden sebagai bimbingan belajar yang unggul dalam hal program yang ditawarkan lebih beragam dan cabang bimbingan belajar yang banyak. Atribut fasilitas fisik di bimbingan belajar Primagama menurut persepsi responden masih lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya, seperti Nurul Fikri dan Ganesha Operation, tetapi masih di bawah Bintang Pelajar dan BTA 8. Pada atribut lokasi bimbingan belajar, Primagama mempunyai lokasi yang cukup strategis dibandingakan dengan pesaingnya, seperti Nurul Fikri, Ganesha Operation dan BTA 8, tetapi lokasi bimbingan belajar Bintang Pelajar masih lebih strategis. Atribut sistem perhitungan nilai Try Out di bimbingan belajar Primagama dipersepsikan oleh responden sama baik dengan Nurul Fikri dan Bintang Pelajar, tetapi masih lebih baik dibandingkan dengan BTA 8 dan masih di bawah Ganesha Operation. Bimbingan belajar Primagama mempunyai beberapa kelemahan di atribut-atribut, seperti kualitas lulusan, kedisiplinan, lingkungan bimbingan belajar, pelayanan dan pengajar sehingga atribut-atribut ini perlu diperbaiki oleh bimbingan belajar primagama agar dapat terus bersaing dengan pesaing-pesaingnya.

d. Bimbingan belajar Ganesha Operation

Bimbingan belajar Ganesha Operation dipersepsikan oleh responden sebagai bimbingan belajar yang unggul dalam hal metode pengajaran, pelayanan, evaluasi hasil belajar (Try Out) dan sistem perhitungan nilai Try Out. Pada atribut pengajar, bimbingan belajar Ganesha Operation dipersepsikan oleh responden sama baik dengan pesaingnya BTA 8, tetapi masih lebih baik dibandingkan dengan pesaing lainnya, seperti Nurul Fikri, Bintang Pelajar dan Primagama. Atribut kualitas lulusan bimbingan belajar Ganesha Operation cukup baik dibandingkan dengan pesaingnya, seperti Nurul Fikri, Primagama dan BTA 8, tetapi masih di bawah kualitas lulusan Bintang Pelajar. Bimbingan belajar Ganesha Operation mempunyai kelemahan diatribut lokasi bimbingan belajar. Menurut persepsi responden, lokasi bimbingan belajar Ganesha Operation masih kurang strategis dibandingkan pesaing-pesaingnya.

e. Bimbingan belajar BTA 8

Atribut fasilitas fisik di bimbingan belajar BTA 8 dipersepsikan oleh responden sama baik dengan pesaingnya Bintang Pelajar, tetapi masih lebih baik 45

(18)

dari pesaing-pesaing lainnya, seperti Nurul Fikri, Primagama dan Ganesha Operation. Pada atribut pengajar, bimbingan belajar BTA 8 dipersepsikan oleh responden sama baik dengan pesaingnya Ganesha Operation, tetapi masih lebih baik dibandingkan dengan pesaing-pesaing lainnya, seperti Nurul Fikri, Bintang Pelajar dan Primagama. Atribut lingkungan bimbingan belajar BTA 8 dipersepsikan oleh responden cukup baik dibandingkan pesaingnya, seperti Nurul Fikri, Primagama dan Ganesha Operation, tetapi masih lebih baik lingkungan bimbingan belajar Bintang Pelajar. Bimbingan belajar BTA 8 dipersepsikan oleh responden sebagai bimbingan belajar dengan biaya yang cukup terjangkau dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya, seperti Bintang Pelajar, Primagama dan Ganesaha Operation, tetapi masih lebih terjangkau biaya bimbingan belajar di Nurul Fikri. Bimbingan belajar BTA 8 mempunyai beberapa kelemahan di atribut-atribut, seperti metode pengajaran, pelayanan, evaluasi hasil belajar (Try Out), program yang ditawarkan dan cabang bimbingan belajar yang ada.

4.6.2. Analisis Biplot

Analisis biplot merupakan analisis data statistika deskriptif ganda yang menyajikan pengaruh objek dan peubah dalam peta dua dimensi sehingga data mudah dilihat dan diinterpretasikan. Analisis biplot ini meringkas informasi yang terdapat dalam matriks rataan data atribut produk berdasarkan persepsi responden. Matriks rataan data merupakan matriks yang berisi rataan setiap peubah pada masing-masing objek. Biplot menggambarkan keragaman peubah, hubungan (korelasi) antar peubah, kemiringan relatif antar objek (kedekatan antar objek) dan nilai peubah pada suatu objek.

Objek penelitian ini adalah lima bimbingan belajar di Bogor, yaitu Nurul Fikri, Bintang Pelajar, Primagama, Ganesha Operation dan BTA 8. Sedangkan peubahnya adalah 13 atribut bimbingan belajar, yaitu kualitas lulusan, fasilitas fisik, metode pengajaran, kedisiplinan, lingkungan bimbingan belajar, pelayanan, evaluasi hasil belajar (Try Out), sistem perhitungan nilai Try Out, pengajar, biaya, lokasi bimbingan belajar, program yang ditawarkan dan cabang bimbingan belajar yang ada.

Matriks rataan dalam analisis biplot akan menjadi input dalam pengolahan data dengan menggunakan program Minitab 15. Output analisis biplot ini berupa 46

(19)

nilai singular dan keragamannya, rasio skala garis pada biplot, koordinat biplot dan peta dua dimensi biplot, yaitu sumbu x (objek) dan sumbu y (peubah).

Analisis biplot adalah upaya menggambarkan suatu ruang berdimensi banyak menjadi gambar di ruang dua dimensi. Biplot yang mampu memberikan informasi sebesar 70 persen dari seluruh informasi dianggap cukup. Besarnya informasi yang terkandung dalam biplot dapat dilihat dari nilai keragamannya. Dua nilai singular pertama pada output biplot menunjukkan keragaman yang diterangkan oleh sumbu x (dimensi 1) dan sumbu y (dimensi 2). Besarnya keragaman yang diterangkan oleh kedua sumbu tersebut dapat dilihat dari persentase keragamannya.

Berdasarkan tampilan biplot Gambar 9, keragaman yang diterangkan oleh sumbu x sebesar 72,6%, sedangkan keragaman yang diterangkan oleh sumbu y sebesar 17,3% sehingga secara keseluruhan keragaman yang diterangkan oleh kedua sumbu ini sebesar 89,9%. Hal ini berarti keragaman yang diterangkan oleh kedua sumbu pembentuk biplot persepsi responden ini dianggap baik dalam memberikan informasi yang ada.

Pada biplot Gambar 9 dapat dilihat posisi setiap bimbingan belajar yang menempati posisinya masing-masing. Pada gambar tersebut terlihat posisi masing-masing bimbingan belajar saling berdekatan, tetapi posisi kelima bimbingan belajar tersebut terbagi menjadi dua kuadran, yaitu Nurul Fikri, BTA 8 dan Ganesha Operation berada di kuadran IV, sedangkan Primagama dan Bintang Pelajar berada di kuadran I. Hal ini menunjukkan BTA 8 dan Ganesha Operation memiliki kemiripan atau karakteristik yang hampir sama dengan Nurul Fikri.

Hubungan (korelasi) antar peubah juga didapat dalam analisis biplot ini. Hubungan (korelasi) antar peubah dijelaskan dengan besarnya sudut yang terbentuk dari dua buah garis atribut. Semakin lancip sudut (< 90o) yang terbentuk dari dua buah garis atribut, maka nilai korelasinya semakin besar (korelasi positif), sedangkan semakin tumpul sudut (> 90o) yang terbentuk dari dua buah garis atribut, maka nilai korelasinya semakin kecil (korelasi negatif). Dua buah garis atribut yang membentuk sudut siku-siku (90o) maka tidak ada korelasi antara kedua atribut tersebut.

(20)

3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 2 1 0 -1 -2 First Component (72.6%) S e co n d C o m p o n e n t (1 7 .3 % ) BTA GO primagama BP nurulfikri

Gambar 9. Biplot persepsi responden terhadap atribut bimbingan belajar

Keterangan:

A1 : Kualitas Lulusan A8 : Sistem Perhitungan Nilai Try Out A2 : Fasilitas Fisik A9 : Pengajar

A3 : Metode Pengajaran A10 : Biaya

A4 : Kedisiplinan A11 : Lokasi Bimbingan Belajar A5 : Lingkungan Bimbingan Belajar A12 : Program yang Ditawarkan

A6 : Pelayanan A13 : Cabang Bimbingan Belajar yang ada A7 : Evaluasi Hasil Belajar (Try Out)

Pada Gambar 10 terlihat atribut kualitas lulusan (A1) berkorelasi positif dengan atribut metode pengajaran (A3) dan atribut fasilitas fisik (A2) berkorelasi positif dengan atribut sistem perhitungan nilai Try Out (A8). Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik metode pengajaran yang diajarkan, maka semakin baik kualitas lulusan yang dihasilkan dan semakin baik fasilitas fisik yang dimiliki, maka semakin baik sistem perhitungan nilai Try Out yang dihasilkan. Korelasi negatif dicirikan dengan atribut yang memiliki vektor yang berlawanan arah, hal ini terlihat di antara atribut pelayanan (A9) dan cabang

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 48

(21)

bimbingan belajar yang ada (A13), pelayanan (A6) dan program yang ditawarkan (A12). 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 2 1 0 -1 -2 First Component (72.6%) S e co n d C o m p o n e n t (1 7 .3 % ) 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C1

Gambar 10. Analisis biplot untuk atribut bimbingan belajar

Keterangan:

1 : Kualitas Lulusan 8 : Sistem Perhitungan Nilai Try Out 2 : Fasilitas Fisik 9 : Pengajar

3 : Metode Pengajaran 10 : Biaya

4 : Kedisiplinan 11 : Lokasi Bimbingan Belajar 5 : Lingkungan Bimbingan Belajar 12 : Program yang Ditawarkan

6 : Pelayanan 13 : Cabang Bimbingan Belajar yang ada 7 : Evaluasi Hasil Belajar (Try Out)

Informasi lain yang didapat pada analisis biplot ini adalah keragaman peubah (atribut) yang digambarkan dari panjang vektor masing-masing atribut. Semakin panjang vektor suatu atribut, maka keragaman atribut tersebut semakin tinggi, begitu juga sebaliknya. Semakin pendek vektor suatu atribut, maka keragaman atribut tersebut semakin kecil. Pada Gambar 10 terlihat atribut biaya (A10) dan atribut cabang bimbingan belajar yang ada (A13) memiliki vektor yang 49

(22)

lebih panjang dibandingkan vektor atribut-atribut lainnya. Hal ini berarti dua atribut tersebut memiliki keragaman yang lebih besar dibandingkan atribut-atribut lainnya. Nilai keragaman ini menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap dua atribut tersebut lebih beragam dibandingkan persepsi responden terhadap atribut-atribut yang lainnya.

Analisis biplot juga menghasilkan nilai peubah pada suatu objek. Hal ini untuk mengetahui suatu objek memiliki keunggulan diatribut apa saja. Suatu objek yang terletak searah atau dekat dengan arah vektor suatu atribut menunjukkan besarnya nilai atribut untuk objek tersebut. Sebaliknya, suatu objek yang terletak berlawanan atau jauh dengan arah vektor suatu atribut menunjukkan rendahnya nilai atribut untuk objek tersebut. Pada Gambar 9 terlihat bimbingan belajar Nurul Fikri posisinya berdekatan dengan atribut lingkungan bimbingan belajar (A5), pelayanan (A6) dan pengajar (A9). Hal ini menunjukkan bimbingan belajar Nurul Fikri mempunyai karakteristik sebagai bimbingan belajar yang memiliki lingkungan bimbingan belajar dan pelayanan yang baik serta pengajar yang berkualitas.

Posisi bimbingan belajar Bintang Pelajar berdekatan dengan atribut evaluasi hasil belajar (Try Out) (A7) dan sistem perhitungan nilai Try Out (A8). Hal ini menunjukkan bimbingan belajar Bintang Pelajar mempunyai karakteristik sebagai bimbingan belajar yang memiliki evaluasi hasil belajar (Try Out) yang baik dan sistem perhitungan nilai Try Out yang baik. Posisi bimbingan belajar Primagama berdekatan atribut fasilitas fisik (A2), hal ini menunjukkan bimbingan belajar Primagama mempunyai karakteristik sebagai bimbingan belajar yang memiliki fasilitas fisik yang baik. Posisi bimbingan belajar Ganesha Operation berdekatan atribut metode pengajaran (A3), hal ini menunjukkan bimbingan belajar Ganesha Operation mempunyai karakteristik sebagai bimbingan belajar yang memiliki metode pengajaran yang baik.

Posisi bimbingan belajar BTA 8 berdekatan atribut kualitas lulusan (A1), hal ini menunjukkan bimbingan belajar BTA 8 mempunyai karakteristik sebagai bimbingan belajar yang memiliki kualitas lulusan yang baik. Untuk atribut-atribut seperti kedisiplinan (A4), biaya (A10), lokasi bimbingan belajar (A11), program yang ditawarkan (A12) dan cabang bimbingan belajar yang ada (A13) tidak 50

(23)

dimiliki oleh kelima bimbingan belajar karena vektor kelima atribut tersebut berlawanan dengan posisi kelima bimbingan belajar.

4.7.Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka implikasi manajerial yang dapat direkomendasikan untuk diterapkan pada Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri adalah dari hasil penelitian mengenai posisi Bimbingan dan Konsultasi Belajar (BKB) Nurul Fikri di benak konsumen dalam tingkatan Top of Mind sebesar 12%, Brand Recall 17%, Brand Recognition 22%,

Unware Brand 9%. Dari hasil tersebut terlihat posisi BKB Nurul Fikri di benak konsumen kurang baik dibandingkan pesaing-pesaingnya. Oleh karena itu, BKB Nurul Fikri harus melakukan promosi yang besar-besaran dan mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak sekolah serta memperluas jaringan komunikasinya agar siswa-siswi dapat mengenal dan mengingat keberadaan BKB Nurul Fikri dan mau mengikuti bimbingan belajar di BKB Nurul Fikri.

Berdasarkan hasil analisis pesaing, bimbingan belajar Primagama merupakan pesaing terdekat dari Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri. Oleh karena itu, BKB Nurul Fikri harus mewaspadai keberadaan bimbingan belajar Primagama dan bimbingan-bimbingan belajar lainnya. BKB Nurul Fikri juga harus terus melakukan inovasi-inovasi dan perbaikan secara terus-menerus agar tetap dapat bersaing dengan bimbingan belajar Primagama yang merupakan pesaing terdekat dari BKB Nurul Fikri dan bimbingan belajar lainnya sehingga BKB Nurul Fikri dapat menjadi bimbingan belajar yang berkualitas dan diminati oleh konsumennya.

Berdasarkan hasil analisis positioning, Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri diposisikan sebagai bimbingan belajar yang memiliki lingkungan bimbingan dan pelayanan yang baik serta pengajar yang berkualitas. Sedangkan diatribut-atribut lainnya BKB Nurul Fikri masih cukup kurang kualitasnya sehingga BKB Nurul Fikri harus terus-menerus memperbaiki atribut-atribut tersebut, seperti atribut kualitas lulusan, fasilitas fisik, metode pengajaran, kedisiplinan, evaluasi hasil belajar (Try Out), sistem perhitungan nilai Try Out, biaya, lokasi bimbingan belajar, program yang ditawarkan dan cabang bimbingan belajar yang ada sehingga BKB Nurul Fikri bisa menjadi bimbingan belajar yang 51

(24)

baik dalam semua aspek yang ada dan dapat terus berkembang menjadi bimbingan belajar yang menghasilkan generasi bangsa yang terbaik.

Gambar

Tabel 3. Nilai uji validitas atribut bimbingan belajar
Gambar 4. Persentase responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4. Bimbingan belajar yang paling diingat oleh responden
Tabel  5.  Bimbingan  belajar  yang  dikenal  oleh  responden  tanpa  dibantu  mengingatnya
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga hipotesa kerja yang penulis ajukan yang berbunyi : “ Ada pengaruh yang positif dari bimbingan belajar orang tua pada belajar anak terhadap prestasi

Responden menilai bahwa aplikasi ini memiliki konsistensi yang baik untuk kandungan materinya dan dapat dibuktikan dengan hasil 10 dari 15 responden dalam rentang

Untuk atribut komunikasi efektif sebaiknya dipertimbangkan untuk ditingkatkan karena dengan komunikasi efektif karyawan dapat melakukan berbagi pengetahuan dengan lebih baik dan

Pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar Al-Qur’an di Pondok Pesantren Autis Al-Achsaniyyah hingga saat ini sudah berjalan dan terprogram dengan baik. Dapat dikatakan

Dari hasil hipotesis Fishbein, responden es krim Baltic, es krim Campina dan es krim Walls mengukur terhadap 16 atribut (Tabel 16), yaitu kemasan, tingkat kelezatan, pilihan

Terdapat beberapa atribut yang melampaui harapan debitur, yaitu penataan interior dan layout ruangan yang baik, prosedur yang dilalui sederhana, persyaratan kredit mudah,

Aplikasi sistem informasi geografis daerah rawan banjir di Kota Medan merupakan aplikasi yang dirancang baik untuk pengelolaan data spasial maupun atribut yang

Total 103 100% Sumber : Hasil Data Penulis, 2019 Berdasarkan tabel IV.10 menunjukkan persepsi responden terhadap pernyataan “Mengetahui ukuran size dari produk yang ditawarkan”,