• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG TAHUN AJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG TAHUN AJARAN 2012/2013"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN

KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN SISWA KELAS VIII

SEMESTER II SMP N 1 GUNUNG TALANG

TAHUN AJARAN 2012/2013

ERNARIA

ABSTRACT

Language skills learning to read as less than the maximum. Reading is considered as being boring for siswa.Hal This can certainly lead to poor students in writing, especially in writing ringkasan.Penelitian aims to describe the ( 1 ) students' reading comprehension, ( 2 ) the ability to write a summary of students, and ( 3 ) the relationship between reading comprehension skills with the ability to write a summary of class VIII Semester II SMP N 1 Mount Talang. The method used in this study is quantitatively using descriptive. The study population was a class VIII student of Mount Talang SMPN1 enrolled in the school year 2012/2013. In this study, researchers applied a random sampling with a sample class and VIII2 VIII1 totaling 40 people siswa. Teknik data collection is done by giving a test to a sample of students.

Based on the calculation of correlation coefficients, it is evident that there is a relationship between reading comprehension skills by writing a summary of the eighth grade students of SMP N 1 Mount Talang. In other words, the higher the reading comprehension skills of students so the higher the students' ability to write summaries. From the calculation of the coefficient of determination obtained percentage of 19.95 %. This means that 19.95 % of the successful writing ringkasan siswa donated by a reading comprehension class VIII SMP N 1 Mount Talang. Hypothesis test also prove that the value of t > t table means there is a relationship between reading comprehension with eighth grade students write a summary of SMP N 1 Mount Talang.

(2)

1

A. PENDAHULUAN

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting untuk dikuasai. Hal itu disebabkan dalam proses pembelajaran di sekolah, menulis memiliki peranan yang penting. Semua mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa tidak terlepas dari kegiatan menulis.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia, salah satu kegiatan menulis di antaranya menulis ringkasan. Ringkasan merupakan jenis tulisan yang berisi sajian singkat tentang suatu bacaan dengan tetap memperhatikan urutan asli bacaan tersebut. Untuk menghasilkan sebuah ringkasan yang baik, maka dibutuhkan latihan menulis.

Dengan adanya latihan yang berkesinambungan, siswa akan terbiasa mengungkapkan ide, pengalaman, dan pengetahuan dalam bentuk tertulis. Dengan cara demikian, siswa akan terampil dalam menulis. Selain latihan menulis, kiat lain agar dapat menciptakan ringkasan yang baik adalah dengan banyak membaca.

Membaca dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa sehingga perlu dikuasai oleh siswa karena membaca merupakan keterampilan penting untuk menunjang proses pembelajaran. Siswa dapat

menyerap informasi dan memahami ide-ide yang terdapat dalam bacaan melalui membaca.

Membaca pemahaman (membaca intensif) merupakan materi pokok yang dipelajari dan harus dikuasai siswa dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada kelas VIII semester II. Materi tersebut tertuang dalam Standar Kompetensi : Membaca, 11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring. Dengan kompetensi dasar 11.2 yaitu menemukan informasi untuk bahan diskusi melalui membaca intensif. Menulis ringkasan tertuang dalam Standar Kompetensi : Menulis, 12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster. Dengan Kompetensi Dasar 12.1 Menulis rangkuman buku ilmu pengetahuan populer.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan Praktik Lapangan dan wawancara dengan guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII SMP Negeri 1 Gunung Talang, Jusniar S.Pd pada tanggal 20 Oktober 2012, diperoleh gambaran ternyata pembelajaran membaca sebagai keterampilan berbahasa kurang maksimal. Selain itu, membaca dianggap sebagai hal yang membosankan

(3)

2 bagi siswa. Hal ini dapat mengakibatkan lemahnya siswa dalam menulis, khususnya dalam menulis ringkasan.

Dalam penelitian ini peneliti akan membahas hubungan antara keterampilan membaca dengan keterampilan menulis. Khususnya, keterampilan membaca pemahaman dengan keterampilan menulis ringkasan. Untuk mendapatkan hasil ringkasan yang baik dibutuhkan keterampilan membaca pemahaman yang baik pula, sehingga dapat diprediksi terdapat hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan menulis ringkasan. Dengan demikian dinyatakan bahwa antara membaca dan menulis terdapat hubungan yang erat.

Berdasarkan fenomena yang dikemukakan tersebut, penelitian kemampuan membaca pemahaman dan hubungannya dengan kemampuan menulis ringkasan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gunung Talang penting untuk diteliti. Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Kemampuan Menulis Ringkasan Siswa Kelas VIII Semester IISMP N 1 Gunung Talang Tahun Ajaran 2012/2013”.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, teridentifikasi

masalah berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dan menulis ringkasan serta hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan menulis ringkasan siswa. Dari sudut pandang pembelajaran, diperoleh gambaran bahwa masih banyak siswa yang memiliki minat baca yang kurang sehingga berpengaruh pada kemampuan menulis, khususnya dalam menulis ringkasan siswa.

Sehubungan dengan itu penelitian ini dibatasi pada hubungan kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis ringkasan siswa kelas VIII Semester II SMP N 1 Gunung Talang Tahun Ajaran 2012/2013.

Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.(1) Bagaimanakah kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII Semester II SMP N 1 Gunung Talang? (2) Bagaimanakah kemampuan menulis ringkasan siswa kelas VIII Semester II SMP N 1 Gunung Talang? (3)Bagaimanakah hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis ringkasan siswa kelas VIII Semester II SMP N 1 Gunung Talang?

(4)

3 Adapun tujuan penelitian ini untuk memperoleh deskripsi tentang (1) kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII Semester II SMP N 1 Gunung Talang, (2) kemampuan menulis ringkasan siswa kelas VIII Semester II SMP N 1 Gunung Talang, dan (3) hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis ringkasan siswa kelas VIII Semester II SMP N 1 Gunung Talang.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak berikut.

1. Bagi siswa berguna untuk memotivasi siswa berlatih sehingga terampil dalam membaca pemahaman dan menulis ringkasan.

2. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam membina kemampuan membaca pemahaman dan menulis ringkasan siswa.

3. Bagi peneliti lain sebagai pedoman untuk penelitian sejenis.

4. Bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai alternatif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan menulis ringkasan siswanya.

5. Bagi mahasiswa sebagai pedoman dan panduan untuk memahami

keterampilan bahasa khususnya membaca pemahaman dan menulis ringkasan.

B. RANCANGAN PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitan kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Menurut Nazir (2005:54), metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Dikatakan kuantitatif karena data penelitian ini berupa angka-angka, yaitu skor kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan menulis ringkasan siswa kelas VIII SemesterII SMP N 1 Gunung Talang, serta menggambarkan hubungan antara keduanya.

Selanjutnya, data ini diolah dengan menggunakan rumus (statistik). Tujuan dari penelitian metode dekriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan hubungan kemampuan membaca pemahaman

(5)

4 dengan kemampuan menulis ringkasan siswa kelas VIII Semester II SMP N 1 Gunung Talang Tahun Ajaran 2012/2013.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Sugiyono, (2009:81) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jumlah siswa kelas VIII yang terdaftar pada tahun ajaran tersebut adalah 158 orang siswa, yang tersebar dalam delapan kelas. Untuk lebih jelasnya mengenai gambaran populasi dan sampel penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.Format Populasi Siswa No Kelas Jumlah Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 VIII1 VIII2 VIII3 VIII4 VIII5 VIII6 VIII7 VIII8 21 19 20 20 21 19 20 19 Jumlah 159 Menurut Arikunto (2002:112), “apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjek penelitiannya lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau

20-25%”. Karena kondisi setiap kelas sama, maka sampel diambil secara acak. Pada penelitian ini, peneliti menerapkan sampel 25% dari populasi, sehingga sampel berjumlah 39-40 orang siswa.Semua sampel berhak dijadikan penelitian, untuk itu dilakukan penomoran dan diambil dua kelas secara acak untuk penelitian. Setelah pengambilan data secara acak, maka yang terpilih adalah kelas VIII1(21 orang) dan VIII2(19 orang).

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:38). Variabel penelitian ini ada dua yakni membaca pemahaman sebagai variabel bebas (diberi simbol X) dan menulis ringkasan siswa sebagai variabel terikat (diberi simbol Y). Membaca pemahaman disebut variabel bebas karena kemampuan membaca

pemahaman mempengaruhi

kemampuan menulis ringkasan siswa, sedangkan menulis ringkasan disebut variabel terikat karena kemampuan menulis ringkasan dipengaruhi oleh kemampuan membaca pemahaman.

(6)

5 Data tentang kemampuan membaca pemahaman diambil dengan memberikan tes objektif dengan empat alternatif pilihan jawaban (a, b, c, d) sedangkan data kemampuan menulis ringkasan diambil melalui tes unjuk kerja yaitu menulis ringkasan dari wacana yang telah disediakan.

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2002:134). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes membaca pemahaman dan tes menulis ringkasan. Sebelum diberikan kepada siswa, tes kemampuan membaca pemahaman terlebih dahulu diujicobakan.

Ujicoba dilakukan terhadap siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang yang berada di luar sampel. Ujicoba instrumen dimaksudkan untuk menentukan layak tidaknya soal dipakai, sehingga data yang

dikumpulkan dapat

dipertanggungjawabkan keabsahannya.

1. Tes kemampuan membaca pemahaman

Tes diberikan kepada siswa berupa tes objektif tipe pilihan ganda dengan empat alternatif pilihan jawaban (a, b, c, d). Tes tersebut berjumlah 60 butir soal.

Dari 60 butir soal tersebut, terdapat empat indikator penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa. Jumlah soal untuk indikator menentukan ide pokok paragraf berjumlah 23 butir soal.

Jumlah soal untuk indikator menentukan butir-butir penting atau detail penting bacaan berjumlah 10 butir soal. Jumlah soal untuk indikator menjawab pertanyaan berjumlah 16 butir soal. Jumlah soal untuk indikator menentukan kesimpulan dari isi bacaan berjumlah 11 butir soal. Kisi-kisi penelitian ini berpedoman pada pendapat Agustina (2000:34-54).

Uji coba soal membaca pemahaman dilakukan di SMP N 1 Gunung Talang dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang. Sebuah tes dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Validitas Tes

Validitas item dapat diartikan sebagai tingkat kesahihan atau ketepatan suatu tes dalam mengukur apa yang semestinya diukur. Menurut Abdurrahman dan Ratna (2003: 179), tes yang memiliki kadar validitas tinggi adalah tes yang isinya layak mengukur objek yang akan diukur dan susuai dengan kriteria tertentu. Cara menentukannya dapat dipakai rumus yang

(7)

6 dikemukaakan oleh Suharsimi Arikunto (2005:78) sebagai berikut:

 



  2 2 2 2 ( ) ( ) ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rXY Keterangan: rXY Y X = = =

Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

Skor masing-masing siswa

Skor perolehan siswa untuk masing-masing butir soal

Y = Jumlah skor masing–masing siswa

X = Jumlah skor masing-masing butir soal

Y2= Jumlah kuadrat masing-masing Y

X2= Jumlah kuadrat skor benar masing-masing siswa untuk setiap butir

soal

N = Jumlah siswa

XY= Jumlah perkalian masing-masing X dengan Y untuk setiap butir soal Hasil terakhirnya ditafsirkan dengan rtabel

untuk mengetahui reliabel atau tidaknya tes tersebut.

b. Tingkat kesukaran dan daya pembeda soal

Menurut Abdurahman dan Ratna (2003:172), analisis butir soal untuk tingkat kesukaran dan daya pembedasoal dilakukan dengan cara berikut ini:

a. Mengurutkan skor pada lembar jawaban siswa dari skor yang tertinggi sampai skor terendah.

b. Mengambil sebanyak 27,5% jumlah siswa (kelompok pertama disebut kelompok atas dan kelompok kedua disebut kelompok bawah).

c. Menganalisis jawaban yang benar dan salah perbutir soal persiswa (analisis ini hanya dilakukan terhadap jawaban siswa dari kelompok atas dan kelompok bawah, sedangkan kelompok tengah ditinggalkan). d. Menghitung tingkat kesukaran

masing-masing butir soal dan daya pembeda butir soal. Menurut Abdurahman dan Ratna (2003:228-233), untuk menghitung tingkat kesukaran masing-masing butir soal dan daya pembeda butir soal dapat digunakan rumus berikut:

IF = N FL FH  ID = N FL FH 2 1  Keterangan:

IF = Item Difficulty (tingkat kesukaran soal)

ID = Item Disrimininability (daya pembeda butir soal)

FH = Frequency High (jumlah siswa kelompok atas jawaban yang benar)

FL = Frequency Low (jumlah siswa kelompok bawah jawaban yang benar)

(8)

7 N = Jumlah siswa kedua kelompok.

c. Reliabilitas Tes

Untuk menentukan reliabilitas instrumen, Abdurahman dan Ratna (2003:183 dan 208), menggunakan rumus Product Momen. Sebagai kriteria diambil nomor soal ganjil diberi kode X dan soal yang genap diberi kode Y.

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 2 1 2 1 Y Y N X X N Y X XY N r           

Hasilnya dimasukkan dalam rumus Spearman Brown berikut:

2 1 2 1 1 2 1 2 1 . 2 11 r r r  

r11 = koefisien korelasi seluruh tes r ½ ½ = koefisien kolerasi separo tes Hasil terakhirnya ditafsirkan dengan rtabel untuk mengetahui reliabel atau tidaknya tes tersebut.

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar 0,701. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes kemampuan siswa dalam membaca pemahaman reliabel karena rtabel dengan derajat kebebasan 38 pada taraf signifikan 5% = 0,320 sehingga rtabel<rhitung.

2. Tes menulis ringkasan untuk mengukur keterampilan meringkas siswa.

Pada tes ini, siswa dituntut untuk menulis ringkasan berdasarkan wacana yang diberikan peneliti dan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Sebelum tes dilakukan, maka terlebih dahulu dikonsultasikan dengan pembimbing. Aspek yang dinilai dalam menulis ringkasan, diantaranya ide pokok paragraf, kohesi, penggunaan huruf kapital, dan panjang ringkasan 1/5 panjang karangan asli.

Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2010:137), teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Data penelitian ini dikumpulkan dengan memberikan tes pada sampel. Untuk tes kemampuan membaca pemahaman berupa tes objektif dengan empat alternatif pilihan jawaban(a, b, c, d) berdasarkan pada wacana yang diberikan.

Untuk mengumpulkan data kemampuan menulis ringkasan, dilakukan dengan cara sebagai berikut. (1) memberikan wacana kepada siswa, (2) setelah wacana dipahami, siswa ditugaskan untuk meringkas wacana tersebut berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, (3) hasil ringkasan

(9)

8 siswa dikumpulkan untuk diberikan penilaian dan dianalisis.

Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan menguraikan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Sugiyono, 2009:147). Setelah data terkumpul, dilakukan penganalisisan data. Tahap-tahap yang ditempuh dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Kemampuan membaca pemahaman, dengan langkah-langkah:

a. Memeriksa data dan memberi skor. Untuk jawaban yang benar diberi skor 1 dan untuk jawaban salah diberi skor 0.

b. Mengolah skor menjadi nilai. Untuk jawaban yang benar diberi skor 1 dan untuk jawaban salah diberi skor 0.

c. Menghitung Mean (skor rata-rata) dengan rumus: M = n FX

Keterangan:

M = Mean (skor rata-rata) ∑FX = Jumlah nilai keseluruhan n = Jumlah data

d. Menentukan Standar Deviasi SD = 2 2         

N FX N FX Keterangan: SD = Standar Deviasi

∑FX = Jumlah skor dikalikan frekuensi N = Jumlah sampel

e. Mengklasifikasikan nilai (hasil belajar siswa)

f. Menarik kesimpulan

2. Hubungan Membaca Pemahaman dengan Kemampuan Menulis Ringkasan

Peneliti menentukan dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Analisis data ini bertujuan untuk melihat hubungan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis ringkasan siswa. Untuk itu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut, koefisien korelasi, koefisien determinan, pengujian hipotesis dengan rumus uji – t.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Data

Deskripsi data berupa nilai hasil tes kemampuan siswa dalam membaca pemahaman. Tes berbentuk objektif dengan empat pilihan alternatif jawaban yang terdiri dari 35 butir soal. Nilai-nilai dari tabel

(10)

9 distribusi frekuensi dipergunakan dalam analisis mengenai hubungan kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis ringkasan siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang.

2. Analisis Data

a. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang

Untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan siswa dalam membaca pemahaman, dilakukan proses analisis data dengan menghitung Mean (nilai rata-rata) dari data dan standar deviasi (SD). Setelah diketahui nilai rata-rata dan standar deviasi maka dapat diklasifikasikan nilai-nilai dengan mempedomani pedoman konversi skala 5.

Dari hasil perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa dari 40 siswa yang menjadi sampel, dapat diketahui yang memperoleh nilai baik sekali ada 2 siswa, nilai baik 13 siswa, nilai cukup sebanyak 13 siswa, nilai kurang sebanyak 8 siswa dan yang mendapat nilai gagal yaitu 4 siswa, dengan persentase 5% mendapat nilai baik sekali, sebanyak 32,5 % mendapat nilai baik, 32,5 % nilai cukup, 20 % nilai kurang dan 10 % gagal.

b. Kemampuan Menulis Ringkasan Siswa Kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang

Untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan siswa menulis ringkasan, dilakukan proses analisis data dengan menghitung Mean (nilai rata-rata) dari data dan menghitung Standar Deviasi (SD). Setelah diketahui nilai rata-rata dan standar deviasi maka dapat diklasifikasikan nilai-nilai dengan mempedomani pedoman konversi skala 5.

Berdasarkan tabel klasifikasi kemampuan menulis ringkasan siswa, disimpulkan bahwa dari 40 siswa yang menjadi sampel, dapat diketahui yang memperoleh nilai baik sekali ada 5 siswa, nilai baik 7 siswa, nilai cukup sebanyak 10 siswa, nilai kurang sebanyak 16 siswa dan yang mendapat nilai gagal yaitu 2 siswa, dengan persentase 12,5% mendapat nilai baik sekali, 17,5 % mendapat nilai baik, 25 % nilai cukup, 40 % nilai kurang dan 5 % gagal.

c. Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Kemampuan Menulis Ringkasan Siswa Kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang

Nilai kemampuan membaca pemahaman dan nilai kemampuan menulis ringkasan digunakan untuk menganalisis hubungan kemampuan membaca

(11)

10 pemahaman terhadap kemampuan menulis ringkasan siswa. Peneliti menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

1. Uji Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi pada tabel product moment untuk n = 40 dan α = 0,05 adalah 0,312, karena rXY> rtabel maka hipotesis penelitian diterima. Jadi, kesimpulannya terdapat hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,4466 antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis ringkasan siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang.

2. Koefisien Determinasi

Dari hasil perhitungan maka hubungan kemampuan membaca pemahaman terhadap kemampuan menulis ringkasan siswa sebesar 19,95%. Ini berarti kemampuan menulis ringkasansiswa 19,95 % ditentukan oleh kemampuan membaca pemahaman, sisanya 80,05 % ditentukan oleh faktor lain pada siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang.

3. Pengujian Hipotesis

Setelah thitung diperoleh, dilanjutkan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel pada taraf signifikan 95 %, sehingga diperoleh ttabel = 1,68. Dapat disimpulkan bahwa thitung> ttabelartinya

terdapat hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis ringkasan siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang.

3. Pembahasan

Setelah data diolah dan disusun dalam distribusi frekuensi tunggal maka dapat diketahui nilai rata-rata (mean) kemampuan siswa kelas VIII SMPN 1 Gunung Talang dalam membaca pemahaman adalah 73,78, sedang Standar Deviasi (SD) adalah 7,84. Setelah diperoleh nilai rata-rata dan standar deviasi maka dapat diklasifikasikan nilai siswa dengan mempedomani konversi skala lima. Dari pengklasifikasian ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa kelas VIII SMPN 1 Gunung Talang dalam membaca pemahaman berada pada taraf cukup.

Berdasarkan hasil pengujian koefisien korelasi r, ternyata harga koefisien korelasi = 0,4466 ini berarti untuk taraf kepercayaan 95 % rtabel = 0,312 dimana rXY> rtabel. Dengan kata lain terdapat hubungan antara membaca pemahaman terhadap kemampuan menulis ringkasan siswa kelas VIII SMPN 1 Gunung Talang. Hal ini berarti makin tinggi pemahaman bacaan siswa maka makin tinggi pula kemampuan menulis ringkasan siswa dan sebaliknya makin rendah pemahaman

(12)

11 bacaan siswa maka makin rendah pula kemampuan menulis ringkasan siswa.

Dari hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh persentase sebesar 19,95 %. Ini berarti bahwa sebesar 19,95% keberhasilan menulis ringkasan siswa dipengaruhi oleh pemahaman bacaan siswa. Uji hipotesis juga membuktikan bahwa nilai thitung>ttabel artinya terdapat hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis ringkasan siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang.

D. PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian hubungan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang dengan kemampuan menulis ringkasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang memiliki kemampuan membaca pemahaman pada taraf cukup. Dari pengklasifikasian nya, terlihat 28 orang yang memperoleh nilai memuaskan dan 12 orang memperoleh nilai kurang memuaskan.

b. Siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang memiliki tingkat kemampuan

menulis ringkasan pada taraf cukup. Dari pengklasifikasiannya, terlihat 22 orang yang memperoleh nilai memuaskan dan 18 orang memperoleh nilai kurang memuaskan.

c. Terdapat hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis ringkasan siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang dengan harga koefisien korelasi = 0,4466 ini berarti untuk taraf kepercayaan 95 % rtabel = 0,312 dimana rXY > rtabel. Dengan kata lain, makin tinggi kemampuan membaca pemahaman maka makin tinggi pula kemampuan menulis ringkasan siswa. d. Dari hasil perhitungan koefisien

determinasi diperoleh persentase sebesar 19,95 %. Ini berarti bahwa sebesar 19,95 % keberhasilan menulis ringkasan siswa disumbangkan oleh kemampuan membaca pemahaman. e. Dari hasil perhitungan uji hipotesis

diperoleh persentase thitung = 3,07 dan ttabel = 1,68. Dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel artinya terdapat hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis ringkasan siswa kelas VIII SMP N 1 Gunung Talang.

(13)

12

E. KEPUSTAKAAN

Abdurrahman, ElyaRatna. 2003. EvaluasiPembelajaranBahasa Indonesia danSastra Indonesia. Padang: JurusanBahasadanSastra Indonesia.

Adhana, Aidilla. 2011. “Hubungan Strategi Membaca dengan Kemampuan Memahami Teks Bacaan Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas V SD N 04 Paninggahan Kecamatan Junjung Sirih Kabupaten Solok Semester 1 TahunAjaran 2011/2012”. (Skripsi). Solok : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, UMMY.

Agustina. 2000. PembelajaranMembaca. Padang: JurusanBahasa Indonesia: UNP.

Achmadi, Muchsin. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Akhadiah, Sabarti, dkk. 1992. Pembinaan

Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Arikunto, Suharsimi. 1996. Dasar-Dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsemi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdikbud. 1994. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Jakarta: Depdikbud.

Fiandra, Oktalis. 2010. “Hubungan Kecepatan Membaca dengan Pemahaman Bacaan Siswa Kelas X SMK 7 Padang”. (Skripsi). Padang : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBSS, UNP. Gani, Rizanur dan M Atar Semi.1976.

Membaca Efektif Sebagai Kriteria Keberhasilan Studi. Padang: FBSS IKIP Padang.

Harjasujana, Ahmad. S. dkk. 1998. Materi Pokok Membaca. Jakarta: Karunika.

Keraf, Gorys. 1989. Komposisi. Flores: Nusa Indah.

Nazir, Mohammad. 2005.

MetodePenelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurhadi. 2005. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca Suatu Teknik Memahami Literatur yang Efisien. Bandung: SinarBaru. Semi, M. Atar. 2003. MenulisEfektif.

Padang: Angkasa Raya.

Suparno dan MohammadYunus. 2003. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

(14)

13 Tarigan, Henry Guntur. 1983. Menulis

sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca

sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Widyamartaya, A. 1992. Seni

Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius.

Referensi

Dokumen terkait

Independensi dalam auditor besar lebih mungkin terjaga karena ketergantungan ekonomi auditor terhadap klien tidak begitu berarti, dan berpeluang untuk mengalami

Sebenarnya disetiap kegiatan guru melakukan proses kegiatan pembelajaran, pasti didalamnya terdapat bahasa, baik itu bahasa tulis maupun bahasa lisan yang keduanya

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan efikasi diri dan hasil belajar siswa serta untuk mengetahui kontribusi antara efikasi

[r]

Artikel kedua dengan judul Identifikasi Serkaria Fasciolopsis buski dengan PCR untuk Konfirmasi Hospes Perantara di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan,

Kemudian untuk menjadi periksa dan atas terkabulnya permohonan ini, kami haturkan terima kasih...

[r]

- Direktur perusahaan hadir langsung , apabila diwakilkan membawa surat tugas dan mendapat kewenangan penuh untuk mengambil keputusan. Demikian undangan ini disampaikan ,