• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA Tn. P DI RUANG BAROKAH PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA Tn. P DI RUANG BAROKAH PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG - Elib Repository"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA Tn. P DI RUANG BAROKAH

PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Uji Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma DIII Keperawatan

Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

Disususn Oleh: NASKATI A01301787

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(2)
(3)
(4)

iv

Diploma III Of Nursing Program

Muhammadiyah Health Science Institute Of Gombong Nursing Care Report, August 2016

Naskati¹, Hendri Tamara Yuda², M.Kep.,Ns

ABSTRACT

NURSING CARE OF FULFILLING SAFE AND CONFORTABLE NEED TO Mr. P IN BAROKAH WARD PKU MUHAMMADIYAH HOSPITAL

OF GOMBONG

Assessment: Mr. P age 40 came to PKU Muhammadiyah Gombong with complaints of pain in the left hip, prickling pain, intermittent pain, pain scale 6, when the onset of pain ± 30 minutes. Clients say hard to sleep because of noisy and left hip pain. Clients say do not fully understand the sense of kidney stones disease, signs and symptoms, causes, food allowed and not allowed.

Nursing diagnosis: Acute pain b.d biological agents injury, disorders of sleep patterns b.d noisy and pain / discomfort, lack of knowledge b.d lack of information about the disease.

Nursing Interventions: Acute pain injury b.d biological agents overcome by assessing pain (PQRST) comprehensively, monitor vital signs, teaching the nonpharmacological techniques deep breathing techniques, relaxation distraction teaching techniques.

Implementation of nursing: Actions taken to manage pain is to assess pain (PQRST) comprehensively, monitor vital signs, teaching the nonpharmacological techniques deep breathing techniques, relaxation distraction teaching techniques. Evaluation of nursing: the client had no pain, the client was able to sleep soundly, clients already know and understand about the understanding of kidney stones, signs and symptoms, causes, food allowed and not allowed.

Keywords: Pain, nursing care

1. University student Diploma III of Nursing Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong.

(5)

v

Program Studi DIII Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Agustus 2016

Naskati¹, Hendri Tamara Yuda², M.Kep.,Ns

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA TN P DI RUANG BAROKAH

PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Pengkajian: Tn. P umur 40 tahun datang ke PKU Muhammadiyah Gombong dengan keluhan nyeri pada pinggang sebelah kiri, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang timbul, skala nyeri 6, waktu timbulnya nyeri ± 30 menit. Klien mengatakan susah tidur karena bising dan pinggang sebelah kiri nyeri. Klien mengatakan belum terlalu mengerti tentang penyakitnya pengertian batu ginjal, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan.

Diagnosa keperawatan: Nyeri akut b.d agen cidera biologis, Gangguan pola tidur b.d bising dan nyeri/ketidaknyaman, Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penyakitnya.

Intervensi keperawatan: Nyeri akut b.d agen cidera biologis diatasi dengan mengkaji nyeri (PQRST) secara komprehensif, monitor TTV, mengajarkan teknik nonfarmakologi teknik nafas dalam, mengajarkan teknik distraksi relaksasi. Implementasi keperawatan: Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri yaitu dengan mengkaji nyeri (PQRST) secara komprehensif, monitor TTV, mengajarkan teknik nonfarmakologi teknik nafas dalam, mengajarkan teknik distraksi relaksasi.

Evaluasi keperawatan: klien sudah tidak merasakan nyeri, klien sudah dapat tidur dengan nyenyak, klien sudah paham dan mengerti tentang pengertian batu ginjal, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan.

Kata kunci: asuhan keperawatan, nyeri

1. Mahasiswa DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kekuatan dan pengetahuan selama penerapan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ujian komprehensif ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman pada Tn. P di Ruang Barokah PKU Muhammadiyah Gombong”. Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang setulus tulusnya kepada:

1. Bapak Madkhan Anis, S.Kep,Ns. selaku ketua STIKes Muhammadiyah Gombong, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan keperawatan.

2. Bapak Sawiji S. Kep.Ns,M.Sc. selaku ketua prodi D III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong.

3. Bapak Hendri Tamara Yuda, M. Kep.Ns selaku pembimbing penulisan karya tulis komprehensif yang telah susah payah mendidik penulis.

4. Bapak kepala dan seluruh staf beserta tim kesehatan Ruang Barokah yang telah memberikan izin dan tempat untuk melaksanakan ujian akhir.

5. Seluruh dosen dan staf STIKes Muhammadiyah Gombong yang telah membimbing dan memberikan materi serta bantuan baik materil maupun secara spiritual selama penulis belajar di STIKes Muhammadiyah Gombong. 6. Bapak dan Ibu serta adik tersayang yang selalu mendukung, memberikan

(7)

vii

7. Kekasih tersayang Heri Dwi Purwanto yang selalu membantu, memberi dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

8. Rekan-rekan sejawat di Prodi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong angkatan 2016 yang telah memberikan pertimbangan, serta dan dukungan bagi penulis dalam penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini.

9. Serta tidak lupa saya ucapkan banyak terimakasih pada Tn. P dan keluarganya yang telah memberikan waktu kepada penulis untuk memberikan asuhan keperawatan sehingga karya tulis ilmiah ini selesai.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini, oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat berarti bagi penulis untuk menjadi lebih baik di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat membawa manfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu keperawatan. Terimakasih.

Gombong, Agustus 2016

(8)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii

ABSTRAK ... . ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Tujuan Penulisan ...6

C. Manfaat Penulisan ...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kebutuhan Gangguan Rasa Aman dan Nyaman ...8

B. Konsep Kebutuhan Dasar Nyeri ...9

1. Definisi ... 9

2. Teori Nyeri ...9

3. Klasifikasi Nyeri ...11

4. Karakteristik Nyeri ...13

5. Fisiologi Nyeri...14

6. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri ...15

7. Manajemen Nyeri ...17

C. Relaksasi Nafas Dalam...20

BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian ...25

1. Identitas Klien ...25

2. Riwayat Kesehatan ...25

3. Fokus Pengkajian ...26

B. Analisa Data dan Prioritas Masalah ...28

(9)

ix

BAB IV PEMBAHASAN

A. Asuhan Keperawatan... .. 36 B. Analisa Inovasi Tindakan Keperawatan ...46 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...50 B. Saran ...52 DAFTAR PUSTAKA

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang cukup bermakna, baik di Indonesia maupun dunia. Pravelensi penyakit batu diperkirakan 12% pada laki-laki dewasa dan 6% pada wanita dewasa, 7% batu ginjal didapatkan pada anak (Worcester&Coe, 2009).

Angka kejadian batu ginjal di Indonesia pada tahun 2011 berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh Indonesia adalah 37.636 kasus baru, dengan jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang. Sedangkan jumlah pasien yang di rawat adalah sebesar 19.018 orang, dengan jumlah kematian 378 orang. Berdasarkan data pemeritah seperti yang terangkum dalam journal of urologi, di jawa tengah kasus batu ginjal pada anak-anak tercatat 57 dari 100.000 anak yang dirawat dirumah sakit pada tahun 2008 dari 18 per 100.000 pada 1999. Jonathan(2008), mengatakan obesitas merupakan factor resiko pada batu ginjal. Di Indonesia, hingga tahun 2012 terdapat 300 ribu penderita batu ginjal dan jumlah penderita ini angkanya justru malah cenderung meningkat. Gangguan ginjal ini biasa mengurangi produktifitas seseorang, bahkan mengancam jiwa (Agus. 2012).

(11)

2

Batu ginjal adalah endapan yang terbentuk akibat pekatnya kadar garam di dalam air seni yang kemudian akan mengkristal. Batu ginjal dijumpai pada 1 dari 1.000 orang, biasanya lebih banyak dijumpai pada pria (berumur 30-50 tahun) dari pada wanita, juga banyak dijumpai di daerah tertentu (Hadipratomo, 2008). Di Indonesia, penyakit tersebut masih menempati porsi terbesar dari jumlah pasien di klinik Urologi, dengan insidensi belum dapat ditetapkan dengan pasti (Rochani, 2007).

Penelitian yang di lakukan oleh Priatmadja (2007) menemukan bahwa penderita nefrolitiasis yang mempunyai kadar kreatinin lebih dari normal lebih banyak di dapatkan yaitu sebanyak 73,3% dan terdapat hubungan yang bermakna antara nefrolitiasis berdasarkan pemeriksaan ultrasonografi ginjal dengan kadar kreatinin darah. Beberapa studi telah menemukan pembentuk batu berada pada peningkatan risiko untuk Cronic Kidney Disease (CKD), tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan. Mungkin ada heterogenitas yang signifikan pada risiko untuk CKD, dan karakterisasi yang lebih baik dari jenis batu dan faktor klinis yang mengidentifikasi pembentuk batu paling berisiko untuk mengembangkan CKD diperlukan (Rule, Krambeck, dan Lieske, 2011).

(12)

3

kalsium yaitu kalsium oksalat (56,3%), kalsium fosfat (9,2%), batu struvit (12,5%), batu urat (5,5%), dan sisanya campuran (Nurlina, 2008).

Kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama bagi setiap manusia untuk hidup. Walaupun kenyataanya tidak semua orang memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena suatu penyakit. Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolism tubuh. Aktivitas perkemihan dilakukan secara hati-hati untuk menjaga komposisi darah dalam batas yang bias diterima. Setiap adanya gangguan dari fisiologis di atas akan memberikan dampak yang fatal. Penyakit atau kelainan sistem perkemihan diantaranya adalah batu ginjal (Muttaqin, Arif & Kumala Sari. 2011).

Dalam istilah kedokteran penyakit batu ginjal disebut

neprolithiasis atau renal calculi. Batu ginjal adalah suatu keadaan dimana terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau calyces dari ginjal yang menyebabkan nyeri. Pembentukan batu ginjal dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara garis besar pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik antara lain umur, jenis kelamin, dan keturunan. Faktor ekstrinsik antara lain kondisi geografis, iklim, kebiasaan makan, kebiasaan menahan BAK, dan lain sebagainya (Dwi, 2011).

Pembentukan batu ginjal dapat terjadi di bagian mana saja dari saluran kencing, tetapi biasanya terbentuk pada dua bagian pada ginjal, yaitu di pasu ginjal dan calcyx renalis. Batu dapat terbentuk dari kalsium, fosfat, atau kombinasi asam urat yang biasanya larut dalam urin (Sun et al., 2010).

(13)

4

terpandang secara holistik yang telah mencangkup empat aspek yaitu : fisik berhubungan dengan sensasi tubuh, social berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga dan sosial, psikospiritual berhubungan dengan kewaspadaan internal diri sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan, lingkungang berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna dan unsur alamiah lainnya ( Potter & Perry, 2006 ).

Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadapat terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, retmal, dan bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu biasa nyata atau hanya imajinasi ( mis, penyakit, nyeri, cemas dan sebagainya) (Asmadi, 2008).

Salah satu faktor penyebab dari rasa ketidaknyamanan adalah nyeri, nyeri merupakan suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang actual atau potensial, secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai keadaan yang mempegaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya ( Tamsuri, 2007 ).

(14)

5

Nyeri terjadi karena tiga komponen fisiologis dalam nyeri yaitu resepsi, persepsi, dan reaksi. Stimulus berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor ke korteks serebral, maka otak menginterpretasikan kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki serta asosiasi kebudayaan dalam upaya mempersiapkan nyeri. Nyeri terjadi ketika akan adanya bahaya kerusakan jaringan pada suatu organ yang menimpa individu, biasa disebabkan karena trauma atau patologi dan biasa disebabkan virus atau bakteri. Nyeri bisa terjadi pada area atau organ yang mengalami kerusakan bisa trauma atau kondisi patologi yang menimpa sutatu individu. Tindakkan nonfarmakologi, seperi distraksi relaksasi untuk mengalihkan terhadap nyeri, hypnosis diri, terapi musik bisa mengurangi nyeri yang diderita pasien. Tindakan farmakologi seperti menggunakaan obat-obatan seperti analgesik, analgesik narkotik, adjuvant dan lain-lain merupakan kolabaorasi yang mampu mengatasi nyeri ( Potter & Perry, 2006 ).

Dalam kebutuhan dasar yang dikemukakan oleh Maslow nyeri termasuk ke dalam tingkat kebutuhan yang pertama yaitu kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang sangat primer dan mutlak harus dipenuhi untuk memelihara homeotatis biologis dan kelangsungan kehidupan bagi tiap manusia. Kebutuhan ini merupakan syarat dasar, apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka data mempengaruhi kebutuhan yang lain. Kebutuhan fisiologis meliputi oksigen, cairan, nutrisi, eliminasi, istirahat, tidur, terbebas dari rasa nyeri, pengaturan suhu tubuh, seksual dan lain sebagainya (Asmadi, 2008).

Berdasrkan latar belakang di atas, maka penulis menyusun karya

tulis ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan

Rasa Aman dan Nyaman pada Tn. P Di Ruang Barokah PKU

(15)

6

A. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui gambaran Asuhan Keperawatan Pemenuhan Rasa Aman dan Nyaman pada Tn. P di Ruang Barokah PKU Muhammadiyah Gombong

2. Tujuan Khusus

a. Memaparkan hasil pengkajian dengan gangguan rasa aman dan nyaman : nyeri pada Tn. P di ruang Barokah PKU Muhammadiyah Gombong

b. Memaparkan hasil analisa data dengan gangguan rasa aman dan nyaman : nyeri pada Tn. P di ruang Barokah PKU Muhammadiyah Gombong

c. Memaparkan hasil masalah keperawatan yang di temukan pada Tn. P di ruang Barokah PKU Muahammadiyah Gombong

d. Memaparkan hasil tindakan untuk memecahkan masalah pada Tn.P di ruang Barokah PKU Muhammadiyah Gombong

e. Memaparkan hasil evaluasi pencapaian tujuan asuhan keperawatan gangguan rasa aman dan nyaman : nyeri pada Tn. P di ruang Barokah PKU Muhammadiyah Gombong

f. Memaparkan hasil menganalisa tindakan keperawatan dengan gangguan rasa aman dan nyaman : nyeri pada Tn. P di ruang Barokah PKU Muhammadiyah Gombong

B. MANFAAT PENULISAN

1. Manfaat keilmuan

Hasil penulisan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan upaya edukasi untuk mengubah faktor gaya hidup pada pasien dengan Nefrolithiasis

2. Manfaat aplikatif

(16)

7

Memberikan pelayanan kesehatan, membantu menyelesaikan dan memenuhi kebutuhan dasar pasien khususnya pada kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman

b. Manfaat untuk rumah sakit

Sebagai dasar untuk memberikan dan meningkatkan mutu pemberian asuhan keperawatan kepada pasien degan kebutuhan rasa aman dan nyaman pada pasien Nefrolithiasis

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Agus. (2012). Pentingkah Hari Ginjal

Sedunia.(Http://agus34drajat.wordpress.vom/2012/03/07/pentingk ah-hari-ginjal-sedunia//) Diakses tanggal 19 mei 2012.

Andarmoyo, S. (2013). Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri . Cetakan Pertama. Ar-Ruzz Media. Jogjakarta.

Arfa, M., & Arfa, M. (2014). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post-Operasi Appendisitis Di Ruangan Bedah Rsud Prof. Dr. Hi. Aloe Saboe Kota Gorontalo (Doctoral Dissertation, Universitas Negeri Gorontalo).

Asmadi, (2008). Teknik procedural keperawatan : konsep dasar Keperawatan,Jakarta: Salemba Medika.

Azizah, Noor. (2014). Aplikasi Relaksasi Nafas Dalam Sebagai Upaya Penurunan Skala Nyeri Menstruasi (Dismenorrhea) Pada Siswi MTS. Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus Tahun 2013.

Carpenito, L. J. (2009). Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. Jakarta: EGC.

Fitriani, Rini. (2014). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Respon Adaptasi Nyeri Pada Pasien Inpartu Kala I Fase Laten Di RSKDIA Siti Fatimah Makasar Tahun 2013. Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar.

Good, Marion. (2004). Systematic relaxation to relieve postoperative pain.

Hadipratomo, Y. (2008). Batu Ginjal, Penyebab dan Pencegahannya. http://www.f-buzz.com/2008/06/26/batu-ginjal-penyebab-pencegahannya/ Diaksestanggal 20 Desember 2010. Herdman (2012). Nursing Diagnoses: Deffinition & Classifications

2012-2014 Jakarta: EGC.

Herdman, H. (2010). Diagnosa Keperawatan:Definisi dan Klasifikasi,Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimun. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

(18)

Murwani, A. (2008). Keterampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan.

Yogyakarta: Fitramaya.

Muslim, Rifki. (2007). Batu Saluran Kemih Suatu Problem Gaya Hidup dan Pola Makan serta Analisis Ekonomi pada Pengobatannya. Pidato Pengukuhan. Diucapkan pada Upacara Penerimaan Jabatan Guru Besar Ilmu Bedah Fak. Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, 3 Maret 2007.

Muttaqin, A. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Nurlina. (2008). Faktor-faktor risiko kejadian batu saluran kemih pada laki-laki. (Studi kasus di RS. Dr. Kariadi, RS Roemani, dan RSI Sultan Agung Semarang.Skripsi.

Patasik, Candra Kristianto, dkk. (2013). Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Guided Imagery Terhadap Penurunan Nyeripada Pasien Post Operasi Sectio Caesare Di Irina D BLU RSUP Proft. Dr. R. D. Kandou Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado. Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Of Nursing : Concept,

Process and Practice (4 ed). Jakarta : EGC.

Priatmadja, A. (2007). Hubungan antara nefrolitiasis berdasarkan pemeriksaan ultrasonografi ginjaldengan kadar kreatinin darah.

Universitas negeri Surakarta: Surakarta

Rochani. (2007). Guidelines Penatalaksanaan Penyakit Batu Saluran Kemih.

Rule A.D, Krambeck A.E, Lieske J.C. (2011). Chronic Kidney Disease in Kidney Stone Formers. Clin J Am Soc Nephrol6: 2069–2075, August, 2011.

Smeltzer, S.C., Bare, B.G, Hinkle, J. L., Cheevar, K. H. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart. 11th Ed. Jakarta: EGC.

Sumanto, (2015). Penurunan Nyeri Dismenorhoea Menggunakan Titik Akupuntur Guanyuan (REN4), Guilai (ST9), Dan Sanyinjiao (SP6) Pada Mahasiswi Poltekkes Surakarta.

Tamsuri, Anas, (2007). Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. EGC: Jakarta Wilkinson, M. Judith. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan

(19)

Wirya, Irwan & Duma, S., Margareth. (2013). Pengaruh Pemberian Masase Punggung Dan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Appendiktomi Di Zaal C RS HKBP Balige Tahun 2011.

(20)

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : NEFROLITIASIS

Disusun oleh :

Nama : NASKATI

NIM : A01301787

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

(21)

LAPORAN PENDAHULUAN

NEFROLITIASIS

I. Pengertian

Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam pelvis renal batu-batu tersebut dibentuk oleh kristalisasi larutan urin (kalsium oksolat asam urat, kalium fosfat, struvit dan sistin). Ukuran batu tersebut bervareasi dari yang granular (pasir dan krikil) sampai sebesar buah jeruk. Batu sebesar krikil biasanya dikeluarkan secara spontan, pria lebih sering terkena penyakit ini dari pada wanita dan kekambuhan merupakan hal yang mungkin terjadi.

(Mansjoer Arief, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi Kedua, Medikal Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000)

Nefrolitiasis adalah Pembentukan deposit mineral yang kebanyakan adalah kalsium oksalatdan kalsium phospat meskipun juga yang lain urid acid dan kristal, juga membentuk kalkulus ( batu ginjal )

II. Penyebab / Etiologi

- Hiperkalsemia dan hiperkalsiuria yang disebabkan oleh hiperparatiroidisme, asidosis tubulus renal, mieloma multiple.

- Dehidrasi kronik. - Imobilitas yang lama.

- Metabolisme purin ab normal (hiperuri semia dan pirai).

- Obstruksi kronik oleh benda asing di dalam traktus urinarius dan kelebihan absorbsi oksalat pada penyakit inflamasi usus atau ileastomi.

(Mansjoer Arief, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi Kedua, Medikal

Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000)

III. Manifestasi Klinis secara umum

a) Kolik renal

b) Nyeri tekan kostovertebral

(22)

d) Kulit yang dingin dan basah e) Gejala frekuensi pada urinasi f) Gejala urgensi pada urinasi g) Diaforesis

h) Hipertensi

i) Takikardia

j) Menggigil dan demam k) Pucat

l) Nausea dan vomitus m)Sinkop

Substansi kristal yang normalnya larut dan di ekskresikan ke dalam urine membentuk endapan. Batu renal tersusun dari kalsium fosfat, oksalat atau asam urat.

(23)

Asuhan Keperawatan Kegemukan dan kenaikan berat badan meningkatkan risiko batu ginjal akibat peningkatan ekskresi kalsium, oksalat, dan asam urat yang berlebihan. Pengenceran urine apabila terjadi obstruksi aliran, karena kemampuan ginjal memekatkan urine terganggu oleh pembengkakan yang terjadi di sekitar kapiler peritubulus. Komplikasinya Obstruksi urine dapat terjadi di sebelah hulu dari batu di bagian mana saja di saluran kemih. Obstruksi di atas kandung kemih dapat menyebabkan hidroureter, yaitu ureter membengkak oleh urine. Hidroureter yang tidak diatasi, atau obstruksi pada atau di atas tempat ureter keluar dari ginjal dapat menyebabkan hidronefrosis yaitu pembengkakan pelvis ginjal dan sistem duktus pengumpul. Hidronefrosis dapat menyebabkan ginjal tidak dapat memekatkan urine sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit dan cairan. Obstruksi yang tidak diatasi dapat menyebabkan kolapsnya nefron dan kapiler sehingga terjadi iskemia nefron karena suplai darah terganggu. Akhirnya dapat terjadi gagal ginjal jika kedua ginjal terserang. - Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi bakteri meningkat sehingga Dapat terbentuk kanker ginjal akibat peradangan dan cedera berulang.

Batu ginjal mungkin menyebabkan :

- Nyeri dengan adanya inflamasi, obstruksi dan abrasi traktus urinarius. - Adanya terjadi kekambuhan pada batu renal.

Batu saluran kemih

Resiko litrasis Operasi vesikoditalis Kurang pengetahuan

(24)

(Mansjoer Arief, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi Kedua, Medikal

Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000) V. Pemeriksaan Penunjang

a. Foto BNO/KUB : akan terlihat adanya batu renal

b. Urografi ekskretori : untuk menentukan atau mengetahui ukuran dan

lokasi batu

c. Kimia urine : didapatkan urine yang asam atau alkalis, piuria,

proteinuria, hematuria, keberadaan WBC, peningkatan berat jenis urine. d. CT Scan ginjal : akan terlihat batu renal

e. Pengumpulan urine 24 jam : terdapat peningkatan asam urat, oksalat,

kalsium, fosfor, kreatinin

VI. Komplikasi

- Infeksi dan obstruksi. - Urotiliasis.

- Kerusakan fungsi ginjal. - Gagal ginjal akut. - Gagal ginjal kronis.

VII.Penatalaksanaan

- Karena batu ginjal meningkatkan resiko infeksi, sebsis dan obstruksi urinarius pasien di instruksikan melaporkan penurunan volume urin dan adanya urin yang keruh atau mengandung darah.

- Keluar urin total dan pola berkemih diperiksa.

- Meningkatkan pemasukan cairan di lakukan untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan tekanan hidrostaltik dalam traktus urinasius untuk mendorong pasase batu.

- Ambulasi didorong sebagai suatu cara untuk menggeser batu dari taktus urinarius.

(25)

- Segera melaporkan bila ada rasa nyeri.

- Analgesik diberikan sesuai resep untuk mengurangi nyeri. - Melakukan pembedahan untuk pengambilan batu ginjal.

(Mansjoer Arief, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi Kedua, Medikal

Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000)

ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, keluarga dan masyarakat untuk mencapai kesehatan yang optimal.

(Suyono, Slamet, Dr, Prof, SPDO, KG, “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II,

FKUI, Jakarta, 2001) A). Pengkajian

1. Identitas

Data yang diperoleh meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal masuk MRS dan diagnosa medis. 2. Keluhan Utama

Merupakan keluhan yang paling menggangu ketidak nyamanan dalam aktivitas atau yang menggangu saat ini.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Di mana mengetahui bagaimana penyakit itu timbul, penyebab dan faktor yang mempengaruhi, memperberat sehingga mulai kapan timbul sampai di bawa ke RS.

4. Riwayat Kesehatan Penyakit Dahulu

Klien dengan batu ginjal didapatkan riwayat adaya batu dalam ginjal. 5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Yaitu mengenai gambaran kesehatan keluarga adanya riwayat keturunan dari orang tua.

6. Riwayat psikososial

(26)

B). Pola-pola Fungsi Kesehatan

1. Pola persepsi dan tata laksana hidup

Bagaimana pola hidup orang atau klien yang mempunyai penyakit batu ginjal dalam menjaga kebersihan diri klien perawatan dan tata laksana hidup sehat.

2. Pola nutrisi dan metabolisme

Nafsu makan pada klien batu ginjal terjadi nafsu makan menurun karena adanya luka pada ginjal.

3. Pola aktivitas dan latihan

Klien mengalami gangguan aktivitas karena kelemahan fisik gangguan karena adanya luka pada ginjal.

4. Pola eliminasi

Bagaimana pola BAB dan BAK pada pasien batu ginjal biasanya BAK sedikit karena adanya sumbatan atau bagu ginjal dalam perut, BAK normal.

5. Pola tidur dan istirahat

Klien batu ginjal biasanya tidur dan istirahat kurang atau terganggu karena adanya penyakitnya.

6. Pola persepsi dan konsep diri

Bagaimana persepsi klien terdapat tindakan operasi yang akan dilakukan dan bagaimana dilakukan operasi.

7. Pola sensori dan kognitif

Bagaimana pengetahuan klien tarhadap penyakit yang dideritanya selama di rumah sakit.

8. Pola reproduksi sexual

Apakah klien dengan nefrolitiasis dalam hal tersebut masih dapat melakukan dan selama sakit tidak ada gangguan yang berhubungan dengan produksi sexual.

9. Pola hubungan peran

Biasanya klien nefrolitiasis dalam hubungan orang sekitar tetap baik tidak ada gangguan.

(27)

Klien dengan nefrolitiasis tetap berusaha dab selalu melakukan hal yang positif jika stress muncul.

11.Pola nilai dan kepercayaan

Klien tetap berusaha dan berdo’a supaya penyakit yang di derita ada obat dan dapat sembuh.

(Handerson, M.A, “Ilmu Bedah Untuk Perawat” Yayasan Egsensia Medika

Yogyakarta, 1991)

C). Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

- Klien biasanya lemah. - Kesadaran komposmetis. - Adanya rasa nyeri. 2. Kulit

- Teraba panas.

- Turgor kulit menurun. - Penampilan pucat. 3. Pernafasan

- Pergerakan nafas simetris. 4. Cardio Vaskuler

- Takicardi.

- Irama jantung reguler. 5. Gastro Intestinal

- Kurang asupan makanan nafsu makan menurun. 6. Sistem Integumen

- Tampak pucat. 7. Geneto Urinalis

- Dalam BAK produksi urin tidak normal. - Jumlah lebih sedikit karena ada penyumbatan.

Pemeriksaan Penunjang

(28)

2. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi yang disebabkan oleh obstruksi.

3. Pemeriksaan IVP

D). Diagnosa Keperawatan

Pada kasus nefrolitiasis didapatkan diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah :

1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, iskemia jaringan. 2. Nutrisi kurang berhubungan dengan in take in adekuat.

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakitnya. 4. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot.

5. Resiko terjadinya kekurangan cairan berhubungan dengan in take peroral.

E). Perencanaan

Diagnosa 1

Tujuan : nyeri berkurang atau hilang dalam waktu 2 x 24 jam. KH : - Perasaan nyeri berkurang.

- Klien tampak tenang. Rencana tindakan

1. Jelaskan pada pasien tentang penyebab nyeri. 2. Kaji tingkat nyeri.

3. Alihkan perhatian klien pada hal yang positif 4. Observasi TTV.

5. Kolaborasi dengan tim dokter.

Rasional

- Klien mengerti akan proses terjadinya atau timbulnya penyakitnya. - Mengetahui tingkat nyeri.

(29)

- Untuk membantu memberikan terapi.

Diagnosa 2

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan cukup. KH : - BB pasien normal

- Tanda-tanda malnutrisi ada

- Nilai-nilai hasil laboratorium normal - Turgor kulit normal

Intervensi :

1. Kaji kemampuan mengunyah, menelan, reftek batuk dan cara pengeluaran sekret.

R/ : dapat menentukan pilihan cara pemberian makanan karena pasien harus dilindungi dari bahaya aspirasi.

2. Timbang berat badan.

R/ : penimbangan berat badan dapat mendektoksi perkembangan BB 3. Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering baik melalui NGT

maupun oral.

R/ : memudahkan proses pencernaan dan toleransi pasien terhadap nutrisi. 4. Lakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan (Analis) untuk pemeriksaan

proteintotal, globulin, albumin dan hb.

R/ : mengidentifikasi nutrisi, fungsi oragan dalam respon nutrisi serta menentukan hiperalimentasi

Diagnosa 3

Tujuan : kebutuhan istirahat terpenuhi. KH : wajah pasien tampak cerah Intervensi :

1. Ciptakan lingkungan pasien yang tenang dan nyaman.

R/ : dengan lingkungan yang nyaman dan tenang dapat membantu untuk istirahat yang nyaman.

2. Berikan posisi senyaman mungkin.

(30)

3. Berikan teknik relaksasi sebelum tidur.

R/ : dengan teknik relaksasi otot-otot akan kendur dan otot dapat beristirahat.

4. Berikan kesempatan pada pasien untuk melakukan. R/ : agar istirahat dapat lebih tenang dan nyaman.

F). Pelaksanaan atau Implementasi

Tahapan dalam melakukan sesuatu yang telah direncanakan dan untuk melakukan perencanaan tersebut harus ada pelaksanaan.

G). Evaluasi

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Henderson M.A “Ilmu Bedah Untuk Perawat” Yayasan Essensia Medika,

Yogyakarta, 1991.

Mansjoer Arif, “Kapita Selecta Kedokteran” Edisi Kedua Medika Aesculapius,

FKUI, Jakarta, 2000.

Marilynn E. Dongoes, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi tiga, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Sandra M. Nettina (2002), Pedoman Praktek Keperawatan, Buku Kedoketan EGC, Jakarta.

Suyono Slamet, Dr. Prof. SpPo KE, “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II”,

(32)
(33)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PADA PASIEN NEFROLITIASIS ( BATU GINJAL ) DI RUANG

BAROKAH

RSM PKU GOMBONG

Disusun Oleh:

NASKATI

A01301787

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

(34)

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Diagnosa keperawatan :Kurang pengetahuan pada keluarga dan pasien tentang penyakit nefrolitiasis berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dan pasien mengenal nefrolitiasis ( batu ginjal ).

Pokok Bahasan : Nefrolitiasis

Sub pokok Bahasaan : Mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan Gejala, pengobatan, pencegahan, dan diit pada pasien nefrolitiasis.

Sasaran : Keluarga Tn. P

Hari / tanggal : Sabtu, 11 juni 2016

Waktu : 1 x 25 menit

Tempat : Ruang Barokah PKUM Gombong

Pertemuan ke- : 1

Pelaksana : Naskati

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan,keluarga Tn P mampu memahami tentang masalah pada pasien Nefrolitiasis.

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 25 menit diharapkan keluarga Tn P dapat:

a. Memahami pengertian b. Memahami penyebab c. Memahami tanda dan gejala d. Memahami pengobatan e. Memahami pencegahan

(35)

C. Materi Pengajaran

1. Pengertian Nefrolitiasis 2. Penyebab Nefrolitiasis 3. tanda dan gejala 4. pengobatan 5. pencegahan

6. diit yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan

D. Metode

a. Ceramah dan tanya jawab

Pembelajaran dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada Keluarga Tn. P Keluarga Tn. P dapat mengajukan pertanyaan setelah penyampain materi selesai. d. Menjelaskan maksud dan

tujuan

e. Menanyakan kesediaan f. Apersepsi

a. Menjawab salam b. Mendengarkan c. Pasien ingat dengan

kontrak

d. Pasien mengerti maksud dan tujuan

(36)

menit a. Memulai penkes dengan membaca tasmiyah b. Menjelaskan pengertian

nefrolitiasis (batu ginjal) pada Menjelaskan tentang syarat-syarat diet sisa rendah c. Menjelaskan tentang

penyebab nefrolitiasis d. Menjelaskan tentang tanda

dan gejala

e. Menjelaskan tentang pengobtan

f. Menjelaskan tentang pencegahan

g. Menjelaskan tentang diit yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan

h. Memberi kesempatan bertanya

i. Menjawab pertanyaan

a. Memperhatikan b. Mendengarkan

5 menit Terminasi :

a. Melakukan evaluasi b. Memberikan kesimpulan c. Menutup penkes dengan

membaca tahmid

d. Memberi salam penutup

(37)

b. Media sudah disiapkan yaitu lembar balik dan Leaflet 2. Evaluasi Proses

a. Keluarga yang hadir

b. Media dapat digunakan dengan baik

c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu. d. Respon keluarga terhadap materi

e. Keluarga dapat mengikuti sampai selesai 3. Evaluasi Hasil

a. keluarga Tn P dapat menjelaskan pengertian Masalah Nefrolitiasis ( batu ginjal )

b. keluarga Tn P dapat menjelaskan penyebab nefrolitiasis ( batu ginjal ) c. keluarga Tn P dapat menyebutkan tanda dan gejala Masalah nefrolitiasis

( batu ginjal ).

d. keluarga Tn P dapat menjelaskan tentang pengobatan nefrolitiasis ( batu ginjal )

e. keluarga Tn P dapat menjelaskan tentang pencegahan nefrolitiasis ( batu ginjal )

(38)

MATERI PEMBELAJARAN

1. Latar Belakang

Kurang kontrolnya keluarga dan perilaku keluarga terhadap nefrolitiasis, sehingga keluarga tidak tahu apakah ia menderita penyakit perkemihan atau tidak, khususnya para keluarga. Selain itu pula, banyak keluarga keluarga dengan sosial ekonomi menengah ke bawah atau kurang pengetahuan tentang penyakit nefrolitiasis.

Oleh karena itu, penting sekali membekali pengetahuan bagi keluarga untuk memahami tentang ruang lingkup bahkan informasi lainnya mengenai nefrolitiatis. Maka dari itu, akan diadakannya penyuluhan kesehatan bagi keluarga terutama keluarga Tn P untuk mengembangkan pola pikir mengenai kesehatan khususnya mengenai penyakit nefrolitiasis agar nefrolitiasis bisa dicegah ataupun diatasi dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur dalam pelayanan kesehatan.

2. Pengertian

Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam pelvis renal batu-batu tersebut dibentuk oleh kristalisasi larutan urin (kalsium oksolat asam urat, kalium fosfat, struvit dan sistin). Ukuran batu tersebut bervareasi dari yang granular (pasir dan krikil) sampai sebesar buah jeruk. Batu sebesar krikil biasanya dikeluarkan secara spontan, pria lebih sering terkena penyakit ini dari pada wanita dan kekambuhan merupakan hal yang mungkin terjadi. (Mansjoer Arief, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi Kedua, Medikal Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000)

3. Penyebab Nefrolitiasis

a. Hiperkalsemia dan hiperkalsiuria yang disebabkan oleh hiperparatiroidisme, asidosis tubulus renal, mieloma multiple. b. Dehidrasi kronik.

(39)

d. Metabolisme purin ab normal (hiperuri semia dan pirai).

e. Obstruksi kronik oleh benda asing di dalam traktus urinarius dan kelebihan absorbsi oksalat pada penyakit inflamasi usus atau ileastomi.

(Mansjoer Arief, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi Kedua, Medikal Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000)

4. Tanda-Tanda Gejala Umum

Nyeri pinggang (kemeng) pada sudut kostavertebral

Nyeri kolik dari pinggang menjalar ke depan dan ke arah kemaluan, disertai nausea dan muntah.

Hematuria : baik makroskopik maupun mikroskopik. Disuria : oleh karena infeksi.

Demam disertai menggigil.

Retensi urine pada batu ureter atau leher buli-buli. Dapat tanpa keluhan (“silent stone”).

5. Pengobatan

1. Minum banyak cairan/air putih akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu

2. Makan makanan yang rendah protein karena protein akan memacu eksresi kalsium urine.

6. Pencegahan

1. Cukup dengan sering minum air putih 6-8 gelas per hari

2. Kurangi makan yang banyak mengandung kalsium, kurangi konsumsi protein hewani dan batasi garam

7. Bahan Makanan a) Yang boleh diberikan

(40)

 Mie,makaroni, bihun  Telur, daging

 Ikan tanpa tulang  Gula, buah-buahan b) Yang tidak boleh diberikan

 Kentang

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Suyono Slamet, Dr. Prof. SpPo KE, “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II”, FKUI,Jakarta, 2001.

Henderson M.A “Ilmu Bedah Untuk Perawat” Yayasan Essensia Medika,

Yogyakarta, 1991.

Mansjoer Arif, “Kapita Selecta Kedokteran” Edisi Kedua Medika Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000.

(42)

NEFROLITIASIS (

Adalah massa keras seperti batu

yang terbentuk di sepanjang

saluran kemih dan biasa

menyebabkan nyeri, perdarahan,

penyumbatan aliran kemih atau

infeksi

Penyebab

- Kelebihan asupan vitamin D

- Dehidrasi kronik.

- Asupan cairan yang buruk.

- Immobilisasi yang terlalu lama.

- Adanya benda asing dalam

-

Nyeri perut bagian bawah

-

Hematuria : baik makroskopik

maupun mikroskopik

-

Disuria : oleh karena infeksi.

-

Demam disertai menggigil.

APA ITU

(43)

- Retensi urine pada batu ureter atau leher buli-buli.

- Dapat tanpa keluhan (“silent stone”)

Pengobatan

Minum

banyak

cairan

akan

mengingatkan pembentukan air kemih

dan membantu membuang beberapa

baatu

Makan makanan yang rendah

protein karena protein akan

memacu eksresi kalsium urin

PENCEGAHAN

1. Cukup minum air putih 6-8 gelas

per hari

2. Kurangi makanan yang terlalu

banyak mengandung kalsium, kurangi

konsumsi protein hewani dan batasi

garam

3.

Daun

Melinjo,daun

papaya,bayam

4.

Asparus, buah-buahan yang

dikeringkan

5.

Minum soda

6.

Soft drink,the kental,kopi

7.

MAKANAN YANG BOLEH

DIMAKAN

1.

Beras, roti

2.

Mie,macaroni, bihun

3.

Telur, daging

4.

Ikan tanpa tulang,

5.

Buah-buahan

(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)

Referensi

Dokumen terkait

fungsi bimbingan mencakup beberapa hal antara lain adalah:.. a) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan mengenai pemahaman oleh pihak-pihak tertentu yang berkenaan pada

Warok memiliki pengetahuan yang baik tentang cara hidup dalam budaya Jawa. Hal ini sesuai dengan ilmu kanuragan yang

Apabila suatu pelayanan menggunakan beberapa IP address yang berbeda, kemudian apabila ada pengirim mengirimkan data menuju ke pelayanan tersebut maka akan diteruskan ke salah

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian yang telah dilakukan berjudul Penetapan Kecermatan dan Keseksamaan Metode Kolorimetri Menggunakan Pereaksi

 Dilakukan di PT Marimas Putera Kencana Unit Produksi 2 (Produksi minuman serbuk) selama 24 hari kerja dari 3 Januari 2017 – 3 Februari 2017..  Terletak

Pada jenis ini diamati apakah bahan baku yang akan digunakan untuk produksi sudah sesuai dengan standar mutu yang ditentukan atau belum.. Ketika bahan baku yang

Hambatan dari internal bank yang timbul dalam penanganan kredit macet seperti kurang komunikasi dengan debitur, kesalahan komunikasi dengan staff bagian lain,

Sehingga penulis mampu menyelesaikan skirpsi dengan judul Social Support Dan Self Acceptance Ayah Tunggal (Studi Kasus Di Kota Kediri) ini tepat pada waktunya.. Oleh sebab