• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE PADA SISWA KELAS III MI AL ISLAM BANDING KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2018/2019 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE PADA SISWA KELAS III MI AL ISLAM BANDING KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2018/2019 - Test Repository"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE

PADA SISWA KELAS III MI AL ISLAM BANDING

KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG

TAHUN AJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : AYU AGUSTINA

NIM: 115-14-147

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE

PADA SISWA KELAS III MI AL ISLAM BANDING

KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG

TAHUN AJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : AYU AGUSTINA

NIM: 115-14-147

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:

Nama : Ayu Agustina

NIM : 115-14-147

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul :PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE PADA

SISWA KELAS III MI AL ISLAM BANDING KECAMATAN

BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN

2018/2019

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 13 September 2018 Pembimbing,

(5)

v

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini.

Nama : Ayu Agustina

NIM : 115-14-147

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.

Salatiga, 13 September 2018

Yang menyatakan,

Ayu Agustina

(7)

vii

MOTTO

Karunia Allah yang paling lengkap adalah kehidupan

yang didasarkan pada ilmu pengetahuan

(8)

Thalib-viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya, sehingga skripsi

ini dapat tersusun sampai selesai.

2. Ayahku Suparno dan Ibuku Sri Murti sebagai wujud baktiku kepadanya, yang

telah bersusah payah membesarkanku, mendoakanku, mendukungku dan

membiayai semua kebutuhanku hingga aku dapat menyelesaikan studi ini.

3. Kakakku Endang Emawati dan Muhammad Fatchan, serta adekku Amar Hafiz

Al Fatih yang selalu memberiku semangat, dukungan, dan doa.

4. Keluarga besar MI Al Islam Banding yang telah memberikan ijin penelitian,

terutama kepada wali kelas III Ibu Reni Tri Rahayu yang sudah membantu

saya dalam penelitian ini.

5. Sahabatku Kholisna Fitriana yang selalu mendukung, menyuport, dan selalu

ada buat aku, selalu membantuku dalam segala hal, dan selalu

menyemangatiku.

6. Semua sahabat-sahabatku Umi Nurhayati, Siti Nur Hamidah, Ariya Zulva,

Slamet Ariyanti, Irine Yogik Wiliyana yang selalu ada untuk aku dan selalu

memberikan dukungan dan semangat.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Paragraf Dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Example Non Example Pada Siswa Kelas III MI

Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun ajaran 2018/2019

bisa selesai. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi

Agung Muhammad SAW semoga beliau selalu dirahmati Allah SWT.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan bantuan

dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis sampaikan

terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga;

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;

4. Bapak Dr. Wahyudhiana, MM.Pd.. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan saran, arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam

penulisan skripsi ini;

5. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam

(10)

x

6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staff karyawan IAIN Salatiga yang telah

memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis;

7. Ibu Faiqotun Niswah, S.Pd.I, selaku kepala sekolah MI Al Islam Banding

Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melakukan penelitian;

8. Ibu Reni Tri Rahayu, selaku guru kelas III MI Al Islam Banding yang telah

berkenan bekerjasama dengan penulis sehingga penelitian dapat berlangsung;

9. Siswa kelas III MI Al Islam Banding yang sudahberkenan menjadi subjek

penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh;

10.Seluruh teman-teman angkatan PGMI 2014 yang telah berjuang bersama.

Salatiga, 13 September 2018

Penulis,

Ayu Agustina

(11)

xi ABSTRAK

Agustina, Ayu. 2018 Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Paragraf Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Example Non Example Pada Siswa Kelas III MI AL Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2018). Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Wahyudhiana, MM.Pd.

Kata Kunci :Hasil Belajar Bahasa Indonesia, Model Pembelajaran Example Non Example.

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Example Non Example.

Apakah model pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi menulis paragraf pada siswa kelas III MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 22 siswa, yaitu terdiri dari 14 laki-laki dan 8 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data diambil dari nilai akhir siswa, dokumentasi, dan observasi dengan melihat perilaku siswa dalam proses pembelajaran.Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan tes evaluasi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Data dianalisis secara statistik menggunakan rumus persentase.

Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran Example Non Example

(12)

xii

Pengesahan Kelulusan ... v

Pernyataan Keaslian Tulisan ... vi

Motto ... vii

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Definisi Operasional... 11

G. Metode Penelitian... 13

H. Sistematika Penulisan... 21

(13)

xiii

b. Hasil Belajar ... 32

2. Hakikat Bahasa Indonesia

a. Pengertian Bahasa Indonesia... 42

b. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia... 44

c. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia... 45

3. Menulis

a. Pengertian Menulis... 46

b. Fungsi Menulis ... 47

c. Tujuan Menulis ... 48

4. Paragraf

a. Pengertian Paragraf ... 49

b. Ciri-Ciri Paragraf... 50

c. Fungsi Paragraf... 51

5. Model Pembelajaran Example Non Example

a. Pengertian Model Pembelajaran Example Non Example.... 52

b. Langkah-langkah Pembelajaran Example Non Example... 53

c. Kelebihan Pembelajaran Example Non Example... 54

d. Kelamahan Pembelajaran Example Non Example... 54

6. Hakikat KKM

a. Pengertian KKM... 55

b. Prosedur Penetapan KKM... 55

(14)

xiv BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Al Islam Banding... 60

B. Pelaksanaan Penelitian... 64

1. Deskripsi Kegiatan Pra Siklis... 64

2. Deskripsi Siklus I... 65

3. Deskripsi Siklus II... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Siklus 1. Deskripsi Hasil Pra Siklus... 75

2. Deskripsi Siklus I... 77

3. Deskripsi Siklus II... 84

B. Pembahasan... 90

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 94

B. Saran... 95

DAFTAR PUSTAKA... 96

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Identitas Sekolah... 58

Tabel 3.2. Daftar Fasilitas Sarana dan Prasarana... 59

Tabel 3.3. Daftar Guru dan Staff MI Al Islam Banding... 59

Tabel 3.4. Daftar Siswa MI Al Islam Banding... 60

Table 3.5. Daftar Siswa Kelas III MI Al Islam Banding... 60

Table 3.6. Waktu Penelitian... 62

Tabel 4.1. Daftar Hasil Nilai Pra Siklus... 73

Tabel 4.2. Daftar Hasil Tes Siswa Siklus I... 76

Tabel 4.3. Lembar Observasi pengamatan Guru Siklus I... 80

Tabel 4.4. Lembar Observasi pengamatan siswa siklus I... 82

Tabel 4.5. Daftar Hasil Tes Siswa Siklus II... 83

Tabel 4.6. Lembar Observasi pengamatan Guru Siklus II... 87

Tabel 4.7. Lembar Observasi pengamatan siswa siklus II... 89

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas... 15 Gambar 4.1.Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus – SiklusII... 92

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis ... 98

Lampiran 2. Surat Tugas Pembimbing Skripsi ... 98

Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian ... 98

Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 98

Lampiran 5. Lembar Konsultasi Skripsi ... 98

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 98

Lampiran 7. Data Lapangan Pelaksanaan Siklus I ... 98

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 98

Lampiran 8. Data Lapangan Pelaksanaan Siklus II ... 98

Lampiran 9. Dokumentasi Kegiatan Proses Belajar Mengajar ... 98

Lampiran 10. Gambar Media Pembelajaran ... 98

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu instrumen utama dalam mengembangkan

sumber daya manusia. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam

kehidupan, baik untuk dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan

negara. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin besar kesempatan

untuk meraih kesuksesan. Bahkan semakin tinggi pendidikan seseorang semakin

mudah berkomunukasi dengan siapa saja. Pendidikan tidak bisa lepas dari tenaga

pendidik atau guru sebagai salah satu unsur yang berperan penting melalui proses

pembelajaran. Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan

mengajar (Susanto, 2013: 18). Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Hamdani, 2011: 20). Mengajar diartikan sebagai usaha

mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa

(Susanto, 2013: 20). Proses belajar merupakan hal yang dialami oleh siswa, suatu

respons terhadap segala pembelajaran yang diprogramkan oleh guru (Dimyati,

(19)

2

Pendidikan di Sekolah Dasar (SD/MI) bertujuan memberikan bekal

kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar

yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya. Terkait

dengan tujuan memberikan bekal kemampuan dasar baca dan tulis, maka

peranan pengajaran bahasa Indonesia di SD/MI yang bertumpu pada

kemampuan dasar baca dan tulis. Pembelajaran tidak hanya pada tahap belajar

di kelas-kelas awal tetapi juga pada kemahiran atau penguasaan di kelas-kelas

tinggi.

Pendidik (guru) mempunyai tugas untuk memilih strategi, metode, dan

model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi

tercapainya tujuan pembelajaran. Guru perlu memilih strategi, metode, dan

model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata

pelajaran supaya pembelajaran dapat berhasil. Salah satu mata pelajaran yang

menuntut penggunaan strategi, metode, dan model pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristiknya yakni mata pelajaran bahasa Indonesia.

Upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan dengan

menggerakkan seluruh komponen yang menjadi subsistem dalam suatu sistem

mutu pendidikan. Mutu pendidikan pada hakikatnya adalah bagaimana proses

belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas berlangsung secara bermutu dan

bermakna. Untuk mencapai pembelajaran yang optimal dibutuhkan yang

(20)

3

memperbaiki dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas. Karena

dengan peningkatan mutu prose bleajar mengajar di kelas, mutu pendidikan

dapat ditingkatkan.

Dalam kehidupan, sehari-hari kita tidak terlepas dengan yang namanya

bahasa, karena bahasa merupakan alat komunikasi (Kusumaningsih, 2013: 1).

Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi

sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh penutur. Dalam pelaksanaannya

bermacam-macam fungsi tersebut dapat dipadukan melalui berbagai kegiatan

pembelajaran mengenai topik tertentu.

Pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses belajar dan mengajarkan

bahasa Indosnesia. Tujuan utamanya adalah siswa mampu berkomunikasi dengan

bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa Indonesia diajarkan

kepada siswa dengan kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.

Dalam mempelajari bahasa Indonesia, siswa sudah memiliki bahasa pertama

yaitu bahasa daerah. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia ini

merupakan pembelajaran bahasa kedua setelah bahasa daerah.

Di sebagian siswa, pembelajaran bahasa Indonesia sangat membosankan

karena mereka sudah merasa bisa dan penyampaian materi dari guru yang kurang

menarik, sehingga secara tidak langsung siswa menjadi lemah dalam

penangkapan materi. Selama ini pengajaran bahasa Indonesia belum berjalan

(21)

4

ditingkatkan. Strategi, metode, atau model penyampaian pembelajaran perlu di

variasikan agar lebih menarik dan sesuai dengan tujuan pengajaran.

Sehubungan dengan penangkapan materi ada kaitannya dengan

ketrampilan menulis, masih banyak siswa yang kurang memahami dalam hal

menulis materi yang di sampaikan oleh guru. Jika apa yang disimak kemudian

dituliskan kembali pada umunya tidak sesuai dengan isi yang disimak, dalam hal

ini pengajaran bahasa Indonesia di kelas III materi menulis paragraf.

Keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia tergantung pada kreativitas

guru dalam menggunakan modelpembelajaran yang tepat dan menarik. Menurut

Suprihatiningrum (2017: 142), model pembelajaran merupakan kerangka

konseptual yang menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan

pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model

pebelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Melalui model pembelajaran guru dapat

membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan

mengekspresikan ide. Model pembelajaran dapat digunakan para guru untuk

merencanakan aktivitas pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis paragraf adalah

model pembelajaran Example Non Example.

Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan peneliti dengan guru kelas III

(Reni Tri Rahayu), di MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten

(22)

5

pembelajaran bahasa Indonesia terakait dengan persoalan menulis yang di alami

guru itu sendiri dalam menerima dan menyampaikan materi menulis di antaranya

yaitu, yang pertama guru kurang memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di

madrasah, kedua guru masih kurang menggunakan model ataupun metode

pembelajaran, ketiga guru masih kurang dalam penggunaan media, keempat

siswa kurang berinteraksi baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru,

maupun siswa dengan lingkungan sekitar, kelima siswa kurang merespon

terhadap pelajaran yang di sampaikan, sehingga ketrampilan menulis dalam

menerapkan materi bahasa Indonesia terlihat belum sesuai yang di harapkan.

Pembelajaran dilaksanakan hanya dengan metode ceramah, tanya jawab, dan

penugasan dan siswa hanya berperan sebagai penerima materi dan tidak dilatih

untuk saling berdiskusi. Kondisi tersebut yang menyebabkan siswa pasif, jenuh,

dan merasa sulit memahami materi.

Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai ulangan bahasa Indonesia siswa kelas

III yang diperoleh dari guru menunjukkan masih banyaknya siswa yang

mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah

ditetapkan yaitu 65. Secara klasikal nilai ulangan siswa belum memenuhi KKM,

dari 22 siswa hanya 8 siswa yang dapat memenuhi KKM atau sebesar 36,36% ,

sedangkan sisanya masih berada dibawah KKM atau sebesar 63,63%.

Selanjutnya, berdasar diskusi dengan guru bahasa Indonesia kelas III di

MI Al Islam Banding, diduga faktor yang mempengaruhi siswa mendapatkan

(23)

6

kurang memperhatikan saat pembelajaran berlangsung, sibuk bermain sendiri,

mengobrol dengan teman yang menyebabkan siswa kurang memahami materi

yang diajarkan, atau terjadi kesalahan kalkulasi dalam jawaban siswa sehingga

mempengaruhi hasil akhir jawaban.

Selain faktor tersebut, faktor lain yang mempengaruhi siswa mendapat

nilai dibawah KKM, yakni kurangnya kreatifitas guru dalam mengajar

menyebabkan proses pembelajaran kurang menarik minat siswa sehingga siswa

cenderung pasif dan kurang tertarik dengan materi yang diajarkan. Dalam hal ini

guru dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam mengajar agar mampu

menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa,

peneliti bersama Ibu Reni melakukan diskusi mengenai model pembelajaran

yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut, sehingga dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Melalui diskusi yang telah dilakukan, diputuskan untuk

menggunakan model pembelajaran Example Non Example sebagai solusi

tindakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran bahasa Indonesia yang ada

di MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2018.

Penerapan model Example Non Example dalam pembelajaran bahasa

Indonesia materi menulis paragraf mampu memberikan inovasi dalam

pembelajaran. Example dan Non Example adalah taktik yang dapat digunakan

(24)

7

dalam penerapan model Example Non Example adalah guru memberi satuan

informasi yang besar menjadi komponen-komponen yang lebih kecil, selanjutnya

guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar 2-3 orang siswa, sehingga setiap

anggota bertanggung jawab atas setiap penguasaan komponen-komponen yang

ditugaskan sebaik-baiknya, sehingga menyebabkan tumbuhnya rasa senang

dalam proses belajar mengajar, serta dapat menjadikan siswa lebih semangat

belajar karena dapat melihat secara langsung (Hamdayama, 2014: 98). Dengan

menggunakan penerapan model Example Non Example diharapkan siswa

mampu mengikuti proses pembelajaran dengan antusias sehingga dapat

meningkatkan partisipasi siswa, meningkatkan sifat kritis dan analisis siswa.

Materi akan lebih mudah diterima, menyenangkan dan hasil belajar siswa

menjadi meningkat.

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar

Bahasa Indonesia Materi Menulis Paragraf Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Example Non Example Pada Siswa Kelas III MI Al Islam Banding

Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2018/2019”.

B.Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah : Apakah

penggunaan model pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan hasil

(25)

8

kelas III MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun

Ajaran 2018/2019 ?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar bahasa Indonesia materi menulis paragraf menggunakan model

pembelajaran Example Non Example Pada Siswa Kelas III MI Al Islam Banding

Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2018/2019.

D.Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap terhadap masalah

yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk

memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa,

2011:63). Adapun dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengambil hipotesis tindakan yaitu : “penggunaan model pembelajaran Example Non

Example dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia materi menulis

paragraf pada siswa kelas III MI Al Islam Banding Kecamat Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019”.

Penerapan model ExampleNon Example ini dikatakan efektif apabila

indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan

penulis sebagai berikut:

a. Ada peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus pertama dan

(26)

9

b. Nilai siswa kelas III memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar

65 serta tercapainya ketuntasan klasikal yang besarnya 85% dalam

pembelajaran bahasa Indonesia.

2. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur dalam menyatakan bahwa

suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil (Usman,1993:8).

Penerapan model pembelajaran Example Non xample ini dikatakan efektif

apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator ketuntasan siswa adalah

sebagai berikut:

a. Secara Individual

Siswa dapat mencapai skor 65 pada materi Menulis Paragraf.

b. Secara Klasikal

Siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu kelas

mendapat nilai 65.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan member manfaat baik dari segi teoritis maupun

praktis yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan dan dapat

memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang

(27)

10

bahasa Indonesia, terutama untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata

pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis paragraf kelas III MI Al Islam

Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2018/2019.

2. Manfaat Praksis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia

materi menulis paragraf.

2) Meningkatkan kreatifitas dan keaktifan siswa dalam menerapkan model

Example Non Example pada proses pembelajaran.

b. Bagi Guru

1) Guru dapat memperbaiki pembelajaran di kelas sehingga hasil belajar

siswa dapat meningkat

2) Guru dapat mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan sendiri,

sehingga memberikan terobosan baru model pembelajaran yang dapat

diterapkan di tingkat dasar.

c. Bagi Sekolah

1) Mengangkat nama baik sekolah tersebut jika meningkatnya hasil belajar

siswa

2) Dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah.

d.Bagi peneliti

Dapat memberikan pengalaman kepada peneliti untuk terjun ke bidang

(28)

11 F.Definisi Operasional

Untuk memudahkan dan memperjelas pemahaman serta menghindari

kekeliruan terhadap maksud yang terdapat pada judul di atas, maka perlu

dijelaskan mengenai pembahasan masalah dan arti kata dalam rangkaian judul

di atas.

1. Hasil Belajar

Belajar adalah suatu aktifitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dasn

mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses

memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak

manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience).

Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan (knowledge),

atau a body of knowledge. Definisi ini merupakan definisi umum dalam

pembelajaran sains secara konfensional, dan beranggapan bahwa pengetahuan

sudah terserak di alam, tinggal bagaimana siswa atau pembelajar bereksplorasi

menggali dan menemukan kemudian memungutnya, untuk memperoleh

pengetahuan (Suyono & Hariyanto, 2014:9)

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena

belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk

(29)

12

kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan

tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional (Susanto,

2013:5)

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai, nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan (Suprijono :2012: 5)

2. Bahasa Indonesia

Bahasa adalah alat komunikasi yang efektif antarmanusia. Dalam

berbagai macam situasi, bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan

gagasan pembicara kepada pendengar atau penulis kepada pembaca

(Kusumaningsih, 2013: 13)

Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk

mempersatukan seluruh bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, merupakan alat

menguungkapkan diri baik secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa,

dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis (Nasucha, 2009 : 1).

3. Model Example Non Example

Example Non Example adalah strategi pembelajaran yang

menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran.

Strategi ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis dengan

memecahkan permasalahan-permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh

(30)

13

menganalisis gambar tersebut untuk kemudian di deskripsikan secara singkat

perihal isi dari sebuah gambar. Dengan demikian, strategi ini menekankan

pada konteks analisis siswa (Huda, 2013: 234).

Menurut Buehl (1996) dikutip dalam buku (Huda, 2014: 235), strategi

Example Non Example melibatkan siswa untuk : 1) menggunakan sebuah

contoh untuk memperluas pemahaman sebuah konsep dengan lebih mendalam

dan kebih komplesk; 2) melakukan proses discovery (penemuan), yang

mendorong mereka membangun konsep secara progresif melalui pengalaman

langsung terhadap contoh-contoh yang mereka pelajari; dan 3)

mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan

bagian non example yang dimungkinkan masih memiliki karakteristik konsep

yang telah dipaparkan pada bagian example.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan

atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih

profesional (Basrowi & Suwandi, 2008:26).

Aqib (2008: 18) menyatakan bahwa PTK merupakan salah satu cara

(31)

14

diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan

kualitas program sekolah secara keseluruhan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya perbaikan suatu

praktik pendidikan berdasarkan refleksi dari pemberian tindakan pada

penelitian ini dengan memberiakan suatu tindakan pada subjek yang diteliti

dengan menggunakan model Example Non Example. Penelitian TIndakan

Kelas yang digunakan adalah jenis kolaboratif, dimana peneliti bertindak

sebagai pengamat. Proses belajar mengajar tetap dilakukan oleh guru dan

siswa. Hal ini bertujuan agar proses belajar mengajar berjalan secara alami

sehingga data yang diperoleh valid. Alasan peneliti mengggunakan penelitian

tindakan kelas kolaboratif karena peneliti ikut berperan dalam proses

pembelajaran.

Alasan peneliti menggunakan jenis PTK adalah untuk memperbaiki dan

meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas

dengan cara menerapkan model pembelajaran Example Non Example sehingga

hasil belajar siswa dapat meningkat terutama pada mata pelajaran bahasa

Indonesia materi menulis paragraf.

Arikunto, (2014: 16) memberikan empat tahapan penting, meliputi; (1)

Planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation (pengamatan) dan

(32)

15

Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK

(Sumber: Arikunto, dkk, 2014: 16)

2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Al Islam Banding Kecamatan

Bringin Kabupaten Semarang tahun 2018. Madrasah ini dipilih menjadi

tempat penelitian karena memerlukan pengembangan strategi pembelajaran

yang akan meningkatkan hasil kinerja guru dan siswa. Dengan demikian

tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

b. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan bulan Agustus-September

(33)

16 c. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru

dan siswa kelas III MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten

Semarang tahun 2018 dengan jumlah siswa 22 yaitu 14 siswa laki-laki dan

8 siswa perempuan. Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran bahasa

Indonesia materi menulis paragraf dengan menggunakan model Example

Non Example.

3. Langkah-Langkah Penelitian

a. Perencanaan

Tahap perencanaan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,

kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Penelitian yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak

yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya

tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini

dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas

pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan (Arikunto, dkk,

2014: 17).

Tahap perencanaan terdiri dari beberapa kegiatan antara lain:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Example Non Example;

2) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses

(34)

17

3) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui kondisi

saat proses pembelajaran dengan model pembelajaran Example Non

Example berlangsung;

4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Example Non Example;

5) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Example Non Example.

b. Pelaksanaan

Guru mengadakan proses pembelajaran menggunakan model Example

Non Example. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut

(Hamzah, 2011 : 80) :

1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP;

3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

memperhatikan dan menganalisis gambar;

4) Memulai diskusi kelompok 2-3 orang siswa, kemudian hasill diskusi dari

analisis gambar tersebut dicatat pada kertas;

5) Setiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusinya;

6) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materu

sesuai tujuan yang ingin dicapai;

(35)

18 c. Pengamatan

Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan pengamatan

yang dilakukan oleh peneliti. Pengamatan ini dilakukan dengan cara

mengamati guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan lembar

observasi serta tes evaluasi untuk menggali data hasil belajar siswa setelah

dilakukan proses pembelajaran menggunakan model Example Non

Example.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan eksplanasi

terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan

tindakan. Pada tahap refleksi meliputi: (1) mencatat hasil observasi dan

pelaksanaan pembelajaran, (2) evaluasi hasil observasi, (3) analisis hasil

pembelajaran.

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris

reflection, yang artinya pemantulan. Kegiatan refleksi sangat tepat

dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan,

kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implemetasi

rancangan tindakan (Arikunto, 2014: 19). Apabila indikator keberhasilan

yang telah ditetapkan belum tercapai, maka PTK akan dilanjutkan pada

(36)

19

dengan siklus sebelumnya dengan materi yang berbeda-beda pada setiap

siklusnya.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan oleh guru atau observer untuk

mengukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk menetapkan

keberhasilan dari rencana tindakan yang dilakukan. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model

pembelajaran Example Non Example;

b. Lembar tes evaluasi mata pelajaran bahasa Indonesia materi menulis

paragraf;

c. Lembar observasi terhadap guru pada saat menerapkan model pembelajaran

Example Non Example;

d. Lembar observasi terhadap siswa pada saat proses pembelajaran Example

Non Example.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik yang akan digunakan

dalam pengumpulan data adalah:

a. Tes Tertulis

Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan dan

peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi operasi perkalian yang

(37)

20

apabila telah mencapai nilai minimal 65 dari target yang ditentukan. Tes ini

dilakukan setelah proses pembelajaran menggunakan model Example Non

Example berlangsung.

b. Observasi

Observasi merupakan tindakan atau suatu proses pengambilan

informasi, atau data melalui media pengamatan. Observasi ini dilakukan

terhadap peserta didik dan guru selama pembelajaran berlangsung untuk

mengetahui tingkat kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran bahasa

Indonesia dengan menggunakan model Example Non Example.

c. Dokumentasi

Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu teknik

memperoleh data yang berupa foto. Dokumentasi ini dilakukan pada saat

proses pembelajran berlangsung, sehingga aktivitas siswa dan guru selama

pembelajaran bahasa Indonesia dengan model Example Non Example akan

terekam dalam foto. Dokumentasi foto dilakukan sebagai bukti visual

kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Foto tersebut

merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang lain.

d. Wawancara

Wawancara dilakukan setelah kegiatan berlangsung dan secara

bebas, untuk mengungkap data dengan kata-kata secara lisan tentang sikap,

pendapat dan wawasan subjek penelitian mengenai baik buruknya proses

(38)

21 6. Analisis Data

Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul guna

mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk

perbaikan belajar siswa. Analisis tindakan keberhasilan atau prestasi

keberhasilan siswa, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal

tes tertulis pada setiap akhir pelajaran.

Presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus

(Daryanto, 2011:192):

P = ∑

∑ X 100%

H.Sistematika Penulisan

Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo, judul persetujuan

pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan

persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,

dan daftar lampiran.

Bab I Pendahuluan berisi tentang: latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, definisi

operasioanl, dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup

rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen

(39)

22

Bab II Landasan Toeri berisi tentang: Kajian Teori meliputi, Hasil

belajar, Bahasa Indonesia, Hakikat Menulis, Paragraf, Model pembelajaran

Example Non Example dan KKM. Kajian Pustaka meliputi

penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan.

Bab III Pelaksanaan Penelitian berisi tentang deskripsi pelaksanaan

pra siklus meliputi rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data dan

refleksi. Deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi deskripsi setiap

siklus yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau wawancara,

refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan.

(40)

23 BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. Hasil Belajar

a. Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut R. Gagne dalam Susanto (2013:1), belajar dapat

didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah

perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dapat diartikan sebagai

perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara

individu dengan individu dan individu dengan lingkungangannya sehingga

akan lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya (Usman, 1993: 4).

Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku berikut

adanya pengalaman. Pembentukan tingkah laku ini meliputi perubahan

ketrampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Oleh

sebab itu, belajar adalah proses aktif, yaitu proses mereaksi terhadap semua

situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah suatu proses yang

diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui pengalaman. Belajar

adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu yang dipelajari

(Suprihatiningrum, 2017: 14). Menurut Budiningsih dalam Suprihatiningrum

(41)

24

mana siswa aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep, dan

memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Morgan mendefisikan belajar sebagai berikut “Learning is any relatively permanent

change in behavior that is a result of past experience”, belajar adalah

perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman

(Suprijono, 2010:3). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku untuk memperoleh sebuah

pengetahuan, kemampuan, dan sesuatu hal yang baru serta diarahkan pada

suatu tujuan.

Gagne dalam Suprijono (2010:10-11), membagi kegiatan belajar

menjadi delapan yaitu:

a. Signal learning atau kegiatan belajar mengenal tanda. Tipe kegiatan

belajar ini menekankan belajar sebagai usaha merespons tanda-tanda yang

dimanipulasi dalam situasi pembelajran.

b. Stimulus-response learning atau kegiatan belajar tindak balas. Tipe ini

berhubungan dengan perilaku peserta didik yang secara sadar melakukan

respons tepat terhadap stimulus yang dimanipulasi dalam situasi

pembelajaran.

c. Chaining learning atau kegiatan belajar melalui rangkaian. Tipe ini

berkaitan dengan kegiatan peserta didik menyusun hubungan antara dua

stimulus atau lebih dengan berbagai respons yang berkaitan dengan

(42)

25

d. Verbal association atau kegaitan belajar melalui asosiasi lisan. Tipe ini

berkaitan dengan upaya peserta didik menghubungkan respons dan

stimulus yang disampaikan secara lisan.

e. Multiple discrimination learning atau kegiatan belajar dengan perbedaan

berganda. Tipe ini berhubungan dengan kegiatan peserta didik membuat

berbagai perbedaan respons yang digunakan terhadap stimulus yang

beragam, namun berbagai respons dan stimulus itu saling berhubungan

antara satu dengan yang lainnya

f. Consept learning atau kegiatan belajar konsep. Tipe ini berkaitan dengan

berbagai respons dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah

stimulus berupa konsep-konsep yang berbeda antara satu dengan yang

lainnya.

g. Principle learning atau kegiatan belajar prinsip-prinsip. Tipe ini

digunakan peserta didik menghubungkan beberapa prinsip yang

digunakan merespons stimulus.

h. Problem solving learning atau kegiatan belajar pemecahan masalah. Tipe

ini berhubungan dengan kagiatan peserta didik menghadapi persoalan dan

memecahkannya sehingga pada akhirnya peserta didik memiliki

(43)

26 2. Ciri-Ciri Belajar Mengajar

Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak

terlepas dari ciri-ciri tertentu, yang menurut Edi Suardi dalam Djamarah

(1997 :46-48) sebagai berikut :

1) Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak

didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud

dengan kegiatan belajar mengajar sadar akan tujuan, dengan

menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian. Anak didik

mempunyai tujuan , atau unsur yang lain sebagai pengantar dan

pendukung.

2) Ada suatu prosedur, (jalannya interaksi) yang direncanakan, di

desain untuk memncapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar dapat

mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan interaksi

perlu ada prosedur atau langkah-langkah sistematik dan relevan.

Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang satu dengan yang

lain, mungkin akan membutuhkan prosedur dan desain yang

berbeda pula.

3) Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penerapan materi

yang khusus, dalam hal ini materi harus di desain sedemikian rupa,

sehingga cocok untuk mencapai tujuan. Materi hsrus sudah di

desain dan dipersiapkan sebelum berlangsungnya kegiatan belajar

(44)

27

4) Ditandai dengan aktivitas anak didik. Sebagai konsekuensi, bahwa

anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan

belajar mengajar. Aktivitas anak didik dalam hal ini yaitu baik

secara fisik maupun secara mental.

5) Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai

pembimbing, dalam peranannya sebagai pembimbing, guru harus

berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi

proses interaksi yang kondusif.

6) Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin

dalam kegiatan ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang

diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh

pihak guru maupun anak didik dengan sadar.

7) Ada batas waktu, untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu

dalam sistem berkelas, batas waktu menjadi salah satu ciri yyang

tidak bisa ditinggalkan. Karena, setiap tujuan akan diberi waktu

tertentu, kapan tujuan itu sudah dan harus tercapai.

8) Evaluasi, dari seluruh kegiatan diatas, evaluasi adalah hal penting

yang tidak bisa di abaikan, setelah guru melaksanakan kegiatan

belajar mengajar, evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui

(45)

28 3. Prinsip-prinsip Pembelajaran

Karakteristik anak usia sekolah dasar yang suka bermain, memiliki

rasa ingin tahu yang besar, mudah terpengaruh oleh lingkungan, dan gemar

membentuk kelompok sebaya, pada pembelajaran di sekolah perlu adanya

usaha untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan.

Untuk itu, guru perlu memperhatikan beberapa prinsip pembelajaran yang

diperlukan agar terciptanya belajar yang kondusif dan menyenangkan.

Beberapa prinsip pembelajaran tersebut dapat diuraikan secara singkat,

sebagai berikut (Susanto, 2013:87):

a. Prinsip Motivasi, adalah upaya guru untuk menumbuhkan dorongan

belajar, baik dari dalam diri anak atau dari luar diri anak, sehingga anak

belajar seoptimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

b. Prinsip latar belakang, adalah upaya guru dalam proses belajar mengajar

memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dimiliki

anak agar tidak terjadi pengulangan yang membosankan.

c. Prinsip pemusatan perhatian, adalah usaha untuk memusatkan perhatian

anak dengan jalan mengajukan masalah yang hendak dipecahkan lebih

terarah untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.

d. Prinsip keterpaduan, merupakan hal yang penting dalam pembelajaran.

Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan materi hendaknya

(46)

29

anak mendapat gambaran keterpaduan dalam proses perolehan hasil

belajar.

e. Prinsip pemecahan masalah, adalah situasi belajar yang dihadapkan pada

masalah-masalah. Hal ini dimaksudkan agar anak peka dan juga

mendorong mereka untuk mencari, memilih, dan menentukan pemecahan

masalah sesuai dengan kemampuannya.

f. Prinsip menemukan, adalah kegiatan menggali potensi yang dimiliki anak

untuk mencari, mengembangkan hasil perolehannya dalam bentuk fakta

dan informasi. Untuk itu, proses belajar mengajar yang mengembangkan

potensi anak tidak menyebabkan kebosanan.

g. Prinsip belajar sambil bekerja, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan

berdasarkan pengalaman baru. Pengalaman belajar yang diperoleh

melalui bekerja tidak mudah dilupakan oleh anak. Dengan demikian,

proses belajar mengajar yang memberi kesempatan kepada anak untuk

bekerja, berbuat sesuatu akan memupuk kepercayaan diri, gembira, dan

puas karena kemampuannya tersalurkan denngan melihat hasil kerjanya.

h. Prinsip belajar sambil bermain, merupakan kegiatan yang dapat

menimbulkan suasana menyenangkan bagi siswa dalam belajar, karena

dengan bermain pengetahuan, keterampilan, sikap, dan daya fantasi anak

berkembang. Suasana demikian akan mendorong anak aktif dalam belajar

Prinsip perbedaan individu, yakni upaya guru dalam proses belajar

(47)

30

kecerdasan, sifat, dan kebiasaan atau latar belakang keluarga. Hendaknya

guru tidak memperlakukan anak seolah-olah semua sama.

i. Prinsip hubungan sosial, adalah sosialisasi pada masa anak yang sedang

tumbuh yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Kegiatan

belajar hendaknya dilakukan secara berkelompok untuk melatih anak

menciptakan suasana kerja sama dan saling menghargai satu sama

lainnya.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik

yang berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal).

Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil

interaksi antara brbagai faktor tersebut. Oleh karena itu, pengenalan guru

terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa sangat

penting yang berarti untuk membantu siswa mencapai prestasi belajar yang

seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa

(Usman, 1993 : 9-10).

Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut :

a) Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)

1. Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini ialah panca indra

(48)

31

2. Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh dari :

a. Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu

kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu

prestasi yang dimiliki.

b. Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebtuhan, motivasi, emosi,

dan penyesuaian diri.

3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.

b) Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)

1. Faktor sosial yang terdiri dari :

a. Lingkungan keluarga

b. Lingkungan sekolah

c. Lingkungan masyarakat

d. Lingkungan kelompok

2. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,

teknologi, dan kesenian.

3. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas

belajar.

(49)

32 b. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan ynang

berupa keterampilan dan perilaku yang diperoleh. Dalam hal ini,

Gagne dan Briggs mendifinisikan hasil belajar sebagai kemampuan

yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati

melalui penampilan siswa (Suprihatiningrum, 2017: 37). Hasil belajar

adalah pola-pola perbuatan nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne dalam

Suprijono (2011:5), hasil belajar berupa:

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan

merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan

tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah

maupun penerapan aturan.

b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari

kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis

fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Kemampuan

intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif

(50)

33

c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik yaitu melakukan dan mengarahkan

serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga

terwujud otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

menginternalisi dan eksternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya

standar perilaku.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami tentang makna hasil

belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa, baik yang

menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari

kegiatan belajar. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar

siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar (Susanto, 2013:5).

Menurut Bloom dalam Suprijono (2016:6), hasil belajar dapat

mencakup beberapa kemampuan. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan

kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotorik. Di bawah ini

(51)

34 a. Domain Kognitif

1) Knowledge (Pengetahuan), mencapai kemampuan ingatan tentang hal

yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu

berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip

atau metode.

2) Comprehension (Pemahaman), kemampuan mencakup menangkap arti

dan makna tentang hal yang dipelajari.

3) Application (Penerapan), mencakup kemampuan menerapkan metode

dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4) Analysis (Menguraikan), mencakup kemampuan merinci sesuatu

kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseuruhan dapat

dipahami dengan baik.

5) Synthesis (Mengorganisasikan), mencakup kemampuan membentuk

suatu pola baru.

6) Evaluation (Menilai), mencakup kemampuan membentuk pendapat

tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

b. Domain Afektif

1) Receiving (Sikap Menerima), yang mencakup kepekaan tentang hal

tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut.

2) Responding (Memberikan Respon), yang mencakup kerelaan,

(52)

35

3) Valuing (Nilai), yang menerima suatu nilai, menghargai, mengakui

dan menentukan sikap.

4) Organization (Organisasi), yang mencakup kemampuaan membentuk

suatu system nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.

5) Characterization (Karakterisasi), yang mencakup kemampuan

menghayati niali dan membentuknya menjadi pola kehidupan pribadi.

c. Domain Psikomotorik

1) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan hal-hal

secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut.

2) Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam

keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai

contoh, atau gerakan peniruan.

4) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan

gerakan-gerakan tanpa contoh.

5) Gerakan komplek, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan

atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien,

dan tepat.

6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan

perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan

(53)

36

7) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang

baru atas dasar prakarsa sendiri.

2. Macam-macam Hasil Belajar

Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif),

keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif).

Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013: 6) diartikan

sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang

dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa

mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh

guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti

apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil

observasi langsung yang ia lakukan.

2) Keterampilan Proses

Usman dan Setiawati dalam Susanto (2013: 9) mengemukakan bahwa

keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada

pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai

penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

(54)

37

secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk

krativitasnya;

3) Sikap

Menurut Sardiman dalam Susanto (2013: 11), sikap merupakan

kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan

teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu

maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau

tindakan seseorang.

Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih

diarahkan pada pengertian pemahaman konsep. Dalam pemahaman konsep,

maka domain yang sangat berperan adalah domain kognitif (Susanto, 2013:

6-11).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa

itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa ; dalam arti kemampuan berpikir

atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasamani

maupun rohani. Kedua, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta

dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan (Susanto: 2013: 12).

Menurut Wasliman dalam Susanto (2013: 12), hasil belajar yang dicapai

oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara perinci, uraian

(55)

38 1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri

peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini

meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap,

kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri pesrta

didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Sekolah juga merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar

siswa, karena semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas

pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi juga hasil belajar siswa.

Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru,

sebagaimana yang dikemukakan Wina Sanjaya dalam Susanto (2013: 13),

bahwa guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi

suatu strategi pembelajaran. Berdasarkan pendapat ini dapat ditegaskan bahwa

salah satu faktor eksternal yang sangat berperan mempengaruhi hasil belajar

siswa adalah guru. Guru dalam proses pembelajaran memegang peranan yang

sangat penting, apalagi untuk siswa pada usia sekolah dasar, tak mungkin

dapat digantikan oleh perangkat lain seperti televisi, radio, dan komputer.

Sebab, siswa adalah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan

(56)

39

Menurut pendapat lain Dunkin dalam Wina Sanjaya (2006: 51),

terdapat sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses

pembelajaran yang dilihat dari faktor guru, yaitu :

1) Teacher formative experience, meliputi jenis kelamin serta

semua pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang

sosial mereka. Yang termasuk ke dalam sapek ini diantaranya

tempat asal kelahiran guru termasuk suku, latar belakang

budaya, dan adat istiadat.

2) Teacher training experience, meliputi pengalaman-pengalaman

yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang

pendidikan guru, misalnya pengalaman latihan profesional,

tingkat pendidikan, dan pengalaman jabatan.

3) Teacher properties, adalah segala sesuatu yang berhubungan

dengan sifat yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap

profesinya, sikap guru terhadap siswa, kemampuan dan

intelegensi guru, motivasi dan kemampuan mereka baik

kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran termasuk di

dalamnya kemampuan dalam merencanakan dan evaluasi

pembelajaran maupun kemampuan dalam penguasaan materi.

Dengan demikian, semakin jelas bahwa hasil belajar siswa merupakan

hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling

(57)

40

fakto-faktor tersebut. Ruseffendi dalam Susanto (2013: 14-18)

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar kedalam

sepuluh macam, yaitu :

1) Kecedasan anak

Kemampuan intelegensi seseorang sangat mempengaruhi

terhadap cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta

terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan.

2) Kesiapan atau Kematangan

Kesiapan atau keamatangan adalah tingkat perkembangan

dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana

mestinya.

3) Bakat anak

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

untuk mecapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

4) Kemauan belajar

Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung

jawab yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil

belajar yang diraihnya, karena kemauan belajar menjadi salah

satu penentu dalam mencapai keberhasilan belajar.

5) Minat

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

(58)

41

menaruh minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan

perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya.

6) Model penyajian materi pelajaran

Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak

membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa

tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan

belajar.

7) Pribadi dan Sikap Guru

Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh inovatif

dalam perilakunya, maka siswa akan meniru gurunya yang aktif

dan kreatif.

8) Suasana Pengajaran

Suasana pengajarang yang tenang saat terjadinya dialog yang

kritis antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana

yang aktif diantara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih

pada proses pengajaran.

9) Komptensi Guru

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompeten

dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan

di ajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang

tepat sehingga penekatan itu bisa berjalan dengan semestinya.

(59)

42

Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkaah laku

manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh

karena itu, dalam dunia pendidikan lingkungan masyarakatpun

akan mempengaruhi kepribadian siswa.

2. Hakikat Bahasa Indonesia

a. Pengertian Bahasa Indonesia

Menurut Sugihastuti dalam (Kusumaningsih 2013: 13) Bahasa

merupakan alat komunikasi yang efektif antar manusia. Dalam berbagai

macam situasi, bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan

pembicara kepada pendengar atau penulis kepada pembaca.

Secara sederhana bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang

paling penting untuk mempersatukan seluruh bangsa Indonesia. Oleh

sebab itu bahasa Indonesia merupakan alat mengungkapkan diri baik

secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa, dan cipta serta pikir baik

secara etis, estetis, dan logis (Nasucha: 2009: 1)

Bahasa Indonesia dipahami sebagai salah satu dari banyak ragam

bahasa Melayu. Dasar yang dipakai pada bahasa Indonesia adalah bahasa

Melayu Riau sejak abad ke-19. Dalam perkembangannya, bahasa

Indonesia mengalami proses pembakuan pada abad ke-20 (Achmad 2015:

16).

Penanaman bahasa Indonesia diawali sejak diikrarkan Sumpah

(60)

43

pembedaan antara bahasa Melayu yang digunakan di Riau dan

Semananjung Malaya dengan bahasa Indonesia yang terus mengalami

perkembangan hingga awal abad ke-21.

Pada saat Sumpah Pemuda, menetapkan bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuan. Dalam UUD 1945, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai

bahasa Negara. Sementara dalam keputusan Kongres Bahasa II yang

dilaksanakan di Medan pada tanggal 28 Oktober-2 November 1954,

bahasa Indonesia di sepakati ssebagai bahasa kebangsaan dan sekaligus

sebagai bahasa negara.

Bahasa Indonesia bukan bahasa Ibu. Mengingat sebagian besar

warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa ibu. Bahasa

Indonesia digunakan sangat luas, seperti di perguruan, media massa,

sastra, perangkat lunak, atau surat menyurat resmi. Dari kesimpulan ini

dapat dikatakan, bahasa Indonesia telah digunakan oleh semua warga

Indonesia.

Dengan demikian dapat disiumpulkan bahwa pembelajaran bahasa

Indonesia di SD/MI diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta

didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan.

Disamping itu, dengan pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan

dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap hasil karya sastra Indonesia

Gambar

Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK
Tabel 3.1. Identitas Sekolah
Tabel 3.3. Daftar Guru dan Staff MI Al Islam Banding
Tabel 3.4 Data Siswa MI Al Islam Banding
+7

Referensi

Dokumen terkait

Global Positioning System atau yang biasa disingkat dengan GPS adalah alat navigasi elektronik yang menerima informasi dari 4 - 12 satelit sehingga GPS bisa memperhitungkan posisi

Hal ini menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas tes termasuk dalam kategori (0,600- 0,800), maka instrumen dinyatakan memiliki reliabilitas yang sedang. Dengan demikian

Tahun 2019 yang akan datang, Gereja KAJ mengangkat tema "Amalkan Pancasila: Kita Berhikmat, Bangsa Bermartabat." Pemaparan historis, filosofis, politik

Tabel 4.78 Perkiraan kebutuhan disk space pada tabel HeaderPerbaikanSyahdan 428 Tabel 4.79 Perkiraan kebutuhan disk space pada tabel DetilPerbaikanSyahdan ....429. Tabel 4.80

Sumberdaya yang tersedia, baik sumberdaya manusia (SDM), maupun pendanaan dan sarana prasarana penting untuk keadaan darurat merupakan potensi yang dapat mendukung

ASI -Panduan Pemberian MP- ASI -Jenis MP-ASI -Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian MP- ASI -Komposisi susu formula -Kerugian susu formula -Jenis susu formula Usia ibu

Kata tarbiyah berasal dari kata ﱠبَر atau اَبَر didalam al- Quran disebutkan lebih dari dalapan ratus kali, dan sebagian besar atau bahkan seluruhnya dengan Tuhan,

penelitian ini leverage berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi karena semakin tinggi leverage sebagian besar modal yang dimiliki perusahaan didanai oleh hutang