• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI ETA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI ETA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI ETAP PADA ORGANISASI SEKOLAH DASAR

STUDI KASUS SEKOLAH DASARULIL ALBAB PALEMBANG Abdul Rohman SE, MSi

Masamah, SE, MSi

Fakultas Ekonomi Universitas IBA Abstrak

Penelitian Evaluasi Penerapan Standar Akuntansi Etap Pada Organisasi Sekolah Dasar Studi Kasus Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab Palembang merupakan penelitian deskriptif komparatif. Penelitian ini ingin mengungkapkan hasil pendalaman perlakuan akuntansi yang diterapakan pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab Palembang. Penelitian dilaksanakan dengan metodologi penelitian deskripti komparatif. Peneliti menelaah perlakukan akuntansi pada obyek penelitian secara mendalam. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara, observasi dan pengumpulan data yang terkait serta melakukan studi pustaka. Wawancara dilakukan dengan para pemangku yang terkait dengan penyelenggaraan Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab Palembang. Hasil Yang diperoleh antara lain menyataan bahwa sistem pengelolaan keuangan telah dilaksanakan dengan baik yaitu mencatat penerimaan dan pengeluaran secara periodik namun demikian pencatatan masih dalam bentuk pencatatan administrative belum secara akuntansi. Buku catatan yang digunakan adalah rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran. Laporan yang dihasilkan adalah laporan penerimaan dan pengeluaran. Entitas belum menyusun laporan keuangan baku yang dihasilkan dari proses akuntansi regular yaitu laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan seperti yang diamanahkan oleh SAK ETAP.

Keywords: Dokumen, Jurnal, Sistem dan Prosedur, Laporan Keuangan, SAK ETAP

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Pemerintah Republik Indonesia merumuskan tujuan jangka panjang pembangunan nasional dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasioal (RPJP). Sasaran pokok dalam RPJP bertujuan untuk memajukan masyarakat Indonesia dalam segenap aspek termasuk pendidikan (Bappenas, 2010). Disamping itu pemerintah jga membuka kesempatan seluas-luasnya bagai swasta dalam berpartisipasi dalam penyelenggaraan proses pendidikan. Perkembangan penyelenggaraan oleh swasta pada satuan pendidikan PAUD atau pendidikan anak usia dini dan sekolah dasar di wilayah sumatera selatan sangat baik. Peningkatan satuan pendidikan naik pada bulan mei 2015 dari 465 100 menjadi 465300.

Sementara itu di Sumatera Selatan jumlah TK 1.183 swasta dan 69 negeri dan jumlah SD/MI negeri 4.342 dan swasta 798 (Pendidikan, 2015). Hal ini mengalami peningkatan dari tahun tahun sebelumnya.

(2)

melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP.

Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan daripada PSAK, maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat. Pada BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP, yakni 1 January 2011, Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP, tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten. Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya. Oleh sebab itu per 1 January 2011, perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik harus memilih. Apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan PSAK atau beralih menggunakan SAK ETAP. Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah, mampu untuk melaksanakan beberapa halmenyusun laporan keuangan secara mandiri,dengan demikian akan dapat membantu untuk memperoleh pendanaan bagi usaha dari luar perusahaan, dapat diaudit (auditable) dan mendapatkan opini audit, sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk pengembangan usaha, lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK –

IFRS sehingga lebih mudah dalam implementasinya dengan tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan(Martini, 2011).

Dari latar belakang diatas yaitu pendidikan sebagai sasaran utama rencana dan kegiatan pembangunan di Indonesia pada umumnya, pertumbuhan organisasi berupa satuan pendidikan khususnya yang terjadi di lingkungan provinsi Sumatera Selatan, masa pemberlakuan ETAP, dan karakteristik ETAP maka peneliti tertarik untuk meneliti penerapan ETAP pada

entitas sekolah dengan judul “Evaluasi

Penerapan Standar Akuntansi ETAP Pada Organisasi Sekolah Dasar Studi Kasus

Sekolah Dasar Ulil Albab Palembang”.

1.2 Rumusan Permasalahan Penelitian Penelitian yang kami laksanakan dengan memperhatikan latar belakang permasalahan yang telah kami uraikan diatas dapat kmai rumuskan sebagai berikut:

1. Apakah system dan prosedur pengelolaan keuangan pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab Palembang sudah mampu menunjang diterapkannya system akuntansi berbasis ETAP.

2. Apakah sistem akuntansi penerimaan Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab Palembang sudah mampu menunjang diterapkannya system akuntansi berbasis ETAP.

3. Apakah sistem akuntansi pengeluaran Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab Palembang sudah mampu menunjang diterapkannya system akuntansi berbasis ETAP.

1.3 Tujuan dan manfaat penelitian

Adapun tujuan atas penelitian yang kami susun dan yang akan laksanakan antara lain:

1.3.1 Tujuan penelitian

a. Meneliti apakah sistem dan prosedur pengelolaan keuangan pada SD Islam Terpadu Ulil Albab Palembang sudah menunjang implementasi ETAP.

b. Apakah sistem akuntansi penerimaan pada SD Islam Terpadu Ulil Albab Palembang sudah menerapkan sistem akuntansi berbasis ETAP.

c. Apakah sistem akuntansi pengeluaran pada SD Islam Terpadu Ulil Albab Palembang sudah menerapkan sistem akuntansi berbasis ETAP.

1.3.2 Manfaat Penelitian

(3)

Terpadu Ulil Albab Palembang, Peneliti, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi Ikatan Akuntan Indonesia, Pemerintah dan Peneliti Selanjutnya

1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian kami adalah berupa organisasi Sekolah Dasar Islam terpadu Ulil Albab Palembang. Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab berada dibawah yayasan CM Nusantara dengan Akta Notaris Dian Saraswati,S.H. Nomor 07 Taggal 7 Juli 2006. Sekolah dasar Ulil Albab berlokasi di Simpang Borang, Kecamatan Sako. Didirikan pada 2004 oleh Hj. Siti Munfaridah, S.Sos. dan Dr. H. Cris Kuntadi, MM, CPA. SIT Ulil Albab beralamat: Jl. Sematang Borang, Lr. Lumban Meranti, Sako, Palembang.

1.4.2 Batasan Permasalahan

a. Penelitian berfokus pada deskripsi sistem dan prosedur pengelolaan keuangan yang terdapat pada Sekolah Dasar Islam terpadu Palembang.

b. Penelitian berfokus pada deskripsi pada karakteristik atau kaidah sistem akuntansi penerimaan yang berbasis ETAP dan membandingkannya pada system akuntansi penerimaan pada Sekolah Dasar Islam terpadu Palembang. c. Penelitian berfokus pada deskripsi pada karakteristik atau kaidah system akuntansi pengeluaran yang berbasis ETAP dan membandingkannya pada system akuntansi penerimaan pada Sekolah Dasar Islam terpadu Palembang. 2. Landasan Teori

Landasan teori yang kami bangun adalah penelitian kami ingin meneliti tentang suatu implementasi regulasi pada suatu organisasi. Regulasi yang dimaksud adalah standar akuntansi dalam hal ini ETAP. Fundamen dari ETAP itu sendiri yaitu akuntansi, sistem akuntansi, sistem dan prosedur, laporan keuangan dan karakteristik organisasi dari sisi regulasi. Untuk itu maka berikut kami uraikan secara urut satu persatu dari komponen tersebut.

2.1 Pengertian Akuntansi

Akuntansi didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengumpulan dan penyimpanan data serta proses pengembangan, pengukuran dan komunikasi informasi(Steinbart, 2014). Definisi lain akuntansi adalah sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kpentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan (James M. Reeve, 2013). Selai itu akuntansi juga didefinisikan sebagai sistem infromasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan (Charles T Hongren, 2007). Dengan demikian proses akuntansi secara umum menghasilkan ouput berupa laporan keuangan bagi pengguna laporan untuk mengambil keputusan. Laporan keuangan yang disusun manajemen harus dipertanggungjawabkan.

2.1.1 Standar Akuntansi

Standar akuntansi adalah prinsip akuntansi. Standar akuntansi digunakan untuk proses penyusunan laporan keuangan Standar akuntandi memiliki tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah menyajikan infromasi mengenai posisi keuangan, laba rugi, arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumberdaya. Secara khusus tujuan standar akuntansi adalah menyajikan informasi yang berguna untuk pengembalian keputusan dan menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya. yang dipercayakan kepadanya dengan berbagai bentuk laporan.

2.1.2 Sistem Akuntansi

(4)

(Steinbart, 2014). Komponen penyusunan berupa sub sistem akuntansi. Sistem akuntansi adalah rumah besar dari berbagai macam sub sistem akuntansi penyusunnya. Sub sistem akuntansi berdasarkan pendekatan kas antara lain terdiri dari sub sistem akuntansi penerimaan kas, sub sistem pengeluaran kas, dan sub sistem akuntansi non kas. Jika menggunakan pendekatan akrual tentunya akan lain lagi, dan bergantung dari jenis industrinya. Untuk sektor industri jasa pendidikan terkait dengan obyek penelitian jika kita gunakan pendekatan akrual desain komponen penyusun sistem akuntansi dapat berupa sub sistem yang khusus. Misalnya sub sistem pendapatan, sub sistem beban gaji, sub sistem beban administrasi dan umum, sub sistem asset, dan lain sebagainya.

2.1.3 Prosedur

Sistem terdiri dari sub sistem akuntansi. Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jerry Fitz Gerald, 1981). Sub sistem terdiri dari rangkaian prosedur atau tahapan dalam proses pelaksanaan pencatatan, ikhtisar catatan dan proses penyusunan laporan keuangan. Sistem merupakan suatu urutan jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kgiatan pokok perusahaan. Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal bisanya melibatkan berapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penangan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Kegiatan klerikal adalah kegiatan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar berupa kegiatan menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih (sortasi), memindah dan membandingkan (Mulyadi, 1997). Rangkaian prosedur ini yang kemudian dikenal sebagai sistem dan prosedur.

2.2 Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik: Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP). Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang memiliki dua kriteria yang menentukan apakah suatu entitas tergolong entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP) yaitu tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan,suatu entitas dikatakan memiliki akuntabilitas yang signifikan jika(Martini, 2011):

a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK) atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal. Oleh sebab itu Bapepam sendiri telah mengeluarkan surat edaran (SE) Bapepam-LK No. SE-06/BL/2010 tentang larangan penggunaan SAK ETAP bagi lembaga pasar modal, termasuk emiten, perusahaan publik, manajer investasi, sekuritas, asuransi, reksa dana, dan kontrak investasi kolektif.

b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana, dan bank investasi.

Organisasi dengan kategori ETAP harus menggunakan SAK ETAP. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud dalam SAK ETAP yaitu sebuah entitas yang tidak mempunyai akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose) bagi pengguna eksternal.Dengan demikian entitas tanpa akuntabilitas publik memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Tidak terdaftar dan sedang mendaftar

(5)

b. Tidak punya kendali atas asset dalam fungsi fidusia bukan Bank, Asuransi, lembaga keuangan lainnya

IAI memberikan batasan implementasi SAK-ETAP efektif per 1 January 2011, namun, penerapan dini per 1 Januari 2010 diperbolehkan(Pratama, 2012). Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah, mampu untuk(Martini, 2011):

1. Menyusun laporan keuangannya sendiri, sehingga dapat membantu untuk memperoleh pendanaan.

2. Dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk pengembangan usaha.

3. Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK – IFRS sehingga lebih mudah dalam implementasinya Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan. 2.3 Laporan Keuangan

Akuntansi sebagai disiplin keilmuan telah menggariskan bahwa ujung proses akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada periode akuntansi yang menggambarkan kinerja prusahaan tersebut. Laporan keuangan berguna bagi para pemangku kepentingan perusahaan antara lain bank, kreditor, pemilik, pemerintah, karyawan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan untuk menganalisis serta mengintpretasikan kinerja keuangan dan kondisis perusahaan (IAI, 2009). Tujuan dari penyusunan laporan kuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan laporan arus kas pada suatu entitas atau organisasi yang akan bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan bisnis atau ekonomi. Laporan keuangan bagi manajemen suatu entitas atau organisasi merupakan bentuk pertanggungjawaban (stewardship) atas sumberdaya yang diserahkan pemilik kepada manajemen

untuk mencapai tujuan perusahaan (SAK ETAP, 2009). Laporan keuangan yang harus disusun oleh organisasi dalam kelompok tanpa akunbilitas publik atau organisasi yang mendasarkan dirinya pada SAK ETAP adalah:

1. Laporan laba rugi,

2. Laporan perubahan Ekuitas 3. Neraca,

4. Laporan arus kas dan

5. Catatan atas laporan keuangan

Masing-masing laporan keuangan memiliki Komponen Laporan keuangan berupa rekening penyusunnya. Tiap laporan memiliki rekening yang berbeda. Untuk itu SAK ETAP telah memberikan pedoman perlakuan akuntansi masing-masing rekening pada tiap laporan keuangannya. 2.4 Yayasan

Yayasan menurut undang-undang nomor 16 tahun 2001 adalah badan hokum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota (Negara, 2001). Yayasan dapat menyelenggarakan kegiatan berupa jasa penyelenggaraan pendidikan baik di tingkat pendidikan anak usia dini, menengah maupun pendidikan tinggi. Pemakai laporan keuangan yayasan memiliki kepentingan bersama yaitu untuk menilai Jasa yayasan dan kemampuan yayasan untuk memberikan jasa secara berkesinambungan dan mekanisme pertanggungjawaban dan aspek kinerja pengelola.

2.5 Usaha Kecil

(6)

Menengah diI ndonesiaakan dijelaskan seperti table berikut ini : Tabel 2.1

Tipe UMKM TipeUsaha Jumlah

Pegawai Penjualan per Tahun (Rp)

Total Asset (Rp)

Mikro ≤ 4 ≤ 300 juta ≤ 50 juta

ecil 5–19 >300jts/d≤2.500 jt 50jts/d≤500jt Menengah 20–99 >2.500jts/d≤50Milyar 500jt s/d≤10milyar

Sumber: Data diolah

Dari gambaran diatas skolah dasar islam terpadu Ulil Albab Palembang masuk kategori yayasan yang membuka usaha di bidang jasa pendidikan. Dari karakateristik usaha kecil dan menengah diatas maka SD IT Ulil Albab masuk kategori usaha kecil. Dengan demikian maka pedoman dalam proses penyusunan laporan keuangan menggunakan SAK-ETAP.

2.6 Pelaporan Keuangan

Setiap entitas memiliki kewajiban untuk menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan harus disusun dengan metode yang benar. Laporan keuangan harus disusun dengan mendasarkan dirinya pada prinsip akuntansi berterima umum. Usaha kecil yang berbadan hukum perorangan seperti Usaha Dagang (UD), CV, atau Yayasan dari gambaran diatas memiliki mandatory untuk melakukan penyusunan laporan keuangan. Proses penyusunan laporan keuangan (pelaporan keuangan) merupakan bentuk pertanggungjawaban dari manajemen kepada pemilik perusahaan atau organisasi. Laporan keuangan yang disusun

berdasarkan standar akuntansi keuangan yang telah disusun dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. SAK ada beberapa kelompok yaitu SAK Umum,

SAK ETAP, SAK Syari’ah. Untuk

kelompok usaha mikro, kecil dan menengah menggunakan SAK ETAP. SAK ETAP digunakan bagi entitas usaha yang tidak memiliki akuntabilitas publik. Laporan keuangan yang harus disusun antara lain Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan keuangan.

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian kami berfokus pada tema ETAP dengan obyek penelitian pada sekolah dasar. Penelitian yang ada sebelum kami cukup beragam meskipun tema yang ada kurang lebih sama yaitu tentang ETAP. Agar dapat membedakan antara penelitian kami dengan penelitian sebelumnya dan melihat benang merah serta pengembangan masa depannya maka berikut kami sampaikan penelitian kami terhadap penelitian terdahulu sebagai berikut:

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Tahun Judul

1 Mulyani 2012 Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Pada Koperasi Mandiri Jaya Tanjungpinang Dan Koperasi Karyawan Plaza Hotel Tanjung Pinang

2 Hermon Adhy Putra, Elisabeth

(7)

Penti kurniawati akuntansi keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

3 Iim

Ma’rifatullah

2012 Penerapan Akuntansi berdasarkan ETAP pada UKM Kampung Batik di Sidoarjo

4 Mia Hapsari 2013 Implementasi Laporan Keuangan Sesuai SAK ETAP (StandarAkuntansi Keungan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) Pada CV.Sapta Putra Mekar

5 Lilya Andriani, Anantawikrama Tungga

Atmadja, Ni Kadek

Sinarwati

2014 Analisis Penerapan Pencatatan Keuangan Berbasis SAK ETAP Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) (Sebuah Studi Intrepetatif Pada Peggy Salon)

6 Nurhayati Sofiah, Aniek Murniati

2014 Persepsi Pengusaha UMKM Keramik Dinoyo Atas Informasi Akuntansi Keuangan Berbasis Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

7 Delviana Sagala 2014 Penerapan Akuntansi Berdasarkan Sak-Etap Study KasusPada Home Industry Otak-Otak Bandeng Mulya Semarang

8 Nikmatuniayah 2014 Penerapan Teknologi Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP Dan PSAK 45 IAI Pada Yayasan Daruttaqwa Kota Semarang 9 AdityaRizqi

Senoaji

2014 GapAnalysis Penerapan SakEtap Pada Penyusunan Laporan KeuanganUKMDi Kabupaten Kudus (StudiPadaUKM PadurenanJaya)

10 RK. Musyafa’ah 2014 Studi Komparatif Pencatatan Akuntansi Sesuai SAK ETAP dengan Pencatatan UMKM di Sidoarjo

Sumber: Data diolah 3. Metodologi Penelitian

Adapun variabel metodologi yang kami gunakan dalam penelitian ini yang dapat kami uraikan secara berurutan adalah sebagai berikut:

3.1 Jenis Data

Pada penelitian yang kami lakukan ini kami memerlukan beberapa jenis data antara lain:

a. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder diperlukan untuk melihat gambaran umum tentang perusahaan. Data sekunder merupakan data berupa hasil laporan yang sudah ada dan

dihasilkan oleh pihak-pihak yang terkait dengan obyek penelitian. Data yang kami perlukan pada jenis data sekunder antara lain laporan keuangan Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab Palembang, data pustaka terkait dengan akuntansi, Data Pustaka terkait dengan SAK ETAP, Data Akuntansi terkait dengan Sistem dan Prosedur Akuntansi, Jurnal Akuntansi dan data lainnya yang terkait dengan tema penelitian kami. b. Data Primer

(8)

pencatatan laporan keuangan.Data primer merupakan jenis data yang dihasilkan dari obyek penelitian langsung dengan menggunakan mekanisme seperti wawancara, kuesioner, observasi, scanning dan lain sebagainya. Pada jenis data primer ini kami akan menggunakan data primer dengan cara observasi dan wawancara langsung pada pengelola Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab Palembang. 3.2 Teknik Pengumpulan Data

Metode yang kami terapkan dalam penelitian ini untuk memperoleh data antara lain:

a. Observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Sugiyono, 1999).Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”. Proses observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mendatangi obyek penelitian kemudian melakukan berbagai tindakan pengamatan. Tindakan pengamatan dapat menggunakan cara scanning, pengumpulan data ,

pengumpulan dokumen, pengumpulan laporan yang terkait dan lain sebagainya.Data penelitian lain berupa profile organisasi, sarana dan prasarana yang dimiliki dalam proses penyusunan laporan keuangan seperti computer, jaringan, sistem atau aplikasi yang digunakan dan lan sebagainya

b. Wawancara merupakan proses pemngumpulan data yang dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telpon. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi mengenai permasalahan penelitian dalam ruang lingkup yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.Wawancara yang dilakukan direncanakan akan ditujukan kepada Ketua Yayasan, sekretaris bendahara, dan tatausaha keuangan sekolah. Hal ini sangat penting bagi peneliti karena infromasi yang diperoleh ari mereka sangat berguna untuk menyusun hasil laporan penelitian kami.

3.3 Desain Penelitian

Proses penelitian yang akan kami laksanakan yaitu membandingkan antara karakteristik akuntansi atau implementasi akuntansi yang ada pada Sekolah Dasar

(9)

3.4 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang kami laksanakan dari sisi jenis penelitian termasuk dalam kategori penelitian deskriptif. Untuk menilai jenis penelitian yang kami laksanakan dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama dari sisi arah penelitian. Arah penelitian kami adalah berupaya menguraikan atau mendeskripsikan permasalahan dan menemukan solusi bagi penerapan SAK ETAP pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab Palembang. Pada sisi ini penelitian kami dikategorikan sebagai penelitian deskripsi.Keduadari sisi metodologi penelitian yang digunakan, maka penelitian kami termasuk penelitian kualitatif. Disebut Kualitatif karena instrument peneliti menjadi instrument kunci dalam penelitian ini. Dari sisi jenis data yang yang kami gunakan penelitian kami termasuk kategori penelitian deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif karena menggunakan kata, kalimat, skema dan gambar sebagai bahan masukan dalam proses penelitian (Sugiyono, 1999).

3.5 Teknik Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan dan diperoleh maka tahap selanjutnya adalah tahapan pengolahan data. Agar pengolahan data mampu menghasilkan kesimpulan yang baik dan benar maka harus menggunakan teknik pengolahan data. Teknik pengolahan data yang kami laksanakan adalah dengan menggunakan teknik komparatif. Komparatif yang kami

maksud adalah membandingkan antara data yang kami peroleh pada obyek penelitian dalam hal ini pengelolaan keuangan pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab Palembang dengan Karakateristik SAK ETAP yang kami pahami dan kami peroleh dari studi pustaka yang kami laksanakan. 4. Pembahasan

(10)

Kecamatan Sako. Didirikan pada 2004 oleh Hj. Siti Munfaridah, S.Sos. dan Dr. H. Cris Kuntadi, MM, CPA. SIT Ulil Albab beralamat: Jl. Sematang Borang, Lr. Lumban Meranti, Sako, Palembang Telp. 0711-820758, Hp 085367134819. Email: sit_ulilalbab.palembang@yahoo.com, Facebook: SIT Ulil Albab Palembang. Usaha yang dijalankan dan dikelola pada saat ini oleh Yayasan yang menaungi SD IT Ulil Albab Palembang antara lain:

1. Program play group, 2. Taman Kanak-kanak

3. Sekolah Dasar Islam Terpadu.

Kegiatan lain yang diselenggarakan antara lain membaca dan menghafal, manasik haji, berenang, eksperimen, komputer, jaritmatika dan sempoa, sholat dhuha, story telling, tilawah dan wisata. 4.2 Aktivitas Pengelolaan Keuangan

Aktivitas pengelolaan keuangan pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab Palembang pada umumnya dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yaitu aktivitas penerimaan pendapatan berupa sumbangan pendidikan dan sumbangan lainnya. Bagian kedua yaitu aktivitas pengeluaran kas berupa beban penyelenggaraan sekolah. Beban yang ada dibagi menjadi beberapa kelompok bagian beban. Kedua kelompok ini dikelola dan dilaksanakan oleh bagian bendahara Yayasan dan tata usaha keuangan pada Sekolah Dasar.

4.3 Sistem dan prosedur Pengelolaan Keuangan SD Ulil Albab

Dalam pandangan kesisteman maka aktivitas diatas dapat dikatakan sebagai sistem pengelolaan keuangan yang dibagi menjadi sub sistem penerimaan dan sub sistem pengeluaran.

4.3.1 Sistem dan Prosedur Penerimaan Aktivitas penerimaan atau sub sistem penerimaan merupakan sub sistem yang berisi rangkaian kegiatan untuk menangani penerimaan kas dari pihak ketiga dalam hal ini wali siswa (murid) atau lainnya atas sumbangan yang diserahkan kepada sekolah. Aktivitas atau sub sistem ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu penerimaan tunai kas dan penerimaan bank. Penerimaan tunai digunakan untuk mengelola pembayaran dari wali murid kepada sekolah secara langsung tunai phisik. Pembayaran tunai bank dimaksudkan untuk mengelola bagi wali murid yang membayar biaya sekolah murid melalui transfer bank yang

ditunjuk dalam hal ini Bank Syari’ah

Mandiri. Para pihak yang terkait dalam penanganan ini antara lain wali murid atau pihak ketiga lainnya, bagian tata usaha

keuangan dan bank.

(11)

Gambar 2. Prosedur Penerimaan Kas Tugas pihak ketiga (wali murid atau

lainnya) adalah melakukan pembayaran tunai atau melalui bank. Wali murid mengisi blangko atau formulir pembayaran Sumbangan pembangunan dan pendidikan (SPP). Jika tunai pada bagian keuangan maka uang langsung diserahkan kepada bagian keuangan. Jika wali murid membayar melalui bank maka uang disetor ke bank dan ditujukan pada rekening Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab Palembang. Slip setoran keumdian diserahkan kepada sekolah melalui bagian keuangan.

Tugas Bank adalah menerima kas pembayaran dari wali murid dan melakukan kredit pada buku bank Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab Palembang. Tugas bank lainnya adalah menerbitkan rekening Koran

sesuai permintaan Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab Palembang.

(12)

kepada sekolah melalui bank. Rekening Koran digunakan untuk melakukan pemeriksaan saldo rekening bank sekolah (yayasan). Buku catatan yang diselenggarakan dalam rangka penerimaan kas adalah buku rekap harian. Buku ini digunakan untuk mencatat secara harian penerimaan yang terjadi. Buku ini diselenggarakan oleh bagian keuangan yayasan. Buku ini berbentuk rekap dengan menyedikan kolom penerimaan dan pengeluaran sesuai penerimaan dan pengeluarn yang terjadi tiap hari.

Laporan yang disusun oleh bagian keuangan adalah laporan realisasi penerimaan periodik. Pencatatan dengan dasar kas. Laporan yang dibuat merinci penerimaan kas ke dalam beberapa item penerimaan sesuai jasa yang diselenggarakan oleh sekolah.

4.3.2 Sistem dan Prosedur Pengeluaran Sub sistem yang kedua adalah sub sistem pengeluaran kas. Sub sistem

pengeluaran kas adalah rangkai prosedur yang digunakan untuk menangani pengelolaan pengeluaran kas atas pembayaran berbagai beban sekolah. Pengeluaran kas dilakukan dengan menggunakan metode pembayaran langsung dan penggunaan kas kecil. Kas kecil diserahkan dari bendahara yayasan kepada tata usaha keuangan sekolah. Kas besar digunakan pembayaran yang sifatnya kepada pihak ketiga dan langsung ditangani oleh tata usaha keuangan sekolah setelah mengajukan kepada bendahara yayasan. Pembayaran kas kecil digunakan untuk pembayaran kas yang sifatnya kecil dan dapat dibayar oleh tata usaha keuangan sekolah. Para pihak telah memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing

.

Gambar 3. Prosedur Pengeluaran Kas Tata Usaha Keuangan sekolah

memiliki tugas mengajukan permohonan kas kecil sesuai batasan yang ditentukan, menerima kas kecil, membelanjakan,

membukukan dan menyusun

(13)

keuangan dalam memiliki tugas dan tanggungjawab melakukan pembayaran kas kecil dan kes besar sesuai permintaan bendahara sekolah, dan memeriksa pertanggungjawaban bendahara sekolah, memeriksa permintaan pembayaran kas besar (langsung) dan membayar kas langsung pada pihak ketiga dan atau ke tata usaha keuangan sekolah serta menyusun laporan pengeluaran.

Dokumen yang digunakan dalam proses pengelolaan pengeluaran kas adalah bukti pengeluaran kas atau kwitansi. Bukti pembayaran digunakan untuk melakukan pembayaran kepada pihak ketiga (menggunakan mekanisme langsung). Dokumen pengeluaran bukti kas kecil digunakan untuk pengeluaran kas kecil kepada tata usaha keuangan sekolah. Tata Usaha Keuangan sekolah dalam mempertanggungjawabkan kas kecil hanya menyerahkan bukti pengeluaran sebesar jumlah kas kecil yang diterima setiap bulannya.

4.4 Penyusunan Laporan Keuangan Proses akuntansi yang diselenggarakan pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Ulil Albab Palembang (Yayasan) menggunakan basis kas. Dengan basis kas maka pencatatan mendasarkan pada realisasi penerimaan dan pengeluaran kas saat diterima dan dibayar.

Laporan keuangan disusun pada periode tertentu. Laporan keuangan yang disusun merupakan rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran selama periode waktu tertentu. Laporan keuangan yang sekarang disusun berupa laporan penerimaan yang ditandingkan dengan laporan pengeluaran. Penandingan kedua komponen menghasilkan saldo kas. Laporan keuangan disusun berdasarkan rekapitulasi penerimaan bulanan dan pengeluaran bulanan tatausaha keuangan sekolah. Rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran diterima bendahara yayasan kemudian dicatat dalam buku catatan yayasan. Dari pembukuan yayasan kemudian disusun laporan. Laporan yang sudah disusun adalah laporan peneriman dan pengeluaran

berdasarkan kas. Laporan keuangan lainnya seperti neraca, aliran arus kas dan perubahan ekuitas belum disusun. Hal ini terjadi karena sumberdaya manusia yang ada belum cukup jumlahnya dan kapasistas sumberdaya manusianya perlu ditingkatkan. Pengelolaan keuangan sudah menggunakan aplikasi keuangan yang digunakan untuk merekap penerimaan dan pengeluaran. Namun demikian transaksi ini tidak dijurnal dan disusun laporan keuangan. Pengelola yayasan bertekad untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi dengan cara menugaskan beberapa personel untuk pelatihan akuntansi.

4.5 Jenis dan Komponen Laporan Keuangan Menurut SAK ETAP

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Laporan keuangan yang harus disusun oleh entitas tanpa akuntabilitas publik antara lain Neraca, Laporan Laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Berikut penjelasan masing-masing laporan.

4.5.1 Definisi Posisi keuangan suatu entitas (neraca)

Terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas pada suatu waktu tertentu. Unsur laporan keuangan yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban, dan ekuitas. Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut:

1. Aset adalahsumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas

(14)

3. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban.

Kinerja Keuangan (laba rugi)

Adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi.Penghasilan dan beban didefinisikan lebih lanjut sebagai berikut:

1. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

2. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada penanam modal.

4.5.2 Pengakuan

Pengakuan adalah proses pemasukan dalam neraca atau laporan laba rugi terhadap seluruh pos yang sesuai definisi unsur dan memenuhi ciri yaitu besar kemungkinan manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke entitas dan pos tersebut memiliki biaya atau nilai yang dapat dikukur dengan andal.Pengakuan penghasilan dan beban dalam laporan laba rugi dihasilkan secara langsung dari pengakuan dan pengukuran aset dan kewajiban.

4.5.3 Pengukuran

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan keuangan. Proses ini termasuk pemilihan dasar pengukuran tertentu. Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar.

4.5.4 Pencatatan

Dasar pencatatan akuntansi yang digunakan dalam SAK ETAP menggunakan basis akrual. Basis akrual mendasarkan

dirinya pada pengakuan terjadinya peristiwa ekonomi bukan pada realisasi kas baik penerimaan maupun pengeluaran. Pendapatan diakui pada saat terjadinya peristiwa ekonomi meskipun belum menerima kas. Beban diakui pada saat peristiwa pengorbanan atau kewajiban terjadi meksipun kas belum dibayar atau dikeluarkan.

1. Pencatatan Aset, aset dicatat pada saat perolehan dengan pengakuan dan pengukuran yang sudah kami jelaskan diatas. Proses pencatatan dengan menggunakan buku catatan berupa jurnal. Setelah dijurnal kemudian diposting dikelompokkan kedalam masing-masing buku besar asset.Pencatatan yang dilakukan atas perolehan asset meliputi perolehan. Asset diperoleh dengan berbagai macam cara. Cara perolehan asset antara lain: pembelian, pembangunan, pertukaran dan leasing. Aset diperoleh dengan cara pembelian memiliki komponen harga perolehan antara lain; harga perolehan, biaya-biaya yang dapat diatribusikan (Adapun biaya-biaya seperti biaya pengiriman, bongkar muat, biaya pemasangan, biaya profesional, bea masuk, PPN masukan yg tidak dapat direstitusi, dll ditambahkan ke dalam harga perolehan, sementara setiap potongan harga dan rabat dikurangkan dari harga perolehan).

2. Pencatatan Kewajiban, 1. Timbulnya Kewajiban

Kewajiban timbul akibat transaksi non tunai yang dilakukan oleh entitas. Dengan demikian maka entitas memiliki kewajiban antas transasksi tersebut kepada pihak yang berkomitmen.

2. Pelunasan Kewajiban 3. Pencatatan Pendapatan,

1. Perolehan Pendapatan

(15)

awal masuk dan setiap bulan tahun ajaran berjalan.

2. Tunggakan SPP

Transaksi pembayaran dari orang tua kadang kala ada yang tidak lancer sehingga timbul tunggakan (piutang) SPP.

3. Pencatatan Cadangan Kerugian Piutang

Berdasarkan pengalaman entitas piutang memiliki potensi tidak tertagih. Dengan pengalaman tersebut entitas dapat menetapkan cadangan kerugian piutang dengan metode cadangan kerugian piutang.

4. Pencatatan Beban adalah ketika terjadi penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada penanam modal. Entitas menyajikan suatu anaisis beban dalam suatu klasifikasi berdsarkan sifat atau fungsi beban dalam entitas, mana yang mmberikan informasi yang lebih andal dan relevan. Untuk SD Islam Terpadu Ulil ALbab analisis beban lebih sesuai dengan metode analisis beban berdasarkan sifat beban seperti beban pegawai,beban bahan habis pakai, beban jasa, beban transportasi,beban makan minum beban iklan dan lain sebagainya) 1. Timbulnya Beban

Beban timbul manakala terdapat arus keluar kas atau penurunan asset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas. 2. Koreksi Beban

Koreksi beban terjadi manakala terdapat kesalahan pencatatan. Misal terjadi kesalahan catat semula dicatat makan minum ternyata yang benar Alat tulis kantor (ATK).

Pada saat pencatatan memerlukan kode rekening. Pada saat ini pihak Yayasan belum memiliki standar kode rekening. Untuk itu peneliti mengusulkan solusi untuk menyusun kode rekening baku yang terlampir pada lampiran 3 dari tulisan ini. 4.5.5 Penyajian Laporan Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik memiliki kewajiban menyusun laporan keuangan entiitas antara lainLaporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, Laporan Arus Kas, Catatan Atas Laporan Keuangan.

4.5.6 Pengungkapan Komponen Laporan Keuangan

Pengungkapan laporan keuangan dalam arti yang luas memiliki makna bahwa manajemen melakukan penyampaian kandungan informasi suatu laporan kepada pihak lain. Sedangkan pengertian khususnya dari pengertian pengungkapan adalah penyampaian infromasi mengenai laporan keuangan pada suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi tertentu. Pengungkapan laporan keuangan dapat dilakukan dalam bentuk penjelasan mengenaikebijakan akuntansi, peristiwa yang memerlukan suatu syarat untuk terjadinya peristiwa lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan, metode yang digunakan untuk mengakui, mengukur nilai persediaan, metode pengakuan dan pencatatan yang digunakan untuk mengukur nilai saham yang beredar, ukuran alternatif, misalnya pos-pos yang dicatat berdasarkanhistorical cost.

Hasil pembahasan diatas dapat kami ringkas menjadi table ringkasan untuk memudahkan pemahaman terhadap hasil penelitian yang telah kami laksanakan

(16)

Parameter SD Ulil Albab SAK ETAP

1. Basis

akuntansi

a Aset Cash Basis Acrual Basis

b Kewajiban Cash Basis Acrual Basis

c Pendapatan Cash Basis Acrual Basis

d Beban Cash Basis Acrual Basis

2. Pengakuan

a Aset Saat Diterima, Harga

Perolehan Sesuai Jenis, Nilai Wajar

b Kewajiban Saat Ditagih, Nilai Nominal

Saat Terjadi, Nilai Nominal Tagihan c Pendapatan Saat Diterima, Nilai

Nominal

Saat Terjadi Transaksi, Nilai Bersih

d Beban Saat Dikeluarkan, Nilai Nominal

Saat Terjadi Transaksi, Nilai Bersih

3. Pengukuran

a Aset Rupiah, Biaya Historis Rupiah, Biaya Historis b Kewajiban Rupiah, Nilai Tagihan Rupiah, Nilai Wajar c Pendapatan Rupiah, Nilai Wajar Rupiah, Nilai Wajar d Beban Rupiah, Biaya Historis Rupiah, Biaya Historis 4. Pencatatan

a Aset Off Balance Sheet, Rekap On Balance Sheet, Accrual

b Kewajiban Off Balance Sheet, Rekap On Balance Sheet, Accrual

c Pendapatan Single, Rekapitulasi On Balance Sheet, Accrual

d Beban Single, Rekapitulasi On Balance Sheet, Accrual

5. Penyajian

a Aset Invetaris Aset Neraca

b Kewajiban Daftar Hutang Neraca

c Pendapatan Rekapitulasi Pendapatan Laba Rugi d Beban Rekapitulasi Pengeluaran Laba Rugi 6. Pengungkapan

a Aset Tidak Ada Pengungkapan CALK Wajib dan

Sukarela

b Kewajiban Tidak Ada Pengungkapan CALK Wajib dan Sukarela

c Pendapatan Tidak Ada Pengungkapan CALK Wajib dan Sukarela

(17)

Parameter diatas menunjukkan hampir secara keseluruhan belum sesuai dengan karakteristik yang diinginkan dalam Standar Akuntansi ETAP.

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Sistem pengelolaan keuangan pada Sekolah Dasar Ulil Albab Palembang telah dilaksanakan dengan baik yaitu mencatat penerimaan dan pengeluaran secara periodik namun demikian pencatatan masih dalam bentuk pencatatan administratif belum secara akuntansi. Buku catatan yang digunakan adalah rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran. Laporan yang dihasilkan adalah laporan penerimaan dan pengeluaran. Entitas belum menyusun laporan keuangan baku yang dihasilkan dari proses akuntansi regular yaitu laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan seperti yang diamanahkan oleh SAK ETAP.

5.2 Saran

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, sebaiknya Sekolah Dasar Ulil Albab Palembang menerapkan SAK ETAP dalam sistem pengelolaan keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Auliyah, I. M. (2012). Penerapan Akuntansi berdasarkan SAK ETAP pada UKM Kampung Batik Di Sidoarjo.Sidoarjo: STIE Perbanas. Charles T Hongren, W. T. (2007).

Akuntansi.Jakarta: Erlangga. ETAP, S. (2009).SAK ETAP.Jakarta: IAI. HAM, M. H. (2007). Undang-undang

Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025. Jakarta: Menkumham.

Hapsari, M. (2013). Implementasi Laporan keuangan sesuai SAK ETAP Pada CV Sapta Putra Mekar. Bandung: Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Hermon Adhy putra, E. P. (2012). Penyusunan Laporan Keuangan Untuk Usaha Kecil dan Menangah (UKM) berbasis Standar Akuntansi Keuangan ETAP.Salatiga: UKSW. IAI. (2009). Standar Akuntansi Keuangan.

Jakarta: IAI.

IAI. (2015). Official Website IAI Global. Jakarta: IAI.

James M. Reeve, C. S. (2013). Principle Accounting - Indonesia Adaptation. Jakarta: Salemba Empat.

Jerry Fitz Gerald, A. F. (1981). Fundamentals System Analysis. New york: John Willey & Son. Lilya Andriani, A. T. (2014). Analisis

Penerapan pencatatan keuangan berbasis SAK ETAP pada Usaha Mikro kecil menengah (sebuah study interpretatif pada Peggy Salon). Bali: Universitas Pendidikan Ganesha.

Martini, D. (2011). Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik.Riau: IAI. Mulyadi. (1997). Sistem Akuntansi.

Yogyakarta: Penerbit STIE YKPN.

Musyafa’ah, R. (2014). Studi komparatif pencatatan akuntansi sesuai SAK ETAP dengan Pencatatan UMKM di Sidoarjo. Sidoarjo: Universitas Negeri Surabaya.

Negara, S. (2001). Undang-undang nomor nomor 16 tahun 2011. Jakarta: Sekretariat Negara.

Nikmatuniayah. (2014).Penerpan teknologi laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP dan PSAK 45 IAI pada Yayasan Daruttaqwa Kota Semarang. Semarang: Politeknik Negeri Semarang.

Nurhayati Sofiah, A. M. (2014). Persepsi Pengusaha UMKM Keramik Dinoyo Atas Informasi Akuntansi Keuangan

Berbasis Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Sidoarjo: JIBEKA.

(18)

Sagala, D. (2014). Penerapan Akuntansi Berdasarkan Sak-Etap Study Kasus Pada Home Industry Otak-Otak Bandeng Mulya Semarang. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.

Senoaji, A. R. (2014). Gap Analysis Penerapan SAK ETAP pada Penyusunan Laporan Keuangan UKM di Kabupaten Kudus (studi

kasus UKM Padurenan Jaya). Semarang: UNDIP.

Sri Rejeki, T. (1999). Akuntansi Yayasan. Jakarta: Shinraemun.blog.

Steinbart, M. B. (2014). Accounting information Systm.Jakarta: Salemba Empat.

Gambar

Gambar 1. Desain Penelitian
Gambar 2. Prosedur Penerimaan Kas
Gambar 3. Prosedur Pengeluaran Kas

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun secara fungsional, tujuan didirikannya SMK adalah untuk mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja, namun tidak menutup kemungkinan siswa ingin meningkatkan

Kemudian kualitas layanan yang diberikan G-Sport Center sangat jauh berbeda dengan tempat olahraga lain yang hanya menyediakan satu tempat olahraga saja, salah

Keuggulan BAHAS to SEE dibandingkan dengan bahan ajar yang lain antara lain: (1) mampu meningkatkan penguasaan materi pelajaran sains dan keterampilan proses

Hasil analisis dengan spektrofotometer menun- jukkan bahwa prodigiosin memiliki nilai absorbansi yang tinggi pada panjang gelombang 460 nm jika di- larutkan

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, diharapkan agar Saudara dapat hadir tepat waktu dengan membawa dokumen asli dan 1 (satu) rangkap fotocopy untuk setiap data yang telah

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning / PBL) pada Mata Pelajaran Teknologi.. Informasi dan Komunikasi Untuk Meningkatkan

Untuk itu, agar seseorang “tidak tersiksa” dengan berbagai perubahan yang ada, maka harus ada upaya untuk mengembangkan kemauan untuk berubah dalam diri kita

2) Kegiatan yang dilakukan merupakan sesuatu yang sudah direncanakan, sehingga didalamnya terkandung gairah semangat untuk mengerahkan potensi yang dimilikinya sehingga apa