Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 14
a11 a12 …. a1n
SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS
A. Metode Simpleks
Metode simpleks yang sudah kita pelajari, menunjukkan bahwa setiap perpindahan tabel baru selalu membawa semua elemen yang terdapat dalam tabel. Dalam metode
(4) Nilai konstanta ruas kanan (bi) yang berkorespondensi dengan variabel basis.
Selain keempat informasi tersebut, sebenarnya yang lain tidak diperlukan (tidak memiliki peran) dalam proses perpindahan tabel simpleks. Jika persoalan linier program cukup besar, hal ini akan menjadi tidak efisien jika membawa semua elemen ke dalam tabel berikutnya.
Cara yang lebih efisien yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan seperti diatas adalah dengan metode simpleks yang diperbaiki atau simpleks multiplier.
Matriks dari bentuk standar linier program adalah sebagai berikut :
Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 15
a11 a12 …. a1m
Misalkan kita memiliki variabel basis x1, x2, …, xm, maka matriks basisnya adalah :
B = Y1, Y2, …Ym =
Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 16
B11b1 + B12b2 + …. + B1mbm
B21b1 + B22b2 + …. + B2mbm
.. .. ..
.. .. ..
Bm1b1 + Bm2b2 + …. + Bmmbm bi
dengan demikian solusi basis optimum adalah :
BI = B-1 =
Misalkan CB merupakan koefisien fungsi tujuan untuk variabel basis, maka fungsi tujuan
dari variabel basis adalah :
Z = Cx = CB BI = c1b1 + c2b2 + … + cmbm
Untuk menguji apakah solusi telah optimum, perlu dihitung simpleks multiplier (π) =
CBB-1. Koefisien fungsi tujuan yang baru = ĉj = πYi – cj.
Oleh karena fungsi tujuan berbentuk maksimum, maka solusi optimum akan dicapai
apabila ĉj ≥ 0.
Jika solusi belum optimum, maka pilih salah satu nilai ĉj yang memiliki negatif terbesar, sebagai variabel masuk basis. Sedangkan variabel yang akan keluar basis
perlu ditentukan kolom pivot dengan menggunakan rumus berikut :
Y
jn = B-1Yjn = â1n â2n .. .. âmnSetelah itu uji perbandingan minimum untuk menentukan variabel yang akan
keluar basis dengan rumus :
b
2b
2= Minimum , untuk , i = 1,2, …, m.
â2n â2n
Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 17
Contoh 1 :
Penyelesaian LP dengan Rivised Simpleks, pada prinsipnya sama dengan metode
simpleks terdahulu. Akan tetapi kita hanya menghitung informasi yang penting
Untuk melihat hasil perhitungan dengan Rivised Simpleks, terlebih dahulu kita akan
selesaikan dengan metode simpleks biasa, sebagai perbandingan.
CB Basis Cj
Solusi optimum permasalahan diatas adalah X1 = 10, X2 = 60 dengan nilai Z = 1.900.
Dalam rivised simpleks, tidak semua angka yang terdapat dalam tabel diatas kita
perlukan. Jika, kolom X1, X2, S1 dan S2 kita kita sebut Y1, Y2, Y3 dan Y4. Konstanta
nilai kanan kita sebut bi, dan koefisien fungsi tujuan kita sebut C1, C2, C3, dan C4,
maka angka-angka tersebut dapat dibuat sebagai berikut :
Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 18
8
1
8
Sehingga tabel awal metode rivesed simpleks adalah :
basis B-1 bi
Pada tabel berikutnya, variabel basis menjadi S1 dan X1, oleh karena itu matriks basis
berubah menjadi :
1 3 B = [Y3,Y1] =
0 8
Invers matriks basisnya adalah :
B-1 =
dengan mengalikan kolom persamaan asal dengan invers matriks basisnya.
b
i = B-1bi =Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 19
2
Variabel yang akan keluar basis adalah :
bi Y2
Variabel basis yang baru menjadi X2 dan X1, dan menghasilkan matriks basis seperti berikut :
2 3 B = [Y2,Y1] =
Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 20
5 5
Nilai konstanta ruas kanan yang baru (bi) untuk tabel berikutnya adalah :
4
Hasil perhitngan diatas dapat dibuat dalam tabel simpleks yang diperbaiki seperti berikut ini :
Tabel 3. Tabel ketiga simpleks diperbaiki
basis B-1 bi
Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 21
Contoh 2 : S2, A1, A2 dan bi berkorespondensi dengan konstanta ruas kanan, maka :
Y1 =
diperbaiki adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Tabel awal simpleks diperbaiki
basis B-1 bi
S1 1 0 0 40
A1 0 1 0 20
A2 0 0 1 50
Variabel manakah yang masuk basis ? Karena fungsi tujuan berbentuk maximum,
maka variabel yang memiliki nilai Cj negatif terbesar adalah variabel yang akan masuk
Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 22
3. C3 = [0,-M,-M]
1. Kalikan baris 2 dengan nol, kemudian hasilnya tambahkan dengan baris 1.
Baris 2 = [0 1 0] x 0 = [0 0 0]
Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 23
Baris 2 = [0 1 0] x – 1 = [0 -1 0] Baris
3 = [0 0 1]
+ Nilai baru baris 3 = [0 -1 1]
1 0 0
Dengan demikian, B-1 = 0 1 0
0 1 1
Nilai konstanta ruas kanan yang baru dapat dicari dengan cara :
b
i = B-1bi1 0 0 40 40 S1
b
i = 0 1 0 20 = 20 X 2 0 1 1 50 30 A2Hasil perhitungan di atas dapat dibuat dalam tabel kedua simpleks diperbaiki seperti berikut :
Tabel 2. Tabel kedua simpleks diperbaiki
basis B-1 bi
S1 1 0 0 40
X2 0 1 0 20
A2 0 -1 1 30
Apakah tabel 2 tersebut sudah optimum ?, lihat proses berikut ini
: Simpleks multiplier = π = CBB-1, dimana CB = [0,80,-M]
1 0 0
[0,80,-M] 0 1 0 = [0, 80+M, -M]
0 1 1
B. Metode Dual Simpleks
Prosedur perhitungan yang dibicarakan sejauh ini bergerak dari solusi dasar layak
yang belum optimum ke solusi layak yang lain. Apakah proses tersebut akhirnya akan
mencapai suatu solusi layak optimum, adalah tergantung pada kemampuan untuk
mendapatkan suatu solusi dasar awal yang layak. Dalam kaitan ini, artificial
variabel kadang-kadang digunakan untuk menemukan solusi awal layak. Jika
formulasi LP mengandung sejumlah besar artificial variable, maka membutuhkan
Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 24
Karena itu, akan dijelaskan suatu prosedur perhitungan yang memberikan suatu
solusi layak optimum, meskipun solusi awalnya tidak layak. Prosedur itu
dinamakan dual simplex algorithm yang pertama kali disusun oleh Lemke.
Algoritma ini tidak banyak digunakan di antara program-program komputer yang
ada. Namun ia memainkan peranan penting dalam post optimality analysis .
Berikut ini disajikan contoh bagaimana metode itu bekerja :
Contoh :
Minimumkan Z = 4X1 + 2X2
Dengan s yarat 3X1 + X2 ≥ 27
X1 + X2 ≥ 21 X1 + 2X2 ≥ 30 X1 ; X2 ≥ 0
Langkah pertama adalah mengubah semua kendala menjadi pertidaksamaan ≤ (agar tidak membutuhkan artificial variable) dan kemudian tambahkan variabel slack.
Sehingga diperoleh :
Minimumkan Z = 4X1 + 2X2
Dengan syarat - 3X1 - X2 + S1 ≤ - 27
- X1 - X2 + S2 ≤ - 21
- X1 - 2X2 + S3 ≤ - 30 X1, X2, S1, S2, S3, ≥ 0
Jika bentuk baku di atas diekspresikan sebagai suatu tabel simplex awal, maka
akan terlihat bahwa variabel slack (S1, S2, S3) tidak memberikan solusi awal
layak. Karena ini merupakan masalah minimisasi sementara semua koefisien
pada persamaan Z adalah ≤ 0, maka solusi awal S1=-27, S2=-21, S3=-30 adalah optimum tetapi tak layak. Masalah ini merupakan c iri khas dari mas alah yang
dapat diselesaikan dengan metode dual simplex . Tabel solusi awal optimum tapi
Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 25
Tabel 1. Tabel Awal
Basis X1 X2 S1 S2 S3 Solusi
Z - 4 - 2 0 0 0 0
S1
S2
- 3
- 1
- 1
- 1
1 0 0 - 27
0 1 0 - 21
S3 - 1 - 2 0 0 1 - 30
Seperti dalam metode simplex, metode ini didasarkan pada optimality and feasibility
condition. Optimality condition menjamin bahwa solusi selalu tetap optimum, s
ementara feasibility condition memaks a solusi dasar menc apai ruang layak.
Feasibility Condition : leav ing variable adalah v ariabel basis yang memiliki
nilai negatif terbesar (nilai kembar dipilih secara sembarang). Jika semua
variabel basis non negatif, proses berakhir dan solusi layak yang telah
optimum tercapai.
Optimality Condition : entering v ariable dipilih dari v ariabel non basis dengan
cara seperti berikut. Buat rasio antara koefisien pers amaan Z dengan koefisien
persamaan yang berhubungan pada leaving variable. Abaikan rasio dengan penyebut
positif atau nol. Bagi masalah mini mis asi, entering variable adalah salah satu
yang memiliki ras io terkecil, atau absolut rasio terkecil untuk mas alah
maksimisasi (rasio kembar dipilih sec ara s embarang). Jika semua penyebut
adalah nol atau positif, berarti masalah itu tidak memiliki solusi layak.
Setelah memilih entering and leav ing variable, metode Gauss Jordan (operasi
baris) diterapkan seperti biasa untuk memperoleh solusi berikutnya. Leaving variable
pada Tabel 1 adalah S3 (=-30), karena ia memiliki nilai negatif terbesar.
Untuk menentukan entering v ariable, rasionya diperoleh dengan cara berikut :
Variabel X1 X2 S1 S2 S3
Persamaan Z - 4 - 2 0 0 0
Persamaan S3 - 1 - 2 0 0 1
Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 26
Entering v ariable adalah X2 karena ia memiliki ras io terkecil yaitu 1. Dengan
menerapkan operasi baris seperti biasa diperoleh tabel berikut :
Tabel 2. Iterasi Pertama
Basis X1 X2 S1 S2 S3 Solusi
Z - 3 0 0 0 - 1 30
S1 - 2,5 0 1 0 -1/2 - 12
S2
X2
- 1/2
1/2
0 0 1 - 1/2 - 6
1 0 0 - 1/2 15
Solusi baru mas ih optimum tetapi tak layak (S1=-12, S2=-6). Kemudian S1
dipilih sebagai leav ing v ariable dan X1 sebagai entering v ariable. Ini memberi-
kan iterasi seperti berikut :
Tabel 3. Iterasi Kedua
Basis X1 X2 S1 S2 S3 Solusi
Z 0 0 - 1,2 0 - 0,4 44,4
X1 1 0 - 0,4 0 0,2 4,8
S2 0 0 - 0,2 1 - 0,4 - 3,6
X2 0 1 - 0,2 0 - 0,6 12,6
Pada iterasi kedua belum diperoleh solusi layak (S2 = - 3,6). Karena S2 adalah satu-
satunya yang bernilai negatif, dengan sendirinya ia menjadi leaving variabel dan S3
sebagai entering variabel, ini memberikan iterasi seperti berikut :
Tabel 4. Iterasi Ketiga
Basis X1 X2 S1 S2 S3 Solusi
Z 0 0 - 1 - 1 0 48
X1 1 0 - 1/2 1/2 0 3
S3 0 0 1/2 - 2,5 1 9
X2 0 1 1/2 - 1,5 0 18
Tabel Iterasi Ketiga merupakan tabel optimum dan layak dengan nilai fungsi tujuan
Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 27
C. Metode Simpleks Primal
Maksimumkan : Z = 40X1 + 30X2 + 50X3
Batasan : 1. 6X1 + 4X2 + X3 ≤ 32000
2. 6X1 + 7X2 + 3X3 ≤ 16000
3. 4X1 + 5X2 + 12X3 ≤ 24000
4. X1, X2, X3 ≥ 0
Langkah-langkah penyelesaian dengan metode simpleks primal:
1. Merubah model matematika menjadi bentuk baku simpleks dengan cara
menambahkan batasan dengan variable slack pada pertidaksamaan lebih kecil sama
dengan atau mengurangi dengan variable surplus pada pertidaksamaan lebih besar
sama dengan.
+ variable slack pada batasan ≤
- Variable surplus pada batasan ≥
Bentuk baku simpleks:
Maksimumkan : Z - 40X1 - 30X2 - 50X3 – 0S1 - 0S2 – 0S3 = 0
Batasan : 1. 6X1 + 4X2 + X3 + S1 = 32000
2. 6X1 + 7X2 + 3X3 + S2 = 16000
3. 4X1 + 5X2 + 12X3 + S3 = 24000 2. Buat tabel awal simpleks
Dasar Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 Pemecahan Rasio
Z 1 -40 -30 -50 0 0 0 0 0
S1 0 6 4 1 1 0 0 32000 32000
S2 0 6 7 3 0 1 0 16000 5333
Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 28
3. Tentukan kolom masuk.
Pada kasus maksimalisasi, kolom masuk merupakan nilai negatif terbesar pada
persamaan Z atau baris Z pada table simpleks, sehingga X3 merupakan kolom
masuk.
4. Tentukan kolom keluar atau persamaan pivot.
Merupakan nilai positif terkecil dari rasio antara pemecahan dengan elemen pada
kolom masuk, sehingga:
Pemecahan Kolom masuk (X3) Rasio
32000 1 32000/1 = 32000
16000 3 16000/3 = 5333
24000 12 24000/12 = 2000
Variable nondasar X3 akan menggantikan variable dasar S3 pada table simpleks
iterasi pertama.
5. Tentukan elemen pivot.
Merupakan angka pada perpotongan kolom masuk dan kolom keluar, sehingga
elemen pivot = 12.
6. Mencari persamaan pivot baru.
Persamaan pivot baru = persamaan pivot lama / elemen pivot
Persamaan Pivot lama (a) 0 4 5 12 0 0 1 24000
Elemen pivot (b) 12 12 12 12 12 12 12 12
Persamaan pivot baru (a/b) 0 1/3 5/12 1 0 0 1/12 2000
7. Mencari persamaan variable dasar baru.
Pada kasus diatas yang merupakan variable dasar adalah Z, S1, dan S2.
Variable dasar baru = variable dasar lama – (elemen kolom masuk x persamaan
Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 29
a. Persamaan Z baru:
Persamaan Z lama (a) 1 -40 -30 -50 0 0 0 0
Elemen kolom masuk
pada variable dasar Z (b)
-50 -50 -50 -50 -50 -50 -50 -50
Persamaan pivot baru (c) 0 1/3 5/12 1 0 0 1/12 2000
b x c = (d) 0 -50/3 -250/12 -50 0 0 -50/12 -100000
Persamaan Z baru (a-d) 1 -70/3 -55/6 0 0 0 25/6 100000
b. Persamaan S1 baru:
Persamaan S1 lama (a) 0 6 4 1 1 0 0 32000
Elemen kolom masuk
pada variable dasar S1 (b)
1 1 1 1 1 1 1 1
Persamaan pivot baru (c) 0 1/3 5/12 1 0 0 1/12 2000
b x c = (d) 0 1/3 5/12 1 0 0 1/12 2000
Persamaan S1 baru (a-d) 0 17/3 43/12 0 1 0 -1/12 30000
c. Persamaan S2 baru:
Persamaan S2 lama (a) 0 6 7 3 0 1 0 16000
Elemen kolom masuk
pada variable dasar S2 (b)
3 3 3 3 3 3 3 3
Persamaan pivot baru (c) 0 1/3 5/12 1 0 0 1/12 2000
b x c = (d) 0 1 5/4 3 0 0 1/4 6000
Persamaan S2 baru (a-d) 0 5 23/4 0 0 1 -1/4 10000
8. Table simpleks iterasi pertama:
Dasar Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 Pemecahan Rasio
Z 1 -70/3 -55/6 0 0 0 25/6 100000
S1 0 17/3 43/12 0 1 0 -1/12 30000 5294
S2 0 5 23/4 0 0 1 -1/4 10000 2000
X3 0 1/3 5/12 1 0 0 1/12 2000 6000
9. Kondisi optimum pada kasus maksimalisasi diperoleh ketika persamaan Z atau
baris Z tidak memilik angka yang bernilai negative. Apabila kondisi optimum
Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 30
Pemecahan Kolom masuk (X3) Rasio
30000 17/3 5294
10000 5 2000
2000 1/3 6000
10. Elemen pivot = 5
11. Persamaan pivot baru
Persamaan Pivot lama (a) 0 5 23/4 0 0 1 -1/4 10000
Elemen pivot (b) 5 5 5 5 5 5 5 5
Persamaan pivot baru (a/b) 0 1 23/20 0 0 1/5 -1/20 2000
12. Persamaan variabel dasar baru
a. Persamaan Z baru
Persamaan Z lama (a) 1 -70/3 -55/6 0 0 0 25/6 100000
Elemen kolom masuk
pada variable dasar Z (b)
-70/3 -70/3 -70/3 -70/3 -70/3 -70/3 -70/3 -70/3
Persamaan pivot baru (c) 0 1 23/20 0 0 1/5 -1/20 2000
b x c = (d) 0 -70/3 -161/6 0 0 -14/3 7/6 -140000/3
Persamaan Z baru (a-d) 1 0 53/3 0 0 14/3 3 440000/3
b. Persamaan S1 baru
Persamaan S1 lama (a) 0 17/3 43/12 0 1 0 -1/12 30000
Elemen kolom masuk
pada variable dasar S1 (b)
17/3 17/3 17/3 17/3 17/3 17/3 17/3 17/3
Persamaan pivot baru (c) 0 1 23/20 0 0 1/5 -1/20 2000
b x c = (d) 0 17/3 391/60 0 0 17/15 -17/60 34000/3
Persamaan S1 baru (a-d) 0 0 -44/15 0 1 -17/15 1/5 56000/3
c. Persamaan X3 baru
Persamaan X3 lama (a) 0 1/3 5/12 1 0 0 1/12 2000
Elemen kolom masuk
pada variable dasar X3 (b)
1/3 1/3 1/3 1/3 1/3 1/3 1/3 1/3
Persamaan pivot baru (c) 0 1 23/20 0 0 1/5 -1/20 2000
b x c = (d) 0 1/3 23/60 0 0 1/15 -1/60 2000/3
Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks
Teknik Riset Operasi- GRR Page 31
13. Table simpleks iterasi kedua - optimum
Dasar Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 Pemecahan
Z 1 0 53/3 0 0 14/3 3 440000/3
S1 0 0 -44/15 0 1 -17/15 1/5 56000/3
X1 0 1 23/20 0 0 1/5 -1/20 2000
X3 0 0 1/30 1 0 -1/15 1/10 4000/3
14. Table simplek iterasi kedua diatas sudah optimum karena variable nondasar pada
persamaan Z sudah bernilai positif, sehingga:
X1 = 2000
X3 = 4000/3
Z = 440000/3
15. Pada table optimum S2 dan S3 = 0. Artinya persediaan sumber daya kedua dan
ketiga habis digunakan, tetapi masih memiliki sumber daya pertama (S1) sebesar
Solusi Grafik dan Metode Primal Simpleks