PENTINGNYA PENGENALAN TENTANG ANAK
DIDIK DALAM PENDIDIKAN
Revisi Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Ka’ anto, M.S.I
Disusun Oleh kelompok VI :
1. Joni Mahmud
( 111117)
2. Syaiful Hadi
( 111130 )
3. Setyo Mulyono
( 111132)
SEMESTER III
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan begitu banyak
nikmat, rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita baginda
Rasulullah SAW. semoga kita semua termasuk umatnya yang istikomah, amiin ya
robbal ‘alamiin. Ucapan terimakasih kami haturkan kepada Bapak Dosen mata
kuliah Psikologi Pendidikan yang senantiasa membimbing mengarahkan dan
memotivasi kami.Tidak lupa kepada teman-teman yang telah berpartisipasi dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kritik dan saran kami harapkan dari teman-teman demi kesempurnaan
makalah ini.
Pati, 1Desember 2012
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita tahu bahwa sejak manusia lahir ke dunia tidak dalam keadaan yang stagnan namun terus menerus mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya. Jika kita amati dengan seksama maka kita akan menyadari banyak hal yang berubah dari diri kita. Kita bertambah tinggi, pemikiran kita lebih dewasa dan sangat jauh berbeda dari kita yang dulu pada saat baru terlahir di dunia.Fakta itulah yang disebutkan bahwa kita telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan.1
Sebagai orang tua kita tidak hanya memberikan perlindungan dan penghidupan pada anak agar tumbuh berkembang tapi juga ingin memberikan pendidikan yang terbaik pada anak-anak kita. Dan hal itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya memilihkan sekolah yang baik buat anak-anak kita, mendidik anak sejak dini sebelum masuk ke jenjang pendidikan formal, memberikan contoh-contoh atau uswah yang baik, menerapkan pola-pola berfikir dan berperilaku yang baik di dalam maupun di luar rumah. Seorang anak ialah amanah yang harus dipertanggung jawabkan oleh setiap orang tua, mau dibawa kearah yang baik atau kearah yang buruk anak ini akan diarahkan? Semua itu tergantung kemampuan dan pengetahuan orang tua dalam mendidik dan membimbing anaknya kejalan yang lebih baik demi terwujudnya cita-cita bersama yaitu bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.2
Dalam hakekat islam anak ialah yaitu amanah anak memiliki keterkaitan realitas empiris sensual dan transcendental.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang harus dikenal pada diri masing-masing anak didik?
2. Faktor-faktor apa yang mendukung dalam perkembangan anak?
3. Apa manfaat pengenalan pada anak didik?
4. Apa perbedaan-perbedaan individual, factor-faktor kepribadian dan
motivasional?
1Wahab, H. Rochmat, dkk 1999. Perkembangan Dan Belajar Peserta Didik.(Jawa Tengah :
Dikti) hlm
BAB II
PEMBAHASAN
1. Factor-Faktor Umum yang Harus Dikenal pada Diri Masing-Masing
Anak Didik
Hal-hal yang umum merupakan dasar dan norma yang akan menolong
pembimbing mengetahui ciri-ciri dan unik pada tiap-tiap anak.
3a. Hakikat anak
Anak bukan manusia dalam bentuk kecil, atau seorang dewasa minus
beberapa hal yang belum dimiliki.Anak adalah seorang yang berada pada
sesuatu masa perkembangan tertentu dan mempunyai potensi untuk
menjadi dewasa.
b. Kebutuhan pokok anak
Tiap anak membutuhkan hal-hal tertentu dan apabila kebutuhan itu
tidak dipenuhi anak tersebut akan mengalami masalah-masalah tertentu.
Kebutuhan pokok dapat dibagi dalam tiga aspek, yaitu: kebutuhan
jasmani,kebutuhan kejiwaan (psychologis) dan kebutuhan rohani.
c. Langkah-langkah perkembangan
Perkembangan anak meliputi segi-segi jasmani, jiwa dan rohani
juga.Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang
mengambil peranan besar dalam membentuk wayak anak.Dalam
perkembangan, ada periode-periode tertentu, dan pada tiap perkembangan
terlihat ada sikap, kecenderungan pola sikap, watak dan tingkah laku
tertentu, yang menunjukkan kesamaan jika dibandingkan dengan yang
terlihat pada teman-teman sebaya.
2. Factor-Faktor yang mendukung dalam Berkembangnya Pendidikan
Anak
a. Empiris Social Psikologi
Dapat diukur dan diamati secara indrawi, Empiris social ini dapat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman yang dialami oleh anak di dalam ataupun di luar rumah.Biasanya yang sangat berpengaruh dalam perkembangan pendidikan anak ialah keluarga.Keluarga adalah komponen penting dalam membina dan membentuk anak menjadi lebih baik.Kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua selaku pendidik dalam rumah tangga sangatlah penting dalam pengenalan anak didik.Orang tua adalah ujung tombak keluarga dalam mengembangklan bakat-bakat yang dimiliki oleh seorang anak, baik itu perkembangan fisik maupun perkembang di bidang keilmuan.
b. Empiris Transcendental
Dalam perkembangan empiris transcendental ini guru adalah ujung tombak dalam mengatur, mengarahkan dan membimbing anak didik kejalan yang lebih baik sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dicanangkan bersama. Jadi pengalaman anak dalam pembelajaran yang dilakukan didalam sekolah merupakan proses dalam perkembangan dan pengenalan anak didik. Teori yang menyatakan bahwa perkembangan seseorang individu akan ditentukan oleh empirisnya atau pengalaman-pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan individu itu. Menurut teori ini individu yang dilahirkan itu sebagai kertas yang putih bersih yang belum ada tulisan-tulisanya.Teori empirisme ini dikemukakan oleh John Locke. Jadi pengalaman-pengalaman anak didik yang diperolah disekolah akan mempengaruhi perkembangan individu baik itu di bidang fisik maupun keilmuan.
c. Anak pada Hakekatnya baik
mendapatkan ilmu dan pengalaman dari pendidik dengan nutrisi yang tepat maka hasilnya pun akan tepat pula.4
d. Struktur kejiwaan anak dibagi menjadi tiga kategori
Nafsu mutmainnah ialah nafsu yang tibul dari diri anak yang mengajak kepada kebaikan, selalu menuruti kehendak orang tuanya, tidak membantah dan selalu taat kepada Allah serta selalu menjalankan peraturan-peraturan baik itu di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah.
Nafsu Lawwamah Yaitu jiwa yang sudah sadar dan mampu melihat kekurangan-kekurangan diri sendiri, dengan kesadaran itu ia terdorong untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan rendah dan selalu berupaya melakukan sesuatu yang mengantarkan kebahagian yang bernilai tinggi. Nafsu ini tergolong pada tahap kedua, nafsu ini disinyalir Al-Qur’an :
2. Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)[1530].
[1530] Maksudnya: bila ia berbuat kebaikan ia juga menyesal Kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia berbuat kejahatan.5
Dan yang terakhir ialah Nafsu amarah Yaitu jiwa yang masih cenderung kepada kesenangan-kesenangan yang rendah, yaitu kesenangan yang bersifat duniawi.Nafsu ini berada pada tahap pertama yang tergolong sangat rendah, karena yang memiliki nafsu ini masih cenderung kepada perbuatan-perbuatan yang maksiat.Secara alami nafsu amarah cenderung kepada hal-hal yang tidak baik. Allah SWT berfirman dalam al-qur’an
53. Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.64 http://pengenalan-tentang-anak-didik-dalam.html
5Depag. RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci
al-Qur’an, 1981) Hal
6Depag. RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci
e. Kebutuhan pokok anak
Kebutuhan anak masih bersifat emosional dan bermain.Hal-hal seperti makanan sehari-hari itu biasanya anak tidak memperdulikannya kecuali kebutuhan makanan snack/ makanan ringan. Kebutuhan pokok anak meliputi: kesenangan terhadap permainan, kesenangan terhadap makanan yang disukainya dan kesenangan terhadap teman bermainnya.
f. Anak didik tidak boleh diukur oleh kemampuan pendidik
Pendidik ialah ujung tombak bagi kemajuan dan perkembangan potensi anak didik.Semakin jeli dan ulet seorang pendidik dalam mendidik anak didiknya maka semakin mudah dan memahami pelajaran yang disampaikan oleh seorang pendidik.Akan tetapi seorang pendidk tidak boleh menyamakan dirinya dengan anak didik.Dengan sifat kesabaran dan keuletan diharapkan seorang pendidik memberikan dan menyuntikan pelajarannya dengan baik tidak dengan paksaan. Anak didik butuh waktu dan proses dalam memahami pelajaran yang telah diajarkan, karena setiap individu memilki potensi yang berbeda-beda dalam memahami pelajaran yang telah diterangkan oleh seorang pedidik. Seorang pendidik harus mengetahui potensi-potensi yang sudah ada dalam diri anak didik.Misalnya dia cerdas dalam bidang menghitung, sains, music, bahasa, olahraga, dan lain sebagainya.Jadi pendidik tidak boleh sewenang-wenang dalam memberikan materi dan seorang pendidik haruslah mengerti masing-masing individu anak didik dan seorang pendidik tidak boleh mengukur kemampuan anak dididknya dengan dirinya (pendidik).
3.
Manfaat Pengenalan pada Anak DidikTingkah laku individu merupakan perwujudan dari
dorongan
untuk
memenuhi
pembelajaran. Di samping itu, dengan mengenal
kebutuhan-kebutuhan peserta didik, guru dapat memberikan pelajaran
setepat mungkin, sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya.
7Berikut ini disebutkan beberapa Kebutuhan Peserta Didik
yang perlu mendapat perhatian dari guru, di antaranya:
1. Kebutuhan jasmaniah
Sesuai dengan teori kebutuhan menurut Maslow,
kebutuhan jasmaniah merupakan kebutuhan dasar
setiap manusia yang bersifat instinktif dan tidak
dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan.
Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniah
peserta didik ini, upaya-upayanyaseperti :
Memberikan pemahaman terhadap peserta didik
tentang pentingnya pola hidup sehat dan teratur
Menanamkan kesadaran kepada peserta didik untuk
mengonsumsi
makanan-makanan
yang
mengandung gizi dan vitamin tinggi
Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
beristirahat
Memberikan pendidikan jasmani dan latihan-latihan
fisik seperti olahraga.
Menyediakan berbagai sarana di lingkungan sekolah
yang memungkinkan peserta didik dapat bergerak
bebas, bermain, berolahraga, dan sebagainya
Merancang bangunan sekolha sedemikian rupa
dengan memperhatikan pencahayaan, sirkulasi
udara, suhu, dan dan sebagainya, yang
memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan
nyaman
Mengatur tempat duduk peserta didik di dalam
kelas sesuai dengan kondisi fisik mereka
masing-masing.
2. Kebutuhan akan rasa aman
Rasa aman merupakan suatu kebutuhan yang sangat
penting bagi kehidupan peserta didik, terutama rasa
aman di dalam kelas dan sekolah.Setiap siswa yang
datang ke sekolah sangat mendambakan suasana
7
sekolah atau kelas yang aman, nyaman, dan teratur,
serta terhindar dari kebisingan dan berbagai situasi
yang mengancam.
3. Kebutuhan akan kasih sayang
Semua peserta didik sangat membutuhkan kasih
sayang, baik dari orangtua, guru, teman-teman sekolah,
dan dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Peserta
didik yang mendapatkan kasih saying akan senang,
peserta didik, pendidik dituntut untuk:
Menghargai anak sebagai pribadi yang utuh
Menghargai pendapat dan pilihan siswa
Menerima kondisi siswa apa adanya serta
menempatkan mereka dalam kelompok secara tepat
berdasarkan pilihan masing-masing, tanpa adanya
paksaan dari guru.
Dalam proses pembelajaran, guru harus
menunjukkan kemampuan secara maksimal dan
penuh percaya diri di hadapan peserta didiknya
Secara terus-menerus guru harus mengembangkan
konsep diri siswa yang positif, menyadarkan siswa
akan kelebihan dan kekurangan yang dimiliknya
Memberikan penilaian terhadap siswa secara objektif
berdasarkan pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
Artinya, guru harus mampu menilai perkembangan
diri peserta didik secara menyeluruh dan bersifat
psikologis, tidak semata-mata bersifat matematis
5. Kebutuhan akan rasa sukses
Penghargaan yang tulus dari seorang guru akan
menumbuhkan perasaan sukses dalam diri siswa, serta
dapat mengembangkan sikap dan motivasi yang tinggi
untuk terus berjuang mencapai kesuksesan.
6. Kebutuhan akan agama
Sejak lahir, manusia telah membutuhkan
agama.Yang dimaksud agama dalam kehidupan adalah
iman yang diyakini oleh pikiran, diresapkan oleh
perasaan dan dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan,
perkataan dan sikap.
4.
Perbedaan-perbedaan Individu Faktor-faktor Kepribadian dan Motivasional. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi psikolog kepribadian adalah
memberikan penjelasan memuaskan mengenai perkembangan kepribadian,
yaitu perkembangan psikologis individual menjadi orang dewasa yang
berbeda satu dengan yang lain secara psikologis. Tantangan ilmiah utamanya
adalah memahami penyebab utama perbedaan individual.Pemilahan klasik
kemungkinan penyebabnya, memisahkan antara
nature
(bawaan) dan
nurture
(yang didapat dari asuhan/belajar).Pada satu sisi, kita bisa jadi seperti saat ini
karena bawaan biologis kita, yaitu fitur biologis yang kita warisi.Pada sisi lain,
kepribadian kita bisa jadi merefleksikan pengasuhan kita; yaitu pengalaman
kita ketika dibesarkan sebagai anak.
ahli biologi, semakin menyadari bahwa masalah yang ada dalam “nature vs
nurture” tradisional adalah pada kata “versus”. Faktor biologis dan lingkungan
bukan kekuatan yang saling bersaing, tetapi faktor yang saling berinteraksi,
tak jarang dengan cara saling melengkapi, dalam perkembangan seseorang.
a. Determinan Genetik
Faktor genetik memainkan peran utama dalam menentukan
kepribadian dan perbedaan individual.Kemajuan pengetahuan
mulai memungkinkan para psikolog kepribadian untuk melampuai
pernyataan umum ini, dan menunjukkan jalur pengaruh yang lebih
spesifik.Salah satu caranya adalah mengidentifikasi kualitas
kepribadian tertentu yang diperkirakan memiliki basis
biologis.Kualitas seperti ini sering kali dianggap sebagai aspek dari
temperamen, istilah yang merujuk pada kecenderungan emosional
dan perilaku berbasis biologis yang tampak jelas pada masa
kanak-kanak awal. Temuan riset mengindikasikan bahwa cara kerja
sistem frontal cortex dan limbic orang-orang adalah berbeda dalam
merespon rasa takut, dan bahwa perbedaan biologis ini
memberikan kontribusi kepada perbedaan psikologis pada
kecenderungan orang untuk menunjukkan perilaku ketakutan.
Karena faktor genetik mempengaruhi perkembangan otak, tipe
analisis ini memungkinkan psikolog kepribadian untuk memahami
hubungan dari gen ke sistem biologis ke perilaku secara relatif
lebih akurat.
b. Determinan Lingkungan
individual dan keunikan individual. Determinan lingkungan yang
terbukti penting dalam studi perkembangan kepribadian di
antaranya adalah kultur (budaya), kelas sosial, keluarga, dan teman
sebaya.
BAB III
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pengenalan anak didik dalam psikologi pendidikan merupakan sesuatu yang yang sangat urgen untuk kita bahas bersama. Didalam hal ini banyak sekali factor-faktor yang mendukung dalam perkembangan dan pertumbuhan anak didik dalam proses belajar diantaranya ialah: Faktor umum
1. Hakekat Anak
2. Kebutuhan pokok anak
3. Langkah-langkah perkembangan
Factor yang mendukung berkembangnnya pendidikan anak 1.Empiris social psikologi
2.Empiris transcendental 3.Anak pada hakekatnya baik 4.Kebutuhan pokok anak
5. Struktur kejiwaan anak dibagi menjadi tiga katagori diantaranya: • Nafs mutmainnah
• Nafs amarah` • Nafs lawwamah
6. Anak didik tidak boleh diukur oleh kemampuan pendidik
berjalan sesuai yang diharapkan dan dapat diterapkan dalam proses belajar maka akan tercapailah tujuan dari pendidikan itu sendiri yaitu bahagia di dunia dan bahagia di akhirat dengan memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas dan bermanfaat.
Kebutuhan Peserta didik Kebutuhan jasmaniah Kebutuhan akan rasa aman Kebutuhan akan kasih sayang Kebutuhan akan penghargaan Kebutuhan akan rasa sukses Kebutuhan akan agama
Faktor biologis dan lingkungan bukan kekuatan yang saling bersaing, tetapi
faktor yang saling berinteraksi, tak jarang dengan cara saling melengkapi, dalam
perkembangan seseorang.
Determinan Genetik
Determinan Lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Depag. RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci al-Qur’an, 1981)
Desmita, 2009,Psikologi Perkembangan Peserta Didik,Bandung : Rosdakarya.
http://pengenalan-tentang-anak-didik-dalam.html
http://:NewFolder Memahami hakikat Perkembangan Anak Didik serta Memahami Konsep dan Implikasi Perkembangan Biologis dan Perseptual Anak dalam
KBM.html
Sobur, Alex, 2009. Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia.
Wahab, H. Rochmat, dkk 1999. Perkembangan Dan Belajar Peserta Didik. Jawa Tengah : Dikti.