• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. - Peran PBB Sebagai Organisasi Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa Yurisdiksi Negara Anggotanya dalam Kasus State Immunity Antara Jerman v. Italia Terkait Kejahatan Perang NAZI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. - Peran PBB Sebagai Organisasi Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa Yurisdiksi Negara Anggotanya dalam Kasus State Immunity Antara Jerman v. Italia Terkait Kejahatan Perang NAZI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada awalnya negaralah yang memiliki yurisdiksi secara mutlak

dan ekslusifitas teritorialnya.1 Namun dalam perkembangannya, karena

adanya keinginan bekerjasama dalam hal ini adalah kerjasama

internasional untuk saling memenuhi kebutuhan antar negara yang satu

dengan negara yang lain maka muncullah organisasai internasional.

Perkembangan organisasi internasional ini merupakan sebuah jawaban atas

kebutuhan nyata yang timbul dari pergaulan internasional.2 Perkembangan

pesat dalam bentuk serta pola kerjasama melalui organisasi internasional,

semakin menonjolkan peran organisasi internasional yang bukan hanya

melibatkan negara beserta pemerintah saja.3

Organisasi internasional tumbuh karena adanya kebutuhan dan

kepentingan masyarakat antar-bangsa sebagai wadah serta alat untuk

melaksanakan kerjasama internasional.4 Organisasi internasional akan

menghimpun negara-negara di dunia dalam suatu sistem kerjasama yang

dilengkapi dengan organ-organ yang dapat mencegah atau menyelesaikan

sengketa-sengketa yang terjadi diantara mereka.5

1

Ade Maman Suherman, Organisasi Internasional & Integritas Ekonomi Regional Dalam Perspektif Hukum dan Globalisasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia), 2003, hal. 23.

2

D.W.Bowett, Hukum Organisasi Internasional, (Jakarta:Sinar Grafika), 1992, hal.1.

3

T. May Rudi, Administrasi & Organisasi Internasional, (Bandung: Refika Aditama), 2005, hal. 3.

4

Ibid, hal. 4.

5

(2)

Negara-negara berdaulat menyadari perlunya pengembangan cara/metode

kerjasama bersinambungan yang lebih baik mengenai penanggulangan

berbagai masalah. Negara-negara berdaulat menyadari perlunya cara

kerjasama yang lebih baik mengenai pennggulangan berbagai masalah dan

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Setiap organisasi internasional tentunya dibentuk untuk

melaksanakan peran-peran dan fungsi-fungsi sesuai dengan tujuan

pendirian organisasi internasional tersebut oleh para anggotanya.6 Secara

umum organisasi internasional dapat berperan sebagai wadah atau forum

untuk menggalang kerjasama serta untuk mengurangi intensitas konflik

sesama anggota, sebagai sarana untuk perundingan dan sebagai lembaga

yang mandiri untuk melaksanakan kegiatan bersama.7

Gagasan untuk mendirikan suatu organisasi internasional yang bersifat

universal dengan tujuan untuk memelihara perdamaian dan keamanan

dunia yang telah lama menjadi pemikiran banyak negarawan.8 Mereka

menginginkan diorganisirnya masyarakat internasional secara politik

sebagai reaksi terhadap anarki yang disebabkan sengketa-sengketa

bersenjata antar negara.9

Guna menindaklanjuti gagasan tersebut, untuk menciptakan suatu

sistem keamanan dunia yang kolektif yang dapat melindungi masyarakat

internasional dari bencana perang atau menghindari terjadinya perang

6

T. May Rudi, op. cit. hal 27.

7

Ibid.

8

Boer Mauna, loc. cit.

9

(3)

dunia. Pada tahun 1943 Deklarasi Moskow mengakui perlunya mendirikan

suatu organisasi internasional publik yang didasarkan atas prinsip

persamaan kedaulatan dari seluruh negara yang cinta damai, besar maupun

kecil untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional. 10

Organisasi internasional yang dimaksud adalah Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) yang didirikan karena kegagalan Liga Bangsa-Bangsa-Bangsa-Bangsa pada

saat itu.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan organisasi

internasional yang paling besar selama ini dalam sejarah pertumbuhan

kerjasama semua bangsa di dunia di dalam berbagai sektor kehidupan

internasional. 11 Organisasi ini telah meletakkan kerangka

konstitusionalnya melalui suatu instrumen pokok berupa Piagam dengan

tekad semua anggotanya untuk menghindari terulangnya ancaman perang

dunia yang pernah dua kali terjadi dan telah menimbulkan bencana seluruh

umat manusia.12

Dalam pergaulan masyarakat internasional sering sekali terjadi

benturan kepentingan antar negara-negara sehingga tidak jarang

menimbulkan sengketa bahkan konflik. Oleh sebab itu sebagai salah satu

fungsi daripada PBB adalah untuk menyelesaikan kasus-kasus

internasional yang terjadi. Sebagaimana yang tercantum di dalam

pembukaan Piagam PBB :

10

D.W.Bowett, op. cit. hal. 30.

11

Sumaryo Suryokusumo, Organisasi Internasional, ( Jakarta: UI-Press), 1987, hal. 1.

12

(4)

We the peoples of the united nations determined to save succeeding

generations from the scourage of war…”13

(PBB bertujuan hendak menyelamatkan generasi penerus dari ancaman

terhadap perang).

Oleh sebab itu PBB berperan aktif di dalam menyelesaikan setiap

sengketa-sengketa yang terjadi diantara negara-negara di dunia. Salah satu

prinsip yang dipegang PBB di dalam menyelesaikan setiap sengketa yang

ditangani seperti yang tecantum di dalam Pasal 2 ayat (3) Piagam PBB:14

“All members shall settle their international disputes by peaceful means

in such manner that international peace and security, and justice, are not

endangered”

(Setiap anggota harus menyelesaikan sengketa internasional dengan cara

damai yang tidak membahayakan keamanan dunia).

Sengketa State Immunity antara Jerman v. Italia sebenarnya sudah

muncul pada tahun 2008. Kedua negara yang bersengketa tersebut

merupakan anggota dari PBB yang mana bersepakat untuk membawa

kasus tersebut diselesaikan dalam kerangka PBB melalui Mahkamah

Internasional. Sengketa antara Jerman v. Italia ini merupakan masalah

ganti rugi yang berkaitan dengan yurisdiksi sebuah negara yang timbul

karena peristiwa kejahatan perang NAZI bukanlah mengenai tindakan

13

Pembukaan Charter of The United Nations 14

(5)

kejahatan internasional sehingga kasus ini diselesaikan melalui Mahkamah

Internasional dalam kerangka PBB.

PBB sebagai forum organisasi internasional yang terbesar

diharapkan mampu untuk menjembatani penyelesaian sengketa Negara

anggotanya. Dengan fungsinya sebagai organisasi internasional yang

melindungi perdamaian dan keamanan dunia seperti yang tertuang dalam

Piagam PBB yang pada hakekatnya menekankan upaya secara damai

dalam penyelesaian sengketa negara anggotanya.

Peran PBB sebagai forum organisasi internasional dalam

penyelesaian sengketa yurisdiksi negara dalam kasus State Immunity

antara Jerman v. Italia ditinjau dari landasan serta instrumen hukum

internasional dalam menyelesaikan sengketa secara damai menjadi pokok

utama penelitian ini.

Berdasarkan uraian di atas, maka penting untuk diteliti persoalan

tentang peran PBB dalam menyelesaikan sengketa yurisdiksi antar Negara

anggotanya khususnya dalam kasus state immunity antara Jerman v. Italia.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah kompetensi Mahkamah Internasional sebagai badan

peradilan utama PBB?

2. Bagaimanakah kekuatan mengikat keputusan Mahkamah Internasional

dalam memutus sengketa internasional berdasarkan kerangka PBB?

3. Bagaimanakah peran PBB melalui Mahkamah Internasional dalam

(6)

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah:

1. Untuk mengetahui kompetensi Mahkamah Internasional sebagai

badan peradilan utama PBB.

2. Untuk mengetahui kekuatan mengikat keputusan Mahkamah

Internasional dalam kerangka PBB untuk menyelesaikan sengketa

internasional.

3. Untuk mengetahui peran PBB sebagai organisasi internasional

melalui Mahkamah Internasional dalam menyelesaikan kasus state

immunity antara Jerman v. Italia.

Selain tujuan daripada penelitian ini, perlu pula diketahui bersama

bahwa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan pustaka terkhusus

di dalam bidang hukum internasional yang berkaitan dengan

penyelesaian sengketa internasional. Selain itu, penelitian ini juga

diharapkan menjadi dasar guna penelitian lebih lanjut di dalam bidang

hukum internasional dalam menyelesaikan sengketa internasional yang

berkaitan dengan state immunity melalui Mahkamah Internasional.

2. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Negara anggota

(7)

state immunity. Bagi pemerintah Indonesia diharapkan dapat

memberikan masukan tentang peran PBB dalam penyelesaian sengketa

internasional dalam kasus state immunity. Selain itu, bagi masyarakat

diharapkan penelitian ini dapat sebagai gambaran mengenai sejarah

sengketa yurisdiksi antara Jerman v. Italia dalam kasus state immunity

dan penyelesaian sengketa tersebut melalui Mahkamah Internasional

dalam kerangka PBB.

D. Keaslian Penulisan

Penelitian ini merupakan karya tulis asli, sebagai refleksi dan

pemahaman selama berada dibangku kuliah terutama saat berada di

jurusan departemen hukum internasional. Penelitian ini berupaya untuk

menuangkan ide dan gagasan dari sudut pandang hukum internasional

terhadap peran PBB dalam penyelesaian sengketa State Immunity antara

Jerman v. Italia.

Sepanjang penelusuran dalam lingkup Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara bahwa penulisan tentang “Peran PBB Sebagai Organisasi

Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa Yurisdiksi Negara

Anggotanya dalam Kasus State Immunity Antara Jerman v. Italia Terkait

Kejahatan Perang NAZI” belum pernah ditulis sebelumnya. Namun

demikian dalam beberapa literatur penulisan sebelumnya dalam lingkup

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen

Hukum Internasional dapat dijumpai persamaan dalam hal substansi dasar

(8)

Negara-negara khususnya Negara anggota PBB dan dunia, akan tetapi

belum dijumpai penelitian yang mengangkat topik mengenai sengketa

State Immunity antara Jerman v. Italia dan aspek-aspek dasar dari peran

PBB sebagai organisasi Internasional dalam menyelesaikan sengketa

yurisdiksi negara secara damai melalui badan peradilan utama PBB yaitu

Mahkamah Internasional.

E. Tinjauan Kepustakaan

Penulisan skripsi ini berkisar tentang PBB sebagai organisasi

internasional dalam menyelesaikan sengketa internasional. Adapun

tinjauan kepustakaan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Hukum Internasional

Pengertian Hukum Internasional didasarkan atas pikiran

adanya suatu masyarakat internasional yang terdiri atas

sejumlah negara yang berdaulat dan merdeka yang berdiri tidak

dibawah kekuasaan yang lain. 15 Berdasarkan Statuta

Mahkamah Internasional (International Court of Justice) ada

lima sumber hukum internasional yaitu:16

a. international conventions, whether general or particular, establishing rules expressly recognized by the contesting states

(Perjanjian Internasional, baik yang bersifat umum maupun khusus, menyangkut aturan-aturan yang disepakati para pihak yang membuat);

b. international custom, as evidence of a general practice accepted as law (Hukum Kebiasaan Internasional, sebagai bukti dari suatu praktik umum yang diterima sebagai hukum);

15

Mochtar Kusumaatmadja & Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional, (Bandung: Penerbit P.T. Alumni, 2003), hal. 9.

16

(9)

c. the general principles of law recognized by civilized

nations (Prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa

beradab);

d. subject to the provisions of Article 59, judicial decisions and the teachings of the most highly qualified publicists of the various nations, as subsidiary means for the determination of rules of law (Ketentuan-ketentuan yang tunduk pada pasal 59, keputusan hukum dan ajaran ahli yang memenuhi syarat dari berbagai negara, sebagai cara tambahan untuk menentukan aturan hukum).

Menurut Boer Mauna hukum internasional diartikan

sebagai himpunan dari peraturan-peraturan dan

ketentuan-ketentuan yang mengikat serta mengatur hubungan antara

negara-negara dengan subjek-subjek hukum lainnya dalam

kehidupan masyarakat internasional seperti organisasi

internasional, kelompok supranasional bahkan terhadap

individu.17 Negara adalah subjek hukum internasional selain

individu-individu dan organisasi internasional. Sebagai subjek

hukum internasional yang utama, Negara memiliki yurisdiksi.

Yurisdiksi adalah kekuasaan atau kompetensi hukum

negara terhadap orang, benda, atau peristiwa (hukum).

Yurisdiksi ini merupakan refelksi dari prinsip dasar kedaulatan

negara, kesamaan derajat negara dan prinsip tidak campur

tangan.18 Yurisdiksi juga merupakan suatu bentuk kedaulatan

17

Boer Mauna, Op. cit. hal.1 18

(10)

yang vital dan sentral yang dapat mengubah, menciptakan, atau

mengakhiri suatu hubungan atau kewajiban hukum.19

2. Organisasi Internasional

Menurut Starke, mengenai organisasi internasional berpendapat

bahwa:

“In the first place, just as the function of the modern state and

the rights, duties and powers of its instrumentalities are governed by a branch of municipal law called state constitusional law, so international institution are similarly conditioned by a body of rules may will be described as

international constitutional law”.20

(Pada awalnya seperti fungsi suatu negara modern mempunyai hak dan kewajiban, dan kekuasaan yang dimiliki beserta alat perlengkapannya, semua itu diatur oleh hukum nasional yang dinamakan HTN sehingga dengan demikian organisasi internasional sama halnya dengan alat perlengkapan negara modern yang diatur oleh hukum konstitusi internasional).

Menurut Sumaryo Suryokusumo, Organisasi internasional

adalah suatu proses; organisasi internasional juga menyangkut

aspek-aspek perwakilan dari tingkat proses tersebut yang telah

dicapai pada waktu tertentu. Organisasi internasional juga

diperlukan dalam rangka kerja sama menyesuaikan dan

mencari kompromi untuk menentukan kesejahteraan serta

memecahkan persoalan bersama serta mengurangi pertikaian

(11)

3. Perserikatan Bangsa-Bangsa

Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah sebuah organ yang

sangat penting dari pemerintah dunia dan yang terpenting dari

semua lembaga internasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa

diintegrasikan badan-badan internasional yang dikenal sebagai

“badan-badan khusus” (specialized agencies), tetapi fungsi

koordinasi atas badan-badan internasional ini sama sekali tidak

mengurangi tanggung jawabnya. Secara sederhana Perserikatan

Bangsa-Bangsa dapat dapat didefinisikan sebagai suatu

organisasi negara-negara merdeka yang telah menerima

kewajiban-kewajiban yang dimuat dalam Piagam Perserikatan

Bangsa-Bangsa yang ditandatangani di San Fransisco tanggal

26 Juni 1945.22

Mahkamah Internasional atau International Court of Justice

merupakan organ hukum utama Perserikatan Bangsa-Bangsa.23

Mahkamah Internasional atau International Court of Justice

merupakan bagian integral dari PBB.24 Berdasarkan Statuta

Mahkamah Internasional menyatakan :25

“The International Court of Justice established by the Charter

of The United Nations as the principal judicial organ of The

22

J.G.Starke, Pengantar Hukum Internasional Edisi Kesepuluh 2, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hal. 828

23

Boer Mauna, Op. cit. hal. 248 24

Ibid. hal 249 25

(12)

United Nations shall be constituted and shall function in

accordance with the provisions of the present statute”.

(Mahkamah Internasional didirikan ole PBB melaui piagam

PBB sebagai organ peradilan utama Perserikatan

Bangsa-Bangsa dibentuk dan berfungsi sesuai dengan ketentuan

undang-undang ini).

F. Metode Penelitian

Untuk melengkapi penelitian ini agar tujuan dapat lebih terarah dan

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penelitian yang

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian hukum dikenal dua jenis pendekatan dalam

penelitian, yaitu pendekatan yuridis sosiologis dan pendeketan

yuridis normatif. Pendekatan yuridis sosiologis merupakan

pendekatan dengan mengambil data primer atau data yang diambil

langsung dari lapangan, sedangkan pendeketan yuridis normatif

merupakan pendekatan dengan data sekunder atau data yang

berasal dari kepustakaan (dokumen). Penelitian ini menggunakan

pendeketan yuridis normatif karena yang hendak diteliti dan

dianalisis melalui penelitian ini adalah peran PBB melalui

Mahkamah Internasional dalam menyelesaikan sengketa yurisdiksi

dalam kasus state immunity antara Jerman v. Italia berdasarkan

(13)

2. Data Penelitian

Sumber data penelitian ini berasal dari penelitian

kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan dilakukan

terhadap berbagai macam sumber bahan hukum yang dapat

diklasifikasikan atas 3 (tiga) jenis, yaitu:26

a. Bahan Hukum Primer (Primary Resource atau

Authoritative Records), yaitu:

Berbagai dokumen peraturan nasional yang tertulis, sifatnya

mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang.

Dalam tulisan ini antara lain adalah berbagai peraturan

internasional berupa perjanjian internasional seperti

Charter of United Nations, International Court of Justice

Statue European Convention on State Immunity 1972, State

Immunity Act 197, Statue of The International Court of

Justice dan The Peace Treaty 1947 dan yang lainnya.

b. Bahan Hukum Sekunder (Secondary Resource atau not

Authoritative Records), yaitu:

Bahan-bahan hukum yang dapat memberikan kejelasan

terhadap bahan hukum primer. Semua dokumen yang

merupakan informasi atau hasil kajian tentang peran PBB

melalui peradilan utamanya Mahkamah Internasional dan

yang berkaitan tentang peraturan hukum internasional

26

(14)

mengenai kekebalan negara seperti literature, hasil-hasil

penelitian, makalah-makalah dalam seminar, dan lain-lain.

c. Bahan Hukum Tersier (Tertiary Resource), yaitu:

Bahan-bahan hukum yang dapat memberikan petunjuk dan

penjelasan terhadap bahan hukum primer maupun bahan

hukum sekunder, mencakup kamus bahasa untuk

pembenahan bahasa Indonesia serta untuk menerjemahkan

beberapa literature asing.

3. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian

kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang dilakukan

dengan cara meneliti bahan pustaka atau yang disebut dengan data

sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian

skripsi ini antara lain berasal dari buku-buku baik koleksi pribadi

maupun dari perpustakaan serta jurnal-jurnal hukum.

Tahap-tahap pengumpulan data melalui studi pustaka

adalah sebagai berikut:

a. Melakukan inventarisasi hukum positif dan

bahan-bahan hukum lainnya yang relevan dengan objek

penelitian.

b. Melakukan penelusuran kepustakaan melalui

(15)

dokumen-dokumen dan peraturan

perundang-undangan

c. Mengelompokkan data-data yang relevan dengan

permasalahan.

d. Menganalisa data-data yang relevan tersebut untuk

menyelesaikan masalah yang menjadi objek

penelitian.

4. Analisis Data

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, termasuk

pula bahan tersier yang telah disusun secara sistematis sebelumnya,

akan dianalisis dengan menggunakan metode-metode sebagai

berikut:27

a. Metode induktif, dimana proses berawal dari

proposisi-proposisi khusus (sebagai hasil pengamatan) dan berakhir

pada suatu kesimpulan (pengetahuan baru) yang

berkebenaran empiris. Dalam hal ini, adapun data-data yang

telah diperoleh akan dibaca, ditafsirkan, dibandingkan dan

diteliti sedemikian rupa sebelum dituangkan dalam satu

kesimpulan akhir.

b. Metode deduktif, yang bertolak dari suatu proposisi umum

yang kebenarannya telah diketahui (diyakini) yang

merupakan kebenaran ideal yang bersifat aksiomatik (self

27

(16)

evident) yang esensi kebenarannya tidak perlu diragukan

lagi dan berakhir pada kesimpulan (pengetahuan baru) yang

bersifat lebih khusus.

c. Metode komparatif, yaitu dengan melakukan perbandingan

(komparasi) antara satu sumber bahan hukum dengan bahan

hukum lainnya.

G. Sistematika Pembahasan

Dalam melakukan pembahasan skripsi ini, penulis membagi dalam

5 (lima) bab yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Adapun

sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab pertama terdiri dari pendahuluan yang meliputi latar belakang

pemilihan judul, dimana peran organisasi internasional saat ini

berpengaruh bagi kehidupan negara anggotanya. Sebagai wadah organisasi

internasional yang terbesar PBB memiliki peran dalam menyelesaikan

sengketa yurisdiksi negara anggotanya melaui badan peradilan utamanya

yaitu Mahkamah Internasional, diikuti dengan perumusan masalah, tujuan

penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian dan

yang terakhir sistematika pembahasan.

Bab Kedua menjelaskan tentang sejarah dan kewenangan

Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai organisasi internasional berdasarkan

Piagam PBB, menjelaskan tentang organ-organ yang terdapat di dalam

PBB. Selain itu juga menjelaskan tentang kompetensi Mahkamah

(17)

PBB dalam menyelesaikan sengketa yang terjadi antara Negara anggota

PBB.

Kemudian di dalam Bab Ketiga menjelaskan tentang tinjauan

umum sengketa internasional, penyelesaian sengketa internasional

berdasarkan prinsip-prinsip hukum internasional dan penyelesaian

sengketa internasional berdasarkan Piagam PBB, serta kewenangan dan

kekuatan mengikat keputusan Mahkamah Internasional .

Selanjutnya Bab Keempat menjelaskan tentang latar belakang atau

sejarah daripada kasus sengketa State Immunity antara Jerman v. Italia dan

menjelaskan landasan dan instrument-instrumen perangkat internasional

seperti European Convention on State Immunity 1972 dan State Immunity

Act 1978, serta menjelaskan bagaimana hubungan antara State Immunity

dengan Jus cogens. Dalam bab ini juga akan dijelaskan upaya dan peran

PBB sebagai organisasi internasional melalui badan peradilannya yang

utama yaitu Mahkamah Internasional terhadap kasus State Immunity dan

putusan Mahkamah Internasional terhadap sengketa tersebut.

Bab kelima berisi kesimpulan dan saran-saran dimana kesimpulan

akan mencakup seluruh isi pembahasan dari penulisan skripsi ini pada

bab-bab sebelumnya. Sedangkan saran mencakup usulan serta solusi dari

penulis terhadap permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini berdasarkan

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan Prestasi Belajar IPA untuk Materi Daur Hidup Hewan Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo Tahun Pelajaran 2011/

Pendekatan ekosistem kewirausahaan berisikan seperangkat aktor dan faktor yang terkait dan terkordinasi baik secara formal mapun informal yang saling berhubungan satu

[r]

Tabel 4.6 Paired Sample T Test Kadar Gula Darah Diabetisi Sebelum dan Sesudah Senam Diabetes Di Persadia Kota Salatiga 2 April 2013. Dari hasil uji paired sample t

Inilah keunikan al-Sha’ra>wi>, dalam menafsirkan ayat diatas, dia seolah-olah memberi motivasi pada orang Islam bahwa masih ada peluang untuk mendakwahi

mean vowel durations of the native speakers (Figure 2) with that of the non-native speakers (Figure 3), our Indonesian subjects seem, like the Dutch subjects, to be

saluran pernapasan akut (ISPA) pada bulan Mei 2015 di Puskesmas Dinoyo Kota Malang.Sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling yaitu sebanyak 30

Kafein merupakan senyawa organik yang tentu larut dalam pelarut organik, dengan penambahan diklorometana sebagai pelarut organik dapat menarik kafein dalam