PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
Nama Anggota NIM
• Wahyu Awandamura 201701737
• Tayashara Siti Wahdini 201701736
• Fitri Melina Hartati 201701712
PENGERTIAN IDEOLOGI
Idea yang artinya gagasan Ideologi
Logi yang artinya pengetahuan
Secara harfiah ideologi ialah pengetahuan tentang
gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of idea atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar.
Menurut Alfian (1990) kekuatan ideologi tergantung pada tiga dimensi yang terkandung di dalam dirinya.
1. Dimensi realita, bahwa nilai dasar yang terkandung dalam ideologi berakar dari hidup dalam masyarakat atau bangsanya.
2. Dimensi idealisme, mengandung idealisme melalui perwujudan atau pengalamannya dalam praktik kehidupan sehari-hari.
Menurut Soerjanto Poespowardojo (1990), ideologi mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
a. Struktur kognitif, landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya.
b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia
c. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak.
d. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya. e. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong
IDEOLOGI TERBUKA DAN IDEOLOGI
TERTUTUP
• Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok orang, artinya sistem ini bersifat demokratis dan terbuka.
• Ideologi tertutup bersifat otoriter (negara berlaku sebagai penguasa) dan totaliter berarti bahwa pemerintahan dan kekuasaannya mempunyai hak mutlak untuk mengatur di segala bidang aspek yang ada.
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
PANCASILA DAN
LIBERALISME
• Inti pemikiran : Kebebasan Individual
• Latar belakang : Sebagai respons terhadap
kekuasaan negara yang absolut dan otoriter yang membatasi kebebasan dan hak-hak warga negaranya.
• Landasan : Manusia pada hakikatnya adalah baik
dan berbudi, tanpa harus diterapkannya aturan-aturan ketat yang bersifat mengekang.
• Ciri-ciri :
1. Kebebasan sebesar-besarnya bagi setiap individu
2. Penolakan terhadap pembatasan, terutama dari pemerintah dan agama.
• Periode 1950-1959 disebut periode pemerintahan demokrasi liberal. Sistem parlementer dengan banyak partai politik memberi nuansa baru sebagaimana terjadi di dunia Barat.
• Pada 1950-1960 partai-partai islam sebagai hasil pemilihan
umum 1955 muncul sebagai kekuatan islam, yaitu:
a) Masyumi
b) NU
c) PSII
• Indonesia tidak menerima liberalisme dikarenakan
Negara demokrasi model Barat lazimnya bersifat sekuler dan hal ini tidak dikehendaki oleh segenap elemen bangsa Indonesia karena negara liberal memberi kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Namun dalam negara liberal juga diberikan kebebasan untuk tidak percaya terhadap Tuhan atau Atheis, bahkan negara liberal memberikan kebebasan warganya untuk menilai dan mengkritik agama.
• Kekuatan liberalisme terletak dalam menampilkan individu
yang memiliki martabat transenden dan bermodalkan kebendaan peribadi.
PANCASILA DAN KOMUNISME
• Inti pemikiran : Anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan
• Latar belakang : Sebuah koreksi terhadap faham kapitalisme di awal abad ke-19an, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi.
• Landasan : Berlandasan pada teori Dialektika materi oleh karenanya tidak
bersandarkan pada kepercayaan agama dengan demikian pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa “agama dianggap candu” yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).
• Ciri-ciri :
1. Ajaran komunisme adalah sifatnya yang atheis, tidak mengimani Tuhan.
2. Penghapusan seluruh besar hak-hak milik pribadi dan negara.
Ada berbagai faktor internal dan eksternal yang memberi nuansa tersendiri terhadap kedudukan Pancasila.
• Faktor eksternal mendorong bangsa Indonesia untuk memfokuskan diri terhadap agresi asing apakah pihak Sekutu atau NICA yang merasa masih memiliki Indonesia sebagai jajahannya.
• Di pihak lain, terjadi pergumulan yang secara internal merongrong Pancasila sebagai dasar negara, untuk diarahkan ke ideologi tertentu, yaitu gerakan DI/TII yang akan mengubah RI menjadi negara Islam dan Pemberontakan PKI yang ingin mengubah RI menjadi negara Islam komunis.
Komunisme tidak pernah diterima dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan negara komunisme lazimnya bersifat atheis yang menolak agama di suatu negara. Sedangkan Indonesia sebagai dasar negara atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Bersifat otoriter dengan menuntut penganutnya bersikap dogmati, suatu ideologi yang bersifat tertutup.
PANCASILA DAN AGAMA
• Inti Pemikiran: Pancasila mengisyaratkan bahwa kesadaran akan adanya Tuhan milik semua orang dan berbagai agama.
• Latar belakang: Pancasila secara langsung salah satunya asal mula bahan (Kausa Materiallis) yang menyatakan bahwa “bangsa Indonesia adalah sebagai asal dari nilai-nilai Pancasila, ... yang di gali dari bangsa Indonesia yang berupa nilai-nilai adat-istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
• Landasan: Dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular dijumpai kalimat yang kemudian dikenal Bhinneka Tunggal Ika. Sebenarnya kalimat tersebut secara lengkap berbunyi Bhinneka Tunggal Ika Tan Hanna Dharma Mangrua, artinya walaupun berbeda, satu jua adanya, sebab tidak ada agama yang mempunyai tujuan yang berbeda.
• Ciri-ciri:
Percaya dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
Hormat dan menghormati serta bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut – penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
MAKNA KETUHANAN YANG
MAHA ESA
1. Sila pertama dalam Pancasila menjadi faktor penting untuk mempererat persatuan dan persaudaraan, karena sejarah bangsa Indonesia penuh dengan penghormatan terhadap nilai-nilai sila pertama.
2. Seminar Pancasila ke-1 tahun 1959 di Yogyakarta bahwa sila pertama adalah sebab yang pertama atau causa prima dan sila kedua adalah kekuasaan rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk melaksanakan amanat demokrasi. Ini berarti bahwa sila pertama harus menjadi landasan dalam melaksanakan pengelolaan demokrasi.
IMPLIKASI AGAMA DALAM
KEHIDUPAN PANCASILA
Pancasila dan agama dapat di aplikasikan seiring sejalan dan saling mendukung. Agama dapat mendorong aplikasi nilai-nilai Pancasila begitu juga Pancasila memberikan ruang gerak rakyat yang seluas-luasnya terhadap usaha-usaha peningkatan
pemahaman, penghayatan dan pengalaman agama.
Moral Pancasila bersifat rasional, objektif dan universal
dalam arti berlaku bagi seluruh Indonesia. Moral Pancasila juga dapat disebut otonom karena nilai-nilai lainnya tidak mendapat pengaruh dari luar hakikat manusia Indonesia dan dapat di
PRAKTEK BERAGAMA
• Dalam konteks kehidupan beragama antar sesama
umat beragama, agama tidak bisa di posisikan sebagai sigma baku yang justru akan mengalihkan fungsi agama sebagai solusi masalah hidup manusia baik secara individual maupun kolektif, menjadi akar masalah yang menyengsarakan manusia.
• Relevansi dan signifikansi agama dalam kehidupam