• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. ingatan. Hampir semua aktivitas yang kita lakukan dimulai dari yang paling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. ingatan. Hampir semua aktivitas yang kita lakukan dimulai dari yang paling"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

III. A. Latar Belakang Masalah

Aktivitas-aktivitas keseharian yang dilakukan oleh manusia membutuhkan ingatan. Hampir semua aktivitas yang kita lakukan dimulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks melibatkan ingatan. Dengan kata lain, ingatan memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Berbagai usaha ditempuh oleh manusia untuk memaksimalkan ingatannya. Mencatat sesegara mungkin materi kuliah yang diterangkan dosen pada catatan, menggunakan penanda warna pada buku teks merupakan berbagai upaya memaksimalkan ingatan yang dilakukan oleh individu yang kuliah di perguruan tinggi. Usaha- usaha ini ada yang berhasil dan ada juga yang gagal. Beberapa diantaranya berhasil karena usaha yang diterapkan efektif untuk memaksimalkan ingatan dan beberapa diantaranya gagal.

Atkinson & Shrifin (1968, dalam Reed 2007) mengatakan bahwa informasi yang diterima dan disimpan dalam ingatan jangka pendek ini sangat rapuh, dan apabila informasi ini tidak diulang dalam jangka waktu 30 detik, maka informasi yang telah diterima akan hilang. Kenyataannya, informasi yang diterima terkadang tidak sampai 30 detik lamanya sudah menghilang. Hilangnya informasi yang telah kita terima dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor tersebut yaitu pengaruh lingkungan.

Lingkungan di sekitar manusia penuh dengan gelombang-gelombang

(2)

suara. Sebagian adalah suara-suara alamiah seperti suara angin mendesir, gemercik air, atau guntur. Sebagian lagi adalah suara-suara buatan seperti bunyi mesin mobil, alat musik, dan teriakan. Sarwono (1995) mengatakan selama gelombang-gelombang suara tersebut tidak dirasakan mengganggu manusia maka disebut sebagai bunyi (voice) atau suara (sound). Apabila gelombang-gelombang suara itu dirasakan mengganggu manusia maka disebut kebisingan (noise).

Bell (2005) mendefinisikan kebisingan sebagai suara-suara yang tidak diinginkan. Kebisingan dapat mengganggu konsentrasi kita dalam melakukan berbagai aktivitas, misalnya belajar. Sebagian orang yang dihadapkan pada kebisingan masih mampu berkonsentrasi pada materi yang dipelajari, dan sebagian lagi tidak mampu berkonsentrasi akhirnya tidak mampu mengingat materi yang telah dipelajari untuk menjawab soal ketika ujian tiba. Kenyataannya, bagi sebagian orang kebisingan ini tidak mengganggu mereka. Lebih lanjut, Bell (2005) mengatakan bahwa terdapat 2 sifat kebisingan, yaitu : subjektif dan psikologis. Dikatakan subjektif karena sangat tergantung pada individu yang bersangkutan, misalnya mengerjakan tugas kuliah dengan kondisi yang bising atau kondisi yang tenang. Dikatakan psikologis karena kebisingan merupakan stres tambahan ketika kita dihadapkan dalam suatu aktivitas, misalnya belajar.

Jadi, kebisingan bisa saja tidak mengganggu dan mengganggu karena adanya 2 sifat ini. Fenomena mengenai kebisingan ini dijumpai berdasarkan wawancara dengan sejumlah mahasiswa-mahasiswi Fakultas Psikologi USU. Berikut penggalan wawancara dengan D (19 tahun) mahasiswa Fakultas Psikologi USU sebagai berikut :

(3)

”Tidak ada masalah bang kalau ribut, di kos juga ribut, ya tergantung kita lah bang. Ada keinginan pasti bisa belajar bang.”

(Wawancara personal, 28 Juli 2009)

Menurut C (19 tahun) mahasiswi Fakultas Psikologi USU :

”Bisa la belajar.. Kalo keinginan belajar kuat, asal jangan tergoda lingkungan sekitar.”

(Wawancara personal, 30 Juli 2009)

Menurut NS (19 tahun) mahasiswi Fakultas Psikologi USU :

”Mana bisa belajar kalau ribut.. sikit bising aja uda g bisa masuk ke otak..”

(Wawancara personal, 6 Agustus 2009)

Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara personal terhadap 3 mahasiswa-mahasiswi Fakultas Psikologi USU, maka dapat dikatakan kebisingan yang dipersepsikan oleh ke-3 responden merupakan hal yang subjektif. Artinya, tidak ada batasan yang jelas apakah hal ini mengganggu atau tidak mengganggu performansi. Kjellberg (1996, dalam Furnham 2002) mengatakan bahwa kebisingan adalah sumber stres dan memberikan pengaruh negatif ketika dihadapkan pada tugas kognitif. Hockey, Smith, dan Stansfield (1986, dalam Bell 2005) mengatakan bahwa kebisingan dapat mengurangi pemahaman mengenai wacana yang dibaca. Penelitian Evans dan Johnson (2000) menemukan bahwa individu tidak dapat memecahkan tugas menyusun puzzle dengan benar ketika dihadapkan pada sumber kebisingan.

Data wawancara terhadap mahasiswa-mahasiswi psikologi Universitas Sumatera Utara yang melibatkan 40 sampel dari angkatan 2006, 2007, 2008, dan 2009 menunjukkan bahwa 42.5% dapat belajar pada kondisi bising dan 57.5%

terganggu ketika belajar pada kondisi bising. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pengaruh kebisingan terhadap performansi tugas sebagian dapat

(4)

dipengaruhi oleh dimensi kepribadian. Seperti yang dijelaskan oleh Auble &

Britton (1958 dalam Bell, 2005) bahwa individu introvert lebih terpengaruh pada kebisingan dalam hal mengerjakan tugas. Individu ekstrovert lebih tidak terpengaruh oleh kebisingan dibandingkan dengan individu introvert. Individu ekstrovert dapat menunjukkan tingkat performansi yang lebih baik jika bekerja dalam kondisi yang bising. Penelitian Campbell, Dornic, dan Ekehammar (1990, dalam Bell 2005) menunjukkan bahwa individu yang ekstrovert cenderung memilih setting kerja yang bising. Lieberman dan Rosenthal (2001, dalam Gray &

Braver 2002) menunjukkan bahwa tingginya tingkat ekstroversi diasosiasikan dengan ingatan jangka pendek yang lebih baik.

Data wawancara singkat mengenai kebisingan juga didukung oleh observasi langsung. Ruangan kuliah Psikologi USU yang berukuran 25m x 8m tergolong cukup besar untuk dilangsungkan perkuliahan. Tampilan slide presentasi berdasarkan observasi selama 1 minggu berturut-turut menemukan bahwa 6 dari 10 mata kuliah menayangkan slide presentasi yang silau, warna yang buram sehingga membuat mahasiswa-mahasiswi tidak mampu melihat isi slide dengan baik, ditambah lagi dengan kebisingan yang diakibatkan oleh konstruksi bangunan dan suara berisik di kelas (observasi pada tanggal 20 November – 2 Desember 2009). Selain kebisingan dan dimensi kepribadian, banyak variabel- variabel lain yang dapat mempengaruhi ingatan manusia, diantaranya adalah warna. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Spence (2006 dalam Huchendorf, 2007), warna dapat meningkatkan rekognisi mengenai pemandangan alamiah sebesar 5%. Eksperimen McConnohie (1999 dalam Huchendorf, 2007) dengan

(5)

menghadirkan 3 jenis warna latar belakang pada tampilan slide presentasi dan meminta partisipan untuk menuliskan kembali kata-kata yang mereka ingat pada slide presentasi. Eksperimen McConnohie menunjukkan bahwa warna latar

belakang yang terkesan tenang, yaitu warna biru dan hijau membuat partisipan sedikit lebih mengingat konten slide dibandingkan dengan warna latar belakang putih. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat sensitivitas (arousal). Warna yang lebih terang cenderung membuat sensitivitas individu menjadi lebih tinggi dibandingkan warna yang gelap (McConnohie dalam Huchendorf, 2007).

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada paragraf-pararaf sebelumnya, terdapat pengaruh kebisingan, warna, dan dimensi kepribadian terhadap ingatan. Dalam rancangan eksperimen ini, akan dilihat apakah individu yang memiliki dimensi kepribadian ekstrovert memiliki ingatan yang lebih baik dibandingkan individu dengan dimensi kepribadian introvert jika dihadapkan pada kebisingan dan warna.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh kebisingan terhadap ingatan jangka pendek?

2. Seberapa besar pengaruh dimensi kepribadian terhadap ingatan jangka pendek?

3. Seberapa besar pengaruh warna terhadap ingatan jangka pendek?

4. Seberapa besar pengaruh kebisingan terhadap ingatan jangka pendek ditinjau

(6)

dari dimensi kepribadian ekstrovert dan introvert?

5. Seberapa besar pengaruh warna terhadap ingatan jangka pendek ditinjau dari dimensi kepribadian ekstrovert dan introvert?

6. Seberapa besar pengaruh warna dan kebisingan terhadap ingatan jangka pendek?

7. Seberapa besar pengaruh kebisingan, dimensi kepribadian, dan warna terhadap ingatan jangka pendek?

IV. C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah melihat seberapa besar pengaruh kebisingan dan warna terhadap ingatan jangka pendek ditinjau dari dimensi kepribadian ekstrovert dan introvert.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi wahana perkembangan ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Eksperimen, Psikologi Lingkungan, dan Psikologi Kognitif. Selain itu, penelitian ini merupakan penelitian pertama yang menyangkut masalah Ergonomi, khususnya mengenai kebisingan di Fakultas Psikologi USU. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan adanya pengembangan dalam penelitian di bidang Ergonomi khusunya di Fakultas Psikologi USU.

(7)

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat :

a. Memberikan informasi bahwa kebisingan dapat mempengaruhi performansi tugas mahasiswa kepada akademisi, praktisi, maupun masyarakat umum.

b. Memberikan informasi tambahan kepada mahasiswa, akademisi, praktisi, maupun masyarakat umum bahwa pemberian warna pada tampilan slide presentasi dapat mempengaruhi ingatan, sehingga dapat digunakan strategi yang tepat untuk memberdayakan ingatan.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang disusun dalam penelitian ini adalah : Bab I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini memuat tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah.

Bab III : Metode Penelitian

Pada bab ini dijelaskan mengenai rumusan pertanyaan penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan metode pengambilan sampel, instrumen penelitian.

(8)

Bab IV : Analisa dan Interpretasi Data Penelitian

Bab ini memuat tentang pengolahan data penelitian, gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian dan juga membahas data-data penelitian dari teori yang relevan.

Bab V : Kesimpulan, Diskusi, dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, hasil penelitian, serta saran-saran yang diperlukan, baik untuk penyempurnaan penelitian ataupun untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 3.22 Kurva log yang menunjukkan flooding surface dengan bidang tegas, terjadi perubahan nilai yang mendadak pada log densitas.

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa pada kuadran I memiliki tingkat kepuasan yang dirasakan rendah sementara tingkat harapan yang diinginkan tinggi terdapat pada atribut

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan terhadap kepuasan kerja karyawan di BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang

Saran dari penelitian ini adalah : (1) Perusahaan yaitu pihak KFC cabang Multimart Manado perlu terus meningkatkan manajemen atau tata kelola dari rantai pasokan perusahaan

Umum :Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat memahami definisi dan fungsi pajak, sistem pemungutan pajak, jenis dan tarif pajak.. Khusus : Setelah

Pandangan nasionalisme mengenai cinta terhadap tanah air memiliki perspektif bahwa negara itu adalah jiwa dan kehormatan yang harus selalu dijaga bagi penduduk

pengurus komite tidak pernah dilaksanakan.. Analisis kesenjangan antara standar dengan peran majelis sekolah dalam. memberi rekomendasi

Pemberian informasi obat di apotek, baik dalam pelayanan resep maupun pelayanan swamedikasi adalah hal yang sangat penting untuk memastikan pasien menggunakan obat