• Tidak ada hasil yang ditemukan

Trihastuti Agustinah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Trihastuti Agustinah"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - FTI

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Trihastuti Agustinah

(2)

2. Teori 3. Contoh

4. Simpulan

5. Latihan

1. Objektif

(3)

Mahasiswa mampu:

1) mendeskripsikan ruang hasilkali dalam beserta teorema yang menyertainya

2) menghitung vektor ortogonal dan ortonormal melalui proses Gram-Schmidt

Tujuan Pembelajaran

(4)

Ruang hasilkali dalam merupakan generalisasi dari konsep ruang hasilkali-

dalam Euclidean. Selain berbeda dalam

notasi yang digunakan, konsep ini digunakan untuk mendapatkan basis ortonormal

melalui aplikasi proses Gram-Schmidt.

Pendahuluan

(5)

Hasikali-dalam (inner product)

Hasilkali-dalam Euclidean: u∙v

Notasi umum hasilkali-dalam: 〈u,v〉

Aksioma:

 〈u,v〉 = 〈v,u 〉 simetri

 〈u+v,w〉 =〈u,w〉 + 〈v,w〉 aditif

 〈ku,v〉 = k〈u,v〉 homogenitas

 〈v,v〉 ≥ 0 definit positif

〈v,v〉 = 0 iff v = 0

Contoh 1

(6)

Norma dan jarak

Definisi norm atau panjang Euclidean untuk vektor u=(u

1

, u

2

,∙∙∙, u

n

):

Definisi jarak (distance) antara titik u=(u

1

, u

2

,∙∙∙, u

n

) dan v=(v

1

, v

2

,∙∙∙, v

n

):

2 2

2 2

1 2

, 〉1 = u + u + + un

= u u

u

2 2

2 2

2 1

1 ) ( ) ( )

( )

,

( u v u v un vn

d u v = uv = − + − ++ −

Contoh 2

(7)

Hasilkali-dalam dibangkitkan oleh matriks

Vektor u=[u

1

u

2

∙∙∙ u

n

]

T

dan v=[v

1

v

2

∙∙∙ v

n

]

T (ekspresi dalam matriks n×1)

Matriks A dapat dibalik:

karena u·v = v

T

u, maka

〈u,v〉 = (Av)

T

Au 〈u,v〉 = v

TATAu

〈u,v〉 = Au · Av

= ?

(8)

Hasilkali-dalam berbobot

Hasilkali-dalam: dibangkitkan oleh matriks identitas n×n 〈u,v〉 = Iu·Iv = u·v

=

2 1 2

1 0 2

0 3 2

0

0 ] 3

[

, u

v u v v

u

=

2 0

0 A 3

=

2 1 2

1 0 2

0 ] 3

[ u

v u v

 Hasilkali-dalam berbobot:

Bukti.

2 2 1

1 2

3u v + u v

=

dibangkitkan oleh matriks:

〈u,v〉 = 3u1v1 + 2u2v2

(9)

Hasilkali-dalam berbobot

Secara umum, hasilkali-dalam Euclidean berbobot 〈u,v〉 = w

1u1v1

+ w

2u2v2

+ ∙∙∙ + w

nunvn

=

wn

w w

A

0 0

0

0 0

0

0 0

0

2 1

merupakan hasilkali-dalam pada R

n yang dibangkitkan

oleh matriks

(10)

Sifat-sifat hasilkali-dalam

Jika u, v, dan w adalah vektor di ruang hasilkali-dalam, dan skalar k

 〈u,v+w〉 = 〈u,v〉+ 〈u, w〉

 〈0, v〉 = 〈v, 0〉 = 0

 〈u – v,w〉 = 〈u,w〉 – 〈v, w〉

 〈u,kv〉 = k〈u,v〉

 〈u, v– w〉 = 〈u,v〉 – 〈u, w〉

(11)

〈 v u , 2

〈u,v〉 = 0

Ortogonalitas

Dua vektor u dan v adalah ortogonal iff

Teorema Phytagoras:

Bukti.

〉 +

+

=

+ v

2

( u v ), ( u v ) u

2

2

v

u +

=

〈u,v〉 = 0

2 2

2

u v

v

u + = +

v

2

+ +

= u

2

(12)

Ortogonal dan Ortonormal

Himpunan vektor ortogonal:

– himpunan vektor-vektor dalam ruang hasilkali-dalam – semua pasangan dari vektor berlainan dalam himpunan

tersebut adalah ortogonal

Ortonormal:

– himpunan vektor ortogonal

– tiap vektor dalam himpunan tersebut memiliki norma 1

(13)

Normalisasi

Normalisasi:

proses perkalian vektor tak-nol dengan kebalikan dari panjang vektor tersebut

1 1 1

1 = = v =

v v v v

v

Vektor dengan norma 1:

v v 1

Bukti.

Contoh 3

(14)

Koordinat relatif terhadap basis ortonormal

Jika S = {v1, v2, ∙∙∙, vn} adalah basis ortonormal untuk ruang hasilkali-dalam V, dan u adalah sebarang vektor dalam V, maka

Vektor koordinat u relatif terhadap S

koordinat relatif terhadap S

u = 〈u,v1〉v1 + 〈u,v2〉v2 + ∙∙∙ + 〈u,vn〉vn

(u)S = (〈u,v1〉, 〈u,v2〉, ∙∙∙ , 〈u,vn〉)

〈u,v2

〈u,v1〉 〈u,vn

(15)

Koordinat relatif terhadap basis ortogonal

S = {v1,v2,∙∙∙,vn}: basis ortogonal untuk ruang vektor V

Vektor u sebagai kombinasi linear dari vektor basis ortogonal

=

n

S n

v v v

v v

v , , ,

2 2 1

1

n n n

n

v v v

u v v

v v

u v v

v v

u v

u , , ,

2 2 2

2 1

1 1

1 + + +

=

n n

n v v

v v u

v v v u

v v u u

2 2 2

2 1 2

2 1

1 , ,

, + + +

=

Normalisasi dari tiap vektor dalam S

basis ortonormal

Contoh 4

(16)

Teorema proyeksi Rumus proyeksi

u u

u = +

W projW

proj

karena

u u

W

u

W

proj proj

= −

maka

) proj

(

proj u u u

u = W + − W

W w2

w1 u

0

u = w1 + w2

W

u – projWu

0

u

projWu

(17)

Teorema proyeksi

Misal W merupakan subruang dimensi terbatas dari ruang hasilkali dalam V

r r Wu = 〈u, vv +〈u,vv + + 〈u, vv

proj 1 1 2 2

1) Jika S = {v1, v2, ∙∙∙, vr} adalah basis ortonormal untuk W, dan u adalah sebarang vektor dalam V, maka

2) Jika S = {v1, v2, ∙∙∙, vr} adalah basis ortogonal untuk W, dan u adalah sebarang vektor dalam V, maka

r r

r

W v

v v v u

v v v u

v v

u u 2 2 2

2 2 2 1

1

1 , ,

proj , 〈 〉

+

〉 + + 〈

= 〈 

(18)

Proses Gram-Schmidt

Langkah 1: set v

1

= u

1

Proses

ortogonalisasi

:

step-by-step

Langkah 2: dapatkan vektor v

2

ortogonal terhadap v

1

hitung komponen u

2

ortogonal pada W

1

1 2 1

1 2

2 2

2 2

proj ,

1 v

v v u u

u u

v 〈 〉

=

= W

W1

u2

v1 v2

projW

1u2

(19)

Proses Gram-Schmidt

Langkah 3: Bentuk vektor v

3

ortogonal terhadap v

1

dan v

2

2 2 2

2 1 3

2 1

1 3 3

3 3

3

, proj ,

2 v

v v v u

v v u u

u u

v = − W = − 〈 〉 − 〈 〉

Langkah ke-n: …

W2

projW

2u3 u3

v1

v2 v3

Contoh 5

(20)

Dekomposisi QR

Matriks A adalah matriks (m×n) dengan vektor kolom

Faktor dari A: A

=QR dengan

– Q adalah matriks m×n dengan vektor kolom ortonormal – R adalah matriks segitiga atas n×n dapat dibalik

bebas linear

=

3 3

2 3 2

2

1 3 1

2 1

1

, 0

0

, ,

0

, ,

,

q u

q u q

u

q u q

u q

u R

???

Contoh 6

(21)

Contoh 1

Misalkan u =(u1,u2 ) dan v = (v1,v2). Tunjukkan bahwa hasilkali-dalam Euclidean berbobot:

〈u,v〉 = 3u1v1 + 2u2v2

memenuhi aksioma hasilkali-dalam.

(22)

Contoh 1

Jawab:

• 〈u,v〉 = 〈v,u〉

• Jika w = (w1,w2), maka

〈u+v,w〉 = 3(u1 + v1) w1+ 2(u2+v2) w2

= (3u1w1+2u2 w2)+(3v1w1+2 v2w2) = 〈u,w〉 +〈v,w〉

• 〈ku,v〉 = 3(ku1)v1 + 2(ku2)v2

= k(3u1v1 + 2u2v2) = k〈u,v〉

• 〈v,v〉 = 3v1v1+ 2v2v2 = 3v12+ 2v22 ≥ 0

〈v,v〉 = 0 iff v1=0 , v2=0 v = (v1,v2) = 0

(23)

Contoh 2

Vektor u =(1,0) dan v = (0,1) di R2, dapatkan norma dan jarak

Hasilkali-dalam berbobot: 〈u,v〉 = 3u1v1 + 2u2v2 u = u, u1 2 = [3(1)(1) + 2(0)(0)]1 2 = 3

2

) 1

1 , 1 ( ), 1 , 1 ( )

,

(u v = uv = 〈 − − 〉 d

5 )]

1 )(

1 ( 2 )

1 )(

1 ( 3

[ + − − 1 2 =

=

1 0

12 + 2 =

= u

2 )

1 ( 1

) 1 , 1 ( )

,

(u v = u v = = 2 + 2 = d

(24)

Contoh 3

Dapatkan basis ortonormal untuk vektor-vektor u1 = (0,1,0), u2 = (1,0,1) dan u3 = (1,0,-1).

1 =1

u u2 = 2 u3 = 2

) 0 , 1 , 0 (

1 1 = 1 =

u

v u

=

= 2

, 1 0 2 , 1

2 2 2

u

v u

=

= 2

, 1 0 2 , 1

3 3 3

u v u

Himpunan S={v1,v2,v3} adalah ortonormal, karena

0 ,

,

, 2 1 3 2 3

1 = = =

v v v v v v

3 1

2

1 = v = v =

v

Jawaban contoh 3

(25)

Contoh 4

Vektor v1= (0,1,0), v2= (-4/5,0,3/5), v3= (3/5,0,4/5). Buktikan S={v1, v2, v3} merupakan basis ortonormal untuk R3.

• Ekspresikan vektor u = (1, 1, 1) sebagai kombinasi linear dari vektor-vektor dalam S

• Dapatkan vektor koordinat (u)S

(26)

Contoh 4

• Hasilkali-dalam u dan vi:

〈u,v1=1; 〈u,v2=-1/5; 〈u,v3=7/5

• Vektor u sebagai kombinasi linear u = v1 – (1/5)v2 + (7/5) v3

(1, 1, 1) = (0,1,0) – 1/5(-4/5, 0, 3/5) + 7/5 (3/5, 0, 4/5)

• Vektor koordinat u relatif terhadap S:

(u)S = (〈u,v1〉, 〈u,v2〉, 〈u,v3〉) = (1, -1/5, 7/5)

• Basis ortonormal: vektor ortogonal dengan norma 1

(27)

Contoh 5

Gunakan proses Gram-Schmidt untuk mentransformasi vektor basis u1 = (1,1,1), u2 = (0, 1,1), u3 = (0,0,1) ke dalam basis ortogonal {v1, v2, v3}; kemudian dapatkan basis

ortonormal {q1, q2, q3};

(28)

Contoh 5

Langkah 1:

2 1 1

1 2 2

2 2

2

proj ,

1 v

v v u u

u u

v = W =

−

=

= 3

, 1 3 , 1 3 ) 2

1 , 1 , 1 3 ( ) 2 1 , 1 , 0 (

Langkah 2:

v1 = u1 = (1,1,1)

2 2 2

2 1 3

2 1

1 3 3

3 3

3

, proj ,

2 v

v v v u

v v u u

u u

v = W =

−

= 3

, 1 3 , 1 3 2 3

2 3 ) 1

1 , 1 , 1 3( ) 1 1 , 0 , 0

(

 −

= 2

, 1 2 , 1 0

Langkah 3:

) 1 , 1 , 1

1 = (

v

−

= 3

, 1 3 , 1 3 2

v2

 −

= 2

, 1 2 , 1

3 0

Basis ortogonal: v

(29)

Contoh 5

Norma dari v1, v2 dan v3:

Basis ortonormal:

1 = 3

v 3

6

2 =

v 2

1

3 = v

=

= 3

, 1 3 , 1 3 1

1 1 1

v q v

−

=

= 6

, 1 6 , 1 6 2

2 2 2

v q v

 −

=

= 2

, 1 2 , 1

0

3 3 3

v q v

) 1 , 1 , 1

1 = (

v

−

= 3

, 1 3 , 1 3 2

v2

 −

= 2

, 1 2 , 1

3 0

Basis ortogonal: v

(30)

Contoh 6

Dapatkan dekomposisi QR untuk matriks berikut:

 

 

=

1 1

1

0 1

1

0 0

1

A

(31)

Contoh 6

Vektor kolom dari matriks A:





= 1 1 1 u1





= 1 1 0 u2





= 1 0 0 u3

Basis ortonormal diperoleh dari proses Gram-Schmidt pada contoh 4:





=

3 1

3 1

3 1

q1





−

=

6 1

6 1

6 2

q2





=

2 1

2 1

0 q3

(32)

Contoh 6 Matriks R

Dekomposisi QR

=

=

2 1

0 0

6 1

6 2

0

3 1

3 2

3 3

, 0

0

, ,

0

, ,

,

3 3

2 3 2

2

1 3 1

2 1

1

q u

q u q

u

q u q

u q

u R

R A Q

=

2 1

0 0

6 1

6 2

0

3 1

3 2

3 3

2 1

6 1

3 1

2 1

6 1

3 1

0 6

2 3

1

1 1 1

0 1 1

0 0 1

(33)

 Ruang hasilkali dalam merupakan perluasan konsep dari ruang hasilkali-dalam Euclidean

Ruang hasilkali dalam

 Ortonormal dibentuk dari himpunan vektor ortogonal dengan tiap vektor dalam himpunan tersebut memiliki norma 1

 Proses Gram-Schmidt digunakan untuk

mendapatkan basis ortogonal dari sebarang basis

untuk ruang hasilkali dalam dimensi terbatas

(34)

1) Dapatkan basis ortonormal dari {u1, u2,u3} dengan

menggunakan proses Gram-Schmidt untuk u1 = (1, 1, 1), u2 = (-1, 1, 0) dan u3 = (1, 2,1).

Soal Latihan

2) Misalkan 〈u,v〉 merupakan hasilkali-dalam Euclidean pada R2, dan misal vektor u=(3,-2), v=(4,5), w=(-1,6).

a) Dapatkan 〈u+v,w〉.

b) Bila hasilkali-dalam diubah menjadi hasilkali-dalam berbobot 〈u,v〉 = 4u1v1+5u2v2, dapatkan 〈u+v,w〉.

.

(35)

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah himpunan vektor pada ruang hasil kali dalam dinamakan himpunan ortogonal jika semua pasangan vektor-vektor yang berada dalam himpunan tersebut ortogonal.. Sebuah

jika semua pasangan vektor yang berbeda dalam himpunan tersebut adalah ortogonal (saling tegak lurus). Himpunan ortonormal  himpunan ortogonal yang setiap vektornya

Suatu himpunan vektor dikatakan bergantung linear secara tropical jika dapat dibuat kombinasi linear dari vektor-vektor pada himpunan tersebut sedemikian sehingga nilai

Sekarang kita akan membicarakan suatu fungsi yang daerah asalnya adalah himpunan bagian dari bilangan riil dan daerah hasilnya adalah himpunan vektor. Fungsi bernilai vektor

Kegiatan mengulang kembali pelajaran di rumah itu merupakan langkah awal siswa untuk menguasai materi yang kemungkinan akan keluar pada ujian UAS, menguasai cara

a) Kepala LSPro membentuk tim untuk mempelajari dan menginvestigasi banding yang disampaikan oleh klien atau pihak-pihak lainnya. b) Kepala LSPro memberi otorisasi kepada

BOSDA DIKMEN adalah program bantuan untuk operasional sekolah yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta kepada satuan pendidikan formal

Hingga saat ini diagnosis malaria gold standard dilakukan dengan cara konvensional yaitu dengan membuat sediaan darah tebal dan tipis yang dipulas dengan pewarnaan Giemsa