LOGO
PowerPoint Template
www.themegallery.comPRESENTASI TUGAS AKHIR
SIMULASI NUMERIK (CFD) ALIRAN DUA FASE GAS-SOLID
(UDARA-SERBUK BATUBARA) PADA COAL PIPING DI PT. PETROKIMIA GERSIK
Oleh:
Zulfa Hamdani NRP : 2109106008
Dosen Pembimbing:
LOGO
KEBB PT. PETROKIMIA GRESIK
Boiler Working Parameter KEBB PT. Petrokimia Gresik • Jenis Boiler
Tangentially fired pulverized-coal.
• Boiler ini pengapiannya menggunakan serbuk batubara.
• Rate Kapasitas Steam boiler: 150 T/H • Rate Tekanan Steam:
9.8 Mpa
• Rate Temperatur Steam: 540°C
LOGO
LATAR BELAKANG
Furnace
Tangentially fired pulverized-coal boiler
Coal Storage
LOGO
LATAR BELAKANG
Primary air
LOGO
Digunakan perangkat lunak CFD
Fluent memvisualisasikan
maupun diperoleh besar dan arah
kecepatan swirl pada furnace dan
pola aliran pada coal pipe
PERUMUSAN MASALAH
Fenomena terbentuknya
swirl
pada
center line boiler furnace,
sangat sulit diamati secara visual
maupun diukur besarnya
LOGO
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum:
Menganalisis pola aliran yang terjadi didalam ruang
bakar pada aliran gas-solid (udara-serbuk batubara) dari
coal pipe hingga furnace menggunakan tangentially fired
pulverized-coal boiler.
Tujuan Khusus:
1. Mengetahui Minimum velocity transport dan Pressure drop
dari ukuran batubara yang digunakan.
2. Pola aliran Udara-serbuk batubara pada furnace terbentuk
swirl di center line furnace.
LOGO
Pola Aliran Multifasa (Gas-Solid)
Dilute Phase:
Dense Phase:
LOGO
BATASAN MASALAH
1.
Udara diasumsikan bersifat incompressible dan tetap
sifat-sifatnya .
2.
Tidak ada reaksi kimia yang terjadi antara serbuk
batubara dan udara.
3.
Gaya electrostatic antar partikel batu bara diabaikan.
4.
Partikel berbentuk bulat dan homogen.
5.
Sistem dalam keadaan adiabatik.
6.
Batu bara dalam keadaan kering.
7.
Simulasi numerik menggunakan software FLUENT
LOGO
PENELITIAN TERDAHULU
Studi aplikasi CFD untuk aliran dua fase gas padat oleh Cui (2005)
LOGO
Boundary layer mesh:
Jie cui menggunakan CFD
simulation dengan typical mesh size sekitar 300.000 mesh cell
Menggunakan Standard k–ε turbulence model
Studi aplikasi CFD untuk aliran dua fase gas padat oleh Cui (2005)
LOGO
PENELITIAN TERDAHULU
Studi aplikasi CFD untuk aliran dua fase gas padat oleh Cui (2005)
Hasil Post processing:
LOGO
PENELITIAN TERDAHULU
Studi aplikasi CFD untuk aliran dua fase gas padat oleh Cui (2005)
Hasil Post processing:
close-up view: contours of volume fraction of coal close-up view: contours of
LOGO
PENELITIAN TERDAHULU
Study karakteristik aliran dua fase gas padat pada pipa
juga dilakukan oleh Wang (1997)
• Material : Serbuk kaca
• Density : 2500 kg/m³
Membandingkan karakteristik antara serbuk kaca dengan
LOGO
PENELITIAN TERDAHULU
Hasil penelitiannya:
Study karakteristik aliran dua fase gas padat pada pipa juga dilakukan oleh
LOGO
PENELITIAN TERDAHULU
Study karakteristik aliran dua fase gas padat pada pipa juga dilakukan oleh
Wang (1997)
LOGO
PENELITIAN TERDAHULU
Study karakteristik aliran dua fase gas padat pada pipa juga dilakukan oleh Khasani dkk (2007)
Pada penelitiannya serbuk batubara disaring menggunakan ayakan dengan nomer mesh 20, 25, 35, 40 dan 50 dan massa jenis batubara adalah 1179 kg/m3.
Parameter Nilai
Ug(m/s) 3.23-8.06
Gs (kg/m2s) 0.56-22.03
LOGO
PENELITIAN TERDAHULU
Study karakteristik aliran dua fase gas padat pada pipa juga dilakukan oleh Khasani dkk (2007)
LOGO
PENELITIAN TERDAHULU
Study karakteristik aliran dua fase gas padat pada pipa juga dilakukan oleh Khasani dkk (2007)
LOGO
METODE PENELITIAN
Preprocessing
Solving atau processing
Postprocessing
• Simulasi numerik
LOGO
METODE PENELITIAN
DOMAIN PEMODELAN: Elevasi ke-1 (12m)
LOGO
METODE PENELITIAN
Meshing 3D coal pipe
LOGO
METODE PENELITIAN
Parameter Pemodelan
• Data dari KEBB PT. Petrokimia Gresik:
Air:
-Temperatur outlet coal mill = 56 °C
-Density (ρair) = 1.062 kg/m3 Coal
-Jenis batubara = Brown coal (lignite)
-Density (ρcoal) = 801 kg/m3
-Diameter partikel batubara = 270 mesh (50μm) Variasi penelitian:
LOGO
METODE PENELITIAN
Data actual properties
• Data dari CCR KEBB PT. Petrokimia Gresik:
Capacity : - Hot air flow = 27269,36 m3/h
- cool air flow = 32916,50 m3/h
- coal = 12.48 m3/h
Mix Capacity = 16,718 m3/s
= 4.2 m3/s (per pipe)
LOGO
METODE PENELITIAN
Processing
Parameter Identifikasi
1 Solver Pressure based/Segregeated Implicit
2 Model Multiphase Eulerian
3 Viscous model K-ε Realizable
4 Phase Konfigurasi Phase 1 air
Phase 2 coal
5 Boundary Condition
Suction Velocity inlet Discharge 1 Outflow Discharge 2 Symmetry
Dinding
Coal Pipe Wall
Dinding
Boiler Wall
6 Pressure Velocity Coupling Phase Coupled SIMPLE
LOGO
METODE PENELITIAN
Postprocessing DATA KUALITATIF Vektor Kecepatan Kontur Kecepatan PathlinesParticle Residence Time Volume Fraction
DATA KUANTITATIF
LOGO
ANALISA HASIL
Perhitungan Minimum Transport Velocity No. Diemeter Partikel Coal
(Mesh)
Diameter Partikel Coal (μm) Minimum Transport Velocity (m/s) 1. 270 50 19 2. 170 90 20 3. 70 200 22
LOGO
ANALISA HASIL
Post-processing (dp=50μm)
Visualisasi Vektor Kecepatan
Velocity Vector of Coal Swirl
Pada Y+4.960
LOGO
ANALISA HASIL
Distribusi Kecepatan Pada Furnace
Swirl
Pada Y+4.960
dari centerpoint
LOGO
ANALISA HASIL
LOGO
ANALISA HASIL
Data kuantitatif Distribusi Kecepatan didalam Furnace
Center line furnace
pada Z-12,4m
Dinding furnace
LOGO
ANALISA HASIL
LOGO
ANALISA HASIL
Visualisasi Fraksi Volume Coal pada Penampang Pipa
Z-5
Analisa dilakukan pada
LOGO
ANALISA HASIL
Visualisasi Pathlines
Particel Residen Time
LOGO
Pengaruh Variasi Diameter Partikel Batubara
LOGO
Pengaruh Variasi Diameter Partikel Batubara
LOGO
Pengaruh Variasi Diameter Partikel Batubara
LOGO
Kesimpulan
1. Semakin besar ukuran diameter partikel solid (batubara) yang digunakan maka minimum transport velocity yang dibutuhkan akan semakin besar hal yang sama juga terjadi pada pressure drop.
2. Visualisasi aliran yang ditunjukkan dengan vektor dan kontur kecepatan serta pathlines menghasilkan terbentuknya aliran udara-serbuk batubara swirl pada pusat furnace.
3. Visualisasi aliran yang ditunjukkan dengan kontur kecepatan menghasilkan semakin besar diameter partikel batubara yang digunakan maka radius swirl yang terbentuk pada furnace akan semakin besar.
LOGO
Saran
1. Untuk perbandingan yang lebih akurat dengan hasil kondisi aktualnya, sebaiknya pemodelan dilakukan dengan properties fluida yang sama dengan properties fluida pada kondisi aktualnya.
2. Penggunaan ukuran diameter partikel batubara yang semakin besar akan membuat iterasi sulit konvergen. Untuk ukuran diameter partikel batubara yang besar diperlukan mesh yang lebih renggang.