• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan prestasi kerja praktek industri, prestasi mata pelajaran kewirausahaan, dan status sosial ekonomi orangtua dengan minat peserta didik berwirausaha : studi kasus SMK Negeri 1 Bantul.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan prestasi kerja praktek industri, prestasi mata pelajaran kewirausahaan, dan status sosial ekonomi orangtua dengan minat peserta didik berwirausaha : studi kasus SMK Negeri 1 Bantul."

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PRESTASI PRAKTEK INDUSTRI, PRESTASI

MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN, DAN STATUS

SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MINAT

PESERTA DIDIK BERWIRAUSAHA

Studi Kasus : SMK Negeri 1 Bantul

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

Ditya Surya Kurniawan

NIM : 061324005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

HUBUNGAN PRESTASI PRAKTEK INDUSTRI, PRESTASI

MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN, DAN STATUS

SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MINAT

PESERTA DIDIK BERWIRAUSAHA

Studi Kasus : SMK Negeri 1 Bantul

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

Ditya Surya Kurniawan

NIM : 061324005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

(6)

v Motto

“Sebaik – baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain”

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN PRESTASI PRAKTEK INDUSTRI, PRESTASI MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI

ORANG TUA DENGAN MINAT PESERTA DIDIK BERWIRAUSAHA Studi Kasus Pada SMK Negeri 1 Bantul

Oleh:

Ditya Surya Kurniawan NIM. 06 1324 005

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan prestasi praktek industri, prestasi mata pelajaran kewirausahaan, dan status sosial ekonomi orang tua dengan minat peserta didik berwirausaha SMK Negeri 1 Bantul kelas XII Program Kehlian Bisnis dan manajemen.

Penelitian ini dilakukan pada Program Keahlian Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri 1 Bantul kelas XII tahun ajaran 2012/2013 dengan populasi 478 peserta didik dan sampel 160 peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas dan uji reliabilitas. Analisis data secara statistik deskriptif dan korelasi product moment.

(10)

ix

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN ACHIEVEMENT OF INDUSTRIAL PRACTICE, ACHIEVEMENT OF ENTERPRENEURSHIP LESSON, PARENTAL SOCIAL ECONOMIC STATUS AND THE INTEREST OF

PARTICIPANTS OF ENTERPRENEURSHIP LESSON A Case Study on SMK Negeri 1 Bantul

By:

Ditya Surya Kurniawan NIM. 06 1324 005

The objective of this research is to discover the relationship between industrial practice achievement, enterpreneurship lesson achievement, parental social economic status and interest of participants of enterpreneurship lesson on twelfth class of the Study Programme of Business Expertise and Management of SMK Negeri 1 Bantul.

This research was done on the twelfth class of the Study Programme of Business Expertise and Management of SMK Negeri 1 Bantul, 2012/2013 academic year, based on 478 population of students and 160 samples. The data collection method was questionnaire which its validity and realibility were already tested. The data analysis were descriptive statistical technique and product moment correlation.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Prestasi Praktek Industri, Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan, Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Minat Peserta Didik Berwirausaha”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan, dukungan, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak, Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah membimbing saya dengan penuh kesabaran dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dengan sangat sabar dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Y.M.V. Mudayen, S. Pd., M. Sc. yang telah membimbing

penulis selama ini dalam perkuliahan.

(12)
(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Definisi Operasional ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kewirausahaan ... 9

B. Minat ... 24

C. Status Sosial Ekonomi ... 29

D. Prestasi Belajar ... 35

E. Kelompok Mata Pelajaran ... 36

(14)

xiii

G. Kerangka Berpikir ... 39

H. Hipotesis Penelitian ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 42

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 44

D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel ... 44

E. Variabel Penelitian dan Deskripsi Operasional ... 47

F. Data yang dicari ... 48

G. Teknik Pengumpulan Data ... 48

H. Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah SMK N 1 Bantul ... 58

B. Visi dan Misi SMK N 1 Bantul ... 58

C. Organisasi SMK N 1 Bantul ... 59

D. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMK N 1 Bantul ... 60

E. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 61

F. Siswa SMK N 1 Bantul ... 62

G. Guru dan Karyawan SMK N 1 Bantul ... 62

H. Profil Prestasi Siswa... 66

I. Deskripsi Operasional ... 68

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 69

B. Hasil Uji Normalitas ... 73

C. Hasil Uji Korelasi ... 74

(15)

xiv

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 80 B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Minat Berwirausaha ... 49

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Status Sosial Ekonomi ... 49

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner ... 52

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 54

Tabel 4.1 Jumlah Peserta Didik SMK Negeri 1 Bantul tahun 2012 ... 62

Tabel 4.2 Daftar Guru dan Karyawan SMK Negeri 1 Bantul ... 62

Tabel 5.1 Hasil Statistik Deskriptif ... 69

Tabel 5.2 Prestasi Praktek Industri ... 70

Tabel 5.3 Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan ... 70

Tabel 5.4 Status Sosial Ekonomi ... 71

Tabel 5.5 Minat Berwirausaha ... 72

Tabel 5.6 Hasil Uji Normalitas ... 73

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Antar Variabel X dengan Y ... 41

Gambar 4.1 Struktur organisasi SMK Negeri 1 Bantul ... 59

Gambar 4.2 Lingkungan SMK Negeri 1 Bantul ... 60

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia, ada tiga jalur pendidikan yang dikenal dalam sistem pendidikan di Indonesia, yaitu jalur formal, jalur informal, dan jalur non formal. Sekolah seperti SD, SMP, SMA/SMK merupakan pendidikan yang digolongkan dalam pendidikan jalur formal. . Sekolah dikatakan sebagi pendidikan formal karena di sekolah terlaksana serangkaian kegiatan belajar yang terencana dan terorganisir termasuk kegiatan belajar dan mengajar. Dengan belajar anak memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai yang mengantarnya ke tahap kedewasaan (Winkel, 2004:28).

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan mendidik anak agar mengerti, menghayati peran sosial dan ilmiah, mengembangkan cara berfikir ilmiah dalam memahami lingkungan fisik, sosial, serta memecahkan masalah yang dihadapi. Di sekolah siswa mengalami proses belajar mengajar. Siswa diperkenalkan dengan berbagai macam ilmu pengetahuan juga mengalami kehidupan sosial bersama dengan teman dan guru. Tujuan utama dari proses belajar ini agar siswa bisa tumbuh menjadi manusia sosial dan yang menguasai ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang diberikan pada siswa disajikan dalam bentuk berbagai macam pelajaran.

(19)

untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta mengembangkan keahlian dan keterampilan, mereka harus memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan mengembangkan diri. Struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK berisi mata pelajaran wajib, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri.

Mata pelajaran wajib terdiri atas Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, dan Keterampilan/Kejuruan. Mata pelajaran ini bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja.

Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

(20)

lokal ditentukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan program keahlian yang diselenggarakan.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier peserta didik. Pengembangan diri bagi peserta didik SMK terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier.

Struktur kurikulum SMK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII. Struktur kurikulum SMK disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.

(21)

kreatifitas agar siswa mempunyai kualitas pendidikan yang tinggi dan mempunyai daya saing. Untuk melahirkan jiwa-jiwa yang berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi, maka tugas sekolah menyediakan fasilitas-fasilitas yang menunjang proses belajar bagi siswa-siswanya.

Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan bagian dari program SMK dimana peserta didik melakukan praktek kerja (magang) di perusahaan atau industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK. Peserta didik SMK menjalani magang di industri hanya beberapa bulan selama mereka menjalani sistem pendidikan tiga tahun atau empat tahun di SMK. Melalui program praktik kerja industri merupakan suatu langkah nyata (substansial) untuk membuat sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan lebih relevan dengan dunia kerja dalam rangka menghasilkan tamatan yang bermutu. Praktik dasar kejuruan dapat dilaksanakan di industri apabila industri pasangan memiliki fasilitas pelatihan memadai. Namun apabila industri pasangan tidak memiliki fasilitas pelatihan maka kegiatan praktik dasar kejuruan sepenuhnya dilaksanakan di sekolah. Praktik keahlian produktif dilaksanakan di industri dalam bentuk praktik kerja industri (on the job training) berbentuk kegiatan mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa di industri atau perusahaan.

(22)

yang berbeda-beda maka akan berbeda pula pengaruhnya terhadap minat berwirausaha pada anak. Anak yang mempunyai minat berwirausaha yang tinggi dan mendapat dukungan spiritual maupun material dari orang tuanya akan dapat meraih sukses. Dukungan spiritual contohnya cara orang tua memotivasi, perhatian, dan pengertian sedangkan dukungan material adalah modal.

Dunia usaha atau pun dunia industri membutuhkan manusia yang berkemampuan professional di bidangnya masing-masing dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini akan menimbulkan persaingan ketat terhadap dunia kerja. Salah satu upaya untuk menghadapi industrialisasi adalah dengan berwirausaha. Ditinjau dari segi kemandirian berwirausaha akan memberikan peluang untuk diri sendiri dalam mencapai kesuksesan. Dari segi sosial akan memberikan peluang kerja bagi orang lain, lingkungan, dan masyarakat.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dalam penelitian ini penulis akan mengangkat topik Hubungan Prestasi Praktek Industri, Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan, dan Status Sosial Ekonomi Dengan Minat Peserta Didik Berwirausaha. Studi kasus pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bantul.

B. Rumusan Masalah

(23)

1. Apakah ada hubungan prestasi praktek Industri dengan minat peserta didik berwirausaha?

2. Apakah ada hubungan prestasi mata pelajaran Kewirausahaan dengan minat peserta didik berwirausaha?

3. Apakah ada hubungan status sosial ekonomi orang tua peserta didik dengan minat peserta didik berwirausaha?

C. Batasan Masalah

Pada penelitian ini dibatasi hanya pada sebagian aspek saja, terutama yang berkaitan dengan prestasi Praktek Industri peserta didik, prestasi pelajaran Kewirausahaan peserta didik, dan status sosial ekonomi peserta didik di SMK N 1 Bantul. Deskripsi tentang prestasi Praktek Industri didasarkan pada siswa yang telah mengalami secara langsung proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan.

D. Definisi Operasional

1. Prestasi Praktek Industri

(24)

2. Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan

Prestasi belajar kewirausahaan adalah bukti keberhasilan peserta didik dalam penguasaan terhadap standar kompetensi mata pelajaran kewirausahaan melalui tahap - tahap evaluasi belajar yang dinyatakan dengan nilai akhir peserta didik itu sendiri yang berupa angka. Untuk memperoleh data atau nilai tersebut, peneliti menggunakan dokumentasi yang didapat dari leger nilai peserta didik.

3. Status Sosial Ekonomi

Definisi status sosial ekonomi yaitu kedudukan atau posisi peserta didik sekaligus orang tua peserta didik dalam masyarakat berkaitan dengan kemampuan yang dipandang pada tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan tingkat pekerjaan. Untuk mampu mengidentifikasi kondisi status sosial ekonomi peserta didik, peneliti menggunakan kuesioner yang ditujukan pada peserta didik. Dari kuesioner tersebut maka akan diperoleh angka sebagai ukuran.

4. Minat Wirausaha

(25)

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Hubungan prestasi praktek Industri dengan minat peserta didik berwirausaha.

2. Hubungan prestasi mata pelajaran Kewirausahaan dengan minat peserta didik berwirausaha.

3. Hubungan status sosial ekonomi orang tua peserta didik dengan minat peserta didik berwirausaha.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan memberi masukan atau pertimbangan dalam pengembangan Praktek Industri di SMEA N 1 Bantul.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada guru untuk meningkatkan jiwa berwirausaha peserta didik.

3. Bagi Penulis

(26)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kewirausahaan

1. Pengertian Kewirausahaan

Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya

atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola,

mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya.

(27)

Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, masyarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya. Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan

between taker atau go between. Pada abad pertengahan istilah

entrepreneur digunakan untuk menggambarkan seseorang aktor yang memimpin proyek produksi. Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.

(28)

digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda.

Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”.

Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari

seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan

(29)

dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.

Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :

a) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).

b) Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).

c) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).

d) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).

e) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.

(30)

diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Berdasarkan keenam konsep di atas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.

Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah

mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan

(31)

Sejalan dengan pendapat di atas, Salim Siagian (1999) mendefinisikan: “Kewirausahaan adalah semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.”

2. Karakteristik Kewirausahaan

a) Motif Berprestasi Tinggi

(32)

diri (self-actualiazation needs). Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34)

1) Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.

2) Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.

3) Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi. 4) Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.

5) Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fiftyfifty). Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah.

b) Selalu Perspektif

(33)

dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada.

Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

c) Memiliki Kreativitas Tinggi

(34)

dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing). Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam

rangka memecahkan persolan-persolan dan peluang untuk

meningkatkan dan memperkaya kehidupan. Dari definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu :

1) Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada. 2) Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan

cara baru.

3) Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.

Menurut Zimmerer(1996:7), ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah nenciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing). Rahasia kewirausahaan adalah dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi tiap hari.

d) Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi

(35)

pertama, obstacle (hambatan); kedua, hardship (kesulitan); ketiga,

very rewarding life (imbalan atau hasil bagi kehidupan yang memukau). Setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam “intuisi” yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha. “Intuisi” ini berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif. Karena manusia merupakan satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan yang, antara lain, dianugerahi daya imajinasi kreatif, maka ia dapat menggunakannya untuk berpikir. Pikiran itu dapat diarahkan ke masa lalu, masa kini, dan masa depan.

e) Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan

Tanggung Jawab

(36)

penting sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya.

f) Mandiri atau Tidak Ketergantungan

Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan ide dan pikiranya terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain, seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru

dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada

disekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan

pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

g) Berani Menghadapi Risiko

Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah

(37)
(38)

tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil.

h) Selalu Mencari Peluang

Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha yang pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis serta wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat.

i) Memiliki Jiwa Kepemimpinan

(39)

jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang. Leadership Ability adalah kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power), seorang pemimpin harus memiliki taktik mediator dan negotiator daripada diktaktor. Semangat, perilaku dan kemampuan wirausaha tentunya bervariasi satu sama lain dan atas dasar itu wirausaha dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu: Wirausaha andal, Wirausaha tangguh, Wirausaha unggul. Wirausaha yang perilaku dan kemampuannya lebih menonjol dalam memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya menjadi output dan memasarkannya secara efisien lazim disebut Administrative Entrepreneur. Sebaliknya, wirausaha yang perilaku dan kemampuannya menonjol dalam kreativitas, inovasi serta mengantisipasi dan menghadapi resiko lazim disebut Innovative Entrepreneur.

j) Memiliki Kemampuan Manajerial

(40)

maupun kemampuan mengintergrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan usaha yang diperoleh.

k) Memiliki Kerampilan Personal

Wirausahawan Andal. Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri dan cara-cara sebagai berikut:

o Pertama, percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya.

o Kedua, mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan dan memanfaatkan peluang tersebut.

o Ketiga, mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih tepat dan effisien.

o Keempat, mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli.

o Kelima, menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana,

jujur, hemat, dan disiplin.

o Keenam, mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya.

(41)

lain (leadership/ managerialship) serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha dengan resiko yang moderat.

B. Minat

1. Pengertian minat

Menurut Carl Safran dalam Ketut Sukardi (1988:61) minat dapat didefinisikan sebagai suatu sikap atau perasaaan yang positif terhadap suatu aktivitas, orang, pengalaman, atau benda.

Menurut Cony semiawan dalam ketut Sukardi (1988:61) Minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya. Minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi khusus sesuai dengan keadaan tersebut. Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian minat:

1) Minat adalah perasaan tertarik atau berkaitan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Pada dasarnya minat merupakan penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari luar pribadi (Ketut Sukardi, 1988: 61-62).

(42)

Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian minat adalah keadaan seseorang yang dapat menimbulkan adanya keinginan yang akan memuaskan kebutuhan.

2. Macam-macam minat

Carl Safran dalam Ketut Sukardi (1988:64), minat dibagi menjadi tiga macam yaitu:

1) Minat yang diekspresikan

Yaitu seseorang yang dapat mengungkapkan minat dengan kata-kata tertentu. Contohnya: seseorang yang tertarik mengoleksi perangko, tertarik menciptakan model pesawat udara, dan mengumpulkan mata uang logam .

2) Minat yang diwujudkan

Yaitu seseorang dapat mengekspresikan minat bukan dengan kata-kata

tetapi melakukan tindakan atau perbuatan, serta ikut

melakukannya.Contohnya: berdagang 3) Minat yang diinventarisasikan

(43)

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Minat seseorang pada dasarnya mengalami perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan minat adalah (Winkel, 1983:31-33):

1) Faktor fisik

Kondisi fisik seseorang akan sangat berpengaruh terhadap minat. Orang yang memiliki fisik yang sehat tentu akan berbeda minatnya dibandingkan orang yang lemah dan tidak sehat. Faktor fisik merupakan pendukung utama dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh individu karena fisik yang sehat akan membantu seseorang bekerja lebih teliti dan cepat selesai. Contoh dalam berdagang orang yang fisiknya lemah akan lebih lama dalam melayani pembelinya sedangkan orang yang fisiknya sehat akan lebih cepat dalam memberikan pelayanan kepada pembelinya.

2) Faktor psikis

Faktor psikis yang mempengaruhi minat diantaranya adalah: a) Motif

(44)

b) Perhatian

Perhatian merupakan pemusatan konsentrasi dari seluruh aktivitas yang ditujukan kepada sesuatu atau sekelompok objek. Perhatian akan menimbulkan minat seseorang jika subjek mengalami keterlibatan dengan objek.

c) Perasaan

Perasaan adalah aktivitas psikis yang di dalamnya subjek mengalami nilai-nilai objek. Hubungan perasaan dalam mencapai minat adalah sebagai berikut: perasaan senang akan menimbulkan minat yang diperkuat dengan adanya sikap positif, sebab perasaan senang merupakan suatu keadaan jiwa akibat adanya peristiwa yang datang pada subyek bersangkutan. Sebagai contoh jika siswa mengikuti praktik mempunyai perasaan senang, maka ia akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan aktivitasnya dengan harapan akan memperoleh pengalaman dalam bidang tersebut yang kemudian akan menumbuhkan minat untuk melakukan usaha sendiri.

3) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan di antaranya adalah: a) Lingkungan keluarga

(45)

bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Keluarga merupakan peletak dasar bagi pola tingkah laku, karakter, intelegensi, bakat, minat dan potensi anak yang dimiliki untuk dapat berkembang secara optimal. Dengan demikian, keluarga merupakan faktor yang paling penting bagi tumbuh dan berkembangnya potensi yang dimiliki anak.

b) Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah adalah kondisi di sekitar individu yang mempengaruhi proses belajar. Sebagai pendidik, guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar mengajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar, sehingga anak merasa nyaman, tenteram dan senang. Dengan demikian, anak akan termotivasi sehingga hasil belajar yang dicapai dapat maksimal.

c) Lingkungan masyarakat

Semua hubungan di luar keluarga dan luar sekolah dinamakan masyarakat. Lingkungan yang mempengaruhi minat peserta didik adalah pergaulan dengan teman sebaya, televisi, surat kabar dan lain-lain. Dalam pembentukan watak dan menumbuhkan minat, lingkungan masyarakat memiliki andil yang sangat besar.

(46)

dialami. Jadi yang dimaksud minat berwirausaha adalah kecenderungan yang agak menetap untuk merasa tertarik atau merasa senang berkecimpung di bidang kewirausahaan.

C. Status Sosial Ekonomi

Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusiapun yang memiliki status sosialnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi, tentu saja dengan melihat kemampuan dan jalan yang dapat ditempuh.

Status sosial ekonomi erat kaitannya dengan karakteristik pendidikan anak seperti motivasi pencapaian hasil, putus sekolah, dan keberhasilan akademis. Kedudukan dan pekerjaan merupakan unsur status sosial ekonomi yang penting, yang berhubungan erat dengan inteligensi. Beberapa macam pengukuran status sosial ekonomi, semuanya menggunakan kombinasi sebagai berikut: tingkat pendidikan, tingkat jabatan, jenis tempat tinggal, besarnya pendapatan, sumber pendapatan (Narwoko dan Suyanto, 2007:160).

a. Jabatan atau pekerjaan orang tua (Narwoko dan Suyanto, 2007:161)

1) Profesional dan pemilikan (dokter, ahli hukum, akuntan)

2) Profesional dan pemilikan minor (pemula atau dokter dan ahli hukum yang setengah berhasil, petani besar)

(47)

4) Pekerja-pekerja terampil (penata buku, mandor pabrik, ahli rekayasa jalan kereta api)

5) Pekerja terampil menengah (operator telepon, pertukangan kayu, tukang ledeng, tukang cukur, pemadam api)

6) Pekerja semi terampil (pengemudi taksi dan truk, penjaga pompa bensin, pramuwisma)

7) Pekerja tak terampil (buruh kasar, penambang, jaga malam) Pekerjaan orang tua, meliputi:

1) Wirausaha contohnya pedagang, peternak, bengkel dan orang yang menjalankan perusahaannya sendiri.

2) Pegawai Negeri Sipil contohnya guru, polisi, ABRI, dan orang yang menerima gaji dari negara.

3) Karyawan swasta contohnya pekerja pabrik dan karyawan perusahaan swasta.

4) Petani misalnya nelayan dan buruh tani

Secara umum dapat dikatakan bahwa orang tua adalah kelompok sosial terkecil yang terdiri dari ayah dan ibu atau salah satu dari keduanya serta wali yang bertanggung jawab terhadap anak.

(48)

Tugas orang tua adalah mengarahkan anak mejadi pribadi yang mandiri. Membina anak menuju kemandirian memerlukan prinsip-prinsip psikologi yang menjelaskan tentang maksud tingkah laku dan emosi pada anak dan orang dewasa.

Walaupun orang tua sibuk dalam mengerjakan berbagai kegiatan tetapi harus tetap punya waktu untuk anak. Interaksi antara anak dengan orang tua sangat diperlukan untuk perkembangan anak. Tujuan utama dari kerjasama antara orang tua dan anak adalah untuk melatih keterampilan agar anak mengerti kewajiban serta bertanggung jawab terhadap pekerjaannya . Di samping itu melalui kebiasaan bekerjasama, anak tidak terbentuk sifat malas dan menolak tugas.

Pembinaan dalam hal ini hendaknya diarahkan kepada sifat optimis, kreatif mengarah kehidupan yang tidak tergantung pada orang lain, berani, dan tidak merasa malu untuk bekerja mandiri menjadi wirausaha yang berhasil.

b. Pendapatan

Sumber pendapatan orang tua diperoleh dari bekerja atau menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Contohnya berdagang, menjadi guru, menjadi perawat, menjadi dokter, dan membuat usaha sendiri.

(49)

1) Usaha sendiri

Usaha sendiri adalah mereka yang melakukan kegiatan usaha dengan menanggung resiko usaha sendiri apabila mengalami kerugian maupun keuntungan. Contohnya: berdagang, bengkel motor, penjahit, dan mengelola usaha sendiri.

2) Bekerja dengan orang lain

Yaitu bekerja dengan instansi atau perusahaan orang lain dengan imbalan gaji berupa barang dan uang. Misalnya karyawan atau pegawai negeri sipil.

3) Hasil dari milik sendiri

Harta milik sendiri dapat menghasilkan barang dan jasa sebagai penghasilan tambahan. Misalnya: mempunyai sawah yang disewakan atau rumah yang disewakan.

c. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat

(50)

1) Pendidikan anak usia dini

Mengacu Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

2) Pendidikan dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

3) Pendidikan menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.

4) Pendidikan tinggi

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. Jenis pendidikan dapat dibedakan menjadi tujuh yaitu

(51)

Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

2) Pendidikan kejuruan

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

3) Pendidikan akademik

Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.

4) Pendidikan profesi

Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.

5) Pendidikan vokasi

(52)

6) Pendidikan keagamaan

Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama atau menjadi ahli ilmu agama.

7) Pendidikan khusus

Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk sekolah luar biasa/SLB).

D. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Sunaryo (1983 : 10) adalah hasil perubahan

kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan

(53)

menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Hasil belajar akan tampak dalam prestasi (Winkel, 2004:58). Jadi prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan. Prestasi belajar diukur melalui alat ukur yaitu suatu tes.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari fakor intern dan faktor ektern (Roestiyah , 1982:159) yaitu:

a. Faktor internal

Faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, dll. Faktor ini berwujud sebagai kebutuhan dari anak. Menurut Dimiyati dan Mujino (1999: 235-253) faktor intern meliputi a). faktor psikologis yaitu fakor-faktor yang berhubungan dengan kejiwaan mental dan berpikir. b). faktor biologis yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan fisik seperti penglihatan dan pendengaran.

b. Faktor eksternal

Faktor yang datang dari luar diri si anak. misalnya kebersihan rumah, dan lingkungan belajar seperti lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat.

E. Kelompok Mata Pelajaran

(54)

2006, meliputi tiga kelompok mata pelajaran, yaitu kelompok normatif, kelompok adaptif, dan kelompok produktif.

Kelompok normatif adalah kelompok mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan.

F. Prakerin (Praktek Kerja Industri)

Prakterin merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan kegiatan pembelajaran mata pelajaran kelompok program produktif. Kegiatan prakerin dirancang dn dilaksanakan dengan mempertimbangkan hal hal sebagai berikut :

a.Prakerin bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja nyata bagi peserta didik dalam pembentukan kompetensi secara utuh dan lebih bermakna, terutama pembentukan sikap (etos) kerja sesuai dengan tuntutan di lapangan kerja.

(55)

c.Kegiatan prakerin sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran, juga dimanfaatkan sebagai bagian dari penilaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik.

d.Ketersediaan sarana dan prasarana / sumber daya yang dimiliki sekolah untuk mendukung proses pencapaian kompetensi lulusan sesuai dengan standar kompetensi yang berlaku.

Prakerin adalah kegiatan magang di industri dalam waktu tertentu untuk memperoleh dan menerapkan konsep pembelajaran yang diterima di sekolah dan membandingkanya dengan yang ada di dunia usaha/industri. Kegiatan prakerin dilakukan selama kurang lebih 3 bulan pada institusi pasangan yang ditentukan oleh sekolah. Selama kegiatan prakerin siswa akan terus dimonitor oleh guru pembimbing dan pada akhir kegiatan prakerin siswa diharuskan membuat laporan kegiatan prakerin.

(56)

diajarkan tetapi dapat dikuasai melalui proses mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri.

Sedangkan tujuan Praktik Kerja Industri menurut Wena yang dikutip oleh Sambas (posted 5th April 2010), adalah : (1) Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja. (2) Meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara lembaga pendidikan pelatihan kejuruan dan dunia kerja. (3) Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja berkualitas dan profesional. (4) Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai proses dari pendidikan.

G. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara praktek Industri dengan minat peserta didik

berwirausaha

(57)

2. Hubungan antara mata pelajaran kewirausahaan dengan minat

peserta didik berwirausaha.

Kegiatan pembelajaran di dalam kelas erat kaitannya dengan proses yang dicapai peserta didik. Sebagai contoh pembelajaran yang dituangkan dalam suatu mata pelajaran kemungkinan akan mempengaruhi keinginan peserta didik untuk diterapkannya dalam kehidupan nyata, demikian pula dengan pembelajaran kewirausahaan, dalam hal ini kaitannya dengan nilai atau prestasi mata pelajaran kewirausahaan memungkinkan adanya hubungan dengan minat peserta didik untuk berwirausahaan.

3. Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat

peserta didik berwirausaha

Orang tua memiliki peranan yang sangat penting di dalam keluarga, terutama dalam memberikan perhatian dan dukungan terhadap anak-anak, selain itu orang tua memiliki peranan dalam mencakupi kebutuhan mereka seperti pendidikan, kesehatan, sandang dan juga pangan. Untuk dapat melakukan itu semua, orang tua harus bekerja. Jenis pekerjaan yang dilakukan antara orang tua yang satu dengan yang lain berbeda.

(58)
[image:58.612.101.511.90.637.2]

Gambar 2.1 Hubungan Antar Variabel X terhadap Y Keterangan:

X1 : Variabel Prestasi Praktek Industri

X2 : Variabel Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan X3 : Variabel Status Sosial Ekonomi

Y : Variabel Minat Berwirausaha

H. Hipotesis Penelitian

1. Terdapat hubungan signifikan antara prestasi praktek industri dengan minat berwirausaha.

2. Terdapat hubungan signifikan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha.

3. Terdapat hubungan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat berwirausaha.

X1

X2

Y

(59)

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanatif. Jenis penelitian eksplanatif digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Penelitian eksplanatif betujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang akan diteliti prestasi parktek industri, prestasi mata pelajaran kewirausahaan,status sosial ekonomi, dan minat berwirausaha

Penelitian tentang hubungan praktek industri, mata pelajaran kewirausahaan, dan status sosial terhadap minat peserta didik berwirausahaini dibatasi ruang lingkupnya, yaitu mengambil studi kasus pada SMK N 1 Bantul.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMK N 1 Bantul, sekolah tersebut dipilih karena : a) SMK N 1 Bantul merupakan salah satu sekolah negeri yang

(60)

b) SMK N 1 Bantul salah satu sekolah kejuruan yang mempunyai visi dan misi berkaitan dengan menghasilkan tamatan yang mampu untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun yang akan datang, sehingga penelitian ini relevan untuk mengetahui adanya hubungan minat berwirausaha peserta didik. c) SMK N 1 Bantul komit dengan peningkatan mutu, komitmen

peningkatan mutu diaktualisasikan dengan penerapan sistem manajemen mutu (SMM) ISO 9001-2000 sejak tahun 2006, dan sejak tahun 2010 telah berimigrasi ke ISO 9001-2008. Sejak tahun 2007 SMK N 1 Bantul diakui sebagai sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Berbasis Internasional) oleh DEPDIKNAS Sekolah sering dijadikan tujuan studi banding dari sekolah di Pulau Jawa maupun luar Jawa.

d) Letak SMK N 1 Bantul yang berada di Jl. Parangtritis Km 11 Sabdodadi Bantul sehingga cukup strategis dan mudah dijangkau. 2. Waktu Penelitian

(61)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII program keahlian akuntansi dan program keahlian pemasaran. Kelas XII dipilih karena berada pada tingkat XII yang berarti telah menempuh pengalaman Praktek Industri. 2. Objek

Objek dari penelitian ini adalah prestasi praktek industri, prestasi mata pelajaran kewirausahaan, dan status sosial ekonomi terhadap minat peserta didik berwirausaha.

D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XII SMK N 1 Bantul, yang berjumlah 438 peserta didik, terdiri atas program keahlian Teknologi Komputer dan Jaringan berjumlah 64 peserta didik, Multimedia 64 peserta didik, Administrasi Perkantoran 63 peserta didik, Akuntansi 126 peserta didik, dan Pemasaran 121 peserta didik.

2. Sampel

(62)

luas, maka penulis menggunakan sejumlah responden yang dipilih sebagai sampel, dalam penelitian ini sampelnya diambil dari keseluruhan populasi peserta didik jurusan Akuntansi dan jurusan Pemasaran yang berjumlah 247 peserta didik. Krejcie dan Morgan membuat daftar yang bisa dipakai untuk menentukan jumlah sampel. Jumlah sampel dari populasi dapat diketahui dengan mengunakan rumus Krejcie dan Morgan, sebagai berikut:

n = X2. N.P(1-P) (N- 1).d2 + X2.P(1-P)

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

X2 = nilai Chi kuadrat

P = proporsi populasi

d = galat pendugaan

Keterangan :

a. Asumsi tingkat kendala 95% karena menggunakan nilai X2 = 3,841 yang artinya memakai α = 0,05 pada derajat bebas 1.

(63)

c. Asumsi nilai galat pendugaan 5% ( d = 0,05 )

Dengan demikian, berdasarkan rumus Krejcie dan Morgan dapat diketahui sampel dalam penelitian ini, dari populasi sejumlah 247 adalah sebagai berikut :

n = X2. N.P(1-P) (N- 1).d2 + X2.P(1-P)

n = 3,841 x N ( 0,5 x 0,5 ) (N- 1).0,052 + 3,841( 0,25 )

n = 3,841 x 247 ( 0,25 ) (247- 1).0,0025+ 3,841( 0,25 )

n = 3,841 x 61,75 0,615 + 0,96025

n = 251,935 1,57525

n = 159,9333635 n = 160

Program keahlian Akuntansi (126 x 160) / 247 = 81 Program keahlian Pemasaran (121 x 160) / 247 = 79

3. Teknik Penarikan Sampel

(64)

E. Variabel Penelitian dan Deskripsi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan variabel dalam penelitian maka perlu dijelaskan identifikasi antara masing-masing variabel dalam penelitian yaitu

a) Prestasi Praktek Industri (X1), dalam penelitian ini yang akan diteliti pada variabel praktek industri yaitu nilai praktek industri peserta didik pada saat menempuh Praktek Industri. Variabel ini dinyatakan dalam angka.

b) Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan (X2), dalam penelitian yang akan diteliti pada variabel prestasi mata pelajaran kewirausahaan yaitu nilai mata kewirausahaan itu sendiri yang telah diajarkan didalam kelas. Variabel ini dinyatakan dalam angka yang terukur dari nilai. c) Status Sosial Ekonomi (X3), dalam penelitian yang akan diteliti pada

variabel status sosial ekonomi yaitu tentang keadaan sosial terkait dengan status ekonomi orang tua peserta didik, yang akan diukur yaitu tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan tingkat pekerjaan orang tua peserta didik. Diketahui UMP DIY tahun 2012 = Rp. 892.660, berlaku untuk 5 Kabupaten/Kota.

(65)

F. Data yang dicari

Data yang dicari adalah : 1. Nilai Praktek Industri

2. Nilai mata pelajaran Kewirausahaan 3. Pendapatan orang tua

4. Pendidikan orang tua 5. Pekerjaan orang tua

6. Minat berwirausaha peserta didik

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri atas item-item pertanyaan yang disusun dengan tujuan untuk mengetahui minat berwirausaha. Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mencari data mengenai status sosial ekonomi orang tua peserta didik dan juga digunakan untuk mencari data mengenai minat peserta didik berwirausaha. Kuesioner yang digunakan berbentuk kuesioner terbuka, dimana responden menjawab pertanyaan dengan memilih jawaban yang tersedia dan juga responden mempunyai kebebasan untuk memberikan pendapat mereka.

a. Kisi-kisi instrument yang diperlukan untuk mengukur minat berwirausaha.

(66)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Minat Berwirausaha

No Dimensi Indikator

1 Keinginan / Motif a) Keinginan yang berasal dari diri sendiri

b) Keinginan berwirausaha dari orang lain

c) Keinginan berwirausaha untuk mengembangkan prestasi

2 Perasaan senang a) Menyalurkan bakat dan kemampuan yang dimiliki

b) Perasaan senang dari diri sendiri

c) Kepuasan pribadi untuk menjalankan wirausaha

3

Perhatian

a) Ketertarikan mengenal banyak orang dari berbagai kalangan

b) Anjuran dari orang lain untuk berwirausaha

4 Lingkungan a) Waktu kerja tidak terikat

b) Dapat menciptakan lapangan pekerjaan

c) Ketersediaan sarana

5 Pengalaman a) Pengalaman pada saat belajar di sekolah b) Pengalaman pada saat praktek industri

b. Kisi-kisi instrument yang diperlukan untuk mengukur status sosial ekonomi orang tua.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Status Sosial Ekonomi

No Dimensi Indikator

1 2

Pekerjaan orang tua Pendapatan orang tua

Profesi orang tua

[image:66.612.101.528.191.663.2]
(67)

3 Pendidikan terakhir

bulan

Jenjang pendidikan terakhir orang tua

c. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen a) Pengujian Validitas Instrumen

Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor jawaban masing-masing item pertanyaan pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment (Arikunto, 2000:225) yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = skor total item

X = skor item

N = jumlah responden

(68)

maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid, dan begitu pula sebaliknya.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka tingkat validitas kesioner telah diuji dan hasilnya adalah sebagai berikut, untuk proses perhitungannya peneliti menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS for Windows versi 16.

Tahapan pengujian validitas kuesioner merupakan pengukuran data dari hasil kuesioner yang telah diuji-cobakan (try-out) kepada responden sebanyak 30 orang. Data dari kuesioner tersebut disusun dan diuji validitasnya, apakah data tersebut valid (reliabel) atau tidak valid (tidak reliabel). Apabila terdapat data yang tidak valid, maka data tersebut diulang apakah jawabannya sesuai dengan yang ada di lapangan atau butir-butir dalam kuesioner tersebut mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan. Berikut adalah tahapan dalam melakukan pengujian validitas:

i. Menentukan nilai r tabel.

Dari tabel r untuk korelasi Pearson product moment untuk n = 30 dan taraf kesalahan () = 0.05 didapat nilai r tabel = 0.361. Selanjutnya angka 0.361 akan dipakai sebagai uji validasi terhadap butir-butir kuesioner.

ii. Mencari r hitung.

Untuk mencari r hitung dari semua butir kuesioner ditunjukkan pada kolom Tabel 3.3

iii. Pengambilan keputusan.

(69)

a) Data valid apabila r hasil > 0.361 dan r hasil signifikan.

b) Data tidak valid apabila r hasil ≤ 0.361 dan r hasil tidak signifikan.

[image:69.612.103.507.224.589.2]

Dari pengolahan data diperoleh korelasi Pearson product moment masing-masing butir kuesioner sebagai berikut:

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner

No. r hitung p r tabel validitas No. r hitung p r tabel validitas 1 0.763 0.000 0.361 Valid 19 0.669 0.000 0.361 Valid 2 0.798 0.000 0.361 Valid 20 0.706 0.000 0.361 Valid 3 0.691 0.000 0.361 Valid 21 0.686 0.000 0.361 Valid 4 0.687 0.000 0.361 Valid 22 0.968 0.000 0.361 Valid 5 0.570 0.001 0.361 Valid 23 0.945 0.000 0.361 Valid 6 0.757 0.000 0.361 Valid 24 0.941 0.000 0.361 Valid 7 0.613 0.000 0.361 Valid 25 0.945 0.038 0.361 Valid 8 0.895 0.000 0.361 Valid 26 0.947 0.000 0.361 Valid 9 0.883 0.000 0.361 Valid 27 -0.404 0.027 0.361 No 10 0.951 0.000 0.361 Valid 28 0.931 0.000 0.361 Valid 11 0.888 0.000 0.361 Valid 29 0.749 0.000 0.361 Valid 12 0.828 0.000 0.361 Valid 30 0.173 0.361 0.361 No 13 0.912 0.000 0.361 Valid 31 0.731 0.000 0.361 Valid 14 0.905 0.000 0.361 Valid 32 0.781 0.000 0.361 Valid 15 0.537 0.002 0.361 Valid 33 0.316 0.089 0.361 No 16 0.701 0.000 0.361 Valid 34 0814 0.000 0.361 Valid 17 0.624 0.000 0.361 Valid 35 0668 0.000 0.361 Valid 18 0.178 0.346 0.361 No

(Sumber: Data primer yang diolah)

(70)

ada 4 butir yang invalid (gugur) sehingga tidak bisa digunakan dalam kuesioner selanjutnya.

b) Pengujian Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan berulangkali. Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen skala likert (1 sampai 5) adalah cronbach alpa (α) atau di simbolkan dengan rtt (Arikunto, 2000:236) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

rtt /α = realibilitas instrumen

k = jumlah item

∑s2

i = jumlah varians skor total

s2i = varians responden untuk item ke i.

Setelah α diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan jumlah n sampel pada taraf signifikan 5%. Instrumen handal jika α > r tabel.

Sebagai pedoman untuk menentukan keterandalan variabel penelitian, maka digunakan interprestasi keterandalan variabel, yaitu sebagai berikut:

Tingkat Keterandalan Instrumen Penelitian

No. Koefisien Alpha Tingkat Keterandalan

1. 0,800 – 1,00 Sangat Tinggi

[image:70.612.102.510.228.591.2]
(71)

3. 0,400 – 0,599 Cukup

4. 0,200 – 0,399 Rendah

5. 0,0 < 0,199 Sangat Rendah

[image:71.612.106.508.245.582.2]

Berdasarkan perhitungan Cronbach Alpha dengan bantuan program SPSS v16 (2007) diketahui hasil pengujian reliabilitas terhadap seluruh butir kuesioner variabel Minat Berwirausaha pada Siswa Kelas XII Jurusan Akuntansi dan Jurusan Pemasaran SMK Negeri 1 Bantul diperoleh nilai Cronbach Alpha () sebagai berikut:

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Indicators of

Variable Minat Berwirausaha Cronbach's Alpha N of Butirs Reliability

Keinginan / Motif 0.822 7 Reliable

Perasaan Senang 0.958 7 Reliable

Perhatian 0.696 7 Reliable

Lingkungan 0.907 7 Reliabel

Pengalaman 0.728 7 Reliable

(Sumber: Data primer yang diolah)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner variabel Minat Berwirausaha pada peserta didik Kelas XII Jurusan Akuntansi dan Jurusan Pemasaran SMK Negeri 1 Bantul telah memenuhi syarat reliabilitas, karena semua nilai Cronbach’s Alpha > 0.6, atau dengan kata lain bahwa tingkat realibilitas kuesioner tersebut

(72)

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data prestasi Praktek Industri dan prestasi mata pelajaran Kewirausahaan peserta didik. Sebagai pedomannya adalah nilai yang tertera pada legger

peserta didik. Nilai tersebut dapat digunakan sebagai penanda keikutsertaan peserta didik dalam hal praktek industri maupun pembelajaran mata pelajaran kewirausahaan di kelas.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas atau residualnya memiliki distribusi normal. Uji normalitas dilakukan karena uji statistik t dan uji statistik F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil.

(73)

plot dapat disimpulkan apakah terjadi penyimpangan normalitas. Adapun dasar pengambilan keputusannya adalah (Ghozali, 2005).

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Korelasi Product Moment

Korelasi tunggal digunakan untuk menguji hipotesis nomor 1, 2, dan 3. Untuk membuktikan apakah ada hubungan antara variabel satu dengan variabel lain, maka digunakan uji statistik korelasi product moment

(Arikunto, 1996:254). Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

Y = skor total item

X = skor item

(74)

Rumusan Hipotesis :

Ho1 = tidak ada hubungan yang signifikan antara prestasi praktek industri dengan minat berwirausaha.

Ha1 = ada hubungan yang signifikan antara prestasi praktek industri dengan minat berwirausaha.

Ho2 = tidak ada hubungan yang signifikan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha

Ha2 = ada hubungan yang signifikan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha

Ho3 = tidak ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi dengan minat berwirausaha

Ha3 = ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi dengan minat berwirausaha

a. Menentukan level of significant ( α ) = 5% dengan nilai level of confidance sebesar 95% dengan degree of freedom ( df ) = n-k. b. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis.

Kriteria penerimaan, yaitu :

(75)

58

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah SMK N 1 Bantul

Berdiri pada tahun 1968 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 213/UKK/III/1968 tertanggal 9 Juni 1968 dengan nama SMEA Negeri VI Bantul yang selanjutnya berubah nama menjadi SMEA Negeri 1 Bantul dan sekarang menjadi SMK Negeri 1 Bantul.

Dalam perkembangannya sekolah sangat komit dengan perubahan dan peningkatan mutu. Komitmen peningkatan mutu diaktualisasikan dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 sejak tanggal 21 Oktober 2010 sampai 29 Mei 2013. Hal itu menunjukkan bahwa mutu pendidikan SMK Negeri 1 Bantul telah diakui oleh lembaga sertifiikasi TUV Rheinland Cert GmbH dengan certifikat nomor 01.100.065 164.

B. Visi dan Misi SMK N 1 Bantul

1. Visi

(76)

2. Misi

a. Menyiapkan sarana prasarana dan SDM (Sumber Daya Manusia) yang memenuhi standar SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). b. Melaksanakan pembelajaran yang berbasis sains dan teknologi. c. Mengimplementasikan iman, takwa dan nilai-nilai karakter bangsa

dalam kehidupan sehari-hari.

d. Melaksanakan pembelajaran berbasis lingkungan serta

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

e. Menyiapkan tamatan yang mampu mengisi dan menciptakan lapangan kerja serta mengembangkan profesionalitas di bidang bisnis.

[image:76.612.106.508.114.687.2]

C. Organisasi SMK N 1 Bantul

Gambar 4.1

(77)
[image:77.612.103.511.158.598.2]

D. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK N 1 Bantul

Gambar 4.2

(78)

E. Fasilitas Pendidikan dan Latihan

F

Gambar

Gambar 2.1  Hubungan Antar Variabel X dengan Y ................................  41
Gambar 2.1 Hubungan Antar Variabel X terhadap Y
     Tabel 3.1            Operasionalisasi Variabel Minat Berwirausaha
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Disisi lain manajemen sangat penting karna : Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas dan tanggungjawab dalam

Rumusan Masalah: Bagaimana proses pelayanan Antenatal care, komunikasi terapeutik yang dilakukan bidan kepada pasien ibu hamil dan apa saja faktor pendukung dan

Secara khusus temuan lain dalam penelitian ini adalah terdapatnya subjek KI 29 (SS) dan subjek KI 30 (SN) yang memperoleh tingkat perbedaan prosentasi self confidence

Jawablah setiap pertanyaan berikut dengan cara memberi tanda (X) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi yang bapak/ibu rasakan berdasarkan skala 1 sampai

Mengungkapkan makna dalam percakapan transaksional ( to get things done ) dan interpersonal (bersosialisasi) yang menggunakan ragam bahasa lisan sangat sederhana secara

Namun, jika dalam tatalaksana perawatan dan penanganan diare yang tidak tepat maka akan berdampak pada munculnya komplikasi serius yaitu asidosis metabolik dan gangguan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya buat dan serahkan ini merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan- ringkasan yang semuanya telah