iv
ABSTRAK
PENGARUH SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP BERAT LIMPA DAN GAMBARAN HISTOPATOLOGIK
LIMPA PADA MENCIT MODEL KANKER KOLOREKTAL
Loeviana, 2010. Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes
Pembimbing II : Oeij Anindita Adhika, dr., M.Kes
Inflamasi kronik pada ulcerative colitis berperan dalam terjadinya kanker kolorektal. Limpa berperan dalam respon imun untuk melawan radikal bebas. Buah merah (Pandanus conoideus Lam.) merupakan tanaman obat yang kaya akan antioksidan dan bermanfaat dalam menekan proses inflamasi kronik.
Penelitian ini bertujuan mengetahui efek sari buah merah terhadap penurunan berat limpa dan gambaran histopatologik limpa (zona marginalis limpa) pada mencit yang diinduksi kanker kolorektal melalui mekanisme inflamasi kronik dengan azoxymethane (AOM) dan dextran sulfate sodium (DSS).
Metode penelitian ini adalah prospektif eksperimental laboratorium sungguhan bersifat komparatif dengan rancangan acak lengkap. Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit jantan galur BALB/c yang dibagi dalam 4 kelompok (n = 6). Kelompok I diberi aquabidest, kelompok II diberi buah merah 0,1 mL/hari. Kelompok III diberi AOM 0,4 mL intraperitoneal dan DSS 2,5%, kemudian diberi aquabidest. Kelompok IV diberi AOM 0,4 mL intraperitoneal dan DSS 2,5%, kemudian sari buah merah 0,1 mL/hari. Penelitian dilakukan selama 69 hari. Data dianalisis menggunakan ANAVA satu arah dan Tukey HSD ( =0,05).
Hasil penelitian berat limpa menunjukkan kelompok IV (130,00 mg) berbeda sangat bermakna (p = 0,000) dibandingkan dengan kelompok III (361,67 mg). Hasil penelitian luas zona marginalis limpa menunjukkan kelompok IV (0,27 mm2) berbeda sangat bermakna (p = 0,000) dibandingkan dengan kelompok III (0,69 mm2).
Kesimpulan penelitian adalah sari buah merah menurunkan berat limpa dan luas zona marginalis limpa pada mencit model kanker kolorektal.
v ABSTRACT
THE EFFECT OF RED FRUIT (Pandanus conoideus Lam.) OIL TOWARDS SPLEEN WEIGHT AND HISTOPATHOLOGIC DESCRIPTION
OF SPLEEN IN COLORECTAL CANCER MODEL MICE
Loeviana, 2010. 1st Supervisor : Hana Ratnawati, dr., M.Kes
2nd Supervisor : Oeij Anindita Adhika, dr., M.Kes.
Chronic inflammation in ulcerative colitis played a role in ensued colorectal cancer. Spleen played a role in immunity response against free radical. Red fruit (Pandanus conoideus Lam.) is herbal medicine which is rich of antioxidant and has benefit in suppress chronic inflammation.
The aim of this research is to determine the effect of red fruit in reducing spleen weight and histopathologic description of spleen (marginal zone) in mice which induced colorectal cancer through chronic inflammation with azoxymethane (AOM) and dextran sulfate sodium (DSS).
The method used in this research was real prospective experimental laboratoric, comparative with complete randomized design. This research used 24 male BALB/c strain mice which divided into 4 groups (n = 6). Group I was administered with aquabidest, group II was administered with 0.1 mL of red fruit oil / day. Group III was administered with AOM 0,4 mL intraperitoneal and DSS 2,5%, then administered with aquabidest. Group IV was administered with AOM 0,4 mL intraperitoneal and DSS 2,5%, then administered with red fruit oil 0.1 mL / day. This research was taken 69 days. Datas was analyzed by One Way ANOVA and Tukey-HSD with = 0.05.
The results of spleen weight showed that group IV (130,00 mg) was highly significant different (p = 0,000) compared to group III (361,67 mg) The results of zona marginal’s wide showed that group IV (0,27 mm2) was highly significant different (p = 0,000) compared to group III (0,69 mm2).
The conclusion of this research is red fruit oil reduced spleen weight and marginal zone of spleen in colorectal cancer model mice.
viii
DAFTAR ISI
Judul Dalam...(i)
Lembar Persetujuan...(ii)
Surat Pernyataan...(iii)
Abstrak...(iv)
Abstract...(v)
Kata Pengantar...(vi)
Daftar Isi...(viii)
Daftar Tabel...(xi)
Daftar Gambar...(xii)
Daftar Diagram...(xiii)
Daftar Lampiran...(xiv)
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang...1
1.2Identifikasi Masalah...3
1.3Maksud dan Tujuan...3
1.4Manfaat Penelitian...3
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis...3
1.5.1 Kerangka Pemikiran...3
1.5.2 Hipotesis...4
1.6 Metodologi...5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpa...6
2.1.1 Anatomi Limpa...6
2.1.2 Histologi Limpa...7
2.1.3 Fisiologi Limpa...11
2.2 Inflamasi...12
ix
2.2.2 Inflammatory Bowel Disease...14
2.3 Kanker Kolorektal...14
2.3.1 Patogenesis Kanker Kolorektal...16
2.3.1.1Adenoma-carcinoma Sequence Type...16
2.3.1.2 HNPCC-type Pathway...18
2.3.1.3 De novo-type Pathway...19
2.3.1.4 Colitic cancer-type Pathway...19
2.3.2 Gejala dan Stadium Kanker Kolorektal...19
2.4 Radikal Bebas...20
2.4.1 Azoxymethane (AOM) dan Dextran Sulfate Sodium (DSS)...21
2.5 Antioksidan...22
2.5.1 Buah Merah...23
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan/Subjek Penelitian...27
3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian...27
3.1.1.1 Alat-alat yang Digunakan...27
3.1.1.2 Bahan-bahan yang Digunakan...27
3.1.2 Subjek Penelitian...28
3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian...28
3.2 Metode Penelitian...28
3.2.1 Desain Penelitian...28
3.2.2 Variabel Penelitian...29
3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel...29
3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel...29
3.2.3 Perhitungan Besar Sampel...30
3.2.4 Prosedur Penelitian...31
3.2.4.1 Persiapan Bahan...31
3.2.4.2 Persiapan Hewan Coba...31
3.2.4.3 Prosedur Kerja Penelitian...32
x
3.2.5.1 Hipotesis Statistik...36
3.2.5.2 Kriteria Uji...36
3.2.6 Aspek Etik Penelitian...37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian...38
4.1.1 Berat Limpa...38
4.1.2 Luas Zona Marginalis...40
4.2 Pembahasan...43
4.3 Uji Hipotesis...45
4.3.1 Hipotesis I...45
4.3.2 Hipotesis II...46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...47
5.2 Saran...47
DAFTAR PUSTAKA...48
LAMPIRAN...51
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Stadium Kanker Kolorektal Menurut Standar TNM...20
Tabel 2.2 Kandungan Senyawa Aktif dalam Sari Buah Merah...25
Tabel 2.3 Komposisi Zat Gizi per 100 gram Buah Merah...25
Tabel 4.1 Rerata Berat Limpa Mencit pada Berbagai Perlakuan...38
Tabel 4.2 Perbandingan Rerata Berat Limpa Mencit pada Berbagai Perlakuan Berdasarkan Uji Statistik ANAVA...39
Tabel 4.3 Perbandingan Rerata Berat Limpa Mencit pada Berbagai Perlakuan Berdasarkan Uji Beda Rerata Tukey-HSD...39
Tabel 4.4 Rerata Luas Zona Marginalis Limpa Mencit pada Berbagai Perlakuan...41
Tabel 4.5 Perbandingan Rerata Luas Zona Marginalis Limpa Mencit pada Berbagai Perlakuan Berdasarkan Uji Statistik ANAVA...41
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Limpa...7
Gambar 2.2 Pulpa Limpa...9
Gambar 2.3 Histologi Limpa dengan Pewarnaan Haematoxylin Eosin...11
Gambar 2.4 Rekruitmen Selular...12
Gambar 2.5 Inflamasi Akut dan Kronik...13
Gambar 2.6 Kripta Mukosa Kolon...16
Gambar 2.7 Perubahan Morfologi dan Molekular dalam Adenoma-carcinoma Sequence Type...17
Gambar 2.8 Perubahan Morfologi dan Molekular dalam HNPCC-type Pathway...18
Gambar 2.9 Buah Merah Papua...24
Gambar 4.1 Grafik Rerata Berat Limpa Mencit pada Berbagai Perlakuan...40
xiii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.1 Prosedur Kerja Pemberian Perlakuan Hari Ke-1 s.d 69
Kelompok Kontrol Negatif dan Kelompok BM...33 Diagram 3.2 Prosedur Kerja Pemberian Perlakuan Hari Ke-1 s.d 69
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jaringan Limpa Mencit Kelompok Kontrol Negatif...51
Lampiran 2 Jaringan Limpa Mencit Kelompok Kontrol Buah Merah...52
Lampiran 3 Jaringan Limpa Mencit Kelompok Kontrol AOM + DSS...53
Lampiran 4 Jaringan Limpa Mencit Kelompok AOM + DSS + Buah Merah...54
Lampiran 5 Perhitungan Statistik SPSS 11.5 Data Berat Limpa pada Berbagai Perlakuan...55
Lampiran 6 Perhitungan Statistik SPSS 11.5 Data Luas Zona Marginalis pada Berbagai Perlakuan...57
Lampiran 7 Perhitungan Dosis...59
Lampiran 8 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian Hewan Coba...60
51
Lampiran 1
Jaringan Limpa Mencit Kelompok Kontrol Negatif
52
Lampiran 2
Jaringan Limpa Mencit Kelompok Kontrol Buah Merah
53
Lampiran 3
Jaringan Limpa Mencit Kelompok Kontrol AOM + DSS
54
Lampiran 4
Jaringan Limpa Mencit Kelompok AOM + DSS + Buah Merah
55
Lampiran 5
Perhitungan Statistik SPSS 11.5 Data Berat Limpa pada Berbagai Perlakuan
Oneway
Descriptives hasil
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
1,000 6 180,00000 58,309519 23,804761 118,80791 241,19209 120,000 270,000
2,000 6 273,33333 105,007936 42,869310 163,13426 383,53240 130,000 440,000
3,000 6 361,66667 108,704492 44,378423 247,58830 475,74504 260,000 530,000
4,000 6 130,00000 26,832816 10,954451 101,84069 158,15931 80,000 150,000
Total 24 236,25000 118,718245 24,233260 186,11968 286,38032 80,000 530,000
ANOVA hasil
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 189345,833 3 63115,278 9,363 ,000
Within Groups 134816,667 20 6740,833
56
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons Dependent Variable: hasil
Tukey HSD
(I) perlakuan (J) perlakuan
Mean
Difference
(I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
1,000 2,000 -93,33333 47,401946 ,233 -226,00836 39,34169
3,000 -181,66667(*) 47,401946 ,005 -314,34169 -48,99164
4,000 50,00000 47,401946 ,720 -82,67502 182,67502
2,000 1,000 93,33333 47,401946 ,233 -39,34169 226,00836
3,000 -88,33333 47,401946 ,275 -221,00836 44,34169
4,000 143,33333(*) 47,401946 ,031 10,65831 276,00836
3,000 1,000 181,66667(*) 47,401946 ,005 48,99164 314,34169
2,000 88,33333 47,401946 ,275 -44,34169 221,00836
4,000 231,66667(*) 47,401946 ,000 98,99164 364,34169
4,000 1,000 -50,00000 47,401946 ,720 -182,67502 82,67502
2,000 -143,33333(*) 47,401946 ,031 -276,00836 -10,65831
3,000 -231,66667(*) 47,401946 ,000 -364,34169 -98,99164
* The mean difference is significant at the .05 level.
Homogeneous Subsets
hasil Tukey HSD
perlakuan N
Subset for alpha = .05
1 2 3
4,000 6 130,00000
1,000 6 180,00000 180,00000
2,000 6 273,33333 273,33333
3,000 6 361,66667
Sig. ,720 ,233 ,275
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
57
Lampiran 6
Perhitungan Statistik SPSS 11.5
Data Luas Zona Marginalis Limpa pada Berbagai Perlakuan
Oneway
Descriptives hasil
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
1,000 6 ,26667 ,018619 ,007601 ,24713 ,28621 ,250 ,290
2,000 6 ,27833 ,047081 ,019221 ,22892 ,32774 ,230 ,340
3,000 6 ,75833 ,148784 ,060741 ,60219 ,91447 ,560 ,890
4,000 6 ,26833 ,037103 ,015147 ,22940 ,30727 ,240 ,320
Total 24 ,39292 ,228330 ,046608 ,29650 ,48933 ,230 ,890
Test of Homogeneity of Variances hasil
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
32,531 3 20 ,000
ANOVA hasil
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 1,069 3 ,356 54,645 ,000
Within Groups ,130 20 ,007
58
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons Dependent Variable: hasil
Tukey HSD
(I) perlakuan (J) perlakuan
Mean
Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
1,000 2,000 -,01167 ,046616 ,994 -,14214 ,11881
3,000 -,49167(*) ,046616 ,000 -,62214 -,36119
4,000 -,00167 ,046616 1,000 -,13214 ,12881
2,000 1,000 ,01167 ,046616 ,994 -,11881 ,14214
3,000 -,48000(*) ,046616 ,000 -,61048 -,34952
4,000 ,01000 ,046616 ,996 -,12048 ,14048
3,000 1,000 ,49167(*) ,046616 ,000 ,36119 ,62214
2,000 ,48000(*) ,046616 ,000 ,34952 ,61048
4,000 ,49000(*) ,046616 ,000 ,35952 ,62048
4,000 1,000 ,00167 ,046616 1,000 -,12881 ,13214
2,000 -,01000 ,046616 ,996 -,14048 ,12048
3,000 -,49000(*) ,046616 ,000 -,62048 -,35952
* The mean difference is significant at the .05 level.
Homogeneous Subsets hasil
Tukey HSD
perlakua
n N
Subset for alpha = .05
1 2
1,000 6 ,26667
4,000 6 ,26833
2,000 6 ,27833
3,000 6 ,75833
Sig. ,994 1,000
59
Lampiran 7 Perhitungan Dosis
Dosis buah merah
Dosis manusia 70 kg = 30 cc
Dosis untuk mencit 20 g = 30 cc x 0,0026 = 0,078 cc
Dosis untuk mencit 24 g = x 0,078 cc = 0,0936 cc ~ 0,1 cc
Dosis azoxymethane (AOM)
Dosis AOM = 12 mg/kgBB
Untuk mencit 20 – 25 gram = mg mg/mencit 50
12 40 12
= 0,24 – 0,3 mg / mencit
Untuk dosis intraperitoneal 0,4 mL mengandung 0,24 – 0,3 mg. Jadi setiap mencit disuntik 0,4 mL yang mengandung 0,24 mg AOM.
Stok [AOM] = 1 gram / mL
Untuk pembuatan 0,24 mg AOM / 400 μL sebanyak 10 mL maka dibutuhkan AOM dari stok sebanyak :
L L mg L mg L mL g L mg mL 6 1000 / 1000 400 / 24 , 0 10000 / 1 400 / 24 , 0 10
AOM yang ditambahkan untuk mencit 20 gram = 6 μL AOM yang ditambahkan untuk mencit 24 gram = 7,2 μL
Dosis dextran sulfate sodium (DSS)
Garam DSS yang dipakai adalah 2,5 g dilarutkan dengan aquadest 100 mL sehingga didapatkan larutan DSS 2,5%.
60
Lampiran 8
61
Lampiran 9
Alat dan Bahan yang Digunakan
Sari Buah Merah Sonde Lambung dan Spuit 1 mL
62
Riwayat Hidup
Nama : Loeviana
NRP : 0710042
Agama : Kristen Protestan
Tempat / Tanggal Lahir :Jakarta / 06 Januari 1989
Alamat : Jl. H. Kurdi Timur IV No.21
Riwayat Pendidikan :
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kanker kolorektal merupakan keganasan pada usus besar dan rektum. Gangguan replikasi DNA di dalam sel-sel usus yang diakibatkan oleh inflamasi
kronik dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker kolorektal. Di Amerika Serikat, kanker kolorektal merupakan penyebab kematian akibat keganasan kedua pada laki-laki dan ketiga pada perempuan. Insidensi kanker kolorektal di Jepang juga cukup tinggi karena pola makan penduduknya yang tinggi asupan lemak serta rendah asupan karbohidrat dan serat (Tanaka, 2009).
Inflammatory bowel disease (IBD) adalah inflamasi kronik yang terdiri dari
ulcerative colitis dan Crohn’s disease. Cedera jaringan pada IBD besar kemungkinannya dipicu oleh jalur genetik dan imunologi yang dimodifikasi oleh pengaruh lingkungan, termasuk mikroba dan produknya (Kumar, 2005).
Ulcerative colitis mengenai rektum sekitar 95% kasus dan meluas ke arah
proksimal dalam bentuk simetris, sirkumferensial, dan tidak terputus mengenai sebagian atau seluruh kolon. Ulcerative colitis mengenai 2-7/100.000 populasi per tahun di Amerika. Biaya finansial tahunan untuk mengobati penyakit ini sekitar setengah miliar dolar Amerika per tahunnya (Kornbluth, 2004).
Di Indonesia belum dapat dilakukan studi epidemiologi ini. Data yang banyak digunakan adalah data berdasarkan laporan rumah sakit (hospital based). Dari data di unit endoskopi pada beberapa rumah sakit di Jakarta (RS Cipto Mangunkusumo, RS Tebet, RS Siloam Gleaneagles, RS Jakarta) didapatkan data
bahwa kasus IBD terdapat pada 12,2% dari kasus yang dikirim dengan diare kronik, 3,9% dari kasus dengan hematochezia, 25,9% dari kasus dengan diare
kronik, berdarah, nyeri perut (Aru W. Sudoyo, 2006).
2
terkena. Sel – sel inflamasi juga melepaskan spesies oksigen dan nitrogen reaktif (Reactive Oxygen and Nitrogen species/RONs) yang merupakan radikal bebas. Radikal bebas tersebut secara normal digunakan untuk melawan infeksi (Gommeaux, 2006). Namun, kadar RONs yang tinggi akibat rangsangan kronik dapat menyebabkan kerusakan DNA pada sel somatis dan terjadi proliferasi selular yang tidak terkontrol yang mengarah pada tumorigenesis. Sekitar 5%
ulcerative colitis akan berkembang menjadi karsinoma kolorektal (Meira, 2008).
Inflamasi kronik dapat menyebabkan pembesaran limpa atau splenomegali. Hal ini disebabkan hematopoiesis ekstramedular yang mungkin terbentuk untuk mengisi kembali darah yang hilang oleh tumor atau ulkus dan untuk menyediakan netrofil ke area inflamasi. Selain itu, radikal bebas yang mengalir di dalam darah akan merangsang limpa untuk melakukan fungsinya, salah satunya dengan mengeluarkan respon antibodi. Pemberian antigen yang terus-menerus akan mengakibatkan terjadinya splenomegali (Meira, 2008). Splenomegali dapat menghancurkan satu atau lebih elemen darah dalam jumlah banyak, sehingga terjadi anemia, leukopenia, atau trombositopenia (Kumar, 2005). Splenomegali yang terjadi pada manusia paling sering menimbulkan gejala nyeri dan perasaan berat di kuadran kiri atas abdomen. Rasa nyeri timbul akibat penarikan kapsul limpa, infark, atau inflamasi kapsul limpa (Fauci, 2008).
Akhir-akhir ini buah merah (Pandanus conoideus Lam.) menjadi terkenal sebagai obat herbal yang banyak digunakan masyarakat sebagai obat alternatif. Buah merah yang berasal dari Papua ini mengandung β-karoten 700 ppm, tokoferol 11.000 ppm, dan beberapa mineral. Kombinasi antioksidan yang tinggi dalam buah merah diharapkan dapat digunakan untuk menekan inflamasi dan
mencegah terbentuknya radikal bebas yang dapat menyebabkan keganasan (I Made Budi, 2005).
3
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah :
Apakah pemberian sari buah merah (Pandanus conoideus Lam.) mempengaruhi berat limpa pada hewan coba model kanker kolorektal.
Apakah pemberian sari buah merah (Pandanus conoideus Lam.) mempengaruhi luas zona marginalis limpa pada hewan coba model kanker kolorektal.
1.3Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sari buah merah (Pandanus conoideus Lam.) terhadap berat limpa dan gambaran histopatologik limpa pada hewan coba model kanker kolorektal.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat akademik untuk menambah wawasan di bidang farmakologi terutama mengenai efek sari buah merah (Pandanus conoideus Lam.) terhadap berat limpa dan gambaran histopatologik limpa pada hewan coba model kanker kolorektal.
Manfaat praktis untuk mengetahui efek sari buah merah (Pandanus conoideus Lam.) sebagai terapi alternatif untuk kanker kolorektal.
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran
Inflamasi kronik pada ulcerative colitis akan meningkatkan produksi RONs. Produksi radikal bebas ini dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif dan kerusakan selular oksidatif. Rangsangan yang terus berlanjut dapat menyebabkan kerusakan DNA yang memicu terjadinya mutasi. Mutasi yang terjadi pada onkogen dan gen supresor tumor dapat mempengaruhi proliferasi sel dan apoptosis sel, sehingga terjadilah tumorigenesis (Gommeaux, 2006).
4
dan T, limpa juga berperan penting dalam menghasilkan antibodi untuk melawan antigen, termasuk radikal bebas (Junqueira, 2007).
Pemberian AOM (12 mg/kg berat badan) dan DSS jangka pendek pada hewan coba mencit digunakan untuk menginduksi terjadinya kanker kolorektal (Tanaka, 2009). Radikal bebas yang terbentuk akibat induksi AOM dan DSS akan mengalir di dalam darah dan akan merangsang limpa untuk melakukan fungsinya, salah
satunya dengan mengeluarkan respon antibodi. Pemberian antigen terus-menerus akan mengakibatkan terjadinya splenomegali (Meira, 2008). Selain itu, rangsangan radikal bebas juga dapat mengaktifkan jalur NF-κB (nuclear factor-κB) yang akan menginisiasi kejadian proinflamasi (Mora, 2008). Aktivasi kronik dari NF-κB akan meningkatkan turnover sel-sel epitel dan meningkatkan RONs. Hal-hal di atas dapat memicu terbentuknya kanker kolorektal (Tanaka, 2009). NF-κB diketahui juga berperan dalam perkembangan sel B zona marginalis. Sinyal dari NF-κB berperan dalam migrasi sel B, diferensiasi, dan pembentukan sel B dalam zona marginalis (Pillai, 2009). Hal ini menyebabkan terjadinya splenomegali.
Buah merah (Pandanus conoideus Lam.) kaya akan antioksidan seperti β-karoten dan α-tokoferol. Antioksidan ini bermanfaat untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh dan juga mendetoksifikasi radikal bebas yang terdapat di dalam darah (Sukandar, 2005).
Dengan pemberian sari buah merah, pembesaran limpa pada hewan coba model kanker kolorektal diharapkan dapat ditekan. Oleh karena itu, dilakukanlah penelitian untuk mengetahui efek sari buah merah terhadap limpa hewan coba model kanker kolorektal.
1.5.2 Hipotesis
5
1.6 Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode prospektif eksperimental laboratorium sungguhan dan bersifat komparatif dengan desain rancangan acak lengkap (RAL).
Parameter yang diamati adalah berat limpa dan luas zona marginalis limpa mencit jantan galur BALB/c yang diinduksi kanker kolorektal dengan AOM dan DSS. Lalu dilakukan analisis statistik dengan menggunakan Uji Analisis Varian
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Sari buah merah dengan dosis 0,1 mL/hari menurunkan berat limpa pada
hewan coba model kanker kolorektal.
2. Sari buah merah dengan dosis 0,1 mL/hari menurunkan luas zona marginalis limpa pada hewan coba model kanker kolorektal.
5.2 Saran
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis buah merah yang aman untuk penderita kanker kolorektal.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai toksisitas buah merah terhadap organ limpa.
48
Daftar Pustaka
Aru W. Sudoyo, Bambang Setyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata, Siti Setiati. 2006. Inflammatory Bowel Disease Alur Diagnosis dan Pengobatannya di Indonesia. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p.386-390.
Bambang Budiono. 2008. Hati-hati Konsumsi Suplemen Antioksidan. Opini Tribun R.S. Dr Wahidin Sudirohusodo, Makassar. 29 Juni 2008.
Batista F. D., Harwood N. E. 2009. The who, how and where of antigen presentation to B cells. Nature Reviews Immunology , (9): 15-27.
Fauci A. S., Kasper D. L., Longo D. L., Braunwald E., Hauser S.L., Jameson J. L, et al. 2008. Gastrointestinal Tract Cancer. In : Harrison’s principles of internal medicine. 16th Ed. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc. p.527-31.
Gommeaux J., Cano C., Garcia S., Gironella M., Pietri S., Culcasi M., et al. 2007. Colitis and colitis-associated cancer are exacerbated in mice deficient for tumor protein 53-induced nuclear protein 1. Mol. Cell. Biol, 27(6): 2215 – 2228.
H. Machmud Yahya, Bernard T. Wahyu Wirnanta. 2005. Khasiat dan manfaat buah merah. Jakarta : PT AgroMedia Pustaka. p.20-26.
I Made Budi. 2005. Buah Merah. http://www.buah-merah.info/bm-news.php. 20 Juni 2008.
I Made Budi. 2005. Seri Agrisehat Buah Merah. Jakarta: Penebar Swadaya. P.17-23.
Jansen Silalahi. 2006. Antioksidan dalam Diet dan Karsinogenesis. Cermin Dunia Kedokteran, 153 : 39-42.
Jeanne Esvandiary, Maria Firmina Sekar Utami, Yosef Wijoyo. Efek analgetik dan efek anti inflamasi beta karoten pada mencit. Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 29 Juni 2005.
49
Kim T.W., Seo J. N., Sun Y. H., Park H. J., Kim J. H., Kim J. Y., et al. 2006. Involvement of Lymphocytes in Dextran Sulphate Sodium-Induced Experimental Colitis. World Journal of Gastroenterology, 12 (2):302-305.
Kornbluth A., Sachar D.B. 2004. Ulcerative Colitis Practice Guidelines in Adults (Update): American College of Gastroenterology, Practice Parameters Committee. American Journal of Gastroenterology, 1572 : 1371 – 1385.
Kumar V., Abbas A. K., Fausto N. 2005. Cellular Adaptation, Cell Injury, and Cell Death. In : Kumar V., Abbas A. K., Fausto N. Robbins and cotran pathologic basic of disease. 7th Ed. Philadelphia, USA : Elsevier-Saunders. p.17.
. 2005. Acute and Chronic Inflammation. In : Kumar V., Abbas A. K., Fausto N. Robbins and cotran pathologic basic of disease. 7th Ed. Philadelphia, USA : Elsevier-Saunders. p.50, 53, 63.
. 2005. The Oral Cavity and the Gastroinestinal Tract. In : Kumar V., Abbas A. K., Fausto N. Robbins and cotran pathologic basic of disease. 8th Ed. Philadelphia, USA : Elsevier-Saunders. p.611-16. 617-630.
Meira L.B., Bugni J.M., Green S.L., Lee C., Pang B., Borenshtein D., et al. 2008. DNA damage induced by chronic inflammation contributes to colon carcinogenesis in mice. The Journal of Clinical Investigation, 118(7): 2516 – 2525.
Moore L. K.., Dalley A. F. 2006. Abdomen. In : Clinically oriented anatomy. 5th Ed. Philadelphia, USA : Lippincott Williams & Wilkins. p.271-86.
Mora J. R., Iwata M., von Andrian U. H. 2008. Vitamin effects on the immune system: vitamins A and D take centre stage. Nature Reviews Immunology, (8):685-95.
MP-Biomedicals. 2008. Dextran sulphate sodium salt. http://mpbio.com/index.php. 25 Juni 2008.
50
Rani Sauriasari. 2006. Mengenal dan Menangkal Radikal Bebas. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/mengenal-dan-menangkal-radikal-bebas/. 06 Juni 2010.
Tanaka T. 2009. Colorectal Carcinogenesis : Review of human and experimental animal studies. Journal of Carcinogenesis, 8 : 5.
Young B., Lowe J. S., Stevens A., Heath J. W. 2006. Wheater’s functional histology a text and colour atlas. 5th Ed. Philadelphia, USA : Elsevier. p.229-233.