• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Persepsi Bawahan Tentang Gaya Kepemimpinan Atasan dan Komitmen Organisasi Pada Volunteer di Gereja "X" di Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Persepsi Bawahan Tentang Gaya Kepemimpinan Atasan dan Komitmen Organisasi Pada Volunteer di Gereja "X" di Bandung."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul ”Hubungan Persepsi Bawahan tentang Gaya Kepemimpinan Atasan dan Komitmen Organisasi pada Volunteer di Gereja ”X” di Bandung”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana hubungan

persepsi tentang gaya kepemimpinan atasan dan komitmen organisasi pada volunteer di Bandung. Populasi penelitian ini adalah seluruh volunteer pada

gereja ”X” di Bandung dengan ukuran sampel 52 orang.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan adalah modifikasi dari LBDQ (Leadership Behavior Description Questionare) dari Ohio State University yang terdiri atas 37 item, dan untuk mengukur variabel komitmen organisasi digunakan alat ukur modifikasi OCQ (Organizational Commitment Questionare) oleh Meyer & Allen (1996) yang terdiri dari 18 item. Validitas berdasarkan construct validity dengan rumus korelasi Spearman, untuk alat ukur gaya kepemimpinan berada pada rentang 0,387-0,778 dan untuk alat ukur komitmen organisasi berada pada rentang 0,624-0,729. Reabilitas berdasarkan Alpha Cronbach, pada alat ukur gaya kepemimpinan dimensi Initialing Stucture 0,738 dan dimensi consideration 0,745; pada alat ukur komitmen organisasi komponen affective 0,727, normative 0,682 dan continuance 0,745.

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi tentang gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi pada

volunteer di gereja ”X” di Bandung. Hal ini berarti ada faktor lain yang lebih

berkaitan dengan komimen organisasi pada volunteer di gereja “X” Bandung.

(2)

Universitas Kristen Maranatha viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Orisinalitas ... iii

Abstrak ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... ... viii

Daftar Tabel ... xii

Daftar Bagan ... xiii

BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah ... ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.3.1 Maksud Penelitian ... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

1.4.1 Kegunaan Ilmiah ... 11

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 12

(3)

Universitas Kristen Maranatha ix

BAB II

2.1 Gaya Kepemimpinan Atasan ... 21

2.1.1 Definisi Gaya Kepemimpinan Atasan ... 21

2.1.2 Studi Ohio State University ... 21

2.2 Komitmen Organisasi ... 23

2.2.1 Pengertian Komitmen Organisasi ... 23

2.2.2 Tipologi Komitmen Meyer & Allen ... 24

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi ... 25

2.3. Persepsi ... 27

2.3.1 Definisi Persepsi ... 27

2.3.2 Syarat Berlangsungnya Persepsi ... 27

2.3.3 Proses Terbentuknya Persepsi ... 28

2.4. Tahap Perkembangan Dewasa Awal ... 29

2.4.1 Transisi Masa Remaja Menuju Masa Dewasa ... 29

2.4.2 Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Awal ... 30

2.4.3 Perkembangan Sosial Masa Dewasa Awal ... 31

2.5. Gereja sebagai Organisasi ... 32

BAB III 3.1 Rancangan Penelitian ... 33

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 34

3.2.1. Variabel Persepsi tentang Gaya kepemimpinan ... 34

(4)

Universitas Kristen Maranatha x

3.3 Alat Ukur ... 36

3.3.1 Kuesioner Gaya Kepemimpinan ... 36

3.3.2 Kuesioner Komitmen Organisasi ... 38

3.3.3 Data Penunjang ... 39

3.4 Validitas dan Reabilitas Alat Ukur ... 40

3.4.1 Validitas ... 40

3.4.2 Reabilitas ... 41

3.5 Populasi Sasaran ... 41

3.5.1 Populasi Sasaran ... 41

3.5.2 Karakteristik Populasi ... 41

3.5.3 Teknik Sampling ... 42

3.6 Teknik Analisis ... 42

BAB IV 4.1. Gambaran Responden ... 43

4.1.1. Berdasarkan Usia ... 43

4.1.2. Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

4.1.3. Berdasarkan Lama Pelayanan ... 44

4.1.4. Berdasarkan Departemen ... 45

4.2. Hasil Penelitian ... 45

4.2.1 Pengujian Hipotesis ... 45

4.2.2. Gambaran Hasil Penelitian ... 46

(5)

Universitas Kristen Maranatha xi

BAB V

5.1. Kesimpulan ... 54

5.2. Saran ... 54

5.2.1. Saran Ilmiah ... 54

5.2.2. Saran Praktis ... 54

Daftar Pustaka ... 56

(6)

Universitas Kristen Maranatha xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Skor Jawaban Alat Ukur Gaya Kepemimpinan ... 39

Tabel 3.2. Tabel Pembagian Item Alat Ukur Gaya Kepemimpinan ... 39

Tabel 3.3. Skor Jawaban Alat Ukur Komitmen Organisasi ... 40

Tabel 3.4. Tabel Pembagian Item Alat Ukur Komitmen Organisasi ... 41

Tabel 4.1. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ... 45

Tabel 4.2. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

Tabel 4.3. Gambaran Subjek Berdasarkan Masa Pelayanan ... 46

Tabel 4.4. Gambaran Subjek Berdasarkan Departemen Tempat Melayani ... 47

Tabel 4.5. Gambaran Persepsi tentang Gaya Kepemimpinan ... 48

Tabel 4.6. Gambaran Komitmen Organisasi ... 49

Tabel 4.7. Tabulasi Silang Gaya Kepemimpinan dan Komitmen Organisasi ... 49

Tabel 4.8. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Komitmen Organisasi ... 50

Tabel 4.9. Tabulasi Silang Usia dan Komitmen Organisasi ... 51

(7)

Universitas Kristen Maranatha xiii

DAFTAR BAGAN

(8)

59

(9)

Profil Gereja “X” di Bandung

Gereja “X” di Bandung adalah salah satu contoh organisasi non-profit yang ada di Bandung. Visi gereja “X” adalah “Menjadi Gereja Sel yang

Memuridkan dan Menginjil”. Berdiri pada tanggal 7 Maret 2004, saat ini Gereja

“X” beranggotakan 350 jemaat yang sebagian besar adalah mahasiswa dan

professional muda.

Dalam kehidupan pelayanannya, gereja “X” mempunyai lima departemen

pelayanan, yaitu creative, multimedia, praise and worship, prayer dan usher. Masing-masing departemen ini memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Departemen Creative bertugas merencanakan rundown ibadah, mengawasi dan membuat acara-acara kreatif dalam ibadah. Departemen

Multimedia bertanggungjawab membuat klip pengumuman dan menjalankan

program easy worship saat ibadah berlangsung. Departemen Praise and Worship bertugas memimpin jemaat saat memuji Tuhan di ibadah. Departemen Prayer mengkoordinasi orang-orang yang berdoa selama ibadah berlangsung. Departemen Usher bertugas sebagai penyambut jemaat saat datang ibadah dan membagi warga jemaat. Setiap departemen pelayanan dipimpin oleh seorang ketua departemen. Ketua departemen berperan untuk memberi instruksi dan mengarahkan volunteer yang ada dalam departemennya dalam usaha nya mencapai visi bersama.

(10)

61

Bagi volunteer mahasiswa, batas IPK minimal adalah 2,25 dan bagi pelajar batas nilai rata-rata rapor adalah 7,00. Hal ini ditetapkan agar jemaat yang sebagian besat mahasiswa dan pelajar tidak melupakan kewajiban utamanya, yaitu belajar.

(11)

Instruksi Pengisian Kuesioner

Di balik halaman ini Saudara akan menemukan sejumlah soal berbentuk pernyataan. Berikan respon terhadap pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang ada dalam diri Saudara. Tidak ada jawaban benar ataupun salah.

Berikan tanda check (√) pada kolom yang Saudara anggap paling mewakili kesesuaian antara pernyataan dengan diri Saudara.

Selamat bekerja.

Keterangan:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Kuesioner Data Penunjang

Jenis Kelamin : L / P

Usia : ………. tahun

Masa melayani : ……… tahun, ……….. bulan

(12)

63

Kuesioner Gaya Kepemimpinan

Catatan:

Dalam kuesioner ini, yang dimaksud dengan pemimpin adalah ketua departemen dimana Saudara melayani.

no

item pernyataan SS S TS STS

1 pemimpin menyapa anggota tim saat bertemu 2 pemimpin mengarahkan anggota timnya secara

detail

3 pemimpin memberi pujian kepada anggota tim 4 pemimpin menerapkan kebijakan tertetu di dalam

tim

5 pemimpin berfungsi hanya sebagai pemimpin tim 6 pemimpin memimpin sangat tegas, tanpa

toleransi terhadap kesalahan

7 pemimpin meluangkan waktu untuk mendengar pendapat anggota tim nya

8 pemimpin memberi feedback setiap kesalahan 9 pemimpin memberitahukan dahulu sebelum

diberlakukan kebijakan baru

10 pemimpin tidak berbagi suka dan suka bersama tim

11 memimpin membuat jadwal kerja harian 12 pemimpin mengambil tanggung jawab penuh

terhadap pelaksanaan kerja tim

13 memimpin membuat jadwal pelayanan

14 memimpin membuat standard kualitas pelayanan 15 pemimpin tidak menjelaskan alasan nya dalam

mengambil kebijakan

16 pemimpin menginformasikan hal-hal penting pada tim

17 pemimpin bertindak tanpa menanyakan pendapat anggota tim nya

18 pemimpin mendukung tindakan timnya 19 pemimpin mengutamakan tenggak waktu

penyelesaian tugas

20 pemimpin memperlakukan anggota tim nya seperti keluarga

21 pemimpin mendorong tim menggunakan cara kerja yang sesuai dengan prosedur

(13)

23 pemimpin bersedia menerima saran dan berubah 24 pemimpin memimpin briefing tim

25 pemimpin mudah dihubungi

26 pemimpin mendorong anggota tim mengikuti peraturan yang berlaku

27 pemimpin gagal melakukan hal-hal penting yang mendesak

28 pemimpin memberi solusi saat anggota tim menemui masalah

29 pemimpin men-sharing-kan harapannya terhadap tim

30 pemimpin berbicara mewakili tim

31 pemimpin memasukan saran-aran anggota tim dalam pelayanannya

32 pemimpin mendorong setiap anggota tim melayani sesuai kemampuannya

33 pemimpin membiarkan orang lain mengambil alih kepemimpinannya dalam tim

34 pemimpin membuat atasannya peduli terhadap kesejahteraan anggota tim nya

(14)

65

Kuesioner Komitmen Organisasi

no

item pernyataan SS S TS STS

1 walaupun saya ingin, akan sangat berat untuk saya meninggalkan gereja ini

2 saya merasa masalah yang ada di gereja ini merupakan masalah saya juga

3 saya mempertimbangkan untuk berhenti melayani 4 saya tidak merasa bersalah seandainya saya

berhenti melayani

5 saya merasa kesetiaan terhadap gereja tidak terlalu penting

6 jika saya meninggalkan gereja ini saya akan baik-baik saja

7 saya rasa saya dapat dengan mudah tertarik pada gereja lain

8

salah satu alasan saya tetap melayani adalah saya percaya bahwa kesetiaan itu sangat penting dan harus selalu dijaga

9 saya tidak merasa menjadi bagian keluarga dari gereja ini

10 saya merasa akan kehilangan komunitas yang mendukung saya jika saya keluar

11 saya tidak merasakan kedekatan emosi dengan gereja ini

12 jika saya tertarik dengan gereja lain, maka saya akan merasa sangat bersalah

13 saya tidak merasakan sebuah kewajiban untuk tetap melayani di gereja ini

14 akan sulit sekali menemukan gereja lain yang saya sukai selain disini

15 akan lebih baik bagi seseorang apabila ia tetap melayani pada satu gereja

16 saya merasa bahwa gereja ini sangat berarti bagi saya

17 saya tidak merasa memiliki gereja ini

(15)

Rincian Kuesioner Gaya Kepemimpinan

11 pemimpin tidak berbagi suka dan

suka bersama tim (-)

19 pemimpin mendukung tindakan

timnya (+)

21 pemimpin memperlakukan anggota

tim nya seperti keluarga (+) 26 pemimpin mudah dihubungi (+) 29 pemimpin memberi solusi saat 25 pemimpin memimpin briefing tim (+) 30 pemimpin men-sharing-kan

(16)

67

31 pemimpin berbicara mewakili tim (+) 34 37 pemimpin menjaga tim agar tetap

(17)

Rincian Kuesioner Komitmen Organisasi

7 saya rasa saya dapat dengan mudah

tertarik pada gereja lain (-)

9 saya tidak merasa menjadi bagian

keluarga dari gereja ini (-)

11 saya tidak merasakan kedekatan emosi

dengan gereja ini (-)

Rasa

memiliki 2

saya merasa masalah yang ada di gereja

ini merupakan masalah saya juga (+) 16 saya merasa bahwa gereja ini sangat

berarti bagi saya (+)

17 saya tidak merasa memiliki gereja ini (-)

continuance Bertahan

karena takut mendapat kerugian

1 walaupun saya ingin, akan sangat berat

untuk saya meninggalkan gereja ini (+) 3 saya mempertimbangkan untuk berhenti

melayani (-)

6 jika saya meninggalkan gereja ini saya

akan baik-baik saja (-)

14 akan sulit sekali menemukan gereja lain

yang saya sukai selain disini (+) Mendapatkan

manfaat 10

saya merasa akan kehilangan komunitas

yang mendukung saya jika saya keluar (+) 18 salah satu alasan saya melayani disini

adalah talenta saya berkembang (+)

4 saya tidak merasa bersalah seandainya

saya berhenti melayani (-)

13 saya tidak merasakan sebuah kewajiban

untuk tetap melayani di gereja ini (-) 5 saya merasa kesetiaan terhadap gereja

tidak terlalu penting (-) 12 jika saya tertarik dengan gereja lain,

maka saya akan merasa sangat bersalah (+) 15 akan lebih baik bagi seseorang apabila

(18)

59 Hasil Perhitungan Validitas Item Kuesioner Gaya Kepemimpinan

no

item pernyataan (+)/(-) aspek rs

Alpha

cronbach keterangan 1 pemimpin menyapa anggota tim saat bertemu (+) consideration 0,570 0,731 dipakai 2 pemimpin mengarahkan anggota timnya secara detail (+) initialing stucture 0,635 0,720 dipakai 3 pemimpin memberi pujian kepada anggota tim (+) consideration 0,725 0,725 dipakai 4 pemimpin menerapkan kebijakan tertetu di dalam tim (+) initialing stucture 0,547 0,722 dipakai

5 pemimpin berfungsi hanya sebagai pemimpin tim (+) netral

6 pemimpin memahami keluhan anggota tim nya (+) consideration 0,179 dibuang

7 pemimpin memimpin sangat tegas, tanpa toleransi

terhadap kesalahan (+) initialing stucture 0,510

0,723

dipakai 8 pemimpin meluangkan waktu untuk mendengar

pendapat anggota tim nya (+) consideration 0,673

0,729

dipakai 9 pemimpin memberi feedback setiap kesalahan (+) initialing stucture 0,583 0,719 dipakai 10 pemimpin memberitahukan dahulu sebelum

diberlakukan kebijakan baru (+) netral

11 pernyataan pemimpin dianggap selalu benar (+) initialing stucture 0,281 dibuang 12 pemimpin tidak berbagi suka dan suka bersama tim (-) consideration 0,502 0,729 dipakai 13 pemimpin memperhatikan kesejahteraan anggotanya (+) consideration 0,120 dibuang 14 memimpin membuat jadwal kerja harian (+) initialing stucture 0,416 0,729 dipakai 15 pemimpin mengambil tanggung jawab penuh

terhadap pelaksanaan kerja tim (+) netral

(19)

18 pemimpin tidak menjelaskan alasan nya dalam

mengambil kebijakan (-) consideration 0,444

0,735

dipakai 19 pemimpin menginformasikan hal-hal penting pada

tim (+) netral

20 pemimpin bertindak tanpa menanyakan pendapat

anggota tim nya (-) consideration 0,633

0,724

dipakai

21 pemimpin mendukung tindakan timnya (+) consideration 0.669 0,730 dipakai

22 pemimpin mengutamakan tenggak waktu

penyelesaian tugas (+) initialing stucture 0,571

0,723

dipakai 23 pemimpin memperlakukan anggota tim nya seperti

keluarga (+) consideration 0,778

0,718

dipakai 24 pemimpin mendorong tim menggunakan cara kerja

yang sesuai dengan prosedur (+) initialing stucture 0,731

0,720

dipakai 25 pemimpin berhasil memperoleh apa yang

diinginkannya dari atasannya (+) netral

26 pemimpin bersedia menerima saran dan berubah (+) consideration 0,548 0,733 dipakai 27 pemimpin memimpin briefing tim (+) initialing stucture 0,726 0,714 dipakai

28 pemimpin mudah dihubungi (+) consideration 0,623 0,728 dipakai

29 pemimpin mendorong anggota tim mengikuti

peraturan yang berlaku (+) initialing stucture 0,728

0,718

dipakai 30 pemimpin gagal melakukan hal-hal penting yang

mendesak (+) netral

31 pemimpin memberi solusi saat anggota tim menemui

masalah (+) consideration 0,685

0,726

dipakai 32 pemimpin men-sharing-kan harapannya terhadap tim (+) initialing stucture 0,584 0,722 dipakai

(20)

61

34 pemimpin memasukan saran-aran anggota tim dalam

pelayanannya (+) consideration 0,581

0,730

dipakai 35 pemimpin mendorong setiap anggota tim melayani

sesuai kemampuannya (+) initialing stucture 0,612

0,723

dipakai 36 pemimpin membiarkan orang lain mengambil alih

kepemimpinannya dalam tim (+) netral

37 pemimpin membuat atasannya peduli terhadap

kesejahteraan anggota tim nya (+) netral

38 pemimpin meminta persetujuan tim terlebih dahulu

sebelum memutuskan kebijakan (+) consideration 0,554

0,730

dipakai 39 pemimpin mengontrol koordinasi tim (+) initialing stucture 0,566 0,722 dipakai

(21)

no

item pernyataan (+)/(-) komponen rs

Alpha

cronbach keterangan

1 saya ingin terus melayani disini (+) affective 0,294 dibuang

2 saya tidak takut kehilangan pelayanan saya (-) continuance 0,035 dibuang

3 walaupun saya ingin, akan sangat berat untuk saya

meninggalkan gereja ini (+) continuance 0,541 0,718 dipakai

4 menurut saya, orang-orang sekarang ini terlalu sering

pindah dari sebuah gereja ke gereja lain (+) normative 0,268 dibuang

5 saya senang membicarakan tentang gereja ini dengan

orang-orang di luar sana (+) affective 0,298 dibuang

6 saya merasa masalah yang ada di gereja ini merupakan

masalah saya juga (+) affective 0,414 0,729 dipakai

7 jika saya meninggalkan gereja ini, saya akan mendapatkan

teman-teman yang baru (-) continuance 0,173 dibuang

8 saya mempertimbangkan untuk berhenti melayani (-) continuance 0,678 0,695 dipakai 9 saya tidak merasa bersalah seandainya saya berhenti

melayani (-) normative 0,444 0,660 dipakai

10 saya merasa kesetiaan terhadap gereja tidak terlalu penting (-) normative 0,640 0,624 dipakai 11 jika saya meninggalkan gereja ini saya akan baik-baik saja (-) continuance 0,767 0,706 dipakai 12 saya rasa saya dapat dengan mudah tertarik pada gereja lain (-) affective 0,691 0,672 dipakai 13 salah satu alasan saya tetap melayani adalah saya percaya

(22)

63

15 saya merasa akan kehilangan komunitas yang mendukung

saya jika saya keluar (+) continuance 0,511 0,720 dipakai

16 saya tidak merasakan kedekatan emosi dengan gereja ini (-) affective 0,605 0,700 dipakai 17 jika saya tertarik dengan gereja lain, maka saya akan merasa

sangat bersalah (+) normative 0,599 0,628 dipakai

18 saya tidak merasakan sebuah kewajiban untuk tetap

melayani di gereja ini (-) normative 0,398 0,671 dipakai

19 akan sulit sekali menemukan gereja lain yang saya sukai

selain disini (+) continuance 0,607 0,721 dipakai

20 akan lebih baik bagi seseorang apabila ia tetap melayani

pada satu gereja (+) normative 0,493 0,658 dipakai

21 saya merasa bahwa gereja ini sangat berarti bagi saya (+) affective 0,689 0,686 dipakai

22 saya tidak merasa memiliki gereja ini (-) affective 0,598 0,698 dipakai

23 salah satu alasan saya melayani disini adalah talenta saya

berkembang (+) continuance 0,531 0,724 dipakai

24 saya merasa tidak harus bertanggung jawab terhadap gereja

(23)

no

item 1 2 3 4 6 7 8 10 11 13 14 15 17 18 19 20 21 23 24 25 26 28 29 31 32 35 36 total hasil

no

resp IS C

1 3 2 3 3 2 3 3 2 2 4 4 2 2 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 36 42 Participate 2 4 3 3 4 3 4 4 3 2 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 2 45 46 Participate 3 3 3 3 3 3 3 2 4 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 43 41 Participate 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 49 49 Participate

5 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 1 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 44 48 Participate 6 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46 50 Participate 7 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 40 41 Participate 8 3 3 3 4 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 39 42 Participate

9 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 55 Participate 10 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 37 38 Participate 11 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 43 43 Participate 12 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 41 42 Participate

13 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 40 Participate 14 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 37 41 Participate 15 4 4 4 4 1 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 47 49 Participate 16 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 41 Participate

(24)

65

18 4 3 3 4 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 43 Participate

19 4 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 36 41 Participate 20 4 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 37 Participate 21 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 41 41 Participate 22 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 46 49 Participate

23 4 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 49 49 Participate 24 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 41 44 Participate 25 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 54 Participate

26 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 38 39 Participate 27 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 38 41 Participate 28 4 3 3 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 40 36 Participate 29 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 36 42 Participate

30 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 43 48 Participate 31 3 3 3 4 2 3 3 4 1 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 42 43 Participate 32 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 42 48 Participate 33 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 42 45 Participate

34 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 38 Participate 35 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 1 4 4 4 4 4 1 2 1 2 4 4 4 4 43 46 Participate 36 3 3 4 3 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 46 44 Participate 37 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 46 49 Participate

38 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 40 45 Participate 39 4 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 48 46 Participate 40 4 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 46 46 Participate 41 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 46 45 Participate

(25)

44 3 2 2 2 2 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 2 3 2 3 3 3 3 37 31 Directive 45 3 3 4 4 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 38 38 participate 46 4 3 3 2 1 3 3 4 1 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 47 44 Participate 47 4 3 3 3 2 3 2 4 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 40 39 Participate

48 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 53 Participate 49 4 4 3 4 2 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 42 42 Participate 50 4 3 2 4 1 4 4 4 1 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 42 40 Participate

(26)

67

Data Mentah Skoring Komitmen Organisasi

no

item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 total hasil

resp A N C

1 4 3 3 3 4 3 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 14 18 17 normative 2 4 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 18 21 20 normative 3 3 3 2 3 4 3 3 4 1 4 4 3 3 2 1 4 4 4 19 18 18 affective

4 4 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 20 17 21 continuance 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 3 4 4 3 3 22 23 18 normative 6 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 18 18 19 continuance 7 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 17 18 16 normative

8 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 2 20 17 19 affective 9 4 3 4 4 4 4 1 1 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 17 20 24 continuance 10 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 4 4 3 4 18 18 19 continuance 11 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 19 18 20 continuance

12 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 4 1 21 16 17 affective 13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 18 16 17 affective 14 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 2 3 3 3 2 19 18 18 affective 15 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 23 21 24 continuance

(27)

20 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 18 16 17 affective 21 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 18 20 17 normative 22 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 23 21 21 affective 23 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 2 4 4 3 4 21 19 21 affective

24 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 22 18 23 affective 25 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 22 20 20 affective 26 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 19 18 14 affective

27 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 20 16 16 affective 28 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 1 3 4 4 4 4 23 19 22 affective 29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 17 17 18 continuance 30 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 23 24 21 affective

31 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 4 2 4 3 4 3 17 21 16 normative 32 4 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 18 19 21 continuance 33 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 21 18 20 affective 34 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 4 4 3 3 19 18 17 affective

35 1 3 4 1 1 1 3 4 4 3 4 1 2 2 1 3 4 4 21 10 15 affective 36 4 3 4 3 3 2 3 3 1 3 4 2 2 2 4 4 4 3 19 17 18 affective 37 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 1 3 4 4 4 4 20 21 22 continuance 38 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 21 21 23 continuance

39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 24 22 23 affective 40 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 3 20 21 17 normative 41 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 24 19 23 affective 42 4 3 1 4 1 3 4 4 3 1 2 4 4 4 4 4 4 4 20 21 17 normative

(28)

69

44 3 3 4 3 4 2 2 4 1 3 4 2 3 1 4 3 3 3 16 20 16 normative

45 3 3 1 4 4 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 19 20 15 normative 46 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 1 4 4 4 3 4 21 19 22 continuance 47 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 23 22 22 affective 48 1 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 2 3 4 4 4 4 4 24 18 18 affective

49 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 3 20 21 18 normative 50 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 3 1 21 18 19 affective 51 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 18 19 20 normative

(29)

no resp L/P usia lama departemen gaya kepemimpinan komitmen organisasi

1 L 1 25 79 praise and worship 3 participate 1 normative 2

2 L 1 21 12 creative 1 participate 1 normative 2

3 L 1 23 24 multimedia 2 participate 1 affective 1

4 P 2 21 34 praise and worship 3 participate 1 continuance 3 5 L 1 24 12 praise and worship 3 participate 1 normative 2 6 P 2 21 24 praise and worship 3 participate 1 continuance 3

7 P 2 21 30 praise and worship 3 participate 1 normative 2

8 P 2 20 19 creative 1 participate 1 affective 1

9 P 2 23 18 praise and worship 3 participate 1 continuance 3 10 P 2 20 60 praise and worship 3 participate 1 continuance 3

11 P 2 19 23 praise and worship 3 participate 1 continuance 3 12 L 1 22 30 praise and worship 3 participate 1 affective 1 13 L 1 21 24 praise and worship 3 participate 1 affective 1 14 P 2 24 60 praise and worship 3 participate 1 affective 1

15 L 1 25 73 praise and worship 3 participate 1 continuance 3 16 L 1 23 75 praise and worship 3 participate 1 affective 1 17 L 1 25 72 praise and worship 3 participate 1 normative 2 18 P 2 20 24 praise and worship 3 participate 1 affective 1

19 P 2 21 36 praise and worship 3 participate 1 affective 1

20 P 2 20 12 creative 1 participate 1 affective 1

21 P 2 20 14 creative 1 participate 1 normative 2

(30)

71

23 P 2 21 12 praise and worship 3 participate 1 affective 1

24 P 2 20 22 creative 1 participate 1 affective 1

25 P 2 21 24 prayer 4 participate 1 affective 1

26 L 1 21 22 creative 1 participate 1 affective 1

27 L 1 21 22 creative 1 participate 1 affective 1

28 L 1 24 36 multimedia 2 participate 1 affective 1

29 P 2 20 12 usher 5 participate 1 continuance 3

30 P 2 19 12 usher 5 participate 1 affective 1

31 L 1 21 12 multimedia 2 participate 1 normative 2

32 P 2 21 30 praise and worship 3 participate 1 continuance 3

33 P 2 23 38 creative 1 participate 1 affective 1

34 L 1 25 79 praise and worship 3 participate 1 affective 1

35 L 1 22 12 multimedia 2 participate 1 affective 1

36 P 2 22 36 usher 5 participate 1 affective 1

37 P 2 21 23 creative 1 participate 1 continuance 3

38 P 2 22 12 praise and worship 3 participate 1 continuance 3

39 P 2 19 34 praise and worship 3 participate 1 affective 1 40 L 1 20 26 praise and worship 3 participate 1 normative 2 41 L 1 22 36 praise and worship 3 participate 1 affective 1 42 L 1 21 18 praise and worship 3 participate 1 normative 2

43 P 2 21 47 praise and worship 3 participate 1 affective 1

44 L 1 21 18 praise and worship 3 directive 2 normative 2

45 P 2 22 42 usher 5 participate 1 normative 2

46 P 2 21 28 usher 5 participate 1 continuance 3

(31)

49 L 1 21 19 prayer 4 participate 1 normative 2

50 P 2 21 18 prayer 4 participate 1 affective 1

51 P 2 24 48 prayer 4 participate 1 normative 2

(32)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan jaman, organisasi dibentuk manusia untuk mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dilakukannya sendirian. Organisasi terdiri dari dua atau lebih individu yang berinteraksi, saling tergantung, mempunyai struktur formal yang jelas antara anggota-anggotanya untuk bekerjasama demi mencapai tujuan bersama (Pengantar Psikologi Industri dan Organisasi Lanjutan, Universitas Kristen Maranatha, 2005). Banyak ahli mengklasifikasikan organisasi menjadi dua macam, yaitu organisasi profit yang tujuannya adalah mencari keuntungan secara ekonomi dan organisasi non-profit yang bertujuan untuk kegiatan sosial atau kegiatan lain tanpa tujuan keuntungan secara ekonomi. Perusahaan dan Koperasi adalah contoh organisasi profit, sedangkan Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Bantuan Hukum, Lembaga Pemberdayaan Wanita dan Organisasi Istri Pensiunan adalah contoh-contoh organisasi non-profit yang ada di Indonesia.

(33)

Universitas Kristen Maranatha melayani (www.gkipi.org). Bersekutu atau Koinonia adalah perintah untuk berkumpul dengan orang-orang percaya, yang diwujudkan dalam bentuk organisasi gereja, ibadah, dan pertemuan kelompok-kelompok kecil dalam gereja. Bersaksi atau marturia berarti menceritakan perbuatan Tuhan kepada jemaat dan mengabarkan Injil kepada semua orang. Melayani atau diakonia adalah tindakan melayani gereja dan sesama yang diwujudkan melalui pelayanan di dalam gereja, melakukan aksi sosial dan kepedulian terhadap mereka yang kurang beruntung secara sosial dan ekonomi ( www.glennrumindo.com ).

Gereja “X” di Bandung adalah contoh perwujudan gereja sebagai organisasi yang ada di kota Bandung. Tujuan gereja tertuang dalam rumusan visi gereja, yaitu “Menjadi Gereja Sel yang Memuridkan dan Menginjil”. Saat ini Gereja “X” mempunyai kurang lebih 350 orang jemaat, dimana setiap jemaat didorong dan diarahkan untuk terlibat dalam pelayanan sebagai volunteer. Menurut Pdt. WSB, S.T. sebagai Gembala Sidang, pelayanan sangat penting bagi para volunteer karena akan memberikan motivasi bagi volunteer untuk terus memperbaiki hidupnya menuju kesempurnaan Kristus. Pelayanan juga menjadi sarana menemukan potensi volunteer dan kemudian mengembangkannya. Juga, pelayanan para volunteer akan menopang pencapaian visi gereja.

Pelayanan di Gereja “X” ini dibagi menjadi beberapa departemen, yaitu

Creative, Multimedia, Praise and worship, Prayer dan Usher. Masing-masing

(34)

Universitas Kristen Maranatha 3

dewasa awal. Saat ini, kurang lebih 25% atau sebanyak 88 orang jemaat telah melayani dari jumlah keseluruhan jemaat 350 orang (Data volunteer, November 2010).

Ketua departemen berperan untuk memberi instruksi dan mengarahkan

volunteer yang ada dalam departemennya dalam usahanya mencapai visi bersama.

Ketua departemen juga diharapkan mampu membangun dan menjaga hubungan antar volunteer di dalam departemennya sehingga dapat tercipta suasana yang nyaman dalam melayani dan terjalin kekeluargaan serta kerjasama yang baik di dalam departemen.

Berdasarkan wawancara dengan para ketua departemen mengenai pelayanan volunteer, mereka mengeluhkan mengenai keterlambatan volunteer saat datang pertemuan dan latihan-latihan yang telah ditentukan, bahkan seringkali tidak datang. Seperti yang dikeluhkan oleh ketua departemen Creative berikut, “Para volunteer seringkali terlambat hadir pada saat briefing, rapat, latihan, dan

bahkan pada saat mereka bertugas pelayanan di ibadah. Malah ada pula volunteer yang beralasan tidak melayani karena tidak tahu jadwal pelayanannya, padahal jadwal pelayanan sudah dibagikan. Hal ini berakibat pada kelancaran ibadah, sehingga ibadah terkesan berantakan”.

Hal yang senada diungkapkan oleh ketua departemen Multimedia, Volunteer sering tidak datang latihan. Akibatnya, mereka menjadi terburu-buru

(35)

Universitas Kristen Maranatha apalagi kalau lagu yang dinyanyikan adalah lagu baru. Seringkali juga volunteer tidak mengembangkan keahlian multimedia yang sudah dimilikinya, sehingga jika ada tugas yang membutuhkan teknik tertentu mereka tidak dapat mengerjakan dengan baik. Hal ini berdampak pada klip pengumuman yang diputar pada setiap ibadah, menjadi monoton”.

Keluhan dari ketua departemen Praise and worship adalah mengenai anggota tim yang tidak datang saat latihan, datang terlambat saat bertugas sehingga check sound menjadi terlambat, kostum volunteer yang tidak sesuai dan ketika saatnya ibadah dimulai seringkali anggota tim masih berada di luar ruangan utama sehingga ibadah dimulai terlambat. Ketua departemen Prayer mengeluhkan mengenai hal yang sama, yaitu keterlambatan kehadiran volunteer saat bertugas. Bagi beliau, keterlambatan kehadiran yang berulang menunjukkan bahwa

volunteer tidak sungguh-sungguh dalam melayani sehingga volunteer yang datang

terlambat tidak diperbolehkan untuk melayani di hari itu.

Keluhan juga datang dari ketua departemen Usher, “Para volunteer sering

tidak memberi kabar atau tidak merespon informasi-informasi yang disampaikan. Mereka juga sangat susah untuk diharapkan datang ke pertemuan-pertemuan yang diadakan. Lebih lagi, sebagai usher mereka kadang datang terlambat padahal seharusnya mereka sudah siap sebelum jemaat datang untuk beribadah. Beberapa kali ibadah bahkan tidak ada usher yang bertugas”.

(36)

Universitas Kristen Maranatha 5

diperkenankan masuk ke ruang ibadah dan harus menunggu di luar karena ruang ibadah masih dipakai untuk latihan tim Praise and worship atau ruangan sedang dipakai untuk doa persiapan ibadah, sehingga jemaat memilih untuk datang terlambat saja. Usher seringkali terlihat cuek dan sibuk mengobrol satu dengan yang lainnya. Ibadah pertama dimulai tidak tepat waktu yang mengakibatkan kurangnya waktu untuk mempersiapkan ibadah selanjutnya sehingga ibadah berikutnya menjadi terlambat. Pada saat pujian dinyanyikan, worship leader atau

singer salah menyanyikan teks lagu sehingga jemaat menjadi bingung. Atau juga

kesalahan pada pemain musik yang kurang kompak. Penari yang bertugas seringkali tidak kompak dan malah terlihat kacau. Keluhan lain yang diutarakan oleh jemaat adalah teks lagu yang salah, atau operator teks yang tidak mengganti teks pada saat yang tepat. Jika lagu yang dinyanyikan merupakan lagu berbahasa Inggris, banyak terdapat kesalahan pengetikan sehingga seringkali menimbulkan arti yang berbeda. Jemaat juga sering menunggu lama untuk menyaksikan klip pengumuman setelah Firman Tuhan selesai dsampaikan.

(37)

Universitas Kristen Maranatha 11% karena alasan terlalu lelah untuk menghadiri pertemuan. Satu orang atau 5% menyatakan malas.

Sebanyak lima orang atau 26% dari 19 responden menambahkan bahwa mereka kini merasa kurang semangat dalam pelayanan dan mengaku mengerjakan tugasnya dengan asal-asalan atau setengah hati. Kadang pelayanan mereka terasa seperti beban atau sesuatu yang melelahkan dan tidak menyenangkan. Mereka tidak merasa memiliki gereja ini. Tiga orang atau 16% dari 19 responden menyatakan bahwa mereka menghayati pelayanan mereka sebagai kehormatan melayani Tuhan Yesus sehingga selalu berusaha memberikan yang terbaik dan dengan bersukacita. Mereka tidak keberatan mengerjakan tugas pelayanan sampai lembur di gereja atau mengambil kursus dalam bidang pelayanan dengan biaya dari diri sendiri.

Dua atau 11 % lainnya menyatakan bahwa mereka pelayanan karena diminta oleh pemimpin mereka, ada saat-saat pemimpin mereka membuat mereka menjadi malas melayani. Alasan mereka untuk tidak mengembangkan keahlian mereka pada umumnya adalah tidak ada biaya untuk les, tidak ada waktu dan merasa keahliannya sudah cukup (Khusus untuk alasan bahwa tidak ada biaya untuk les, sebenarnya gereja sudah memfasilitasi dengan mengadakan pelatihan-pelatihan pada bidang-bidang pelayanan, namun hanya sedikit volunteer yang mengikuti pelatihan tersebut dengan berbagai alasan).

(38)

Universitas Kristen Maranatha 7

tidak merasa memiliki gereja ini. Fenomena yang ditunjukkan oleh para volunteer ini mengarah pada konsep komitmen organisasi. Komitmen organisasi adalah kesediaan untuk setia, menerima tujuan organisasi, mengembangkan diri bagi organisasi, berdedikasi dan melibatkan keterikatan secara emosi dengan organisasi (Meyer & Allen, 2002). Komitmen organisasi akan membantu

volunteer mempertahankan keanggotaannya dan menjalankan pelayanannya

dengan semangat memberikan yang terbaik.

Menurut Meyer dan Allen (1997), komitmen organisasi mempunyai tiga komponen, yaitu affective commitment (want), normative commitment (need) dan

continuance commitment (ought to). Berdasarkan survei awal yang telah

dilakukan terhadap 19 volunteer, didapatkan hasil 10 orang atau 53% volunteer mengaku merasakan keterikatan emosi dengan gerejanya, merasa bangga dan ingin memberikan daya, waktu dan dana yang diperlukan untuk tercapainya visi dan misi gereja. Mereka rela mengerjakan tugas pelayanan dengan lembur atau menginap di gereja dan berinisiatif menawarkan bantuan ke pemimpinnya untuk membantu mengerjakan tugas yang bukan bagiannya, mereka rela melakukan hal ini karena merasa pemimpinnya baik dan perhatian. Sebanyak 8 orang atau 42%

volunteer menghayati pelayanan sebagai tugas dan tanggung jawab mereka

(39)

Universitas Kristen Maranatha merasakan manfaat terlibat dalam pelayanan, yaitu mendapat banyak teman, banyak dikenal, merasa keahliannya terasah dan menjadi lebih baik. Menurutnya sikap pemimpinnya tidak terlalu mempengaruhi pelayanannya.

(40)

Universitas Kristen Maranatha 9

supportive/human relation (initialing stucture rendah, consideration tinggi) dan

laisse-faire (initialing structure dan consideration rendah).

Menurut survei awal yang telah dilakukan pada 19 responden volunteer di Gereja “X” Bandung sebanyak 17 orang atau 89% volunteer menyampaikan ketidakpuasan terhadap pemimpin mereka dalam hal mereka merasa dituntut terlalu banyak, tidak dimengerti kesulitannya dalam mengerjakan tugas, pemimpinnya tidak membantu dan merasa ide dan saran yang ditanyakan tidak dipertimbangkan baik-baik dalam pengambilan keputusan dan hanya menjadi formalitas saja. Volunteer dari departemen Usher banyak mengeluhkan mengenai pemimpinnya berkomunikasi hanya sebatas sms jika memberitahukan tugas pelayanan dan tidak adanya perhatian dan bimbingan yang diberikan. Mereka merasa kurang dibimbing dan kurang mengenal satu sama lain di dalam departemen yang sama. Volunteer dari departemen Prayer mengeluhkan ketidaknyamanan terhadap keputusan-keputusan yang diambil pemimpin secara sepihak dan tidak melibatkan pendapat dan masukan dari volunteer. Pemimpin departemennya juga dirasa sangat sibuk sehingga mereka tidak merasakan kedekatan hubungan secara pribadi.

Volunteer dari departemen Multimedia merasa pemimpin memberikan

(41)

Universitas Kristen Maranatha lupa tema atau ide yang telah disepakati sehingga harus diingatkan. Hal berbeda diungkapkan oleh volunteer departemen Praise and worship yang menceritakan pemimpinnya suka memberi tugas mendadak sehingga merasa kurang dapat mempersiapkan pelayanannya. Pemimpinnya juga kurang tegas sehingga banyak rekan pelayanan yang terlambat atau melanggar peraturan tetapi tidak mendapat sanksi. Hal ini membuat suasana melayani menjadi kurang kondusif karena terkesan adanya “anak emas” di dalam pelayanan.

Berdasarkan survei awal, dari 14 orang yang menyatakan bahwa pemimpinnya mempunyai gaya kepemimpinan participate/democrative, 7 orang atau 50% mempunyai komponen affective commitment yang dominan, 6 orang atau 43% mempunyai komponen normative commitment yang dominan dan satu orang atau 7% mempunyai komponen continuance commitment yang dominan. Terdapat 4 orang yang menyatakan bahwa pemimpinnya mempunyai gaya kepemimpinan directive/autocrative, 2 orang atau 50% mempunyai komponen

affective commitment yang dominan dan 2 orang atau 50% lainnya mempunyai

komponen normative commitment yang dominan. Sedangkan 1 orang yang menyatakan bahwa pemimpinnya mempunyai gaya kepemimpinan

supportive/human relation mempunyai komponen affective commitment yang

dominan.

(42)

Universitas Kristen Maranatha 11

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana hubungan antara persepsi tentang gaya kepemimpinan atasan dan komponen komitmen organisasi pada volunteer di Gereja “X” di Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk memperoleh gambaran persepsi tentang gaya kepemimpinan atasan dan komponen komitmen organisasi pada volunteer di Gereja “X” di Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana hubungan persepsi tentang gaya kepemimpinan atasan dan komponen komitmen organisasi pada volunteer di Bandung

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Ilmiah

(43)

Universitas Kristen Maranatha 3. Memberikan informasi kepada peneliti lain yang tertarik untuk

meneliti topik yang serupa.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi kepada para volunteer mengenai komitmen organisasi mereka sehingga mereka dapat memahami komitmen dirinya dan arti penting komitmen organsiasi dalam melakukan pelayanannya sehingga akan tercapai hasil yang optimal.

2. Memberikan informasi kepada Gembala Sidang Gereja “X” mengenai hubungan komitmen organisasi volunteer dan gaya kepemimpinan yang ada di dalam gereja sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi dan mengembangkan pelayanan yang telah ada.

1.5. Kerangka Pikir

(44)

Universitas Kristen Maranatha 13

Volunteer membutuhkan komitmen organisasi agar pelayanannya dilakukan

dengan sepenuh hati dan memberkati jemaat.

Komitmen Organisasi adalah penerimaan terhadap tujuan organisasi, kesediaan untuk mengembangkan diri bagi organisasi dengan setia, dedikasi dan melibatkan keterikatan emosi untuk melakukannya (Meyer & Allen, 2002). Menurut Meyer & Allen (1997), komitmen organisasi mempunyai tiga komponen, yaitu affective commitment (want), normative commitment (need) dan continuance

commitment (ought to).

Affective Commitment merupakan ikatan yang berasal dari keterikatan

emosional anggota terhadap organisasinya. Anggota dengan Affective

Commitment yang kuat menganggap organisasi sebagai bagian dari dirinya, dan

akan terlibat secara penuh dalam kegiatan-kegiatan organisasi dan sangat menyenangi keanggotaannya pada organisasi. Di Gereja “X” volunteer dengan

Affective Commitment yang dominan, akan tetap bergabung dengan gereja karena

kemauannya sendiri dan karena mereka menyukai pelayanannya. Volunteer dengan Affective Commitment yang dominan akan bertahan dalam gereja karena ia memang ingin melakukan hal tersebut (want).

Continuance Commitment diartikan sebagai keterikatan karena takut

menderita kerugian bila meninggalkan organisasi. Volunteer dengan tingkat

Continuance Commitment yang dominan akan memilih untuk tetap bertahan

karena mereka merasa membutuhkan pelayanan tersebut (need).

Normative Commitment merupakan seberapa besar loyalitas anggota

(45)

Universitas Kristen Maranatha dominan, tetap menjadi anggota gereja karena mereka merasa wajib melakukannya dan bertanggung jawab untuk menjalankan tugas dan pelayanannya di Gereja “X”. Dengan kata lain, volunteer yang memiliki

Normative Commitment yang dominan bertahan karena merasa memang sudah

seharusnya demikian (ought to).

Meyer (1989) mengemukakan bahwa suatu organisasi akan berjalan dengan baik apabila kebanyakan anggotanya menunjukkan affective commitment pada organisasi. Hal ini terlihat dari bagaimana para anggotanya mengidentifikasikan diri dengan organisasinya, terlibat penuh dalam kegiatan organisasi dan menyenangi keanggotaannya dalam organisasi sehingga akan mengerahkan lebih banyak usaha untuk menampilkan unjuk kerja yang lebih baik.

Menurut Fred Luthans (1995) komitmen organisasi dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu faktor personal, yang meliputi usia, masa kerja dan perasaan positif atau negatif terhadap perusahaan; variabel organisasi, yang meliputi job design dan gaya kepemimpinan atasan; dan variabel non-organisasi, yang meliputi munculnya tawaran dan alternatif lain setelah bergabung dalam organisasi.

(46)

Universitas Kristen Maranatha 15

volunteernya sehingga volunteer akan mempertahankan keanggotaannya.

Sedangkan variabel non-organisasi, yang meliputi munculnya tawaran dan alternatif lain setelah bergabung pada organisasi dapat menjadi penguji komitmen organisasi volunteer.

Gereja “X” mempunyai lima departemen, yaitu Creative, Multimedia,

Praise and worship, Prayer dan Usher. Setiap departemen dipimpin oleh orang

yang ditunjuk oleh Gembala Sidang menjadi ketua departemen. Ketua departemen memiliki gaya kepemimpinan masing-masing yang dikembangkan dalam pelayanannya. Gaya kepemimpinan atasan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka merumuskan dan mencapai tujuan (Stogdill, 1948). Studi di Ohio State University merumuskan kepemimpinan terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi Struktur Pembuatan Inisiatif (Initialing Structure) dan dimensi Perhatian (Consideration).

Dimensi Struktur pembuatan inisitatif (initialing structure) ini menunjukkan kepada perilaku mengutamakan rencana dan pelaksanaan kerja, menentukan standar yang pasti, menentukan secara jelas tanggung jawab dan tindakan dan memonitor hasil kerja yang telah dicapai. Dimensi Perhatian (Consideration) menggambarkan perilaku ketua departemen melakukan pendekatan dengan hangat dan memotivasi bawahan, mengembangkan “iklim sosial” di antara anggotanya, menghargai dan menghormati anggota serta peka

(47)

Universitas Kristen Maranatha dikembangkan untuk menunjukkan bermacam kombinasi dari stuktur inisiatif dan perhatian menghasilkan empat kuadran gaya kepemimpinan.

Kuadran I (Directive/Autocrative) adalah gaya kepemimpinan dimana

initialing structure tinggi dan consideration rendah. Ketua departemen

mendelegasikan tugas sepenuhnya kepada volunteer dan membiarkan mereka bekerja dengan cara mereka sendiri. Ketua departemen kurang memperhatikan hubungan tetapi sangat fokus pada hasil yang dicapai. Kuadran II

(Participate/Democrative) yaitu initialing structure dan consideration yang

tinggi. Ketua departemen memperhatikan pencapaian hasil dan hubungan dengan

volunteer, selalu bekerjasama, berpartisipasi dan mendorong para volunteernya

dalam pencapaian hasil. Kuadran III (Supportive/Human Relationship), yaitu

initialing structure rendah dan consideration tinggi. Ketua departemen lebih

memperhatikan hubungan daripada tugas, selalu hangat, mendorong, menghindari konflik dan berusaha mencari keharmonisan dalam membuat keputusan. Kuadran IV (Laisse-faire) yaitu initialing structure dan consideration yang rendah. Ketua departemen kurang memperhatikan hasil atau proses pencapaian tugas dan selalu mengembalikan tugas pada bawahannya.

Setiap volunteer kemudian mempersepsikan gaya kepemimpinan ketua departemennya. Persepsi merupakan proses penerimaan stimulus, mengorganisasikan, memberi makna, menguji, sampai memberi respon kepada stimulus (Schiffman & Kanuk, 1987). Persepsi yang berbeda-beda pada setiap

volunteer mengenai gaya kepemimpinan dapat berdampak pada komitmen

(48)

Universitas Kristen Maranatha 17

Volunteer yang mempersepsi gaya kepemimpinan atasannya sebagai

directive/autocrative (initialing structure tinggi dan consideration rendah)

cenderung akan merasa hanya dimanfaatkan dan tidak dihargai, sehingga

volunteer merasa kurang nyaman di dalam pelayanannya. Hal ini cenderung akan

membuat volunteer melakukan pelayanannya dengan terpaksa. Pemimpin merasa selalu benar dan tidak menerima masukan dan saran, mengutamakan deadline dan mengarahkan dengan sangat detil. Volunteer yang merasa terlalu didikte akan dengan mudah meninggalkan pelayanannya, kecuali jika ia merasa mendapatkan suatu manfaat tertentu, misal ia merasa potensinya berkembang karena arahan yang jelas di dalam pelayanannya, maka komponen komitmen yang dominan adalah continuance commitment. Jika volunteer merasa nyaman dengan arahan yang detil dan target-target yang diberikan maka volunteer akan mengembangkan

affective commitment dalam dirinya.

Volunteer yang mempersepsi gaya kepemimpinan atasannya sebagai gaya

(49)

Universitas Kristen Maranatha attachtment yang tinggi terhadap oganisasi, merasa bangga, merasa memiliki

pelayanannya dan menjadi bagian dari gereja sehingga tidak akan dengan mudah meninggalkan organisasi. Dalam persepsi demikian volunteer akan mengembangkan komponen komitmen affective commitment. Jika volunteer merasa potensinya menjadi lebih berkembang dengan pelayanan yang dilakukannya, volunteer akan mengembangkan continuance commitment di dalam dirinya karena merasa mendapatkan manfaat dari pelayanannya.

Volunteer yang mempersepsi gaya kepemimpinan atasannya sebagai gaya

kepemimpinan supportive/human relationship (initialing structure rendah dan

consideration tinggi) cenderung akan merasa sangat diperhatikan, tetapi

organisasi tidak mengoptimalkan potensinya. Pemimpin mengembangkan suasana kekeluargaan, memdengarkan keluhan volunteer dan memberikan pujian, namun tidak memberikan target dan arahan melayani yang jelas sehingga volunteer bingung dengan apa yang diharapka dari pelayanannya. Walaupun merasa sangat diperhatikan dan dimengerti, initialing stucture yang rendah akan membuat

volunteer tidak mempunyai keinginan untuk mengembangkan potensinya

sehingga pelayanannya tidak berkembang dan akhirnya volunteer sendiri menjadi bosan. Hal ini akan menimbulkan kejenuhan sehingga volunteer akan meninggalkan pelayanannya, atau tetap bertahan karena merasa sudah seharusnya demikian sehingga komponen yang menjadi dominan adalah normative

commitment. Jika volunteer merasakan manfaat lain dari pelayanannya, seperti

(50)

Universitas Kristen Maranatha 19

keanggotaannya maka yang berkembang di dalam dirinya adalah komponen

continuance commitment.

Volunteer yang mempersepsi gaya kepemimpinan atasannya sebagai gaya

(51)

Universitas Kristen Maranatha Skema Kerangka Pemikiran

Bagan 1.1. Skema Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian:

(52)

54 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan persepsi volunteer tentang gaya kepemimpinan ketua departemen dan komitmen organisasi pada volunteer di

gereja “X” Bandung, didapati bahwa:

1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi volunteer tentang gaya kepemimpinan atasan dan komitmen organisasi.

2. Sebagian besar volunteer mempersepsi gaya kepemimpinan ketua departemennya sebagai participate.

5.2. Saran

5.2.1. Saran Ilmiah

Bagi peneliti yang tertarik untuk meneliti mengenai komitmen organisasi, disarankan untuk meneliti mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada komitmen organisasi pada gereja misalkan perasaan positif atau negatif terhadap gereja, job design dan adanya tawaran untuk melayani di gereja lain.

5.2.2. Saran Praktis

(53)
(54)

56 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Rita L, Richard C. Atkinson, Edward E. Smith, Daryl, J. Ben. 2003.

Pengantar Psikologi. Batam: Interaksara.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Halpin, Andrew. W. 1957. Manual for the LBDQ (Leader Behavior Description

Questionnaire). Columbus, Ohio.

Hurlock, Elizabeth B. 1996. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. 1998. Manajeman Pemasaran: Analisis PerencanaanImplementasi

dan Kontrol. Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Meyer, J.P & Allen N.J. 1997. Commitment in the Workplace, Theory, Research

and Application. London: Sage Publications.

Meyer, J. P., Paunonen, S. V., Gellatly, I.H., Goffin, R. D., & Jackson, D. N. 1989. Organizational Commitment and Job Performance: It’s the Nature of the Commitment that Counts. Journal of Applied Psychology,74, 152-156. Nazir, Moh, Ph. D. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. 2007. Bandung: Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha.

Pengantar Psikologi Industri dan Organisasi. 2005. Bandung: Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha.

Priyatno, Dwi. 2010. Pahami Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom.

Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi 10. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Santrock, John W. 2002. Life-Span Development. Jakarta:Erlangga.

Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT Gramedia.

(55)

Universitas Kristen Maranatha Yukl, Gary A. 1981. Leadership in Organization, 2nd edition. Prentice-Hall

(56)

58

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Albert, Debora Fransiska. 2009. Suatu Studi Deskriptif Mengenai Komitmen

Organisasi pada Salesman di Perusahaan “X” di Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Fisher College of Business. 2009. Leader Behavior Description Questionnaire

(LBDQ) (Online). (https://fisher.osu.edu/offices/fiscal/lbdq/ diakses 29

September 2009)

Kuntjoro, Drs. H. Zaenuddin Sri, M, Psi. 2002. Komitmen Organisasi (Online). (www.e-psikologi.com, diakses 18 September 2009)

Lestari, Maria Ika Septi. 1995. Hubungan Antara Motif Berprestasi dan

Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas “X” Universitas “Y”

Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Maranatha.

Posenti, Fransiskus. 2006. Komitmen Kerja (Online). (www.infomedia.com, diakses 18 September 2009).

Susilaradeya, Purboyo W. 2003. Organisasi Gereja (Online). (www.gkipi,org diakses 16 September 2009)

Uziroh. 2007. Analisis Berdasarkan Koefisien Korelasi Kontingensi C dan

Aplikasinya dengan Program SPSS.Tugas Akhir. Semarang: Universitas

Referensi

Dokumen terkait

Bagi para investor yang hendak berinvestasi pada bidang properti sebaiknya secara detail memperhatikan keempat faktor yang ada dalam penelitian ini, dikarenakan bila

Hasil penelitian pada kualitas fisik daging menunjukkan perbedaan genotipe berdasarkan SNP Arg25Cys pada gen leptin, tidak berpengaruh nyata (P ≥ 0.05) terhadap

Pembuktian kualifikasi dilakukan oleh direktur atau yang mewakili (orang yang mewakili diwajibkan membawa surat tugas dan/atau surat kuasa).. Apabila Saudara tidak hadir

[r]

Selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi. Bentuk ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa. Bentuk laporan Rugi laba

Dalam penulisan skripsi ini, penulis bekerja sama dengan pengelola Bunga Tanjung Home Industry untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan melakukan penelitian untuk

Oleh karena itu, tegangan air pori yang terbentuk pada bidang longsor ini akan digunakan untuk memperoleh parameter kuat geser tanah.. Tegangan air pori pada bidang

ini hidup sebagai suatu panggilan yang bersifat pribadi, merupakan hasil dari pemaknaan akan. identitas dan sekaligus pula aktualisasinya melalui kesadaran akan identitas itu