• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN DESA DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN DI DESA ANABANUA KECAMATAN BARRU KABUPATEN BARRU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN DESA DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN DI DESA ANABANUA KECAMATAN BARRU KABUPATEN BARRU"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN DESA DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN

PROGRAM PEMBANGUNAN DI DESA ANABANUA KECAMATAN BARRU

KABUPATEN BARRU

SKRIPSI

LIFITYANI HS.

NIM : 105721141917

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(2)

ii

ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN DESA DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN

PROGRAM PEMBANGUNAN DI DESA ANABANUA KECAMATAN BARRU

KABUPATEN BARRU

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh:

LIFITYANI HS.

NIM : 105721141917

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

Makassar

2021

(3)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Belajar Supaya Bisa, Bekerja Supaya Kaya, Berbanggalah Tapi Jangan Sombong

Perlakukan Orang Lain Sebagaimana Kamu Ingin di Perlakukan Oleh Orang Lain

PERSEMBAHAN

Puji Syukur Kepada Allah SWT atas Ridho-Nya Serta Karunianya Sehingga Skripsi Ini Telah Terselesaikan Dengan

Baik.

Alhamdulillahi Rabbil’alamin

Skripsi Ini Ku Persembahkan Kepada Kedua Orang Tuaku

Tercinta Bapak Muhammad Hasbi Halim, S,Pd.I dan Ibu Harnia

Tahir serta Orang-Orang Yang Saya Sayang Dan Almamaterku

(4)

vii

(5)

viii

(6)

ix

(7)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hambanya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul ―Analisis Manajemen Keuangan Desa Dalam Meningkatkan Efektivitas Program Pelaksanaan Pembangunan Di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru.”

Skripsi yang penulis buat bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program sarjana (S1) pada fakultas ekonomi dan bisnis universitas muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada kedua orang tua penulis bapak Muhammad Hasbi Halim,S.Pd.I dan Ibu Harnia Tahir yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

(8)

xi

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse,M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, S.E.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Muh. Nur Rasyid, S.E.,M.M, selaku Ketua Program Studi Manajemen Universtas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Drs. Sultan Sarda.,M.M selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Amelia Rezki Septiani Amin, SE,M.M selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/ibu dan asisten/konsultan Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar Program Studi Manajemen angkatan 2017 yang selalu belajar bersama dan tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktifitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk Ibu Umi Karmila, Dan Bapak Muh. Yunus yang telah banyak memberikan dukungan baik materi maupun non materi sampai penulis menyelesaikan studi.

10. Terima kasih kepada rekan-rekan Dyastari Rum, Khusnul Afdalia, Irdawati Razak, Reski Amalia, Ramadhani, Erwin, Ardiansa Putra, Dandi Serta

(9)

xii

Angkatan 5 SMADAB (Grafi5) yang tidak sedikit bantuan dan dorongan serta motivasi yang diberikan kepada penulis.

Akhirnya sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utmanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikanya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada almamater tercinta kampus biru universitas muhammadiyah Makassar.

Nahsrun Min Allahu Wa Fathunkarien, Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat,

Wassalamualaikum Wr.Wb

Makassar, Penulis,

LIFITYANI HS

(10)

xiii ABSTRAK

LIFITYANI HS, 2021, Analisis Manajemen Keuangan Desa Dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Program Pembangunan di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru. Skripsi, Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh H. Sultan Sarda dan Amelia Rezki Septiani Amin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Manajemen Keuangan Desa dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Program Pembangunan di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian bersifat Kuantiatatif. Data yang di gunakan yaitu data anggaran pendapatan desa tahun 2018,2019 dan 2020.

Adapun teknik yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis rasio keuangan serta 3 tahap dalam proses pelaksanaan pembangunan desa yaitu Perencanaan, Pelaksanaan serta Pengawasan.

Dari hasil penelitian, peneliti mengambil kesimpulan yaitu: manajemen keuangan desa melalui analisis rasio keuangan mampu membantu serta memberikan sumbangsi dalam meningkatkan efektivitas pelaksanaan program pembangunan hal ini dapat di lihat dari hasil rasio keuangan yang telah di dapatkan serta efektifnya pengelolaan dana desa dalam pelaksanaan program pembangunan di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru, di mana dalam proses analisis manajemen keuangan yang dapat di lihat dari analisis rasio rasio keuangan serta terdapat tiga tahap dalam proses pelaksanaan program pembangunan desa yaitu perencanaa, pelaksanaan dan pengawasan.

Kata Kunci : Manajemen Keuangan, Rasio Keuangan, Pembangunan Desa

(11)

xiv ABSTRACT

LIFITYANI HS, 2021, Analysis of Village Financial Management in Improving the Effectiveness of Implementation of Development Programs in Anabanua Village, Barru District, Barru Regency. Thesis, Management Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by H. Sultan Sarda and Amelia Rezki Septiani Amin.

This study aims to determine and analyze Village Financial Management in Improving the Effectiveness of the Implementation of Development Programs in Anabanua Village, Barru District, Barru Regency. The type of research used is quantitative research. The data used are village income budget data for 2018, 2019 and 2020. The technique used in this study is financial ratio analysis and 3 stages in the process of implementing village development, namely Planning, Implementation and Supervision.

From the results of the study, the researchers concluded, namely: village financial management through financial ratio analysis is able to help and contribute in increasing the effectiveness of the implementation of development programs. Anabanua Village, Barru District, Barru Regency, where in the process of financial management analysis which can be seen from the financial ratio analysis and there are three stages in the process of implementing village development programs, namely planning, implementation and supervision.

Keywords: Financial Management, Financial Ratios, Village Development

(12)

xv

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Tujuan Teori ... 7

1. Manajemen Keuangan ... 7

a. Pengertian Manajemen Keuangan ... 7

b. Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan ... 7

c. Rasio Keuangan Daerah ... 11

(13)

xvi

2. Desa ... 14

a. Pengertian Desa ... 14

b. Karakteristik Desa ... 15

3. Keuangan Desa ... 16

a. Pengertian Keuangan Desa ... 16

b. Pengelolaan Keuangan Desa ... 18

c. Alokasi Dana Desa ... 18

4. Efektivitas ... 19

a. Pengertian Efektivitas ... 19

b. Tingkat Pengukuran Efektivitas ... 20

5. Pembangunan Desa ... 21

a. Pengertian Pembangunan Desa ... 21

b. Rencana Pembangunan Desa dan Keuangan Desa ... 21

B. Tinjauan Empiris ... 22

C. Kerangka Konsep ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Jenis Data ... 27

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

1. Lokasi Penelitian ... 27

2. Waktu Penelitian ... 27

D. Populasi dan Sampel ... 28

1. Populasi ... 28

2. Sampel ... ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data... 28

(14)

xvii

F. Teknik Analisis Data... 29

BAB IV. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 32

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 32

1. Sejarah Singkat Desa Anabanua ... 32

2. Visi dan Misi ... 33

3. Struktur Organisasi ... 33

4. Deskriptif Informan Desa ... 41

a. Jumlah Penduduk ... 41

b. Tingkat Produktivitas Penduduk ... 41

c. Mata Pencaharian Penduduk ... 42

d. Tingkat Pendidikan Penduduk ... 43

e. Status dan Agama Penduduk ... 43

B. Hasil Penelitian ... 44

1. Rasio Keuangan Untuk Mengukur Efektivitas Pembangunan ... 44

2. Manajemen Keuangan Desa Dalam Tahap Pembangunan ... 50

a. Tahap Perencanaan ... 51

b. Tahap Pelaksanaan ... 53

c. Tahap Pengawasan ... 55

C. Pembahasan ... 56

BAB V. PENUTUP ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Sarana ... 60 DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN

(15)

xviii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Karakteristik Rasio Efektivitas ... 10

Tabel 2.2 Karakteristik Rasio Efisiensi ... 11

Tabel 2.3 Karakteristik Rasio Kemandirian ... 12

Tabel 2.4 Tinjauan Empiris ... 21

Tabel 4.1 Aktivitas Pengelolaan Keuangan Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru T.A 2018-2020 ... 42

Tabel 4.2 Efektivitas Pengelolaan Keuangan Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru T.A 2018-2020 ... 43

Tabel 4.3 Efesiensi Pengelolaan Keuangan Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru T.A 2018-2020 ... 44

Tabel 4.4 Kemandirian dalam Pengelolaan Keuangan Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru T.A 2018-2020... 45

Tabel 4.5 Pertumbuhan Pendapatan Pengelolaan Keuangan Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru T.A 2018-2020... 45

Tabel 4.6 Pertumbuhan Belanja Pengelolaan Keuangan Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru T.A 2018-2020 ... 46

(16)

xix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ... 25

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 40

Gambar 4.2 Jumlah Penduduk ... 40

Gambar 4.3 Kelompok Usia ... 40

Gambar 4.4 Mata Pencaharian Penduduk ... 40

Gambar 4.5 Tingkat Pendidikan Penduduk ... 41

Gambar 4.5 Status dan Agama Penduduk ... 41

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa reformasi kala ini, otonomi daerah serta demokratisasi memberikan ruang yang luas kepada pemerintahan desa agar suatu desa dapat terus tumbuh serta berkembang dan menggunakan kemampuan wilayah untuk memakmurkan masyarakatnya, dimana kebijakan otonomi daerah membagikan hak, wewenang serta kewajiban daerah otonom agar mampu mengendalikan serta mengurus sendiri urusan pemerintahan serta kepentingan warga setempat sehingga sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Akibat dari adanya otonomi daerah dampak yang langsung terasa bagi pemerintah daerah saat ini yaitu pemerintah wajib mengelola masing masing wilayah dan tidak wajib menunggu arahan pemerintah pusat untuk melaksanakan pengelolaan wilayah.

Indonesia berupaya untuk meningkatkan penerapan pembangunan nasional agar laju pembangunan wilayah berjalan sesuai penetapan program pemerataan pembangunan berskala nasional yang didukung oleh faktor pembangunan wilayah atau biasa disebut dengan membangun Indonesia dimulai dari tingkat terbawah suatu daerah yaitu membangun dari desa, sebab kemajuan pada suatu desa berpengaruh terhadap kemajuan perekonomian yang ada di Indonesia. Menurut Firmanyah dan Aulia (2020) menyatakan pembangunan ialah suatu kegiatan yang didalamnya terdapat suatu proses untuk mengarah pada perubahan yang lebih baik dalam suatu daerah yang dilakukan secara terencana serta perubahannya meliputi sosial, politik,

(18)

ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pembelajaran serta teknologi dan kelembagaan serta faktor budaya.

Lisa dan Itmal (2017) menyatakan, dengan adanya kebijakan kewenangan ditangan pemerintahan desa serta bergulir-nya dana perimbangan lewat dana desa diharapkan bisa menjadikan desa benar benar sejahtera. Di mana pemakaian dana desa diutamakan agar mampu serta dapat membiayai pembangunan serta pemberdayaan warga yang dituju agar mampu meningkatkan kesejahteraan warga desa dalam hal ini proses program pembangunan desa, di mana kenaikan mutu hidup masyarakat desa dan penanggulangan kemiskinan yang seluruhnya tercantum dalam rencana kerja pemerintah desa yang dapat meningkatkan kesejahteraan desa.

Nova E dkk (2020) menjelaskan, manajemen yang bersifat akuntabel tentunya di perlukan dalam Pengelolaan keuangan desa karena dana yang masuk pada pemerintahan desa tidaklah dana dalam jumlah kecil melainkan dana jumlahnya sangat besar untuk di kelola serta di pertanggung jawabkan oleh pemerintahan desa. Perlunya diterapkan kebijakan yang telah dibuat agar pengelolaan dana desa dapat berjalan sebaik mungkin, sebab dana desa sebagai bayaran untuk pembangunan serta pemberdayaan warga sehingga perkembangan ekonomi warga desa bertambah, akan tetapi dengan terdapatnya fenomena kurang baik tentang pengelolaan dana desa yang tidak merata yang diakibatkan minim-nya pengawasan serta sumber daya yang kurang efektif membuat pengelolaan alokasi dana desa menjadi salah satu kelemahan dalam mengelola dana desa.

Menurut John W. (2015) berpendapat jika lemahnya sumber daya dapat menjadi salah satu aspek implementasi kebijakan tidak efisien serta tidak

(19)

sesuai target yang ditetapkan menyebabkan penerapan pembangunan tidak berjalan dengan semestinya. Pengelolaan dana desa secara mandiri ialah aturan yang baru dalam pemerintahan desa sehingga tidak sedikit golongan yang ragu terhadap tingkat keberhasilan dari kebijakan tersebut sebab ketidak pastian dari staf pemerintahan desa yang terlibat langsung, teruntuk pada proses pengelolaan keuangan yang di dalamnya business process nyaris sama dalam tingkat pemerintah daerah.

Iskandar (2016) mengemukakan tugas utama manajemen merupakan sesuatu efektivitas dalam penataan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM) serta Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKP) desa dapat mempengaruhi tingkat efisiensi ataupun tidaknya program pembangunan desa, dengan hal tersebut dapat di gunakan untuk menilai tingkat keberhasilan suatu kinerja pemerintah desa. Pemerintah desa wajib mempunyai pengelolaan kegiatan secara efektif untuk mencapai hal yang ingin di capai, perihal ini adalah persyaratan utama agar bisa melaksanakan serta meninjau pelayanan publik yang efektif dan dapat memperhatikan kegiatan yang diadakan oleh pemerintah desa dengan memandang manajemen keuangannya sehingga tingkat efisien ataupun tidak efektivnya suatu kegiatan pembangunan suatu pemerintahan di desa bisa diamati dari perkembangan laporan keuangan yang telah dipublikasikan maupun yang bersifat transparan.

Maijon K (2019) mengemukakan Dana yang ditujukan kepada desa setiap tahunnya yang bernilai besar di harapkan dana tersebut dapat di manfaatkan dengan baik, baik itu dalam infrastruktur dan juga pembangunan sumber daya manusia pedesaan, khususnya pembangunan sumber daya manusia. Dengan

(20)

dana yang cukup besar akan menjadikan wilayah tersebut menjadi berkembang jika di lakukan dengan sangat efektif dalam pengelolaan anggaran tersebut, namun polemik yang terus ada adalah tentang penyimpangan dan penyalahgunaan pada penggunaan alokasi dana desa bertebaran dimana-mana.

Hal demikian terjadi pada seluruh provinsi di Indonesia, dan tidak terkecuali provinsi Sulawesi Selatan juga mengalami hal yang sama terjadi di setiap kabupaten/kotadi daerahnya. Desa Anabanua merupakan salah satu desa di Kecamatan Barru Kabupaten Barru juga telah menerima dana desa setiap tahunnya dari pemerintah daerah untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Dalam keefektifan pengelolaan dana desa serta hambatan yang di temukan dalam pembangunan dana desa yang setiap tahunnya adanya dana desa yang dapat membiayai program pemerintahan desa dalam melaksanakan program pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat, sehingga pemerataan pendapatan, kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat desa dapat di tingkatkan, karna efektivitas pengelolaan dana desa menggambarkan kemampuan pemerintahan desa untuk merealisasikan keuangan desa dalam melaksanakan program pembangunan desa yang telah di rencanakan.

Terdapat beberapa sistem yang bisa dipakai untuk mengukur efektivitas suatu pembangunan di daerah adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan yang terbentuk dari sistem laporan pertanggung jawaban daerah berupa perhitungan APBD. Analisis manajemen keuangan desa dengan menerapkan metode analisis rasio keuangan yang didalamnya terdapat rasio efektivitas, rasio efisiensi, rasio kemandirian, rasio aktivitas serta rasio

(21)

pertumbuhan tersebut diharapkan mampu memproses dalam meningkatkan efektivitas terlaksananya program pembangunan desa. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

―Analisis Manajemen Keuangan Desa Dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Program Pembangunan di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu ―Apakah manajemen keuangan desa melalui analisis rasio keuangan mampu membantu meningkatkan efektivitas pelaksanaan program pembangunan di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan ?‖

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum yaitu ‖Untuk mengetahui apakah manajemen keuangan desa melalui analisis rasio keuangan mampu membantu meningkatkan efektivitas pelaksanaan program pembangunan di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan ?‖

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat secara praktis dan teoritis sebagai berikut :

a. Secara Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai sumber informasi tentang pengelolaan anggaran desa menggunakan

(22)

formulasi rasio keuangan dalam membantu pelaksanaan program pembangunan desa.

b. Secara Praktis 1) Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk menambah wawasan, mengenai pengelolaan anggaran desa menggunakan formulasi rasio keuangan dan pengalaman secara langsung.

2) Bagi Penelitian lanjutan

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat berguna untuk yang penelitian lain sebagai bahan kajian lebih lanjut mengenai masalah yang berhubungan dengan pengelolaan anggaran desa dalam proses pembangunan desa.

3) Bagi Instansi Terkait

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi terhadap pengelolaan anggaran desa dalam pelaksanaan program pembangunan desa serta dapat mengukur pencapaian visi dan misi serta sasaran yang di harapkan dalam pembangunan desa.

(23)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Manajemen Keuangan

a. Pengertian Manajemen Keuangan

Menurut Syamsuddin (2007) mendefinisikan manajemen keuangan merupakan penerapan prinsip-prinsip ekonomi dalam mengelola keputusan yang menyangkut masalah finansial perusahaan. Sedangkan menurut Martono dan Harjito (2005:16) menyatakan bahwa manajemen keuangan atau yang sering pula disebut dengan istilah pembelanjaan adalah seluruh aktivitas perusahaan dalam rangka memperoleh dana, menggunakan dana dan mengelola aset. Menurut sutrisno (2000) manajemen keuangan dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.

b. Fungsi dan Tujuan dalam Manajemen Keuangan

Tujuan dan fungsi manajemen keuangan dalam suatu organisasi di ukur dari tugas dan tanggung jawab manajer dalam memanage keuangan di suatu perusahaan. Seorang manajer keuangan didalam suatu perusahaan harus mengetahui serta mengatur dengan baik bagaimana mengelola segala unsur dari segi keuangan, hal ini wajib dilakukan karena keuangan merupakan salah satu unsur penting dalam mencapai tujuan yang di targetkan suatu perusahaan.

(24)

Unsur manajemen keuangan harus di kuasai oleh seorang manajer. Misalkan saja seorang manajer keuangan tidak mengetahui apa saja yang menjadi unsur-unsur manajemen keuangan maka akan muncul kesulitan dalam menjalankan suatu perusahaan tersebut. Sebab itu seorang manajer keuangan harus mampu mengetahui segala aktivitas manajemen keuangan, khususnya penganalisisan sumber dana dan penggunaan nya untuk merealisasikan keuntungan maksimum bagi perusahaan. Seorang manajer keuangan harus memahami arus peredaran uang baik eksternal maupun internal. Firmansyah dan Aulia (2020) menyatakan Manajemen keuangan ini harus memiliki tujuan yang jelas, ada beberapa tujuan manajemen keuangan :

1) Menjaga Arus Kas

Tujuan jangka pendek manajemen keuangan adalah dengan menjaga arus kas yang tepat. Dalam sebuah perusahaan, proses keluar masuknya uang kas harus dipantau serta di cermati dengan baik secara terus menerus agar tidak terjadi pengeluaran yang melampaui kapasitas keuangan. Akibatnya dapat menyebabkan kerugian yang besar bagi perusahaan. Uang kas biasanya dikeluarkan serta dicairkan digunakan untuk menggaji karyawan, membeli bahan baku serta memenuhi kebutuhan lainnya

2) Mengoptimalkan Keuangan Perusahaan

Manajemen keuangan memiliki tugas utama untuk memaksimalkan dalam proses mendapatkan keuntungan yang di

(25)

dalamnya bukan hanya mengatur serta mengawasi keuangan akan tetapi melihat serta mengontrol proses keluar masuknya anggaran yang tidak memiliki keuntungan signifikan bagi perusahaan atau bahkan yang dapat merugikan perusahaan sehingga lebih mengoptimalkan pengeluaran yang lebih menguntungkan bagi perusahaan.

3) Mempersiapkan Modal

Dalam proses perencanaan dan persiapan modal manajemen keuangan harus mampu menyeimbangkan antara dana yang dipinjam perusahaan dengan anggaran yang dimiliki sendiri.

4) Mengoptimalkan Keuntungan Perusahaan

Perencanaan keuangan yang dapat di katakan tepat jika mampu memaksimalkan keuntungan yang didapat dalam kurung waktu jangka panjang.

5) Meningkatkan Efisiensi kinerja perusahaan

Efisiensi dana perusahaan akan terus berkembang serta meningkat dengan cara memberikan anggaran dana yang tepat sesuai dengan unsur keuangan terhadap segala aspek laporan keuangan.

6) Meningkatkan Kekayaan Perusahaan

Sebagai seorang manajer harus mampu membaca dan menganalisis pasar saham. Dilakukan pembagian laba secara maksimum kepada pemegang saham pastinya akan meningkatkan kekayaan perusahaan dan memberikan

(26)

kepercayaan pemegang saham untuk terus menanamkan modal serta berinvestasi didalam perusahaan.

7) Meminimalisir Risiko Operasional

Keputusan yang baik serta tepat sasaran yang dilakukan oleh seorang manajer akan sangat berpengaruh terhadap risiko bisnis yang tidak pasti pada disetiap waktu.

8) Menjamin Kelangsungan Hidup Perusahaan

Seorang manajer keuangan mempunyai bagian penting pada suatu perusahaan. Keputusan yang tepat sasaran yang di ambil oleh seorang manajer akan mampu membuat perusahaan bisa bertahan dipersaingan bisnis, namun sebaliknya keputusan yang tidak hati hati akan menyebabkan sebuah perusahaan mengalami bangkrut.

9) Menurunkan Biaya Modal

Seorang manajer keuangan harus membuat perencanaan dalam pembiayaan modal yang tepat, agar penggunaan modal dapat diminimalisir sedemikian rupa sehingga dapat menurunkan biaya modal suatu perusahaan.

10) Hasil keputusan pada kegiatan pembelanjaan

Hasil kebijakan sumber pembelanjaan, secara sederhana dapat diketahui pada bagian passiva pada neraca perusahaan yang mengenai kombinasi sumber-sumber pembelanjaan yang bersifat ekonomis untuk perusahaan guna memenuhi kebutuhan investasi serta usaha yang ada pada kegiatan pemerintahan desa hal ini merupakan tuntutan bagi seorang

(27)

manajer untuk mempertimbangkan segala yang berkaitan dengan pembelanjaan kegiatan usaha.

c. Rasio Keuangan Daerah

Menurut Hery S (2019) Rasio Keuangan Daerah terdiri dari beberapa pembagian macam rasio keuangan diantaranya

1) Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas ini yang menggambarkan suatu pemerintahan daerah yang memiliki prioritas dalam belanja pembangunan secara optimal dan alokasi dananya pada belanja yang bersifat rutin. Yang memiliki persentase semakin besar dana yang di alokasikan dalam belanja rutin maka persentase belanja investasi yang di gunakan untuk menyediakan infrastruktur serta prasarana ekonomi masyarakat biasanya semakin kecil.

2) Rasio Efektivitas

Rasio ini menggunakan kemampuan pemerintahan daerah untuk merealisasikan penerimaan yang direncanakan dibandingkan dengan target PAD yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah, kemampuan minimal 100%. Semakin tinggi, semakin baik. nilai efektivitas PAD dapat dikategorikan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Karakteristik Rasio Efektivitas

Persentase rasio Efektivitas Kriteria

Di Atas 100% Sangat Efektif

90%- 100% Efektif

80%- 90% Cukup Efektif

(28)

60%-80% Kurang Efektif

Kurang dari 60% Tidak Efektif

3) Rasio Efisiensi

Kinerja pemerintah suatu daerah dalam melaksanakan pengumpulan pendapatan dikategorikan efisien jika rasio yang dicapai di bawah 100%. Semakin kecil hasil rasio efisiensi berarti tingkat efektivitas pengelolaan keuangan semakin baik.

Tabel 2.2 Karakteristik Rasio Efisiensi

Persentase rasio Efisiensi Kriteria

Di Atas 100% Tidak Efisien

90%- 100% Cukup Efisien

80%- 90% Kurang Efisien

60%-80% Efisien

Kurang dari 60% Sangat Efisien

4) Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Pelayanan untuk masyarakat yang telah melakukan pembayaran pajak serta retribusi sebagai sumber pemasukan yang di butuhkan suatu daerah merupakan karakteristik yang menunjukkan kemandirian keuangan daerah yang artinya pemerintah daerah mampu membiayai sendiri kegiatan suatu pemerintahan. Kemandirian dalam keuangan daerah, dapat dilihat pada kecil besarnya pendapatan asli daerah (PAD) dibandingkan dengan pendapatan daerah yang bersumber dari sumber dari

(29)

bantuan dari pemerintah Pusat/provinsi ataupun yang bersumber dari peminjaman daerah. Semakin tinggi tingkat rasio kemandirian maka tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pihak eksternal semakin rendah.

Tabel 2.3 Karakteristik Rasio Kemandirian

Persentase PAD Kriteria

0,00 – 10,00 Sangat Kurang

10,00 – 20,00 Kurang

20,01 – 30,00 Sedang

30,01 – 40,00 Cukup

40,01 – 50,00 Baik

>50,00 Sangat Baik

5) Rasio Pertumbuhan Perusahaan

Rasio ini dapat di gunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah dalam meningkatkan serta mempertahankan keberhasilan yang telah dicapainya dari periode berikutnya. Pengukuran rasio di gunakan untuk mengukur besaran antara unsur pengeluaran dan penerimaan sehingga dapat digunakan untuk melihat serta menilai potensi yang bisa mendapatkan perhatian lebih.

(30)

2. Desa

a. Pengertian Desa

Istilah desa itu sendiri berasal dari bahasa India swadesi yang berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal, atau tanah leluhur yang merujuk pada suatu kesatuan hidup dengan kesatuan norma serta memiliki batas yang jelas. Yang didalam suatu desa ditinggali oleh sejumlah orang yang saling mengenal, hidup bergotong royong, memiliki adat istiadat yang relatif sama, dan mempunyai tata cara sendiri dalam mengatur kehidupan kemasyarakatan. Abu Masihad (2018) mendefinisikan Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di desa merupakan nelayan atau bertani. Pada bagian daratan sebagian besar mata pencaharian penduduknya yaitu petani baik bertani di kebun maupun di sawah, sedangkan pada bagian pesisir sebagian besar penduduknya mencari sumber penghidupannya sebagai nelayan.

Abu Masihad (2018) berpendapat jika dari aspek geografis desa merupakan hasil dari perwujudan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu menjadi suatu bentuk di muka bumi yang ditimbulkan karena adanya unsur unsur Fisiografi, sosial ekonomi, politis dan kultural yang saling berinteraksi dan juga dalam hubungannya dengan daerah yang lain.

Istilah desa juga disebut secara beraneka ragam diberbagai wilayah di Indonesia, seperti: benua atau wanua (Kalimantan), lembang (Toraja), tiuh atau pekon (Lampung), dusun dan marga (Sumatera

(31)

Selatan), huta (batak), wanus (Sulawesi Utara), nagari (Padang), kampong (Sunda), gampong ( Aceh ).

b. Karakteristik Desa

Menurut Sapari Imam Asy'ari dalam penelitian Yuliansyah dan Rusmianto (2016) menyebutkan desa mempunyai karakteristik khas yang dapat membedakan antara kesatuan daerah lainnya meliputi:

1) Aspek Ekonomi, desa adalah wilayah yang penduduk atau masyarakat yang bermata pencaharian pokok dibidang pertanian, bercocok tanam atau agrarian atau nelayan

2) Aspek Morfologi, desa merupakan pemanfaatan lahan atau tanah oleh penduduk atau masyarakat yang bersifat agraris, serta bangunan rumah tinggal yang terpencar.

3) Aspek Hukum, desa merupakan kesatuan wilayah hukum tersendiri, yang aturan nilai yang mengikat masyarakat disuatu wilayah. Terdapat tiga sumber hukum yang dianut dalam desa, yakni :

a) Kepercayaan atau agama merupakan norma yang bersumber dari ajaran agama yang diyakini oleh warga desa setempat.

b) Adat asli, yaitu norma-norma yang dibangun oleh penduduk sepanjang sejarah dan dipandang sebagai pedoman warisan dari masyarakat.

c) Negara Indonesia, yaitu norma-norma yang timbul dari UUD 1945 dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

4) Aspek Jumlah Penduduk, maka desa didiami oleh sejumlah kecil penduduk dengan kepadatan yang rendah

(32)

5) Aspek Sosial Budaya, yang bersifat khas dari desa itu sendiri yaitu hubungan sosial antar penduduknya, yakni hubungan yang bersifat pribadi serta hubungan kekeluargaan serta hubungan yang bersifat gotong royong.

Menurut Nova Elsyra dkk. (2020) Secara umum ciri ciri umum kehidupan masyarakat pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut :

a) Peranan kelompok primer sangat besar

b) Faktor geografis sangat menentukan pembentukan kelompok masyarakat

c) Hubungan lebih bersifat intim dan awet d) Struktur masyarakat bersifat homogen e) Tingkat mobilitas sosial rendah

f) Keluarga lebih ditekankan kepada fungsinya sebagai unit ekonomi

g) Proporsi jumlah anak cukup besar dalam struktur kependudukan.

3. Keuangan Desa

a. Pengertian Keuangan Desa

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Pasal 71 Ayat (1) Tahun 2014, keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan, belanja,

(33)

pembiayaan yang perlu diatur dalam pengelolaan keuangan desa yang baik.

Dilihat dari ruang lingkup keuangan desa umumnya tidak jauh berbeda dengan pengelolaan keuangan pemerintah pusat, provinsi serta Kabupaten/Kota. Dilihat dari jumlah aparat desa yang bersifat terbatas dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa, maka pengelolaan keuangan desa dibuat sesederhana mungkin tanpa mengurangi sifat akuntabilitas serta asas transparansi. Menurut (Herlianto:2017) Keuangan desa bisa dikatakan barang publik yang digunakan untuk mendanai segala kebutuhan ada di desa. Sistem Keuangan desa sangat berhubungan erat dengan pembangunan, pemerintah dan masyarakat. Oleh sebab itu terdapat prinsip yang sangat penting dalam keuangan desa yaitu :

1) Dalam proses pengelolaan keuangan bukan hanya merupakan tanggung jawab perangkat desa saja, tetapi masyarakat desa juga harus terlibat aktif didalamnya, sehingga perlu adanya bantuan dari masyarakat dalam proses perencanaan APB desa, masyarakat juga harus mengetahui transparansi terkait keuangan yang ada di desa.

2) Dalam bidang pemerintahan, keuangan desa tidak hanya dialokasikan untuk penggajian aparat desa tetapi bagaimana keuangan desa juga dapat menciptakan kemampuan sumber daya manusia.

3) Bidang kemasyarakatan harus juga dijadikan sebagai prioritas dari program atau kegiatan desa seperti yang tercantum dalam

(34)

undang-undang dan dapat memperoleh alokasi anggaran yang cukup.

b. Pengelolaan Keuangan Desa

Menurut Santoso (2008) Dalam penyelenggaraan pengelolaan keuangan desa dilakukan berdasarkan prinsip tata kelola yaitu transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Pengelolaan keuangan desa dilakukan dalam kurun waktu 1 tahun anggaran yakni di mulai tanggal 1 januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

c. Alokasi Dana Desa

Menurut Lili Marselina (2018) Alokasi dana desa (ADD) adalah dana yang di berikan oleh pemerintah kabupaten untuk desa yang bersumber dari APBN yang diterima oleh kabupaten yang sebelumnya dikurangi belanja pegawai. Berdasarkan PP Nomor 60 tahun 2014 dana desa yang bersumber pada APBN bahwa dana desa yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Bantuan keuangan yang bersifat khusus dikelola dalam APB desa tetapi tidak diterapkan dalam ketentuan penggunaan paling sedikit 70% (Tujuh puluh perseratus) dan paling banyak 30% (Tiga Puluh perseratus). Belanja desa meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan

(35)

kewajiban desa dalam 1 tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayaran kembali oleh desa.

Abu Masihad (2018) berpendapat, Adapun tujuan Alokasi Dana Desa yaitu memperkuat kedudukan desa sebagai garis depan pemerintahan secara nasional. Meningkatkan kemampuan desa dalam menetapkan kebijakan dan program pembiayaan pembangunan desa sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat, meningkatkan efektivitas perencanaan pembangunan desa secara partisipatif, meningkatkan efektivitas pelayanan pemerintah desa kepada masyarakat.

4. Efektivitas

a. Pengertian Efektivitas

Handoko (2012:7) berpendapat bahwa efektivitas ialah kemampuan dalam memilih tujuan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Menurut Yulita (2016) efektivitas merupakan proses memanfaatkan SDM serta sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar sebelumnya telah di tetapkan untuk menghasilkan sejumlah barang atas kegiatan yang di jalankan.

Efektivitas itu sendiri dapat menunjukkan keberhasilan atas tercapainya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil dari suatu kegiatan mendekati target yang telah ditentukan maka tingkat keberhasilan efektivitasnya semakin tinggi.

Secara etimologi kata efektivitas berasal dari kata efektif, dalam bahasa Inggris effectiveness yang bermakna berhasil. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata efektif berarti pengaruh, akibat

(36)

atau dapat membawa hasil. Jadi efektivitas adalah daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melakukan tugas dengan sasaran yang dituju.

b. Tingkat pengukuran efektivitas

Menurut Sulastri (2016) menjelaskan untuk mengukur efektivitas pengelolaan dana desa dalam pembangunan infrastruktur berlandaskan dengan UU No. 6 Tahun 2014 tentang desa yang diuraikan dalam beberapa poin dan juga sebagai acuan efektivitas dalam proses penelitian ini :

1) Perencanaan

Perencanaan yang dimaksud ialah musyawarah desa yang peruntukan untuk membicarakan rencana kegiatan penggunaan anggaran dana desa,yang dapat diukur dengan pihak yang berperan aktif yang hasilnya disertai dengan transparansi rencana kegiatan yang melibatkan masyarakat.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan yang dimaksud ialah menyelesaikan kegiatan yang telah dirancang oleh pihak yang berpartisipasi

3) Pertanggung jawaban serta pengawasan

Pertanggung jawaban yang dimaksud ialah laporan pertanggung jawaban yang di buat pemerintah dan dievaluasi secara bersama oleh masyarakat.

(37)

5. Pembangunan Desa

a. Pengertian Pembangunan Desa

Menurut Nardi (2020) pembangunan desa adalah sebagai usaha sadar dalam serangkaian kegiatan untuk mencapai suatu perubahan dari keadaan yang buruk menuju keadaan yang lebih baik yang dilakukan oleh masyarakat. Pembangunan desa itu sendiri meliputi 3 usaha besar yaitu :

1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pedesaan agar memiliki dasar memadai untuk meningkatkan dan memperkuat produktivitas dan daya saing.

2) Peningkatan kapasitas masyarakat dari struktur masyarakat pedesaan tradisional ke masyarakat yang maju dan mandiri merupakan upaya dalam memberdayakan ekonomi masyarakat desa.

3) Pembangunan dan prasarana terutama dalam bidang transportasi agar sumber daya yang ada di pedesaan dapat didistribusikan dan pembangunan pedesaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

b. Rencana Pembangunan Desa dan Keuangan Desa

Maijon (2019) berpendapat penggunaan dana desa tidak membatasi prakarsa lokal dalam merancang program atau kegiatan pembangunan prioritas yang dituangkan ke dalam dokumen RKP desa, melainkan memberikan pandangan prioritas penggunaan dana desa, sehingga desa tetap memiliki ruang untuk tetap berkreasi membuat kegiatan sesuai dengan kewenangannya, serta membuat

(38)

analisis tentang kebutuhan serta sumber daya yang dimilikinya.

Dalam mengoptimalkan kesejahteraan serta pemerataan pembangunan desa dapat di lihat dari peningkatan pelayanan publik yang ada di desa, dan dapat mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa, memajukan perekonomian desa serta memperkuat masyarakat dalam proses pembangunan desa.

B. Tinjauan Empiris

Menurut Voni (2009) kajian empiris adalah kajian yang diperoleh dari percobaan atau observasi yang membenarkan suatu pendapat dalam kebenaran suatu klaim empiris. Dalam pandangan empiris seseorang dapat mengklaim memiliki pendapat atau pengetahuan yang benar yang dibuktikan dengan bukti empiris atau dapat di sebut dengan penelitian terdahulu.

Adapun dari penelitian terdahulu mengenai bahasan yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.4 Tinjauan Empiris

NO Nama

Penulis

Judul Jurnal Nama dan Tahun

Metode Penelitian

Hasil penelitian

1

Firmansy ah, Aulia

Analisis Manajemen Keuangan Desa Dalam

Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Program

Pembangunan di Desa Tassese Kabupaten Gowa

Jurnal Ilmu Manajeme n | Vol.4 Nomor 4 1 Februari 2020

Penelitian ini

menggunak an

pendekatan deskriptif kuantitatif

pendapatan tahun anggaran 2016,sebesar Rp.1.229.306.5 31,00 dan realisasi desa sebanyak 29,36% hal itu diperoleh rasio efektivitas sebanyak 29%

dikategorikan tidak efektif.

(39)

2 Nova Elsyra, Syekh Amin Al Badry, Zulkifli

Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Dana Desa dan Manajemen Keuangan Desa Terhadap Efektivitas Program Pembangunan Desa di

Kabupaten Bungo

Jurnal Administra si sosial dan

Humaniora

| Vol, 4 No.

1

Desember 2020

Penelitian ini

merupakan penelitian jenis eksplanatif karena bertujuan untuk meneliti karakteristi k variabel dan hubungan antar variabel yang telah ada

Hasil uji parsial menunjukkan nilai signifikan pelaksanaan kebijakan dana desa

berpengaruh terhadap efektivitas program pembangunan desa

Pengujian hipotesis yang yangmenyataka n bahwa terdapat pengaruh secara

bersama sama variabel

pelaksanaan kebijakan dana desa dan manajemen keuangan desa terhadap efektivitas program pembangunan desa atau dengan kata lain Ho ditolak dan H1 diterima artinya variabel bebas

pelaksanaan kebijakan dana desa

berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pembangunan desa.

(40)

3 Facrul A Siregar, Fazli Syam BZ

Analisis

Efektivitas dan Efisiensi Pengelolaan Keuangan Desa ( Studi Pada Desa di Kabupaten Serdang )

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA) | Vol. 2, 4(2017)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengumpul an data dengan melakukan observasi, penyebaran kuesioner, dokumenta si dan penelitian pustaka

Hasil analisis efektivitas pada ADD di

kabupaten Deli Serdang kemampuan penyerapan anggaran pada desa yang memiliki rasio efektivitas 100% sangat baik, beberapa program dilakukan sesuai dengan kemampuan anggaran, sehingga dana ADD dapat dipergunakan secara

keseluruhan 4 Lisa,

Itmal

Manajemen Keuangan Dana Desa Menuju Desa Mandiri (Studi Kasus Desa Kalukubodo dan Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar

Jurnal Pena | Volume 4 Nomor 2 2017

penelitian kualitatif dengan menggunak an metode analisis deskriptif.

Manajemen keuangan ADD di Desa

Kalukubodo telah sesuai prinsip desa mandiri dengan program

pembangunan yang

menempatkan desa tujuan, sekaligus indikator atas proses

pembangunan yang dilakukan oleh satuan kerja perangkat daerah yang mengkoordinasi kan masyarakat

(41)

5 Nardi Sunardi

Pelaksanaan alokasi dana desa terhadap manajemen keuangan desa mandiri dalam meningkatkan efektivitas program desa sejahtera mandiri di desa

cihambulu, kecamatan pabuaran kabupaten subang

Jurnal sekuritas|

Vol 3, No.

3 Mei 2020

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah confirmator y Analisis dengan pendekatan kuantitatif.

Di uji menggunak an

regresional weight mel;alui softwazre amos SPSS 23.

Dengan menggunak an 100 orang responden

Berdasarkan hasil koefisien dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan pengelolaan dana dessa (PPDD) berpengaruh signifikan terhadap manajemen keuangan desa.(MKD) dan manajemena keuanagan desa

berpengaruh signifikan terhadap efektivitas program desa sejahtera mandiri (EPDS) sedangkan secara tidak langsung pelaksanaan pengelolaan dana desa (PPDD) berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap efektifitas program desa sejahtera mandiri (EPDS)

(42)

C. Kerangka Konsep

Dana desa diprioritaskan untuk pemberdayaan masyarakat dan pembangunan di desa. Pembangunan di desa diperlukan disetiap desa demi kemajuan desa tersebut, banyaknya polemik pada program pemerintah dalam pembangunan desa menjadi hal biasa karena sering dijumpai pembangunan desa yang tidak tepat. Hal ini terjadi karena lemahnya pengelolaan dan kurangnya pengawasan serta kontribusi masyarakat dalam proses anggaran tersebut. Spesifikasi dalam penelitian ini adalah keefektifan dalam pelaksanaan manajemen keuangan desa dalam proses pembangunan desa. Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba menggambarkan kerangka konsep untuk mempermudah dalam memahami arah tujuan penelitian dan juga berfungsi sebagai acuan berpikir dan dasar perumusan hipotesis. Adapun kerangka konsep terlihat pada gambar adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

.

Pemerintah Desa

Manajemen Keuangan Desa

3 Tahap Pelaksanaan Program Pembangunan Desa

Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan

Rasio Keuangan

Efektif / tidak Efektif

(43)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif Kuantitatif.

Dalam hal ini penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi yang memfokuskan pada data yang di sajikan secara akurat dan sistematis sehingga dapat memberikan gambaran dengan jelas. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian lapangan yaitu dengan mengambil data secara langsung dari lapangan, adapun objek pada penelitian ini adalah pengelolaan dana desa dalam pelaksanaan program pembangunan desa.

B. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data primer. Data yang diperoleh langsung dari sumber yang diamati dan catat untuk pertama kalinya dan berasal dari sumber asli tanpa melalui perantara. Data primer diperoleh dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan peneliti selama berada di lapangan.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kantor Desa Anabanua yang beralamat di Gellengnge Jl. Poros Pekkae – Soppeng, desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilakukan kurang lebih 2 bulan terhitung mulai bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2021.

(44)

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2016) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang tuju oleh peneliti untuk dipelajari serta di fahami kemudian menarik kesimpulannya. Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah laporan keuangan untuk di jadikan landasan utama agar mampu mengetahu serta melihat analisis manajemen keuangan desa dalam meningkatkan efektivitas pelaksanaan program pembangunan desa 3 tahun terakhir yaitu tahun 2018, 2019, 2020 pada Kantor Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Sampel

Dalam proses pengumpulan sampel merupakan suatu langkah untuk mengetahui serta pengambilan keputusan pada besarnya sampel yang diambil pada pelaksanaan penelitian suatu objek. Sampel yang diambil dalam penelitian ini ialah laporan keuangan berupa laporan anggaran pendapatan desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru Tahun 2018, 2019, 2020.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan merupakan cara yang dilakukan untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

(45)

Penelitian Lapangan yaitu suatu kegiatan penelitian dimana peneliti harus mendapatkan data yang menjadi objek dan sesuai dalam penelitian. Di mana dalam mendapatkan data peneliti harus melakukan pengamatan di lokasi penelitian serta diskusi secara langsung dengan kepala desa dan beberapa pegawai desa serta menggali informasi yang diperlukan. Dengan hal tersebut maka peneliti mengadakan :

1. Observasi, dengan melakukan pengamatan secara langsung di lokasi penelitian peneliti dapat mendapatkan data yang lebih akurat yang sesuai dengan sejarah kantor, struktur organisasi kantor serta posisi kantor Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Wawancara, peneliti melakukan sesi wawancara dengan kepala desa dan staf desa untuk mendapatkan data mengenai laporan keuangan desa, dan informasi yang sesuai dengan topik dari rumusan masalah penelitian.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan.

3. Dokumentasi, menurut Sugiyono (2016) menjelaskan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari penggunaan metode observasi dan wawancara, hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh dokumen.

F. Teknik Analisis Data

Teknik ini merupakan teknik yang di pakai untuk memberikan prediksi mengenai hasil penelitian guna mendapatkan suatu kesimpulan.

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka peneliti

(46)

menggunakan teknik analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis rasio keuangan.

Rasio rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara akurat mengenai fakta-fakta melalui perhitungan Rasio Keuangan pada Program Pembangunan di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan.

1. Rasio Aktivitas, perhitungan aktivitas keuangan daerah yang menggunakan rumus perbandingan antara jumlah total belanja rutin/operasi dengan jumlah APBD di kali seratus persen. Dan jumlah semua belanja pembangunan dengan APBD dikalikan seratus persen.

Rasio Aktivitas =

2. Rasio Efektivitas, perhitungan efektivitas pengelolaan keuangan pemerintah daerah dirumuskan menggunakan perbandingan antara realisasi penerimaan dengan target yang ditetapkan diberikan seratus persen.

Rasio Efektivitas =

3. Rasio Efisiensi, perhitungan efisiensi pengelolaan keuangan pemerintah daerah dirumuskan menggunakan perbandingan antara realisasi pengeluaran anggaran atau belanja dengan pendapatan/penerimaan daerah di kali seratus persen.

Rasio Efisiensi =

4. Rasio Kemandirian, dalam perhitungan rumus kemandirian keuangan daerah menggunakan perbandingan antara bantuan dari pemerintah pusat dengan pendapatan asli daerah di kali seratus persen.

(47)

Rasio Kemandirian =

5. Rasio Pertumbuhan

Rasio Pertumbuhan PAD =

% Pertumbuhan total pendapatan =

(Keterangan : Th = Tahun p = tahun yang dihitung, p-1 = tahun sebelumnya)

(48)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru Pada awalnya Desa Anabanua berasal dari pemekaran Desa Palakka Kecamatan Barru Kabupaten Barru kemudian, pada tahun 1990 dibentuk Desa Persiapan Latuttu yang di pimpin oleh Kepala Desa Haruna, kemudian pada tahun 1993 menjadi desa devintif dan kemudian diadakan pemilihan kepala desa pertama pada tahun 1994 dan terpilih Marhaeni dan menjabat kepala desa selama 8 tahun sejak 1994-2002, kemudian pada tahun 2002 diadakan lagi pemilihan kepada desa yang kedua dan terpilih saudara Sahnun dan menjabat kepala desa selama 2 periode sejak tahun 2002-2014, kemudian pada tahun 2014-2017 di jabat oleh sekretaris desa yaitu Zaenaruddin, dan pada tahun 2017 diadakan lagi pemilihan kepada desa yang ketiga dan terpilih lah bapak Saharuddin selama 2017-2023.

Mengapa di katakan desa Anabanua bukan desa Latuttu, dikatakan desa Anabanua karena pada awalnya desa ini hanya terdiri dari dua dusun induk yaitu Dusun Allejjang dan Dusun Banga-Banga jadi munculnya kata Anabanua merupakan arti dari :

1. Anabanua berasal dari singkatan Allejjang dan Banga-Bangae

2. Anabanua mempunyai arti anak dari kampung atau hasil dari pemekaran desa

(49)

Sehingga atas dasar itu nama Desa Anabanua dipilih dan di setujui oleh masyarakat.

2. Visi dan Misi Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru a. Visi Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru

―Terwujudnya masyarakat Anabanua yang adil, makmur dan sejahtera melalui tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih‖.

b. Misi Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru 1) Meningkatkan tata kelola pemerintahan

2) Meningkatkan dasar pelayanan masyarakat 3) Meningkatkan perekonomian masyarakat 4) Meningkatkan infrastruktur desa

5) Meningkatkan keamanan dan ketertiban desa 3. Struktur Organisasi

Untuk mendukung dan mengoptimalkan Pelaksanaan Pengelolaan Manajemen Keuangan Desa Dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Program Pembangunan Di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru, maka perangkat kerja organisasi menjadi tanggung jawab penuh Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Bendahara Desa dan juga di lengkapi dengan tim pengawas. Adapun struktur organisasi Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru, dikemukakan sebagai berikut :

(50)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

masing-masing bagian perangkat Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru adalah sebagai berikut :

a. Kepala Desa

Tugas dan Fungsi Kepala Desa

1) Kepala Desa Berkedudukan sebagai kepala pemerintah desa yang memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa

2) Kepala desa bertugas menyelenggarakan pemerintah desa, melaksanakan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa

3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat(2), kepala desa memiliki fungsi sebagai berikut :

(51)

a) Penyelenggaraan pemerintahan desa b) Pelaksanaan pembangunan

c) Pembinaan kemasyarakatan d) Pemberdayaan masyarakat dan

e) Penjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga lainnya.

b. Sekretaris Desa

Tugas dan Fungsi Sekretaris Desa

1) Sekretaris desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan sekretaris desa

2) Sekretaris desa bertugas membantu kepala desa dalam bidang administrasi pemerintahan

3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang di maksud pada ayat (2), sekretaris desa mempunyai fungsi :

a) Mengkoordinasikan tugas dan fungsi kepala urusan b) Melaksanakan urusan ketatausahaan, antara lain :

1) Tata Naskah;

2) Administrasi Surat Menyurat;

3) Arsip; dan 4) Eskpedisi.

c) Melaksanakan urusan umum, antar lain:

1) Penataan administrasi perangkat desa;

2) Penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor;

3) Penyiapan rapat;

4) Pengadministrasian aset;

(52)

5) Investarisasi;

6) Perjalanan dinas; dan 7) Pelayanan Umum.

d) Melaksanakan urusan keuangan, antara lain : 1) Pengurusan administrasi keuangan;

2) Administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran 3) Verifikasi administrasi keuangan; dan

4) Administrasi penghasilan kepala desa, perangkat desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.

e) Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventarisis data data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta penyusunan laporan.

c. Kaur Tata Usaha dan Umum

Tugas dan Fungsi Tata Usaha dan Umum

1) Kepala urusan tata usaha dan umum berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat.

2) Kepala urusan tata usaha dan umum bertugas membantu sekretariat desa dalam urusan pelayanan administrasi umum pelaksanaan tugas–tugas pemerintahan.

3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di maksud pada ayat (2) kepala urusana tata usaha dan umum mempunyai fungsi : a) Melaksanakan urusan ketata usahaan seperti tata naskah b) Melaksakan administrasi surat menyurat

c) Melaksanakan aspirasi dan ekspedisi

(53)

d) Penataan administrasi perangkat desa

e) Penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor f) Penyiapan rapat.

g) Pengadministrasian aset dan investaris desa h) Pengadministrasian perjalanan dinas

i) Melaksanakan pelayanan umum

j) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan d. Kaur Perencanaan

Tugas dan Fungsi Kaur Perencanaan

1) Kepala urusan perencanaan berkedudukan sebagai unsur staf sekertariat

2) Kepala urusan perencanaan bertugas membantu sekretariat desa dalam urusan pelayanan administrasi perencanaan dan pelaporan pelaksanaan tugas – tugas pemerintahan.

3) Untuk melaksanakan tugas–tugas sebagaimana di maksud pada ayat (2) kepala urusan kaur pemerintahan mempunyai fungsi :

a) Mengkoordinasikan urusan perencanaan desa

b) Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja desa c) Menginventarisis data–data dalam rangka pembangunan

desa

d) Melakukan monotoring dan evaluasi program dan kegiatan pemerintah desa

(54)

e) Menyusun rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJM Desa) dan rencana kerja pemerintah desa (RKP Desa)

f) Menyusun laporan desa, dan

g) Melaksanakan tugas–tugas lain yang di berikan atasan.

e. Kaur Keuangan

Tugas dan Fungsi Kaur Keuangan

1) Kepala urusan keuangan berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat desa

2) Kepala urusan keuangan bertugas membantu sekretariat desa dalam urusan pelayanan administrasi keuangan pelaksanaan tugas–tugas pemerintahan

3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di maksud pada ayat (2) kepala urusan keuangan mempunyai fungsi :

a) Pengurusan administrasi keuangan

b) Pengurusan administrasi sumber sumber pendapatan dan pengeluaran desa

c) Melaksanakan verifikasi administrasi keuangan desa d) Melaksanakan administrasi penghasilan dan tunjangan

kepala desa dan perangkat desa.

e) Melaksanakan administrasi penghasilan dan tunjangan (BPD)

f) Melaksanakan administrasi penghasilan lembaga pemerintahan desa lainnya dan

g) Melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan atasan

(55)

f. Kasi Pemerintahan

Tugas dan Fungsi Kasi Pemerintahan

1) Kepala seksi pemerintahan berkedudukan sebagai unsur pelaksanaan teknis

2) Kepala seksi pemerintahan bertugas membantu kepala desa sebagai pelaksana tugas operasional

3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang di maksud pada ayat (2) kepala seksi pemerintahan mempunyai fungsi :

a) Melaksanakan manajemen tata praja pemerintahan b) Menyusun rancangan regulasi desa

c) Melaksanakan pembinaan masalah pertanahan d) Melaksanakan pembinaan ketentraman dan ketertiban e) Melaksanakan upaya perlindungan masyarakat

f) Melaksanakan pembinaan masalah kependudukan g) Melaksanakan penataan dan pengelolaan wilayah desa h) Pendataan dan pengelolaan profil desa, dan

i) Melaksanakan tugas–tugas lain yang di berikan atasan.

g. Kasi Kesejahteraan

Tugas dan Fungsi Kasi Kesejahteraan

1) Kepala seksi kesejahteraan dan berkedudukan sebagai unsur pelaksanaan teknis

2) Kepala seksi kesejahteraan dan pelayanan bertugas membantu kepala desa sebagai tugas pelayanan opersional

3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepala seksi kesejahteraan mempunyai fungsi :

(56)

a) Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana perdesaan

b) Melaksanakan pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan

c) Melaksanakan tugas sosialisasi dan motivasi masyarakat di bidang sosial budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga dan karang taruna.

d) Melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan atasan.

h. Kasi Pelayanan

Tugas dan Fungsi Kasi Pelayanan

1) Kepala seksi pelayanan berkedudukan sebagai unsur pelaksanaan teknik

2) Kepala seksi pelayanan bertugas membantu kepala desa sebagai pelaksanaan tugas operasional

3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepala seksi pelayanan mempunyai fungsi :

a) Melaksanakan penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat.

b) Meningkatkan upaya partisipasi masyarakat

c) Meningkatkan upaya pelestarian nilai sosial budaya masyarakat, keagamaan, dan ketenaga kerjaan.

d) Melaksanakan pelayanan nikah, talak, cerai dan rujuk e) Melaksanakan urusan kelahiran dan kematian, dan f) Melaksanakan tugas–tugas lain yang di berikan atasan.

(57)

4. Deskripsi Informan Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru

a. Jumlah Penduduk

Gambar 4.2 Jumlah Penduduk

Berdasarkan gambar di atas, bahwa Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru memiliki jumlah penduduk 2.388 Jiwa dengan spesifikasi usia 19% yang berusia di bawah 15 tahun, 74% yang berusia antara 15-65 tahun dan 7% yang berusia di atas 65 tahun sedangkan spesifikasi berdasarkan gender yaitu 50% yang berjenis kelamin laki-laki dan 50% yang berjenis kelamin perempuan.

b. Tingkat Produktivitas Penduduk

Gambar 4.3 Tingkat Produktivitas Penduduk

(58)

Berdasarkan gambar di atas, tingkat produktivitas penduduk di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru dapat di lihat bahwa 74% dari jumlah penduduk di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru berada pada usia produktif sedangkan sisa dari jumlah penduduk yaitu 26% berada pada usia tidak produktif.

c. Mata Pencaharian Penduduk

Gambar 4.4 Mata Pencaharian Penduduk

Berdasarkan gambar di atas, mata pencaharian penduduk di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru dominan penduduk yang berjenis kelamin perempuan yang berprofesi mengurus rumah tangga dengan spesifikasi 49% dan 39% dari penduduk yang berjenis kelamin laki-laki berprofesi sebagai petani dan selebihnya dari jumlah penduduk 36% diantaranya berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa.

(59)

d. Tingkat Pendidikan Penduduk

Gambar 4.4 Tingkat Pendidikan Penduduk

Berdasarkan gambar di atas, dapat di lihat tingkat pendidikan di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru 14% dari jumlah penduduknya telah menyelesaikan program wajib belajar 9 tahun dengan tingkat pendidikan yang paling banyak dari jumlah penduduknya yaitu tamatan sekolah dasar dengan dominan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki.

e. Status dan Agama Penduduk

Gambar 4.4 Status dan Agama Penduduk

Berdasarkan gambar di atas, dapat di lihat status penduduk desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru yaitu dari 2.388 jiwa terdapat 44% dari jumlah penduduk berstatus sudah menikah, 50%

belum menikah dan 6% dari jumlah penduduk berstatus janda/duda.

Adapun kepercayaan atau agama yang di anut oleh penduduk di

(60)

Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru terdiri dari dari 6 agama yang di anut di antaranya, Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha, Konghucu. Namun dominan agama yang di anut oleh penduduk di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru yaitu Agama Islam.

B. Hasil Penelitian

1. Rasio Keuangan Untuk Mengukur Efektivitas Suatu Pembangunan Dalam hasil penelitian ini di bahas mengenai analisis manajemen keuangan yang ada di Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru.

Data yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas dalam pelaksanaan program pembangunan di desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru adalah berupa Laporan Pertanggung Jawaban Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2018, 2019 dan 2020.

a. Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas menggambarkan kebijakan pemerintah daerah dalam menetapkan prioritas alokasi belanja rutin dan belanja pembangunan secara proporsional. Semakin tinggi persentase anggaran yang dialokasikan untuk belanja rutin berarti persentase belanja investasi (belanja pembangunan yang di gunakan untuk menyediakan sarana dan prasarana layanan publik cenderung semakin kecil. Rasio ini di formulasikan sebagai berikut :

Gambar

Tabel 2.1 Karakteristik Rasio Efektivitas
Tabel 2.2 Karakteristik Rasio Efisiensi
Tabel 2.3 Karakteristik Rasio Kemandirian
Tabel 2.4  Tinjauan Empiris
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan menggunakan tahapan-tahapan yang ada pada metode Equivalence Partitioning , dapat terlihat bahwa perangkat lunak web

Ketebalan tuning adalah suatu ketebalan tertentu dari suatu batuan yang disyaratkan agar dapat dibedakan pada penampang seismik refleksi bidang batas atas dan batas bawahnya. Dengan

Saragih, & Siregar (2019) serta Amiyani & Widjajanti (2018) menunjukkan bahwa model penemuan terbimbing dapat meningkatkan kemampuan matematis siswa. Berdasarkan uraian

Transkrip gen yang telah disintesis selama oogenesis harus disimpan dalam kondisi tidak aktif namun dalam bentuk yang stabil hingga terjadi fertilisasi.. •

Ma‟qud „alaih ialah benda-benda yang diadakan, seperti benda- benbda ynag dijual dalam akad jual beli, dalam akad hibbah (pemberian), dalam kad gadai, utang

Rencana Aksi Indikator Kinerja SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2016 RENCANA AKSI TW I TW II TW III TW IV Tersediany a data sains antariksa dan

Sikap tersebut merupakan kesiapan untuk penghayatan terhadap pengetahuan ini meliputi komponen pokok untuk praktik pencegahan : kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep,

Tujuan yang harus dicapai dalam pemberian reward (ganjaran) adalah untuk lebih mengembangkan motivasi yang bersifat intrinsik dari motivasi ektrinsik, dalam artian