• Tidak ada hasil yang ditemukan

322745643 Modul 1 Pengantar Psikodiagnostika pdf

N/A
N/A
Ricka Yoseva

Academic year: 2023

Membagikan "322745643 Modul 1 Pengantar Psikodiagnostika pdf"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PSIKODIAGNOSTIK 1 : Pengantar Tes

Dasar Psikodiagnostik : Definisi, Sejarah, & Pengertian Dasar

R. Landung Eko P

(2)

Dasar Psikodiagnostik

Pengertian Psikodiagnostik

Psikodiagnostik berasal dari dua kata, yaitu

“psikologi” dan “diagnostic”. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia, sedangkan diagnostic adalah mengidentifikasi, memprediksi, menentukan gejala. Berdasarkan uraian kata tersebut, dapat dikatakan bahwa psikodiagnostik adalah ilmu yang mencari tahu tentang tingkah laku manusia. Misal mengapa individu menunjukkan suatu perilaku yang berbeda dengan individu lainnya.

Menurut James Drever (1971), Psikodiagnostik adalah usaha untuk mengukur karakteristik individu melalui pengamatan terhadap gambaran eksternal , misalnya fisiognomi , kraniologi, grafologi, studi tentang suara, cara berjalan/bergerak, dsb.

Jager dan Petermann mendefenisikan psikodiagnostik adalah suatu displin ilmu yang menerapkan dan mengembangkan pengukuran - pengukuran untuk menilai karakteristik tentang orang, situasi lembaga atau obyek. Informasi itu harus diintegrasikan dalam suatu keputusan (judgement) atau pertimbangan (advise).

Chaplin (dalam Kartono, 1999) menyebutkan psikodiagnotsik adalah teknik untuk mempelajari kepribadian, bertujuan untuk menentukan sifat-sifat yang yang mendasarinya khususnya sifat yang menentukan kecenderungan seseorang pada penyakit mental.

Fudyartanta (2005) mendefinisikan psikodiagnostik sebagai teknik-teknik untuk melakukan pemeriksaan psikologis guna menemukan sifat-sifat yang mendasari kepribadian tertentu, terutama yang mengarah kepada kelainan-kelainan psikologis. Kelainan psikologis yang dimaksud di sini adalah, misalnya, rasa cemas, takut (pobia), apatis, agresif, dan sebagainya.

Psikodiagnostik merupakan identifikasi perilaku, mencari tahu atau memprediksi tingkah laku manusia yang muncul. Psikodiagnostik bertujuan untuk menentukan hubungan antar suatu keadaan atau gerakan manusia yang dapat diamati dari luar dengan ciri-ciri individu didalam dirinya untuk memahami karakter.

Secara sempit, psikodiagnostik adalah ilmu yang mempelajari tentang cara untuk mengetahui keadaan penyakit / kelainan jiwa. secara luas : Psikodiagnostik adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk mengetahui keadaan jiwa seseorang. Baik kekurangan, penyakit, ataupun kelebihannya.

Secara umum psikologidiagnostik adalah studi ilmiah tentang berbagai metode untuk membuat diagnostik psikologis, dalam tujuan supaya dapat memperlakukan manusia dengan lebih tepat. Atau psikologidiagnostik juga diartikan suatu metode yang digunakan untuk menetapkan kelainan-kelainan psikis, dengan tujuan untuk dapat memberikan pertolongan secara tepat dan akurat.

Objek Kajian Psikodiagnostik

Sebelum mendefenisikan lebih jauh apa itu psikodiagnostik maka kita perlu tahu apa yang menjadi objek dalam psikodiagnostik. Manusia adalah objek yang dipelajari dalam psikodiagnostik. Lebih spesifiknya adalah tingkah laku manusia. Tingkah laku adalah Kesatuan sistem kerja antara sistem jasmani dan sistem jiwa.

Tingkah laku manusia adalah, kesatuan system kerja antara system jasmani dan rohani dan system jiwa. Penggolongan tinkah laku manusia dalam penggolongan kuno disebut trikotomi jiwa yaitu, cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa (keinginan dan kemauan).

Problematika dlam tingkah laku manusia yaitu bagaimana kualitas dari tingkah laku manusia yang diciptakan oleh individu itu sendiri, maka disebutlah ada tingkah laku normal, tingkah laku supernormal dan tingkah laku subnormal.

 Tingkah laku normal : suatu bentuk sikap yang wajar dan biasa, yaitu suatu tingkah laku yang dilakukan oleh kebanyakan pmanusia pada umumnya.

(3)

 Tingkah laku supernormal : tingkah laku yang tidak biasa atau diatas normal dan orang-orang yang terdapat dalam golongan ini disebut sebagai orang genius.

 Tingkah laku subnormal/abnormal : ini lawan dari supernormal, yaitu suatu perilaku yang dibawah normal atau tidak normal, seperti pobia, hiperaktif, agresif dll.

Psikodiagnostik merupakan disiplin ilmu yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan-kemampuan yang dimiliki individu, agar dapat memperlakukan individu sesuai dengan potensinya serta agar dapat mengetahui adanya perbedaan-perbedaan individu, sehingga ketika terjadi kelainan psikologis pada individu akan dapat memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan kelainannya.

Oleh karena itu, klasifikasi tingkah laku diatas merupakan fokus utama dalam penelitian psikodiagnostik, karena psikodiagnostik tidak hanya meneliti tentang kelainan-kelainan psikologis, melainkan seluruh tingkah laku yang muncul pada manusia.

Metode & Ruang Lingkup dalam Psikodiagnostik

Dalam psikodiagnostik terdapat beberapa metode yang digunakan yaitu:

1. Observasi : suatu aktivitas mengamati tingkah laku individu pada situasi yang diciptakan.

2. Wawancara : situasi pertukaran informasi antar dua orang yang bertemu (Sudberg, 1977).

3. Riwayat Hidup : proses perkembangan dalam jangka waktu panjang yang terjadi dalam satu kurun waktu tertentu.

4. Analisis dokumen pribadi : seperti, catatan harian, surat pribadi, hasil karya subyek dan biografi.

5. Tes: Tes psikologi adalah suatu pengukuran yang objektif dan terstandar terhadap sampel dari suatu perilaku.

Dalam mempelajari psikodiagnostik beberapa hal yang akan dipelajari, yaitu : 1. Mengumpulkan data dengan menggunakan metode dan teknik tertentu 2. Menganalisis data

3. Melakukan diagnosa Tujuan psikodiagnostik adalah:

1. Klasifikasi (Memilah); Psikodiagnostik umumnya memilah dalam beberapa objek kajian untuk memudahkan mengatasi persoalan di bidang:

a. Pendidikan; masalah intelegensi, bakat, kesukaran belajar, penyesuaian diri, bimbingan belajar, dll.

b. Perkembangan Anak; masalah hambatan-hambatan perkembangan psikis maupun sosial.

c. Klinis; masalah gangguan psikis ringan maupun berat.

d. Industri; masalah seleksi karyawan, promosi, permasalahan personalia (Fudyartanta, 2005) 2. Deskripsi (Menjabarkan); memperoleh paparan / deskripsi keseluruhan mengenai individu pada

aspek-aspek tingkah laku individu, baik aspek biologis, psikologis, dan sosial (sosio-bio-psikologis).

3. Interpretasi(Mengartikan); suatu analisa terhadap suatu kejadian atau peristiwa tentang obyektif atau subyektif; membuat suatu sintesis, suatu gambaran atau suatu diagnosis mengenai “struktur psikis”, yang akan membicarakan tentang sifat, bakat atau kemampuan seorang klien; memberikan arti kepada gejala-gejala yag dijumpai yang merupakan ekspresi dari suatu potensi seorang yang dihadapi.

4. Prediksi (Meramalkan); meramalkan atau memprediksikan perkembangan klien selanjutnya.

Perbandingan Psikodiagnostik dengan Asesmen Psikologis

Sesuai dengan definisi dari kata asesmen yaitu menilai, yang dimaksud dengan asesmen psikologis merupakan serangkaian proses yang dilakukan untuk memperoleh informasi (menilai) dari tingkah laku manusia sebagai objek dari keilmuan psikologi. Beberapa informasi mengenai perbandingan asesmen psikologi dan psikodiagnostik adalah sebagai berikut:

• Asesmen adalah prosedur yang digunakan oleh sekelompok psikolog dan psikiater untuk menseleksi orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk mendapat tugas yang sangat penting (E. E Lowell Kelley, 1969)

• Asesmen dapat terwujud dalam 2 cara. Pertama, analisis klinis, misalnya saja dibuat interpretasi dari teori psikoanalisis. Kedua prediksi kinerja (performance) orang-orang normal atau superior. (Cronbach, 1960)

(4)

• Asesmen psikologis adalah suatu kegiatan yang tidak hanya memberikan dan menginterpretasikan hasil tes (objek kajian psikodiagnostik), namun juga mempertimbangkan kompleksnya perilaku dan permasalahan manusia, yang selalu terkait dengan konteks sosial. (Marmat, 1999)

Sekilas Mengenai Pengukuran dan Tes Psikologis

Pengukuran merupakan hal yang sangat penting bagi kegiatan keilmuan. Dapat dikatakan pengukuran adalah suatu prosedur pemberian angka (kuantifikasi) terhadap atribut atau variabel sepanjang suatu kontinum. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengukuran psikologi merupakan suatu pengukuran terhadap obyek psikologi tertentu. Obyek psikologi sendiri disebut sebagai “psychological attributes” atau “Psychological Traits”, yaitu ciri yang mendasari suatu perilaku. Perilaku sendiri dapat didefinisikan sebagai ungkapan atau ekspresi dari obyek psikologi yang dapat di observasi.

Seperti yang telah banyak diketahui, pengukuran merupakan kegiatan dari bidang keilmuan. Oleh sebab itu, pengukuran tidak hanya dilakukan dalam keilmuan psokologi saja. Ada beberapa hal yang membedakan antara pengukuran psikologi dan pengukuran konvensional (alamiah).

 Pengukuran konvensional (Measurement) - Dilakukan secara langsung

- Mempunyai satuan ukuran yang jelas

- Telah adanya kesepakatan tentang awal atau darimana haris mulai mengukur

 Pengukuran psikologis (Psychometry) - Harus dilakukan secara tidak langsung - Tidak mempunyai satuan ukuran yang jelas

- Tidak adanya kesepakatan mengenai awal atau darimana harus mulai mengukur.

Ada beberapa ciri-ciri khusus dari pengukuran psikologis yang membedakan dengan pengukuran konvensional, yaitu :

a. Variabel-variabel yang diukur berupa tingkah laku yang nampak sebagai cerminan dari keadaan kejiwaan tersebut tidak serta merta selalu konsisten mencerminkan suasana batin seseorang.

b. Bahwa dalam pengukuran psikologis sangat sukar atau bahkan tidak mungkin diperoleh kesepakatan dalam kalibrasi satuannya.

c. Dalam pengukuran psikologi tidak terdapat adanya nol mutlak.

d. Kemungkinan terjadi kesalahan dalam pengukuran psikologi lebih besar dibandingkan dengan pengukuran konvensional.

Untuk memberikan standarisasi tentang derajat perilaku yang di ukur, maka dibutuhkan suatu indikator.

Agar suatu indicator tersebut dapat didefinisikan dengan tepat maka dibutuhkanlah “psychological Traits” tadi, atau bisa disebut konstruk. Konstruk merupakan konsep hipotesis yang dipakai oleh para ahli untuk menciptakan atau menyusun teorinya agar dapat menjelaskan tingkah laku obyek penelitian. Indikator dari suatu konstruk psikologis dapat diperoleh dari beberapa sumber, seperti : hasil-hasil penelitian, teori-teori, observasi, wawancara dan lain-lain.

Kegiatan pengukuran psikologis dapat disebut juga sebagai tes psikologis, keduanya mempunyai arti dan maksud yang sama, yaitu kegiatan mengumpulkan sampel tingkah laku yang dimiliki individu secara sistematis dan terstandarisasi. Dikatakan sampel tingkah laku karena tes hanya mendapatkan data pada waktu tertentu, serta dalam kondisi dan konteks tertentu pula.

(5)

Sejarah Psikodiagnostik

Psikodiagnostik pertama kali digunakan untuk menegakkan diagnosa bidang klinis, dalam rangka menentukan kelainan psikologis yang dialami individu. Namun, seiring

perkembangannya penggunaan

psikodiagnostik meluas, digunakan di bidang pendidikan maupun indsutri dalam rangka mengetahui gambaran kepribadian seseorang.

Istilah psikodiagnostik pertama kali diperkenalkan oleh Herman Rorschach yaitu di tahun 1921 saat ini menampilkan seperangkat alat tesnya (Tes Rorschach) dimana ia menyebutnya dengan „psychodiagnostic‟.

Sejarah perkembangan psikodiagnostik sendiri dapat dibagi dalam 2 titik perkembangan, yaitu titik perkembangan di Asia (Diwakili China) dan Titik Perkembangan di Eropa.

Sejarah mencatat penggunaan alat tes sudah dimulai sebelum ke-19 dimana kekaisaran Cina sudah memulainya sejak abad pertengahan. Dalam kekaisaran Cina, tes digunakan untuk menguji para calon pegawai negrinya. Untuk pegawai negeri sipil, tes meliputi pengetahuan tentang ilmu klasik, masalah administrasi dan masalah manajerial yang ingin dipecahkan. Sedangkan untuk pegawai militer, selain tes seperti pegawai negeri sipil mereka juga diberikan tes tentang pengetahuan kemampuan bertempur dan membunuh lawan. Sementara pada zaman Dinasti Han (200M) tes digunakan untuk seleksi bidang legislatif, militer, pertanian, perpajakan, dan geografi. Dengan sistem yang sudah disusun dan berisi aktivitas yang berbeda, seperti : tinggal sehari semalam dalam kabin untuk menulis artikel/puisi.

Beralih ke Eropa. Sebelum abad ke-19, tes psikologi di Eropa di gunakan untuk kegiatan pendidikan, yaitu upaya untuk melakukan tes prestasi. Pada abad ke-13 dan ke-17, di Universitas Bolognia Italia tes psikologi menggunakan system ujian oral sebagai bentuk tes prestasi, dan pada tahun 1860 tes tersebut menjadi sesuatu yang lazim digunakan untuk menempuh ujian tulis di Eropa dan Amerika. Pada awal Abad ke 19 ini diagnose psikologi berkaitan erat dengan psikiatri, dimana sejak abad ke-17 para ahli psikiatri berpedoman mengenai model medis, yaitu bahwa penyakit dan tanaman adalah satu kesatuan, sehingga setiap penyakit akan menunjukan proses patologi. Oleh sebab itu, psikologi berkaitan erat dengan psikiatri, karena menggunakan model medis dan menjelaskan psikopatologi.

Untuk memahami tentang perilaku manusia, para tokoh psikolog terdahulu telah memberikan panduan yang menjelaskan fokus penelitian kajian mereka dalam memahami tingkah laku manusia, aliran-aliran tersebut diantaranya :

1. Strukturalisme; Strukturalisme menekankan pada pengalaman mental yang kompleks, yang terdiri atas keadaan-keadaan mental yang sederhana, kesadaran dan proses pembeentukannya.

2. Fungsionalisme; Lebih kompleks dari strukturalisme, fungsionalisme mempelajari fungsi dan tingkah laku atau proses mental, bukan hanya mempelajari structural.

3. Gesalt; menurut aliran ini, tingkah laku manusia dalam berpersepsi terjadi secara menyeluruh bukan sepotong-potong atau parsial.

Sumber Pustaka:

Fudyartanta, Ki. (2005). Pengantar Psikodiagnostik. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.

Kaplan, R.M., Saccuzzo, D.P. (2012). Pengukuran Psikologi: Prinsip, Penerapan, dan Isu. Jakarta:

Salemba Humanika.

Gregory, R. J. (2011). Tes psikologi: Sejarah, Psrinsip, dan Aplikasi edisi 6 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Groth-Marnat, Gary. (2010). Handbook of Psychological Assesment. Edisi 5. Jogjakarta: Pustaka pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Media pengembangan modul ini terdiri dari (a) kerangka modul yang berisi halaman sampul, halaman franchis, kata pengantar, daftar isi, peta kedudukan modul, glosarium;

1. Modul

1) Produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah bahan ajar berupa e- modul matematika berbantuan flip pdf professional pada materi peluang kelas VIII SMP. 2) Bahan

MODUL AJAR

Hasil penelitian menunjukkan: (1) model modul kerajinan yang dikembangkan dengan sistematika isi modul terdiri dari : sampul, halaman awal, kata pengantar, daftar isi,

1. PENGANTAR LANSEKAP &

Desain Pengembagan 4D HASIL PENELITIAN Hasil penelitian dan pengembagan ini adalah e-modul interaktif Aljabar Linier menggunakan aplikasi Flip PDF Profesional yang dikembangkan

LEMBAR VALIDASI ANGKET RESPON GURU TERHADAP E-MODUL PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA Bapak/Ibu dimohonkan untuk memberikan penilaian terhadap angket respon guru terhadap e-modul yang