• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH HUMAN RELATION DAN KONDISI FISIK LINGKUNGAN KERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN PADA PT INDONESIA EPSON INDUSTRY SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH HUMAN RELATION DAN KONDISI FISIK LINGKUNGAN KERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN PADA PT INDONESIA EPSON INDUSTRY SKRIPSI"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Manajemen

Diajukan Oleh:

NUR IMANIYAH NIM : 111510793

PROGRAM STUDI MANAJEMAN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL UNVERSITAS PELITA BANGSA

BEKASI–2019

(2)

ii

MOTTO

“Jika kau tak suka sesuatu, ubahlah!

Jika tak bisa, maka ubahlah cara pandangmu tentangnya”

“Hidup hanya sekali, maka hiduplah yang berarti”

“Ubah pikiranmu dan kau akan mengubah duniamu”

“Selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa, Selalu ada jalan bagi mereka yang sering berusaha”

“Vissi tanpa ekseksusi adalah halusinasi”

“Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil.

Siapa yang bersabar pasti beruntung,

Siapa yang menapaki jalan-Nya akan sampai tujuan”

(3)

iii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, saya mampu menyelaesaikan karya ini, dan akan kupersembahkan karya yang sederhana ini untuk:

1. Allah SWT yang senantia memberikan rahmat, hidayahnya serta kesehatan yang luar biasa, sehingga saya mampu menyelesaikan karya ini.

2. Bapak Kalimi dan Ibu Dayunah (almh) tercinta, terima kasih atas doa, cinta dan dukungannya selama ini. Terima kasih atas pengorbanan dan kerja keras yang tiada henti demi merajut masa depamku.

3. Maeni, Abdulsalam Kusmendar, Nur Anhar (kaka) terima kasih atas doa, cinta, serta dukunngannya yang kalian berikan

4. Terima kasih teruntuk Nur Alip (suami) yang selalu memberikan cinta, semangat, dukungannya selama proses penyusunan karya ini.

5. Bapak Ahmad Gunawan.,Lc.,MM yang telah memberikan arahan selama proses penyusunan karya ini.

6. Sahabat TRUE ( Asti, Sinta, Lela, Rita, Jamar, Wahyu, Sunjaya, Soleh) terima kasih kepada kalian sahabatku, yang selalu member semangat kasih sayang dan pelajaran serta pengalaman hidup. Semoga kalian sukses dunia dan akhirat.

7. Sahabat Ucok (Bayu, Patriosa, Ahmad, Bahri, Ridwan, Qiki) terima kasih kepada kalian sahabatku, yang selalu memberi semangat kasih sayang dan pelajaran serta pengalaman hidup. Semoga kalian sukses dunia dan akhirat.

8. PT. Indonesia Epson Industri sebagai objek dalam penelitian karya ini, khususnya departemen Electic Engineering, serta membantu perekonomian saya terutama membantu dalam pembiayaan selama menempuh proses perkuliahan.

9. Terima kasih kepada sahabat seperjuangan MA.15 yang telah memberikan pelajaran hidup, kenangan, dan perjuangan bersama dalam menimba ilmu di Universitas Pelita Bangsa Cikarang, juga teman-teman STIE Pelita Bangsa, semoga kalian sukses selalu.

10. Almamater biruku Universitas Pelita Bangsa

11. Semua pihak yang tdak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan doa dan dukungannya serta berjasa membantuku baik secara fisik da batin dalam proses penyusunan karya ini.

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

ABSTRAK

PENGARUH HUMAN RELATION DAN KONDISI FISIK LINGKUNGAN KERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN

PADA PT INDONESIA EPSON INDUSTRY

Oleh

NUR IMANIYAH NIM : 111510793

Sebuah perusahaan atau organisasi dapat tercapai tujuannya karena aktivitas orang-orang yang menjadi anggota atau karyawannya. Mereka dapat bekerja sama dengan baik apabila mereka bekerja dengan didasari oleh etos kerja yang tinggi, hubungan yang terjalin dengan baik antar karyawan (Human Relation), situasi dan kondisi dari lingkungan kerja itu sendiri, keamanan dan keselamatan kerja yang baik bagi karyawan, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Human Relation (hubungan antar manusia) dan lingkungan kerja terhadap etos kerja karyawan. Mengidentifikasi variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap etos kerja karyawan pada PT. Indonesia Epson Industry. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Dengan populasi karyawan PT.

Indonesia Epson Industry dan pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 99 responden. Untuk pengumpulan data meliputi observasi, penyebaran kuesioner dan studi kepustakaan. Metode analisis yang digunakan yaitu uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi klasik, analisis linear berganda dan uji hipotesa. Dari hasil penelitian variabel human relation dan kondisi fisik lingkungan kerja dinyatakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel etos kerja

Kata Kunci : Human Relation, Kondisi Fisik Lingkungan Kerja, Etos Kerja

(8)

viii

ABSTRACT

THE EFFECT OF HUMAN RELATION AND PHYSICAL CONDITIONS OF WORK ENVIRONMENT TO EMPLOYEE WORK ETHOS IN PT

INDONESIA EPSON INDUSTRY By:

NUR IMANIYAH NIM: 111510793

A company or organization can achieve its goals because of the activities of people who are members or employees. They can work well together if they work based on a high work ethic, a good relationship between employees (Human Relations), the situation and conditions of the work environment itself, good work safety and safety for employees, objectives of the study This is to analyze the effect of Human Relations and work environment on employee work ethics.

Identifying the most dominant variable influencing the employee work ethic at PT. Indonesia Epson Industry. This type of research is quantitative. With a population of employees of PT. Indonesia Epson Industry and sampling using purposive sampling technique with a sample of 99 respondents. For data collection including observation, questionnaire distribution and study of literature.

The analytical method used is the validity test, reliability test, classic assumption test, multiple linear analysis and hypothesis testing. From the results of research human relations variables and the physical condition of the work environment are stated to have a positive and significant effect on the variable work ethic

Keywords: Human Relations, Physical Conditions of the Work Environment, Work Ethic

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat dan ridho-Nya maka skripsi dengan judul “Pengaruh Human Relation dan Konsidi Fisik Lingkungan Kerja Pada PT. Indonesia Epson Industry” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan study pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Bisnia dan Ilmu Sosial Pelita Bangsa.

Penyelesaian tesis ini tidak lepas dari bantuan berbaga pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih pada:

1. Ahmad Gunawan.,Lc.,MM. selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi.

2. Preatni Nurastuti., SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa.

3. Yunita Ramadhani D.S, S.E, M.Sc selaku ketua Program Sarjana – rogram Studi Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa.

4. Civitas Akademika STIE Pelita Bangsa.

5. Rekan-rekan mahasiswa Program Sarjana STIE Pelita Bangsa.

6. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan dorongan semangat.

Penulis menyadari masih banyak keterbatasan pada penyusunan skripsi sehingga kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan penulisan laporan penelitian di kemudian hari. Namun demikian, penulis tetap berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

Bekasi, 26 Agustus 2019 Peneliti

(10)

x

DAFTAR ISI

Hal

MOTTO... ii

PERSEMBAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Penelitian Terdahulu ... 7

2.2 Kajian Teori ... 9

2.2.2 Faktor Etos Kerja ... 10

2.2.3 Indikator Etos Kerja ... 11

2.2.4 Pengertian Human Relation ... 12

2.2.5 Faktor –Faktor Human Relation ... 14

2.2.6 Indikator Human Relation ... 16

2.2.7 Pengertian Kondisi Fisik Lingkungan Kerja ... 18

2.2.8 Faktor-Faktor Kondisi Fisik Lingkungan Kerja ... 19

2.3 Hipotesis ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITAN ... 23

(11)

3.1. Jenis Penelitian ... 23

3.2. Jadwal dan Waktu Penelitian ... 23

3.3. Kerangka Konsep ... 24

3.3.1 Desain Penelitian ... 24

3.3.2 Desain Operasional ... 25

3.4 Populasi dan Sampel ... 27

3.5 Metode Pengupulan Data ... 29

3.6 Metode Analisa Data ... 29

3.6.1 Uji Validitas ... 30

3.6.2 Uji Reabilitas ... 30

3.6.3 Uji Asumsi Klasik ... 31

3.6.4 Analisa Regresi Linear Sederhana ... 32

3.6.5 Uji T ... 32

3.6.6 Uji SE (Sumbangan Efektif) ... 32

3.6.7 Uji SR ( Sumbangan Relatif) ... 33

3.6.8 Uji Koefisien Determinasi ... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ... 34

4.1 Profil PT. Indonesia Epson Industry ... 34

4.1.1 Sejarah PT. Indonesia Epson Industry ... 34

4.1.2 Filosofi, Vissi, Missi ... 37

4.1.3 Profil Merk dan Produk ... 39

4.2 Struktur Oganisasi ... 40

4.3 Uraian Tugas ... 40

4.4 Peraturan Jam Kerja ... 46

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

5.1 Karakteristik Responden ... 70

5.1.1 Jenis Kelamin Responden ... 70

5.1.2 Umur Responden ... 71

5.2 Hasil Penelitian ... 71

5.2.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 71

5.2.2 Hasil Pengujian Data ... 75

1. Uji Asumsi Klasik ... 75

(12)

1. Analisa Regresi Linear Sederhana ... 79

2. Uji T (Parsial) ... 82

3. SE (Sumbang Efektif) ... 83

4. SR (Sumbangan Relatif) ... 83

5. Uji Koefisien Determinasi ... 84

5.3 Pembahasan ... 84

5.3.1 Pengaruh Human Relation Terhadap Etos Kerja ... 84

5.3.2 Pengaruh Kondisi Fisik Lingkungan Kerja Terhadap Etos Kerja ... 85

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

6.1 Kesimpulan... 70

6.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN ... 75

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

JUDUL TABEL Hal

3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian……… 24

3.2 Definsi Operasional Variabel…..……… 25

4.1 Jadwal Peraturan Kerja………..………… 46

4.2 Jadwal Peraturan Kerja……….……… 47

5.1 Hasil Uji Validitas Etos Kerja………..………… 72

5.2 Hasil Uji Validitas Human Relation……… 73

5.3 Hasil Uji Validitas Kondisi Fisik Lingkungan Kerja……… 74

5.4 Hasil Uji Reabilitas………..……… 75

5.5 Hasil Uji Normalitas………. 76

5.6 Hasil Uji Multikolinearitas……… 79

5.7 Hasil Uji Regresi Linera Sederhana……….………. 80

5.8 Hasil Uji R………...……….. 82

5.9 Materi Uji Sumbang Efektif (SE)………. 83

5.10 Materi Uji Sumbang Relatif (SR)……….. 83

5.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi……… 84

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

JUDUL GAMBAR HAL

3.1 Desain Penelitian……… 25

4.1 Profil PT. Indonesia Epson Industry………. 34

4.2 Logo PT. Indonesia Epson Industry………. 38

4.3 Profil Merk dan Product PT. Indonesia Epson Industry……… 39

4.4 Struktur Organisasi………. 40

5.1 Data Karakteristik Responden……… 70

5.2 Data Umur Responden……… 71

5.3 Histogram Data Hasil Uji Normalitas……… 77

5.4 Grafik Normalitas P-Plot……… 78

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 01 : Daftar Kuisioner……… 75

Lampiram 02 : Daftar Nama Responden………... 79

Lampiram 03 : Hasil Rekapitulasi Responden………... 83

Lampiram 04 : Surat Pengantar Pembimning……… 92

Lampiram 06 : Surat Pengantar Penelitian……… 93

Lampiram 07 : Surat Balasan Penelitian………... 94

Lampiram 08 Hasil Uji SPSS……….. 95

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah perusahaan dapat tercapai tujuannya karena aktivitas orang-orang yang menjadi anggota karyawannya. Mereka dapat bekerja sama dengan baik apabila mereka bekerja dengan didasari oleh etos kerja yang tinggi, dengan etos kerja yang tinggi ini maka dapat meningkatkan kinerja mereka. Saat ini etos kerja menjadi masalah yang menarik dengan meningkatkan peran sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan.

Etos kerja merupakan salah satu faktor dalam mencapai tujuan perusahaan, karena dengan etos kerja dapat mendorong dirinya untuk bertindak dan beramal secara optimal sehingga pola hubungan antar manusia lain dengan dirinya dapat berjalan dengan baik. Etos kerja juga dapat menumbuhkan sikap optimis yang dapat mengembangkan rasa semangat dalam diri, memotivasi diri untuk bekerja lebih maju.

Penelitian di PT. Indonesia Epson Industry ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya etos kerja antara lain adalah hubungan yang terjalin dengan baik antar karyawan (Human Relation), situasi dan kondisi dari lingkungan kerja itu sendiri, keamanan dan keselamatan kerja yang baik bagi karyawan, keadaan sosial lingkungan kerja, perhatian pada kebutuhan rohani, jasmani maupun harga diri di lingkungan kerja yang menyenangkan bagi karyawan.

(17)

Peneliti terdahulu Boby Hendra Widodo dan Febsri Susanti dalam artikelnya dengan hasil analisa penguji hipotesis pertama ditemukan bahwa variabel Human Relation berpengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja dan hipotesis kedua ditemukan bahwa kondisi fisik lingkungan juga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap etos kerja.

Fakta lain yang dapat mempengaruhi etos kerja selain Human Relation adalah lingkungan kerja yang nyaman juga mempengaruhi hasil kinerja karyawan disuatu perusahaan atau organisasi. Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor dari fungsi manajemen sumber daya manusia, tepatnya fungsi perencanaan.

Fungsi perencanaan berhubungan langsung dengan karyawan yang bekerja pada lingkungan organisasi. Lingkungan dalam suatu organisasi akan berpengaruh kepada semua kegiatan organisasi. Lingkungan kerja merupakan lingkungan kerja dimana para karyawan bekerja, yang mempunyai pengaruh terhadap jalannya operasional perusahaan, sehingga secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pada produktivitas perusahaan. (Lubis: 2015)

PT. Indonesia Epson Industry etos kerja masih belum merata, masih dianggap sebagai suatu yang rutin. Sebagian karyawan bekerja dianggap sebagai beban dan paksaan terutama bagi yang malas. Pemahaman karyawan tentang etos kerja karyawan masih lemah, hal ini juga yang kurang mendukung terciptanya prestasi kerja yang produktif. Padahal jika seorang dapat menganut paradigma kerja, semua itu akan melahirkan sikap dan perilaku kerja mereka.

(18)

Ketika komunikasi ditempat kerja dilakukan akan tercipta lingkungan tempat kerja yang dapat saling bertukar pikiran, bekerja dengan nyaman, efesien dan akan berdampak pada perbaikan produktivitas, selain itu juga bisa meningkatkan motivasi individu dan semangat kerja. Komunikasi di tempat kerja bisa berjalan dengan baik, hal ini akan membangun hubungan kepercayaan dan rasa aman secara psikologis. Hubungan saling percaya diperkuat, maka karyawan akan memiliki kepedulian terhadap visi dan misi, lahir kesadaran untuk berkontribusi dalam mencapai target dan hasil yang maksimal. Saya yakin anda juga sependapat bahwa pentingnya komunikasi di dalam perusahaan. Dasar komunikasi adalah membangun hubungan kepercayaan untuk mengetahui maksud dari lawan bicara dan sebaliknya.

Peneliti melakukan wawancara kepada sebagian karyawan pada PT.

Indonesia Epson Industry dan peneliti menyimpulkan hasil wawancara tersebut sebagai berikut:

Beberapa informan tersebut didalam PT. Indonesia Epson Industry keahlian interpersonal merupakan hal yang sangat berpengaruh karena karyawan dapat mengetahui bagaimana mereka mempersepsikan diri terhadap orang lain, dan bagaimana mempersepsikan diri sendiri. Ketika karyawan memiliki keahlilan interpersonal yang tinggi maka akan dihargai orang lain dan pada akhirnya akan membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain. (narasumber, Eka Afriana/25/ME/17 April 2019)

(19)

Beda dengan tanggapan inisiatif yang dari karyawan PT. Indonesia Epson Industry masih kurang dalam mengambil inisiatif dalam hal pekerjaan karena karyawan tersebut merasa takut salah dalam menyelesaikan hal yang baru, takut menghadapi kritikan yang negative oleh rekan kerja yang lain, kareana dianggap yang paling benar kemudian ragu dalam melaukan inisiatif tersebut (narasumber, Ike Yuliana/23th/operator/17 April 2019)

Berdasarkan data wawancara peneliti yang kebetulan sebagai karyawan juga di PT. Indonesia Epson Industry dalam hal pekerjaan yang diberikan hingga saat ini dapat diselesaikan dengan maksimal. Meskipun ada karyawan yang tidak memahami isi dari tugas yang diberikan tetapi karyawan dapat berusaha untuk menyelaesaikan tugasnya dengan semaksimal mungkin yang karyawan bisa.

Karyawan tersebut benar-benar tidak dapat menyelesaikannya maka karyawan dapat mencoba untuk bertanya atau berdiskusi dengan rekan kerja yang lain untuk memecahkan masalah yang dihadapinya kemudian konfirmasi dan dilanjut dengan report. (narasumber, Sri Rahayu/23th/EE/17 April 2019)

Berdasarkan masalah dan fakta diatas, maka peneliti mengambil penelitian yang berjudul: “Pengaruh Human Relation dan Kondisi Fisik Lingkungan Kerja Terhadap Etos Kerja Pada PT. Indonesia Epson Industry”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, masalah yang harus dikembangkan adalah human relation agar dapat diterapkan dalam kesehariannya dalam bekerja serta perusahaan juga memenuhi kondisi fisik

(20)

lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi aktivitas karyawan dalam operasional dengan baik. Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah Human Relation berpengaruh terhadap Etos Kerja karyawan pada PT. Indonesia Epson Industry?

2. Apakah Kondisi Fisik Lingkungan berpengaruh terhadap Etos Kerja karyawan pada PT. Indonesia Epson Industry?

1.3 Tujuan Penelitian

Pembuatan sebuah penelitian dibutuhkan tujuan agar penelitian memiliki arah yang jelas, sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui Pengaruh Human Relation terhadap Etos Kerja dan juga untuk mengetahui Pengaruh Kondisi Fisik Lingkungan Kerja terhadap Etos Kerja karyawan pada PT. Indonesia Epson Industry.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian karya ilmiah ini diharapkan akan memberi manfaat kegunaan secara teoritis dan priktis kepada untuk berbagai pihak yang membaca:

1. Manfaat Teoritis: memberikan pengetahuan dan wawasan secara personal serta memberikan kesempatan dalam menerapkan teori-teori yang didapat selama kuliah dan membandingkan dengan kondisi yang nyata dan yang ada.

2. Manfaat Praktis: hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para pembaca karya ilmiah ini. Dari hasil penelitian ini

(21)

diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat kepada PT.

Indonesia Epson Industry untuk dapat dijadikan pedoman bagi para karyawan agar dapat mengetahui bagaimana bekerja yang sesungguhnya dengan menerapkan etos kerja dalam pekerjaan yang diamanahkan sehingga menghasilkan prestasi kerja yang baik. Semoga pula hasil penelitian karya ilmiah akan dapat pula menjadi bahan pertimbangan bagi para halayak yang membaca hasil karya ilmiah ini

(22)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini merupakan hasil penelitian terdahulu yang memberikan informasi terkait dengan metode penelitian, hasil, pembahasan yang digunakan sebagai dasar perbandingan dengan penelitian yang dilakukan, penelitian terdahulu dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Anggita Anis Wijayanti, dkk dalam artikelnya yang berjudul “Analisa Pengaruh Human Relation dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Etos Kerja PT. Delta Merlan Sandang Tekstil 1 Sragen” hasil analisa yang dilakukan pada penelitian ini dari indeks jawaban responden menunjukan bahwa variabel Human Relation (X1) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Etos Kerja (Y). Serta variabel gaya kepemimpinan (X2) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja (Y). Dari hasil uji F juga menunjukan bahwa secara signifikan variabel Human Relation (X1) dan gaya kepemimpinan (X2) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel etos kerja (Y).

2. Eka Cahyani Putri Susanti, dkk dalam artikelnya yang berjudul “Pengaruh Kondisi Fisik Lingkungan Kerja dan Kepemimpinan Terhadap Etos Kerja Pegawai Pada Biro Hubungan Masyarakat Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jakarta” hasil analisa yang dilakukan pada penelitian ini dari indeks jawaban responden menunjukan bahwa variabel kondisi fisik lingkungan kerja (X1) maupun kepemimpinan (X2) berpengaruh yang positif dan signifikan

(23)

terhadap etos kerja pegawai yang bertugas di Biro Hubungan Masyarakat Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

3. Galih Adi Saputro dan Azis Fathoni dalam artikelnya yang berjudul “Pengaruh Human Relation, Lingkungan Kerja dan Gaya Kempemimpinan Terhadap Etos kerja pada Pengurus Koperasi Mahasiswa Ilham Ramadhan Universitas Islam Malang” dengan hasil analisa yang dilakukan adalah Human Relation (X1) memiliki hubungan positif dan berpengaruh terhadap etos kerja (Y). Sedangkan lingkunga kerja (X2) memiliki hubungan positif berpengaruh terhadap etos kerja (Y).

4. Boby Hendra Widodo dan Febsri Susanti dalam artikelnya yang berjudul

“Pengaruh Human Relation (Hubungan Antar Manusia), Lingkungan Kerja Terhadap Etos Kerja pada PT. Pelindo Teluk Bayur Padang” dengan hasil analisa penguji hipotesis pertama ditemukan bahwa variabel Human Relation berpengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja dan hipotesis kedua ditemukan bahwa kondisi fisik lingkungan juga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap etos kerja.

5. Nur Arifah dalam artikelnya yang berjudul “Pengaruh Human Relation (Hubungan Antar Manusia), Lingkungan Kerja Terhadap Etos Kerja pada PT.

Delta Merlin Sandang Tekstil 1 Sragen” dengan hasil penelitian dari jawaban responden menunjukankan bahwa variabel Human Relation (hubungan antar manusia) (X1) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap etos kerja (Y) kemudian variabel kondisi fisik lingkungan kerja (X2) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja (Y)

(24)

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Pengertian Etos Kerja

Setiap organisasi yang ingin maju, akan melibatkan anggotanya untuk meningkatkan mutu kinerjanya, diantaranya setiap organisasi harus memiliki etos kerja. Etos kerja adalah watak atau karakteristik suatu kelompok nasional atau kelompok rasial tertentu. Etos kerja dalam suatu perusahaan tidak akan muncul begitu saja, akan tetapi harus diupayakan dengan sungguh-sungguh melalui suatu proses yang terkendali dengan melibatkan sumber daya manusia dalam seperangkat sistem dan alat-alat pendukung (Chaplin 2017).

Etos kerja merupakan suatu totalitas kepribadian dari individu serta cara individu mengekspresikan, memendang, meyakini,dan memberikan makna terhadap sesuatu yang mendorong individu untuk bertindak dan meraih hasil yang optimal (Tasmara 2015). Kemudian menurut Tampubolon (2016) menyatakan bahwa karyawan atau sekelompok manusia dikatakan memiliki etos kerja yang tinggi apabila menunjukan tanda-tanda sebagai berikut:

a. Mempunyai penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja manusia.

b. Menempatkan pandangan tentang kerja, sebagai sesuatu hal yang amat luhur bagi eksistensi karyawan.

c. Kerja yang dirasakan sebagai aktivitas yang bermaka bagi kehidupan manusia.

d. Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan sekalilgus sarana yang paling penting dalam mewujudkan cita-cita.

e. Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah.

(25)

Berpijak pada pengertian bahwa etos kerja menggambarkan sikap, maka dapat ditegaskan bahwa etos kerja mengandung makna sebagai aspek evaluatif yang dimiliki oleh individu atau kelompok dalam memberikan penilaian terhadap kerja. Etos kerja yang baik dalam perusahaan dapat membantu karyawan untuk memahami bagaimana cara mereka bekerja menjalankan tugasnya. Etos kerja merupakan suatu perasaan, pembicaraan serta tindakan manusia yang bekerja di dalam perusahaan, jadi dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang ada di dalam perusahaan termasuk di dalamnya cara berfikir, bersikap, dan bertingkah laku yang dipengaruhi oleh etos kerja yang ada dalam perusahaan (Desmon Giinting: 2014).

Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat di simpulkan bahwa etos kerja adalah totalitas kepribadian diri individu serta cara individu mengekspresikan, memandang, meyakini suatu pekerjaan sehingga menjadi suatu kebiasaan yang menjadi ciri khas untuk bertindak dan meraih hasil kerja yang optimal.

2.2.2 Faktor Etos Kerja

Anoraga (2016) menjelaskan bahwa etos kerja dipengaruhi oleh dua faktor yang meliputi:

a. Faktor Internal,

Faktor internal terdiri atas motivasi dan keteguhan pribadi, faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu. Seseorang yang memiliki keteguhan pribadi diwujudkan dengan kemampuan dalam mengendalikan diri dan mampu mengembangkan kelemahan didalam dirinya menjadi sebuah kekuatan.

(26)

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri manusia selain motivasi dimana hal ini meliputi organisasi tempat kerja, perlengkapan kerja, serta manajemen pengelolaan. Adanya faktor ini akan mempengaruhi bagaimana seseorang melaksanakan pekerjaannya sehingga berpengaruh pada etos kerja.

2.2.3 Indikator Etos Kerja

Berdasarkan penelitian Anoraga (2014) indikator dalam etos kerja antara lain:

a. Keahlian interpersonal,

Keahlian interpersonal mencakup bagaimana karyawan mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon karyawan lain dengan menguasai kemampuan dan keahlian dalam mengenal diri sendiri secara jelas, bagaimana merespon, menyampaikan pesan dan maksud, bernegosiasi dan menyelesaikan konflik, berperan dalam tim.

b. Inisiatif

Inisatif merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang benar dan mampu menemukan apa yang seharusnya dikerjakan terhadap sesuatu yang ada disekitarnya, berusaha untuk terus bergerak melakukan beberapa hal walaupun keadaan terasa semakin sulit. Ketika seorang inisiator menemukan kesempatan dalam kesulitanya, maka kesempatan tersebut segera diambil dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk memecahkan hal-hal yang sedang ia pecahkan.

Bahkan dengan inisiatif yang tinggi seseorang mampu menemukan

(27)

permasalahan dan kesulitan yang terjadi dan mampu mencari solusi lalu menyelesaikan permasalahan tersebut

c. Dapat Diandalkan

Keandalan dalam pekerjaan berarti mampu menjalani kepatuhan terhadap prinsip-prinsip moral dan etos kerja, mampu mengemban karakter diri yang taat moral dan etika, mampu menjaga kejujuran dan keikhlasan hati untuk berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan, serta mampu membebaskan diri dari pengaruh negatif orang lain. Keandalan karyawan dalam memberikan integrasi pribadi dalam meningkatkan tata kelola perusahaan dengan prinsip-prinsip terbaik, akan menjadikan karyawan sebagai keunggulan dalam segala hal yang perusahaan lakukan untuk upaya peningkatan kinerja yang baik.

2.2.4 Pengertian Human Relation

Suatu perusahaan atau organisasi dapat tercaapi tujuannya dikarenakan adanya aktifitasorang-orang yang menjadi karyawan didalam perusahaan tersebut.

Orang-orang tersebut pasti akan melakukan hubungan interaksi antar sesama yang disebut dengan Human Relation. Human Relation ini merupakan salah satu faktor penting untuk mengukur kemajuan suatu perusahaan. Dalam penelitian Boby Hendra Wibowo bahwa adanya Human Relation akan diketahui seberapa besar pengaruh terhadap etos kerja, kinerja, dan kemajuan perusahaan, baik itu dalam hubungan manajer dengan karyawan maupun antar sesame karyawan.

Human Relation (hubungan antar manusia) merupakan syarat untuk sebuah keberhasilan dalam suatu komunikasi antar perorangan maupun komunikasi dalam perusahaan. Perusahaan menciptakan Human Relation karyawan dalam

(28)

perusahaan akan sangat membantu seorang pimpinan dalam membantu komunikasi vertical maupun horizontal. Di sisi lain Human Relation karyawan merupakan hubungan manusia yang selalu dibutuhkan oleh karyawan, sdimana fungsi sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosisal, kebutuhan akan orang lain untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan hidupnya. Hubungan yang harmonis akan membuat suasana kerja yang menyenangkan dan hal ini akan mempengaruhi semangat karyawan dalam menjalankan pekerjaannya.

Dalam penelitian Nur Arifah (2015), Effendy (1993) menyatakan Human Relation terdapat dua pengertian yaitu Human Relations dalam arti luas dan Human Relations dalam art sempit. Human Relation dalam arti luas yaitu komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak. Sedangkan Human Relations dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja (work situation) dan dalam organisasi kekerjaan (work organization) dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati.

Dalam penelitian Achmad Wahyu Eriyanto, dkk (2015) Human Relation (hubungan antar manusia) adalah interaksi antar seseorang dengan orang lain baik dalam situasi kerja ataupun organisasi yang ditinjau dari kepemimpinan, yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok yang merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerja sama secara produktif,

(29)

sehingga dapat dicapai kepuasan ekonomi, psikolog dan sosial. Human Relation merupakan salah satu jembatan penghubung yang menghubungkan antara atasan dan bawahan ataupun sebaliknya bawahan dengan atasan. Dengan kemampuan Human Relation yang baik seorang pemimpin akan dapat memecahkan masalah para karyawannya dimana salah satunya benturan psikologis dan konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi, bukan hanya pimpinan dengan karyawan, tetapi juga karyawan dengan karyawan yang berpotensi dapat menggangu kelancaran organisasi dalam mencapai tujuan. Hubungan yang harmonis akan membuat suasana kerja yang menyenangkan dan akan mempengaruhi semangat kerja dalam melaksanakan tugasnya.

Landasan bagi hubungan karyawan yang baik adalah kebijakan personalia yang logis, yang dapat mendorong perusahaan untuk memberikan pekerjaan yang teratur, kondisi pekerjaan yang baik, upah yang memadai, kesempatan untuk memperoleh kemajuan, penghargaan terhadap prestasi, pengawasan yang biaik, kesempatan untuk mengemukakan pendapat serta keuntungan yang diinginkan kepada para karyawan. Kebijakan kepuasan kepada karyawannya sehingga mereka akan memberikan usaha kecakapan dan kesetiaannya secara maksimum kepada perusahaan tersebut (Moore,2005).

2.2.5 Faktor –Faktor Human Relation

Faktor-faktor yang melatarbelakangi manusia dalam Human Relation menurut Effendy (1993) dalam penelitian Nur Arifah (2015)adalah sebagai berikut:

(30)

a. Faktor Pembawaan dan Faktor Llingkungan.

Ada dua faktor yang menentukan sifat tabet manusia yakni pembawaan sejak ia dilahirkan dan dilingkungan dihidupnya. Sifat-sifat tersebut adalah warisan dari orang tunya dan nenek moyangnya. Sifat-sifat tersebut terpengaruhi oleh lingkungan dimana ia hidup dalam keseharian. Interaksi dengan orang-orang dalam lingkungannya akan berpengaruh kepada sifat-sifat yang sudah ada pada dirinya. Sehingga lingkungan tersebut akan menentukan apakah sifat yang akan dibawanya sejak lahir itu akan berkembang atau bertahan.

b. Extravert, Intravert, Ambivert

Extravert merupakan tipe orang yang lebih mementingkan lingkungan dari pada diri sendiri, lebih mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan sendiri. Orang semacam ini umumnya berhati lebih terbuka, gembira, ramah-tamah, lancar dalam pergaulan, dan memancarkan sikap hangat, sehingga cepat mendapat banyak kawan.

Intravert merupakan tipe orang yang lebih mementingkan dirinya sendiri daripada kepeningan umum. Seorang Intravert biasanya lebih pendiam, egois, suka merenung, suka mengasingkan diri, dan tidak pandai dalam bergaul antar sesama. Ambivert merupakan tipe orang yang mengantar tipe Extravert dan Intravert

Dengan demikian para manajer atau pimpinan perlu mengetahui dan memahami sifat karyawannya yang berbeda-beda. Sehingga akan memudahkan dalam memecahkan sebuah masalah yang dihadapi para karyawan baik masalah

(31)

individu maupun masalah kelompok. Dengan berhasilnya memecahkan masalah para karyawan, berarti seorang manajer atau pimpinan telah sukses melaksanakan Human Relation.

Kunci dalam aktivitas Human Relation adalah motivasi. Memotivasikan para karyawan untuk bekerja dengan giat yang berdasarkan kebutuhan mereka secara memuaskan, yakni kebutuhan akan upah yang cukup bagi keperluan hidup keluarganya sehari-hari, kebahagiaan keluarganya, kemajuan diri sendiri, dan lain sebagainya. Selain itu bentuk motivasi lain dengan melakukan komunikasi dengan para karyawannya secara manusiawi untuk memotivasi mereka untuk bekerja bersama-sama , sehingga akan memuaskan diri sendiri.

2.2.6 Indikator Human Relation

Berdasarkan penelitian (Sugiono 2016:244) indikator-indikator Human Relation adalah sebagai berikut:

a. Keakraban Hubungan Kerja.

Keakraban hubungan kerja yang baik berarti menciptakan lingkungan kerja yang hangat dengan rekan kerja. Salah satu cara dalam membangun hubungan baik adalah dengan tersenyum. Senyum hangat, tulus dan tidak dibuat-buat itulah yang mampu membina hubungan baik dengan karyawan lain.

b. Keterbukaan

Keterbukaan antara Pimpinan dan Karyawan Maupun Sesama Karyawan.

Hubungan antara atasan dan bawahan merupakan jantung pengelolaan yang efektif. Agar hubungan ini berhasil harus ada kepercayaan dan keterbukaan

(32)

antara atasan dan bawahan. Rasa percaya, keyakinan, keterbukaan, kejujuran, dukungan keamanan, kepuasan, keterlibatan, tingginya harapan merupakan gambaran perusahaan yang ideal.

c. Komunikasi yang Lancar.

Komunikasi merupakan suatu penyampaian informasi yang memiliki macam- macam keterangan dari seseorang kepada orang lain. Tujuan yang ingin dicapai, strategi yang dijalankan, keputusan yang akan dilaksanakan, rencana yang akan direalisasikan, serta program kerja yang harus diselenggarakan, semua memerlukan hubungan serta kerjasama yang baik antar personal maupun kelompok. Maka setiap individu dalam organisasi perlu berhubungan dan komunikasi secara baik, sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

d. Pemecahan Masalah.

Pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan. Pengambilan keputusan adalah tindakan dalam memilih strategi yang diyakini untuk memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Salah satu konci dalam pemecahan masalah adalah mengidentifikasikan berbagai alternatif keputusan.

e. Keharmonisan Karyawan

Di dalam perusahaan ada sesuatu keharmonisan dengan karyawan lain maka akan membutuhkan hasil jangka panjang yang menguntungkan. Keharmonisan hubungan akan meningkatkan rasa percaya diri.

(33)

2.2.7 Pengertian Kondisi Fisik Lingkungan Kerja

Dalam penelitian Boby Hendra Widodo, dkk (2007) Polu (2013) menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah tempat dimana karyawan melakukan aktivitas setiap harinya. Lingkungan kerja dikatakan baik apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman.

Josephine (2017) lingkungan kerja adalah keseluruhan hubungan yang terjadi dengan karyawan ditempat kerja. Segala sesuatu yang berada ditempat kerja merupakan lingkungan kerja. Karyawan berada didalam sebuah lingkungan kerja ketika karyawan melakukan aktivitas pekerjaan, dan segala bentuk hubungan yang melibatkan karyawan tersebut termasuk dari lingkungan kerja.

Lingkungan kerja merupakan suatu posisi dan keadaan dimana karyawan tersebut bekerja. Lingkungan kerja bagi karyawan akan memiliki pengaruh yang tidak kecil terhadap jalannya operasional suatu perusahaan.

Adapun jenis-jenis lingkungan yang mempengaruhi lingkungan kerja menurut Nuryasin (2015) dalam penelitian Boby Hendra Widodo, dkk (2007) antara lain:

1. Kondisi Non Fisik Lingkungan Kerja.

Kondisi non fisik lingkungan kerja merupakan seluruh keadaan yang terjadi dan berkaitan dengan hubungan kerja, baik rekan kerja, bawahan, dan atasan. Pada lingkungan non fisik ini merupakan lingkungan kerja yang tidak dapat diabaikan karena dapat mempengaruhi semangat kerja karyawan.

2. Kondisi Fisik Lingkungan Kerja.

(34)

Kondisi fisik lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang terdapat disekitar pekerja yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan dan dipengaruhi faktor fisik lainnya.

Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah kondisi fisik lingkungan kerja. Kondisi fisik lingkungan kerja merupakan hal-hal yang berpengaruh terhadap kondisi kerja karyawan. Kondisi yang mempengaruhi ini dapat berupa fisik maupun non fisik. Pihak organisasi harus dapat menciptakan suasana atau iklim kerja yang kondusif sehingga karyawan akan merasa mudah dan nyaman dalam menyelaesaikan pekerjaannya (Choiriyah. 2013).

2.2.8 Faktor-Faktor Kondisi Fisik Lingkungan Kerja Faktor-faktor Kondisi Fisik Lingkungan Kerja meliputi:

a. Sirkulasi Udara,

Faktor lingkungan perusahaan yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologi karyawan adalah kondisi udara di dalam perusahaan. Beberapa faktor udara yang perlu diperhatikan adalah temperatur, kelembaban, ventilasi dan kebersihan udara.

b. Pencahayaan,

Dalam hal pencahayaan di sini bukanlah terbatas pada pencahayaan atau penerangan listrik, tapi termasuk juga di sini pencahayaan langsung dari matahari. Dalam melaksanakan pekerjaannya sering kali karyawan membutuhkan penerangan yang cukup, apalagi bila pekerjaan yang dilakukan tersebut menuntut suatu ketelitian.

(35)

c. Kebisingan,

Kebisingan merupakan salah satu faktor fisik berupa bunyi yang dapat menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan dan keselamatan kerja. Mungkin reaksi kebisingan yang tersebar luas adalah kejengkelan. Dan efek dari kebisingan yang berlebihan kepada efisien dan hasil kerja relative kecil.

d. Warna,

Warna ruangan yang bersih akan memberikan efek psikologis yang positif bagi karyawan yang ada diruangan tersebut. Tetapi apabila warna ruangan yang ada tidak bisa mendukung pastinya hal tersebut akan menggangu pandangan dan sangat membosankan karyawan saat berada di dalam ruangan itu.

e. Kebersihan.

Lingkungan perusahaan yang sehat adalah lingkungan yang terjaga kebersihannya. Pastikan setiap karyawan bisa menjaga kebersihan di setiap ruangannya. Walaupun sudah ada office boy akan lebih baik jika semua karyawan saling bekerjasama untuk menjaga kebersihan demi lingkungan kerja yang sehat 2.1.1 Indikator kondisi Fisik Lingkungan Kerja

Indikator-indikator kondisi fisik lingkungan kerja oleh Nitisemito yatiu sebagai berikut:

a. Suasana Kerja,

Suasana kerja adalah kondisi yang ada disekitar karyawan sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.

(36)

Suasana kerja ini akan meliputi tempat kerja fasilitas kerja dan alat bantu pekerjaan dan lain sebagainya.

b. Hubungan dengan rekan kerja

Hubungan dengan rekan kerja yaitu hubungan yang harmonis dan tidak ada saling intrik diantara sesame rekan kerja. Salah satu yang mempengaruhi karyawan tetap tinggi dalam satu organisasi.

c. Tersedianya fasilitas kerja,

Hal ini dimaksudkan bahwa peralatan yang digunakan untuk mendukung kelancaran kerja. Tersedianya fasilitas kerja yang lengkap merupakan salah satu penunjang proses dalam bekerja.

2.3 Hipotesis

Hipotesa dalam karya ilmiah ini, dengan tema pengaruh Human Relation dan lingkungan kerja terhadap etos kerja karyawan di PT. Indonesia Epson Industry ditetapkan sebagai berikut :

Hipotesis pertama: dinyatakan bahwa Human Relation secara singnifikan sangat berpengaruh terhadap etos kerja dimana dalam hipotesa ini didukung oleh :

 Penelitian Anggita Anis Wijayanti dkk, dalam artikelnya yang berjudul “Analisa Pengaruh Human Relation dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Etos Kerja PT.

Delta Merlan Sandang Tekstil 1 Sragen” hasil analisa yang dilakukan pada penelitian ini dari indeks jawaban responden menunjukan bahwa variabel Human Relation (X1) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Etos

(37)

Kerja (Y). Serta variabel gaya kepemimpinan (X2) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja (Y). Dari hasil uji F juga menunjukan bahwa secara signifikan variabel Human Relation (X1) dan gaya kepemimpinan (X2) secara bersama-sama berpengaruh terdadap variabel etos kerja (Y).

Hipotesis dua: dinyatakan bahwa kondisi fisik lingkungan kerja secara singnifikan sangat berpengaruh terhadap etos kerja dimana dalam hipotesa ini didukung oleh :

 Eka Cahyani Putri Susanti, dkk dalam artikelnya yang berjudul “Pengaruh Kondisi Fisik Lingkungan Kerja dan Kepemimpinan Terhadap Etos Kerja Pegawai Pada Biro Hubungan Masyarakat Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jakarta” hasil analisa yang dilakukan pada penelitian ini dari indeks jawaban responden menunjukan bahwa variabel kondisi fisik lingkungan kerja (X1) maupun kepemimpinan (X2) berpengaruh yang positif dan signifikan terhadap etos kerja pegawai yang bertugas di Biro Hubungan Masyarakat Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

(38)

23

BAB III

METODOLOGI PENELITAN

3.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis. Dimana metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif yaitu dengan cara mencari informasi tentang gejala yang ada, didefinisikan dengan jelas tujuan yang akan dicapai, merencanakan cara pendekatannya, mengumpulkan data sebagai bahan untuk membuat laporan.

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui atau mengukur keterkaitan antara Human Relation dan lingkungan kerja dengan etos kerja.

Variabel yang akan diuji dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu variabel bebas (X) yang terdiri dari dua variabel yaitu Human Relation (X1) dan lingkungan kerja (X2) sedangkan variabel terkait (Y) terdiri satu variabel yaitu etos kerja (Y)

3.2. Jadwal dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Indonesia Epson Industry dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2018 dengan tabel sebagai berikut:

(39)

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Uraian April

2019

Mei 2019

Juni 2019

Juli 2019

Agustus 2019 1. Observasi

2. Penyusunan Proposal 3. Bimbingan I

4. Pengumpulan Data 5. Pengolahan Data 6. Analisa Data 7. Bimbingan II

8. Pengesahan Penelitian 9. Ujian Skripsi

Sumber : Peneliti tahun 2019

3.3. Kerangka Konsep 3.3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini berawal dari masalah yang bersifat kuantitatif dalam permasalahan yang ada pada rumusan masalah. Rumusan masalah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan, selanjutnya peneliti menggunakan teori untuk menjawabnya. Design penelitian ini menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu variabel bebas (X1) Human Relation dan (X2) kondisi fisik lingkungan kerja dengan variabel terkait (Y) etos kerja. Keterkaitan antara ketiga variabel teresbut digambarkan pada table dibawah ini.

(40)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

3.3.2 Desain Operasional

Adapun definisi Operasional variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel No. Uraian

Variabel

Instrumen/Dimensi Keterangan/Penjelasan

1. Etos Kerja merupakan suatu totalitas kepribadian

Keahlian Interpersonal Karyawan mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon karyawan lain dengan menguasai kemampuan Keakraban

Hubungan

Keahlian Interpersonal Komunikasi

Lancar keterbukaan

Pemecahan Masalah Keharmonisan

Karyawan Sugiono, 2016:244

Hubungan Rekan Kerja Suasana Kerja

Tersedianya Fasilitas Kerja

Inisiatif

Dapat diandalkan

Nitisemito, 2020220161992:15 9

Anoraga, 2006 Kondisi Fisik

Lingkungan Kerja (X2)

Human Relation (X1)

Etos Kerja (Y)

(41)

dari individu serta cara individu mengekspresik an terhadap sesuatu yang mendorong individu untuk bertindak dan meraih hasil yang optimal (Tasmara 2015).

dan keahlian dalam mengenal diri sendiri secara jelas.

Inisiatif Kemampuan untuk melakukan

sesuatu yang benar dan mampu menemukan apa yang seharusnya dikerjakan terhadap sesuatu yang ada disekitarnya.

Dapat Diandalkan Mampu menjalani kepatuhan terhadap prinsip-prinsip moral dan etos kerja, mampu mengemban karakter diri yang taat moral dan etika, mampu menjaga kejujuran dan keikhlasan hati untuk berkontribusi terhadap

kemajuan perusahaan, serta mampu membebaskan diri dari pengaruh negatif orang lain.

2 Human Relation merupakan syarat untuk sebuah

keberhasilan dalam suatu komunikasi antar perorangan maupun

komunikasi dalam perusahaan.

Keakraban Hubungan Kerja

Karyawan mampu menciptakan lingkungan kerja yang hangat dengan rekan kerja.

Keterbukaan Keterbukaan komunikasi yang saling terbuka sehingga terjadi penukaran informasi

Komunikasi Lancar Hubungan tanpa hambatan dan saling memahami dalam pekerjaan

(42)

Pemecahan Masalah Sebuah proses dimana suatu situasii diamati kemudian bila ditemukan ada masalah, dibuat penyelesaiannya dengan cara menentukan masalah, menguragi atau menghilangkan juga mencegah masalah tersebut.

Keharmonisan Karyawan

Hubungan kerja yang selaras dan serasi dalam pekerjaan.

3 Kondisi Fisik Lingkungan Kerja dalah segala sesuatu yang terdapat disekitar pekerja yang

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan dan dipengaruhi faktor fisik lainnya.

Suasana Kerja, Kondisi yang ada disekitar karyawan sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.

Hubungan dengan rekan kerja

Suatu hubungan yang harmonis dan tidak ada saling intrik diantara sesame rekan kerja.

Tersedianya fasilitas kerja,

Peralatan yang digunakan untuk mendukung kelancaran kerja.

Sumber : Peneliti tahun 2019

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada PT.

Indonesia Epson Industry Plan 4 yang digunakan sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam penelitian yang dilakukan dan sampel peneliltian digunakan untuk mendapatkan gambaran dari populasi sebanyak 12.000. Sedangkan penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian in yaitu menggunakan teknik acak. Dimana teknik acak ini memberikan kesempatan yang

(43)

sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel. Dengan kesempatan yang sama ini, hasil dari suatu penelitian dapat digunakan untuk memprediksi populasi.

Melihat pernyataan diatas maka pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin untuk tingkat kesalahan 10% sebagai berikut:

n=

N

1+N(e)₂ Keterangan

N : Besaran Sampel N : Besaran Populasi

E : Nilai Kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel) yaitu 10% dengan tingkat kepercayaan 90%

n=

12.000 1 + 12.000(0.1)2

n=

12.000

1+12.000(0.01)

n=

12.000

= 99,17 = 99 1+12.000(0.01)

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka diperoleh ukuran sampel sebesar 99 sampel.

(44)

3.5 Metode Pengupulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi, dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung yang dilakukan secara langsung di PT. Indonesia Epson Industry sebagai objek penelitian mengenai perngaruh Human Relation dan lingkungan kerja terhadap etos kerja.

2. Data kuesioner, dalam penelitian ini peneliti pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket kuesioner yang berisi tentang pernyataan mengenai Human Relation, dan lingkungan kerja terhadap etos kerja pada PT. Indonesia Epson Industry yang diberikan kepada 99 karyawan dengan pemberian skor sebagai berikut:

1. SS : Sangat Setuju Diberi Skor 5

2. S : Setuju Diberi Skor 4

3. RG : Ragu-Ragu Diberi Skor 3 4. TS : Tidak Setuju Diberi Skor 2 5. ST : Sangat Setuju Diberi Skor 1

3. Studi Kepustakaan, dilakukan dengan cara mengumpulkan artikel- artikel, teori yang relevan, dan literatur lainnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

3.6 Metode Analisa Data

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini,beberapa metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(45)

3.6.1 Uji Validitas

Uji Validitas Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya satu kuesioner. Satu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Uji validitas dilakukan dengan membandingkannilai signifikansi, jika signifikansi < 0,05 maka item valid, tetapi jika signifikansi >0,05 maka item tidak valid.Cara lain untuk menetukan apakah item valid atau tidak yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk degree o freedom (df)=n-2, dimana n adalah jumlah sampel. Apabila rhitung lebih besar dari rtabel, maka data dikatakan valid. Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan analisis butir.

Ketentuan pengambilan keputusan:

a. Jika rhitung positif dan rhitung> rtabel maka butir pertanyaan adalah valid.

b. Jika rhitung negatif dan rhitung< rtabel maka butir pertanyaan adalah tidak valid.

3.6.2 Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan cronbach alpha. Koefisien cronbach alpha yang lebih dari 0,6 menunjukkan keandalan (reliabilitas) instrumen.

(46)

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Langkah pertama dalam melakukan analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Normaliltas Data

Teknik analisa data yang pertama kali dilakukan adalah uji normalitas data. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dihasilkan berdistrbusi normal atau tidak. Apabila data yang dihasilkan normal, maka menggunakan stastik parametric, dan apabila tidak berdistribusi normal maka menggunakan data stastistik nonparametik. Uji normalitas ini menggunakan Kolmogorov Smirnov dengan bantuan SPSS 22.

2. Uji Heteroskedasitas

Uji Heteroskedistisitas pada dasarnya bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi Heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan dalam uji Heteroskedastisitas yaitu:

a. Jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05, kesimpulannya adalah tidak terjadi Heteroskedastisitas.

b. Jika nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05, kesimpulannya adalah terjadi Heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

(47)

Uji Multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation faktor (VIF). Jika nilai tolence < 0,1 dan VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas

3.6.4 Analisa Regresi Linear Sederhana 3.6.5 Uji T

Uji T ( uji koefisien regresi secara parsial ) digunakan untuk menguji salah satu hipotesis di dalam penelitian yang menggunakan analisis regresi linear berganda. Uji T digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial human relation dan kondisi fisik lingkungan kerja berpengaruh secara significant atau tidak terhadap Keputusan etos kerja. Hasil uji T dapat dilihat pada table coefficient pada kolom sig. dengan kriteria :

1. Jika probabilitas <0.05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

2. Jika probabilitas >0.05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

3.6.6 Uji SE (Sumbangan Efektif)

Sumbang efektif digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan efektif tiap variabel bebas dari keseluruhan prediksi. Sumbangan efektif dapat dihitung dengan rumus menurut Sutrisno Hadi (2004:39) sebagai berikut:

SE(X)% = BetaX x Koefisien Korelasi x 100%

Perhitungan ini dilakukan agar dapat diketahui besarnya sumbangan masing- masing variabel bebas terhadap variabel terkait, sehingga sumbangan yang

(48)

diberikan dari masing-masing variabel bebas dapat dilihat. Sumbangan efekif dihitung dengan memperhatikan variabel bebas lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini.

3.6.7 Uji SR ( Sumbangan Relatif)

Sumbangan Relatif digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan masing-masing variabel bebas terhadap prediksi. Sumbanga relatif ini dapat dihitung dengan rumus menurut Sutrisno Hadi (2004:37):

SR(X)%: Sumbangan Efektif/Rsquare

Perhitungan ini dilakukan agar dapat diketahui besarnya sumbangan masing- masing variabel bebas terhadap variabel terkait secara keseluruhan. Sumbangan relatif menghitung besarnya sumbangan masing-masing variabel bebas tanpa memperhatikan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini, sehingga besarnya sumbangan masing-masing variabel bebas dapat diketahui.

3.6.8 Uji Koefisien Determinasi

Rumus mencari koefisien determinasi ini bisa disederhanakan dari nilai r (koefisien korelasi) yang dikuadratkan R = r² , dimana R = koefisien determinasi dan r = koefisien korelasi. Adapun perhitungan dan pengujian statistik dalam penelitian ini menggunakan paket program SPSS for Windows versi 22.

(49)

34

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.1 Profil PT. Indonesia Epson Industry 4.1.1 Sejarah PT. Indonesia Epson Industry

Gambar 4.1

Profil PT. Indonesia Epson Industry

Sumber: PT. Indonesia Epson Industry

Perusahaan Daiwa Kogyo yang didirikan Hisao Yamazaki pada 1942 ini lebih dulu menekuni bisnis produksi jam dengan nama produk Seiko. Brand Seiko terkenal akan keunggulannya soal presisi kinetic. Seiko sendiri masih menjadi tulang punggung utama bisnis perusahaan hingga tahun 70-an, sebelum akhirnya Minoru Usui, presiden Epson saat ini, beserta 80 insinyur teknik terpilih, termasuk Koichi Endo (salah satu chairman Epson), menemukan benih teknologi Micro Piezo–yang juga mengandalkan teknik presisi seperti jam Seiko.

(50)

Nama EPSON diambil dari nama mini printer EP (Electric Printer)-101 yaitu mini printer pertama yang dibuat oleh EPSON dan sukses. Kata EPSON mengekspresikan bahwa setalah sukses dengan EP-101 perusahaan membuat banyak printer yang merupakan pengembangan dari EP-101 sehingga diambil nama EP “son” atau turunan EP atau EPSON. Jenis usaha meliputi Research &

Development, manufaktur, penjualan dan pemasaran printer. Computer, LCD proyektor, TV warna semi konduktor, jam, kamera dan lain-lain.

PT. INDONESIA EPSON INDUSTRY didirikan pada tanggal 27 Juli 1994 dan diresmikan atau mulai beroperasi pada bulan Maret 1995. Pada tahun 1968, lahirlah printer EP (Elrctric Printer)-01. Printer pertama ini adalah induk dari segala jenis printer Epson yang kita kenal. Endo sendiri menilai produk ini lahir prematur. Nama EPSON diambil Kata Epson kemudian dipilih sebagai brand dengan sebuah arti dari dua suku kata. “EP” singkatan dari electronic printer.

Sementara “Son” dalam Bahasa Inggris berarti anak. Jadi, Epson kurang lebih memiliki arti sebagai produk turunan dari printer inkjet pertama yang diciptakan.

Brand Epson sendiri baru dipatenkan pada 1975. Namun pengembangan sesungguhnya untuk Micro Piezo sebagai teknologi printhead printer Epson baru dimulai pada 1980. Berikut adalah milestone dari Seiko Epson sejak awal berdiri hingga sekarang ini:

 1942 – Hisao Yamazaki mendirikan perusahaan bernama Daiwa Kogyo di Matsumoto, Jepang. Sejak awal, Hisao terkenal sebagai jagonya teknologi

(51)

presisi. Perusahaan yang dibangunnya menjadi cikal bakal dari Seiko Epson saat ini.

 1964 – Lahirnya teknologi Crystal Chronometer. Teknologi ini digunakan sebagai printing timer untuk Olimpiade di Jepang.

 1968 – Cikal bakal Epson terlahir dengan nama produk EP-101. Produk ini menjadi printer digital terkecil pertama di dunia yang kemudian bermetamorfosis menjadi printer inkjet yang kita kenal sekarang ini.

 1973 – Seiko meluncurkan jam digital quartz dengan 6 digit liquid crystal display.

 1975 – Brandname Epson akhirnya dipatenkan.

 1982 – Seiko Epson membesut laptop pertamanya, HC-20, dengan kekuatan 8 bit CPU dan CMOS RAM hanya 8kb dan 16kb. Laptop ini lebih mirip mesin tik dengan output printing layaknya kasir di toko swalayan.

 1982 – Di saat yang sama, Epson juga menciptakan TV watch alias jam yang bisa digunakan untuk menonton siaran televisi dengan active matrix liquid crystal display.

 1984 – Perusahaan ini menghadirkan televisi saku liquid cristal pocket TV dengan TFT liquid.

 1984 – Di tahun ini pula, Epson untuk kali pertamanya mengkomersilkan Epson Inkjet Printer.

 1993 – Micro Piezo inkjet printer Epson mulai dikomersilkan.

 1994 – Setahun berselang, Epson pun merilis printer inkjet berwarna dengan kemampuan 720 dot per inch (dpi).

(52)

 1997 – Epson meluncurkan printer Epson Stylus Photo pertama

 1998 – Printer Hybrid pertama Epson hadir di pasaran. Di tahun ini pula, Epson Stylus Color 800 menjadi printer berwarna pertama yang digunakan di luar angkasa untuk mencetak laporan, email, dan foto.

 1999 – Epson Stylus Pro Series dilahirkan

 2000 – Lahirnya printer large format pigment-ink untuk mencetak foto dengan kombinasi warna berkualitas yang berpadu dengan unsur kecepatan.

 2007 – Epson memperkenalkan Micro Piezo TFP (Thin Film Piezo) untuk print head printer. Mencetak lebih cepat dengan presisi lebih akurat.

 2010 – Sembari memperingati 20 tahun dikembangkannya teknologi Micro Piezo, Epson juga meluncurkan printer Epson Stylus Pro 9900/7900 serta Epson ME Office Series.

Sekarang ini PT. Indonesia Epson Industry ini sudah semakin maju seiring dengan kebijkan perusahaan yang ingin menjadikan perusahaan ini memiliki karakter dan melakukan inovasi-inovasi dengan kebijakan dari kualitas kekualitas melalui perkembangan teknologi dan menjadikan PT. Indonesia Epson Industry ini sebagai pabrik printer yang mempunyai daya saing yang tinggi melalui peningkatan kualitas, penurunan biaya, pengiriman tepat waktu, dan peningkatan keselamatan kerja, pelatihan dan penggunaan teknologi yang cangih.

4.1.2 Filosofi, Vissi, Missi

a. Filosofi PT. Indonesia Epson Industry

PT. Indonesia Epson Industry bercita-cita untuk menjadi perusahaan yang mutlak dibutuhkan, dipercaya diseluruh dunia karena komitmen kami terhadap

(53)

keterbukaan, kepuasan terhadap pelanggan dan kesinambungan pelestarian lingkungan. Kami menghormati individualitas dan mengutamakan kerja sama, dan berkomitmen untuk menghantarkan nilai yang unik melalui solusi yang inovatif dan kreatif.

Gambar 4.2

Logo PT. Indonesia Epson Industry

Sumber: Peneliti tahun 2019

Kami karyawan Epson, akan selalu berjuang untuk melampaui visi kami sendiri, dan membuahkan hasil yang dapat memberikan kejutan dan kegembiraan bagi pelanggan.

b. Vissi PT. Indonesia Epson Industry

PT. Indonesia Epson Industry akan memberikan kontribusi bagi pembangunan dan kemajuan masyarakat, serta kesempurnaan dan kebahagian masyarakat dunia melalui penawaran produk yang bermanfaat dan pelayanan yang menjawab melalui penawaran kebutuhan masyarakat. Melakukan inovasi dalam setiap bidang teknologi agar menghasilkan daya cipta dan berjasa bagi kemajuan teknologi. Memberikan kontribusi terhadap perkembangan dan keharmonisan masyarakat sebagai suatu badan hukum atau perusahaan yang baik ada dimasing-masing wilayah kita bekerja sama dengan karyawan di seluruh dunia, sekaligus mencapai kebersamaan dan kemakmuran global yang nyata.

(54)

c. Missi PT. Indonesia Epson Industry

PT. Indonesia Epson Industry memiliki misi menjadi perusahaan atau pabrik yang terbesar dan terkuat didunia yang selalu fleksibel dalam menanggapi perubahan produksi, meningkatkan daya saing dalam sumber daya manusia, biaya, kualitas, dan pengiriman.

4.1.3 Profil Merk dan Produk

Gambar 4.3

Profil Merk dan Product PT. Indonesia Epson Industry

Sumber: Peneliti tahun 201

L120 L360

L565 L3110

LQ-310 WF-9061

(55)

4.2 Struktur Oganisasi

Gambar 4.4 Struktur Organisasi

Sumber: Peneliti tahun 2019

4.3 Uraian Tugas a. Presiden Direkur

Tugas:

1. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan Presiden Direktur

General Manager

Manager

Supervisor

Staff Staff Staff

Operator Operator

(56)

2. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (Manager)

3. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan

4. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan Tanggung Jawab:

1. Menjalankan tanggung jawab dari direktur perusahaan

2. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar

3. Bertanggung jawab atas pengurusan perusahaan dengan itikad baik, tanggung jawab presdir melekat penuh secara pribadi atas kerugian perusahaan.

Wewenang:

1. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan dibidang administrasi keuangan, kepegawaian, dan kesekretariatan

2. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan

3. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif b. General Manager

Tugas:

1. Mempimpin perusahaan dan menjadi motifator bagi karyawan 2. Mengelola operasional harian perusahaan

3. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasi, mengawasi dan menganalisis semua aktifitas bisnis perusahaan

4. Mengelola perusahaan sesuai dengan visi dan misi perusahaan

(57)

5. Merencanakan, mengelola dan mengawasi proses penganggaran di perusahaan

Tanggung Jawab:

1. Membuat prosedur dan standar perusahaan

2. Merencanakan dan mengeksekusi rencana strategi perusahaan jangka menengah dan jangka panjang untuk memajukan perusahaan

3. Membuat keputusan penting dalam hal investasi, integrasi, aliansu, dan divestrasi

4. Menghadiri pertemuan, seminar, dan pelatihan.

Wewenang:

1. Mengelola anggaran keuangan perusahaan

2. Memutukan dan membuat kebijakan untuk kemajuan perusahaan

3. Memastikan setiap departemen melakukan strategi perusahaan dengan efektif dan optimal

4. Merencanakan dan mengontrol kebijakan perusahaan agar berjalan dengan maksimal.

c. Manager Tugas:

1. Mempertahankan staff dengan merekrut, memilih, mengorientasi dan melakukan pelatihan karyawan, menjaga lingkungan kerja yang aman, nyaman dan tertib

2. Monitoring dan menilai hasil pekerjaan

Gambar

Gambar 3.1  Desain Penelitian
Gambar 4.4  Struktur Organisasi
Gambar 5.2  Data Umur Responden
Grafik Normalitas Probability Plot
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

(3) Pengamatan terhadap suhu ruang greenhouse tanpa menggunakan alat kontrol diperoleh bahwa suhu di dalam ruang greenhouse mengalami peningkatan yang cukup besar

Ada beberapa metafora konseptual dalam ungkapan audience. Objek kajian pada penelitian ini adalah permintaan maaf. Objek kajian ini dibatasi berdasarkan data dan teori.

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menganalisis dan mengetahui: Apakah ada pengaruh pengawasan dan iklim kerja secara bersama- sama terhadap

Temuan penelitian ini adalah bahwa di kelas mata pelajaran Bahasa Inggris guru (1) memanfaatkan variabilitas bentuk linguistik dan daya ilokusioner ungkapan direktif

&#34;Kejahatan tanpa kekerasan demi keuntungan keuangan yang dilakukan dengan penipuan oleh orang yang pekerjaannya adalah wiraswasta, profesional atau semi

Foto copy SK Penetapan sekolah penerima dari Bupati Kutai Kartanegara yang telah dilegalisir oleh pejabat berwenang.. RKAS dan DPAS dari aplikasi SIM BOSDA yang

Penyebaran informasi melalui brosur dan pamplet yang dilakukan berjalan kurang efektif, karena tidak semua masyarakat akan membacanya dan penyebarannya terkadang kurang tepat,

Gerak Pada Manusia di SMAN 1 Balai Batang Tarang. Perbedaan penilaian kinerja siswa kelas XI antara yang diajarkan dengan metode Discovery Learning dan metode