• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI HUBUNGAN PARAMETER ANTROPOMETRI DAN RESISTENSI INSULIN DENGAN PROFIL LIPID PADA DISLIPIDEMIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI HUBUNGAN PARAMETER ANTROPOMETRI DAN RESISTENSI INSULIN DENGAN PROFIL LIPID PADA DISLIPIDEMIA"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

HUBUNGAN PARAMETER ANTROPOMETRI DAN RESISTENSI INSULIN DENGAN PROFIL LIPID PADA

DISLIPIDEMIA

Oleh :

SITI MEIDHA RAHMAYANTI 130100012

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(2)

HUBUNGAN PARAMETER ANTROPOMETRI DAN RESISTENSI INSULIN DENGAN PROFIL LIPID PADA

DISLIPIDEMIA

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

SITI MEIDHA RAHMAYANTI 130100012

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(3)
(4)

ABSTRAK

Latar Belakang: Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan satu atau lebih fraksi lipid dalam darah yaitu kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan atau trigliserida, serta penurunan kolesterol HDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antropometri (lingkar pinggang, IMT) dan HOMA-IR dengan profil lipid.

Metode : Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan studi cross sectional, Penelitian dilakukan di Jalan Ngumban Surbakti Jalan Sedap Malam XII, Medan dengan pengambilan data jumlah sampel 53 orang dengan teknik total sampling.

Pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kolesterol stik. Jika terdekteksi kolesterol tinggi maka akan dilanjutkan pemeriksaan profil lipid dan pemeriksaan kadar gula darah puasa serta insulin puasa untuk mengetahui profil lipid dan HOMA-IR. Kemudian pemeriksaan lingkar pinggang, dan tinggi badan, berat badan untuk mengetahui IMT.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan lingkar pinggang dengan profil lipid (p>0,05). Tidak terdapat hubungan IMT dengan LDL, HDL, triglserida (p>0,05). Namun terdapat hubungan antara IMT dengan kolesterol total (r= -0,277, p=0,045). Tidak ada hubungan HOMA-IR (Homeostasis Model Assessment Insulin Resistance) dengan kolesterol total, LDL, HDL (p>0,05).

Namun terdapat hubungan antara HOMA-IR dengan trigliserida (r=0,331, p=0,015).

Kesimpulan : Terdapat hubungan IMT dengan kolesterol total dan hubungan HOMA-IR dengan trigliserida.

Kata kunci : lingkar pinggang, IMT, HOMA-IR, dislipidemia

(5)

ABSTRACT

Background: Dyslipidemia is a disorder of lipid metabolism characterized by an increase or decrease in one or more lipid fraction in the blood that increase in total cholesterol, LDL cholesterol, or triglycerides, and a decrease in HDL cholesterol. This study aims to determine the relationship anthropometry (waist circumference, BMI) with lipid profile and waist circumference relationship with homa-IR.

Methods: This study is an analytic with cross sectional study design, study conducted at the Faculty of Medicine, University of North Sumatera and Ngumban Surbakti street Sedap malam XII street, Medan with data retrieval sample of 53 people with a total sampling technique. In this study, first conducted stick cholesterol tests. If there is a high cholesterol then it will continue checking lipid profile and fasting blood sugar checks and insulin fasting lipid profile to determine and HOMA-IR. Then check the waist circumference, height, weight to determine BMI.

Results: The results showed there was no correlation waist circumference and lipid profile (p> 0.05). There was no relationship between IMT with LDL , HDL and triglyceride (p>0,05). But there was relationship between IMT with total cholesterol (r= -0,277, p=0,045). There was no relationship HOMA-IR (Homeostasis Model Assessment Insulin Resistance) with total cholesterol, LDL, HDL. But there was relationship HOMA-IR with triglyceride (r=0,331, p=0,015).

Conclusions: There was relationship BMI with total cholesterol and HOMA-IR with triglyceride.

Keywords: waist circumference, BMI, HOMA-IR, dyslipidemia

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Parameter Antropometri dan Resistensi Insulin dengan Profil Lipid pada Dislipidemia”.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, saya ingin menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K) sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. dr. Dharma Lindarto, Sp. PD-KEMD selaku dosen pembimbing I dan dr.

Nino Nasution, Sp.OT(K) selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bantuan bimbingan, masukan saran, arahan dan kesabaran dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. dr. Riri Andri Muzasti, M. Ked (PD), Sp. PD dan dr. Radita Nur Anggraeni Ginting, M. Ked (PA), Sp. PA selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam memperbaiki penulisan skripsi ini.

4. dr. Rina Amelia, MARS selaku dosen CRP yang telah memberikan kritik dan saran dalam memperbaiki penulisan skripsi ini.

5. dr. Wina Yulinda, dkk yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ayahanda Abdul Rahman, S.H. dan Ibunda Faridah Mariyani, serta kakak saya dr. Siti Aisah Rahmayani dan adik saya Siti Amalia Pratiwi tercinta yang telah memberikan motivasi, doa dan dukungan baik materi dan non materi selama saya mengerjakan skripsi ini.

7. Teman sebimbingan saya yaitu M. Ridho, M. Anggi Ikhsan, Novi, Shella A.Sofyan, dan Erwin yang telah bekerjasama dengan baik dalam proses pembuatan skripsi ini.

(7)

8. Teman yang ikut membantu dan memberi motivasi dalam pembuatan skripsi ini yaitu Fifi, Nelli, Indri, Rahmi, Lisa, Icha, Utama, Ichi dan Rika serta lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Walaupun, penulis telah bekerja keras dan memberikan yang terbaik, penulis memohon izin maaf atas kesalahan dan kekurangan, karena penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh Karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Saya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Medan, Desember 2016 Penulis

(Siti Meidha Rahmayanti)

(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xii

1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1.Tujuan Umum ... 3

1.3.2.Tujuan Khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Lipid ... 5

2.1.1. Definisi ... 5

2.1.2. Metabolisme Lipoprotein ... 5

2.2. Dislipidemia ... 8

2.2.1. Definisi ... 8

2.2.2. Etiologi ... 8

2.2.3. Klasifikasi ... 10

2.2.4. Diagnosis ... 14

2.3. Lingkar pinggang... 15

2.4. Indeks Massa Tubuh (IMT) ... 16

2.5. HOMA-IR (Homeostasis Model Assessment Insulin Resistance) ... 16

2.6. Hubungan antropometri dengan dislipidemia ... 17

2.7. Patogenesis Dislipidemia ... 18

3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 19

3.1.Kerangka Teori Penelitian ... 19

3.2.Kerangka Konsep Penelitian ... 20

3.3.Hipotesis ... 20

4 METODE PENELITIAN ... 21

4.1. Jenis Penelitian ... 21

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 21

4.2.1.Waktu Penelitian ... 21

4.2.2.Tempat Penelitian ... 21

4.3. Populasi dan Sampel ... 21

4.3.1. Populasi Penelitian ... 21

(9)

BAB HALAMAN

4.3.2. Sampel Penelitian ... 21

4.3.3. Kriteria Inklusi ... 22

4.3.4. Kriteria Eksklusi ... 22

4.3.5. Besar Sampel ... 22

4.4.Teknik Pengumpulan Data ... 22

4.5.Pengolahan dan Analisis Data ... 23

4.5.1. Pengolahan Data ... 23

4.5.2. Analisis Data ... 23

4.6. Definisi Operasional ... 24

5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

5.1. Hasil Penelitian... 26

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 26

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian ... 26

5.1.3. Hubungan Lingkar Pinggang, IMT, HOMA-IR dengan Profil Lipid ... 27

5.2. Pembahasan ... 28

6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

6.1. Kesimpulan ... 32

6.2. Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33

LAMPIRAN ... 35

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman 3.1 Kerangka Teori ………...19 3.2 Kerangka Konsep ………...20

(11)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN 2.1. Klasifikasi dislipidemia menurut EAS ... 10 2.2. Klasifikasi WHO ... 10 2.3. Klasifikasi kandungan lipid masing-masing lipoprotein ... 13 2.4. Klasifikasi berdasarkan NECP

(National Cholesterol Education Program) ATP III ... 15 2.5. Nilai Pengukuran Lingkar Pinggang ... 15 2.6. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT menurut

kriteria Asia Pasifik ... 16 5.1. Karakteristik Subjek Umur, Lingkar Pinggang, IMT, Profil Lipid, Gula Darah Puasa, Insulin Puasa dan HOMA-IR ... 27 5.2. Hubungan Lingkar Pinggang, IMT, HOMA-IR dengan Profil Lipid ... 27

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Ethical Clearance Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian Lampiran 5 Informed Consent

Lampiran 6 Formulir Data Umum Subjek Lampiran 7 Lembar Output SPSS

(13)

DAFTAR SINGKATAN

LDL : low-density lipoprotein HDL : high-density lipoprotein BMI : body mass index

MONICA : Multinational Monitoring of Trends and Determinants in Cardivascular Disease

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

IMT : Indeks Massa Tubuh

IDL : intermediate-density lipoprotein VLDL : very low density lipoprotein

Apo : apolipoprotein

SR-A : reseptor Scavenger-A

ABC-1 : adenosine triphosphate-binding cassette transporter-1 LCAT : lecithincholesterol acyltransferase

SR-B1 : scavenger receptor class B type 1 CETP : cholesterol ester transfer protein EAS : Europian Atherosclerosis Societ WHO : World Health Organization

TG : Trigliserida

PJK : Penyakit jantung koroner SLE : Systemic Lupus Erythrematosus HTGL : Hepatic Triglyceride Lipase

DM : Diabetes melitus

PAK : Penyakit Arteri Koroner

BB : Berat badan

TB : Tinggi badan

(14)

NCEP : National Cholesterol Education Program ATP III : Adult Treatment Panel III

HDL-C : high-density lipoprotein cholesterol SPSS : Statistical Package for Special Science

HOMA-IR : Homeostasis Model Assessment Insulin Resistance

IP : Insulin puasa

GDP : Gula darah puasa

FGIR : (Fasting Glucose/Insulin Ratio)

QUICKI : (Quantitative Insulin Sensitivity Check Index)

(15)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan satu atau lebih fraksi lipid dalam darah. Beberapa kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan atau trigliserida, serta penurunan kolesterol HDL.1

Pemeriksaan antropometri menginformasikan ukuran komposisi tubuh, yang boleh jadi merupakan isyarat dini perubahan status gizi. Bagi pengidap obesitas serta gangguan metabolisme terkait (diabetes mellitus dan dislipidemia), parameter antropometri wajib diperiksa ialah tinggi badan, berat badan dan lingkar tubuh.2

Dislipidemia memiliki prevalensi yang tinggi hampir di seluruh negara di dunia, diantaranya Cina, tepatnya kota Beijing. Suatu penelitian yang dilakukan pada 3251 orang dewasa dengan umur antara 45-89 tahun, didapatkan prevalensi dislipidemia sebesar 56.1 ± 0.9%. Nilai rerata konsentrasi kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliseridemia yakni 4.92 ± 1.01 mmol/L, 1.61 ± 0.36 mmol/L, 2.88 ± 8.85 mmol/L, dan 1.76 ± 1.26 mmol/L. Pada penelitian ini, dislipidemia berhubungan dengan beberapa hal, antara lain peningkatan usia, jenis kelamin wanita, daerah perkotaan, body mass index (BMI), masukan energi, konsentrasi gula darah, tekanan darah diastolik, dan merokok.3

Di Indonesia prevalensi dislipidemia semakin meningkat. Penelitian MONICA di Jakarta 1988 menunjukkan bahwa kadar rata-rata kolesterol total pada wanita adalah 206,6 mg/dl dan pria 199,8 mg/dl, tahun 1993 meningkat menjadi 213,0 mg/dl pada wanita dan 204,8 mg/dl pada pria. Dibeberapa daerah nilai kolesterol yang sama yaitu Surabaya (1985): 195 mg/dl, Ujung Pandang (1990): 219 mg/dl dan Malang (1994): 206 mg/dl.4

Apabila dipakai batas kadar kolesterol >250 mg/dl sebagai batasan

hiperkolesterolemia maka pada MONICA I terdapatlah hiperkolesterolemia 13.4

(16)

% untuk wanita dan 11,4 % untuk pria. Pada MONICA II hiperkolesterolemia terdapat pada 16,2 % untuk wanita dan 14 % pria.4

Data di Indonesia berdasarkan Laporan Riskesdas Bidang Biomedis tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi dislipidemia atas dasar konsentrasi kolesterol total >200 mg/dl adalah 39,8%. Beberapa propinsi di Indonesia seperti Nangroe Aceh, Sumatera Barat, Bangka Belitung dan Kepulauan Riau mempunyai prevalensi dislipidemia ≥50%.5 Sementara berdasarkan Laporan Riskesdas Bidang Biomedis tahun 2013 Pada penduduk >15 tahun didapatkan kolesterol total abnormal 35,95%, HDL rendah 22,9%, LDL tidak optimal dengan kategori gabungan near optimal-borderline tinggi 60,3 % dan kategori tinggi- sangat tinggi 15,9%, trigliserida abnormal dengan kategori borderline tinggi 13,0

% dan kategori tinggi-sangat tinggi 11,9%.6

Pada penelitian Manjareeka Magna,dkk di India pengukuran lingkar pinggang paling berkorelasi dengan parameter lipid. Rata-rata nilai parameter lipid tidak berbeda secara signifikan dalam kelompok IMT <25 dan IMT ≥25.

Pengukuran lingkar pinggang tetap menjadi salah satu variabel sederhana dan dapat diandalkan yang terbaik mencerminkan profil lipid.7

Dari lingkar pinggang dapat mengetahui lemak visceral yang banyak terdapat dalam rongga perut. Lemak ini memiliki adiposit yang berukuran besar yaitu adanya penimbunan jaringan lemak trigliserida yang menyebabkan peningkatan lipolisis dengan mudah, sehingga terjadi peningkatan asam lemak bebas. Peningkatan asam lemak bebas inilah yang dapat memicu hipertrigliseridemia.8

Resistensi insulin merupakan suatu kondisi yang berhubungan dengan kegagalan organ target yang secara normal merespon aktivitas hormon insulin.

Resistensi insulin juga berkaitan dengan kondisi hipertensi, hiperglikemia, dan dislipidemia, suatu kumpulan gejala yang disebut sebagai sindroma metabolik.9 Homeostasis Model Assessment Insulin Resistance (HOMA-IR) telah terbukti menjadi alat yang tepat untuk mewakili penilaian resistensi insulin.

Karakteristik lipoprotein yang abnormal berhubungan dengan resistensi insulin

(17)

termasuk hipertrigliseridemia dan kadar VLDL yang tinggi dan kadar kolesterol HDL dan apolipoprotein (apo) A-1 yang rendah.10

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan dislipidemia dalam judul “Hubungan Parameter Antropometri dan Resistensi Insulin dengan Profil Lipid pada Dislipidemia”.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah Hubungan Parameter Antropometri dan HOMA-IR dengan Profil Lipid pada Dislipidemia”.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan parameter antropometri, HOMA-IR dengan profil lipid.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui hubungan lingkar pinggang dengan profil lipid pada dislipidemia.

2. Mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan profil lipid pada dislipidemia.

3. Mengetahui hubungan HOMA-IR dengan profil lipid pada dislipidemia.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Peneliti yaitu menambah pengetahuan peneliti dan menambah wawasan peneliti mengenai hubungan parameter antropometri, HOMA-IR dengan profil lipid.

(18)

2. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebagai data dasar dislipidemia untuk penelitian selanjutnya.

3. Masyarakat yaitu memberikan informasi yang jelas mengenai dislipidemia sehingga menjadi pengetahuan bagi masyarakat dan membantu masyarakat dalam melakukan pencegahan.

(19)

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lipid

2.1.1. Definisi

Lipid ialah tiap kelompok heterogen lemak dan substansi serupa lemak, termasuk asam lemak, lemak netral, lilin, dan steroid, yang tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut nonpolar. Lipid, yang mudah disimpan dalam tubuh, merupakan sumber energi, bahan penting dalam struktur sel, dan mempunyai fungsi biologis lainnya. Lipid majemuk terdiri atas glikolipid, lipoprotein, dan fosfolipid.11

Didalam darah ditemukan tiga jenis lipid yaitu kolesterol, trigliserid, dan fosfolipid. Dikarenakan sifat lipid yang susah larut dalam lemak, maka perlu dibuat dalam bentuk yang terlarut. Untuk itu dibutuhkan suatu zat pelarut, yaitu suatu protein yang dikenal dengan apolipoprotein atau apoprotein. Pada saat ini dikenal sembilan jenis apoprotein yang diberi nama secara alfabetis yaitu Apo A, Apo B, Apo C, dan Apo E. Senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal dengan lipoprotein yang masing-masing memiliki Apo tersendiri.12

Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi lemak dan komposisi apoprotein. Pada manusia dapat dibedakan enam jenis lipoprotein yaitu l-high-density lipoprotein (HDL), low-density lipoprotein (LDL), intermediate- density lipoprotein (IDL), very low density lipoprotein (VLDL), kilomikron dan lipoprotein a kecil.12

2.1.2. Metabolisme Lipoprotein

Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur yaitu jalur metabolisme eksogen, jalur metabolisme endogen, dan jalur reverse cholesterol transport, kedua jalur utama berhubungan dengan metabolisme kolesterol-LDL dan trigliserid, sedang jalur reverse cholesterol transport khusus mengenai metabolism kolesterol-HDL.12

(20)

2.1.2.1. Jalur Metabolisme Eksogen

Makanan berlemak yang dimakan terdiri atas trigliserid dan kolesterol.

Selain kolesterol yang berasal dari makanan terdapat juga kolesterol yang berasal dari hati yang diekskresi bersama empedu ke usus halus.Lemak inilah yang disebut lemak eksogen. Trigliserid dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus dimana trigliserid akan diserap sebagai asam lemak bebas sementara kolesterol sebagai kolesterol. Di dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserid, sedang kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester dan keduanya bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron.12

Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe dan akhirnya melalui duktus torasikus akan masuk ke dalam aliran darah. Trigliserid dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi asam lemak bebas. Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserid kembali di jaringan lemak, tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigliserid hati. Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar trigliserid akan menjadi kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester dan akan dibawa ke hati. 12

2.1.2.2. Jalur Metabolisme Endogen

Trigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL.Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah apolipoprotein B100. Dalam sirkulasi, trigliserid di VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase dan VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati.

LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari kolesterol di LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk

(21)

kolesterol-LDL. Sebagian lagi dari kolesterol-LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor Scavenger-A (SR-A) di makrofag dan akan menjadi sel busa (foam cell).12 Makin banyak kadar kolesterol-LDL dalam plasma makin banyak yang akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL. Beberapa keadaan mempengaruhi tingkat oksidasi seperti :

Meningkatnya jumlah small dense LDL seperti pada sindroma metabolik dan diabetes melitus

• Kadar kolesterol-HDL, makin tinggi kadar kolesterol-HDL akan bersifat protektif terhadap oksidasi LDL.12

2.1.2.3. Jalur Reverse Cholesterol Transport

HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol yang mengandung apolipoprotein (apo) A, C dan E dan disebut HDL nascent. HDL nascent berasal dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengandung apolipoprotein A1. HDL nascent akan mendekati makrofag untuk mengambil kolesterol yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil kolesterol dari makrofag, HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa yang berbentuk bulat.

Agar dapat diambil oleh HDL nascent, kolesterol di bagian dalam dari makrofag harus dibawa ke permukaaan membran sel makrofag oleh suatu transporter yang disebut adenosine triphosphate-binding cassette transporter-1 atau disingkat ABC-1.12

Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol bebas akan diesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim lecithincholesterol acyltransferase (LCAT). Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh scavenger receptor class B type 1 dikenal dengan SR-B1. Jalur kedua adalah kolesterol ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserid dari VLDL dan IDL dengan bantuan cholesterol ester transfer protein (CETP). Dengan demikian fungsi HDL sebagai “penyerap” kolesterol dari makrofag mempunyai dua jalur

(22)

yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL untuk membawa kolesterol kembali ke hati.12

2.2. Dislipidemia 2.2.1. Definisi

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai oleh kelainan (peningkatan atau penurunan) fraksi lipid dalam plasma.13 Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan atau trigliserida, serta penurunan kolesterol HDL.1

2.2.2. Etiologi

Etiologi dari dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut.14

a. Faktor jenis kelamin

Risiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih besar daripada wanita. Hal tersebut disebabkan karena pada wanita produktif terdapat efek perlindungan dari hormon reproduksi. Pria lebih banyak menderita aterosklerosis, dikarenakan hormon seks pria (testosteron) mempercepat timbulnya aterosklerosis sedangkan hormon seks wanita (estrogen) mempunyai efek perlindungan terhadap aterosklerosis. Akan tetapi pada wanita menopause mempunyai risiko lebih besar terhadap terjadinya aterosklerosis dibandingkan wanita premenopouse.14

b. Faktor Usia

Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun, begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak perlemakan dalam tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL relatif tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak perlemakan sudah dapat ditemukan di lumen pembuluh darah dan meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun.14

c. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya dislipidemia. Dalam ilmu genetika menyebutkan bahwa gen untuk sifat – sifat tertentu (spesific – trait) diturunkan secara berpasangan yaitu dimana diperlukan

(23)

satu gen dari ibu dan satu gen dari ayah, sehingga kadar hiperlipidemia tinggi dapat diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer karena faktor kelainan genetik.14

d. Faktor Kegemukan

Kegemukan erat hubungannya dengan peningkatan resiko sejumlah komplikasi yang dapat terjadi sendiri ataupun bersamaan. Kegemukan disebabkan oleh ketidakseimbangan antara energi yang masuk bersama makanan, dengan energi yang dipakai. Kelebihan energi ini ditimbun dalam sel lemak yang membesar. Pada orang yang kegemukan didapat output VLDL trigliserida yang tinggi dan kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida berlebihan dalam sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan HDL mengalami lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas ini secara tipikal ditandai dengan kadar kolesterol HDL yang rendah.14

e. Faktor Olah Raga

Olah raga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida menurun dalam darah, sedangkan kolesterol HDL meningkat secara bermakna. Lemak ditimbun dalam di dalam sel lemak sebagai trigliserida. Olahraga memecahkan timbunan trigliserida dan melepaskan asam lemak dan gliserol ke dalam aliran darah.14

f. Faktor Merokok

Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan merangsang hormon adrenalin, sehingga akan mengubah metabolisme lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah.14

g. Faktor Makanan

Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis. Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total dan LDL sehingga mempunyai resiko terjadinya dislipidemia.14

(24)

2.2.3. Klasifikasi

2.2.3.1. Klasifikasi Fenotipik

Klasifikasi ini dibagi menjadi dua klasifikasi, yakni:

1. Klasifikasi Europian Atherosclerosis Societ (EAS)

EAS telah menetapkan klasifikasi sederhana yang berguna untuk pemilihan terapi, yaitu hiperkolesterolemia, dislipidemia campuran, dan hipertrigliseridemia.3

Tabel 2.1. Klasifikasi dislipidemia menurut EAS3 Peningkatan

Lipoprotein Lipid Plasma Hiperkolesterolemia LDL Kolesterol > 240 mg/dl Dislipidemia

campuran(kombinasi)

VLDL + LDL Trigliserida > 200mg/dl + kolesterol > 240 mg/dl Hipertrigliseridemia VLDL Trigliserida > 200 mg/dl

2. Klasifikasi WHO

Klasifikasi WHO merupakan modifikasi klasifikasi Fredrickson yang didasarkan pada pengukuran kolesterol total dan TG, serta penilaian secara elektroforesis subkelas lipoprotein.3

Tabel 2.2. Klasifikasi WHO3

Fredrickson Klasifikasi Generik Klasifikasi Terapeutik Peningkatan Lipoprotein I Dislipidemia Hipertrigliseridemia

eksogen

Kilomikron II a Hiperkolesterolemia Hiperkolesterolemia LDL II b Dislipidemia

kombinasi

Hipertrigliseridemia endogen

+

Dislipidemia kombinasi

LDL+VLDL

III Dislipidemia remnan Hipertrigliseridemia Partikel endogen

IV Dislipidemia

endogen

Hipertrigliseridemia endogen

VLDL

V Dislipidemia

campuran

Hipertrigliseridemia endogen

VLDL+

Kilomikron

(25)

2.2.3.2. Klasifikasi Patogenik

Klasifikasi kedua yakni klasifikasi patogenik, membagi menjadi dislipidemia primer dan sekunder. Dislipidemia sekunder adalah dislipidemia yang terjadi akibat suatu penyakit lain, misalnya hipotiroidisme, sindroma nefrotik, diabetes melitus, dan lain-lain.3

a. Dislipidemia primer

Dislipidemia ini dapat disebabkan oleh banyak kelainan genetik, dislipidemia ini menjadi beberapa keadaan, yakni : 3

1. Hiperkolesterolemia Poligenik

Keadaan ini merupakan penyebab hiperkolesterolemia tersering (>90%).

Merupakan interaksi antara kelainan gen yang multipel, nutrisi, dan faktor lingkungan lainnya serta lebih mempunyai lebih dari satu dasar metabolik.

Hiperkolesterolemia biasanya ringan atau sedang dan tidak ada xantoma (penumpukan lemak di bawah lapisan kulit).3

2. Hiperkolesterolemia Familial

Kelainan ini bersifat autosomal dominan dan terdapat bentuk homozigot maupun heterozigot. Hiperkolesterolemia familial homozigot memiliki kadar kolesterol total antara 600-1000 mg/dl, tidak dapat diobati, menyebabkan PJK dan stenosis aorta pada masa kanak-kanak dan dewasa muda. Hiperkolesterolemia timbul karena peningkatan kadar kolesterol LDL yang disebabkan oleh kelainan fungsi atau jumlah reseptor LDL.3

Pada hiperkolesterolemia familial heterozigot biasanya kadar kolesterol total bervariasi antara 350-460 mg/dl, tetapi adanya nilai >300 mg/dl pada dewasa atau >260 mg/dl untuk usia <16 tahun perlu dicurigai diagnosis hiperkolesterolemia familial. Diagnosisnya dapat dibuat pada saat kelahiran dengan menggunakan darah yang berasal dari umbilikus. Kadar TG normal atau sedikit meningkat.3

3. Dislipidemia Remnan

Kelainan ini ditandai dengan peningkatan kolesterol dan TG (dislipidemia kombinasi) dan berat-ringannya kelainan ini bervariasi. Pada orang muda atau pasien yang kurus satu-satunya manifestasi mungkin hanya hipertrigliseridemia

(26)

sedang. Meskipun jarang terjadi, namun merupakan penyebab PJK serius dan penyebab kelainan pembuluh darah perifer yang dini. Manifestasi kardiovaskuler sering muncul setelah dekade kehidupan ke-4 atau ke-5.3

4. Hiperlipidemia Kombinasi Familial

Kelainan ini merupakan kelainan genetik metabolisme lipoprotein yang sering ditemukan berhubungan dengan PJK, dengan angka kejadian 1% dari jumlah penduduk. Diagnosis bergantung pada hasil pemeriksaan pada anggota keluarga lain. Biasanya terjadi pada keluarga dengan riwayat PJK yang kuat.

Mayoritas pasien menunjukkan peningkatan Apo B plasma. Pada pasien dengan peningkatan kadar kolesterol dan TG, diagnosis banding, meliputi dislipidemia remnan, hiperlipidemia kombinasi familial, hiperkolesterolemia familial, dan dislipidemia sekunder.3

5. Sindrom Kilomikron

Kelainan ini merupakan penyebab hipertrigliseridemia berat yang jarang ditemukan. Disebabkan oleh kelainan enzim lipoprotein lipase atau apo C-II.

Terdapat banyak xantoma eruptif. Pada keadaan ini adanya hipertrigliseridemia berat dan kadar kolesterol HDL yang sangat rendah tidak mengakibatkan peningkatan resiko PJK.3

6. Hipertrigliseridemia Familial

Keadaan ini merupakan keadaan klinis yang sama dengan sindrom kilomikron. Hipertrigliserida yang ada bisa berat atau ringan. Peningkatan TG yang ringan menunjukkan kenaikan kadar VLDL, sedangkan bentuk yang lebih berat biasanya disertai kilomikronemia. Tidak berpengaruh terhadap resiko PJK.3

7. Peningkatan kolesterol HDL

Kadar kolesterol HDL yang tinggi mengakibatkan hiperkolesterolemia ringan. Keadaan ini tidak memerlukan terapi, serta disebut sebagai longevity syndrome. Kadar lipoprotein lainnya normal.3

8. Peningkatan Apolipoprotein B

Pada beberapa penelitian ditemukan peningkatan kadar Apo B pada banyak pasien PJK. Pengetahuan kita tentang hal ini belum mencukupi.3

(27)

b. Dislipidemia sekunder

Dislipidemia ini dapat disebabkan oleh penyakit/keadaan lain.

Penatalaksanaan penyakit primer akan memperbaiki dislipidemia yang ada. Risiko PJK mungkin berkurang pada dislipidemia sekunder dibandingkan dislipidemia primer karena masa berlangsung yang lebih pendek.3

Ada pula yang disebut dislipidemia autoimun, yakni dislipidemia yang terjadi karena mekanisme autoimun seperti pada penyakit-penyakit mieloma multiple, SLE (Systemic Lupus Erythrematosus), penyakit Graves, dan purpura trombositopenik serta idiopatik. Di sini terjadi pembentukan antibodi yang mengikat dan mengubah fungsi enzim lipolitik (seperti LDL, Hepatic Triglyceride Lipase-HTGL), apoprotein, dan reseptor.3

Dislipidemia juga dapat diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi lipoprotein. Lipoprotein disini diperiksa dengan cara ultrasentrifugasi, kemudian klasifikasi dibuat berdasarkan kandungan lipid dan apoprotein yaitu kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein (ILD), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL).3

Tabel 2.3.Klasifikasi kandungan lipid masing-masing lipoprotein3

Lipoprotein Lipid %

Trigliserida Kolesterol Fosfolipid

Kilomikron 80-95 2-7 3-9

VLDL 55-80 5-15 10-20

IDL 20-50 20-40 15-25

LDL 5-15 40-50 20-25

HDL 5-10 15-25 20-30

Secara klinis dislipidemia dapat diklasifikasikan sebagai : a) Hiperkolesterolemia

b) Hipertrigliseridemia

c) Campuran hiperkolesterolemia dan hipertrigliserida (dislipidemia campuran).3

(28)

2.2.4. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.1

Hasil Anamnesis (Subjective) a. Keluhan

Pada anamnesis biasanya didapatkan pasien dengan faktor risiko seperti konsumsi tinggi lemak, merokok, riwayat keluarga dengan dislipidemia dan DM, kurang beraktivitas fisik, konsumsi alkohol, riwayat diabetes sebelumnya. Pada umumnya dislipidemia tidak bergejala dan biasanya ditemukan pada saat pasien melakukan pemeriksaan rutin kesehatan (medical check-up).1

b. Faktor Risiko

1. Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun.

2. Riwayat keluarga PAK (Penyakit Arteri Koroner) dini yaitu ayah usia

< 55 tahun dan ibu < 65 tahun.

3. Kebiasaan merokok.

4. Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat obat antihipertensi 5. Kolesterol HDL rendah (<40 mg/dl). Jika didapatkan kolesterol HDL

≥60 mg/dl maka mengurangi satu faktor risiko dari jumlah total.1 Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)

a. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaaan antropometri (lingkar perut dan IMT/Indeks Massa Tubuh) dan tekanan darah. Cara pengukuran IMT(kg/m2)= BB(kg)/TB2(m).1

b. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosa. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida plasma.1

(29)

Tabel 2.4. Klasifikasi berdasarkan NECP (National Cholesterol Education Program ATP III.12

Kadar Kolesterol (mg/dl) Keterangan Kolesterol total

< 200 200 - 239

≥ 240

Optimal Diinginkan Tinggi Kolesterol LDL

<100 100 – 129 130 – 159 160 – 189

≥ 190

Optimal

Mendekati optimal Diinginkan

Tinggi Sangat tinggi Kolesterol HDL

< 40

≥ 60

Rendah Tinggi Trigliserid

< 150 150 – 199 200 – 499

≥ 500

Optimal Diinginkan Tinggi Sangat tinggi

2.3. Lingkar pinggang

Lingkar pinggang menggambarkan lemak viseral atau obesitas sentral.

Selama ini diketahui bahwa obesitas sentral berhubungan dengan sindrom metabolik yang salah satunya yaitu peningkatan kadar trigliserida sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Kelebihan lemak pada perut ini meningkatkan produksi asam lemak bebas yang dapat meningkatkan kadar trigliserida, sehingga menyebabkan hipertrigliseridemia.8

Tabel 2.5. Nilai Pengukuran Lingkar Pinggang15

Pengukuran PRIA WANITA

Normal Besar Normal Besar

Lingkar pinggang

94-102cm > 102cm 80-88cm > 88cm

Pengukuran lingkar pinggang di Eropa menurut WHO tidak cocok untuk populasi Asia. WHO menyarankan pengukuran lingkar pinggang 94 cm untuk pria dan 80 cm untuk wanita di Eropa. Sementara pengukuran 90 cm untuk pria dan 80 cm untuk wanita digunakan untuk Asia.16

(30)

2.4. Indeks Massa Tubuh

Cara untuk mengetahui berat badan ideal yaitu dengan IMT (Indeks MassaTubuh) atau BMI (Body Mass Index). Rumus IMT sebagai berikut: 17

IMT = Berat badan kg Tinggi badan m

Tabel 2.6. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT menurut kriteria Asia Pasifik16

No IMT Klasifikasi

1 < 18,5 Kurus (Kurang) 2 18,5 – 22,9 Normal (Ideal)

3 ≥ 23,0 Kelebihan (Overweight) 4 23,0 – 24,9 Berisiko

5 25,0 – 29,9 Kegemukan (Obesitas) Tingkat I 6 ≥ 30,0 Kegemukan (Obesitas) Tingkat II

2.5. HOMA-IR (Homeostasis Model Assessment Insulin Resistance)

Resistensi insulin merupakan suatu kondisi yang berhubungan dengan kegagalan organ target yang secara normal merespon aktivitas hormon insulin.

Resistensi insulin berkaitan dengan kelainan pada berbagai organ, diantaranya adalah sindroma polikistik ovarium, kanker, infeksi, obesitas dan diabetes mellitus tipe II.9 Resistensi insulin juga berkaitan dengan kondisi hipertensi, hiperglikemia, dan dislipidemia, suatu kumpulan gejala yang disebut sebagai sindroma metabolik. Resistensi insulin diyakini menjadi faktor inisiasi terjadinya sindroma metabolik dan mendasari patofisiologi gejala-gejala yang ada pada sindroma metabolik.9 Resistensi insulin menyebabkan hiperinsulinemia yang berlanjut menjadi intoleransi glukosa, dislipidemia aterogenik, hipertrigliseridemia dan peningkatan tekanan darah.18

Indeks HOMA merupakan pengukuran yang valid dan reliabel untuk mengetahui resistensi insulin pada anak dan remaja dibandingkan FGIR (Fasting Glucose/Insulin Ratio) dan QUICKI (Quantitative Insulin Sensitivity Check Index). Tingkat resistensi insulin berbanding lurus dengan besarnya indeks HOMA. Semakin tinggi nilai indeks HOMA, semakin tinggi derajat resistensi insulin. Kesepakatan internasional maupun regional mengenai nilai acuan untuk

(31)

menentukan resistensi insulin baik pada dewasa maupun pada remaja berdasarkan indeks HOMA belum terdapat sampai saat ini. Pada dewasa, nilai patokan yang digunakan untuk menentukan status resistensi insulin antara lain 2,5 dan 2. 9 Berikut cara mencari rumus HOMA-IR : 9

HOMA − IR = ! " # / % &'" &' ! " µ(/#

)*+

2.6. Hubungan antropometri dengan dislipidemia

Pengukuran antropometri dapat dengan mudah mencerminkan perubahan dalam konsentrasi lipid di tubuh manusia. Perguruan tinggi dari Riyadh, Arab Saudi melakukan penelitian bertujuan untuk mempelajari profil lipid dan hubungannya dengan antropometri pengukuran pada laki-laki perguruan tinggi dari Riyadh, Arab Saudi. Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2006 sampai Desember 2008, dengan 333 siswa berusia 18-35 tahun dari Perguruan Tinggi Ilmu Kesehatan Riyadh laki-laki berpartisipasi dalam penelitian ini.19 Pengukuran antropometri termasuk berat badan, tinggi, pinggang dan lingkar pinggul diukur serta indeks massa tubuh (IMT) dihitung. Pengukuran profil lipid termasuk kolesterol total, LDL, HDL dan trigliserida (TG) diperkirakan.19

Hasilnya untuk total kolesterol adalah 4,227 ± 0,869 mmol / l, sedangkan untuk LDL, HDL dan Trigliserida masing-masing yaitu 2.57 ± 0,724, 1,360 ± 0,545 dan 1,385 ± 0,731 mmol / l. Berarti tingkat kolesterol total tidak berbeda secara signifikan pada kelompok berat badan kecuali di antara pasien obesitas.

Sementara HDL, LDL dan TG tidak berbeda secara signifikan antara kelompok- kelompok yang berbeda pada tingkat signifikansi 5%. Kesimpulan dari penelitian tersebut IMT, lingkar pinggang meningkat dengan usia. Sementara kolesterol total, LDL tinggi dengan peningkatan usia dan IMT.19

Sebanyak 50% subjek pria dengan lingkar pinggang 81-101 cm memiliki kadar trigliserida yang tinggi dan sebanyak 100% subjek pria dengan lingkar pinggang >101 cm juga memiliki kadar trigliserida yang tinggi. Sedangkan sebanyak 28,6% pada subjek wanita dengan lingkar pinggang 82-101 cm memiliki kadar trigliserida yang tinggi dan sebanyak 100% subjek wanita dengan lingkar pinggang >101 cm memiliki kadar trigliserida yang tinggi. Secara

(32)

keseluruhan jumlah subjek yang mempunyai lingkar pinggang besar (pria>101 cm dan wanita >101 cm) adalah sebanyak 2 orang (3,9%).8 Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengukuran lingkar pinggang dengan kadar trigliserida (r=0,367 , p<0,05).8

2.7. Patogenesis Dislipidemia

Metabolisme HDL juga sangat dipengaruhi oleh obesitas karena peningkatan jumlah sisa-sisa dari kilomikron diambil oleh hati melalui beberapa jalur termasuk apo E, hepatic lipase, reseptor LDL, reseptor LDL terkait protein dan heparan sulphate proteoglycans dan VLDL bersama-sama dengan gangguan lipolisis. Meningkatnya jumlah TG-kaya lipoprotein hasil dalam peningkatan aktivitas (cholesterylester-transfer-protein) CETP, yang pertukaran cholesterolesters dari HDL untuk TG dari VLDL dan LDL. Selain itu, lipolisis dari TG-kaya HDL ini terjadi oleh hepatic lipase mengakibatkan HDL kecil dengan afinitas dikurangi untuk apo AI, yang mengarah ke pemisahan apo AI dari HDL. Hal ini pada akhirnya akan mengarah ke tingkat yang lebih rendah dari HDL-C (high-density lipoprotein cholesterol) dan pengurangan dalam sirkulasi partikel HDL dengan gangguan reverse cholesterol transport.20

(33)

19

BAB 3

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka Teori Penelitian

Keterangan : : yang diteliti

Gambar 3.1. Kerangka Teori Dislipidemia

Peningkatan sisa-sisa dari kilomikron peningkatan aktivitas

(cholesterylester- transfer-protein) CETP

Peningkatan kadar kolesterol total, LDL, trigliserida,Penurunan

kadar HDL Antropometri

>lipolisis Penimbunan

jar.lemak TG Adiposit

berukuran besar Lemak

viseral Lingkar

pinggang

Indeks massa tubuh (IMT)

Lemak tubuh

Asam lemak bebas Akumulasi lemak

berlebihan

HDL Hipertrigli-

seridemia

Apo A-1 Resistensi

insulin

VLDL

HOMA-IR

(34)

3.2. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2. Kerangka Konsep

3.3. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Terdapatnya hubungan antara antropometri dengan profil lipid pada dislipidemia.

2. Terdapatnya hubungan antara HOMA-IR dengan profil lipid pada dislipidemia.

Dislipidemia

( total kolesterol, LDL, trigliserida, HDL) Antropometri

• IMT

• LP

HOMA-IR

(35)

21

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana penelitian ini bertujuan menilai hubungan antara lingkar pinggang, IMT, HOMA-IR dengan profil lipid.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juni sampai dengan Oktober 2016.

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jalan Ngumban Surbakti Jalan Sedap Malam XII, tepatnya di seberang Pengadilan Militer Tinggi I Medan, Kelurahan Sempakata, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan dewasa yang dikumpulkan sebelumnya dan menderita dislipidemia.

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan dewasa yang berusia diatas delapan belas tahun yang dikumpulkan sebelumnya dan menderita dislipidemia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

(36)

4.3.3. Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Laki-laki dan perempuan dewasa berusia diatas delapan belas tahun yang memiliki kolesterol tinggi saat di stik sebelumnya.

b. Bersedia menjadi subjek penelitian.

4.3.4. Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah mengkonsumsi obat antidislipidemia dalam 2 minggu terakhir.

4.3.5. Besar Sampel

Estimasi besar sampel dihitung dengan rumus: 21

n = { -. + -0

0,5 456 1 + 8 / 1 − 8 9} + 3

Keterangan :

Zα = deviat baku alfa (α = 0,05, Zα = 1,96) Zβ = deviat baku beta (β = 0,1, Zβ = 1,28)

r = korelasi minimal yang dianggap bermakna (0,435)22

Dari rumus didapatkan jumlah sampel minimal adalah 53 orang.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer ini meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang, dan kolesterol yang menggunakan stik. Jika terdekteksi kolesterol tinggi maka akan dilanjutkan pemeriksaan profil lipid, pemeriksaan kadar gula darah puasa serta insulin puasa oleh laboran. Semua data ini diperoleh dengan melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling.

(37)

4.5. Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1. Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu :23 a. Editing

Hasil data yang diambil harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu yaitu pengecekan kelengkapan dan perbaikan data.

b. Coding

Setelah semua data sudah diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

c. Entry

Data yang sudah dalam bentuk kode akan dimasukkan ke dalam program atau software komputer.

d. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.23

4.5.2. Analisis Data

Setelah dikumpulkan, data diolah, disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, dan dianalisis secara bivariat. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistical Package for Special Science).

Bila kedua variabel berdistribusi normal, dilakukan uji Pearson. Bila kedua variabel tersebut tidak terdistribusi normal maka dipakai uji Spearman (nonparametrik).

(38)

4.6. Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur

Hasil ukur

Skala pengukuran

Lingkar pinggang

Ukuran keliling pinggang subjek penelitian

diukur dengan melingkarkan pita ukur, di sekeliling perut melalui titik (pada linea aksilaris) pertengahan antara bagian terbawah arkus kosta dan krista iliaka. Subjek

penelitian berdiri tegak dengan tungkai direnggangkan selebar kira-kira 25-30 cm.

Pita ukur sentimeter (cm)

Numerik

Berat badan

Massa tubuh subjek penelitian yang diukur oleh peneliti saat pertama kali subjek penelitian ikut serta dalam penelitian

Pada saat pengukuran berat badan, subjek penelitian tidak menggunakan alas kaki. Naik ke atas timbangan dalam keadaan diam, tegak lurus, dan pandangan menghadap ke depan.

Kemudian melihat berapa berat badan yang ditunjukkan jarum timbangan.

Timba- ngan digital merek Camry

Kilogram (kg)

Numerik

Tinggi badan

Ukuran tinggi subjek penelitian yang diukur oleh peneliti saat pertama kali subjek penelitian ikut serta dalam penelitian

Pada saat pengukuran tinggi badan, subjek penelitian tidak boleh menggu-nakan topi atau peralatan apapun pada kepalanya. Subjek berdiri, posisi tegak lurus tanpa alas kaki yang diukur mulai dari telapak kaki hingga puncak kepala.

Mikrotop meter (m) Numerik

Indeks massa tubuh (IMT)

Perbanding- an BB dengan TB kuadrat subjek penelitian yang dituliskan dalam bentuk bilangan desimal

Menggunakan rumus :

IMT = BB kg TB m

Kalkula- tor

kilogram/

meter2 (kg/m2) Hasil pe- ngukuran IMT diin- terpretasi- kan dalam tabel IMT menurut kriteria Asia Pasifik

Numerik

(39)

Profil lipid

Berupa (total kolesterol, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida)

Setelah dipuasakan selama 10-12 jam, kemudian dilakukan pengambilan sampel darah oleh laboran pada daerah fossa cubiti

Immuno- turbidi- metry

miligram/

desiliter (mg/dl)

Numerik

Kadar gula darah puasa

Berupa darah yang diambil dengan sebelumnya puasa

Setelah dipuasakan selama 10-12 jam, kemudian dilakukan pengambilan sampel darah oleh laboran pada daerah fossa cubiti

- miligram/

desiliter (mg/dl)

Numerik

Insulin puasa

Berupa darah yang diambil dengan sebelumnya puasa

Setelah dipuasakan selama 10-12 jam, kemudian dilakukan pengambilan sampel darah oleh laboran pada daerah fossa cubiti

- µIU/ml

(mikrounit/mililiter)

Numerik

Homa- IR

Suatu rumus untuk menilai kualitas insulin

Dengan menggunakan rumus :

HOMA-IR=

IP µU/ml x GDP mg/dl 405

Kalkula- tor

Angka Numerik

(40)

26

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jalan Ngumban Surbakti Jalan Sedap Malam XII tepatnya di seberang Pengadilan Militer Tinggi I Medan, Kelurahan Sempakata, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian

Pada penelitian ini subjek yang digunakan adalah laki-laki dan perempuan dewasa berusia diatas delapan belas tahun yang setelah dilakukan stik kolesterol tinggi, serta menyetujui untuk berpartisipasi dalam penelitian dan telah diseleksi menurut kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah subjek penelitian yang terlibat dalam penelitian ini ada 53 orang.

Berdasarkan distribusi sampel jenis kelamin didapatkan laki-laki berjumlah 14 orang dan perempuan 39 orang dengan jumlah sampel sebanyak 53 orang. Sementara berdasarkan umur didapatkan usia terendah 30 tahun dan usia tertinggi berusia 82 tahun.

Karakteristik subjek yang dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin, umur, lingkar pinggang, IMT, profil lipid (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida), gula darah puasa, insulin puasa dan HOMA-IR yang didapatkan dari rumus. Berikut ini adalah karakteristik dari subjek penelitian:

(41)

Tabel 5.1. Karakteristik Subjek Berdasarkan Umur, Lingkar Pinggang, IMT, Profil Lipid (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida), Gula Darah Puasa, Insulin Puasa dan HOMA-IR

Parameter Mean ± SD

n=53

Umur (tahun) 45,19 ± 11,10

LP (cm) 92,31 ± 10,17

IMT 30,14 ± 5,85

GDP (mg/dl) 88,01 ± 14,67

IP (µIU/ml) 9,79 ± 6,68

HOMA-IR 2,23 ± 1,69

KT (mg/dl) 220,75 ± 38,75

LDL (mg/dl) 151,05 ± 35,85

HDL (mg/dl) 47,81 ± 13,26

TG (mg/dl) 155,50 ± 91,28

Keterangan : SD= standard deviation, LP= lingkar pinggang, IMT= indeks massa tubuh, GDP= gula darah puasa, IP= insulin puasa, Homa-IR= Homeostasis Model Assessment Insulin Resistance, KT= kolesterol total, LDL= low-density lipoprotein, HDL= high density lipoprotein

5.1.3. Hubungan Lingkar Pinggang, IMT, HOMA-IR dengan Profil Lipid Tabel 5.2. Hubungan Lingkar Pinggang, IMT, HOMA-IR dengan Profil Lipid

Profil lipid Lingkar pinggang IMT HOMA-IR

r P r p r p

Kolesterol total 0,014 0,919 -0,277 0,045 ⃰ 0,132 0,347

LDL 0,050 0,724 -0,169 0,227 0,049 0,727

HDL -0,156 0,263 0,105 0,456 -0,269 0,051

Trigliserida 0,074 0,597 0,029 0,838 0,331 0,015 ⃰ Keterangan : ⃰ bermakna dengan p<0,05

Sebelum data dapat dianalisis, terlebih dahulu tentukan apakah data yang didapatkan merupakan jenis data yang berdistribusi normal atau tidak. Karena pada penelitian ini jumlah sampel 53 orang, maka Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan hasil IMT p=0,200; lingkar pinggang p=0,200; kolesterol total p=0,200; LDL p=0,200; HDL p=0,005; trigliserida p=0,000 dan HOMA-IR p=0,000. Berdasarkan uji normalitas data indeks massa tubuh, lingkar pinggang, kolesterol total, dan LDL dengan Kolmogorov-Smirnov menghasilkan nilai diatas 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan data berdistribusi normal (p>0.05). Sementara HOMA-IR, HDL dan trigliserida menghasilkan nilai dibawah 0,05 sehingga data tidak berdistribusi normal (p<

0,05). Setelah dilakukan uji normalitas maka akan dilanjutkan dengan uji Pearson

(42)

jika data berdistribusi normal dan data tidak berdistribusi normal dengan uji Spearman’s.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid (kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida). Setelah dilakukan uji Pearson didapatkan nilai (p>0.05).

Sementara untuk data yang tidak berdistribusi normal dilakukan uji Spearman’s didapatkan nilai (p>0,05). Karena nilai p yang diperoleh lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol dalam penelitian ini diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan lingkar pinggang dengan profil lipid (kolesterol total, LDL, HDL,dan trigliserida).

Sementara untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara IMT dengan profil lipid (kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida) dilakukan juga uji Pearson untuk data yang berdistribusi normal didapatkan nilai kolesterol total p=0,045 (p<0,05) dengan r= -0,277, sehingga didapatkan hubungan yang bermakna antara IMT dengan kolesterol total. Sedangkan nilai LDL p>0,05 disimpulkan bahwa tidak ada hubungan IMT dengan LDL. Sementara untuk data yang tidak berdistribusi normal dilakukan uji Spearman’s didapatkan nilai HDL, trigliserida (p>0,05). Karena nilai p yang diperoleh lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol dalam penelitian ini diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan indeks massa tubuh dengan LDL, HDL, dan trigliserida.

Kemudian untuk melihat hubungan HOMA-IR dengan profil lipid dilakukan uji Spearman’s didapatkan nilai trigliserida p=0,015 (p<0,05) dengan r=0,331, sehingga didapatkan hubungan yang bermakna antara HOMA-IR dengan trigliserida. Sedangkan nilai kolesterol total, LDL, HDL (p>0,05). Karena nilai p yang diperoleh lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol dalam penelitian ini diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan HOMA-IR dengan kolesterol total, LDL, HDL.

(43)

5.2. Pembahasan

Pada penelitian ini menggunakan subjek penelitian sebanyak 53 orang.

Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa tidak ada hubungan lingkar pinggang terhadap profil lipid (kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida) dimana didapatkan nilai kolesterol total p=0,919, nilai LDL p=0,724, nilai HDL p=0,263, nilai trigliserida p=0,597 (p>0.05). Karena nilai p yang diperoleh lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol dalam penelitian ini diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan lingkar pinggang dengan kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida. Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian Linawati,Virginia didapatkan hasil yang menunjukkan tidak adanya korelasi signifikan antara rasio lingkar pinggang panggul dengan nilai kolesterol total (r= - 0,054, p=0,642 (p >0,05)), LDL (r= -0,047, p=0,685 (p >0,05)), TG (r=0,018, p=0,877( p >0,05)), dan HDL (r=0,016, p=0,889 (p >0,05)).24 Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mardhotillah,dkk menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lingkar pinggang dengan kolesterol total (p=0,984), kolesterol HDL (nilai p=0,747), kolesterol LDL (nilai p=0,982), maupun trigliserida (nilai p=0,512) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan normal.25

Dari penelitian ini didapatkan hasil nilai trigliserida p=0,597 (p>0,05) dan r= 0,074. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Simbar,dkk ternyata tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida. Dari hasil analisisnya ditemukan p = 0,474 dan koefisien korelasi r = 0,100.26

Namun berbeda dengan hasil penelitian Amelinda, lingkar pinggang dengan kadar trigliserida memiliki nilai korelasi 0,367 dengan nilai kemaknaan 0,008. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida juga bermakna secara statistika karena p < 0,05. Nilai korelasi lingkar pinggang juga menunjukkan hubungan yang searah dengan kadar trigliserida.8 Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa tidak terdapat hubungan IMT dengan LDL, HDL dan trigliserida dengan (nilai p LDL= 0,227, p HDL=

0,456 (p>0,05)) sementara nilai p trigliserida=0,838 (p>0,05). Karena nilai p yang

(44)

diperoleh lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol dalam penelitian ini diterima.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan IMT dengan LDL, HDL dan trigliserida. Sementara nilai p kolesterol total=0,045 (p>0,05) dengan r= -0,277 yang menunjukkan adanya hubungan yang negatif. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Al-Ajlan dari Riyadh, Arab Saudi yang menunjukkan ada korelasi positif antara IMT dengan kolesterol total dan LDL, sementara ada korelasi negatif antara IMT dan HDL. Dan sejalan dengan penelitian ini yaitu sama-sama tidak ada korelasi antara IMT dan trigliserida.19 Meskipun obesitas telah dikaitkan dengan dislipidemia, penelitian yang dilakukan oleh Al-Ajlan tidak menemukan hubungan yang signifikan dalam profil lipid antara orang normal dan kelebihan berat badan. Dalam penelitiannya, meskipun IMT berkorelasi dengan kolesterol total dan LDL, tapi itu tidak berkorelasi dengan peningkatan trigliserida dan HDL. Indeks massa tubuh telah banyak digunakan sebagai indikator total adipositas; keterbatasannya secara jelas diakui oleh ketergantungan pada ras (orang Asia memiliki besar persentase lemak tubuh pada nilai IMT yang rendah), dan usia.19

Banyak faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah.

Beberapa dari mereka dapat dikendalikan dan lain-lain tidak bisa. Kita dapat mengontrol apa yang kita makan, berat badan, dan tingkat aktifitas kita. Namun, kita tidak bisa mengontrol faktor keturunan, usia, atau jenis kelamin. Tinggi kadar kolesterol dapat diobati dengan penyesuaian diet dengan membatasi jumlah lemak jenuh dan kolesterol yang kita makan. Hal ini dapat dicapai dengan mengikuti rendah lemak, tinggi serat diet. Disarankan bahwa kurang dari 10% dari kalori berasal dari lemak jenuh, rata-rata 30% dari kalori atau kurang dari total lemak, dan kurang dari 300 mg sehari dari makanan kolesterol. Kehilangan berat badan jika kita kelebihan berat badan dapat membantu untuk menurunkan LDL.

Aktivitas fisik secara teratur dapat membantu meningkatkan HDL dan LDL.19 Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. penelitian ini adalah cross sectional, mencegah penegasan hubungan kausal antara IMT, dan profil lipid.

Data yang sampel berjumlah 53 orang, sehingga ada kemungkinan bias seleksi dan beberapa keterbatasan dalam generalisasi hasil.

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Teori  Dislipidemia  Peningkatan  sisa-sisa dari kilomikron peningkatan aktivitas (cholesterylester-transfer-protein) CETP Peningkatan kadar kolesterol total, LDL, trigliserida,Penurunan kadar HDL Antropometri &gt;lipolisis Penimbunan
Gambar 3.2. Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

11 Peningkatan atau kelainan profil berhubungan dengan proses pathogenesis dari PPHNA itu sendiri, distribusi lipid yang tidak seimbang seperti peningkatan kadar TG

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan resistensi insulin dan rasio profil lipid dengan menggunakan HOMA-IR pada penderita sindroma metabolik. Dilakukan pemeriksaan lingkar

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi data dasar tentang hubungan antara resistensi insulin (HOMA-IR) dengan rasio profil lipid pada penderita sindroma metabolik,

Pada penelitian di Jepang menyatakan resistensi insulin mempunyai hubungan yang signifikan dengan rasio lipid TG/HDL, TK/HDL, LDL/HDL pada sindroma metabolik namun

Pada penelitian kami tidak ditemukan hubungan antara resistensi insulin yang menggunakan HOMA-IR dengan lingkar pinggang, tekanan darah , kadar gula darah puasa, kadar

2015 Association between Lipid Ratio and Insulin Resistance in a Chinese Population : Serum Lipids Ratios and

Hubungan Resistensi Insulin Menggunakan HOMA IR dengan Rasio Profil Lipid pada Penderita Sindrom Metabolik.. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti

Dengan diketahuinya hubungan hormon tiroid dengan metabolisme lipid, adanya efek perubahan kadar lipid dalam darah pada penderita hipertiroid seperti efek