• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, INDEPENDENSI AUDITOR, DAN DUE PROFESSIONAL CARE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH AUDIT TENURE, INDEPENDENSI AUDITOR, DAN DUE PROFESSIONAL CARE"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH AUDIT TENURE, INDEPENDENSI AUDITOR, DAN DUE PROFESSIONAL CARE TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA

PERUSAHAAN PERBANKANYANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA(BEI)

TAHUN 2011-2013

OLEH :

Fari Rabbani 130503127

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul "Pengaruh Audit Tenure, Independensi Auditor, dan Due Professional Care Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2013." adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan / atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan / atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Peneliti,

NIM 130503127 Medan, 2018 Penulis

Fari Rabbani NIM : 130503127

(6)

ABSTRAK

PENGARUH AUDIT TENURE, INDEPENDENSI AUDITOR, DAN DUE PROFESSIONAL CARETERHADAP KUALITAS AUDIT PADA

PERUSAHAAN PERBANKANYANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA(BEI) TAHUN 2011-2013

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh audit tenure, independensi auditor, dan due professional care terhadap kualitas auditpada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan perbankan di indonesia yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2011-2013 dengan sampel penelitian sebesar 24 perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2011-2013. Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik dan uji wald.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) audit tenure berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap kualitas audit, (2) independensi auditor berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap kualitas audit, dan (3) due professional care berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit.

Kata kunci : Audit tenure, Independensi Auditor, Due Professional Care, Kualitas Audit, Perusahaan Perbankan.

(7)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF AUDIT TENURE, AUDITOR INDEPENDENCY, AND DUE PROFESSIONAL CARE ON AUDIT QUALITYIN BANKING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (ISE) 2011 – 2013

This research aims to analyze the Influence of audit tenure, auditor independency, and due professional care on audit quality inbanking companies listed in Indonesia Stock Exchange.

Population of this research were whole banking companies listed in Indonesia Stock Exchange during period of 2011-2013. Sample of this research were 24banking listed in Indonesia Stock Exchange during the period of 2011- 2013. This research used logistic regression analysis, and wald test.

The results of this research indicated that,(1) audit tenuredon't have significant positive effect on audit quality, (2) auditorIndependency don't have significant positive effect on audit quality, and (3) due professional care have significant positive effect on Audit Quality.

Key word : Audit Tenure, Auditor Independention, Due Professional Care, Audit Quality, Banking Companies.

(8)

KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul

“Pengaruh audit tenure, independensi auditor, dan due professional care terhadap kualitas audit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya telah banyak menerima doa, bimbingan, dorongan, semangat, nasihat, dan bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak terdekat saya. Saya mengucapkan terimakasih banyak terutama kepada orang tua saya Ayahanda Winata dan Ibunda Lina Latifa yang dengan kasih sayangnya senantiasa selalu mendoakan dan mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Turut pula saya ucapkan terimakasih kepada seluruh keluarga saya yaitu oma Tjik Guh, adik saya Abyan Hani, Alya Zafira, dan Fira Qanita atas dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini saya turut pula ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., CPA selaku Ketua Departemen/Program Studi S1 Akuntansi dan Bapak Drs. Syahrul Rambe, M.M., Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi/Program Studi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Erwin Abubakar, MBA., Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

(9)

4. Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak. selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs.

Chairul Nazwar, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembanding atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.

5. Terimakasih kepada Amalia Imasdinar Wiranti atas bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta teman-teman S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis angkatan 2013 lainnya yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis.

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, saya menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Saya berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Medan, 2018 Penulis

Fari Rabbani NIM : 130503127

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Batasan Masalah... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Uraian Teoritis ... 9

2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory) ... 9

2.2 Kualitas Audit ... 11

2.3 Audit Tenure ... 12

2.4 Independensi Auditor ... 14

2.5 Due Professional Care ... 15

2.6 Penelitian Terdahulu ... 17

2.7 Kerangka Konseptual ... 19

2.8 Hipotesis Penelitian ... 20

2.8.1 Audit Tenure ... 20

2.8.2 Independensi Auditor ... 22

2.8.3 Due Professional Care ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

3.3 Batasan Operasional ... 25

3.4 Definisi Operasional... 25

3.4.1 Kualitas Audit ... 25

3.4.2 Audit Tenure ... 26

3.4.3 Independensi Auditor ... 26

3.4.4 Due Professional Care ... 27

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

3.5.1 Populasi ... 28

3.5.2 Sampel ... 28

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 29

(11)

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 29

3.7.1 Kualitas Data ... 30

3.8 Teknik Analisis Data ... 30

3.8.1 Statistik Deskriptif ... 30

3.8.2 Uji Multikoloniearitas ... 31

3.8.3 Analisis Regresi Logistik ... 31

3.8.3.1 Menilai Model Regresi (Goodness of Fit) ... 32

3.8.3.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ... 33

3.8.4Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square) ... 34

3.8.5Uji Parsial (Wald Test) ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 35

4.2 Uji Multikolieanritas ... 36

4.3 Menguji Kecocokkan Model Regresi Logistik terhadap Data dengan -2log-likelihood dan Hosmer-Lemeshow ... 37

4.4 Koefisien Determinasi (Nagerlkerke's R Square) ... 39

4.5 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji Wald) ... 40

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

5.1 Kesimpulan ... 44

5.2 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 50

(12)

DAFTAR TABEL

No Tabel. Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 16

3.1 Definisi Operasional ... 27

4.1 Statistik Deskriptif Audit Tenure, Independensi Auditor, Due Professional Care, dan Kualitas Audit ... 35

4.2 Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi ... 36

4.3 Nilai -2 log likehood (-2 LL Awal) ... 37

4.4 Nilai -2 log likehood (-2 LL Akhir) ... 38

4.5 Uji Model Fit ... 38

4.6 Hosmer and Lemeshow Test ... 39

4.7 Nagelkerke's R Square (Koefisien Determinasi) ... 40

4.8 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial Wald ... 41

(13)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 18

(14)

Daftar Lampiran

No Lampiran Judul Halaman

1. Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Perbankan Tahun 2011-2013 ... 50 2. Nilai Variabel Terikat dan Bebas ... 54 3. Hasil Pengolahan Data ... 58

(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laporan Keuangan adalah sebuah instrumen penting yang harus ada pada setiap perusahaan. Laporan keuangan merupakan suatu tanggung jawab manajemen atas hasil operasional perusahaan dan laporan posisi keuangan perusahaan dilaporakan kepada stakeholder atau pemegang kepentingan. Laporan keuangan harus berkualitas dan andal karena harus mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Stakeholder menginginkan laporan keuangan yang terpercaya dan berkualitas. Untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas dibutuhkan peran seorang auditor sebagai pelaksana fungsi pemeriksaan. Laporan keuangan haruslah diperiksa oleh auditor yang berkompentensi dan independen.

Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan untuk tidak memasukan kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya. Independensi auditor merupakan landasan dalam profesi auditor. (Porter, et. al. (2008 : 82)) menyatakan “Generally there are 2 kind of auditor independency : independence in fact and independence in appearance”. Independence in fact menuntut auditor agar membentuk opini dalam laporan audit seolah – olah auditor itu pengamat profesional, tidak berat sebelah. Independence in appearance menuntut auditor untuk menghindari situasi yang dapat membuat orang lain mengira bahwa dia tidak mempertahankan pola pikiran yang adil.

(16)

“Financial audit report is expected can reduce information risk and can help in decision making”. Terjemahan : audit laporan keuangan diharapkan dapat mengurangi risiko informasi dan memperbaiki pengambilan keputusan (Al – Thuneibat, et. al. (2011 : 76)). Proses audit didesain untuk menentukan apakah gambaran yang dilaporkan dalam laporan keuangan menunjukkan hasil operasional perusahaan dan posisi keuangan yang sebenarnya dalam cara yang jujur.

Kualitas audit merupakan suatu hal penting karena hal itu menentukan bagaimana cara untuk mendeteksi suatu audit apakah mempunyai salah saji dan bagaimanakah audit yang telah dilakukan tersebut merefleksikan keadaan perusahaan yang sesungguhnya.

Kualitas audit akan berpengaruh pada laporan audit yang dikeluarkan oleh auditor. Terdapat lima kategori laporan audit menurut Mulyadi (2010 : 55) yaitu wajar tanpa pengecualian, wajar tanpa pengecualian dengan kalimat penjelasan atau modifikasi kalimat, wajar dengan pengecualian, tidak wajar, dan menolak memberikan pendapat. Masing-masing dari opini audit tersebut dikeluarkan dengan kondisi yang berbeda-beda. Auditor dituntut untuk menggunakan kompetensi dan independensinya semaksimal mungkin dalam melakukan proses audit agar menghasilkan laporan audit yang sesuai karena reputasi auditor juga ikut dipertaruhkan ketika opini ternyata tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sesungguhnya

Permasalahan pada perusahaan seperti Enron Corporation di Amerika Serikat tahun 2001 silam dikaitkan dengan kurangnya independensi dari auditor.

(17)

Kejadian di perusahaan Enron Corporation melibatkan KAP Arthur Andersen (AA) dimana karena KAP AA telah mengaudit perusahaan Enron selama 20 tahun berturut-turut membuat KAP AA tidak bersikap independen lagi terhadap klien nya tersebut dan membantu perusahaan Enron untuk memalsukan laporan keuanganya, sehingga hal ini semakin menyadarkan pentingnya independensi auditor dalam suatu KAP. Untuk menyebabkan hal ini tidak terjadi juga di Indonesia, dikeluarkanlah kebijakan baru tentang peraturan pengauditan di Indonesia, yaitu Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 17/PMK.01/2008 tentang

“Jasa Akuntan Publik” pasal 3 yang merupakan penyempurnaan atas Keputusan Menteri Keuangan No. 423/KMK.06/2002 dan No. 359/KMK.06/2003. Peraturan ini mewajibkan rotasi auditor partner setiap 3 tahun dan rotasi KAP setiap 6 tahun. Peraturan ini dimaksudkan untuk menimimalkan terjadinya skandal keuangan yang melibatkan auditor.

Kasus Enron diatas mengharuskan seluruh pihak masyarakat untuk menilai kembali bagaimana pentingnya kualitas audit dibutuhkan pada suatu audit. Audit tenure dan independensi auditor adalah salah satu faktor yang harus dipertimbangkan, dikarenakan semakin lamanya sebuah KAP ataupun auditor nya mengaudit sebuah perusahaan yang sama akan mengakibatkan semakin dekatnya hubungan antar kedua bela pihak dimana Al – Thuneibat, et. al (2011 : 83) berpendapat : “Long relations between auditor and their client have potential to create feeling between them, enough to disturb audtior independence and lessen the audit quality”. Terjemahan : bahwa hubungan yang lama antara auditor dan

(18)

kliennya berpotensi untuk menciptakan kedekatan antara mereka, cukup untuk menghalangi independensi auditor dan mengurangi kualitas audit.

Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal 3 yang merupakan penyempurnaan atas Keputusan Menteri Keuangan No. 423/KMK.06/2002 dan No. 359/KMK.06/2003 sangatlah perlu diterapkan untuk menjaga agar kasus seperti Enron tidak terjadi lagi.

Profesionalisme seorang auditor juga menjadi suatu permasalahan dalam audit, seperti pada kasus KAP Arthur Anderson dan Perusahaan Enron diatas.

Setelah adanya kasus tersebut, KAP Arthur Anderson tidak lagi dipercayai publik karena tidak profesional dalam melakukan audit laporan keuangan, dan lebih memilih untuk melakukan pemalsuan data, Karena dari itu juga spesialisasi dan profesionalisme auditor sangat berpengaruh terhadap kualitas audit.

“Independensi Auditor dapat diartikan sebagai sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain” (Mulyadi (2010 : 63)). Hal ini dimaksudkan agar pihak eksternal yang akan menggunakan laporan keuangan perusahaan memiliki keyakinan bahwa di dalam informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan telah sesuai dengan yang diatur oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum, sehingga lebih dapat menghindari unsure-unsur fraud atau hal-hal yang tidak diinginkan di dalam informasi keuangan yang disajikan di laporan keuangan. Kontribusi audit yaitu untuk memberikan akuntabilitas terhadap laporan keuangan yang disajikan suatu entitas.

(19)

Fenomena tentang kualitas audit yang harus dipertanyakan lagi juga terjadi pada perusahaan perbankan di Indonesia yaitu seperti pada kasus Bank Century di yang mengalami palit dan kerugian sehingga banyak nya terjadi kerugian dan menggohyahkan perekonomian di Indonesia, banyak uang masyarakat yang hilang dan tidak bisa diganti rugi dikarenakan habisnya stok uang pada Bank Century dan terlalu tingginya hutang pada Bank, sehingga Bank Indonesia sebagai kepala bank di indonesia tidak mampu menutupi seluruh ganti rugi yang harus dilakukan oleh Bank Century.

Kasus Bank Century juga tidak terlepas dari permasalahan audit dan kualitas audit pada Bank Century. Bank Century dinyatakan palit pada tahun audit 2008 setelah banyaknya ditemukan kasus keuangan yang tidak sesuai pada aslinya seperti banyaknya surat hutang yang menyebabkan kerugian pada Bank Century yang tidak disebutkan pada laporan keuangan, hal ini ditemukan oleh Bank Indonesia dan telah terjadi sejak tahun 2006, walaupun demikian, dari 2006 laporan audit yang diterbitkan oleh pihak Bank Century dalam laporan tahunanya selalu memiliki opini wajar tanpa pengecualian dan memiliki opini going concern, hal ini tentulah aneh dan menjadi pertanyaan mengapa walau hasil audit yang bagus tetapi pada 2008 Bank Century mengalami kepalitan dan berpengaruh signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Kualitas audit pada Bank Century menjadi suatu titik permasalahan mengapa auditor Bank Century tidak dapat melihat masalah ini sejak 2 tahun sebelumnya, sehingga kualitas audit yang baik sangatlah diperlukan dalam suatu audit agar kasus seperti ini tidak terjadi lagi.

(20)

Ukuran KAP juga menjadi salah satu faktor penting pada kualitas audit, pada kasus Bank Century, KAP yang mengaudit Bank Century adalah KAP Drs.

Heroe, Pramono dan rekan serta KAP RSM AAJ Associates yang mengaudit Bank Century pada 2008 menyatakan opini wajar tanpa pengecualian, dimana kedua KAP ini bukanlah merupakan KAP big 4, sehingga penelitian DeAngelo (1981 : 12) yang menyatakan“ Audit quality from big four is proven right because big four have much more resources for dealing with their client”, yaitu kualitas audit KAP big 4 terbukti benar bahwa KAP big 4 memiliki kualitas audit lebih tinggi dikarenakan KAP big 4 memiliki sumber daya yang lebih tinggi dalam menghadapi klien dan mereka lebih memberi hasil yang profesional sehingga kita dapat mengharapkan kualitas audit yang lebih tinggi.

Penelitian Kurniasih dan Rohman (2014 : 11) yang berjudul Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit, menunjukan bahwa Audit tenure berpengaruh signifikan negatif terhadap kualitas audit, hal ini berarti semakin lamanya KAP mengaudit perusahaan maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin buruk.

Dwimilten dan Riduwan (2015 : 12), pada penelitianya yang berjudul Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dengan variabel independensi auditor, menyatakan bahwa independensi auditor memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit, yaitu semakin tingginya independensi auditor akan mempengaruhi kualitas audit.

Cholifa (2015 : 11), pada penelitianya yang berjudul Pengaruh Due Proffesioanl Care, Akuntabilitas dan Time Budget Pressure terhadap Kualitas

(21)

Audit, menunjukan bahwa Due Professional Care berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit, dimana semakin tingginya professionalitas seorang auditor maka semakin tinggi hasil pemeriksaan auditnya.

Berdasarkan uraian latar belakang, fenomena kasus kualitas audit pada perusahaan perbankan dan masih sedikitnya penelitian kualitas audit pada perusahaan perbankan serta adanya research gap pada penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitiandengan judul “PENGARUH AUDIT TENURE, INDEPENDENSI AUDITOR , DAN DUE PROFESSIONAL CARE TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2011-2013”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. ApakahAudit Tenureberpengaruh terhadap Kualitas Audit?

2. Apakah Independensi Auditor berpengaruh terhadap Kualitas Audit?

3. Apakah Due Profesional Careberpengaruh terhadap Kualitas Audit?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris apakah:

1. Untuk mengetahui pengaruh Audit Tenureterhadap Kualitas Audit.

2. Untuk mengetahui pengaruh Independensi Auditorterhadap Kualitas Audit.

3. Untuk mengetahui pengaruh Due Profesional Careterhadap Kualitas Audit.

(22)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasandan ilmu pengetahuan di bidang akuntansi, khususnya bidang audit laporan keuangan.

2. Manfaat praktis a. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi manajemen perusahaan untuk digunakan sebagai referensi dalam meningkatkan kinerja perusahaan yang dapat dilihat dari laporan keuangan yang baik dan menunjukan prospek bagus bagi perusahaan di masa yang akan datang sehingga dapat menarik perhatian investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan.

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pengaruh Audit Tenure, Independensi Auditor, danDue Profesional Careterhadap kualitas audit.

d. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya untuk bahan masukan dalam menyempurnakan penelitian yang berkaitan dengan kualitas audit atau sejenis.

1.5 Batasan Masalah

Peneliti dalam penelitian ini hanya berfokus pada pengaruh Audit Tenure, Independensi Auditor,dan Due Profesional Careterhadap kualitas audit pada perusahaanperbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis

2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976 : 30) menjelaskan "Agency theory is a relation between agent and principal where agent have contract with principal where decision-making right is given to the agent”. Teori keagenan yaitu hubungan antara agen dan prinsipal dan ia menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu atau lebih prinsipal yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Shareholders atau prinsipal memberikan kebebasan pembuatan keputusan mengenai perusahaan kepada manajer atau agen.

Keagenan adalah sebuah hubungan yang timbul ketika pihak principal memberikan suatu tugas kepada pihak agen untuk melaksanakan suatu pekerjaan dan pihak agen memiliki wewenang penuh dalam pengambilan keputusan terhadap pekerjaan yang diberikan oleh pihak principal.

Teori agensi menyebutkan masalah keagenan yaitu agency problem yaitu dimana ketika pihak principal dan agen masing masing memiliki kepentingan yang ingin dipenuhi sehingga hal ini bisa menyebabkan konflik, maka dari itu dibutuhkanlah pihak ketiga untuk menjadi penengah, dimana pada contoh pihak principal yaitu stakeholder mempunyai kepentingan untuk mencari keuntungan bagi mereka dan pihak agen yaitu manajemen memiliki kepentingan untuk

(24)

keuntangan pada diri mereka sendiri, maka dibutuhkanlah pihak ketiga yaitu auditor sebagai penengah dalam melaporkan laporan keuangan pihak manajemen kepada pihak stakeholder.

Auditor dituntut untuk menjaga independensi dan memiliki kepentingan untuk mempertahankan atau meningkatkan jasa auditnya dengan memenuhi keinginan klien audit, terutama klien jangka panjang, sehingga hal ini dapat menjamin kelanjutan perikatan audit. Ketergantungan ekonomi dapat menjadi factor utama penyebab adanya insentif untuk bekerja sama dengan manajemen yang curang.Apabila penugasan auditor yang sekarang diperthankan dalamjangka waktu yang lama di masa depan, maka memungkinkan auditor tersebut menjadi merasa nyaman, sehingga obyektivitas audit akan terganggu.

Hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) menurut Jensen dan Meckling (1976 : 35) “Corporation is a set of contracts between the owner of economic resources (principal) and manager (agent) to manage the use and control of the resources“. Perusahaan merupakan kumpulan kontrak antara pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut. Perusahaan dalam memutuskan kebijakan dividen biasanya dapat memicu konflik yang menyebabkan pemisahan kepentingan antara principal dan agent karena memiliki keinginan dan motivasi yang berbeda. Principal (investor) biasanya menginginkan kinerja perusahaan yang efisien sehingga perusahaan dapat membagikan dividen dalam jumlah besar, sedangkan agent (manajer) biasanya akan menyimpan kas dan membelanjakannya untuk tujuan mereka sendiri. Perusahaan diharapkan

(25)

mampu membentuk tim tata kelola yang baik. Tata kelola yang baik akan memberikan dampak positif yaitu terpenuhinya masing masing kepentingan pihak.

2.2. Kualitas Audit

Kualitas merupakan komponen profesionalisme yang benar – benar harus dipertahankan oleh Akuntan Publik profesional. Independen disini berarti akuntan publik lebih mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan manajemen atau kepentingan auditor itu sendiri dalam membuat laporan auditan.

Kualitas audit dalam penelitian ini menggunakan teori keagenanan (agency theory), menurut Jensen dan Meckling (1976 : 40) "Organization is contractual link between principal and agent". Organisasi merupakan jaringan kontraktual antara prinsipal dan agen, dimana Proses ini melibatkan pendelegasian sebagian kewenangan pengambilan keputusan kepada agen. menurut Arifin (2005 : 44) menyatakan bahwa prinsipal merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama prinsipal, sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk menjalankan perusahaan dan melaporkan informasi keuangan perusahaan berupa laporan keuangan. Karena kepentingan kedua pihak tidak selalu sejalan, maka sering terjadi benturan kepentingan antara prinsipal dengan agen kondisi ini yang dikenal sebagai moral hazard dan menimbulkan asimetri informasi. (Ittonen, (2010 : 12)). menyatakan :

"Information asymetry can create a needs that makes an independent third party (Auditor) to check and give an assurance for financial statement for the

(26)

management". Terjemahan : Adanya asimetri informasi dapat menciptakan kebutuhan akan adanya pihak ketiga yang independen yaitu auditor untuk memeriksa dan memberikan assurance pada laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen.

De Angelo (1981 : 32) mendefinisikan kualitas audit sebagai "a probability or ability where auditor can detect and report a misstatement". yaitu kemungkinan atau kemampuan bahwa auditor akan mendeteksi dan melaporkan salah saji material. Proses pelaporan yang dilakukan oleh auditor tergantung kepada independensi auditor untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut. .

Menurut Jackson, et. al. (2008 : 20), "Audit quality consist from Actual Quality and Perceived Quality". Actual Quality merupakan tingkat dimana risiko dari pelaporan salah saji material dalam rekening keuangan berkurang. Perceived Quality adalah seberapa efektif pengguna laporan keuangan percaya bahwa auditor telah mengurangi salah saji material.

Meningkatkan kualitas dari pelaporan keuangan menambah nilai bagi laporan - laporan yang dijadikan alat bagi investor untuk memperkirakan nilai dari perdagangan saham. Peningkatan kualitas adalah sebuah fungsi tidak hanya deteksi auditor atas salah saji material, tetapi juga perilaku auditor terhadap deteksi ini, Menurut (Al – Thuneibat, et. al. (2011 : 40)) : "When auditor correct the misstatement, the audit quality will be higher, and when not, auditor still has not been able to make a clean audit report, preventing good audit quallity".

Terjemahan : Jika auditor memperbaiki salah saji material yang ditemukan, kualitas audit yang lebih tinggi dihasilkan, sementara itu kegagalan untuk

(27)

memperbaiki salah saji material dan belum mampu mengeluarkan laporan audit yang bersih, menghalangi peningkatan kualitas audit

2.3 Audit Tenure

Audit tenure adalah lamanya masa perikatan Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Di Indonesia, ketentuan mengenai audit tenure telah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 yaitu masa jabatan untuk KAP paling lama 5 tahun berturut – turut. Keputusan Menteri tersebut juga membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun berturut – turut untuk klien yang sama.

Pada tahun 2008, dikeluarkan peraturan terbaru yaitu Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 yaitu tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP paling lama 6 tahun berturut – turut dan untuk auditor paling lama 3 tahun berturut – turut. Keputusan ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kecurangan karena kedekatan antara auditor dengan klien. Hal ini juga memungkinkan auditor kehilangan independensinya. "Audit Tenure is number of years the auditor is retained by the firm". Masa penugasan auditor didefiniskan sebagai jumlah tahun auditor dipertahankan oleh perusahaan (Myers dan Omer, (2003 : 77)).

"Length of audit period with client is attributed with the independency itself". Lamanya masa perikatan satu auditor dengan klienya biasanya dikaitkan dengan independensi auditor itu sendiri. Al – Thuneibat, et. al. (2011 : 23) dalam

(28)

penelitiannya menyimpulkan bahwa hubungan yang lama antara auditor dan kliennya berpotensi untuk menciptakan kedekatan antara mereka, cukup untuk menghalangi independensi auditor dan mengurangi kualitas audit. Namun, Jackson, et. al (2008 : 44) memiliki pandangan yang berbeda Mereka menyimpulkan bahwa kualitas audit akan meningkat dengan adanya hubungan antara auditor dan klien. "Audit quality will increase with the relations between auditor and the client".

Dalam investigasi yang dilakukan oleh American Institute of Certified Accountants (AICPA) dalam Al – Thuneibat, et. al, 2011, ditemukan bahwa

"Audit failures found three times more in the first two years audit period than the following years". Kegagalan audit tiga kali lebih mungkin pada dua tahun pertama dari ikatan yang dibuat dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya. Penelitian tersebut melakukan survei terhadap 406 kasus kegagalan audit.

2.4 Independensi Auditor

Menurut Siti dan Ely (2010 : 20) auditor independen ialah orang yang bertanggung jawab atas audit laporan keuangan historis auditee-nya. Independen dimaksudkan sebagai sikap mental auditor yang memiliki integritas tinggi, obyektif pada permasalahan yang timbul dan tidak memihak pada kepentingan manapun.

Menurut Arens dan Loebbecke (2011 : 23) " Independency is an impartial perspective in audit report evaluation". Independensi adalah cara pandang yang tidak memihak didalam pelaksanaan evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Independensi auditor menjadi pengaruh besar dalam kualitas audit

(29)

karena auditor harus memiliki sikap mental independensi dalam penilaian untuk memastikan kualitas yang tinggi pada hasil audit yang akan di pakai oleh semua pihak.

2.5Due Professional Care

Menurut SA Seksi 230 dalam SPAP (2011), kecermatan dan keseksamaan menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut, serta berhati-hati dalam bertugas, tidak ceroboh dalam melakukan pemeriksaan dan memiliki keteguhan dalam melaksanakan tanggung jawab.

Due professional care, yang secara sederhana adalah sikap professionalisme suatu auditor dalam menghadapi dan mengaudit klienya.Kecermatan mencakup pertimbangan mengenai kelengkapan dokumentasi audit, kecukupan bukti audit, serta ketepatan laporan audit. Menurut (Arens dan Lobbecke (2011 : 66)) "As a professional, auditor can not act reckless or with bad intentions, but they will not always expected to be perfect". Terjemahan :Sebagai profesional, auditor tidak boleh bertindak ceroboh atau dengan niat buruk, tetapi mereka tidak juga diharapkan selalu sempurna" Untuk itu auditor dituntut untuk memiliki keyakinan yang memadai dalam mengevaluasi bukti audit. Professionalisme auditor dalam suatu KAP juga terlihat dari pengalaman KAP dan auditornya mengaudit suatu perusahaan industri tertentu dimana dengan lebih banyaknya informasi dan pengalaman maka untuk menghadapi suatu masalah maka akan bisa dihadapi dengan lebih mudah.

(30)

Due professional care juga dikaitkan dengan bagaimana seorang auditor memberikan pengalaman professionalnisme nya dalam menghadapai industri klien yang menjadi keahlian auditor tersebut. Dimana spesialisasi auditor menjadi salah satu cara yang dipakai auditor dalam meyakinkan klienya atas professionalisme nya, yaitu spesialisasi auditor yang memiliki pengertian sebagai gambaran tentang keahlian dari seorang auditor dalam audit di bidang tertentu.

Penelitian Panjaitan (2014 : 21) menyatakan bahwa spesialisasi auditor merupakan dari dimensi kualitas audit, sebab pengalaman dan pengetahuan auditor tentang industri merupakan salah satu elemen dari keahlian auditor.

Pentingnya pemahaman mengenai bisnis dan idustri dari klien serta pengetahuan tentang operasi perushaan sangat penting untuk dapat dilakukan audit yang memadai.

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Hasil Manual

Aruen (2016)

Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien, Ukuran KAP, Audit tenure, Dan Auditor SwitchingTerhada p Kualitas Audit Pada PerusahaanPerban kan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode

Independen : Ukuran Perusahaan Klien, Ukuran KAP, Audit tenure, dan Auditor Switching Dependen : Kualitas Audit

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan klien berpengaruh terhadap kualitas audit yang

diproksikan dengan ukuran perusahaan. Namun, ukuran KAP, audit tenure, dan auditor switching yang diukur dengan variabel dummy, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit

(31)

-2014 ukuran perusahaan.

Mhd. Fuadi Dalimunthe (2015)

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit tenure, Ukuran

Perusahaan dan Independensi Auditor terhadp Kualitas Audit pada Perusahaan Manufaktur yang terdapat di BEI

Independen : Auditor Industry Specialization, Audit tenure, Ukuran Perusahaan dan

Independensi Auditor Dependen : Kualitas Audit

Auditor Industry Specialization, Audit tenure, Ukuran Perusahaan dan Independensi Auditor berpengaruh secara

simultan terhadap Kualitas Audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013

Arum Ardianingsi h (2013)

Pengaruh Komite Audit, Lama Perikatan Audit, dan Audit Capacity Stress terhadap Kualitas Audit

Independen:

Komite Audit, Lama

Perikatan Audit, dan Audit Capacity Stress

Dependen:

Kualitas Audit

Komite audit, lama perikatan audit, dan audit capacity stress tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Maya Sartika (2015)

Pengaruh Audit tenure, Audit Switching, Audit Capacity Stress, Ukurang

Perusahaan dan Independensi Komite Audit terhadap kualitas audit (Studi empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013)

Independen : Audit tenure, Audit

Switching, Audit Capacity Stress,

Ukurang Perusahaan dan

Independensi Komite Audit Dependen : Kualitas Audit

Audit tenure, Audit

Switching, Audit Capacity Stress, Ukurang

Perusahaan dan Independensi Komite Audit tidak berpengaruh secara signifikan terhdap kualitas audit.

Al -

Thuneibat, Ibrahim Al Isa dan Ata Baker (2011)

Do Audit tenure and Firm Size Contribute to Audit Quality ?

Independen:

Audit tenuredan ukuran perusahaan audit Dependen:

Audit

tenuremempengaruhi kualitas audit secara negatif dan ukuran perusahaan audit tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap

(32)

Andrew B.

Jackson, Michael Moldrich, dan Peter Roebuck (2008)

Mandatory Audit Firm Rotation and Audit Quality

Independen:

Rotasi Kantor audit

Dependen:

Kualitas audit

Kualitas audit akan meningkat seiring adanya hubungan antar auditor–

klien jika menggunakan proksi kemungkinan penerbitan opini going concern, namun tidak berdampak jika menggunakan proksi tingkat diskresioner

2.7 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Keterangan Gambar 2.1:

Hubungan antara audit tenure (X1), independensi auditor (X2) dan due professional care (X3) dengan kualitas audit (Y) adalah dengan teori agensi.Teori agensi yaitu teori yang mengatakan hubungan antar pihak agent (manajer) yang diberi wewenang penuh oleh pihak principal (pemegang saham) untuk menjalankan suatu pekerjaan atau perusahaan. Agent dapat memilih dan menentukan auditor yang akan dipakai dengan melihat professionalitas, spesialisasi dan independensi dari seorang auditor, juga berapa lama perusahan

Kualitas Audit (Y) Audit Tenure

(X1)

Independensi Auditor (X2)

Due Professional Care (X3)

H1

H2

H3

(33)

akan memakai sebuah KAP dalam melakukan audit pada perusahaanya agar dapat mendapat kualitas audit yang lebih baik sehingga dapat memuaskan pihak principal dengan hasil audit yang dapat mencerminkan kinerja dari pihak agent.

2.8 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah dan masih harus dibuktikan kebenarannya. Menurut Purwanto dan Sulityastuti (2007),

“hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris”. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah :

2.8.1 Audit tenure

Manajer (agent) sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (principals). Ketimpangan informasi ini biasa disebut sebagai asymetri information. Baik pemilik maupun agen diasumsikan mempunyai rasionalisasi ekonomi dan semata-mata mementingkan kepentingannya sendiri. Agen mungkin takut mengungkapkan informasi yang tidak diharapkan oleh pemilik, sehingga terdapat kecenderungan untuk memanipulasi laporan keuangan tersebut. Berdasarkan asumsi tersebut, maka dibutuhkan pihak ketiga yang independen untuk menjembataninya, dalam hal ini adalah akuntan publik (auditor). Hal utama yang mendukung adanya hubungan

(34)

negative antara lamanya penugasan audit dengan kualitas audit yaitu erosi independensi yang mungkin mucul akibat tumbuhnya hubungan pribadi antara auditor dengan kliennya dan semakin lamanya penugasan audit, kapabilitas auditor untuk bersikap kritis akan berkurang karena auditor sudah terlalu familiar.

Penelitian Kurniasih dan Rohman (2014) yang berjudul Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit, menunjukan bahwa Audit tenure berpengaruh signifikan negatif terhadap kualitas audit, hal ini berarti semakin lamanya KAP mengaudit perusahaan maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin buruk.

Primadita (2011 : 19) Menyatakan bahwa kualitas audit akan meningkat seiring dengan bertambahnya tahun perikatan (tenure) audit. Hal ini dikarenakan auditor akan mendapatkan pengalaman lebih banyak dan menjadi lebih familiar dengan bisnis operasi kliennya serta isu-isu terkait.

Sedangkan penelitian Dalimunthe (2015 : 15) yang berjudul Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI, menunjukan bahwa audit tenure memiliki hubungan yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kualitas audit.

Sartika (2015 : 18), Penelitianya yang berjudul Pengaruh Audit Tenure, Audit Switching, Audit Capacity Stress, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Komite Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009 – 2013), menunjukan audit tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

(35)

Penelitian terdahulu menggambarkan bahwa audit tenure memiliki pengaruh negatif terhadap kualitas audit dikarenakan semakin lamanya hubungan auditor terhadap kliennya, maka semakin kuat juga keterikatan diantara mereka yang menyebabkan semakin berkurangnya independensi dan kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor.

Atas dasar paparan diatas, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

H1: Audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit

2.8.2 Independensi Auditor

Teori Keagenan menyatakan hubungan principal yaitu pemilik saham memberikan wewenang penuh kepada agen yaitu manajer dalam menjalankan usahanya. Auditor yang independen juga harus memiliki sikap independen dalam melakukan audit sehingga tidak terpengaruh oleh pihak principal maupun pihak agen.

Independensi auditor harus mencermikan kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, dan tidak tergantung pada orang lain. Dalam PSA No.04 (SA Seksi 220) terdapat 3 jenis independensi audit yaitu Independent in Appearance yaitu independensi yang dilihat dari penampilanya di struktur organisasi perusahaan, Independent in Fact yaitu independensi auditor yang dilihat dalam kenyataan menjalankan tugasnya dan Independent in Mind yaitu bagaimana seorang auditor memiliki sikap independen dalam pikiranya.

(36)

Dwimilten dan Riduwan (2015 : 12), pada penelitianya yang berjudul Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dengan variabel independensi auditor, menyatakan bahwa independensi auditor memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit, yaitu semakin tingginya independensi auditor akan mempengaruhi kualitas audit.

Penelitian Dalimunthe (2015 : 13) yang berjudul Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI, menunjukan bahwa independensi auditor memiliki hubungan yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kualitas audit.

Penelitian terdahulu menyatakan dengan adanya independensi yang tinggi dari auditor, maka kualitas audit itu sendiri akan tercermin dalam hasil audit.

Independensi auditor merupakan hal utama yang harus dimiliki oleh setiap auditor untuk meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor.

Atas dasar paparan diatas, maka hipotesis independensi auditor dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut :.

H2: Independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit

2.8.3Due Profesional Care

Agency Theorymempengaruhi wewenang yang dimiliki pihak agen dalam menjalankan usahanya. Agen yang mengetahui dan sadar terhadap industri apa yang ia jalankan memiliki kesempatan dalam memilih auditor apa yang akan mengaudit perusahaan mereka. Setiap auditor memiliki professionalisme dan

(37)

spesialisasi terhadap pengalaman yang ia miliki dalam mengaudit perusahaan dan klien yang memiliki industri dalam bidang tertentu, sehingga kualitas audit yang akan didapat memiliki nilai yang lebih tinggi.

Pengetahuan yang harus dimiliki oleh auditor tidak hanya pengetahuan mengenai pengauditan dan akuntansi, melainkan juga industry klien.Penelitian sebelumnya menemukan adanya hubungan positif antara auditor spesialis dengan kualitas audit.

Primadita (2011 : 12) menjelaskan bahwa manajer dan senior audit spesialis akan lebih baik dalam mendeteksi terjadinya kesalahan jika mereka diberikan tugas audit sesuai dengan spesialisasi mereka.

Cholifa (2015 : 11), pada penelitianya yang berjudul Pengaruh Due Proffesioanl Care, Akuntabilitas dan Time Budget Pressure terhadap Kualitas Audit, menunjukan bahwa Due Professional Care berpengaruh positif terhadap kualitas audit, dimana semakin tingginya professionalitas seorang auditor maka semakin tinggi hasil pemeriksaan auditnya.

Penelitian terdahulu menyatakan auditor yang memiliki professionalisme dan spesialisme dalam bidang industri tertentu yang dimiliki klien akan memiliki pengalaman yang lebih baik dalam menanggulangi resiko dan kesalahan yang ada khusus dalam industri tertentu, sehingga menghasilkan kualitas audit yang lebih baik.

Atas dasar paparan diatas, maka hipotesis Due Professional Care dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

H3: Due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan pendekatannya penelitian ini merupakan penelitian Kausal – Komparatif. Menurut Suryabrata (2012 : 84) penelitian kausal – komparatif adalah penelitian untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Ciri – ciri penelitian kausal komparatif yaitu bersifat ex post facto artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang menjadi permasalahan sudah berlangsung. Adanya dependent variables, pengujian data melalui kejadian di masa lampau untuk mencari sebab – sebab, saling hubungan, dan makna.

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Audit tenure, independensi auditor, dan due professional care terhadap kualitas audit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) tahun 2011-2013”. Penelitian ini termasuk penelitian Kausal – Komparatif, menggunakan jenis data berupa data sekunder atau data kuantitatif dengan sumber data dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh masing-masing perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses melalui situs www.idx.co.id. Periode

(39)

penelitian ini yakni tahun 2011-2013 dan waktu penelitian ini yakni tahun 2016- 2017.

3.3. Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.

b. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Variabel bebas (independent variable) yaitu audit tenure,independensi auditor dan due professional care

2. Variabel terikat (dependent variable) yaitu kualitas audit.

3.4 Definisi Operasional

Definisi Operasional pada penelitian kali ini adalah variabel dependen yaitu kualitas audit dan variabel independen yaitu audit tenure, independensi auditor, dan due professional care.

3.4.1 Kualitas Audit

Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus tidaknya suatu pemeriksaan yang telah dilakukan oleh auditor. Pada penelitian ini kualitas audit diukur melalui proksi ukuran KAP. Semakin besar ukuran KAP maka kualitas audit yang dihasilkan semakin tinggi. Untuk mengukur kualitas audit, peneliti menggunakan variabel dummy. Variabel dummy dalam penelitian untuk menentukan kualitas

(40)

audit ini adalah KAP Big Four dan non Big Four, auditor yang termasuk dalam KAP Big Fourdan rekan diberi lambang 1 dan yang non Big Four diberi lambang 0. KAP Big 4ini yaitu KAP Price Waterhouse Coopersyang bekerjasama dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan, KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerjasama dengan KAP Siddharta dan Widjaja dan rekan, KAP Ernst and Young, yang bekerjasama dengan KAP Purwantono, Sarwoko dan Sandjaj, dan rekan, dan KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerjasama dengan KAP Osman Bing Satrio dan rekan.

3.4.2Audit tenure

Audit tenure adalah lamanya masa perikatan Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Audit tenure diukur dengan skala interval lamanya hubungan kerja sama antara auditor dan klien.

Pengukuran audit tenure mengacu pada penelitian Kurniasih dan Rohman (2014 : 10) dimana audit tenure dihitung dengan jumlah tahun auditor melakukan perikatan dengan perusahaan yang sama, tahun periode perikatan pertama dimulai dengan angka 1 dan ditambah angka 1 untuk tahun berikutnya.

3.4.3 Independensi Auditor

“Independensi dapat diartikan sebagai sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain”.(Mulyadi (2010 : 72)). Dalam jurnal Guna dan Arleen (2010 : 54), dimana independensi auditor melalui proksi lama penugasan audit diukur menggunakan

(41)

skala nominal dengan variabel dummy. Angka 1 digunakan untuk mewakili perusahaan yang menggunakan auditor yang sama dalam 3 tahun, yang berarti tidak memiliki sikap independen, sedangkan angka 0 digunakan untuk perusahaan yang mengganti auditornya dalam waktu kurang dari 3 tahun yang berarti memiliki sikap independen

3.4.4Due Professional Care

Due Professional care berarti bahwa auditor secara profesional yang bertanggung jawab melaksanakan tugasnya dengan tekun dan seksama, dan memiliki spesialisasi dalam audit bidang tertentu. Pengukuran due professional care mengikuti penelitian Panjaitan (2014 : 12) dimana due professional care akan menggunakan variabel dummy dilihat jika perusahaan menggunakan KAP yang memiliki spesialisasi dan profesionalisme di bidang industri perbankan maka nilai = 1, Jika tidak = 0

Tabel 3.1

Tabel Definisi Operasional Nama

Variabel

Definisi Operasional Pengukuran Skala Kualitas Audit

(Y)

Jika Perusahaan diaudit oleh KAP Big 4 = 1, dan jika diaudit oleh KAP non-Big-4 = 0

Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)

Nominal

Audit tenure (X1)

Jumlah tahun auditor melakukan perikatan dengan perusahaan yang sama, tahun periode perikatan pertama dimulai dengan angka 1 dan ditambah angka 1

Lamanya hubungan kerja sama antara perusahaan dan KAP

Interval

(42)

Independensi Auditor (X2)

Perusahaan yang menggunakan auditor yang sama dalam waktu 3 tahun maka diberi angka = 1, jika perusahaan mengganti auditornya selama waktu kurang dari 3 tahun = 0

Lamanya penugasan auditor pada suatu perusahaan

Nominal

Due Professional

Care (X3)

Pengukuran akan menggunakan variabel dummy dilihat jika perusahaan

menggunakan KAP

yang memiliki

spesialisasi dan profesionalisme di bidang industri perbankan maka nilai = 1, Jika tidak = 0

Penggunaan jasa KAP yang memiliki

spesialisasi dan profesionalisme di bidang industri perbankan

Nominal

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi

“Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian” (Erlina, (2011 : 78)). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013 yang berjumlah 43 perusahaan.

3.5.2 Sampel

“Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi” (Erlina, (2011 : 80)). Teknik pengambilan sampel dalam

(43)

dengan suatu kriteria tertentu. Adapun kriteria sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013 2. Perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum tahun 2010.

3.Perusahaan perbankan yang memiliki laporan audit dan laporan tahunan dan melaporkan laporan audit dan laporan tahunanyasecara lengkapdi Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2011-2013.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber publikasi baik media cetak maupun elektronik. Data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan dan laporan audit masing-masing perusahaan perbankan periode 2011-2013 yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses melalui situs www.idx.co.id dan www.sahamok.com.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka dan dokumentasi. Metode studi pustaka dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku, artikel, jurnal, penellitian, dan sumber tertulis lainnya mengenai penelitian ini. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengolah data sekunder berupa laporan keuangan

(44)

dan laporan audit perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.

3.7.1 Kualitas Data

Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan audit tahunan yang diterbitkan setiap perusahaan perbankan setiap tahun untuk periode 2011-2013, dan di posting ke Bursa Efek Indonesia (BEI) yang di akses melalui situs www.idx.co.id, sehingga data yang didapat memiliki tingkat kepercayaan dan keaslian yang tinggi dan dapat dibuktikan.

3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Statistik Deskriptif

Menurut Wahyono (2008 : 99) “Kegiatan statistik deskriptif meliputi pengumpulan data, pengelompokan data, penentuan nilai dan fungsi statistik”.

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum, sehingga secara kontekstual dapat lebih mudah dimengerti oleh pembaca. Mean digunakan untuk melihat kecendrungan data lebih banyak mendekati nilai maksimum atau minimum, sedangkan standar deviasi digunakan untuk melihat keberagaman data, semakin tinggi standar deviasi maka semakin tinggi keberagaman data.

3.8.2 Uji Multikoloniearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel independen ditemukan adanya korelasi. “Model regresi

(45)

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variable bebas memiliki nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol” (Erlina, 2011 : 104).

Menurut Ghozali (2013 : 140), gejala multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independen lebih besar dari 0,90, jika dibawah nilai tersebut, maka data lepas dari gejala multikoliniearitas. Analisis regresi logistik menggunakan matriks korelasi.

3.8.3 Analisis Regresi Logistik

Menurut Situmorang dan Lutfi (2011 : 45) “regresi logistik ialah bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel dependen (respon) merupakan variabel dikotomi”. Regresi logistic digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Hasil Analisis Regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression), yaitu untuk melihat pengaruh Audit tenure, Independensi Auditor, dan Due Professional Care terhadap kualitas Audit pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Persamaan Model Regresi yang digunakan adalah sebagai berikut : K.Audit = a + 𝛃1AT + 𝛃2IA + 𝛃3DP + e

(46)

Keterangan :

K.Audit :Kualitas Audit (diproksikan dengan ukuran KAP dan menggunakan variabel dummy , 1 untuk perusahaan yang diaudit Big Four dan 0 untuk yang non-Big Four).

a : Konstanta

β1,β2,β3 : Koefisien regresi AT : Audit tenure

IA : Independensi Auditor DP : Due Professional Care e : Standar error

3.8.3.1 Menilai Model Regresi (Goodness Of Fit)

Logistic Regression adalah model regresi yang telah mengalami modifikasi, sehingga karakteristiknya sudah tidak lagi sama dengan regresi sederhana atau berganda. Dalam menilai model regresi logistik dapat dilihat dari pengujian Hosmer and lemeshow’s goodness of fit. Pengujian ini dilakukan untuk menilai model yang dihipotesiskan agar data cocok atau sesuai dengan model.

Jika nilai statistik Hosmer and lemeshow’s goodness of fit test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis Ha ditolak. Sedangkan jika nilainya lebih besar dari 0,05, maka hipotesis H0 tidak dapat ditolak, artinya model mampu memprediksi nilai observasinya atau cocok dengan data.

Ho : Model yang dihipotesiskan data layak

(47)

Ha : Model yang dihipotesiskan data tidak layak

3.8.3.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Penilaian keseluruhan model dilakukan untuk menentukan apakah model regresi layak atau tidak. Hal ini dilihat dari nilai awal -2 log likehood akan mengalami penurunan hingga pada nilai akhir -2 log likehood, jika mengalami penurunan maka keseluruhan model regresi layak untuk digunakan.

Untuk menilai keseluruhan model (overall model fit) ditunjukkan dengan Log Likelihood Value (nilai -2 Log Likelihood Value), yaitu dengan cara membandingkan antara nilai -2 Log Likelihood Value pada awal (block number = 0), dimana model hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2 Log Likelihood Value pada saat block number = 1, dimana model memasukkan konstanta dan variabel bebas. Apabila nilai -2 Log Likelihood Value block number = 0 lebih besar dari nilai -2 Log Likelihood Value block number = 1, maka menunjukkan model regresi yang baik. Sehingga penurunan Log Likelihood menunjukkan model regresi semakin baik.

3.8.4 Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square)

Koefisien determinasi Nagelkerke's R2 digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruh nilai (audit tenure) X1, (independensi auditor) X2, dan (due professional care) X3, terhadap (kualitas audit) Y. Pengaruh yang dihasilkan tidak akan menunjukan 100% karena pasti ada hal lain yang mempengaruhi Y, sehingga kita hanya menentukan berapa besar pengaruh tiap variabel.

(48)

Menurut Ghozali (2013 : 65), “Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness fit dari model regresi. Koefisien determinasi (R2)pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen”. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan sampai dengan satu.

Nilai adjustedR2yang mendekati satu berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.8.5 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Wald Test)

Menurut Ghozali (2013 : 170), “Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variable independen terhadap variable dependen”.

Pada regresi logistik, uji signifikansi pengaruh parsial dapat diuji dengan uji Wald. Dalam uji Wald, statistik yang diuji adalah statistik Wald (Wald statistic). Nilai statistik dari uji Wald berdistribusi chi-kuadrat. Statistik Wald digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi setiap koefisien secara statistik.

(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi berdasarkan variabel audit tenure, independensi auditor, due professional care, kualitas audit. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut.

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Audit tenure, Independensi Auditor, Due professional care, dan Kualitas Audit

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Kualitas Audit (Y) 72 .00 1.00 .7639 .42767

Audit tenure (X1) 72 1.00 3.00 1.8611 .81024

Independensi Auditor (X2)

72 .00 1.00 .2639 .44383

Due professional care (X3)

72 .00 1.00 .9167 .27832

Valid N (listwise) 72

Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai minimum dari kualitas audit adalah 0 dan nilai maksimum 1. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari kualitas

(50)

maksimum 3. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari audit tenure adalah 1,8611 dan 0,81024. Nilai minimum independensi auditor adalah 0 dan nilai maksimum 1. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari independensi auditor adalah 0,2639 dan 0,44384. Nilai minimum due professional care adalah 0 dan nilai maksimum 1. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari due professional care adalah 0,9167 dan 0,27832.

4.2 Uji Multikolinearitas

Regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat antara variabel bebasnya. Multikolinearitas merupakan situasi adanya korelasi antar variabel-variabel independen yang satu dengan yang lainnya. Dalam penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Hasil uji gejala multikolinearitas disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi X1 X2 X3 X1 1.000 -.696 -.019 X2 -.696 1.000 .396 X3 -.019 .396 1.000

Gejala multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independen lebih besar dari 0,90 (Ghozali, 2013 : 140). Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa lolos dari uji gejala multikolinieritas.

(51)

4.3 Menguji Kecocokkan Model Regresi Logistik terhadap Data dengan - 2log-likelihood dan Hosmer-Lemeshow

Dalam regresi logisitik, hasil selisih statistik -2log-likelihood antara model regresi logistik yang menggunakan satu set variabel bebas dan model yang lebih sederhana (simpler model) dapat digunakan untuk mengetahui apakah model regresi logistik yang menggunakan satu set variabel bebas lebih baik dalam hal mencocokkan atau menyesuaikan data dibandingkan model regresi logistik yang sederhana. Jika statistik -2log-likelihood pada model regresi logistik yang menggunakan satu set variabel bebas lebih kecil dibandingkan model yang lebih sederhana, maka model regresi logistik yang menggunakan satu set variabel bebas lebih baik dalam hal mencocokkan data dibandingkan model yang lebih sederhana tersebut.

Tabel 4.3

Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Awal) Iteration Historya,b,c

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients Constant

Step 0 1 78.890 1.056

2 78.704 1.171

3 78.704 1.174

4 78.704 1.174

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

bahwa sah-sah saja dikarenakan boleh jadi secara umum dalam perkara ibadah atau mu‘amalah yang lain pendapatnya sama dengan pendapat ulama yang bermazhab Syafi‘i

Peningkatan pemahaman masyarakat dan calon mahasiswa terhadap Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) di Samarinda adalah

Keempat wujud dari keberlakuan hukum tersebut begitu relevan dengan sifat-sifat hakiki dari Pancasila yang secara kodrat menempatkan manusia sebagai makhluk Tuhan yang satu

Pada penelitian Subardiah (2009), disebutkan bahwa responden dengan pengalaman dirawat menunjukkan tidak adanya perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol,

Sistem tambat yang terdapat pada FSO Ladinda saat ini yaitu SPOLS (Single Point Offshore Loading System) seperti Gambar 1.2 yang menggunakan sistem tambat

Objek wisata Pantai Barat mulai dari Natal sampai ke Muara Batang Gadis. mempunyai pantai yang sangat panjang dan sangat landai serta berpasir

Menurut Dumanauw (1990), dalam rangka memelihara dan memanfaatkan hutan alam produksi secara optimal dan lestari, maka pemilihan sistem silvikultur yang akan diterapkan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa jumlah responden sebanyak 60 responden sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan tentang seksualitas selama kehamilan