Dodik Ariyanto, Faculty of Economics and Business, Udayana University, Bali-Indonesia
Managing Editor
I G.A Eka Damayanthi, Faculty of Economics and Business, Udayana University, Bali-Indonesia Ayu Aryista Dewi, Faculty of Economics and Business, Udayana University, Bali-Indonesia
Editorial Board
I G. A.M Asri Dwija Putri, Faculty of Economics and Business, Udayana University, Bali-Indonesia Ni Putu Sri Harta Mimba, Faculty of Economics and Business, Udayana University, Bali-Indonesia
Dewa Gede Wirama, Faculty of Economics and Business, Udayana University, Bali-Indonesia
E-Journal Akuntansi [e-ISSN 2302-8556] is an electronic scientific journal published online once a month. E-Journal Akuntansi aims to improve the quality of science and channel the interest of sharing and dissemination of knowledge for scholars, students, practitioners, and the observer of science in accounting. E-Journal Akuntansi accept the results of studies and research articles In the field of financial accounting, auditing, management accounting, government accounting, accounting information systems, taxation, behavioral accounting, bank accounting and rural credit institutions which have not been published in other media.
Vol.26, No.3, Maret 2019 Published: 2019-03-11 Artikel
Skeptisme Profesional Memoderasi Pengaruh Audit Training Pada Kemampuan Deteksi Kecurangan
Cok Istri Mirah Pradnya Ningrat Pemayun, A.A. Ngurah Bagus Dwirandra 1689 - 1716 Pengaruh Intellectual Capital Pada Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening
Ni Made Ayu Dwi Fitriasari, Maria Mediatrix Ratna Sari 1717 - 1740 Pengaruh Tax Amnesty dan Kondisi Keuangan pada Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Putu Vio Narakusuma Ardayani, I Ketut Jati 1741 - 1768
Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Laba LPD di Kota Denpasar Tahun 2014-2017
Aditya Pratama Putra, I G.A.M. Asri Dwija Putri 1769 - 1795 Pengaruh Pemberian Employee Stock Option Plan (ESOP) pada Kinerja Perusahaan dan Implikasinya Terhadap Nilai Perusahaan
Ni Wayan Dea Dharmala, Ni Gusti Putu Wirawati 1796 - 1825 Pengaruh Kecukupan Modal dan Penyaluran Kredit Pada Profitabilitas Dengan Risiko Kredit Sebagai Pemoderasi
Sinta Arya Udayani, I Gde Ary Wirajaya 1826 - 1853
Pengaruh Tingkat Utang, Ukuran Perusahaan dan Kepemilikan Manajerial pada Persistensi Laba
Ni Nyoman Dita Arisandi, Ida Bagus Putra Astika 1845 - 1884 Pengaruh Tarif Pajak, Pemahaman Perpajakan, dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM
Luh Putu Gita Cahyani, Naniek Noviari 1885 - 1911
Penerapan Balanced Scorecard Pada Pengukuran Kinerja PT. Blue Bird Tbk.
Noviana Hermanus Djo, Ida Bagus Dharmadiaksa 1912 - 1937 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Manajerial, dan Kinerja Keuangan Pada Manajemen Laba
Ni Ketut Riska Astari, I.D.G Dharma Suputra 1938 - 1968
Pengaruh Budaya Organisasi Pada Hubungan Antara Penerapan Good Government Governance dan Kinerja Pegawai
Anak Agung Ngurah Mahaputra Bismantara, Made Gede Wirakusuma 1969 - 1991 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Koneksi Politik dan Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Pada Tax Avoidance
Pande Putu Biantari Darmayanti, Ni Ketut Lely Aryani Merkusiawati 1992 - 2019 Profitabilitas, Leverage, dan Komite Audit Pada Tax Avoidance
Putu Novia Hapsari Ardianti 2020 - 2040
Pengaruh Board Diversity Pada Nilai Perusahaan Dalam Perspektif Corporate Governance
Ni Luh Putu Purna Yogiswari, I Dewa Nyoman Badera 2070 - 2097 Pengaruh Audit Tenure dan Auditor Switching Pada Audit Delay Dengan Financial Distress Sebagai Variabel Pemoderasi
Luh Putu Yanti Pradnyaniti, I Made Sadha Suardikha 2098 - 2122 Pengaruh Partisipasi Penganggaran dan Penekanan Anggaran Pada Senjangan Anggaran Dengan Locus of Control Sebagai Pemoderasi
Ni Luh Ayounik Mahasabha, Ni Made Dwi Ratnadi 2123 - 2154
Pengaruh Kompetensi SDM, Moralitas dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan Fraud Dalam Pengelolaan Keuangan Desa
Putu Santi Putri Laksmi, I Ketut Sujana 2155 - 2182
Pengaruh Kinerja Lingkungan pada Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi
I Made Edi Wijaya Kusuma, Luh Gede Krisna Dewi 2183 - 2209 Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan dan Tax Amnesty Pada Kepatuhan WPOP Dengan Preferensi Risiko Sebagai Pemoderasi
I Gusti Ayu Putu Erviana Dewi, Ni Putu Sri Harta Mimba 2210 - 2239 Pengaruh Pengalaman Auditor dan Independensi Pada Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi
Delsi Nia Sarca, Ni Ketut Rasmini 2240 - 2267
Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Pemilik pada Kinerja UMKM di Kabupaten Gianyar
Ni Luh Laras Witrisanti Bayu, I Made Sukartha 2268 - 2292
Analisis Determinan Underpricing Saham di Bursa Efek Indonesia
I Gusti Ngurah Adhi Partama, Gayatri Gayatri 2293 - 2323
Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusaaan Pada Nilai Perusahaan
Kevin Hestia Gigih Anugerah, I Ketut Suryanawa 2324 - 2352 Kebijakan Deviden, Perputaran Persediaan Dan Perputaran Modal Kerja, Kebijakan Hutang dan Set Kesempatan Investasi
Putu Purnama Dewi, Helfrida Lila Man 2353 - 2374
Pemoderasi Pengaruh Kompetensi Aparatur Desa Dan Sistem Pengendalian Internal Pada Pencegahan Fraud
Luh Ayu Marsita Dewi, I Gusti Ayu Eka Damayanthi 2375 - 2395 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaa Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2016
I Made Adi Gunawan, Endar Pituringsih, Erna Widiastuty 2396 - 2423 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan Otomotif Di Bursa Efek Indonesia
I Gusti Ayu Agung Mirah Sanjiwani, Ketut Alit Suardana 2424 - 2452
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Pada Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan CSR Sebagai Variabel Pemoderasi
Tebuana Agung Putra, Ketut Muliartha RM 2453 - 2478
Pengaruh Pergantian CEO Pada Profitabilitas dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Pemoderasi
Ni Putu Eka Kartika Putri, I Wayan Ramantha 2479 - 2503
sebanyak 30-35 halaman termasuk referensi JUDUL (maksimal 15 kata menggunakan huruf besar)
Nama Penulis 1 Nama Penulis 2
1Identitas Institusi, Provinsi, Negara alamat e-mail lengkap Penulis 1
2Identitas Institusi, Provinsi, Negara
ABSTRAK
Judul Artikel. Abstrak bahasa Indonesia ( ≈ 75-150 kata). Abstrak sebaiknya terdiri dari latar belakang masalah (satu kalimat, boleh tidak ada), tujuan penelitian, metode penelitian ringkas, hasil utama temuan termasuk fakta-fakta baru, simpulan utama, dan keberartiannya atau implikasi.
Kata kunci: kata kunci dipisah dengan titik koma; (setidaknya ada 3-5 kata kunci)
PENDAHULUAN (tidak boleh ada sub bab atau penomoran)
Pendahuluan intinya berisi uraian masalah atau alasan penelitian atau pernyataan logis yang mengarah ke hipotesis atau tema pokok. Bagian Pendahuluan seharusnya terdiri dari:
• Alenia pertama ditulis rata kiri, margin atas 4 cm, kiri 4 cm, bawah 3 cm, kanan 3cm, spasi double.
• Latar belakang umum penelitian (tips: usahakan maksimum satu paragraf);
• State of the art atau kajian singkat literatur penelitian lainnya (sebelumnya) yang mirip untuk menjustifikasi kebaruan / novelty penelitian dalam artikel ini (tips: satu hingga dua paragraf);
• Pustaka acuan di bagian state of the art penelitian sebelumnya harus mutakhir, relevan, dan asli (pustaka primer) ulasan pustaka tidak terlalu ekstensif;
• Gap analysis atau pernyataan kesenjangan atau kebaruan atau novelty berdasarkan state of the art (pernyataan kesenjangan sebaiknya mengandung dua unsur, yaitu dari sisi penting tidaknya riset dan apa keunikan atau kebaruan riset ini dibanding riset2 sebelumnya);
• Hipotesis (kalau ada) dinyatakan tidak selalu tersurat dan tidak perlu dalam bentuk kalimat tanya.
Proporsi Pendahuluan 15-20% dari total panjang artikel.
METODE PENELITIAN (tidak boleh ada sub bab atau penomoran)
Setiap langkah dinyatakan, termasuk jumlah ulangan, semua teknik/prosedur dinyatakan (sebut nama jika bakuan, atau uraian jika prosedur baru atau dimodifikasi), hindari bentuk kalimat perintah dalam menguraikan prosedur; kurang baik jika menuliskan
“Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif…” atau…..
Tuliskan secara lengkap lokasi penelitian, jumlah responden, cara mengolah hasil pengamatan
atau wawancara atau kuesioner, cara mengukur tolok ukur kinerja; metode yang sudah umum tidak perlu dituliskan secara detil, tetapi cukup merujuk ke buku acuan.
Proporsi Metode 15-20% dari total panjang artikel.
HASIL DAN PEMBAHASAN (tidak boleh ada sub bab atau penomoran)
Hasil disajikan secara bersistem dapat dilihat di „tujuan penelitian’ atau „hipotesis‟ dan harus didukung oleh olahan data dan ilustrasi yang baik. Narasi angka dalam tabel atau ilustrasi tidak diperlukan; setiap gambar dan tabel harus diacu di dalam teks begitu juga sebaliknya; pada pengacuan gambar atau tabel, jangan menggunakan kata-kata lokasi “di atas” atau “di bawah”, contoh hindari/tidak boleh: “Berdasarkan Gambar 1 di atas….”,
“… disajikan di Tabel 3 berikut ini: …”; Pastikan memeriksa hal-hal berikut dalam hasil dan pembahasan:
1. tercerminkah kecendekiaan penulis? 2. logiskah argumentasi penulis?, 3. bagaimana penulis mengaitkan dengan pendapat atau hasil penelitian lain?, 4. bagaimana mengaitkan antara hasil yang diperoleh dan konsep dasar dan atau hipotesis?, 5. adakah implikasi hasil penelitian baik teoretis maupun penerapan?, bermanfaatkah tafsiran penulis?, 6. adakah keterbatasan temuan?, 7. adakah spekulasi yang berlebihan?
Tabel 1.
Analisis Data
Nomor Informan Keterangan
1. Bapak Hamid Kepala desa
2. Ibu Siti Sekretaris desa
3. Bapak Robi Camat
Sumber: dijelaskan, tahun
Gambar 1. Judul Gambar
Perhatikan: Tabel tidak ada garis vertikal untuk table dengan jarak 1 (satu) spasi dengan ukuran 10.
Judul gambar diletakkan di bawah, tengah. Sumber gambar diletakkan di bawah rata kiri dengan jarak 1 (satu) spasi dengan ukuran 10
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan tabel dan gambar (peta dan grafik), yaitu:
• Tabel diberi nomor urut dengan angka Arab (menunjukkan nomor urut tabel) Contoh:
Tabel
2. (merupakan tabel ke dua)
• Tabel diberi judul di atas tabel dengan jarak 1 (satu) spasi. Jarak antara judul tabel dengan tabel 1 (satu) spasi.
• Sedapat mungkin tabel disajikan dalam satu halaman yang sama. Apabila table lebih dari 1 halaman dan terpaksa harus diputus, maka dapat dilanjutkan dengan halaman berikutnya namun diberi keterangan lanjutan dan diberi judul tabel, dan judul kolom (kepala tabel).
• Penulisan data dengan angka desimal menggunakan tanda koma (,)
• Gambar diberi nomor urut dengan angka Arab (menunjukkan nomor urut gambar).
Contoh: Gambar 2. (merupakan gambar ke dua)
Proporsi Hasil Dan Pembahasan 40-60% dari total panjang artikel.
SIMPULAN (tidak boleh ada sub bab atau penomoran)
Simpulan memuat simpulan penelitian, saran dan atau implikasi penelitian; jangan membahas lagi HASIL di bagian kesimpulan; biasanya dituliskan dalam satu paragraf, hindari daftar simpulan dalam bentuk bullet/angka.
Tuliskan Saran dalam satu paragraf setelah paragraf berisi Simpulan, tetapi masih dalam satu sub-bab di Simpulan. Judul sub bab Simpulan tidak boleh “Simpulan dan Saran” atau tidak boleh “Penutup”, tetapi cukup “Simpulan”.
Author disarankan menggunakan aplikasi pengutipan ( ) yang sudah kami sediakan di halaman website.
Referensi menggunakan style American Psychological Association 6th Edition sebagai pedoman penulisan daftar referensi.
REFERENSI
Chabrak, N., & Craig, R. (2013). Student Imaginings, Cognitive Dissonance and Critical Thinking. Critical Perspectives on Accounting, 24(2), 91–104.
https://doi.org/10.1016/j.cpa.2011.07.008
Cyan, M. R., Koumpias, A. M., & Martinez-vazquez, J. (2016). The determinants of tax morale in Pakistan. Journal of Asian Economics, 47, 23–34.
https://doi.org/10.1016/j.asieco.2016.09.002
Kusdewanti, A. I., Setiawan, A. R., Kamayanti, A., & Mulawarman, A. D. (2014). Akuntansi Bantengan: Perlawanan Akuntansi Indonesia Melalui Metafora Bantengan dan Topeng Malang. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 5(1), 149–169.
Lehman, G. (2014). Moral Will, Accounting and the Phronemos. Critical Perspectives on Accounting, 25(3), 210–216. https://doi.org/10.1016/j.cpa.2013.10.004
Mulawarman, A. D. (2007). Melampaui Pilihan Keberpihakan: Pada UMKM atau Ekonomi Rakyat. In Seminar Regional Tinjauan Kritis Rancangan Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Triyuwono, I. (2003). Kearifan Lokal: Internalisasi “Sang Lain” dalam Dekonstruksi Pengukuran Kinerja Manajemen. In I. Triyuwono & A. E. Yustika (Eds.), Emansipasi Nilai Lokal Ekonomi dan Bisnis Pascasentralisasi Pembangunan (pp. 155–173). Malang:
Bayumedia.
Triyuwono, I. (2012). Akuntansi Syariah: Perspektif, Metodologi dan Teori (2nd ed.). Jakarta:
Rajawali Pers.
Jumlah referensi tidak perlu banyak yang penting adalah mutu pustaka acuan (primer, mutakhir, relevan), Daftar Rujukan minimal 80% berupa pustaka terbitan 10 tahun terakhir.
Unsur-unsur penulisan referensi harus lengkap, meliputi:
JURNAL :nama penulis, tahun, judul artikel, nama jurnal, volume, nomor, halaman awal- halaman akhir (untuk jurnal),
BUKU: nama penulis, tahun terbit, judul buku, nama penerbit, kota terbit (untuk buku), dan lain- lain.
Vol.26.3.Maret (2019): 1769 - 1795 DOI: https://doi.org/10.24843/EJA.2019.v26.i03.p04
1769 Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Laba LPD di Kota
Denpasar Tahun 2014-2017
I Gede Aditya Pratama Putra1 I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri2
1,2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris dari pengaruh tingkat perputaran kas, tingkat pertumbuhan kredit, tingkat pertumbuhan tabungan, tingkat pertumbuhan biaya tenaga kerja pada pertumbuhan laba. Penelitian ini dilakukan di LPD Kota Denpasar dengan jumlah sampel yang digunakan 34 LPD. Metode penelitain yang digunakan non probalbility sampling yaitu teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis linear berganda. Hasil menunjukan tingkat perputaran kas dan tingkat pertumbuhan kredit berpengaruh positif pada pertumbuhan laba LPD di Kota Denpasar tahun 2014-2017, sedangkat tingkat pertumbuhan tabungan dan tingkat biaya tenaga kerja berpengaruh negatif pada pertumbuhan laba LPD di Kota Denpasar tahun 2014-2017 Kata kunci: Perputaran kas, pertumbuhan kredit, pertumbuhan tabungan, pertumbuhan
biaya tenaga kerja, pertumbuhan laba
ABSTRACT
This study aims to obtain empirical evidence from the effect of cash turnover rates, credit growth rates, savings growth rates, growth rates on labor costs on profit growth. This research was conducted in Denpasar City LPD with the number of samples used by 34 LPDs. The research method used is non probability sampling, namely purposive sampling technique. The analysis technique used is multiple linear analysis techniques. The results show the cash turnover rate and credit growth rate have a positive effect on LPD profit growth in Denpasar City in 2014-2017, while the savings growth rate and the level of labor costs negatively affect LPD profit growth in Denpasar City in 2014-2017
Keywords: Cash turnover, credit growth, savings growth, labor cost growth, profit growth
PENDAHULUAN
Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) adalah lembaga keuangan yang tidak dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat. LKBB saat ini pada dasarnya meliputi semua lembaga keuangan yang kegiatan pokoknya memberikan jasa-jasa keuangan dan menarik dana dari masyarakat secara tidak langsung.
Contohnya: Pegadaian, Asuransi, Koprasi Simpan Pinjam, dan Lembaga keuangan mikro lainnya.
I Gede Aditya Pratama Putra dan I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri. Analisis …
1770 Sejak akhir tahun 1990 Lembaga Keuangan Mikro (LKM) telah berkembang sebagai alat pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat berpenghasilan rendah (Rumala Dewi dkk, 2014). Pertumbuhan perekonomian suatau negara memerlukan suatu pengaturan agar lebih terarah sehingga mampu mensejahterakan masyarakatnya dan meningkatkan taraf hidup dari masyarakat itu sendiri (Dhanya Jagadeesh, 2015).
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Pekraman di Bali, maka perlu sebuah Lembaga Keuangan yang menangani perekonomian Desa Pekraman. Oleh karena itu, Gubernur Bali Ida Bagus Mantra pada tahun 1984 memiliki gagasan untuk mendirikan suatu Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dengan tujuan menjadikan Lembaga Perkreditan Desa sebagai lembaga yang mampu bersaing dengan sektor perbankan tetapi tetap dengan budaya Bali.
Bentuk LPD didasarkan pada warisan budaya berupa desa pakraman yang merupakan suatu bentuk atau wadah sistem pemerintah tingkat desa yang terdiri dari tingkat kekeluargaan (Pemerintah Provinsi Bali, 2002).
Lembaga Perkreditan Desa diperkuat dibawah Payung hukum peraturan daerah (Perda) Provinsi Bali No. 2 Tahun 1988 yang kemudian dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2002. Terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2017. Pasal 2 ayat 1 Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2017 tentang Lembaga Perkreditan Desa mengatakan bahwa, LPD merupakan badan usaha yang pendiriannya dilakukan secara bersama-sama yang melaksanakan kegiatan usaha dilingkungan desa dan untuk Krama Desa.
Vol.26.3.Maret (2019): 1769 - 1795
1771 LPD merupakan lembaga keuangan yang bersifat khusus yang dilihat dari segi pemupukan modalnya (Suartana, 2009) serta landasan operasional LPD berpegang pada awig-awig desa pakraman, yang mengutamakan hubungan kekeluargaan dan semangat gotong royong antar warga desa pakraman (Cahyadi, 2014). Budaya organisasi yang diterapkan pada LPD yang ada di Provinsi Bali yaitu konsep Tri Hita Karana, yang terdiri dari Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan.
LPD dapat berkembang dengan baik apabila semua aspek-aspek pendukung yang ada didalamnya mendapat perhatian yang baik dari manajemen.
Termasuk bagaimana proses LPD tersebut dalam memperoleh laba. Walaupun LPD tidak semata-mata berorientasi pada laba namun didalam menjalankan aktivitas usahanya harus memperhatikan bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan sehingga kelangsungan dapat terjaga, Melihat pentingnya LPD yang mampu menunjang perekonomian masyarakat Desa Pakraman, maka kinerja LPD pada saat ini harus lebih mendapatkan perhatian. Laba dapat diperoleh dari pendapatan yang merupakan total manfaat yang dihasilkan oleh semua infrastuktur perusahaan (Bratland, 2010 dalam Pudja
& Suartana, 2014).
Ukuran kinerja sebuah LPD dapat dilihat dari tingkat profitabilitasnya.
Profitabilitas menggambarkan kemampuan untuk menghasilkan laba dengan memanfaatkan seluruh aset atau seluruh modal yang dimiliki. Mengungkap potensi laba dalam kemampuan mempredeksi laba telah dilakukan oleh Brown dan Niederhoffer (1968). Tingginya tingkat profitabilitas menggambarkan kinerja
I Gede Aditya Pratama Putra dan I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri. Analisis …
1772 yang baik dari sebuah LPD, ini membuktikan LPD sudah bekerja secara efektif dan efisien serta memungkinkan untuk memperluas usahanya (Athanasoglou dan Delis, 2008).
Menurut Ketua Pansus Ranperda Revisi Perda LPD I Nyoman Parta (2017) Sampai akhir tahun 2017, Provinsi Bali memiliki 1.443 LPD yang tersebar di Kabupaten atau Kota, yaitu Kabupaten Buleleng. Jembrana, Tabanan, Badung.
Gianyar, Bangli, Klungkung, Karangasem, dan Kota Denpasar. Jumlah laba yang diperoleh oleh LPD Provinsi Bali sampai akhir tahun 2017 yaitu termasuk 560 miliar.
Kota Denpasar memiliki 35 LPD dari 4 kecamatan yang ada di Kota Denpasar dengan jumlah laba yang diperoleh LPD Kota Denpasar sampai akhir tahun 2017 yaitu berkisar 73 milyar. Jumlah laba yang diperoleh LPD di Kota Denpasar mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila dilihat dari pertumbuhan labanya, LPD di Kota Denpasar bisa dikatakan mempunyai kinerja keuangan yang cukup baik. Berikut ini merupakan daftar jumlah LPD di masing-masing kecamatan yang berada di Kota Denpasar.
Tabel 1.
Jumlah LPD setiap kecamatan di Kota Denpasar Tahun 2017
No Kecamatan Jumlah LPD
1 Denpasar Barat 2
2 Denpasar Selatan 11
3 Denpasar Timur 12
4 Denpasar Utara 10
Total 35
Sumber: LPLPD Kota Denpasar, 2018
Pendirian LPD di Bali tidak lepas dari masalah-masalah yang muncul, seperti halnya LPD di Kota Denpasar. Di balik pertumbuhan laba LPD di Kota Denpasar yang cukup tinggi, masih saja terjadi penurunan pertumbuhan laba.
Vol.26.3.Maret (2019): 1769 - 1795
1773 Penurunan tersebut sebagian besar disebabkan olehtata kelola, kinerja keuangan, dan sikap masyarakat dimana LPD tersebut didirikan. Tingkat kesehatan dan keberhasilan suatu LPD salah satunya dapat dilihat dari pertumbuhan labanya.
Profitabilitas (laba) merupakan kemampuan suatu entitas dalam menghasilkan keuntungan serta tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi (Kasmir, 2014:196). Kemampuan suatu entitas dalam mendapatkan laba, menggambarkan tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan (Finger, 1994). Efektifitas entitas tergantung pada kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, karena profitabilitas menunjukkan bahwa entitas mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka lebih terjamin kelangsungan usahanya, dimana peningkatan profitabilitas setiap tahun suatu LPD dapat dilihat dari pertumbuhan profitabilitas (Seng Sothan, 2014).
Pertumbuhan profitabilitas memberikan wawasan tentang kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba pada periode tertentu. Semakin besar profitabilitas berarti semakin baik, karena kemakmuran dan tingkat kesehatan LPD meningkat dengan semakin besarnya profitabilitas. Istilah pertumbuhan profitabilitas dikemukakan oleh Susan, (2006:58), yang didefinisikan sebagai adanya kenaikan atau penurunan yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dan untuk melihat kemampuan suatu perushaan dalam beroperasi secara efisien. Berikut ini
I Gede Aditya Pratama Putra dan I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri. Analisis …
1774 merupakan fenomena perkembangan profitabilitas (laba) di masing-masing kecamatan yang berada di Kota Denpasar.
Tabel 2.
Fenomena Perkembangan LPD di Kota Denpasar Tahun 2014-2017
No Kecamatan Tahun Laba/Rugi
(Dalam Ribuan)
2014 5.503.108
1 Denpasar Barat 2015 6.139.881
2016 6.653.674
2017 7.148.691
2014 11.003.625
2 Denpasar Selatan 2015 28.412.901
2016 30.013.539
2017 31.305.506
2014 14.667.502
3 Denpasar Timur 2015 16.913.814
2016 18.931.616
2017 19.745.114
2014 24.492.787
4 Denpasar Utara 2015 13.529.612
2016 14.618.696
2017 15.454.566
Sumber:Data diolah, 2018
Tabel 2 menunjukkan perkembangan laba di kecamatan yang ada di Kota Denpasar mengalami kenaikan dan penurunan. LPD Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar Selatan dan Denpasar Timur selalu mengalami peningkatan laba selama tahun 2014-2017, sedangkan LPD di Kecamatan Denpasar Utara mengalami penurunan laba sebesar 44,76% ditahun 2015. Fenomena ini menunjukan ada beberapa faktor yang memengaruhi penurunan dan pertumbuhan laba di LPD Kota Denpasar.
Berbagai faktor dan dapat memengaruhi pertumbuhan laba seperti, dikemukakan oleh Sastrawan, dkk. (2014) dalam penelitiannya yang berjudul
"Pengaruh Pertumbuhan Tabungan dan Pertumbuhan Kredit Terhadap Profitabilitas pada Lembaga Perkreditan Desa" menunjukkan adanya pengaruh positif dari pertumbuhan tabungan dan kredit secara simultan dan parsial terhadap
Vol.26.3.Maret (2019): 1769 - 1795
1775 profitabilitas pada LPD Desa Pakraman Banjar tahun 2007-2012. Prawira &
Wisadha (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Pertumbuhan Kredit, dan Rasio BOPO Pada Profitabilitas LPD di Kota Denpasar Periode 2006-2010” juga menunjukkan adanya pengaruh secara simultan dan parsial variabel tingkat perputaran kas, pertumbuhan kredit, dan rasio BOPO, sama-sama mempunyai pengaruh signifikan pada profitabilitas LPD di Kota Denpasar periode 2006-2010.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Arta & Kesuma, 2012) yang berjudul “Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Tingkat suku Bunga Kredit, dan Pertumbuhan Kredit Terhadap Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Tegallalang, Gianyar menunjukan variabel tingkat perputaran kas memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap profitabilitas dan variabel pertumbuhan kredit memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. LPD di Kecamatan Tegalalang, Gianyar. Cahyani dan Dana (2014), variabel bebas tingkat pertumbuhan tabungan secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa Kabupaten Badung periode 2010-2012.
Perputaran kas merupakan periode berputarnya kas yang dimulai pada saat kas dinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas- kas sebagai unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya (Menuh, 2008).
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tingkat perputaran kas adalah kemampuan suatu perusahaan menggunakan kasnya secara efisien. Semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya, menunjukkan tingkat perputaran kas yang
I Gede Aditya Pratama Putra dan I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri. Analisis …
1776 tinggi, sehingga dapat meningkatkan partumbuhan laba perusahaan (Abdurrahman dan Nasri, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Sutika & Sujana (2013), menemukan bahwa apabila tingkat perputaran kas meningkat, maka profitabilitas LPD di Kecamatan Ubud juga akan meningkat. Hal ini berarti bahwa apabila tingkat perputaran kas semakin tinggi maka semakin tinggi efisiensi dan efektif penggunaan kas, yang akan berdampak pada meningkatnya profitabilitas LPD.
Menurut Pratama & Putri (2013), besar kecilnya kas dan tinggi rendahnya tingkat perputaran kas memperlihatkan efisiensi penggunaan kas pada perusahaan.
Semakin banyak uang kas yang ada di perusahaan berarti semakin banyak kas yang kurang efektif dan ini bisa berdampak pada profitabilitas. Semakin tinggi tingkat perputaran kasnya berarti semakin besar kesempatan BPR untuk menghasilkan laba.
Penelitian lain yang juga sejalan dengan pernyataan tersebut yaitu penelitian yang dilakukan oleh Prawira & Wisadha (2010), Tingkat perputaran kas berpengaruh signifikan pada profitabilitas LPD di Kota Denpasar yang berarti jika tingkat perputaran kas meningkat maka profitabilitas juga akan meningkat, karena dengan tingkat perputaran kas yang tinggi telah menunjukkan bahwa terjadinya volume transaksi yang tinggi, dengan tingkat pendapatan yang lebih besar akan memberikan kemungkinan laba yang lebih besar sepanjang biaya operasional tidak meningkat. Peningkatan laba yang diterima akan membuat tingkat profitabilitas menjadi meningkat. Berdasarkan uraian tersebut. maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
Vol.26.3.Maret (2019): 1769 - 1795
1777 H1: Tingkat perputaran kas berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba
LPD.
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan (Idowu dan Awoyemi 2014). Salah satu fungsi LPD yaitu menyalurkan kredit kepada masyarakat Desa Pakraman.
Penyaluran kas dalam bentuk kredit kepada masyarakat akan meningkatkan pertumbuhan laba. Salah satu fungsi LPD yaitu menyalurkan kredit kepada masyarakat Desa Pakraman. Penyaluran kas dalam bentuk kredit kepada masyarakat akan meningkatkan pertumbuhan laba. Jika penyaluran dan perputaran kredit dilakukan dengan baik, maka akan meningkatkan pertumbuhan laba LPD yang tinggi (Dewi & Budiartha, 2017). Dengan kata lain, kredit yang diberikan oleh LPD merupakan salah satu pemasukan bagi LPD. Tetapi apabila kredit yang disalurkan oleh LPD sebagian besar mengalami kredit macet, maka hal tersebut akan berdampak terhadap kesehatan LPD.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sastrawan, dkk. (2014) menyatakan bahwa pertumbuhan kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan profitabilitas pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Banjar. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar tingkat pertumbuhan kredit yang disalurkan oleh LPD Desa Pakraman Banjar, maka profitabilitas juga akan mengalami pertumbuhan.
Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prawira
& Wisadha (2010), Pertumbuhan kredit berpengaruh signifikan pada profitabilitas LPD di Kota Denpasar periode 2006-2010 yang berarti jika pertumbuhan kredit
I Gede Aditya Pratama Putra dan I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri. Analisis …
1778 meningkat maka profitabilitas juga akan meningkat, hal ini disebabkan karena manajemen LPD berhasil menyalurkan sebagian besar dana simpanan nasabah ke dalam bentuk pinjaman kepada nasabah yang membutuhkan kredit, semakin banyak kredit yang di salurkan kepada masyarakat maka semakin banyak pendapatan bunga yang diterima LPD sehingga profitabilitas LPD juga akan semakin meningkat. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
H2: Tingkat pertumbuhan kredit berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba LPD.
Pertumbuhan tabungan menunjukkan perkembangan jumlah tabungan periode sekarang dibandingkan dengan jumlah tabungan periode sebelumnya.
Secara umum, saat LPD menerima tabungan dari para nasabah dan terus mengalami pertumbuhan dengan catatan para pengelola LPD mampu untuk menyalurkan kembali dana tersebut dalam bentuk kredit atau menginvestasikannya dengan baik, secara otomatis laba yang akan diterima tersebut juga akan ikut tumbuh karena dengan investasi atau menyalurkan dana LPD tersebut kembali dalam bentuk kredit, LPD dapat menutupi biaya operasional yang dikeluarkan untuk membayar bunga tabungan nasabah.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mukarromah & Badjra (2015), menyatakan pertumbuhan tabungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan profitabilitas. Keadaan tersebut dapat disebabkan oleh terjadinya ketidak seimbangan dana yang dihimpun dengan dana yang disalurkan oleh BPR.
Penelitian lain yang juga sejalan dengan pernyataan tersebut yaitu penelitian yang dilakukan oleh oleh Dewi & Suartana (2017), menyatakan hasil
Vol.26.3.Maret (2019): 1769 - 1795
1779 analisis data dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan tabungansecara parsial berpengaruh positif dan signifikan pada pertumbuhan laba LPD. Hal ini disebabkan karena, saat LPD menerima tabungan dari para nasabah dan terus mengalami pertumbuhan maka manajemen keuangan LPD harus mampu mengelola kas yang masuk dari tabungan tersebut agar tidak ada kas menumpuk. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
H3: Tingkat pertumbuhan tabungan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba LPD.
Pertumbuhan biaya tenaga kerja dapat dilihat dari pertumbuhan biaya tenaga kerja yang dibayarkan oleh LPD pada periode sebelumnya dibandingkan dengan biaya tenaga kerja yang harus dibayarkan pada periode sekarang. Biaya tenaga kerja merupakan salah satu biaya operasional yang dikeluarkan oleh LPD.
Laba atau rugi dari suatu LPD didapatkan dari hasil pengurangan antara pendapatan operasional LPD dengan biaya operasional LPD. Semakin besar jumlah biaya tenaga kerja yang dibayarkan dapat menambah jumlah biaya operasional LPD, sehingga laba yang diperoleh oleh LPD akan semakin menurun.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Martha, dkk (2015) dan Oki (2010), yang menunjukkan bahwa biaya operasional memiliki pengaruh yang negatif terhadap laba. Artinya, semakin tinggi nilai biaya operasional maka semakin rendah laba yang diperoleh begitu juga sebaliknya. Jika biaya operasional meningkat, maka laba akan menurun.
H4: Tingkat pertumbuhan biaya tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba LPD.
I Gede Aditya Pratama Putra dan I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri. Analisis …
1780 METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil wilayah pengujian pada LPD di Kota Denpasar sebab peranan LPD di Kota Denpasar dianggap semakin penting yang dilihat dari bertambah banyaknya jumlah LPD di Kota Denpasar dan memiliki penduduk yang cukup banyak yang sekaligus merupakan sasaran operasional LPD. Selain itu, Kota Denpasar merupakan daerah dengan tingkat perekonomian yang paling maju apabila di bandingkan dengan daerah lainnya, sehingga LPD di Kota Denpasar dinilai sebagai obyek penelitian yang paling ideal.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat perputaran kas (X1), tingkat pertumbuhan kredit (X2), tingkat pertumbuhan. tabungan (X3), tingkat pertumbuhan biaya tenaga kerja (X4). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat pertumbuhan laba (Y).
Mukarromah & Badjra, (2015) pertumbuhan laba dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:
Total Laba t – Total Laba t-1
Pertumbuhan Laba = X 100% ………….…….(1)
Ernian Friskayani, Made,dkk.,(2014) tingkat perputaran kas dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:
Pendapatan Operasional ……..……….(2) Tingkat perputaran kas =
Rata-rata kas =
Mukarromah & Badjra, (2015) pertumbuhan kredit diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Total Laba t-1
Rata – Rata Kas
2
...(3) Kas Awal + Kas Akhir
Vol.26.3.Maret (2019): 1769 - 1795
1781 Pertumbuhan kredit =
Mukarromah & Badjra, (2015) tingkat pertumbuhan tabungan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Pertumbuhan tabungan = Total Tabungan t – Total Tabungan t-1 x 100% …..(5)
Rumus yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan biaya tenaga kerja. Menurut Kristiadi, dkk., (2015) yaitu sebagai berikut:
Pertumbuhan biaya tenaga kerja = x 100%..(6)
Populasi dalam penelitian ini adalah 35 LPD yang terdaftar di LPLPD Kota Denpasar Tahun 2014-2017. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel dalam metode penelitian ini yaitu metode purposive sampling.
Analisis statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui hubungan antara lebih dari dua variabel, yaitu satu variabel sebagai variabel dependen dan beberapa variabel lain sebagai variabel independen. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan alat Statistical Package for Social Science (SPSS) dengan tingkat signifikan 5 % (α-0,05) . Dalam menguji hipotesis dikembangkan suatu persamaan untuk menyatakan hubungan antar variabel dependen, yaitu Y (tingkat pertumbuhan laba) dengan variabel independen, yaitu X (tingkat perputaran kas, tingkat pertumbuhan kredit, tingkat pertumbuhan tabungan, tingkat pertumbuhan biaya tenaga kerja). Pengujian hipotesis dengan analisis regresi linear berganda diformulasikan sebagai berikut:
Total Kredit t-1
x 100%...(4) Total Kredit t – Total Kredit t-1
Total Tabungan t-1
Total Biaya T.Kt-1
Total Biaya T. K t – Biaya T. K t-1
I Gede Aditya Pratama Putra dan I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri. Analisis …
1782 Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 +β4 X4 + e...(7) Keterangan :
A : Nilai Konstanta
β1,β2,β3,β4, : Koefisien regresi variabel independen
XI : Tingkat Perputaran Kas
X2 : Tingkat Pertumbuhan Kredit
X3 :Tingkat Pertumbuhan Tabungan
X4 : Tingkat Pertumbuhan Biaya Tenaga Kerja
Y : Pertumbuhan Laba
E : Standard error
Secara statistik, hal tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2), nilai statistik F (uji signifikansi simultan), dan nilai statistik t (uji signifikansi parsial).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyajian statistik deskriptif dilakukan untuk menginformasikan karakteristik variabel-variabel penelitian, seperti nilai terkecil, nilai terbesar, rata-rata dan standar deviasi. Hasil uji statistik deskriptif disajikan dalam Tabel 3 berikut.
Tabel 3.
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tingkat Perputaran
Kas 136 .44220 307.04851 18.9948376 38.51827094
Tingkat Pertumbuhan Kredit
136 -.20349 .91952 .1730272 .16393857
Pertumbuhan
Tabungan 136 -.04008 .48922 .0230691 .04890012
Tingkat Pertumbuhan Biaya tenaga kerja
136 .00326 2.26143 .1173693 .19447402
Pertumbuhan Laba 136 -.56144 1.32084 .1450738 .22372676 Valid N (listwise) 136
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan hasil statistic deskriptif yang ditunjukkan pada tabel 3 didapat hasil bahwa sampel yang berjumlah 136 dan mempunyai hasil tingkat perputaran
Vol.26.3.Maret (2019): 1769 - 1795
1783 kas memiliki nilai minimum 0,44220. Nilai maksimum sebesar 307,04851 dan mean sebesar 18,9948376 dengan standar deviasi sebesar 38,51827094 artinya terjadi penyimpangan nilai perputaran kas terhadap nilai rata-ratanya sebesar 38,51827094.
Tingkat Pertumbuhan kredit memiliki nilai minimum -0,20349. Nilai maksimum sebesar 0,91952 dan mean sebesar 0,1730272 dengan standar deviasi sebesar 0,16393857 artinya terjadi penyimpangan nilai perputaran kas terhadap nilai rata-ratanya sebesar 0,16393857.
Tingkat Pertumbuhan tabungan memiliki nilai minimum -0,04008. Nilai maksimum sebesar 0,48922 dan mean sebesar 0,0230691 dengan standar deviasi sebesar 0,04890012 artinya terjadi penyimpangan nilai perputaran kas terhadap nilai rata-ratanya sebesar 0,04890012.
Tingkat Pertumbuhan biaya tenaga kerja memiliki nilai minimum 0,00326.
Nilai maksimum sebesar 2,26143 dan mean sebesar 0,1173693 dengan standar deviasi sebesar 0,19447402 artinya terjadi penyimpangan nilai perputaran kas terhadap nilai rata-ratanya sebesar 0,19447402.
Tingkat Pertumbuhan laba memiliki nilai minimum -0,56144. Nilai maksimum sebesar 1,32084 dan mean sebesar 0,1450738 dengan standar deviasi sebesar 0,22372676 artinya terjadi penyimpangan nilai perputaran kas terhadap nilai rata-ratanya sebesar 0,22372676.
Dalam menguji hipotesis dikembangkan suatu persamaan untuk menyatakan hubungan antar variabel dependen, yaitu Y (tingkat pertumbuhan laba) dengan variabel independen, yaitu X (tingkat perputaran kas, tingkat pertumbuhan kredit,
I Gede Aditya Pratama Putra dan I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri. Analisis …
1784 tingkat pertumbuhan tabungan, tingkat pertumbuhan biaya tenaga kerja). Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 4.
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .043 .028 1.522 .130
Tingkat Perputaran Kas
.011 .001 .559 11.108 .000
Tingkat Pertumbuhan Kredit
.734 .076 .475 9.625 .000
Tingkat Pertumbuhan Tabungan
-4.325 .577 -.377 -7.498 .000
Tingkat Pertumbuhan Biaya tenaga kerja
-1.100 .182 -.299 -6.047 .000
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan Tabel 3 dapat dibuat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 0,043 + 0,011X1 + 0,734X2 – 4,325X3 – 1,100X4 + 0,028. Konstanta (α) sebesar 0,043 memiliki arti apabila tingkat perputaran kas, tingkat pertumbuhan kredit, tingkat pertumbuhan tabungan dan tingkat pertumbuhan biaya memiliki nilai konstan pada angka nol maka nilai tingkat pertumbuhan laba akan meningkat sebesar 0,043 satuan. Koefisien regresi variabel tingkat perputaran kas sebesar 0,011 memiliki arti apabila tingkat perputaran kas meningkat satu satuan maka tingkat pertumbuhan laba meningkat sebesar 0,011 satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan. Koefisien regresi variabel tingkat pertumbuhan kredit sebesar 0,734 memiliki arti apabila perputaran kredit meningkat satu satuan maka pertumbuhan laba meningkat sebesar 0,734 satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan. Koefisien regresi variabel tingkat pertumbuhan tabungan sebesar -4,325 memiliki arti apabila pertumbuhan tabungan meningkat satu satuan maka pertumbuhan laba menurun sebesar 4,325
Vol.26.3.Maret (2019): 1769 - 1795
1785 satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan. Koefisien regresi variabel tingkat pertumbuhan biaya tenaga kerja sebesar -1,100 memiliki arti apabila pertumbuhan biaya tenaga kerja meningkat satu satuan maka pertumbuhan laba menurun sebesar 1,100 satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan.
Nilai koefisien determinasi adalah antar nol sampai satu (0<R2<1). Nilai R2 yang kecil berarti mempunyai kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk menerangkan variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat melalui nilai adjusted R2. Hasil ujikoefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 5.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .862a .744 .736 .11494053
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4. dapat diamati nilai adjused R2 sebesar 0,736 berarti 73,6% perubahan (naik turun) pada pertumbuhan laba yang dipengaruhi oleh tingkat perputaran kas, tingkat pertumbuhan tabungan, tingkat pertumbuhan kredit dan tingkat pertumbuhan biaya tenaga kerja, sementara sisanya sejumlah 26,4%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini.
Kriteria penilaian dilakukan dengan membandingkan nilai signifikan Fhitung
dengan nilai signifikan a. Apabila nilai signifikan Fhitung kurang dari = α 0,05 maka model penelitian dapat atau layak digunakan. Apabila tingkat signifikan F ≤ α 0,05, maka Hi diterima dan Ho ditolak. Namun, bila tingkat signifikan F > α
I Gede Aditya Pratama Putra dan I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri. Analisis …
1786 0,05, maka Hi ditolak dan Ho diterima. Hasil uji signifikan simultan F dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 6.
Hasil Uji Signifikansi Simultan F
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.027 4 1.257 95.118 .000b
Residual 1.731 131 .013
Total 6.757 135
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat dilihat nilai signifikan F yakni 0,000 kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05), berarti tingkat perputaran kas, tingkat pertumbuhan tabungan, tingkat pertumbuhan kredit dan tingkat pertumbuhan biaya tenaga kerja secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Kriteria penilaian dilakukan dengan melihat hasil regresi dengan program SPSS, yaitu membandingkat tingkat signifikan masing-masing variabel bebas
dengan α = 0,05. Apabila tingkat signifikansi t ≤ α = 0,05, maka H1 diterima dan H2 ditolak. Namun bila tingkat signfikansi t > α = 0,05, maka H1 ditolak dan H2
diterima. Hasil uji signifikan parsial t dapat dilihat pada tabel 6.
Vol.26.3.Maret (2019): 1769 - 1795
1787 Tabel 7.
Hasil Uji Signifikansi Parsial
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .043 .028 1.522 .130
Tingkat Perputaran Kas
.011 .001 .559 11.108 .000
Tingkat Pertumbuhan Kredit
.734 .076 .475 9.625 .000
Tingkat Pertumbuhan Tabungan
-4.325 .577 -.377 -7.498 .000
Tingkat Pertumbuhan Biaya tenaga kerja
-1.100 .182 -.299 -6.047 .000
Sumber: Data diolah, 2018
Hasil pengujian uji signifikansi parsial (uji statistik t) dapat diuraikan sebagai berikut.
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa tingkat perputaran kas memiliki nilai β1 sebesar 0,011 yang bernilai positif serta besar signifikansi 0,000 lebih kecil dibandingkan dengan 0,05. Artinya tingkat perputaran kas berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan laba, hal ini menunjukkan apabila terjadi peningkatan tingkat perputaran kas maka akan terjadi peningkatan pada pertumbuhan laba.
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan kredit memiliki nilai β2 sebesar 0,734 yang bernilai positif serta besar signifikansi 0,000 lebih kecil dibandingkan dengan 0,05. Artinya tingkat pertumbuhan kredit berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba, hal ini menunjukkan apabila terjadi peningkatan pertumbuhan kredit maka akan terjadi peningkatan pada pertumbuhan laba.
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan tabungan memiliki nilai β3 sebesar – 4,325 yang bernilai negatif serta besar signifikansi
I Gede Aditya Pratama Putra dan I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri. Analisis …
1788 0,000 lebih kecil dibandingkan dengan 0,05. Artinya tingkat pertumbuhan tabungan berpengaruh signifikan negatif terhadap pertumbuhan laba, hal ini menunjukkan apabila terjadi peningkatan pertumbuhan tabungan maka akan terjadi penurunan pada pertumbuhan laba.
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan biaya tenaga kerja memiliki nilai β4 sebesar – 1,100 yang bernilai negatif serta besar signifikansi 0,000 lebih kecil dibandingkan dengan 0,05. Artinya tingkat pertumbuhan biaya tenaga kerja berpengaruh signifikan negatif terhadap pertumbuhan laba, hal ini menunjukkan apabila terjadi peningkatan pertumbuhan biaya tenaga kerja maka akan terjadi penurunan pada pertumbuhan laba.
Hasil uji parsial hipotesis pertama (H1) menyatakan tingkat perputaran kas berpengaruh positif pada pertumbuhan laba LPD. Semakin tinggi tingkat perputaran kas, maka pertumbuhan laba LPD akan semakin meningkat. Hal ini menunjukan LPD mampu mengelola kasnya secara efektif dan efisien yang akan berdampak pada adanya perputaran kas LPD yang baik sehingga pertumbuhan laba akan menjadi meningkat. Tingginya tingkat perputaran kas, juga mencerminkan tingginya efisiensi penggunaan kas yang baik sehingga diharapkan akan berpengaruh positif pada pertumbuhan laba LPD di Kota Denpasar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prawira
& Wisadha (2010), yang mengatakan bahwa apabila tingkat perputaran kas meningkat maka profitabilitas juga akan meningkat, karena dengan tingkat perputaran kas yang tinggi telah menunjukkan bahwa terjadinya volume transaksi yang tinggi, dengan tingkat pendapatan yang lebih besar akan memberikan
Vol.26.3.Maret (2019): 1769 - 1795
1789 kemungkinan laba yang lebih besar sepanjang biaya operasional tidak meningkat.
Peningkatan laba yang diterima akan membuat tingkat profitabilitas. Hasil penelitian yang dilakukan Sutika& Sujana (2013), yang mengatakan bahwa apabila tingkat perputaran kas meningkat, maka profitabilitas LPD di Kecamatan Ubud juga meningkat.
Hasil Uji Parsial hipotesis kedua (H2) menyatakan tingkat pertumbuhan kredit berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba, hal ini menunjukkan apabila terjadi peningkatan pertumbuhan kredit maka akan terjadi peningkatan pada pertumbuhan laba. Tingginya tingkat pertumbuhan kredit mengindikasikan bahwa LPD mampu menyalurkan kredit secara baik kepada masyarakat Desa Pekraman. Hal itu menunjukkan adanya pertumbuhan laba yang tinggi pada LPD di Kota Denpasar.
Pertumbuhan kredit menggambarkan tingkat perkembangan volume kredit yang disalurkan kepada pihak ketiga mampu memberikan peningkatan profitabilitas dan meningkatkan kinerja perbankan. Dengan tingginya kredit yang disalurkan pada masyarakat akan menunjukan semakin tinggi penjualan berupa kredit sehingga keuntungan atau laba dapat secara otomatis meningkat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dilakukan oleh Hariputri &
Dharmadiaksa(2018)yang menunjukkan bahwavariabel tingkat pertumbuhan kredit berpengaruh positif terhadap profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kota Denpasar periode 2014-2016. Hal ini dapat dikatakan LPD mampu menyalurkan kredit dengan cukup baik kepada masyarakat yang menyebabkan semakin banyak pendapat bunga yang diterima LPD sehinnga profitabilitas LPD
I Gede Aditya Pratama Putra dan I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri. Analisis …
1790 semakin meningkat. Sastrawan, dkk. (2014) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan profitabilitas pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Banjar.
Berdasarkan hasil uji parsial hipotesis ketiga (H3) menyatakan tingkat pertumbuhan tabungan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan tabunganmaka akan terjadi penurunan pada pertumbuhan laba. Hal ini dikarenakan pihakmanajemen LPD tidak efektif dalam melakukan perputaran dana atau asset yang dimikili LPD sehingga laba LPD cenderung menurun. Pertumbuhan tabungan yang meningkat menyebabkan banyaknya dana yang terhimpun dan mengindikasikan bahwa ada banyak dana yang tidak tersalurkan. Apabila dana LPD tidak disalurkan, maka akan terjadi penumpukan biaya bunga yang harus dibayarkan LPD sehingga pertumbuhan laba LPD pun akan cenderung menurun.
Hasil penelitian yang sesuai dengan yang dilakukan oleh (Mukarromah &
Badjra, 2015).Keadaan tersebut dapat disebabkan oleh terjadinya ketidakseimbangan dana yang dihimpun dengan dana yang disalurkan BPR. BPR memperoleh pendapatan dari kredit yang disalurkan, dimana keuntungan pendapatan tersebut dihasilkan dari selisih antara bunga dana dengan bunga kredit. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kurniawan (2012), “menyatakan bahwa dana pihak ketiga secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Hal ini disebabkan karena sumber dana dapat menentukan kelancaran operasi perusahaan. Apabila dikelola secara optimal akan dapat menghasilkan
Vol.26.3.Maret (2019): 1769 - 1795
1791 laba yang diharapkan oleh perusahaan”. Cahyani (2013), “menyatakan bahwa pertumbuhan tabungan berlawanan dengan pertumbuhan profitabilitas karena biaya bunga yang harus dibayarkan oleh pihak BPR semakin besar dan biaya operasional yang harus dikeluarkan juga semakin besar”.
Berdasarkan hasil uji parsial hipotesis keempat (H4) menyatakan pertumbuhan biaya tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba, hal ini menunjukkan apabila terjadi peningkatan pertumbuhan biaya tenaga kerja maka akan terjadi penurunan pada pertumbuhan laba. Laba atau rugi dari suatu LPD didapat dari hasil pengurangan antara pendapatan operasional LPD dengan biaya operasional LPD. Biaya tenaga kerja merupakan salah satu biaya operasional yang dikeluarkan oleh LPD. Semakin tinggi biaya tenaga kerja mengindikasikan bahwa banyaknya tenaga kerja yang dimiliki oleh LPD. Biaya tenaga kerja yang tinggi maka biaya operasional LPD juga semakin tinggi sehingga cenderung menurunkan pertumbuhan laba LPD.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Martha, dkk (2015), yang menyatakan bahwa biaya operasional memiliki pengaruh yang negatif terhadap laba. Artinya, semakin tinggi nilai biaya operasional maka semakin rendah laba yang diperoleh begitu juga sebaliknya. Hal tersebut juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oki (2010) yang menyatakan terdapat pengaruh negatif dan signifikan dari biaya operasional terhadap laba.
Tingkat keeratan hubungan (korelasi) sangat kuat, jika biaya operasional meningkat, maka laba akan menurun.
I Gede Aditya Pratama Putra dan I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri. Analisis …
1792 SIMPULAN
Tingkat perputaran kas berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Hal ini berarti apabila tingkat perputaran kas semakin meningkat maka pertumbuhan laba semakin meningkat pula.
Tingkat pertumbuhan kredit berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.
Hal ini berarti apabila pertumbuhan kredit semakin meningkat maka pertumbuhan laba semakin meningkat pula.
Tingkat pertumbuhan tabungan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Hal ini berarti apabila pertumbuhan tabungan semakin meningkat maka pertumbuhan laba semakin menurun.
Pertumbuhan biaya tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Hal ini berarti apabila pertumbuhan biaya tenaga kerja semakin meningkat maka pertumbuhan laba semakin menurun.
Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menambah variabel lain yang dapat menunjukkan serta menjelaskan adanya pertumbuhan laba yang lebih baik didalam suatu LPD serta dapat menggunakan tahun pengamatan yang berbeda agar dapat melihat lebih jelas mengenai variabel yang memengaruhi LPD dalam meningkatkan labanya.
Bagi LPD yang berada di Kota Denpasar diharapkan untuk membuat kebijakan keuangan yang lebih baik serta mampu mengelola laba dengan lebih optimal agar pertumbuhan laba LPD menjadi lebih meningkat.
Vol.26.3.Maret (2019): 1769 - 1795
1793 REFERENSI
Abdurrahman Antoni and Muhammad Nasri. (2015). Profitability Determinants of Go - Public Bank in Indonesia: Empirical Evidence after Global Finance Crisis. International Journal of Bussiness and Management Invention, 4 (1) pp: 37-46.
Athanasoglou, P.P., Brissimis. S.N ., and Delis, M.D. (2008). Bank-Speecific.
Industry-Specific and Macroeconomic Determinants of Bank Profitability.
Journal of International Financial Markets, Institutional, & Money, 18 (2), pp: 121-136.
Arta, I. W. J., & Kesuma, I. K. W. (2012). Kredit Dan Pertumbuhan Kredit Terhadap Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa ( Lpd ) Di Kecamatan Tegallalang, Gianyar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana(Unud), Bali, Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), 956–974.
Bank Indonesia. (1998). UU No.10 tahun 1998, Tentang Perubahan Terhadap UU No. 7 tahun 1992, Jakarta
Bratland, Jhon. (2010). Capital Comcepts as Insights into the Maintenance and Neglect of Infratructure. The Independent Review. Oakland.15 (1):h:36 Cahyadi, S. P. & Mustanda, I. K. (2014). Pengaruh Cash Turnover, Loan to
Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Dana Pihak Ketiga terhadap Profitabilitas LPD. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, 8 (2).
Cahyani, N. P. D. P., & Dana, I. M. (2014). Pengaruh Petumbuhan Aktiva Produktif, Dana Pihak Ketiga, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa Di Kabupaten Badung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali, Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unud, 1050–1065
.
Dhanya Jagadeesh. (2015). The Impact of Savings ini Economic Growth: An Empirical Study Based on Botswana. International Journal of Research in Business Studies and Management Baisago University, 2 (9), pp: 10- 21.
Dewi, N. M. J. L., & Suartana, I. W. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba Kabupaten Gianyar Ni Made Jeny Lestari Dewi 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia ABSTRAK Le, 19, 565–592.
I Gede Aditya Pratama Putra dan I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri. Analisis …
1794 Dewi, A. A. A. T., & Budiartha, I. K. (2017). E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana PROFITABILITAS Anak Agung Ayu Trisna Dewi 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia ABSTRAK Ekonomi merupa, 19, 2090–2117.
Ernia. F. M, Ananta, W. & Lucy, S. M. (2014). Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Perputaran Kredit, Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Kecukupan Modal dan Jumlah Nasabah terhadap Profitabilitas. E-Journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha, 2 (1).
Finger,C. A., (1994). The Ability of Earnings to Predict Future Earnings and Cash Flow, Journal of Accounting Research, Vol. 32 , No. 2 Autumn, p. 210- 223.
Idowu., A.& Awoyemi., S. O. (2014). The Impact of Credit Risk Management on the Commercial Banks Performance in Nigeria. International Journal of Management and Sustainability, 3 (5), pp: 295-306.
Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Edisi satu. Cetakan Ketujuh.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Martha, I. M. K., Bagia, I. W., & Suwendra, I. W. (2015). Pengaruh Kredit yang Disalurkan dan Biaya Operasional Terhadap Laba Lembaga Prekreditan Desa (LPD). E-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha, 3(1), 1–9.
Menuh, Ni Nyoman. (2008). Pengaruh Efektifitas dan Efisiensi Penggunaan Modal Kerja terhadap Rentabilitas Ekonomis pada Koperasi Kamadhuk RSUP Sanglah Denpasar. Jurnal Forum Manajemen, 6 (I), pp: 89- 96.
Mukarromah, L., & Badjra, I. B. (2015). Pengaruh pertumbuhan tabungan, deposito, dan kredit terhadap pertumbuhan profitabilitas pt bpr partakencana tohpati denpasar, 4(8), 2286–2300.
Oki. (2010). Pengaruh Biaya Operasional terhadap laba PT. PINDAD (Persero) Bandung.
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2017 tentang Lembaga Perkreditan Desa sebagai mana telah diubah beberapa kali terakhir dengan peraturan daerah provinsi Bali Nomor 4 tahun 2012 tentang perubahan kedua atas peraturan daerah provinsi Bali nomor 3 Tahun 2017 tentang perkreditan desa.
Pratama, Septian. A., & Putri, I. G. A. M. Asri Dwija. (2013). Profitabilitas BPR Di Kota Denpasar I Wayan Septian Aditya Pratama 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana , Bali , Indonesia Fakultas Ekonomi dan
Vol.26.3.Maret (2019): 1769 - 1795
1795 Bisnis Universitas Udayana , Bali , Indonesia, Vol. 2, 436–450.
Prawira, I. W. A. B., & Wisadha, I. G. S. (2010). Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Pertumbuhan Kredit, Dan Rasio Bopo Pada Profitabilitas Lpd Di Kota Denpasar Periode 2006-2010. Universitas Udayana, 1–19.
Pudja, A. D., & Suartana, I. W. (2014). Pengaruh Perputaran Kredit, Kecukupan Modal, dan Jumlah Nasabah Pada Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Badung Periode 2010-2012 Ayu Dwikayanthi Pudja 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia ABSTRAK Pe, 8, 584–597.
Sastrawan, C., dan Fridayana Y. (2014). Pengaruh Pertumbuhan Tabungan dan Kredit Terhadap Profitabilitas pada Lembaga Perkreditan Desa. E – Jurnal Manajemen Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen, Vo.2.
Seng Sothan. (2014). Causal Relationship Between Domestic Saving and Economic Growth: Evidence from Cambodia. International Journal of Economic and Finance, 6 (9), pp:1916-9728.
Suartana, I Wayan. (2009). Arsitektur Pengelolaan Resiko Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Denpasar: Udayana University Press.
Sutika, I. K., & Sujana, I. K. (2013). Analisis Faktor Kinerja Yang Mempengaruhi Profitabilitas Pada Lembaga Perkreditan Desa. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 1, 68–84.