• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengetahuan dan Perilaku Remaja Terkait Sopi serta Dampaknya bagi Kesehatan di Skip, Ambon–Maluku T1 462012021 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengetahuan dan Perilaku Remaja Terkait Sopi serta Dampaknya bagi Kesehatan di Skip, Ambon–Maluku T1 462012021 BAB IV"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 18 April 2016 sampai

dengan 18 Mei 2016. Penelitian ini dilakukan di Skip, Kecamatan

Sirimau Kota Ambon-Maluku.

Gambar 6. Denah Kompleks Skip

4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Skip merupakan nama kompleks perumahan warga yang

berada di kota Ambon,Maluku. Skip berada di jalan Rijali dan

diapit oleh kompleks warga Batu Meja serta kompleks warga

Belakang Soya. Skip temasuk dalam kecamatan Sirimau dan

kelurahan Batu Meja. Mayoritas penduduk Skip beragama kristen

(2)

memiliki 13 sektor dan 33 unit pelayanan, badan-badan pembantu

(Anak Remaja & Katekisasi, Pelayanan Laki dan Perempuan),

disamping organisasi Angkatan Muda GPM Cabang dan Ranting.

Tabel 1 : Jumblah Penduduk Skip Berdasarkan jenis Kelamin

Unit Pelayanan Laki-Laki Perempuan Jumblah

1 95 109 204

2 65 67 132

3 88 101 189

Total : 248 277 525

Tabel 2 : Tingkat Pendidikan Menurut Tamatan atau Pendidikan Terakhir Penduduk Skip

Tabel 3 : Tingkat Pekerjaan Pokok Warga Skip

(3)

4.3 Gambaran Partisipan

Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah 8 orang

remaja berusia 15-20 tahun yang berdomisili di Skip

Ambon,Maluku. Semua informan sampai saat ini masih

mengkonsumsi sopi. Bila dilihat dari jenis pekerjaan, 3 orang

sebagai siswa, 2 orang mahasiswa, 3 orang tidak bekerja.

Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini sudah disesuaikan

dengan kriteria dalam penelitian ini. Dari remaja yang didatangi

sudah bersedia menjadi partisipan sehingga peneliti selanjutnya

melakukan proses pengambilan data. Dalam pengambilan data

peneliti dan partisipan mudah beradaptasi dengan baik sehingga

tidak terjadi kekakuan antar peneliti dan partisipan.

Tabel 4 : Karakteristik Partisipan Penelitian

(4)

4.4 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini mendeskripsikan pengetahuan dan perilaku

remaja terkait sopi serta dampaknya bagi kesehatan di Skip,

Ambon – Maluku.

Dari hasil analisis tema berdasarkan kategori dapat terlihat 2

tema besar yang mempengaruhi pengetahuan dan perilaku remaja

mengkonsumsi sopi dalam transkrip data, yaitu :

(5)

3. Dampak

Berikut adalah tema-tema yang merupakan hasil dari penelitian:

4.4.1 Pengetahuan Remaja

4.4.1.1 Pengertian Sopi

Dalam ungkapan partisipan terhadap pengetahuan mengenai sopi

menunjukan bahwa sopi merupakan minuman tradisional daerah

Maluku yang sudah ada dari jaman dahulu dan mengandung

alkohol sehingga dapat membuat mabuk orang yang

mengkonsumsinya. Sopi juga digemari dari kaum muda hingga

tua. Hal ini terungkap dari kelima partisipan sebagai berikut :

‘’ Sopi adalah minuman tradisional daerah Maluku yang mengandung alkohol’’ (P1, 13-14)

‘’ Sopi suatu minuman di Maluku, bisa dibilang minuman tradisional masyarakat asli Maluku yang diminum dalam acara atau penyelenggaraan adat di maluku’’ (P2, 13 -17)

‘’ Sopi adalah minuman alkohol tradisional di Maluku yang digemari oleh kaum muda sampai tua’’ (P3, 13-15)

‘’ Sopi kalau dilihat dari budaya merupakan minuman tradisional yang ada di Maluku dari jaman dulu dan masih di konsumsi hingga sekarang’’ (P7, 13-16)

Dampak mengkonsumsi sopi bagi remaja

(6)

‘’ Sopi adalah minuman beralkohol yang juga merupakan minuman tradisional di daerah Maluku’’ (P8, 13-15)

Partisipan yang lain menyatakan bahwa pemahaman mengenai

sopi menunjukan bahwa sopi merupakan minuman yang di

konsumsi ketika ada acara-acara tertentu seperti acara ulang

tahun, acara pernikahan, acara sidi, acara wisuda, acara

pernikahan dan acara ritual budaya. Hal ini terungkap dari kedua

partisipan sebagai berikut :

’ Sopi adalah minuman keras yang biasa dikonsumsi ketika ada acara-acara’’ (P4, 13-14)

‘’ Sopi adalah minuman yang digunakan pada acara-acara adat dan juga pada acara-acara lainnya ‘’ (P6, 13-15)

Pemahaman partisipan mengenai sopi menunjukan bahwa sopi

merupakan minuman yang dikonsumsi saat berkumpul bersama

teman-teman. Hal ini terungkap dari satu partisipan sebagai

berikut :

‘’Sopi merupakan minuman keras yang dikonsumsi ketika sedang berkumpul dengan teman-teman’’ (P5, 13-15)

4.4.1.2 Dampak sopi bagi kesehatan

Mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak dapat

menyebabkan dampak yang tidak baik bagi kesehatan. Untuk

mengetahui pengetahuan remaja mengenai penyakit yang dapat

(7)

pertanyaan ‘’ Menurut adik apakah ada dampak sopi bagi kesehatan dan tubuh adik ‘’ kepada 8 riset partisipan.

Dari pertanyaan tersebut ditemukan jawaban mereka

masing-masing tentang dampak sopi bagi kesehatan. Partisipan

menyatakan bahwa mengkonsumsi sopi dapat menyebabkan

penyakit jantung atau merusak jantung. Hal ini dinyatakan oleh ke

tiga partisipan seperti di bawah ini :

‘’ Ada, yaitu jantung bisa rusak ‘’ (P2, 53)

‘’ Setau saya sopi dapat merusak jantung ‘’ (P5, 45) ‘’ Gangguan di jantung ‘’ (P7, 49)

‘’ Jantung bisa rusak ‘’ (P8, 45)

Beberapa riset partisipan yang menyatakan bahwa jika

mengkonsumsi sopi akan terkena penyakit kanker dan paru-paru.

Hal ini dinyatakan oleh ke dua partisipan di bawah ini :

‘’ Setau saya Ada, kalau tidak salah yaitu dapat terkena penyakit di hati ‘’ (P1, 54-55)

‘’ Ada, yaitu gangguan di otak ‘’ (P6, 45)

Ada juga partisipan yang selama ini mengkonsumsi sopi namun

tidak tau dampak sopi bagi kesehatan dan Hal ini dinyatakan oleh

salah satu partisipan di bawah ini :

“ Saya tidak tau dampak sopi bagi kesehatan ‘’ (P4, 47)

Ada partisipan mengatakan bahwa tidak ada dampak sopi bagi

(8)

apapun akibat mengkonsumsi sopi. Hal ini dinyatakan oleh salah

satu partisipan dibawah ini :

Menurut saya tidak ada dampak sopi bagi kesehatan dan tubuh ‘’ (P3, 45-46)

Selain pengetahuan remaja mengenai penyakit yang dapat muncul

kapan saja akibat mengkonsumsi sopi, remaja juga mengatakan

efek yang muncul ketika mengkonsumsi sopi. adapun efek yang

dirasakan oleh remaja yaitu :

‘’ Untuk efek yang timbul yaitu saya merasa pusing, mau muntah sampai saya juga pernah muntah ‘’ (P1, 43-45)

‘’ Efek yang muncul yaitu kontrol diri hilang, pusing, cepat marah, mual dan muntah ‘’ (P2, 43-44)

‘’ Efek yang muncul ketika saya minum sopi yaitu merasa pusing, cepat emosi dan muntah ‘’ (P3, 34-36)

‘’ Efek yang muncul itu saya merasa pusing, cepat marah dan muntah ‘’ (P4, 36-37)

“ Saya merasa mabuk, pusing, muntah dan cepat emosi ‘’ (P5, 35-36)

‘’ Saya merasa pusing dan ketika mengkonsumsi sopi dalam jumblah yang banyak, saya biasanya muntah ‘’ (P6, 34-36) “ Efek yang muncul yaitu pusing, muntah dan mengantuk ‘’ (P7, 39-40)

‘’ Efek yang muncul yaitu pusing, mengantuk, cepat tersinggung dan jika saya banyak minum maka saya biasanya muntah’’ (P8, 35-38)

4.4.1.3 Alasan remaja mengkonsumsi sopi

Tempat pergaulan mempengaruhi sikap dan tingkah laku remaja

dalam pembentukan karakter diri. Terdapat Partisipan yang

menyatakan bahwa alasan mereka mengkonsumsi sopi karena

(9)

teman-teman untuk konsumsi dan jika tidak mengikuti ajakan dari

teman-teman akan dikatakan tidak gaul, kampungan, tidak berani,

tidak dianggap dalam pergaulan, bencong dan cara pertemanan

tidak bagus. Hal ini terungkap dari 5 partisipan sebagai berikut :

‘’ Awalnya karena ajakan dari teman-teman dan jika tidak mengikuti ajakan teman untuk minum sopi saya akan dikatai kampungan, tidak gaul dan tidak berani akhirnya saya ikuti saja ajakan teman-teman.‘’ (P1, 21-25)

‘’ Saya mengkonsumsi sopi karena ajakan dari teman-teman, jika tidak mengikuti ajakan akan dikatakan bencong dan tidak dianggap dalam pergaulan ‘’ (P2, 24-27)

‘’ Semua berawal dari ajakan dan rayuan teman-teman jika tidak minum nanti dikatakan bencong, karena bencong juga mengkonsumsi sopi masakan saya tidak ‘’ (P4, 19-22)

‘’ Saya mengkonsumsi sopi karena ajakan dari teman-teman jika tidak mengikuti maka akan dikatakan cara bergaul saya tidak baik ‘’ (P5, 20-22)

Beberapa alasan partisipan untuk mengkonsumsi alkohol yaitu

karena keinginan dari dalam diri sendiri untuk mencoba

mengkonsumsi sopi dan agar dikatakan gaul. hal ini terungkap dari

3 partisipan sebagai berikut :

‘’ Saya mengkonsumsi sopi karena keinginan dari diri sendiri ‘’ (P3, 20-21)

‘’ Saya mengkonsumsi sopi, karena saya ingin mencoba rasa sopi ‘’ (P6, 19-20)

(10)

‘’ Saya mengkonsumsi agar dikatakan gaul dan keinginan saya sendiri ‘’ (P8, 20-21)

4.4.2 Perilaku

4.4.2.1 Frekuensi remaja mengkonsumsi sopi

Sopi merupakan minuman yang sudah ada di Maluku sejak dulu

kala. Sehingga mengkonsumsi sopi merupakan kebiasaan

masyarakat di Maluku. Partisipan menyatakan bahwa dalam 1

minggu partisipan biasanya mengkonsumsi sopi 2 sampai 3 kali

dengan jumlah konsumsi sekitar 1 sampai 3 botol. Hal tersebut

dinyatakan oleh ke empat partisipan seperti dibawah ini :

‘’ Dalam 1 minggu saya mengkonsumsi sopi 2 kali di hari Sabtu dan Minggu dengan takaran 1 botol sopi dicampur dengan bir atau dicampur dengan minute maid pulpy orange supaya rasanya enak ’’ (P1, 30-35)

‘’ Dalam 1 minggu saya biasanya mengkonsumsi sopi 2-3 kali dengan takaran 1-3 botol setiap kali minum ‘’ (P2, 32-36) ‘’ Dalam seminggu saya biasa minum 2-3 kali dengan banyaknya 1-2 botol sopi setiap kali minum ‘’ (P3, 26-27) ‘’Saya biasa minum 2 kali dalam seminggu dan banyaknya itu 2-3 botol ‘’ (P5, 27-28)

‘’ Tidak sering, saya mengkonsumsi sopi pada saat acara dan juga pada saat diajak teman-teman jadi kira-kira 2 kali dalam 1 minggu dan banyaknya itu 3 botol ‘’ (P6, 25-28)

(11)

Beberapa partisipan mengatakan bahwa dalam 1 minggu biasanya

mengkonsumsi sopi 2 hingga 3 kali minum , namun banyaknya

sopi yang dikonsumsi tergantung kemauan, ajakan, kekuatan

minum dan juga tergantung faktor lain. Hal tersebut dinyatakan

oleh ke dua partisipan dibawah ini :

‘’ Sering, 1 minggu saya biasa mengkonsumsi sopi 2 kali, banyaknya kira-kira 2 botol dan jika teman-teman ajak minum lagi maka kita minum bisa sampai 1 gen’’ (P4, 27-30)

‘’ Kira-kira 1 minggu 3 kali dan banyaknya tergantung teman-teman ‘’ (P7, 30-31)

Menurut hasil wawancara dengan ketua RT 003 Skip sektor 1

menyatakan bahwa remaja dan pemuda di skip sektor 1

kebanyakan mengkonsumsi sopi di ruang publik seperti di

jalan-jalan dan di gang-gang ketimbang di acara-acara tertentu

sehingga kelihatannya kurang bagus dan beliau juga mengatakan

kebiasaan remaja mengkonsumsi sopi itu pada malam hari ketika

berkumpul dengan teman-temannya sehingga menggangu jam

tidur warga.

Hasil wawancara dengan salah seorang pengasuh remaja di Skip

sektor 1 menyatakan bahwa remaja dan pemuda di Skip sektor 1

kebanyakan mengkonsumsi sopi di jalan-jalan, gang-gang bahkan

(12)

dan di mana saja dan dampak yang ditimbulkan kebanyakan

dampak negatif.

4.4.3 Dampak

4.4.3.1 Dampak perilaku remaja

Ada berbagai perilaku remaja yang dapat timbul ketika

mengkonsumsi sopi dan pada saat partisipan dalam keadaan

mabuk. Untuk mengetahui perilaku riset partisipan, maka peneliti

mengajukan pertanyaan ‘’ Apakah anda pernah melakukan

tindakan kekerasan atau menjadi korban kekerasan setelah atau

saat mengkonsumsi sopi ‘’ kepada 8 riset partisipan.

Dari pertanyaan di atas didapatkan jawaban riset partisipan

tentang perilaku setelah dan pada saat mengkonsumsi sopi yaitu

partisipan melakukan tindakan kekerasan seperti berkelahi dan

tawuran antar sekolah. Hal tersebut dinyatakan oleh ke tujuh

partisipan dibawah ini :

‘’ Pernah, kira-kira sudah 2 kali memukuli orang akibat mabuk namun saya belum pernah menjadi korban ‘’ (P2, 48-50)

‘’ Saya pernah memukuli orang akibat sudah mabuk kira-kira 5 kali dan saya belum pernah menjadi korban ‘’(P3, 40-42) ‘’ Pernah dan sudah banyak kali hingga sudah tak tau berapa banyak kali karena jika sudah mabuk sudah tidak takut lagi dengan orang ‘’ (P4, 41-44)

(13)

‘’ Pernah, sudah 4 kali saya berkelahi akibat mabuk namun belum pernah menjadi korban ‘’ (P6, 40-42)

‘’ Pernah 2 kali, saya pernah menjadi korban kekerasan dan juga melakukan tindakan kekerasan‘’ (P7, 44-46)

‘’ Pernah sekitar 6 kali, apalagi sudah minum dan mabuk saya cepat tersinggung ‘’ (P8, 41-42)

Ada juga partisipan yang tidak pernah melakukan tindakan

kekerasan karena partisipan mengkonsumsi sopi hanya untuk

mencari kesenangan pada saat kumpul dengan teman-teman di

acara-acara tertentu. Hal ini dinyatakan oleh salah satu partisipan

seperti di bawah ini :

‘’ Tidak pernah, karena saya minum sopi untuk kesenangan semata dan saya minum sopi ketika ada acara dengan teman-teman ‘’ (P1, 49-51)

4.4.3.2 Dampak perilaku remaja yang dirasakan

masyarakat

Mengenai dampak minum yang dirasakan masyarakat maka

peneliti melakukan wawancara dengan ketua RT dan pengasuh

remaja.

Menurut ketua RT selama ini dampak remaja mengkonsumsi

alkohol yang dirasakan sebagai ketua RT yaitu

terjadi perilaku

kekerasan sehingga sebagai RT harus turun langsung untuk

(14)

Kebanyakan remaja mengkonsumsi sopi di jalan-jalan dan di

gang-gang ketimbang di acara-acara tertentu dan Mengenai

perilaku remaja yang mengkonsumsi sopi ada yang positif

dan negatif. Kalau yang positif itu seperti mereka selesai

mengkonsumsi sopi adakalanya mereka pulang tidur dan

beristirahat, dan negatif itu kalau mereka bersama-sama

duduk mengkonsumsi sopi biasanya mereka berbicara

dengan suara yang besar sehingga menggangu jam tidur

warga, kemudian beberapa kasus kekerasan yang terjadi

akibat emosi, tersinggung dan ketika diganggu sehingga

terjadi perkelahian, penikaman dan terjadi pemotongan

dengan pedang sehingga dari kejadian-kejadian seperti ini

ada pihak kepolisian yang datang untuk menyelesaikan

kasus-kasus tersebut bahkan kasus-kasus tersebut harus

diselesaikan secara hukum yang berlaku. Perasaan ketua

RT ketika terjadi masalah kekerasan yang terjadi yaitu

kecewa karena selaku orang-orang yang seiman bisa ribut

Cuma karena masalah-masalah yang sepele dan semua inti

permasalahan

yang

terjadi

diakibatkan

karena

(15)

Menurut pengasuh remaja selama ini dampak remaja

mengkonsumsi alkohol yang dirasakan

yaitu lebih banyak

perkelahian, karena jika remaja atau pemuda sudah

mengkonsumsi sopi mereka akan mudah tersinggung dan

mudah marah sehingga terjadilah perkelahian antar sesama

yang mengakibatkan korban. Pengasuh remaja mengatakan

bahwa remaja mengkonsumsi sopi di jalan-jalan, gang-gang

bahkan di acara-acara juga intinya remaja mengkonsumsi

sopi kapan saja dan di mana saja. Perilaku remaja yang

mengkonsumsi sopi kebanyakan mengarah ke perilaku

kekerasan sehingga Lebih banyak dampak negatif yang

ditimbulkan. Perasaan pengasuh ketika melihat remaja

mengkonsumsi sopi yaitu sedih, karena sekarang remaja

bahkan pemuda yang mengkonsumsi sopi lebih banyak

mengakibatkan dampak negatif dari pada dampak positif

dan membawa kerugian bagi diri sendiri dan orang tua.

4.5 Pembahasan

Dalam pembahasan peneliti akan membahas tentang tema

yang sudah didapatkan dari peneliti yang berfokus pada

pengetahuan dan perilaku remaja terkait sopi serta dampaknya

(16)

ini dilakukan dengan cara membandingkan dengan

sumber-sumber atau buku dan hasil penelitian sebelumnya.

4.5.1 Pengetahuan

4.5.1.1 Pengertian Sopi

Hasil penelitian terdapat bahwa pengetahuan remaja mengenai sopi

yaitu sopi merupakan minuman tradisional daerah Maluku yang

mengandung alkohol. Sopi sudah ada dan dikenal sejak jaman dulu dan

digunakan atau dikonsumsi bersama ketika ada acara tertentu dan

ketika ada penyelenggaraan adat seperti adat masuk minta, adat panas

pela dan sopi juga dikonsumsi bersama ketika remaja sedang

berkumpul dengan teman-teman. Sopi juga merupakan minuman yang

digemari dari kaum muda sampai tua karena rasanya yang khas.

Minuman tradisional adalah minuman yang diolah secara tradisional dan

sudah ada dan dikenal sejak turun temurun dan masih dipertahankan

sampai sekarang.

Sopi (moke atau tua menu) adalah sekian dari nama lokal untuk

minuman khas yang diproduksi secara turun temurun oleh masyarakat

yang ada di berbagai pulau di Nusa Tenggara Timur maupun Maluku.

Sopi merupakan atribut yang tidak terlepas dari setiap perayaan

upacara tradisional dan merupakan salah satu sumber pendapatan

(17)

tersebut juga diakui oleh ketua RT bahwa, sopi merupakan minuman

tradisional yang sudah ada dari dulu dan dikonsumsi ketika ada

penyelenggaraan adat. Sopi juga masih dikonsumsi sampai sekarang

dari kaum muda sampai orang tua. Menurut produsen sopi, mengatakan

bahwa sopi jika dilihat dari sisi ekonomi merupakan salah satu usaha

untuk memenuhi kebutuhan keluarga setiap hari dan juga untuk

menyekolahkan anak-anak dari hasil jualan sopi, (Dominggu Elcid Li,

dkk. 2013)

4.5.1.2 Dampak sopi bagi kesehatan

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol

adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan

kesadaran. Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol.

Mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak akan berdampak

buruk bagi kesehatan karena dalam alkohol mengandung zat adiktif

yang dapat membuat kecanduan bagi para konsumen.

Hasil penelitian ditemukan bahwa 6 dari 8 partisipan memiliki

pemahaman mengenai penyakit yang dapat timbul akibat

mengkonsumsi sopi yaitu akan terkena penyakit jantung

(kardiovaskuler), salah satu partisipan mengatakan bahwa orang yang

mengkonsumsi sopi akan terkena penyakit liver dan juga satu partisipan

megatakan bahwa akan terjadi gangguan di saraf otak akibat kebiasaan

(18)

- Pengaruh alkohol pada jantung

Jantung merupakan organ vital untuk memompa darah. Efek negatif

mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan yaitu akan menimbulkan

tekanan darah menjadi tinggi sehingga mempengaruhi kinerja jantung,

yang mana jantung harus bekerja lebih ekstra untuk memompa darah

yang sudah bercampur dengan alkohol keseluruh tubuh. Asupan alkohol

juga mempengaruhi tingkat kolesterol baik dalam tubuh, yang dapat

meningkatkan risiko penyakit jantung. Peminum minuman keras

cenderung memiliki tekanan darah yang relatif lebih tinggi dibandingkan

non peminum (abstainer), demikian pula mereka lebih berisiko

mengalami stroke dan serangan jantung. Peminum kronis dapat pula

mengalami berbagai gangguan kecerdasan), bingung, kesulitan berjalan

dan kehilangan memori. Diduga konsumsi alkohol yang berlebihan

dapat menimbulkan defisiensi thiamin, yaitu komponen vitamin B

komplek berbentuk kristal yang esensial bagi berfungsinya sistem

syaraf, (Woteki, 1992).

- Pengaruh alkohol pada hati

Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh kita yang beratnya sekitar

1,5 kg pada pria dewasa. Hati memiliki fungsi yang sangat vital bagi

manusia, salah satu fungsi pentingnya adalah proses detoksifikasi

racun, bakteri, dan semua zat berbahaya bagi tubuh yang berasal dari

(19)

alkohol ke dalamnya. Karena alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan

dieliminasi oleh organ hati. Oleh karena itu banyak mengkonsumsi

alkohol (anggur ,wine, arak, dan lain-lain) dapat memperberat kerja hati

dan merusak fungsi hati secara terus menerus dan perlahan. Sehingga

akan menimbulkan kerusakan hati yang disebut alcoholic liver disease.

(Berita Mandiri, 2012)

Pengaruh alkohol yang paling bahaya adalah pengaruh pada hati.

Setiap kali seorang peminum meminum alkohol, hatinya mendapat luka.

Sel hati akan mati dan menjadi mengecil. Hal ini akan mengurangi

kemampuan hati untuk berfungsi dengan sempurna. Pengecilan yang

serius akan menyebabkan hati tidak dapat berfungsi dengan baik

Keadaan ini disebut sirosis hati dan bisa membawa maut.

Pembengkakan hati (hepatitis) juga bisa disebabkan oleh kelebihan

toksik alkohol. Pada mulanya toksik alkohol ini menyebabkan hati

mengembang dan lama kelamaan saluran darah akan mengecil. Hal ini

juga menyebabkan darah tidak dapat mengalir ke hati dengan

sempurna dan akhirnya saluran darah akan membengkak lalu pecah.

Pada peringkat kritikal pengidap hepatitis akan mengalami muntah

darah dan kotoran mereka akan bercampur dengan darah.

- Pengaruh alkohol pada otak (Sistim Saraf)

Alkohol memiliki kemampuan untuk menekan aktivitas saraf pusat,

(20)

secara berlebihan, peminumnya akan keracunan etanol. Pada organ tubuh, alkohol yang berlebihan akan merusak jaringan otak secara

permanen sehingga mengganggu daya ingat, kemampuan belajar dan

daya penalaran. Pemakaian alkohol secara terus menerus dalam kadar

yang tinggi dapat pula merusak fungsi organ tubuh, seperti ginjal dan

hati, (Sarsito,2003).

Alkohol diabsorpsi ke dalam aliran darah lewat pembuluh darah kecil di

dinding lambung dan usus kecil. Dalam beberapa menit setelah

diminum, alkohol dialirkan dari lambung ke otak, yang langsung

menimbulkan efek-efeknya yang memperlambat kegiatan sel-sel saraf.

Kurang lebih 20% dari alkohol diabsorpsi di lambung. Sebagian besar

dari 80% diabsorpsi lewat usus kecil. Apabila jumlah alkohol di dalam

aliran darah melebihi tingkat tertentu, maka kegiatan sistim pernapasan

menurun dengan jelas, dan dapat mengakibatkan koma atau kematian,

karena oksigen tidak dapat lagi sampai di otak. Tubuh orang muda tidak

dapat menangani alkohol setingkat orang dewasa. Minum alkohol lebih

berbahaya bagi para remaja oleh karena otak mereka masih menjalani

pertumbuhan dari remaja hingga dewasa. Minum alkohol dalam masa

kritis ini dapat berakibat kerusakan fungsi otak, terutama yang berkaitan

dengan memori, keterampilan motorik (kemampuan untuk bergerak) dan

(21)

Pada teori di atas telah menyebutkan penyakit yang dapat terjadi akibat

mengkonsumsi sopi (alkohol) namun pada kenyataannya kedelapan

remaja yang mengkonsumsi sopi hingga sekarang tidak mengalami

gangguan atau mengalami penyakit seperti yang disebutkan karena

alkohol mempunyai efek jangka pendek sekaligus jangka panjang pada

berbagai bagian tubuh, (Yayasan untuk Dunia Bebas Narkoba, 2006).

a. Jangka panjang alkohol

Jangka panjang alkohol adalah dampak yang akan dirasakan

seseorang kedepannya jika mengkonsumsi alkohol, yaitu :

 Tekanan darah tinggi, stroke dan penyakit-penyakit yang

berkaitan dengan jantung.

 Penyakit hati

 Kerusakan saraf

 Kerusakan permanen pada otak

 Gastritis (infeksi pada dinding lambung)

 Kekurangan gizi

 Kanker mulut dan tenggorokan

b. Jangka pendek alkohol yaitu :

Jangka pendek alkohol adalah dampak yang dirasakan langsung

(22)

 Berbicara cadel

 Perasaan ngantuk

 Muntah-muntah

 Penglihatan kabur dan pendengaran terganggu

 Pengurangan persepsi dan koordinasi

 Ketidaksadaran

 Anemia

 Koma

Remaja mengatakan ketika mereka mengkonsumsi sopi efek yang

mereka rasakan yaitu pusing, cepat marah, cepat tersinggung, mudah

emosi, kontrol diri hilang, mengantuk, mual dan muntah.

Menurut Yayasan untuk Dunia Bebas Narkoba (2006) mengatakan

bahwa Alkohol tergolong zat depresan, berarti ia memperlambat

fungsi-fungsi tubuh yang vital—mengakibatkan cadel, gerakan goyah, persepsi yang terganggu dan ketidakmampuan untuk cepat bereaksi. Mengenai

bagaimana alkohol mempengaruhi pikiran, alkohol sebaiknya dikenal

sebagai obat yang mengurangi kemampuan seseorang untuk berpikir

rasional dan mengaburkan daya pertimbangannya. Tetapi jika

seseorang mengonsumsi melebihi batas yang dapat diatasi oleh tubuh,

maka ia akan mengalami efek depresi alkohol. Mereka akan mulai

merasa "bodoh" atau kehilangan koordinasi dan kendali. Alkohol

(23)

(ketidakmampuan untuk merasa sakit, keracunan yang membuat tubuh

memuntahkan racunnya, dan berakhir dengan ketidaksadaran, atau

yang lebih buruk, koma atau meninggal karena overdosis racun.

Reaksi-reaksi ini tergantung pada jumlah dan kecepatan konsumsinya.

4.5.1.3 Alasan remaja mengkonsumsi sopi

Berbagai hal dikemukakan oleh remaja sebagai alasan untuk

mengkonsumsi sopi. Hasil penelitian, 4 partisipan menyatakan bahwa

alasan mengkonsumsi sopi adalah pengaruh dan tuntutan pergaulan,

karena menurut mereka jika tidak mengkonsumsi sopi maka akan

dikatakan tidak gaul, kampungan, tidak berani, bencong, tak di anggap

dalam pergaulan, dijauhi dan dikatai cara pertemanan yang tidak baik

sehingga mereka lebih cenderung mengikuti ajakan teman daripada

mengikuti kata hati sendiri dengan kata lain mereka tidak mempunyai

pengendalian diri sehingga mereka mengkonsumsi sopi dan lama

kelamaan mereka menjadi terbiasa dan menjadi ketergantungan dengan

sopi. 4 partisipan yang lain mengatakan bahwa awal mereka

mengkonsumsi sopi karena keinginan dan keingintahuan diri sendiri

mengenai sopi, sehingga jika diajak mengkonsumsi sopi dari

teman-temannya dia tidak merasa kaku.

Dari pernyataan partisipan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

terdapat 2 faktor yang mempengaruhi remaja untuk mengkonsumsi sopi

(24)

faktor pendorong dari dalam diri remaja sendiri untuk mencoba

konsumsi sopi dan faktor eksternal merupakan faktor pendorong yang

berasal dari luar yaitu lingkungan sosial (pergaulan).

Hasil ini juga didukung dengan teori Erikson (dalam Ali dan Asrori, 2005)

yang mengatakan bahwa ada 5 tipe karakteristik umum remaja, salah

satunya yaitu keinginan mencoba sesuatu. Pada umumnya remaja

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi yang disebabkan oleh dorongan dari

dalam diri untuk mengetahui segala sesuatu yang ada di sekitar

sehingga remaja cenderung ingin tahu, mencoba dan merasakan

sesuatu hal yang belum pernah di alaminya.

Teman sebaya menjadi suatu sarana sekaligus tujuan dalam pencarian

jati diri remaja. Pada dasarnya tidaklah mudah bagi remaja untuk

mengikatkan diri mereka pada suatu kelompok karena setiap kelompok

memiliki tuntutan yang harus dapat dipenuhi oleh setiap remaja yang

bergabung (Zebua dan Nurdjayadi, 2001). Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Agustina Muliyati pada tahun 2009, pada anak jalanan

menunjukkan alasan mengapa informan mengkonsumsi minuman

beralkohol. Pada umumnya informan mengkonsumsi minuman

beralkohol karena ditawari atau diajak oleh lingkungan sosial mereka.

Kelompok sosial ini menjadi berpengaruh mengingat perannya yaitu

memberikan rasa aman bagi informan. Informasi lain yang didapatkan

(25)

perayaan atau untuk memeriahkan malam minggu dan ada juga yang

menjadikan minuman berlakohol sebagai media untuk mengakrabkan

diri dengan teman sebaya.

Remaja yang berkumpul dalam suatu kelompok cenderung merasa

dirinya aman dan terlindungi dari ancaman atau gangguan dari luar.

Rasa aman dan terlindung dapat menimbulkan rasa persatuan hingga

muncul keberanian yang berlebihan, Gunarsa (Sarsito, 2003).

Kebanyakan sifat remaja yaitu suka meniru-niru apa yang di lihat oleh

mereka, sehingga mereka akan melakukan apa yang teman-teman

mereka lakukan. Sehingga lingkungan teman bermain sangat dominan

mempengaruhi remaja untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai

dengan aturan atau norma yang terdapat di dalam masyarakat.

Sunaryo (2008) mengatakan seseorang yang mengkonsumsi alkohol

juga dipengaruhi oleh pergaulan yang negatif yang memberikan

pengaruh dalam penggunaan minuman keras. Karena dengan

minum-minuman keras mereka berharap bisa mendapatkan kegembiraan,

menghilangkan rasa rendah diri, mempertahankan gengsi dan

menghilangkan stress atau masalah yang mereka sedang hadapi. Di

samping itu, tidak sedikit yang ikut ikutan dan hanya sekedar mencari

perhatiaan dan pengakuan bahwa dialah yang paling hebat. Mereka

tidak menyadari bahwa minuman keras berdampak terhadap kesehatan

(26)

4.5.2 Perilaku

4.5.2.1 Frekuensi remaja mengkonsumsi sopi

Setiap partisipan memiliki frekuensi mengkonsumsi sopi yang

berbeda-beda karena tergantung situasi. Dari hasil penelitian yang didapat

dinyatakan bahwa frekuensi remaja mengkonsumsi sopi dalam 1

minggu yaitu berkisar antara 2 sampai 3 kali dengan takaran minum

yaitu 1 botol hingga 1 gen atau tergantung dari kesanggupan, keinginan,

ajakan, serta faktor lain. Remaja juga mengatakan lebih senang jika

mengkonsumsi sopi ketika berkumpul dengan teman-teman mereka.

Hasil wawancara dengan ketua RT juka beliau mengatakan remaja

cenderung mengkonsumsi sopi ketika di malam hari sehinga

menggangu jam istirahat warga.

Dari pernyataan di atas ditarik kesimpulan bahwa remaja merasa

senang ketika mengkonsumsi sopi ketika berkumpul dengan

teman-teman dan mereka akan duduk mengkonsumsi sopi berapapun

jumlahnya tergantung dari kekuatan dan kesanggupan remaja

(27)

4.5.3 Dampak

4.5.3.1 Dampak mengkonsumsi sopi bagi perilaku remaja

Hasil penelitian ditemukan bahwa 7 partisipan pernah melakukan

tindakan kekerasan seperti berkelahi dan tawuran antar sekolah akibat

mabuk. Partisipan juga mengatakan bahwa jika sudah mengkonsumsi

sopi mereka akan merasa percaya diri dan tidak merasa takut atau malu

untuk melakukan hal apapun. Beberapa partisipan juga pernah menjadi

korban kekerasan akibat tawuran antar sekolah.

Hasil ini didukung oleh teori Widodo (2004) yang mengatakan bahwa

alkohol adalah suatu zat yang bekerja secara selektif, terutama pada

otak sehingga dapat menimbulkan perubahan perilaku, emosi, kognitif,

persepsi, kesadaran seseorang yang apabila digunakan dapat

menimbulkan kecanduan dan ketergantungan.

Perilaku remaja mengkonsumsi sopi merupakan suatu hal yang tidak

asing lagi di ambon karena selain sopi merupakan minuman tradisional,

sopi juga sudah membudaya di masyarakat sehingga sopi dikonsumsi

dari kaum muda hingga orang tua dan sampai sekarang tidak ada

larangan khusus yang menyebutkan bahwa apabila kedapatan anak

dibawah umur mengkonsumsi sopi akan dikenakan sanksi. Orang tua

memiliki peranan penting yang mana orang tua dituntut untuk lebih

(28)

terjerumus mengikuti ajakan teman sebaya untuk mengkonsumsi

alkohol.

Data yang didapat dari Polres Pulau Ambon dan Polsek Sirimau Kota

Ambon-Maluku mengenai tindak kekerasan seperti perkelahian,

penganiayaan dan pembunuhan yang terjadi akibat mengkonsumsi sopi

di Skip pada tahun 2015 yaitu berkisar 8 kasus dan pada bulan Januari

hingga April 2016 terdapat 7 kasus. Pada bulan januari-desember 2012

terjadi 358 kasus kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di wilayah hukum

Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, berdasarkan data yang di

miliki Satuan Lalu Lintas Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease

menyebutkan bahwa kasus kecelakaan memakan korban meninggal

sebanyak 84 orang, luka berat 228 orang dan luka ringan 93 orang.

Kasus kecelakaan terjadi pada rentan umur 16-24 tahun.

4.5.3.2 Dampak minum yang dirasakan masyarakat

Menurut Jensen dalam Sarwono (2011) banyak sekali faktor yang

menyebabkan kenakalan remaja pada umumnya. Berbagai teori yang

mencoba menjelaskan penyebab kenakalan remaja, salah satunya yaitu

differential association.

Differential association, menurut teori ini, kenakalan remaja adalah

akibat salah pergaulan. Anak-anak nakal karena bergaulnya dengan

anak-anak nakal juga. Paham ini banyak dianut orang tua di Indonesia,

(29)

teman-teman yang dianggap nakal, dan menyuruh anak-anaknya untuk

berkawan dengan teman-teman yang pandai dan rajin belajar.

(Sarwono,2011).

Waluya, (2007) mengatakan bahwa penyimpangan dengan

mengkonsumsi alkohol terjadi akibat sosialisasi yang tidak sempurna

baik pergaulan dimasyarakat maupun kehidupan didalam keluarga yang

dianggapnya tidak memuaskan, Sehingga anak mencari pelarian di luar

rumah dengan mencari teman yang dapat memberikan perlindungan

dan pengakuan akan keberadaan dirinya. Pada penyimpangan yang

dilakukan melalui penyalahgunaan narkoba dan minuman keras,

biasanya seseorang tidak akan langsung melakukannya, akan tetapi di

ajak oleh teman sekelompoknya untuk mencoba lebih dahulu untuk

membuktikan bahwa mereka telah menjadi orang dewasa, lama

kelamaan seseorang akan mendapatkan pengakuan dari kelompoknya

dan menjadi bagian dari kelompok tersebut.

Kebiasaan remaja mengkonsumsi sopi di Skip, dipengaruhi oleh

kebiasaan masyarakat yang mengkonsumsi minuman beralkohol di

dalam kehidupan sehari-hari dan pada saat ada acara tertentu atau

pada saat penyelengaraan adat di Maluku. Dengan adanya kebiasaan

yang turun temurun ini sehingga remaja dengan sendirinya mengetahui

dan mengenal tentang minuman beralkohol serta cara

Gambar

Gambar 6. Denah Kompleks Skip
Tabel 2 : Tingkat Pendidikan Menurut Tamatan atau Pendidikan
Tabel 4 : Karakteristik Partisipan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia I : Pengetahuan Dasar Hukum Dagang, Djambatan: Jakarta..

Permohonan pembukaan deposito dapat dilakukan melalui DAC, apabila Nasabah (pemberi instruksi) merupakan existing customer dan rekening dalam keadaan aktif dengan tetap

Adapun metode yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis data adalah metode dan teknik analisis horizontal (membandingkan laporan keuangan untuk 2 periode) sehingga akan

[r]

Untuk mengetahui faktor-faktor kepuasan kerja, ada beberapa tokoh yang berpendapat diantaranya, menurut Greenberg & Baron (1995) faktor-faktor yang mempengaruhi

Mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/ Jasa untuk Pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran 2013 seperti dibawah ini :.

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas, maka dalam penelitian ini definisi partisipasi masyarakat yang dimaksudkan oleh peneliti, yakni

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana implikasi hukum dari sifat final and binding putusan arbitrase dalam mewujudkan asas kepastian hukum;