• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 192009038 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 192009038 Full text"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI MULTIPLE

INTELEGENCE (MI) YANG DOMINAN DALAM KELAS PADA MATERI TEKANAN

Oleh Agustin Dwi Aryani

NIM: 192009038

TUGAS AKHIR

Diajukkan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)
(4)
(5)

Moto

Jalani hidup dengan penuh keyakinan, seperti keyakinan kita pada sang

Pencipta.

Kesuksesan anda dapat diukur dari seberapa besar kekuatan, keinginan,

impian dan bagaimana cara anda menyikapi segala kekecewaan selama

meraih proses sukses itu.

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kurnia dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari ada banyak hal yang penulis tidak dapat atasi diluar batas kemampuan penulis selama menempuh pendidikan di Progam Studi Pendidika Fiska FSM UKSW Salatiga. Oleh Karena itu penulis mengucapkan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yag telah membantu penulisan skripsi ini baik berupa material, bimbingan atau motivasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluargaku tercinta : Bapak, Ibuk, Mbak Erma, Dek Linda dan seluruh keluarga besarku. Terima kasih untuk dukungan dan doa yang diberikan untuk menyelesaikan studi ini.

2. IbuMarmi Sudarmi selaku Pembimbing Utama dan Ibu Debora Natalia Sudjito, selaku Pembimbing Pendamping. Terimakasih ya bu sudah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan masukan, dorongan, semangat serta dengan penuh kesabaran membimbing dan menuntunku selama penelitian hingga tulisan ini selesai. 3. Ferdy Samual Rondonuwu, wali studiku yang luar biasa, hidup penuh dengan senyum

dan tawa.

4.

Seluruh Dosen FSM UKSW, khususnya Dosen Fisika dan Pendidikan Fisika: Ibu Marmi Sudarmi, Bapak Adita Sutrisno, Ibu Diane Noviandini, Ibu Made Rai Suci, Bapak Surya Satria Trihandaru, Bapak Andreas Setiawan, Bapak Ferdi S Rondonuwu, Bapak Wahyu H.K., Bapak Nur Aji Wibowo, dan Ibu Debora Natalia S, terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama kuliah.

5.

Mas Tri, Mas Sigit, dan Pak Tafip selaku Laboran Fisika dan Pendidikan Fisika FSM UKSW atas segala bantuannya selama ini. Maaf jika selama ini selalu merepotkan.

6.

Untuk Mas Ion terima kasih atas dukungan dan semangat, nasehat, dan banyak hal lain yang sudah diberikan guna menyelesaikan skripsi saya.
(7)

8.

Untuk Oppa terima kasih banyak masukan dan dukungan serta untuk bantuan translatenya.

9. Untuk sahabatku ( Pretty, Yanti, Sahidah) terima kasih atas dukungan dan doanya untuk sahabatku yang belum selesai skripsi tetap semangat jangan menyerah.

10.Untuk teman-teman kost : Novi, Lia, Nana, Ratna, Elfira, Umi, Nina, dan Linda) terima kasih atas dukungannya ya...ayo semangat semuanya...

11.Untuk Mba Nita dan Mba Riska, terima kasih atas saran dan masukan-masukannya. 12.Kepala sekolah dan guru Fisika SMP Kristen 2 Salatiga yang telah mengizinkan dan

membantu penulis melaksanakan penelitian, serta seluruh siswa kelas VIII B yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini.

13.Semua pihak yang penulis tidak sebutkan satu persatu namanya yang turut dan terlibat dalam penyusunan tulisan ini.

(8)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI MULTIPLE INTELEGENCE (MI)

YANG DOMINAN DALAM KELAS PADA MATERI TEKANAN

Agustin Dwi Aryani, Debora Natalia Sudjito, Marmi Sudarmi

Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Jawa Tengah Indonesia

email:agustinaryani91@gmail.com

ABSTRAK

Ketika mengajar seringkali para guru lupa memperhatikan delapan jenis kecerdasan yang disebut Multiple Intellegence (MI) siswa. Kecerdasan Majemuk atau Multiple Intellegences adalah suatu kemampuan ganda untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan siswa yang dominan dalam kelas, merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan kecenderungan kecerdasan tersebut, dan bagaimana dampak penggunaan strategi pembelajaran tersebut terhadap pemahaman siswa pada materi tekanan dan sikap siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil penelitian nilai kognitif siswa, diperoleh prosentase sebesar 83%. Penelitian berhasil, karena prosentase untuk nilai kognitif mencapai standar keberhasilan yaitu 70% siswa memperoleh nilai 70. Namun perbedaan hasil nilai kognitif tidak antara siswa dengan kecenderungan kecerdasan intrapersonal dengan yang bukan intrapersonal tidak terlalu tampak. Jadi instrumen yang dibuat dalam penelitian ini lebih memperlihatkan aspek afektif siswa. Hal ini dapat dilihat pada hasil prosentase nilai afektif aktivitas mandiri (intrapersonal) yang lebih besar yaitu 78,15% dibandingkan dengan aktivitas berkelompok yang prosentasenya hanya 54,62%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, RPP yang dibuat berdasarkan teori Multiple Intellegence (MI) ini dapat diimplementasikan sebagai strategi pembelajaran untuk mengajar kelas yang kecenderungan kecerdasan siswanya adalah intrapersonal.

Kata kunci:kecenderungan kecerdasan, kecerdasan intrapersonal, tekanan.

I. PENDAHULUAN

Ketika mengajar seringkali para guru lupa memperhatikan delapan jenis kecerdasan yang disebut Multiple Intellegence (MI) siswa. Pada umumnya guru hanya menguasai mata pelajaran mereka saja [1]. Padahal menurut Gardner dalam diri seorang siswa, ada satu jenis kecerdasan yang dapat lebih dominan dibanding kecerdasan yang lain [17], sehingga seorang siswa akan lebih mudah memahami materi jika pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan kecerdasan (Intellegence) setiap anak [2]. Ada dua kecerdasan yang sering dipakai sekolah untuk menilai kecerdasan suatu siswa yaitu, kecerdasan linguistik dan matematis-logis [3]. Andaikan guru-guru di sekolah tidak hanya mengajar materinya saja tetapi juga memperhatikan kecerdasan dan kebutuhan siswanya, tentunya hasil pembelajaran akan lebih baik

(9)

Untuk mengatasi masalah di atas diperlukan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan kecenderungan kecerdasan siswa karena siswa akan lebih mudah mempelajari materi yang diajarkan apabila materi itu disampaikan sesuai dengan kecenderungan kecerdasan siswa tersebut [18]. Namun teori kecerdasan majemuk menegaskan, tidak ada rangkaian strategi pengajaran yang dapat selalu bekerja secara efektif untuk semua siswa karena setiap siswa memiliki kecenderungan tertentu pada ke delapan kecerdasan [24]. Padahal jumlah siswa dalam satu kelas pasti memiliki banyak ragam jenis kecerdasan yang dominan. Oleh karena itu, pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran yang dominan dalam kelas diperlukan [26]. Dengan memahami delapan kecerdasan majemuk tersebut maka seorang guru dalam pembelajarannya tidak akan terpaku pada satu metode atau strategi saja [6].

Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran berdasarkan teori Multiple Intelegence (MI) yang dominan dalam kelas dapat membantu siswa memahami materi pelajaran (tekanan) dan berdampak pada sikap siswa dalam proses pembelajaran?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan siswa yang dominan dalam kelas dan merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan kecenderungan kecerdasan tersebut, serta bagaimana dampak penggunaan strategi pembelajaran tersebut terhadap pemahaman siswa pada materi tekanan dan sikap siswa dalam proses pembelajaran.

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi siswa dan guru. Siswa diharapkan lebih mudah memahami materi pelajaran, sedangkan bagi guru, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu contoh strategi pembelajaran fisika dalam kelas.

II. LANDASAN TEORI

A. Multiple Intellegence (Kecerdasan Majemuk)

Konsep multiple intelligence diperkenalkan pada tahun 1983 oleh Prof. Howard Gardner. Setiap orang perlu menyadari dan mengembangkan ragam kecerdasan manusia dan macam-macamnya. Setiap siswa berbeda karena mempunyai macam kecerdasan yang berbeda [7].

Kebanyakan orang sukses di dunia ini memang tidak memiliki nilai tinggi pada semua skor, namun orang yang benar-benar sukses, seperti Albert Einstein atau Leonardo Da Vinci, memiliki kombinasi nilai yang tinggi pada 4 - 5 jenis kecerdasan [8].

Kecerdasan, menurut Gardner, adalah kemampuan menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia atau kemampuan problem solving; kemampuan menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan; kemampuan menciptakan sesuatu atau kemampuan menghasilkan produk yang akan menimbulkan penghargaan atas kebudayaan manusia [19]. Adapun Kecerdasan Majemuk atauMultiple Intelligencesadalah suatu kemampuan ganda untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan [9].

Sesuai dengan namanya, kecerdasan yang dimiliki manusia ada lebih dari satu kecerdasan [20]. Teori kecerdasan majemuk menyebutkan terdapat delapan kecerdasan sebagai berikut [10] :

1. Kecerdasan linguistik (kecerdasan berbahasa).

2. Kecerdasan matematis-logis (kecerdasan untuk mengolah angka).

3. Kecerdasan visual-spasial (kepekaan melihat gambar dan ruang secara akurat). 4. Kecerdasan kinestetik (kemampuan seseorang dalam menguasai tubuhnya). 5. Kecerdasan musikal (kecerdasan yang berkaitan dengan musik).

(10)

7. Kecerdasan intrapersonal (kemampuan memahami perasaan sendiri, pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri).

8. Kecerdasan naturalis (kepekaan seseorang terhadap alam, tumbuhan, hewan, dsb).

Kecerdasan bukanlah kemampuan yang tetap tak berubah sepanjang hayat. Kecerdasan dapat dikembangkan dan ditingkatkan secara memadai sehingga dapat berfungsi bagi pemiliknya [11]. Kedelapan kecerdasan tersebut perlu dikembangkan secara maksimal sejak usia dini, minimal sejak usia sekolah dasar agar bermanfaat bagi individu yang bersangkutan. Sebab pada usia tersebut, manusia mengalami perkembangan yang sangat pesat dan apa yang dipelajari di masa tersebut menjadi pijakan bagi masa selanjutnya [25].

Pendekatan kecerdasan majemuk dapat digunakan pada dua aspek, yaitu aspek metode pembelajaran dan aspek materi pembelajaran. Pada aspek metode, pendekatan yang dimaksud memungkinkan berkembangnya variasi gaya belajar, yang pada akhirnya menciptakan kondisi belajar terbaik bagi semua siswa. Sementara itu, pada aspek materi, pendekatan tersebut memperkaya materi pembelajaran yang akan mengembangkan kemampuan siswa seturut dengan potensi kecerdasan mereka masing-masing [12].

Banyak kegagalan siswa dalam mencerna informasi dari gurunya disebabkan oleh ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa [21]. Kecenderungan kecerdasan seseorang mencerminkan gaya belajar orang tersebut. Misalnya, seseorang dengan kecerdasan intrapersonal tinggi akan memiliki gaya belajar dengan pola-pola intrapersonal. Berikut ini adalah contoh gaya belajar kecerdasan intrapersonal:

Gaya belajar [21]:

a) Memahami dengan mengekspresikan diri

b) Belajar sendiri

c) Menghubungkan materi dengan kehidupan pribadi

d) Kegiatan individual

Adapun orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal memiliki ciri-ciri sebagai berikut [13] : a) Memiliki buku catatan harian untukmengungkapkan perasaannya.

b) Sensitif terhadap nilai diri.

c) Menyadari akan kelebihan dan kekurangannya sendiri.

d) Lebih senang menikmati rekreasi sendirian, misalnya : memancing atau menyepi ke pegunungan.

e) Menentukan dan memutuskan sendiri langkah yang akan dipilih f) Profesi: Pelatih, pengajar, penulis, peneliti, filsuf, dsb [27].

Gardner menjelaskan lebih lanjut bahwa kecenderungan kecerdasan yang dimiliki anak dapat dijadikan jalur untuk kelancaran dan kesuksesan belajar [14].

B. Tekanan Zat Padat

Tekanan adalah besarnya gaya yang bekerja pada benda tiap satu satuan luas permukaan bidang tekan. Besarnya tekanan suatu benda tergantung pada luas permukaan bidang tekan dan besarnya gaya yang dikerjakan pada permukaan tersebut.

Secara matematis tekanan dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: p= tekanan (N/m2)

F= gaya (N)

A= luas permukaan (m2)

Tekanan pada permukaan benda ditentukan oleh besar gaya dan luas permukaan tempat gaya bekerja. Untuk nilai gaya yang sama, semakin kecil luas permukaan, semakin besar tekanannya dan semakin besar luas permukaan, semakin kecil tekanannya [23].

(11)

III. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tipe guru sebagai peneliti. Penelitian ini dilakukan di SMP kelas VIII yang berjumlah 23 siswa. Alat pengumpul data berupa tes kecerdasan majemuk yang diambil dari buku yang berjudul

Maximizing Your Talent (Menemukan & Memaksimalkan Potensi Diri Anda) [27], Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRP), Lembar Kerja Siswa (LKS), soal terapan konsep tekanan, dan lembar observasi. Kuesioner penilaian kecerdasan majemuk digunakan untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan setiap siswa, soal terapan konsep tekanan digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, sedangkan lembar observasi KBM digunakan untuk menilai aspek afektif siswa selama pembelajaran berlangsung.

Tahap perencanaan diawali dengan mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis kecerdasan yang dominan dalam kelas dengan menggunakan lembar kuesioner, kemudian hasil kuesioner dianalisa untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan siswa. Selanjutnya RPP dirancang berdasarkan kecenderungan kecerdasan yang dominan dalam kelas, dan instrumen pengumpul data berupa soal terapan konsep tekanan dan pedoman observasi KBM disusun.

Tahap pelaksanaan, kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RPP dilaksanakan. Pada saat kerja kelompok siswa dibagi menjadi enam kelompok. Setiap kelompok diberikan LKS sebagai panduan praktikum Tekanan. Di akhir pembelajaran soal terapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari diberikan untuk dikerjakan secara mandiri. Selama pembelajaran berlangsung, aspek afektif siswa berupa kemampuan siswa dalam kerja kelompok dan kerja mandiri direkam dalam lembar observasi KBM oleh observer.

Tahap refleksi, semua data dikumpulkan dan dianalisis sehingga bisa menentukan apakah tindakan yang dilakukan sudah berhasil atau belum. Hasil soal terapan konsep tekanan dianalisis untuk mencari nilai rata-rata dan prosentasenya. Penelitian dikatakan berhasil apabila minimal 70% siswa memperoleh nilai 70 dan nilai rata-rata siswa dengan kecenderungan kecerdasan yang dominan dalam kelas lebih tinggi.

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif kualitatif, di mana data yang dikumpulkan dituangkan dalam kata-kata dan kalimat atau tabel sehingga memiliki arti lebih dari sekedar angka atau frekuensi [15]. Aspek yang akan diamati adalah sebagai berikut: Tabel 1. Kuesioner tes kecerdasan majemuk

No Nama Kecerdasan

1 2 3 4 5 6 7 8

1 A

2 B

...dst ...dst Jumlah

Keterangan:

(1) Linguistik, (2) matematis-logis, (3) visual-spasial, (4) kinestetik, (5) musikal, (6) interpersonal, (7) intrapersonal, (8) naturalis.

(12)

Tabel 2. Lembar observer

Keterangan: (1) Disiplin, (2) Minat, (3) Sopan santun, (4) Percaya diri, (5) Tanggung jawab, (6) Kerja keras, (7) Komunikatif.

Prosentasenya keaktifan dihitung dengan cara berikut:

% = × 100%

Analisa data hasil afektif dilakukan dengan menghitung prosentase keberhasilannya. Jika rata-rata keaktifan kelas minimal 70%, maka penelitian ini telah berhasil.

Tabel 3. Tes Akhir

No Siswa Nilai

1 A

2 B

...dst ...dst

Untuk melihat prosentase test dihitung dengan cara:

% ≥ 70 = ≥ 70× 100%

Jika minimal 70% siswa memiliki nilai 70 maka penelitian ini dihentikan. Tetapi jika tidak mencapai 70% maka penelitian ini harus diulang sampai target terpenuhi

IV. HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN.

a. Penilaian Kecerdasan Majemuk Siswa.

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 26 Mei 2014 di SMP kelas VIII dengan jumlah sampel sebanyak 23 siswa. Sebelumnya sudah dilakukan pengambilan data untuk mengetahui kecerdasan majemuk siswa dengan sampel yang sama. Penilaian kecerdasan majemuk dilakukan dengan cara memberikan tes kecerdasan majemuk kepada siswa. Tes kecerdasan ini diambil dari buku Paulus Winarto yang berjudul Maximizing Your Talent (Menemukan & Memaksimalkan Potensi Diri Anda). Hasil yang diperoleh dari penilaian tersebut disajikan pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Kecenderungan kecerdasan siswa. No Nam a Kecerdasan Lin gu ist ik M at em at is-lo gis Vi su al-Sp as ial Ki ne st et ik M us ikal In te rp er so nal In trap er so nal Nat ur ali s 1 A 2 B

Siswa Sikap afektif Jumlah keaktifan siswa

1 2 3 4 5 6 7 Jumlah %

A B ....dst Jumlah

(13)

3 C 4 D 5 E 6 F 7 G 8 H 9 I 10 J 11 K 12 L 13 M 14 N 15 O 16 P 17 Q 18 R 19 S 20 T 21 U 22 V 23 W

Jumlah 9 16 9 9 13 14 17 12

Data-data pada tabel di atas menunjukkan bahwa setiap siswa mempunyai lebih dari satu kecerdasan. Prosentase kecerdasan dominan siswa disajikan pada tabel 5 berikut.

Tabel 5. Prosentase kecerdasan dominan siswa.

No Kecerdasan Jumlah

Siswa (Orang)

Prosentase (%)

1 Linguistik 9 39,13

2 Matematis-Logis 16 69,57

3 Visual-Spasial 9 39,13

4 Kinestetik 9 39,13

5 Musikal 13 56,52

6 Interpersonal 14 60,87

7 Intrapersonal 17 73,91

8 Naturalis 12 52,17

Berdasarkan data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan yang dominan dalam kelas adalah kecerdasan intrapersonal (73,91%). Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan untuk memahami perasaan sendiri dan membedakan emosi, serta pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri [22].

b. Kegiatan Belajar Mengajar.

(14)

matematis, siswa tidak bisa menjawab. Setelah itu guru menuntun siswa merancang dua percobaan untuk mengetahui hubungan tekanan, luas permukaan, dan gaya secara matematis. Ketika siswa diminta untuk menentukan variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol, siswa terlihat bingung sehingga pertanyaan-pertanyaan penggiring harus diberikan untuk membantu siswa menentukan variabel-variabel tersebut.

Kegiatan dilanjutkan dengan praktikum yang dilakukan secara berkelompok. Guru membagi siswa menjadi enam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari tiga sampai empat orang. Setiap kelompok kemudian ditugaskan melakukan dua percobaan dan mendiskusikan percobaan. Pada percobaan 1 siswa diminta untuk menyelidiki pengaruh luas permukaan terhadap tekanan. Siswa diminta untuk meletakkan balok di atas adonan tepung dengan besar gaya yang sama dan luas permukaan yang berbeda, setelah itu diamati bagaimana bekas pada tepung yang ditinggalkan oleh balok. Hasil pengamatan yang dibuat tiap-tiap kelompok sudah benar yaitu bahwa bekas balok pada posisi berdiri tegak yang masuk ke adonan tepung lebih dalam daripada bekas balok dengan pada posisi tidur. Sesuai dengan hasil pengamatan tersebut, maka kesimpulan dari percobaan ini adalah luas permukaan mempengaruhi besarnya tekanan. Semakin luas permukaan bidang, semakin kecil tekanannya. Secara matematis dituliskan p~1/A. Namun tidak semua kelompok dapat menuliskan persamaan secara matematis. Ada dua kelompok yang masih salah menulis persamaan tersebut. Oleh karena itu, kedua kelompok ini kembali dituntun dengan pertanyaan-pertanyaan penggiring agar mereka dapat membuat kesimpulan dengan benar.

Percobaan 2 bertujuan menyelidiki pengaruh gaya terhadap tekanan. Siswa diminta untuk meletakkan balok di atas adonan tepung dengan besar gaya yang berbeda dan luas permukaan yang sama, setelah itu diamati bagaimana bekas yang ditinggalkan oleh balok. Sama seperti pada percobaan 1, seluruh kelompok dapat membuat hasil pengamatan dengan benar, bekas balok yang gayanya lebih besar memiliki bekas yang lebih dalam pada adonan tepung. Oleh sebab itu, kesimpulan percobaan ini adalah gaya mempengaruhi besarnya tekanan. Semakin besar gaya, semakin besar tekanannya. Secara matematis dituliskan p~F. Sama seperti pada percobaan 1, dalam membuat persamaan secara matematis ada satu kelompok yang masih salah dan masih harus dituntun dengan pertanyaan-pertanyaan penggiring. Setelah diskusi kelompok selesai, salah satu kelompok yang hasil diskusinya sudah benar ditunjuk untuk menuliskan persamaan percobaan 1 dan 2. Kemudian siswa bersama guru menemukan rumus tekanan dari hasil persamaan 1 dan 2 yang telah dituliskan siswa, dilanjutkan dengan membuat rangkuman dari KBM sebelumnya.

Kegiatan 1, yaitu kegiatan berkelompok, ternyata kurang sukses. Karena pada saat kegiatan kelompok diadakan, siswa tampak tidak antusias dan bermalas-malasan, bahkan guru sampai turun tangan dan menegaskan kembali untuk membentuk kelompok. Padahal guru sudah memberi kebebasan kepada siswa untuk membentuk kelompok sesuai keinginan mereka. Namun ada salah satu siswa yang mengatakan dia tidak suka berkelompok, karena sudah terbiasa bekerja sendiri. Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran dengan kerja kelompok tidak sesuai dengan siswa-siswa tersebut. Saat bekerja sama sangat terlihat mereka kesulitan dan saat berdiskusi mereka sulit memecahkan masalah karena mereka selalu mempertahankan jawaban mereka masing-masing. Setiap anak ingin mendominasi dalam kelompok. Maka dari itu, saat kegiatan kelompok berlangsung, mereka tidak bisa menyelesaikan dengan tepat waktu karena waktu terbuang hanya untuk berdebat. Bahkan ada yang sibuk bermain-main sendiri atau bahkan diam dan acuh karena mungkin merasa tidak nyaman dengan kerja kelompok. Akhirnya bisa dilihat dari data pada tabel 1 (lihat lampiran) bahwa hasil prosentase kelompok cukup rendah, yaitu 54,62%.

(15)

dengan siswa-siswa tersebut. Hasil tes kecerdasan majemuk benar, bahwa kelas tersebut dominan dengan kecerdasan intrapersonal. Hal ini diperkuat dengan prosentase tingkat keberhasilan kerja mandiri pada tabel 2 (lihat lampiran) yang cukup baik, yaitu sebesar 78,15%.

Berdasarkan data pada tabel lampiran, hasil prosentase nilai kerja mandiri pada siswa kecerdasan intrapersonal (78,15%) lebih tinggi daripada hasil prosentase nilai kerja kelompoknya (54,62%). Hal ini berarti RPP yang dibuat berhasil membuat siswa dengan kecenderungan kecerdasan intrapersonal merasa cocok dengan pembelajaran kerja mandiri. Tetapi RPP yang dirancang masih menggunakan metode berkelompok, padahal sudah jelas bahwa dari hasil tes kecerdasan majemuk yang ditemukan adalah kecerdasan intrapersonal, karena dimaksudkan untuk melatih siswa untuk bersosialisasi dengan orang lain, karena pada kenyataannya dalam kehidupan bermasyarakat interaksi dengan orang lain itu sangat penting [16]. Oleh karena itu, guru tidak ingin memupuk siswa terlalu banyak dengan belajar secara individual saja.

Berdasarkan uraian KBM di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran berlangsung cukup lancar. Ketika guru memberikan motivasi di depan kelas siswa memperhatikan. Selain itu, saat guru memberikan pertanyaan, siswa juga menanggapi. Ini menunjukkan adanya kemauan belajar pada siswa.

c. Hasil dan Analisa Soal Evaluasi Siswa.

Setelah KBM berlangsung, siswa diberikan soal evaluasi berupa soal tentang penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari untuk menguji pemahaman siswa tentang tekanan. Prosentase nilai soal evaluasi siswa dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Prosentase nilai soal evaluasi siswa. No Skor Frekuensi Prosentase(%)

1 90-100 0 0

2 80-89 12 52,17

3 70-79 7 30,43

4 60-69 0 0

5 50-59 3 13,04

6 <50 1 4,34

Jumlah 23 100

Data pada tabel 6 tampak bahwa 19 dari 23 siswa berhasil memenuhi standar kelulusan yaitu 70. Ini berarti bahwa sebagian besar siswa, yaitu sebanyak 83% siswa paham materi yang diajarkan.

Berikut ini nilai siswa dengan kecenderungan kecerdasan intrapersonal dan yang bukan intrapersonal.

Tabel 7. Nilai siswa dengan kecenderungan kecerdasan intrapersonal.

No Siswa Nilai

1 A 85

2 B 57

3 C 85

4 D 71

5 F 85

6 G 85

7 I 71

8 J 57

9 K 85

10 L 85

11 M 85

Keterangan:

Nilai rata-rata =

=

(16)

Tabel 8. Nilai siswa dengan kecenderungan kecerdasan bukan intrapersonal

Berdasarkan data pada tabel 7 dan tabel 8, nilai rata-rata siswa dengan kecenderungan kecerdasan intrapersonal (77,59) lebih tinggi daripada siswa dengan kecenderungan kecerdasan bukan intrapersonal (71). Ini berarti bahwa secara umum, siswa-siswa dengan kecenderungan kecerdasan intrapersonal memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai materi tekanan dibandingkan dengan siswa-siswa yang mempunyai kecenderungan kecerdasan bukan intrapersonal. Dari hasil evaluasi siswa, diperoleh 19 siswa yang nilainya berhasil memenuhi standar kelulusan, sehingga persentase keberhasilannya adalah:

% 83 % 100 23

19

Analisa Secara Menyeluruh

Untuk nilai kognitif siswa, diperoleh prosentase sebesar 83%. Dengan demikian, penelitian ini dikatakan berhasil karena prosentase untuk nilai kognitif mencapai standar keberhasilan yaitu 70% siswa memperoleh nilai 70. Namun hasil nilai kognitif antara siswa dengan kecenderungan kecerdasan intrapersonal dengan yang bukan intrapersonal ternyata tidak terlalu tampak perbedaannya. Jadi instrumen yang dibuat dalam penelitian ini lebih memperlihatkan penilaian afektif. Pada saat mengerjakan aktivitas secara mandiri siswa terlihat lebih nyaman dan berkonsentrasi daripada saat mengerjakan aktivitas secara kelompok. Hal ini dapat dilihat pada hasil prosentase dari nilai afektif aktivitas mandiri (intrapersonal) yang lebih besar yaitu 78,15% dibandingkan dengan aktivitas berkelompok yang prosentasenya hanya 54,62%.

V. KESIMPULAN.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa RPP yang dibuat berdasarkan teori Multiple Intellegence (MI) dapat diimplementasikan sebagai strategi pembelajaran untuk mengajar kelas yang kecenderungan kecerdasan siswanya adalah intrapersonal.

12 P 71

13 Q 85

14 R 71

15 S 85

16 U 71

17 V 85

Jumlah 1319

No Siswa Nilai

1 E 57

2 H 85

3 N 57

4 O 71

5 T 85

6 W 71

Jumlah 426

Nilai rata-rata =

=

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Artikel Jurnal :

[1] Farich, Achmad. S.T.,M.Pd. 2011. Memanfaatkan Kecerdasan Ganda dalam Pembelajaran. Tabloid Pena. Vol. 9, No. 01.halaman 07.

[2] Styowati, M.D.& Hinduan, A.A.2009. Penerapan Kecerdasan Majemuk untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik di SMAN 2 Magelang, Jawa Tengah. Berkala Fisika Indonesia. Vol. 01, No. 02.

[3] Geffen,J. 1999. Multiple Intelegences. Atlantic Montly.

[4] Capra, F. 1982. The Turning Point: Science, Society, and the Rising Culture (New York). Bantam Book.

[5] Pranata, Moeljadi.2003. Ceramah Desain Berbasis Kecerdasan Visual. Nirwana. Vol. 05, No. 02. [6] Mushollin. 2009. Penerapan Teori Multiple Intelllegences Howard Gardner dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Tadris. Vol. 04, No. 02.

[7] Djalaksana, Y.M. 2005.Accelerated Learningdalam Proses Pembelajaran danE-learningsebagai alat bantu pembelajaran. Jurnal Informatika UKM. Vol. 01. No. 01: 21-29.

[8] Dening, S.J. (2004).Multiple Intelligences and Learning Styles : Two Complimentary Dimensions. Teachers College Record Vol. 106, No. 1.

[9] Veenema, S. et al. 1997. Multiple Intelegences: The Research Perspektive. the President and Fellows of Harvard.

[10] Willingham, D.T. 2004.Reframing the Mind: Howard Gardner Became a Hero Among Educators Simply by Redefining Talents as Intellegences .Summer.

[11] Hamzah, Amir. 2009. Teori Multiple Intellegences dan Implikasinya terhadap Pengelolaan Pembelajaran. Tadris. Vol. 04, No. 02

[12] Suryadi, Ace. 2007. Pemanfaatan ICT dalam Pembelajran. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Vol. 08, No. 01: 83-98.

[13] Murtadlo, Ali. 2012. Kecerdasan dalam Pembelajaran Matematika. Edu-Math. Vol. 03.

[14] Nurkhin, Ahmad. & Wahyudi, Muhammad. 2008. Merancang Pembelajaran Berbasis Multiple Intelegences: Upaya Memahami Keberagaman Kecerdasan Anak. Lembaran Ilmu Kependidikan. Jilid 37, No. 02.

[15] Utami, A.D. & Triyono, R. A. 2012. Pemanfaat Blackberry sebagai Sarana Komunikasi dan Penjualan Batik Online dengan Sistem Dropship di Batik Solo 85. IJCSS 14-FTI UNSA. Vol. 09, No. 03.

[16] Simon & Schuster. 1999.A Personal Introduction: An Education for All Human Beings. ISBN: 0-684-84324-2.

Buku:

[17] Armstrong, Thomas. 2004. Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligences di Dunia Pendidikan. Bandung: Kaifa.

[18] Suparno, Paul. 2004.Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. [19] Campbell, Linda. et al. 2002. Multiple Intelligences: MetodeTerbaru Melesatkan Kecerdasan.

Depok: Inisiasi Press.

[20] Hernowo. 2004. Bu Slim dan Pak Bil: Kisah tentang Kiprah Guru Multiple Intelligences di Sekolah. Bandung: MLC.

[21] Chatib, Munif. 2012.Orangtuanya Manusia: Melejitkan Potensi dan Kecerdasan dengan Menghargai Fitrah setiap Anak. Bandung: Kaifa.

[22] Chatib, Munif. 2012.Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia. Bandung: Kaifa.

(18)

[24] Sulistyoningsih, Mei. 2010.Lesson StudyBerbasis KM (Kecerdasan Majemuk). Prosiding Seminar Nasional : Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran melalui Lesson Study. IKIP PGRI Semarang: 129 140.

Skripsi :

[25] Faridah, Nur. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Intellegences Bagi Siswa Usia Pendidikan Dasar. (Skripsi). Jogjakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Internet :

[26] Paud, Andi.Multiple Intelegences Kecerdasan Menurut Howard Gardner dan Implementasinya (

Strategi Pengajaran di Kelas) Part 2.

http://www.umprodipaud.blogspot.com/2010/11/multiple-intelegences-kecerdasan_18.html (diakses tanggal 18 Juli 2014).

(19)
(20)

PENGANTAR DAN PETUNJUK TES.

Sebelum anda memulai tes ini, bacalah dulu dengan saksama beberapa hal penting

berikut:

Tes ini bukanlah sebuah ujian. Nikmatilah prosesnya.

Tidak ada jawaban yang benar dan salah dalam tes ini.

Isilah dengan jujur (sesuai dengan keadaan anda) dan kerjakan dengan secepat

mungkin pada setiap kolom yang tersedia.

Isilah jawaban anda pada kolom skor.

1 = sangat tidak setuju

2 = tidak setuju

3 = agak setuju

5 = setuju

5 = sangat setuju

(21)

1 = sangat tidak setuju; 2 = tidak setuju; 3 = agak setuju; 4 = setuju; 5 = sangat setuju.

SKOR 1. Saya suka bercerita,

termasuk cerita dongeng dan cerita yang lucu.

2. Saya memiliki ingatan yang baik untuk hal-hal yang sepele.

3. Saya menyukai permainan kata-kata (seperti scrabble dan puzzle).

4. Membaca buku adalah hobi saya

5. Saya seorang pembicara yang baik (hampir setiap waktu)

6. Dalam berargumentasi, saya cenderung menggunakan kata-kata sindiran.

7. Saya senang membicarakan dan menulis ide-ide saya. 8. Jika saya harus mengingat

sesuatu, saya menciptakan irama-irama atau kata-kata yang membantu saya untuk mengingatnya.

9. Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi, saya akan

membaca buku panduannya terlebih dahulu.

10. Dalam kerja kelompok (untuk menyiapkan sebuah presentasi), saya lebih memilih untuk menulis dan melakukan riset pustaka.

TOTAL

SKOR 1. Saya sangat menikmati

pelajaran matematika. 2. Saya menyukai permainan

yang menggunakan logika, seperti teka-teki angka. 3. Dapat memecahkan

soal-soal hitungan adalah hal yang menyenangkan bagi saya.

4. Jika saya harus mengingat sesuatu, saya cenderung menempatkan setiap kejadian dalam urutan yang logis.

5. Saya senang mencari tahu bagaimana cara kerja setiap benda.

6. Saya menyukai komputer dan berbagai permainan angka-angka.

7. Saya suka bermain catur atau monopoli.

8. Dalam berargumentasi, saya mencoba mencari solusi yang adil dan logis.

9. Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi, saya melihat bagian-bagiannya(

komponen-komponennya) dan mencari tahu bagaimana cara kerjanya.

10. Dalam kerja kelompok, saya lebih memilih membuat diagram dan grafik.

TOTAL

(22)

SKOR 1. Saya lebih memilih peta

daripada petunjuk tertulis dalam mencari sebuah alamat.

2. Saya sering melamun 3. Saya menikmati hobi saya

dalam bidang fotografi. 4. Saya senang menggambar

dan menciptakan sesuatu. 5. Jika saya harus mengingat sesuatu, saya menggambar diagram untuk membantu saya mengingatnya. 6. Saya senang membuat

coretan-coretan di kertas kapan pun saya bisa. 7. Ketika membaca majalah,

saya lebih suka melihat gambar-gambarnya daripada membaca teksnya.

8. Dalam berargumentasi, saya mencoba menjaga jarak, tetap berdiam diri atau memvisualisasikan beberapa solusi.

9. Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi, saya cenderung mempelajari diagram mengenai cara kerjanya. 10. Dalam kerja kelompok, saya

lebih memilih menggambar hal-hal yang penting.

TOTAL

SKOR 1. Sejak suka berolahraga,

senam menjadi olah raga favorit saya.

2. Saya menyukai kegiatan-kegiatan seperti

pertukangan, menjahit, dan membuat bentuk-bentuk. 3. Ketika melihat benda-benda,

saya senang menyentuhnya. 4. Saya tidak dapat duduk diam

dalam waktu yang lama. 5. Saya menggunakan banyak

gerakan tubuh ketika berbicara.

6. Jika saya harus mengingat sesuatu, saya menuliskannya berkali-kali sampai saya memahaminya.

7. Saya cenderung mengetuk-ngetuk jari saya atau memainkan pena/pensil selama jam pelajaran. 8. Dalam berargumentasi, saya

cenderung menyerang atau menghindarinya.

9. Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi, saya cenderung memisahkan setiap bagian lalu menggabungkannya kembali

10. Dalam kerja kelompok, saya lebih memilih memindahkan barang atau membuat suatu bentuk.

TOTAL

(23)

SKOR 1. Saya senag mendengarkan

musik dan radio. 2. Saya cenderung

bersenandung ketika sedang bekerja.

3. Saya suka bernyanyi. 4. Saya bisa memainkan salah

satu alat musik dengan baik. 5. Saya suka mendengarkan

musik sambil belajar atau sambil membaca buku. 6. Jika saya harus mengingat

sesuatu, saya mencoba untuk membuat irama tentang hal tersebut. 7. Dalam berargumentasi, saya

cenderung berteriak atau memukul (meja/benda) atau bergerak dalam suatu irama. 8. saya bisa menghafal

nada-nada dari banyak lagu. 9. Jika sesuatu rusak dan tidak

berfungsi, saya cenderung mengetuk-ngetuk jari saya membentuk suatu irama sambil mencari jalan keluar. 10. Dalam kerja kelompok, saya

lebih suka menggunakan kata-kata baru pada nada atau musik yang sudah dikenal.

TOTAL

SKOR 1. Saya mampu bergaul baik

dengan orang lain.

2. Saya senang berkumpul dan berorganisasi.

3. Saya mempunyai beberapa teman dekat.

4. Saya suka membantu mengajar murid-murid lain. 5. Saya senang bekerja sama

dalam kelompok. 6. Teman-teman sering

meminta saran dari saya karena saya terlihat sebagai pemimpin alamiah.

7. Jika saya harus mengingat sesuatu, saya meminta seseorang untuk menguji saya apakah saya sudah memahaminya.

8. Dalam berargumentasi, saya cenderung meminta bantuan teman atau pihak-pihak yang memiliki otoritas (ahli) dalam bidang tersebut.

9. Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi, saya mencari seseorang yang dapat menolong saya.

10. Dalam kerja kelompok, saya lebih memilih mengatur tugas dalam kelompok.

TOTAL

(24)

SKOR 1. Saya suka bekerja sendirian

tanpa ada gangguan orang lain.

2. Saya suka menulis buku harian.

3. Saya menyukai diri saya (hampir tiap waktu). 4. Saya tidak suka keramaian. 5. Saya tahu kelebihan dan

kekurangan diri saya. 6. Saya memiliki tekad yang

kuat, mandiri, dan berpendirian kuat (tidak mudah ikut-ikutan orang lain).

7. Jika saya harus mengingat sesuatu saya cenderung menutup mata saya dan mendalami (merasakan) situasi yang sedang terjadi. 8. Dalam berargumentasi, saya

biasanya menghindar (keluar ruangan) hingga saya dapat menenangkan diri.

9. Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi, saya

mempertimbangkan apakah benda tersebut layak untuk diperbaiki.

10. Dalam kerja kelompok, saya senang mengkontribusikan sesuatu yang unik

berdasarkan apa yang saya miliki dan rasakan.

(25)

TOTAL SKOR 1. Saya sangat memperhatikan

sekeliling dan apa yang sedang terjadi di sekitar saya.

2. Saya senang berjalan-jalan di hutan (taman) dan melihat-lihat pohon serta bunga. 3. Saya senang berkebun. 4. Saya suka mengoleksi

barang-barang seperti batu-batuan, perangko, dsb. 5. Ketika dewasa, saya ingin

pergi dari kota yang ramai ke tempat yang masih alamiah untuk menikmati alam. 6. Jika saya harus mengingat

sesuatu saya cenderung mengkategorikan dalam kelompok-kelompok. 7. Saya senag mempelajari

nama-nama makhluk hidup di lingkungan tempat saya berada, seperti bunga dan pohon.

8. Dalam berargumentasi, saya cenderung membandingkan lawan saya dengan

seseorang atau sesuatu yang pernah saya baca atau dengar lalu bereaksi. 9. Jika sesuatu rusak dan tidak

berfungsi, saya

(26)

10. Dalam kerja kelompok, saya lebih memilih mengatur dan mengelompokkan

(27)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMP Kristen 2 Salatiga

Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : VIII / Dua

Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar kompetensi :

Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari- hari B. Kompetensi Dasar :

Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Indikator :

Siswa dapat memformulasikan hubungan antara gaya, tekanan, dan luas daerah yang kena gaya melalui percobaan sederhana.

D. Tujuan Pembelajaran :

Siswa mampu memformulasikan hubungan antara gaya, tekanan, dan luas daerah yang kena gaya melalui percobaan sederhana.

E. Nilai PBKB : 1. Percaya diri

2. Menghargai pendapat orang lain 3. Demokratis

4. Berfikir logis dan Inovatif F. Materi pembelajaran :

Tekanan Zat Padat G. Metode pembelajaran :

1. Ceramah 2. Observasi 3. Demonstrasi 4. Tanya-Jawab H. Peralatan:

Wadah, balok, adonan tepung. I. Langkah-langkah pembelajaran :

Pendahuluan

Guru mengawali proses pembelajaran dengan berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa (nilai religious).

EKSPLORASI

(28)

Perumusan masalah :

Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi besarnya tekanan? Hipotesa :(F, A)

Langkah pembelajaran : ELABORASI

Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, satu kelompok anggotanya kurang lebih 3 sampai 4 anggota. Kemudian masing-masing kelompok diminta melakukan percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tekanan.

Pertanyaan menggiring percobaan :

I. Untuk menyelidiki pengaruh A terhadap P: 1. - Variabel bebas (apa yang kita ubah)? (A)

- Variabel terikat (apa yang kita amati)? (P) - Variabel kontrol (apa yang dibuat sama)? (F)

2. Apa yang diperlukan untuk menyelidiki pengaruh A? (2 luas permukaan yang berbeda)

3. Untuk mengamati tekanan suatu benda, kira-kira benda apa yang bisa membantu untuk mengetahui adanya tekanan? (benda yang empuk tetapi tidak elastis, seperti adonan tepung,mentega, vaselin)

4. Untuk mengetahui tekanan besar atau kecil, apa yang diamati? (kedalaman benda) II. Untuk menyelidiki pengaruh F terhadap P:

1. - Variabel bebas (apa yang kita ubah)? (F) - Variabel terikat (apa yang kita amati)? (P) - Variabel kontrol (apa yang dibuat sama)? (A)

2. Apa yang diperlukan untuk menyelidiki pengaruh F?(2 beban yang berbeda)

3. Untuk mengamati tekanan suatu benda, kira-kira benda apa yang bisa membantu untuk mengetahui adanya tekanan? (benda yang empuk tetapi tidak elastis, seperti adonan tepung,mentega, vaselin)

4. Untuk mengetahui tekanan besar atau kecil, apa yang diamati? (kedalaman benda) Kegiatan 1.1

(29)

Pertanyaan menggiring mengamati:

1. Apakah sama dalamnya atau tidak ketika kamu memberikan gaya yang sama pada kedua balok dengan posisi yang berbeda? (berbeda)

2. Lebih dalam mana bekas yang ditinggalkan balok 1 dengan balok 2? (balok 1) Hasil pengamatan :

Pertanyaan menarik kesimpulan :

1. Apakah luas permukaan benda mempengaruhi besarnya tekanan? 2. Bagaimana tepatnya?

3. Secara matematis, luas bidang balok berbanding lurus/terbalik terhadap besarnya tekanan ?

Kesimpulan :

Luas permukaan mempengaruhi besarnya tekanan.

Semakin luas bidang permukaan, semakin kecil tekanannya.

Secara matematis : p A 1 ~

...(1)

Kegiatan 1.2

Info :

F1< F2

A1 = A2

Pertanyaan menggiring mengamati:

1. Apakah sama dalamnya atau tidak, ketika kamu memberikan gaya yang berbeda pada kedua balok dengan posisi yang sama? (berbeda)

(30)

Hasil pengamatan :

Pertanyaan menarik kesimpulan :

1. Apakah gaya mempengaruhi besarnya tekanan? 2. Bagaimana tepatnya?

3. Secara matematisgaya berbanding lurus/terbalik terhadap besarnya tekanan ? Kesimpulan:

Gaya mempengaruhi besarnya tekanan. Semakin besar gaya, semakin besar tekanannya. Secara matematis = P~F....(2)

Dari kedua persamaan yang telah ditemukan secara berkelompok, kemudian salah satu kelompok menuliskan hasil persamaan di depan. Kemudian bersama-sama dengan guru menemukan rumus tekanan.

(1)....P~1/A (2)....P ~ F

xF A P 1 =

A F

Jadi

A F

P  dengan : P = Tekanan (N/m2) F = Gaya tekan (N) A = Luas Bidang (m2) KONFIRMASI :

Guru dan siswa bersama-sama membuat rangkuman tentang tekanan.

Rangkuman :

1. Tekanan adalah besarnya gaya yang diterima oleh benda. 2. Semakin besar gaya, semakin besar tekanannya

3. Semakin besar luas permukaan benda, semakin kecil tekanannya. P=F/A

(31)

KONSOLIDASI

Guru memberikan soal studi khasus yang ada di kehidupan sehari-hari tentang tekanan. Setiap siswa mengerjakan sesuai soal yang telah di bagikan. Setelah itu diminta menjelaskan dan

mempresentasikan di depan kelas.

Kegiatan 2 : Khasus :

1. Bagaimana rasanya ketika harus menggunakan sepatu hak tinggi? Nah, ketika berdiri, semakin lama kaki akan terasa pegal dan sakit bukan ? Sepatu teplek maupun sandal dengan permukaan lebar memang lebih nyaman untuk kaki. Apa sebabnya ? jelaskan jawabanmu !

Jawab : Sepatu hak tinggi mempunyai luas bidang sentuh yang lebih kecil dari pada sepatu dengan hak lebar. Hal ini mengakibatkan kedua tungkai memperoleh beban yang cukup besar untuk menopang berat tubuh. Semakin kecil luas bidang sentuh, semakin besar tekanannya. ( P ~ 1/A)

2. Ada 2 buah hewan yang sedang berjalan di lumpur yaitu ayam dan bebek. Jejak hewan manakah yang lebih dalam? Jelaskan jawabanmu!

Jawab : Selaput di kaki bebek mempunyai luas permukaan yang besar untuk mengurangi tekanan di tanah akibat berat tubuhnya. Sedangkan kaki ayam tidak berselaput sehingga jika dia berjalan di lumpur, dia akan ambles ke dalam karena luas permukaan kakinya kecil sehingga akan menghasilkan tekanan di tanah yang lebih besar. Semakin besar luas permukaanya, semakin kecil tekanannya atau sebaliknya. (P~ 1/A)

3. Pernahkah anda meihat atraksi tidur di atas dipan yang terdiri dari ratusan paku-paku? Setelah mempelajari konsep tekanan, berarti kita tidak perlu heran lagi jika melihat atraksi itu bukan? Jelaskan hal ini berdasarkan konsep tekanan !

Jawab : Luas permukaan paku yang tadinya kecil ketika hanya terdiri dari satu paku, sekarang berubah menjadi besar ketika terdiri dari beberapa paku. Luas permukaan yang besar akan menimbulkan tekanan yang kecil sehingga tidak akan melukai badan sesorang. (P~1/A)

4. Sepatu bola dirancang sedemikian rupa dengan bulatan-bulatan kecil di bagian bawah telapaknya. Gunanya untuk memberikan tekanan besar pada tanah, sehingga pemain bola dapat menapak dengan kokoh di tanah dan tidak mudah tergelincir. Dapatkah kalian menjelaskan hal ini berdasarkan konsep tekanan ?

(32)

sehingga akan membahayakan pemakainya karena akan mudah tergelincir. Oleh karena itu sepatu bola dirancang bulatan-bulatan kecil untuk membuat tekanan di tanah besar. Semakin kecil luas permukaan semakin besar tekanannya.(P~1/A)

5. Meskipun salju nampak menutupi tanah, berjalan di atas tumpukan salju ternyata tidak mudah, sehingga dibuat sepatu salju yang luas permukaaan alasnya besar. Mengapa orang yang berjalan di salju tidak mudah terperosok setelah menggunakan sepatu salju? Jelaskan berdasarkan jawabanmu!

Jawab : Sepatu salju yang luas penampang alasnya besar, mampu memperkecil tekanan karena berat tubuh. Hal ini mempermudah mereka berjalan di atas salju. Semakin besar luas penampang semakin kecil tekanannya. (P ~1/A)

6. Mengapa lebih sakit berdiri dengan telapak kaki telanjang di atas batu-batu kerikil kecil daripada berdiri dengan telapak kaki telanjang di atas lantai keramik. Jelaskan alasanmu ! Jawab : Permukaan batu-batu kerikil tidak rata sehingga luas permukaannya kecil dan kaki terasa sakit saat menginjaknya karena tekanan kaki pada batu-batu kerikil itu menjadi besar. Semakin kecil luas permukaan, semakin besar tekanannya. (P~1/A)

7. Mengapa tangan yang terkena ujung pensil lebih sakit daripada tangan yang terkena pangkal pensil? Jelaskan alasanmu!

(33)

Nama: 1.

2.

3.

4.

Kelas :

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Tujuan : Melalui percobaan siswa dapat mengetahui hubungan gaya,tekanan dan luas permukaan. Alat dan Bahan : wadah, balok, adonan tepung.

Kegiatan 1.1 : Percobaan:

Info :

F1 = F2

A1<A2

Pertanyaan:

1. Untuk gaya yang sama, dan luas permukaan balok 1 lebih kecil daripada balok 2, balok manakah yang bekasnya masuk ke tepung lebih dalam?

2. Jika gaya yang diberikan sama, bagaimana besar tekanan yang diterima benda yang luas permukaannya besar dibandingkan benda yang luas permukaannya kecil?

3. Dari pernyataan no 2 tuliskan secara matematis hubungan antara tekanan dan luas penampang!

(34)

Kegiatan 1.2 : Percobaan :

Info :

F1< F2

A1 = A2

Pertanyaan :

1. Untuk gaya yang berbeda dengan gaya balok 2 lebih besar daripada balok 1, dan luas permukaan kedua balok sama, balok manakah yang bekasnya lebih dalam?

2. Jika luas permukaan benda sama, bagaimana besar tekanan yang diterima benda yang didorong dengan gaya besar dibandingkan benda yang didorong dengan gaya kecil?

(35)

LEMBAR OBSERVER

Siswa Sikap afektif Jumlah keaktifan siswa

1 2 3 4 5 6 7

A B C D F G I J K L M

P Q R S U V

Keterangan: 1 = Disiplin 2 = Minat

3 = Sopan santun 4 = Percaya diri 5 = Tanggung jawab

(36)
[image:36.595.70.501.98.690.2]

Tabel 1. Nilai afektif aktivitas kelompok.

Keterangan: 1 = Disiplin 2 = Minat

3 = Sopan santun 4 = Percaya diri

Siswa Sikap afektif Jumlah keaktifan siswa

1 2 3 4 5 6 7 Jumlah %

A 3 42,86

B 2 28,57

C 4 57,14

D 4 57,14

F 5 71,43

G 5 71,43

I 4 57,14

J 3 42,86

K 6 85,71

L 5 71,43

M 4 57,14

P 2 28,57

Q 6 85,71

R 2 28,57

S 2 28,57

U 3 42,86

V 5 71,43

Jumlah 15 5 4 11 13 5 12

% 88,24 29 23,53 64,71 76 29,41 70,59 54,62

(37)
[image:37.595.65.503.109.751.2]

Tabel 2. Nilai afektif aktivitas Mandiri.

Siswa Sikap Afektif Jumlah K eaktifan Siswa 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah %

A 6 85,71

B 4 57,14

C 6 85,71

D 5 71,43

F 6 85,71

G 6 85,71

I 5 71,43

J 4 57,14

K 6 85,71

L 6 85,71

M 6 85,71

P 5 71,43

Q 6 85,71

R 5 71,43

S 6 85,71

U 5 71,43

V 6 85,71

Jumlah 15 17 14 15 17 8 7

% 88,24 100 82,35 88,24 100 47,06 41,18 78,15 Keterangan:

1 = Disiplin 2 = Minat

3 = Sopan santun 4 = Percaya diri 5 = Tanggung jawab

6 = Kerja keras

(38)
(39)
(40)

Gambar

Tabel 1. Kuesioner tes kecerdasan majemuk
Tabel 2. Lembar observer
Tabel 5. Prosentase kecerdasan dominan siswa.
Tabel 6. Prosentase nilai soal evaluasi siswa.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil percobaan yang didapatkan tertera pada Tabel 2, dapat disimpulkan proses adsorpsi pada percobaan sesuai dengan model laju second order. dengan faktor korelasi 0,993 untuk

Flowchart adalah bagan- bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah- langkah penyelesaian suatu masalah.Bagan alir program (program flowchart) adalah suatu

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis kemukakan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pengaruh risiko kredit terhadap profitabilitas pada bank

1) Pikeun dijadikeun alternatif modél pangajaran di kelas ku guru sangkan bisa ngaronjatkeun minat siswa kana mata pelajaran basa Sunda hususna dina pangajaran nulis

Pada pemodelan dengan analisi GAP juga menggunakan fokus, kriteria, alternatif dan penilaian yang sama dengan yang telah dilakukan dengan metode Bayes.. Nilai

Berdasarkan pertanyaan pertama, dapat dideskripsikan bahwa pertanyaan tentang jumlah pertanyaan yang akan dikembangkan dalam Perangkat Uji Kemahiran Berbahasa

Rasio lancar yang semakin tinggi menunjukkan perusahaan mampu dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan asset lancar perusahaan, sebaliknya jika

Proses serta dampak penaklukan Sultan Agung Mataram Islam bagi Giri Kedathon yaitu adanya beberapa penyerangan yang berhasil dimenangkan pihak Sultan Agung