• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Self-Esteem pda Siswa Sekolah Dasar Kelas V yang Mengikuti Program Attractive Integrated di SD "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Self-Esteem pda Siswa Sekolah Dasar Kelas V yang Mengikuti Program Attractive Integrated di SD "X" Bandung."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran I : Hasil Uji Validitas Self-Esteem

Validitas Item Self-Esteem

No. Item Nilai Validitas Keterangan

(2)

No. Item Nilai Validitas Keterangan

43 0.495 Item diterima

44 0.596 Item diterima

45 0.796 Item diterima

46 0.450 Item diterima

48 0.661 Item diterima

49 0.570 Item diterima

50 0.654 Item diterima

51 0.901 Item diterima

52 0.524 Item diterima

53 0.802 Item diterima

54 0.659 Item diterima

55 0.628 Item diterima

56 0.539 Item diterima

57 0.467 Item diterima

58 0.673 Item diterima

59 0.677 Item diterima

60 0.849 Item diterima

61 0.654 Item diterima

62 0.403 Item diterima

63 0.554 Item diterima

64 0.596 Item diterima

65 0.427 Item diterima

66 0.502 Item diterima

(3)

Lampiran II : Hasil Uji Reliabilitas Self-Esteem

Reliability

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Reliability Coefficients

(4)

Lampiran III : Data Penunjang dan Alat Ukur Self-Esteem

KATA PENGANTAR

Dalam rangka memenuhi mata kuliah Skripsi, salah satu tugas yang harus dipenuhi adalah melakukan penelitian. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Penelitian yang dilakukan adalah mengenai Self-Esteem.

Sehubungan dengan itu, peneliti mohon kesediaannya untuk mengisi kuesioner ini. Jawaban yang diberikan akan menjadi data yang mendukung

penelitian ini dan jawabannya tidak ada yang benar ataupun salah. Oleh karena itu mohon diisi dengan spontan, jujur, lengkap dan sesuai dengan keadaan diri kamu yang sebenarnya.

Data yang kamu berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini saja.

Atas perhatian, waktu dan kerjasamanya, peneliti mengucapkan terima kasih.

Hormat saya,

(5)

DATA SEKUNDER

1. Menurut kamu, siapakah orang yang paling dekat dengan kamu? a. Ayah

b. Ibu

c. Teman

d. ……….

2. Seberapa sering orang yang paling dekat dengan kamu memujimu? a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Jarang d. Tidak Pernah 3. Apa yang kamu pikirkan saat kamu dipuji?

………...….. ………... 4. Menurut kamu, apa arti dari sukses?

……….…. ………..… ……….. 5. (Jika kamu merasa sukses) Bagaimana tanggapan teman-teman terhadap hal

tersebut?

………..… ………. 6. Menurut kamu, apakah tujuan yang kamu tetapkan telah tercapai? (Contoh

tujuannya mendapat juara 1)

(6)

7. Apakah dengan tercapai atau tidak tercapainya tujuan kamu (pada soal no.6), kamu merasa sukses?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 8. Apakah kamu merasa telah berusaha semampumu dengan tercapai atau tidak

tercapainya tujuan kamu (pada soal no.6)?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 9. Apakah kamu lebih mengutamakan tujuan yang kamu tetapkan (pada soal

no.6)?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 10. Bagaimana reaksi kamu saat gagal?

a. Menyalahkan diri sendiri b. Menyalahkan orang lain

c. Diam saja

d. ………. 11. Menurut kamu, bagaimanakah pengaturan lingkungan sekolah di luar kelas?

a. Sangat Menarik b. Menarik

c. Kurang Menarik d. Tidak menarik 12. Menurut kamu, bagaimanakah pengaturan ruangan kelas?

a. Sangat Menarik b. Menarik

c. Kurang Menarik d. Tidak menarik

13. Menurut kamu, apakah pengaturan lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar kelas (pada soal no.11 dan no.12) mendukung dalam proses belajar-mengajar?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 14. Menurut kamu, apakah pengaturan lingkungan sekolah diperlukan?

(7)

15. Menurut kamu, apakah pengaturan lingkungan sekolah baik di luar dan di dalam kelas dapat menjadi contoh buat kamu untuk mengatur lingkungan di sekitar kamu juga?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 16. Menurut kamu, apakah dengan pengaturan lingkungan sekolah baik di dalam

dan di luar kelas mendukung dalam belajar?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 17. Menurut kamu, bagaimana kegiatan yang diadakan di dalam sekolah?

a. Sangat beragam b. Beragam

c. Kurang beragam d. Tidak beragam 18. Menurut kamu, bagaimana kegiatan yang diadakan di luar sekolah?

a. Sangat beragam b. Beragam

c. Kurang beragam d. Tidak beragam

19. Menurut kamu, apakah kegiatan-kegiatan yang diadakan di dalam maupun di luar sekolah dapat dibahas dalam beberapa mata pelajaran?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 20. Menurut kamu, apakah kegiatan-kegiatan yang diadakan baik di dalam dan di

luar sekolah dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari kamu?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 21. Menurut kamu, apakah kegiatan-kegiatan yang diadakan baik di dalam dan di

luar sekolah mendukung dalam belajar?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 22. Menurut kamu, bagaimana cara pengajaran kebanyakan Ibu / Bapak guru di

sekolah?

a. Sangat menyenangkan b. Menyenangkan

(8)

23. Menurut kamu, apakah penyampaian Bapak / Ibu guru berdasarkan pada tema yang ditetapkan?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 24. Menurut kamu, apakah sikap Bapak / Ibu guru dapat menjadi contoh bagi kamu?

a. Ya, karena ... b. Tidak, karena ... 25. Menurut kamu, apa yang disampaikan oleh Bapak / Ibu guru di sekolah dapat

mendukung kamu dalam belajar?

(9)

PETUNJUK PENGISIAN

Dibalik halaman ini terdapat beberapa buah pertanyaan mengenai diri pribadi kamu, keluarga, sekolah, dan teman kamu.

Bacalah pertanyaan tersebut satu persatu kemudian pililah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kamu dengan memberikan tanda (√).

TS : Tidak Sesuai KS : Kurang Sesuai S : Sesuai SS : Sangat Sesuai

Contoh :

Jika kamu merasa bersalah saat menyontek maka berilah tanda (√) pada kolom sangat sesuai.

Jika kamu tidak merasa bersalah saat menyontek maka berilah tanda (√) pada kolom tidak sesuai.

PERTANYAAN TS KS S SS

Saya merasa bersalah apabila saya menyontek.

PERTANYAAN TS KS S SS

Saya merasa bersalah apabila saya

menyontek. √

PERTANYAAN TS KS S SS

Saya merasa bersalah apabila saya

(10)

KUESIONER

TS : Tidak Sesuai KS : Kurang Sesuai S : Sesuai SS : Sangat Sesuai OPTION NO PERTANYAAN

TS KS S SS

1. Saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan melamun.

2. Saya yakin dengan diri saya sendiri. 3. Saya sering berharap menjadi orang lain.

4. Orang tua saya dan saya sering melakukan kegiatan bersama yang menyenangkan

5. Saya senang saat bersama-sama dengan anggota keluarga saya.

6. Saya tidak pernah cemas tentang sesuatu. 7. Saya malu ketika berbicara di depan kelas. 8. Orang tua saya memahami perasaan saya. 9. Orang tua mengerti apa yang saya katakan.

10. Saya dapat membuat keputusan tanpa mengalami banyak kesulitan.

11. Saya adalah orang yang menyenangkan. 12. Saya merasa bosan berada di rumah. 13. Saya merasa sedih saat dimarahi guru. 14. Saya bangga dengan PR yang saya kerjakan.

15. Saya sering menyesal terhadap apa yang saya kerjakan.

16. Saya disenangi teman-teman.

17. Orang tua menghibur saat saya sedih 18. Saya tidak pernah bahagia.

(11)

TS : Tidak Sesuai KS : Kurang Sesuai S : Sesuai SS : Sangat Sesuai OPTION NO PERTANYAAN

TS KS S SS

21. Saya dapat menjaga diri saya sendiri. 22. Saya bahagia.

23. Saya lebih senang bermain dengan adik kelas saya. 24. Orang tua berharap saya berprestasi di sekolah. 25. Saya menyukai setiap orang yang saya kenal. 26. Saya suka saat dipanggil di dalam kelas. 27. Saya memahami diri saya sendiri. 28. Cukup sulit untuk menjadi diri sendiri.

29. Saya merasa orang tua terlalu banyak menuntut. 30. Teman-teman selalu sependapat dengan saya. 31. Tidak ada seorang pun yang memperhatikan saya

di rumah.

32. Saya menjauhi teman-teman di sekolah.

33. Saya tidak mengerjakan sebaik apa yang saya harapkan di sekolah.

34. Saya merasa cemas saat mengerjakan soal di depan kelas.

35. Saya cukup dikenal oleh teman-teman di sekolah. 36. Saya mempunyai pendapat yang buruk tentang diri

saya.

37. Saya lebih senang sendirian.

38. Seringkali saya ingin pergi dari rumah. 39. Saya sering sedih di sekolah.

40. Saya merasa teman-teman suka bermain dengan saya.

(12)

TS : Tidak Sesuai KS : Kurang Sesuai S : Sesuai SS : Sangat Sesuai OPTION NO PERTANYAAN

TS KS S SS

42. Jika saya ingin mengatakan sesuatu, biasanya saya mengatakannya.

43. Saya sering diganggu teman-teman.

44. Orang tua mengetahui apa yang saya inginkan. 45. Saya selalu berkata jujur.

46. Saya merasa guru kurang menyukai saya.

47. Saya menerima ajakan teman-teman untuk bermain.

48. Saya seorang yang gagal.

49. Saya merasa teman-teman jahil terhadap saya. 50. Kebanyakan orang lebih disukai dibandingkan

saya.

51. Saya biasanya merasa seolah-olah orang tua saya mendesak saya.

52. Saya selalu tahu apa yang akan saya katakan. 53. Saya sering berkecil hati di sekolah.

54. Saya merasa kurang mampu diantara teman-teman. 55. Saya tidak dapat diandalkan.

56. Saya lebih mampu daripada adik / kakak saya. 57. Jika saya gagal melakukan sesuatu, orang tua saya

dapat mengerti.

58. Saya mendapat perhatian dari guru.

59. Saya suka menjadi pemimpin dalam kerja kelompok di sekolah.

60. Saya mudah berteman saat di sekolah.

(13)

TS : Tidak Sesuai KS : Kurang Sesuai S : Sesuai SS : Sangat Sesuai OPTION NO PERTANYAAN

TS KS S SS

(14)

Lampiran IV : Skor Self-Esteem

No. Subyek Skor Self-Esteem Kategori

1 D. 182 Cenderung Tinggi

2 E. 172 Cenderung Tinggi

3 I. 175 Cenderung Tinggi

4 L. 207 Tinggi

5 M.Y. 157 Cenderung Rendah

6 M.M. 185 Cenderung Tinggi

7 S.M. 205 Cenderung Tinggi

8 S. 201 Cenderung Tinggi

9 J. 161 Cenderung Tinggi

10 S. 201 Cenderung Tinggi

11 F. 205 Cenderung Tinggi

12 J. 188 Cenderung Tinggi

13 A. 172 Cenderung Tinggi

14 C. 181 Cenderung Tinggi

15 F. 184 Cenderung Tinggi

16 K. 216 Tinggi

17 M. 193 Cenderung Tinggi

18 N. 193 Cenderung Tinggi

19 S. 176 Cenderung Tinggi

20 T. 163 Cenderung Tinggi

21 T. 176 Cenderung Tinggi

22 W.D.A. 184 Cenderung Tinggi

23 A. 171 Cenderung Tinggi

Keterangan : Skor Self-Esteem 206-252 = Tinggi

(15)

No. Subyek Skor Self-Esteem Area Diri Pribadi Kategori

1 D. 56 Cenderung tinggi

2 E. 57 Cenderung tinggi

3 I. 55 Cenderung tinggi

4 L. 64 Cenderung tinggi

5 M.Y. 49 Cenderung rendah

6 M.M. 55 Cenderung tinggi

7 S.M. 68 Tinggi

8 S. 68 Tinggi

9 J. 51 Cenderung tinggi

10 S. 66 Tinggi

11 F. 59 Cenderung tinggi

12 J. 68 Tinggi

13 A. 52 Cenderung tinggi

14 C. 58 Cenderung tinggi

15 F. 67 Tinggi

16 K. 65 Cenderung tinggi

17 M. 63 Cenderung tinggi

18 N. 62 Cenderung tinggi

19 S. 50 Cenderung rendah

20 T. 50 Cenderung rendah

21 T. 51 Cenderung tinggi

22 W.D.A. 53 Cenderung tinggi

23 A. 50 Cenderung rendah

Keterangan : Skor Self-Esteem 66 – 80 = Tinggi

(16)

No. Subyek Skor Self-Esteem Area Keluarga Kategori

1 D. 41 Cenderung tinggi

2 E. 39 Cenderung tinggi

3 I. 42 Cenderung tinggi

4 L. 43 Cenderung tinggi

5 M.Y. 31 Cenderung rendah

6 M.M. 50 Tinggi

7 S.M. 50 Tinggi

8 S. 43 Cenderung tinggi

9 J. 35 Cenderung rendah

10 S. 48 Cenderung tinggi

11 F. 51 Tinggi

12 J. 41 Cenderung tinggi

13 A. 44 Cenderung tinggi

14 C. 39 Cenderung tinggi

15 F. 22 Rendah

16 K. 51 Tinggi

17 M. 44 Cenderung tinggi

18 N. 43 Cenderung tinggi

19 S. 45 Cenderung tinggi

20 T. 40 Cenderung tinggi

21 T. 40 Cenderung tinggi

22 W.D.A. 48 Cenderung tinggi

23 A. 41 Cenderung tinggi

Keterangan : Skor Self-Esteem 50 – 60 = Tinggi

(17)

No. Subyek Skor Self-Esteem Area Sekolah Kategori

1 D. 35 Cenderung tinggi

2 E. 29 Cenderung rendah

3 I. 32 Cenderung tinggi

4 L. 41 Tinggi

5 M.Y. 30 Cenderung rendah

6 M.M. 33 Cenderung tinggi

7 S.M. 35 Cenderung tinggi

8 S. 33 Cenderung tinggi

9 J. 27 Cenderung rendah

10 S. 33 Cenderung tinggi

11 F. 37 Cenderung tinggi

12 J. 35 Cenderung tinggi

13 A. 32 Cenderung tinggi

14 C. 34 Cenderung tinggi

15 F. 36 Cenderung tinggi

16 K. 40 Tinggi

17 M. 34 Cenderung tinggi

18 N. 33 Cenderung tinggi

19 S. 35 Cenderung tinggi

20 T. 27 Cenderung rendah

21 T. 31 Cenderung tinggi

22 W.D.A. 35 Cenderung tinggi

23 A. 32 Cenderung tinggi

Keterangan : Skor Self-Esteem 40 – 48 = Tinggi

(18)

No. Subyek Skor Self-Esteem Area Teman Sebaya Kategori

1 D. 45 Cenderung tinggi

2 E. 42 Cenderung tinggi

3 I. 39 Cenderung rendah

4 L. 53 Tinggi

5 M.Y. 44 Cenderung tinggi

6 M.M. 42 Cenderung tinggi

7 S.M. 47 Cenderung tinggi

8 S. 52 Cenderung tinggi

9 J. 44 Cenderung tinggi

10 S. 50 Cenderung tinggi

11 F. 51 Cenderung tinggi

12 J. 42 Cenderung tinggi

13 A. 40 Cenderung rendah

14 C. 44 Cenderung tinggi

15 F. 57 Tinggi

16 K. 54 Tinggi

17 M. 46 Cenderung tinggi

18 N. 48 Cenderung tinggi

19 S. 41 Cenderung tinggi

20 T. 40 Cenderung rendah

21 T. 50 Cenderung tinggi

22 W.D.A. 43 Cenderung tinggi

23 A. 42 Cenderung tinggi

Keterangan : Skor Self-Esteem 53 – 64 = Tinggi

(19)

Tabel 4.2.1.1 Tabel persentase self-esteem siswa kelas V SD “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Self-Esteem Jumlah Persentase

Tinggi 2 8,70%

cenderung tinggi 20 86,96%

cenderung rendah 1 4,35%

Rendah 0 0,00%

Total 23 100,00%

Tabel 4.2.1.2 Tabel persentase area diri pribadi, area keluarga, area sekolah, area teman

sebaya siswa kelas V SD “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Aspek Self-Esteem Tinggi Cenderung tinggi Cenderung rendah Rendah Total

5 14 4 0 23

Diri Pribadi

21,74% 60,87% 17,39% 0,00% 100,00%

4 16 2 1 23

Keluarga

17,39% 69,57% 8,70% 4,35% 100,00%

2 17 4 0 23

Sekolah

8,70% 73,91% 17,39% 0,00% 100,00%

3 17 3 0 23

Teman Sebaya

(20)

Tabel 4.2.1.3 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan individu terdekat

siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Individu terdekat

Tabel 4.2.1.4 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan intensitas dipuji siswa

kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Intensitas dipuji

Self-Esteem

Sering Kadang-kadang Jarang Total

(21)

Tabel 4.2.1.5 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan tercapainya tujuan

siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Tercapainya tujuan

52,17% 34,78% 86,96%

0 1 1

60,87% 39,13% 100,00%

Tabel 4.2.1.6 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan perasaan sukses siswa

kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Perasaan sukses

56,52% 30,43% 86,96%

0 1 1

(22)

Tabel 4.2.1.7 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan kemampuan siswa

kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Kemampuan

73,91% 13,04% 86,96%

1 0 1

Tabel 4.2.1.8 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan pengutamaan tujuan

siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Pengutamaan tujuan

47,83% 39,13% 86,96%

(23)

Tabel 4.2.1.9 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan reaksi saat gagal siswa

kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Reaksi saat gagal

Self-Esteem Menyalahkan

diri sendiri

Menyalahkan orang lain

Diam

saja Sedih Menyesal Coba

Tabel 4.2.1.10 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan pengaturan

lingkungan di luar kelas siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Pengaturan lingkungan di luar kelas

Self-Esteem

Sangat menarik Menarik Kurang menarik Total

(24)

Tabel 4.2.1.11 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan pengaturan ruangan

kelas siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Pengaturan ruangan kelas

Self-Esteem

Sangat menarik Menarik Kurang menarik Tidak menarik Total

0 2 0 0 2

Tabel 4.2.1.12 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan pengaturan

lingkungan yang mendukung proses belajar mengajar siswa kelas V Sekolah Dasar “X”

Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Pengaturan lingkungan mendukung PBM

(25)

Tabel 4.2.1.13 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan perlunya pengaturan

lingkungan siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Perlunya pengaturan lingkungan

Self-Esteem

Tabel 4.2.1.14 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan pengaturan

lingkungan menjadi contoh siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Pengaturan lingkungan menjadi contoh

(26)

Tabel 4.2.1.15 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan pengaturan

lingkungan mendukung dalam belajar siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang

mengikuti program Attractive Integrated

Pengaturan lingkungan mendukung belajar

Self-Esteem

Tabel 4.2.1.16 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan kegiatan di dalam

sekolah siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Kegiatan dalam sekolah

Self-Esteem

Sangat Beragam Beragam Kurang Beragam Total

(27)

Tabel 4.2.1.17 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan kegiatan di luar

sekolah siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Kegiatan luar sekolah

Self-Esteem

Sangat Beragam Beragam Kurang Beragam Total

0 2 0 2

Tabel 4.2.1.18 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan pembahasan

kegiatan siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

(28)

Tabel 4.2.1.19 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan penerapan kegiatan

sekolah dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang

mengikuti program Attractive Integrated

Penerapan kegiatan sekolah dalam sehari-hari

Self-Esteem

Tabel 4.2.1.20 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan kegiatan sekolah

yang mendukung dalam belajar siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Kegiatan sekolah mendukung dlm belajar

(29)

Tabel 4.2.1.21 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan cara pengajaran

siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti program Attractive Integrated

Cara pengajaran

Self-Esteem

Sangat Menyenangkan Menyenangkan Kurang Menyenangkan Total

1 1 0 2

Tabel 4.2.1.22 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan penyampaian guru

berdasarkan tema siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Penyampaian berdasarkan tema

(30)

Tabel 4.2.1.23 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan sikap guru menjadi

contoh bagi siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Sikap guru menjadi contoh

Self-Esteem

Tabel 4.2.1.24 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan penyampaian guru

mendukung dalam belajar siswa kelas V Sekolah Dasar “X” Bandung yang mengikuti

program Attractive Integrated

Cara penyampaian mendukung belajar

(31)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dewasa ini banyak sekali persoalan yang menjadi beban pengelola pendidikan dan pengajaran, mulai dari beban pengajaran yang terlalu banyak dan padat sampai pada profesionalitas guru yang masih perlu ditingkatkan dan penghargaan finansial terhadap para pendidik yang masih sangat rendah. Banyak sekolah yang menetapkan standar keberhasilan belajar anak didik hanya dari bidang intelektual. Proses pembelajaran lebih menekankan pada aspek hafalan, ingatan, materi, suasana kelas yang menuntut anak didik untuk aktif mendengarkan dan mencatat, tugas yang banyak secara rutin diberikan pada anak didik dan mendapat nilai bagus dalam rapor. Hal ini membentuk keyakinan masyarakat bahwa nilai rapor yang diperoleh anak didik adalah satu-satunya ukuran keberhasilan anak didik, tanpa memperhatikan banyak aspek lain yang mungkin diperoleh oleh anak didik. Anak didik dapat merasa terbebani oleh tugas-tugas yang diberikan terus-menerus.

(32)

2

Pendidikan Nasional mengeluarkan kebijakan umum dengan menerbitkan kurikulum berbasis kompetensi yang merupakan refleksi, pemikiran atau pengkajian ulang dan penilaian terhadap kurikulum pendidikan dasar dan menengah tahun 1994 beserta pelaksanaannya dalam rangka mempersiapkan para peserta didik menghadapi tantangan masa depan secara mandiri, cerdas, kritis, rasional, dan kreatif. Salah satu prinsip dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi adalah prinsip yang berpusat pada anak sebagai pembangun pengetahuan, sebagai upaya untuk memandirikan peserta didik untuk belajar, berkolaborasi, membantu teman, mengadakan pengamatan, dan penilaian diri untuk suatu refleksi akan mendorong mereka untuk membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian anak akan memperoleh pandangan baru melalui pengalaman langsung secara lebih efektif. Dalam hal ini, peran utama guru adalah sebagai fasilitator belajar. (www.puskur.or.id)

(33)

3

Contohnya proses pembelajaran pada bulan September 2004, siswa kelas II mengadakan kegiatan di luar lingkungan Sekolah, yaitu di Lapangan Udara Husein Sastranagara. Siswa diberi penjelasan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan pesawat dan diajak untuk melihat bagian-bagian dari pesawat. Siswa juga diberitahukan mengenai kejadian bom di Kuningan Jakarta kemudian siswa diminta untuk menggambar dan menuliskan pendapat mereka mengenai kejadian tersebut. Kegiatan berikutnya adalah siswa mendoakan agar orang yang meninggal dapat masuk surga dan bagi yang sakit dapat cepat sembuh. Pengajar kelas ada satu orang dan pengajar lainnya apabila ada yang berminat dapat menjadi observer di kelas tersebut. Pengajar sebagai observer adalah agar diantara para pengajar dapat belajar tentang kelebihan dan kelemahan metoda pengajaran yang diberikan pengajar lainnya.

Kepala Sekolah SD “X” mengatakan bahwa dasar dari penggunaan program Attractive Integrated yang pertama yaitu melihat banyaknya siswa yang merasa bosan dan lelah dengan kegiatan sekolah yang rutin serta tugas-tugas yang selalu menumpuk. Kedua, diketahui banyak siswa memiliki IQ yang tinggi namun kurang disertai dengan EQ yang sebanding. Contohnya seorang siswa yang berinisial F tergolong salah satu siswa yang bermasalah. F selalu mendapatkan prestasi yang baik dalam semua mata pelajaran namun F selalu berkata kasar terhadap teman-temannya tanpa menghiraukan perasaan teman-temannya.

(34)

4

belajar lebih banyak lagi. Sedangkan integrated artinya terpadu dalam berbagai mata pelajaran, contohnya pada tema jagung maka pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa diminta untuk membuat cerita mengenai jagung, pada pelajaran science siswa diajarkan bagaimana proses menanam jagung dan seberapa besar energi yang diperlukan dalam pembuatan jagung, pada pelajaran matematika siswa menghitung jumlah jagung yang diproduksi.

Hal yang senada juga diungkapkan juga oleh Theo Riyanto (2002) yang mengatakan bahwa pembelajaran atraktif adalah suatu proses pembelajaran yang mempesona, menarik, mengasyikkan, menyenangkan, tidak membosankan, variatif, kreatif dan indah. Pembelajaran atraktif dapat dilihat dari beberapa hal antara lain atraktif dari segi fisik, atraktif dari segi suasana, dan atraktif dalam proses pembelajaran. Orientasi untuk siswa Sekolah Dasar adalah pengembangan kemampuan membaca, menulis dan berhitung, dengan suasana bermain, bernyanyi, berlatih secara sederhana dan tidak menekan, mempesona dan memukau anak-anak. (www.dis.or.id)

(35)

5

ketika siswa mencapai kelas yang lebih tinggi, seperti tingkah laku agresif, menyendiri, tidak mengerjakan tugas, tidak mendengarkan nasehat pengajar. Ketiga, mengembangkan potensi siswa seoptimal mungkin. Keempat, siswa diharapkan berpikir kreatif atau menciptakan ide-ide sendiri. Kelima, menumbuhkan rasa empati siswa terhadap teman-temannya. Keenam, pengembangan kepustakaan artinya siswa diajak ke perpustakaan untuk mencari buku-buku yang menarik minat baca ataupun jika siswa merasa tertarik dengan apa yang dikemukakan pengajar maka siswa dapat mencari sendiri bukunya di perpustakaan.

(36)

6

memiliki self-esteem yang lebih mengarah ke negatif. Misalnya seorang siswa yang selalu bertingkah laku agresi dengan memukul teman-temannya dalam rangka mencari perhatian bahkan siswa tersebut telah mendapatkan terapi khusus tetapi perilakunya tidak berubah.

Penilaian diri pada siswa merupakan hal yang penting terutama pada masa anak akhir, dimana siswa memiliki pengalaman yang cukup dan kemampuan untuk berpikir abstrak sehingga siswa dapat memutuskan penilaian terhadap kemampuan dirinya. Pada periode ini, siswa ditandai dengan kestabilan relatif dalam bidang akademik dan relasi sosialnya, juga ditandai dengan stress dan tuntutan lingkungan yang lebih sedikit dibandingkan dengan masa remaja. Siswa juga telah memiliki keterbukaan untuk bersaing, prestasi akademik, dan mungkin dapat direfleksikan pada self-esteemnya. Anak masa akhir adalah anak sekolah yang ingin memantapkan dan mengkokohkan self-esteemnya dengan mengembangkan dan memperlihatkan kompetensi sosialnya. Anak tahu apabila dapat melaksanakan tugasnya secara mantap sesuai kompetensi maksimal, orang lain dan kelompoknya akan mengakui dan memujinya sebagai orang yang terampil dan sungguh-sungguh dapat melaksanakan tugas secara mandiri tanpa terlalu dibantu atau dinasehati orang lain. (Coopersmith,1967).

(37)

7

penerimaan dari teman sebaya. Bagaimana penilaian dan penghargaan orang tua mengenai anaknya, kemampuan dan prestasinya berpengaruh terhadap perasaan dan pendapat anak mengenai dirinya sendiri. Kesediaan untuk mencoba hal-hal yang baru, toleransi terhadap frustrasi, interaksi dengan individu lainnya atau aktivitas dalam kelompok, sikap pada saat menghadapi tantangan, dan perasaan pada saat mengalami kegagalan merupakan unsur-unsur yang berperan dalam pembentukan self-esteem anak (kidshealth.org).

Clemes dan Bean (1978) menyatakan bahwa self-esteem merupakan unsur

yang penting dalam pembentukan kepribadian yang sehat. Selain itu, self-esteem juga menunjang perkembangan berbagai aspek siswa dalam setiap tingkat perkembangan kehidupannya. Jadi self-esteem mengambil peran penting dalam kehidupan anak-anak sejak dini, khususnya dalam prestasi belajar, relasi sosial, dan kreativitas.

(38)

8

(39)

9

1.2 Identifikasi Masalah

Seperti apakah self-esteem pada siswa Sekolah Dasar kelas V yang mengikuti program Attractive Integrated di SD “X” Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Ingin mengetahui self-esteem pada siswa Sekolah Dasar kelas V yang mengikuti program Attractive Integrated di SD “X” Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran mengenai area dari self-esteem pada siswa Sekolah Dasar kelas V yang mengikuti program Attractive Integrated di SD “X” Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Ilmiah

1. Memberikan informasi khususnya dalam bidang Psikologi Perkembangan dalam kasus-kasus yang berhubungan dengan pembentukan self-esteem anak masa akhir.

(40)

10

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi sekolah, sebagai data mengenai self-esteem pada siswa Sekolah Dasar kelas V yang mengikuti program Attractive Integrated untuk mengevaluasi program pendidikan yang telah diterapkan bagi anak didik.

2. Memberikan informasi bagi guru mengenai self-esteem pada siswa Sekolah Dasar kelas V yang mengikuti program Attractive Integrated agar dapat menangani masalah siswa secara tepat.

3. Bagi orang tua, agar dapat memahami dan memperhatikan self-esteem anak dalam rangka pengenalan diri dan pengembangan diri putra putrinya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Kartini (2001) mengungkapkan bahwa sasaran utama dalam kerangka

sistem dan aktifitas persekolahan yaitu mempersatukan pendidikan dan kreatifitas siswa. Tujuannya untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi yang dimiliki siswa termasuk potensi memberikan respon kreatif terhadap hal-hal sekitar kehidupannya. Program pembelajaran atraktif yang saat ini mulai banyak digunakan oleh beberapa sekolah merupakan salah satu program pembelajaran yang berusaha untuk mempertemukan pendidikan dan kreativitas pada siswa (www.depdiknas.go.id).

(41)

11

yang kreatif tidak ada sejengkal ruangan yang tidak bisa dijadikan sarana pengembangan siswa. Penataan lingkungan berpengaruh terhadap suasana belajar siswa. Jika siswa merasa nyaman dengan lingkungan belajarnya maka siswa akan betah dalam belajar (www.depdiknas.go.id).

Pilar kedua, kegiatan bermain dan alat permainan edukatif, merancang, dan mengembangkan berbagai jenis alat permainan edukatif, bagi guru yang kreatif akan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan sekitar siswa. Dengan demikian siswa bebas mengembangkan kreatifitas mereka dengan bahan-bahan yang telah tersedia (www.depdiknas.go.id).

Pilar ketiga, ada interaksi edukatif yang ditunjukkan guru. Guru harus memahami dan melaksanakan tindakan edukatif yang sesuai dengan usia perkembangan siswa. Mulai dari pembukaan proses KBM sampai penutup kegiatan. Dengan interaksi yang edukatif, siswa lebih mudah dalam memahami apa yang dijelaskan oleh pendidik sehingga siswa lebih tertarik untuk mendengarkan penjelasan pendidik lebih jauh lagi (www.depdiknas.go.id).

Kartini (2001) juga mengungkapkan bahwa program pembelajaran atraktif

pada dasarnya merupakan upaya mengembalikan dan menempatkan sekolah pada fungsinya yang hakiki sebagai sebuah taman. Maksud taman yaitu sekolah yang menyenangkan dan menarik. Selain dari itu, dapat juga menantang siswa untuk bermain sambil mempelajari berbagai hal tentang bahasa, intelektual, motorik, disiplin, emosi, dan sosiobilitas (www.depdiknas.go.id).

(42)

12

kelas, kegiatan bermain dan alat permainan edukatif, serta interaksi edukatif guru dilaksanakan berdasar pada tiga ciri dari pembelajaran terpadu. Ciri dari pembelajaran terpadu yaitu, yang pertama adalah holistik, sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu dikaji melalui beberapa bidang studi sekaligus agar dapat memahami suatu fenomena dari segala sisi. Kedua yaitu bermakna, keterkaitan antara konsep akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari dan diharapkan siswa mampu menerapkan hasil belajarnya untuk memecahkan masalah yang nyata dalam kehidupannya. Ketiga adalah aktif, pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan discovery inquiry, siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang tidak langsung dapat memotivasi siswa untuk belajar. (Hilda Karli dan Margaretha Sri

Yuliariatiningsih, 2003)

(43)

13

menjadi contoh bagi siswa, dan juga membuat siswa aktif mengikuti proses belajar mengajar.

Pembelajaran terpadu dapat diterapkan pada pembelajaran di kelas untuk berbagai jenjang. Pelaksanaan pendekatan ini bertolak dari suatu topik atau tema sebagai payung untuk mengaitkan konsep-konsepnya. Tema sentral diambil dari kehidupan sehari-hari yang menarik bagi kehidupan siswa untuk memicu minat belajar. (www.depdiknas.go.id)

Sejumlah pakar dalam bidang pendidikan percaya bahwa kurikulum di kebanyakan sekolah, dewasa ini menaruh terlalu banyak penekanan pada prestasi dan keberhasilan. Hal itu menyebabkan siswa mengalami tekanan yang terlalu dini dalam perkembangan mereka. Siswa berkembang pada berbagai tingkat dan sekolah harus diberi keleluasaan untuk bekerja berdasarkan perbedaan-perbedaan individual siswa. Sekolah harus berfokus pada peningkatan perkembangan sosial siswa dan juga perkembangan kognitifnya. Pendidikan yang berpusat pada siswa, melibatkan seluruh siswa dan mencakup kepedulian akan perkembangan fisik, kognitif, dan sosial siswa. (Santrock, 1995)

David Elkin (1976) menyebutkan tiga prinsip yang ada dalam teori

(44)

14

digunakan oleh siswa. Kedua, siswa selalu mau belajar lebih lanjut untuk memperoleh pengetahuan. Ketiga, siswa pada dasarnya adalah makhluk yang berpengetahuan, yang selalu termotivasi untuk memperoleh pengetahuan. Cara terbaik untuk memelihara motivasi akan pengetahuan ini ialah membiarkan siswa untuk secara spontan berinteraksi dengan lingkungan. Pendidikan harus menjamin bahwa pendidikan tidak akan menumpulkan rasa ingin tahu siswa dengan menyusun suatu kurikulum yang sangat kaku yang merusak irama dan langkah belajar siswa itu sendiri. (Santrock, 1995)

Vygotsky (1934) sama halnya dengan Piaget (1896) juga berpandangan

bahwa siswa membangun pengetahuan mereka secara aktif. Perkembangan siswa tidak dapat dipisahkan dari aktivitas sosial dan budaya. Perkembangan memori, atensi, dan penalaran termasuk pembelajaran dibentuk dari lingkungan. Vygotsky percaya bahwa interaksi sosial siswa dengan orang dewasa dan peers dapat meningkatkan perkembangan kognitif. Dengan interaksi akan membantu siswa dalam beradaptasi dan berhasil dalam masyarakat. (Santrock, 2004)

(45)

15

dari guru. Pengalaman memperolah kasih sayang akan memberikan siswa rasa aman dan dihargai, memperoleh dorongan akan membantu pembentukan rasa percaya diri dan perasaan mampu, dan pemberian bimbingan akan memberi rasa mampu dan berhasil.

Siswa yang mendapatkan rasa aman dan dihargai serta merasa percaya diri dan mampu akan berhasil lebih positif dalam menilai dirinya (self-esteem). Menurut Coopersmith (1967) selama tahun awal pembentukan self-esteem, siswa mulai membangun konsep dirinya terlebih dahulu melalui respon dari orang lain terhadap dirinya dan obyek-obyek referensi sekelilingnya. Siswa menerima semua pengalaman dan disimpan dalam fungsi abstraksi di dalam fungsi kognitif kemudian dielaborasi dalam pengaruh sosial dan reaksi pribadi terhadap dirinya. Fungsi abstraksi ini berguna untuk referensi dalam menilai pengalaman selanjutnya yang hampir serupa dengan apa yang dialami sebelumnya. Dengan bertambahnya usia, bertambah juga pengalaman yang disimpan dalam fungsi abstraksi untuk menilai segala hal termasuk dirinya. Hal ini membawa fungsi abstraksi siswa berkembang dan semakin kompleks untuk menilai segala hal termasuk dirinya sendiri (Coopersmith, 1967).

(46)

16

sedangkan self-esteem merupakan attitude penilaian terhadap konsep-konsep yang dimiliki individu mengenai dirinya sendiri (Coopersmith, 1967).

Aspek-aspek yang terkandung dalam self-esteem dapat dilihat dari empat area kehidupan yaitu, area diri pribadi yaitu self-esteem yang berkaitan dengan minat pribadi dan minat sosial individu. Area keluarga yaitu self-esteem ketika individu berada dalam keluarga dan berinteraksi dengan orang tua maupun anggota keluarga lainnya. Area sekolah yaitu self-esteem ketika individu berada di sekolah ketika berinteraksi dengan guru dan berkaitan dengan kemampuan akademis individu. Area teman sebaya yaitu self-esteem ketika individu bergaul dengan kelompok teman sebaya.

(47)

17

menemukan gagasan yang baru / berbeda (cenderung pasif dan submisif) karena menilai bahwa pandangannya tidak berarti dan tidak dapat mempengaruhi kelompok, kurang dapat bergaul dan cenderung membatasi hubungan sosial sehingga mengurangi kemungkinan membina hubungan sosial yang menunjang, merasa inferior / tidak berdaya, cenderung diwarnai oleh ketakutan / keragu-raguan, kurang menerima diri sendiri dan pasif dalam beradaptasi terhadap tekanan dan tuntutan lingkungan, sangat peka terhadap kritik yang ditujukan kepadanya dan mudah tersinggung, mudah putus asa, pesimis, depresif, merasa diri tidak menarik, dan terasing.

Ada empat faktor utama yang mempengaruhi perkembangan self-esteem, yang pertama adalah penghargaan atau penerimaan terutama dari individu yang signifikan. Hal ini menyebabkan siswa menilai dirinya sama seperti penilaian individu yang signifikan terhadap siswa. Kedua, latar belakang tentang kesuksesan dan status di dalam hidup. Penghargaan atas kesuksesan dan status individu dalam masyarakat merupakan dasar dari pembentukkan self-esteem, yang diukur melalui wujud dari kesuksesan dan indikasi dari penerimaan sosial. Ketiga, nilai-nilai dan aspirasi individu. Kesuksesan, kekuasaan, dan perhatian akan dirasakan pada saat individu mencapai tujuannya. Keempat, respon individu terhadap kegagalan. Respon individu ini akan mempertahankan self-esteem dalam mengurangi kecemasan dan membantu individu mencapai keseimbangan (Coopersmith, 1967).

(48)

nilai-18

nilai dan aspirasi individu. Penghargaan atau penerimaan yang diperoleh siswa dengan adanya interaksi edukatif yang ditunjukkan oleh guru akan meningkatkan self-esteem siswa. Nilai-nilai dan aspirasi siswa lebih mudah tercapai dengan adanya pilar kegiatan bermain dan alat permainan yang holistik, bermakna, dan aktif pada program pembelajaran Attractive Integrated.

Oleh karena itu, program pembelajaran Attractive Integrated ini sangat membantu dalam mengerjakan apa yang menjadi minat siswa. Dengan kata lain siswa lebih mudah untuk mengekspresikan keinginan-keinginan, perasaan-perasaan, dan pendapat-pendapat mereka sehingga akan lebih mudah dalam meningkatkan self-esteem siswa.

Bagan 1.1 Skema Kerangka Pemikiran

PROGRAM ATTRACTIVE INTEGRATED Tiga pilar utama

pembelajaran atraktif : ƒ Penataan lingkungan ƒ Kegiatan bermain

dan alat permainan ƒ Interaksi edukatif

Ciri pembelajaran

Faktor yang mempengaruhi perkembangan

self-esteem yaitu Empat area kehidupan : ¾ Area diri pribadi ¾ Area keluarga ¾ Area sekolah ¾ Area teman sebaya - Penghargaan atau penerimaan dari individu

signifikan.

- Latar belakang kesuksesan serta status dalam hidup.

- Nilai-nilai aspirasi individu.

(49)

19

1.6 Asumsi

1. Program pembelajaran Attractive Integrated yang diterapkan pada siswa Sekolah Dasar dapat membuat siswa lebih tertarik dalam belajar.

2. Ketertarikan siswa dalam belajar dapat memotivasi siswa baik dalam akademik maupun bersosialisasi.

(50)

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengumpulan data terhadap 23 responden yaitu siswa kelas V Sekolah Dasar “X”, Bandung yang mengikuti program pembelajaran Attractive Integrated dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar siswa kelas V Sekolah Dasar “X”, Bandung memiliki self-esteem cenderung tinggi.

2. Pada area diri pribadi, sembilan belas orang siswa kelas V Sekolah Dasar “X”, Bandung memiliki self-esteem tinggi dan cenderung tinggi yang berkaitan dengan penerimaan pujian yang diberikan oleh orang terdekat siswa, sedangkan empat orang siswa memiliki self-esteem cenderung rendah yang berkaitan dengan kurangnya penerimaan pujian yang diberikan oleh orang terdekat siswa.

(51)

70

4. Pada area sekolah, sembilan belas orang siswa kelas V Sekolah Dasar “X”, Bandung memiliki self-esteem tinggi dan cenderung tinggi yang berkaitan dengan tercapainya tujuan pribadi siswa, sedangkan empat orang siswa memiliki self-esteem cenderung rendah yang berkaitan dengan tidak tercapainya tujuan pribadi siswa.

5. Pada area teman sebaya, dua puluh orang siswa kelas V Sekolah Dasar “X”, Bandung memiliki self-esteem tinggi dan cenderung tinggi yang berkaitan dengan respon teman-teman yang positif terhadap keberhasilan siswa, sedangkan tiga orang siswa memiliki self-esteem cenderung rendah yang berkaitan dengan respon teman-teman yang negatif terhadap keberhasilan siswa.

5.2 Saran

Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :

1. Disarankan kepada guru untuk mempertahankan upaya dalam memotivasi siswa terutama dalam bidang akademik agar dapat meningkatkan self-esteem khususnya siswa yang memiliki self-esteem cenderung rendah.

2. Disarankan kepada orang tua untuk mempertahankan hubungan yang baik antara anak dengan orang tua agar dapat meningkatkan self-esteem anak terutama bagi orang tua dengan anak yang memiliki self-esteem cenderung rendah.

(52)

Daftar Pustaka

Coopersmith, S. 1967. The Antecedents of Self Esteem. United States of America : W.H.Freeman and Company.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Child Development. Sixth Edition. Mc Graw Hill Kogakusha LTD.

Karli, H. Yuliariatiningsih, Margaretha S. 2003. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi : Model-Model Pembelejaran.

Koenig, Larry J. 2003. Smart Discipline : Menanamkan Disiplin dan Menumbuhkan Rasa Percaya Diri pada Anak. Jakarta : PT. Gramedia.

Moeslichatoen, R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Riyanto, Theo, Martin Handoko. 2004. Pendidikan Pada Usia Dini : Tuntunan Psikologis dan Pedagogis bagi Pendidik dan Orang Tua. Jakarta : Grasinso. Santrock, John W. 2002. Life-Span Developmental. Edisi kelima. Jakarta :

Erlangga.

Sitepu, K. Nirwana S. 1995. Analisis Korelasi. Bandung : Unit Pelayanan Statistika FMIPA, Universitas Padjadjaran.

Suderadjat, Hari. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi : Pembaharuan Pendidikan dalam Undang-undang Sisdiknas 2003. Bandung.

(53)

Daftar Rujukan

Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana I. 2000. Bandung : Universitas Kristen Maranatha.

www.depdiknas.go.id/publikasi/Buletin/Pppg_Tertulis/08_2001/Model_Pembelaj aran_Atraktif_TK.htm

www.dis.or.id/dis/hauptframe-indonesien-1.htm. 2005. Deteksi Dini terhadap Anak-Anak.

www.jpa.gov.my/buletinjpa/J2bil2/KOMPETENSI.htm. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi.

www.kidshealth.org. 2005. Assessing Children’s Self-Esteem.

www.puskur.or.id/2kurikulum.shtml. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Yoanita. 2003. Hubungan Spiritual Parenting dan Self Esteem pada Anak usia

10-12 tahun di Gereja “X” Kodya Bandung. Bandung : Universitas Kristen Maranatha.

Gambar

Tabel 4.2.1.1 Tabel persentase self-esteem siswa kelas V SD “X” Bandung yang mengikuti
Tabel 4.2.1.3 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan individu terdekat
Tabel 4.2.1.6 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan perasaan sukses siswa
Tabel 4.2.1.7 Tabel persentase hasil tabulasi silang self-esteem dengan kemampuan siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang dihasilkan dari blending FeCl2 dengan ZnO dalam pelarut asetonitril yang. ditujukan untuk reaksi transesterifikasi untuk

Dari asumsi-asumsi tersebut, proporsi penginfeksian manusia peka ( ) oleh nyamuk terinfeksi ( ) per hari adalah perbandingan antara peluang transmisi virus demam berdarah

Suatu informasi rahasia adalah suatu informasi yang tidak terbuka untuk umum, dalam arti kata orang luar, dan bersifat tidak rahasia bagi mereka yang terlibat

Bisnis inovasi tepung kasava fermentasi dipilih karena dengan berbagai pertimbangan antara lain produk sangat diperlukan dimasyarakat sebagai pangan, sehingga pasar

Nasir dan Karakaya (2014) memberikan informasi bahwa faktor orientasi pada kesehatan, konsumsi yang bertanggung jawab secara sosial, tanggungjawab pada lingkungan serta nilai dan

• Alat yang digunakan untuk mengukur besarnya putaran optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif yang terdapat dalam larutan... PRINSIP

Write a procedure CountCycles(f) that will take as input a list of length n that is the second line of the 2-line form of a permutation and will output the number of cycles that

[r]