• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan minat dan prestasi belajar mata pelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 tahun pelajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan minat dan prestasi belajar mata pelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 tahun pelajaran 2014/2015."

Copied!
324
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KARANGMLOKO 2 TAHUN

PELAJARAN 2014/2015 Oleh:

Arif Wahyudi NIM: 111134024

Latar belakang penelitian ini adalah belum optimalnya minat dan prestasi belajar siswa kelas III pada mata pelajaran matematika di SD Negeri Karangmloko 2. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar, (2) meningkatkan minat dan prestasi belajar mata pelajaran matematika.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 31 siswa dan objek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan, kuesioner, serta tes tertulis. Analisis data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 tahun pelajaran 2014/2015. Upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa ditempuh melalui langkah-langkah yang ada dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, langkah-langkah tersebut meliputi penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi dari guru, kegiatan belajar dalam tim, kuis (evaluasi) serta penghargaan prestasi tim. Peningkatan minat belajar siswa terlihat dari skor kondisi awal 51,7 meningkat pada siklus I menjadi 62,8 dan pada siklus II menjadi 71,9. Peningkatan prestasi belajar terlihat dari meningkatnya persentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal sebesar 47,06%, pada siklus I menjadi 70,79% dan siklus II menjadi 80,6%. Selain itu, peningkatan prestasi belajar juga terlihat dari meningkatnya rata-rata nilai kelas pada kondisi awal sebesar 63,5 meningkat pada siklus I menjadi 72,26 dan pada siklus II menjadi 76,61. Jadi, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2.

(2)

IMPROVEMENT OF INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT OF MATHEMATICS USING COOPERATIVE LEARNING MODEL STAD TYPE OF CLASS III STATE ELEMENTARY SCHOOL KARANGMLOKO 2 YEAR 2014/2015

By: Arif Wahyudi NIM: 111134024

The background of this research was the ineffective interest and achievement of class III student in mathematics in State Elementary School Karangmloko 2. This study aimed to: (1) determine the efforts to improve the student’s interests and learning achievement, (2) increase the interest and learning achievement in math.

This research was a class act research consisting of two cycles, each cycle consisting of two meetings. The subjects in this study were students of class III State Elementary School Karangmloko 2 of year 2014/2015, which amounts to 31 students and the object of this study were the interest and the achievement of the students. The instrument used in this study was the observation sheets, questionnaires, as well as written test. The analysis of the data used in this research was qualitative and quantitative.

The results of this study indicated that the cooperative learning model type STAD can enhance the interest and achievement of the third grade students of State Elementary School Karangmloko 2 year 2014/2015. The efforts done to increase the interest and student achievement pursued through measures and steps that existed in cooperative learning model type STAD. Such steps include the delivery of goals and motivation, group division, teacher’s presentation, team learning, quiz (evaluation), as well as team achievement awards. The increased student interest can be seen from the initial condition score of 51.7 to 62.8 in the first cycle and the second cycle becomes 71.9. The improved learning achievement can be seen from the increase in the percentage of students who reached the KKM on the initial conditions of 47.06%, to 70.79%in the first cycle and in the second cycle the percentage increased to 80.6%. In addition, the increased learning achievement is also evident from the increase in the average value of the class on the initial conditions of 63.5 increased in the first cycle to 72.26 and the second cycle increased to 76.61. Thus, cooperative learning model type STAD can increase interest and student achievement of State Elementary School third grade Karangmloko 2.

(3)

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KARANGMLOKO 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Arif Wahyudi

111134024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KARANGMLOKO 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Arif Wahyudi

111134024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini dengan tulus saya persembahkan kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan kasih, rahmat, bimbingan dan keajaiban dalam setiap langkah hidup saya.

2. Kedua orang tua saya tercinta, Kusdiyanto dan Sri Darti yang telah memberikan semangat, doa, dan materi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Adik saya tercinta Arian Dwi Saputro yang telah memberikan dukungan dan semangat.

4. Orang-orang terdekat saya yang selalu memberikan perhatian dan semangat.

5. Elisabeth Hermi Prastiwi yang selalu membantu, mendukung, dan memberikan motivasi.

(8)

v

MOTTO

“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Q.S. Alam Nasyrah 94: 6-8)

“Bertarget dan mempunyai mimpi besar itu baik, disertai usaha dan kerja keras itu

hebat, tetapi jika terlalu ambisius dan sampai mengorbankan segalanya, semua yang baik dan hebat tidak akan ada artinya.”

(Elisabeth Hermi Prastiwi)

“Ketika masalah dalam hidup membuatmu terjatuh dan memberimu ribuan alasan untuk menangis, maka bangkit dan tunjukkanlah bahwa kau punya jutaan alasan

(9)
(10)
(11)

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KARANGMLOKO 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh: Arif Wahyudi NIM: 111134024

Latar belakang penelitian ini adalah belum optimalnya minat dan prestasi belajar siswa kelas III pada mata pelajaran matematika di SD Negeri Karangmloko 2. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar, (2) meningkatkan minat dan prestasi belajar mata pelajaran matematika.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 31 siswa dan objek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan, kuesioner, serta tes tertulis. Analisis data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 tahun pelajaran 2014/2015. Upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa ditempuh melalui langkah-langkah yang ada dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, langkah-langkah tersebut meliputi penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi dari guru, kegiatan belajar dalam tim, kuis (evaluasi) serta penghargaan prestasi tim. Peningkatan minat belajar siswa terlihat dari skor kondisi awal 51,7 meningkat pada siklus I menjadi 62,8 dan pada siklus II menjadi 71,9. Peningkatan prestasi belajar terlihat dari meningkatnya persentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal sebesar 47,06%, pada siklus I menjadi 70,79% dan siklus II menjadi 80,6%. Selain itu, peningkatan prestasi belajar juga terlihat dari meningkatnya rata-rata nilai kelas pada kondisi awal sebesar 63,5 meningkat pada siklus I menjadi 72,26 dan pada siklus II menjadi 76,61. Jadi, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2.

(12)

ix

ABSTRACT

IMPROVEMENT OF INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT OF MATHEMATICS USING COOPERATIVE LEARNING MODEL STAD

TYPE OF CLASS III STATE ELEMENTARY SCHOOL KARANGMLOKO 2 YEAR 2014/2015

By: student’s interests and learning achievement, (2) increase the interest and learning achievement in math.

This research was a class act research consisting of two cycles, each cycle consisting of two meetings. The subjects in this study were students of class III State Elementary School Karangmloko 2 of year 2014/2015, which amounts to 31 students and the object of this study were the interest and the achievement of the students. The instrument used in this study was the observation sheets, questionnaires, as well as written test. The analysis of the data used in this research was qualitative and quantitative.

The results of this study indicated that the cooperative learning model type STAD can enhance the interest and achievement of the third grade students of State Elementary School Karangmloko 2 year 2014/2015. The efforts done to increase the interest and student achievement pursued through measures and steps that existed in cooperative learning model type STAD. Such steps include the delivery of goals and motivation, group division, teacher’s presentation, team learning, quiz (evaluation), as well as team achievement awards. The increased student interest can be seen from the initial condition score of 51.7 to 62.8 in the first cycle and the second cycle becomes 71.9. The improved learning achievement can be seen from the increase in the percentage of students who reached the KKM on the initial conditions of 47.06%, to 70.79%in the first cycle and in the second cycle the percentage increased to 80.6%. In addition, the increased learning achievement is also evident from the increase in the average value of the class on the initial conditions of 63.5 increased in the first cycle to 72.26 and the second cycle increased to 76.61. Thus, cooperative learning model type STAD can increase interest and student achievement of State Elementary School third grade Karangmloko 2.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko 2 Tahun Pelajaran 2014/2015”. Skripsi ini disusun dengan tujuan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari bahwa ada banyak pihak yang telah membantu, mendukung, serta membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum. Dosen Pembimbing I, terima kasih

atas waktu, bimbingan serta masukan yang telah diberikan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. Dosen Pembimbing II, yang telah sabar dalam memberikan bimbingan, dukungan serta masukan bagi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf karyawan PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan serta membantu dalam mempersiapkan penelitian.

6. Para validator yang telah memberikan masukan bagi peneliti dalam pelaksanaan validasi perangkat penelitian.

(14)
(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... xi

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Pembatasan Masalah ... 6

C.Perumusan Masalah ... 6

D.Batasan Pengertian ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A.Kajian Pustaka ... 10

1. Minat Belajar... 10

a. Pengertian Minat Belajar ... 10

(16)

xiii

2. Prestasi Belajar... 12

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 12

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 13

3. Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

b. Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

c. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 17

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 17

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 18

c. Komponen-komponen dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 19

d. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 21

e. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 21

5. Matematika ... 23

6. Keliling Persegi dan Persegi Panjang ... 24

B.Penelitian yang Relevan... 25

C.Kerangka Berpikir ... 30

D.Hipotesis Tindakan ... 32

(17)

xiv

1. Non Tes ... 51

2. Tes ... 55

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 60

1. Validitas ... 60

2. Reliabilitas ... 69

G.Analisis Data ... 71

H.Kriteria Keberhasilan ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Kegiatan Pra Penelitian ... 78

1. Minat Belajar Siswa ... 79

2. Prestasi Belajar Siswa ... 81

B.Deskripsi Pelaksanaan Tiap Siklus ... 83

1. Pelaksanaan Siklus I ... 83

2. Pelaksanaan Siklus II ... 92

C.Hasil Penelitian ... 101

1. Siklus I ... 101

2. Siklus II ... 105

D.Pembahasan ... 109

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 120

B.Keterbatasan Penelitian ... 122

C.Saran ... 122

DAFTAR PUSTAKA ... 124

LAMPIRAN ... 127

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Indikator Minat Belajar ... 12

Gambar 2.2 Bagan Penelitian yang Relevan ... 29

Gambar 3.1 Model Kemmis dan McTaggart ... 35

Gambar 4.1 Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 113

Gambar 4.2 Hasil Peningkatan Rata-rata Nilai Ulangan/Evaluasi ... 114

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian ... 51

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 52

Tabel 3.3 Penentuan Skor Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 53

Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Pengamatan ... 54

Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Minat Belajar ... 55

Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Divalidasi ... 56

Tabel 3.7 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Setelah Divalidasi ... 57

Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Divalidasi ... 57

Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Setelah Divalidasi ... 59

Tabel 3.10 Rincian Pemberian Skor Nilai Soal Evaluasi Siklus II dan II ... 60

Tabel 3.11 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 62

Tabel 3.12 Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran ... 63

Tabel 3.13 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 64

Tabel 3.14 Hasil Validasi Instrumen Kuesioner dan Pengamatan ... 65

Tabel 3.15 Hasil Perhitungan Validitas Soal Evaluasi Siklus I ... 66

Tabel 3.16 Hasil Perhitungan Validitas Soal Evaluasi Siklus II ... 68

Tabel 3.17 Koefisien Reliabilitas ... 70

Tabel 3.18 Hasil Reliabilitas Soal Siklus I ... 70

Tabel 3.19 Hasil Reliabilitas Soal Siklus II ... 71

Tabel 3.20 Penilaian Skor Minat Belajar Siswa Menggunakan PAP II ... 74

Tabel 3.21 Kriteria Keberhasilan Minat dan Prestasi Belajar Siswa ... 76

Tabel 4.1 Data Kondisi Awal Minat Belajar Siswa ... 79

Tabel 4.2 Daftar Nilai Ulangan Harian KD 5.1 Keliling Persegi dan Persegi Panjang Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 81

Tabel 4.3 Data Minat Belajar Siswa pada Siklus I ... 101

Tabel 4.4 Hasil Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I... 104

Tabel 4.5 Data Minat Belajar Siswa pada Siklus II ... 105

Tabel 4.6 Hasil Prestasi Belajar Siswa pada Siklus II ... 108

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran ... 127

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 132

Lampiran 3 Materi ... 182

Lampiran 4a Lembar Pengamatan ... 188

Lampiran 4b Lembar Kuesioner ... 191

Lampiran 5a Soal Evaluasi 1 Sebelum Uji Validitas ... 194

Lampiran 5b Soal Evaluasi 2 Sebelum Uji Validitas ... 198

Lampiran 5c Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1 dan 2 Sebelum Uji Validitas... 203

Lampiran 6a Soal Evaluasi 1 ... 204

Lampiran 6b Soal Evaluasi 2 ... 207

Lampiran 6c Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1 dan 2 ... 211

Lampiran 7a Data Validitas Soal Evaluasi 1 ... 212

Lampiran 7b Validitas dan Reliabilitas Soal Evaluasi 1 ... 214

Lampiran 8a Data Validitas Soal Evaluasi 1 ... 216

Lampiran 8b Validitas dan Reliabilitas Soal Evaluasi 2 ... 218

Lampiran 9 Data Pembagian Kelompok Siklus I dan II ... 220

Lampiran 10 Perhitungan Skor Pengamatan Kondisi Awal ... 221

Lampiran 11 Perhitungan Skor Kuesioner Kondisi Awal ... 223

Lampiran 12 Perhitungan Skor Pengamatan Siklus I ... 226

Lampiran 13 Perhitungan Skor Kuesioner Siklus I ... 228

Lampiran 14 Perhitungan Skor Pengamatan Siklus II ... 231

Lampiran 15 Perhitungan Skor Kuesioner Siklus II ... 233

Lampiran 16a Sampel Uji Validitas Soal Evaluasi 1 ... 236

Lampiran 16b Sampel Uji Validitas Soal Evaluasi 2 ... 240

Lampiran 17a Sampel Soal Evaluasi 1 ... 245

Lampiran 17b Sampel Soal Evaluasi 2... 248

(21)

xviii

Lampiran 18b Sampel Kuesioner Siklus I ... 255

Lampiran 18c Sampel Kuesioner Siklus II ... 258

Lampiran 19a Sampel LKS Siklus I Pertemuan 1 ... 261

Lampiran 19b Sampel LKS Siklus I Pertemuan 2 ... 264

Lampiran 19c Sampel LKS Siklus II Pertemuan 1 ... 267

Lampiran 19d Sampel LKS Siklus II Pertemuan 2 ... 270

Lampiran 20 Validasi Kuesioner dan Lembar Pengamatan ... 273

Lampiran 21 Validasi Perangkat Pembelajaran ... 282

Lampiran 22 Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 298

Lampiran 23 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 299

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini, diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan pengertian.

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah salah satu mata pelajaran penting yang diajarkan di sekolah. Materi yang diajarkan dalam matematika dapat bermanfaat untuk mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga diperkuat oleh Hudojo (2001:45) yang mengemukakan bahwa matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK.Oleh karena itu, matematika menjadi salah satu mata pelajaran pokok pada jenjang sekolah dasar dengan tujuan dapat berguna bagi siswa.

(23)

rendahnya prestasi belajar siswa dalam ulangan harian, ulangan tengah semester maupun ulangan akhir semester.

Selain itu prestasi belajar siswa juga dapat dipengaruhi oleh minat siswa terhadap mata pelajaran tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2010:57) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah minat belajarnya. Apabila siswa tertarik dengan suatu mata pelajaran maka siswa akan lebih mudah mempelajari materi pada mata pelajaran tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan minat adalah dengan memberikan motivasi melalui hadiah atau penghargaan. Hal ini diperkuat dengan pendapat Slameto (2010:181) bahwa studi-studi eksperimental menunjukkan bahwa siswa-siswa yang secara teratur dan sistematis diberi hadiah karena telah bekerja dengan baik atau karena perbaikan dalam kwalitas pekerjaannya, cenderung bekerja lebih baik daripada siswa-siswa yang dimarahi atau dikritik pekerjaannya yang buruk atau karena tidak adanya kemajuan. Di sisi lain, faktor guru juga mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran dapat berpengaruh terhadap tercapainya prestasi belajar yang diharapkan.

(24)

kurang memperhatikan. Beliau juga mengatakan bahwa siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran.

Dari wawancara tersebut, peneliti terdorong untuk melihat dokumen mengenainilai siswa tahun 2013/2014. Berdasarkan nilai ulangan pada KD 5.1 Keliling Persegi dan Persegi Panjang semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 diperoleh data bahwa siswa kelas III belum mencapai kriteria ketuntasan belajar. Dari 34 siswa, hanya 16 siswa yang mampu mencapai ketuntasan belajar sehingga diperoleh persentase sebesar 47,06%. Rata-rata nilai siswa pada mata pelajaran matematika tergolong masih rendah yaitu 63,5 dengan nilai KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah adalah 65.

Hasil wawancara dengan guru dan dokumentasi nilai siswa tahun 2013/2014 tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan pengamatan di kelas pada saat pembelajaran matematika. Pengamatan dilakukan pada tanggal 21 Februari 2015 pada saat pembelajaran matematika berlangsung. Peneliti menggunakan lembar pengamatan yang dikembangkan dengan indikator minat dan lembar pengamatan tersebut telah divalidasi oleh para ahli. Hasil dari pengamatan kondisi awal yang dilakukan peneliti adalah sebesar 48,8 dan termasuk dalam kriteria rendah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa minat belajar siswa kurang optimal dalam mengikuti pembelajaran matematika.

(25)

kondisi awal adalah sebesar 55,1 dan termasuk dalam kriteria rendah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika belum maksimal, karena perolehan skor kebanyakan siswa masih rendah.

Mencermati hal tersebut, guru harus memilih model pembelajaran yang melibatkan siswa secara lebih aktif sehingga prestasi belajar siswa pun meningkat. Saat ini banyak model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih baik. Salah satunya model pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (Rusman, 2013:201) pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Siswa yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran cenderung akan lebih mudah memahami materi karena dia dapat membangun pengetahuannya sendiri.

(26)

pembelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membantu anak dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi melalui diskusi kelompok sehingga siswa lebih memahami materi pembelajaran dan prestasi belajar siswa akan meningkat. Minat belajar siswa terhadap kegiatan pembelajaran juga akan meningkat karena siswa mendapatkan motivasi dari teman satu kelompok sehingga siswa akan lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan mempunyai dampak yang baik terutama dalam peningkatan minat dan prestasi belajar siswa.

(27)

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas,maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada murid kelas III SD Negeri Karangmloko 2 tahun pelajaran 2014/2015.

2. Penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran matematika KD 5.1 keliling persegi dan persegi panjang.

3. Model yang digunakan dalam pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

4. Minat belajar siswa dalam penelitian ini dibatasi pada indikator perhatian, partisipasi, kemauan berkembang, dan rasa senang.

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar mata

pelajaran matematika pada siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 tahun pelajaran 2014/2015 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

(28)

3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 tahun pelajaran 2014/2015?

D. Batasan Pengertian

Dalam penelitian ini ada beberapa batasan yang dibuat oleh peneliti agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda-beda. Beberapa istilah tersebut adalah:

1. Minat belajar adalah dorongan dalam diri seseorang yang mendasari untuk memilih atau menolak suatu objek dan kegiatan. Indikator minat belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah perhatian, partisipasi, kemauan berkembang, dan rasa senang.

2. Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan pembelajaran.

(29)

4. Mata pelajaran matematika suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan bilangan serta konsep-konsep abstrak yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui upaya meningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 tahun pelajaran 2014/2015 dalam pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Meningkatkan minat belajar serta mengetahui peningkatan minat belajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 tahun pelajaran 2014/2015 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

(30)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif dan kreatif untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar pada materi keliling persegi dan persegi panjang.

2. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru kepada guru dalam mengajarkan materi tentang keliling persegi dan persegi panjang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi matematika khususnya mengenai keliling persegi dan persegi panjang, serta membantu siswa dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika.

4. Bagi peneliti

(31)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II berisi tentang teori-teori yang mendasari pelaksanaan penelitian ini, yaitu kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

A. Kajian Pustaka 1. Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Minat adalah kecenderungan seseorang untuk memilih atau menolak sesuatu kegiatan (Arikunto,1990:103). Sedangkan menurut Munthe (2010:29) minat adalah keadaan yang mendasari motivasi individu, keinginan yang berkelanjutan, dan orientasi psikologis. Sejalan dengan Munthe, Susanto (2013:58) mengungkapkan bahwa minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya.

(32)

yang mendasari untuk memilih atau menolak suatu objek dan kegiatan.

b. Indikator Minat Belajar

Pada dasarnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan melalui kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan minatnya. Slameto (2010:180) suatu minat diekspresikan melalui kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan terus-menerus disertai rasa senang, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Sejalan dengan Slameto, Susanto (2013:66) menyatakan bahwa minat merupakan sesuatu yang sangat penting, karena dengan adanya minat seseorang dapat memusatkan perhatian pada seseorang, benda dan lain-lain. Sedangkan menurut Rohani (2004:170) minat ditunjukkan melalui kemauan dan usaha peserta didik dalam mencapai kebutuhan belajarnya.

(33)

Gambar 2.1 Bagan Indikator Minat Belajar

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Djamarah (2010:12) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh sebagai pengaruh dari proses belajar. Pengertian lain, disampaikan oleh Mulyasa (2013:189) bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya Slameto (2010:180)

1. Memperhatikan secara terus menerus 2. Partisipasi 3. Rasa senang

Rohani (2004:170) Kemauan dan usaha peserta didik dalam mencapai kebutuhan belajarnya.

Indikator Minat Belajar 1. Perhatian/ memusatkan perhatian. 2. Partisipasi.

3. Kemauan berkembang. 4. Rasa senang.

Susanto (2013:57) Memusatkan

(34)

merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Tidak jauh berbeda dengan Djamarah dan Mulyasa, Lanawati (Hawadi, 2006:168) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan intruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa.

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan pembelajaran.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Slameto (2003:54) pada garis besarnya prestasi belajar dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing faktor.

1) Faktor intern

Dalam faktor ini dibahas 2 faktor yaitu: a) Faktor jasmaniah mencakup:

(1) Faktor kesehatan (2) Cacat tubuh

b) Faktor psikologis mencakup: (1) Intelegensi

(35)

(4) Bakat (5) Motivasi (6) Kematangan (7) Kesiapan 2) Faktor ekstern

Faktor ini dibagi menjadi 3 faktor, yaitu: a) Faktor keluarga mencakup:

(1) Cara orang tua mendidik (2) Relasi antar anggota keluarga (3) Suasana rumah

(4) Keadaan ekonomi keluarga (5) Pengertian orang tua (6) Latar belakang kebudayaan

b) Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

(36)

3. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Huda (2012:32) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Nurulhayati (Rusman, 2013:203) pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Sejalan dengan Huda dan Nurulhayati, Siregar & Nara (2011:115) juga mengungkapkan bahwa cooperative learning (pembelajaran kooperatif) merupakan model pembelajaran yang menekankan aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok, mempelajari materi pelajaran dan memecahkan masalah secara kolektif kooperatif. Sedangkan menurut Slavin (Solihatin dan Raharjo, 2007:4) cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.

(37)

4 sampai 6 orang untuk saling membantu dan bekerja sama dalam memecahkan masalah.

b. Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Rusman (2013:208) unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama.

2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.

3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.

4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/ penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. 7) Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual

materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. c. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif

(38)

1) Siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

2) Kelompok dibentuk dan siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda.

4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen (Trianto, 2009:68). Sejalan dengan Trianto, Sugiyanto (2010:44) menyatakan bahwa model cooperative

learning tipe STAD adalah metode belajar kelompok paling

(39)

b. Langkah–langkah Model PembelajaranKooperatif Tipe STAD Langkah-langkah pembelajaran tipe STAD menurut Rusman (2011:215-216) adalah sebagai berikut:

1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar. 2) Pembagian Kelompok

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen (beragam), baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang, rendah).

3) Presentasi dari Guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai serta pentingnya pokok bahasan yang akan dipelajari dan pentingnya guru untuk memberikan motivasi agar siswa dapat belajar dengan aktif dan kreatif.

4) Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)

(40)

tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan.

5) Kuis (Evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama untuk menjamin agar siswa secara individual bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60, 75, 84 dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa. 6) Penghargaan Prestasi Tim

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berprestasi dengan tujuan memberikan motivasi pada siswa agar dapat belajar lebih baik.

c. Komponen–komponen dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Slavin (2005:143) komponen utama dalam pembelajaran STAD ada lima, yaitu:

1) Presentasi Kelas

(41)

perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

2) Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD.

3) Kuis

Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.

4) Skor kemajuan individual

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.

5) Rekognisi Tim

(42)

d. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Hamdayama (2014:118) mengungkapkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1) Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

2) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.

3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.

4) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

5) Meningkatkan kecakapan individu. 6) Meningkatkan kecakapan kelompok. 7) Tidak bersifat kompetitif.

8) Tidak memiliki rasa dendam.

e. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Lebih lanjut Hamdayama (2014:118) mengungkapkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

1) Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi berkurang. 2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan

(43)

3) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga sulit mencapai target kurikulum.

4) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.

5) Membutuhkan kemmapuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.

6) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

(44)

5. Matematika

Menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia (2008:888) matematika didefinisikan sebagai sebuah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Hudojo (2001:46) menyatakan bahwa matematika itu berkenaan dengan gagasan berstruktur yang hubungan-hubungannya diatur secara logis. Matematika bersifat sangat abstrak, yaitu berkenaan dengan konsep-konsep abstrak dan penalarannya deduktif. Berbeda dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Hudojo, Susanto (2013:185) menyatakan bahwa matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(45)

6. Keliling Persegi dan Persegi Panjang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:656) keliling adalah garis yang membatasi suatu bidang. Berbeda dengan pendapat tersebut, Negoro dan Harahap (2010:149) mengungkapkan bahwa keliling adalah jumlah panjang sisi-sisi suatu bangun tertutup. Sejalan dengan Negoro dan Harahap, Sulardi (2008:218) berpendapat bahwa keliling suatu benda diperoleh dengan menjumlahkan panjang semua sisi benda tersebut.

Dalam penelitian ini, materi dibatasi pada KD 5.1 Keliling Persegi dan Persegi Panjang. Menurut Fajariyah dan Triratnawati (2008:176) keliling persegi panjang adalah jumlah panjang keempat sisinya. Keliling persegi panjang dapat dihitung dengan satuan tak baku dan satuan baku. Rumus keliling persegi panjang dapat ditentukan sebagai berikut:

K = (p+l) + (p+l) = 2 x (p+l)

Selain persegi panjang, materi yang diajarkan juga menyangkut materi tentang keliling persegi.Panjang dan lebar pada persegi disebut sisi (s). Oleh karena itu, untuk menghitung keliling persegi dapat digunakan rumus sebagai berikut:

K = 4 x s

(46)

membatasi bidang. Keliling persegi dapat diperoleh dengan menjumlahkan keempat sisinya, sedangkan keliling persegi panjang juga dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan keempat sisinya.

B. Penelitian yang Relevan

Lestari, dkk., (2013) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X MAN Malang II Batu”. Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian siswa kelas X yaitu kelas X9. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan angket minat belajar yang digunakan sebelum dan setelah pembelajaran STAD dilaksanakan.

(47)

lembar observasi pada pembelajaran siklus II menunjukkan minat siswa sebesar 40% sampai 100% dan data observasi tindakan STAD pada siklus II masih sama menunjukkan 66% sampai 166%.

Penelitian yang dilakukan oleh Lestari, dkk. (2013) memiliki kesamaan terhadap penelitian yang hendak dilakukan oleh peneliti. Kesamaan tersebut adalah dalam hal melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan minat belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Namun penelitian yang dilakukan Lestari, dkk (2013) juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu dalam hal variabel yang digunakan hanya minat belajar. Selain itu, mata pelajaran dan kelas yang digunakan juga berbeda dengan yang dilakukan oleh peneliti. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan oleh Lestari, dkk. (2013) digunakan peneliti sebagai dasar dalam melakukan penelitian.

Sejalan dengan Lestari, dkk., Handayanti (2010) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar dalam Menyelesaikan Soal Cerita dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TipeStudent

Teams-Achievement Divisions(STAD) Pada Siswa Kelas III SD Kanisius Kotabaru”. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan perkalian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

(48)

yang nilainya mencapai ≥ 70 mencapai 45,5%, dan pada siklus 2 siswa yang nilainya mencapai ≥ 70 mencapai 72,7%. Sedangkan rata-rata nilai pada kondisi awal yaitu 41,8, siklus 1 yaitu 55,4, siklus 2 yaitu 75,8. Dari hasil penelitian ini di peroleh kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa dalam menyelesaikan soal cerita khususnya materi perkalian.

Penelitian yang dilakukan oleh Handayanti (2010) tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Relevansinya terletak pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III dalam mata pelajaran matematika. Akan tetapi penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, perbedaan tersebut terletak pada minat siswa. Oleh karena itu dalam melaksanakan penelitian ini peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Handayanti.

Tidak jauh berbeda dengan Lestari dkk. dan Handayanti, Setiyowati (2013) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Minat dan Prestasi

Belajar PKn dengan Model Cooperative Learning Tipe STAD Siswa Kelas IVB SDK Ganjuran”. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas

(49)

observasi untuk menentukan minat siswa dan tes tertulis untuk mengukur prestasi belajar siswa.

Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas IVB SDK Ganjuran dalam mata pelajaran PKn dengan menggunakan penerapan model cooperative learning tipe STAD. Hasil skor rata-rata minat siswa pada awal sebelum penelitian diadakan adalah 65,83 meningkat pada siklus I menjadi 74,74 dan meningkat kembali pada siklus ke II menjadi 82,60. Peningkatan prestasi belajar siswa ditunjukkan hasil rata-rata siswa sebelumnya 57,65 dengan presentase siswa yang mencapai KKM adalah 39,13% meningkat menjadi 69,58 dengan persentase siswa yang mencapai KKM adalah 70,83% pada siklus I dan meningkat menjadi 80,41 dengan persentase siswa yang mencapai KKM adalah 87,50% pada siklus II.

Penelitian yang dilakukan oleh Setiyowati (2013) memiliki kesamaan yang akan dilakukan oleh peneliti. Kesamaannya adalah dalam hal meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sementara perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada mata pelajaran dan kelas. Oleh karena itu, dalam melaksanakan penelitian ini peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Setiyowati.

(50)

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan minat belajar siswa. Kedua memiliki kesamaan dalam melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III dalammata pelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Ketiga memiliki kesamaan dalam hal penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan prestasi dan minat belajar siswa. Berikut ini merupakan bagan yang berisi penjelasan mengenai kesamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan ketiga penelitian di atas.

Gambar 2.2 Bagan Penelitian yang Relevan Lestari, dkk., (2013)

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Minat

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X MAN

Malang II Batu”

Handayanti (2010) “Peningkatan Prestasi Belajar dalam Menyelesaikan Soal Cerita

dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Pada Siswa

Kelas III SD Kanisius Kotabaru”

Setiyowati (2013)

“Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar PKn dengan Model Cooperative Learning Tipe STAD Siswa Kelas IVB

SDK Ganjuran”

Yang akan diteliti:

“Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas III SD

(51)

C. Kerangka Berpikir

Munthe (2010:29) mengungkapkan bahwa minat adalah keadaan yang mendasari motivasi individu, keinginan yang berkelanjutan, dan orientasi psikologis. Seseorang cenderung melakukan atau menginginkan sesuatu karena adanya minat tersebut. Sejalan dengan pendapat Munthe, Susanto (2013:66) menyatakan bahwa minat merupakan sesuatu yang sangat penting, karena dengan adanya minat seseorang dapat memusatkan perhatian pada seseorang, benda dan lain-lain. Dalam proses pembelajaran di kelas, minat juga sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembelajaran. Siswa yang memiliki minat terhadap suatu mata pelajaran, maka akan lebih mudah dalam memahami materi tersebut. Hal ini karena jika siswa memiliki minat terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut juga akan lebih bersemangat dan memiliki perhatian dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

(52)

kegiatan pembelajaran juga akan memiliki perhatian yang baik terhadap pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, siswa akan lebih mudah dalam memahami materi sehingga prestasi belajar siswa juga akan menjadi baik.

Hamdayama (2014:117) mengemukakan bahwa gagasan utama dibalik model STAD adalah untuk memotivasi para siswa untuk mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru. Hamdayama (2014:118) juga menambahkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki beberapa kelebihan, salah satu kelebihannya adalah bahwa siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok. Oleh sebab itu, diharapkan dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, siswa dapat berdiskusi dalam kelompok sehingga siswa yang sudah memahami materi pelajaran dapat mengajari siswa lain yang belum paham. Penggunaan model pembelajaran STAD diharapkan dapat membantu anak dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi sehingga prestasi siswa pada mata pelajaran matematika juga semakin meningkat.

(53)

Oleh karena itu, dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika

Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko 2 Tahun Pelajaran 2014/2015”. Penggunaan model

pembelajaran STAD tersebut, diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif bagi anak dalam mempelajari matematika. Dalam hal ini, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika tentang keliling persegi dan persegi panjang. Peneliti memilih kelas III karena minat siswa kelas III di SD Negeri Karangmloko terhadap mata pelajaran matematika masih kurang.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

1. Upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 tahun pelajaran 2014/2015 dalam pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan melalui 6 langkah kegiatan, yaitu:

a. Penyampaian tujuan dan motivasi. b. Pembagian kelompok.

c. Presentasi dari guru.

(54)

f. Penghargaan prestasi tim.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan minat belajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 tahun pelajaran 2014/2015.

(55)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai metode yang digunakan dalam melakukan penelitian, yang meliputi jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, analisis data, dan kriteria keberhasilan.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam hal ini, PTK memiliki tujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 tahun pelajaran 2014/2015 dalam mata pelajaran matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD. Menurut Afandi (2011:11) penelitian tindakan kelas adalah kajian ilmiah dan bermetode oleh guru ataupun peneliti dengan menggunakan tindakan di dalam kelas guna meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.

(56)

pengamatan yang telah divalidasi oleh ahli. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan McTaggart. Berikut ini merupakan gambar model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan McTaggart (Kusumah dan Dwitagama, 2010:20).

Gambar 3.1 Model Kemmis dan McTaggart

Berdasarkan gambar model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Kemmis dan McTaggart di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat empat tahap dalam penelitian ini yaitu tahap perencanaan (plan), tindakan

Perencanaan Tindakan

Pengamatan Refleksi

Siklus I

Perencanaan Tindakan

Pengamatan Refleksi

Siklus II

(57)

(act), pengamatan (observe) dan refleksi (reflect). Sejalan dengan pendapat tersebut, Arikunto, dkk. (2006:17-19) menjelaskan bahwa keempat tahapan atau putaran metode PTK adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. 2. Tindakan

Perencanaan merupakan tahapan kedua yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Pengamatan

Pengamatan merupakan langkah ketiga, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat ketika tindakan sedang berlangsung.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

(58)

Negeri Karangmloko 2 pada mata pelajaran matematika. Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan minat dan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 pada mata pelajaran matematika dapat meningkat.

B. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangmloko 2. Sekolah tersebut beralamat di Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 tahun 2014/2015 yang berjumlah 31 orang yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki.

3. Objek penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat dua objek.Objek yang pertama adalah peningkatan minat belajar siswa dan objek yang kedua adalah peningkatan prestasi belajar siswa. Minat belajar siswa diperoleh dari hasil pengamatan dan kuesioner pada setiap akhir siklus. Prestasi belajar siswa diperoleh dari hasil nilai evaluasi yang diperoleh siswa pada setiap akhir siklus.

4. Waktu Penelitian

(59)

C. Kegiatan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Arikunto (2010:17) berpendapat bahwa dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pelaksanaan siklus dilakukan minimal 2 siklus. Dalam penelitian ini siklus I akan ditekankan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembagian kelompok secara heterogen menurut prestasi belajar pada materi sebelumnya. Sedangkan siklus II akan ditekankan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembagian kelompok secara heterogen menurut hasil prestasi pada siklus I. Pembagian kelompok heterogen yang dimaksud pada siklus II ini adalah membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan prestasi belajar siswa pada siklus I.

Penelitian ini dilakukan di kelas bawah, sehingga alokasi waktu hanya sedikit. Peneliti sebelumnya melakukan konsultasi dengan guru kelas terkait dengan alokasi waktu. Berdasarkan arahan yang diberikan oleh guru RPP dibuat dengan alokasi waktu 2 JP (1 hari). Tahap perencanaan alokasi yang dibuat dalam RPP pada pertemuan 1 dan 2 sebanyak 4 JP dengan alokasi waktu (4 x 35 menit). Untuk siklus II perencanaan seperti siklus I yaitu pertemuan 1 dan 2 dengan alokasi waktu 4 JP.

1. Persiapan

(60)

a. Meminta ijin kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri Karangmloko 2 untuk melakukan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di sekolah tersebut.

b. Melakukan wawancara pada guru kelas dan dokumentasi nilai siswa. c. Menyusun proposal penelitian.

d. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar pengamatan dan kuesioner.

e. Melakukan validasi instrumen penelitian kepada ahli.

f. Melakukan pengamatan pada siswa di kelas III untuk memperoleh gambaran siswa terhadap mata pelajaran matematika.

g. Memberikan kuesioner pada siswa kelas III untuk mengetahui minat belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika.

h. Mengidentifikasi masalah yang terdapat pada siswa di kelas III terhadap mata pelajaran matematika berdasarkan hasil wawancara, pengamatan dan kuesioner.

i. Permohonan izin penelitian ke SD Negeri Karangmloko 2 kepada kepala sekolah dan guru kelas untuk masuk ke dalam kelas.

j. Menyiapkan dan menyusun perangkat pembelajaran seperti silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal evaluasi. Perangkat pembelajaran yang dibuat kemudian dikombinasikan dengan langkah-langkah pembelajaran yang terdapat pada model kooperatif tipe STAD.

(61)

l. Melakukan uji validitas soal evaluasi kepada murid kelas IV SD Negeri Karangmloko 2.

m. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan pada saat melakukan penelitian dikelas.

2. Rencana Tindakan dalam Tiap Siklus

Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti setelah melakukan persiapan adalah menyusun rencana tindakan. Rencana tindakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing siklus:

a. Siklus I

Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeSTAD. Pembagian kelompok pada siklus ini, ditentukan berdasarkan hasil penilaian pada materi sebelumnya dari guru.

1) Rencana Tindakan

(62)

pada siklus I ini dibagi oleh guru secara heterogen menurut hasil prestasi siswa pada materi sebelumnya.

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Siklus I Pertemuan 1 (2JP) Kegiatan pembelajaran:

(1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi. (langkah STAD ke-1)

(2) Siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 4-5siswa secara heterogen menurut prestasi belajar pada materi sebelumnya. (langkah STAD ke-2)

(3) Siswabelajar dalam kelompok, kemudian guru menjelaskan materi tentang keliling persegi. (langkah STAD ke-3)

(4) Siswa dalam kelompok mendiskusikan tentang materi. (5) Masing-masing siswa saling bertanya, menjawab, dan

menanggapi materi tersebut dalam kelompok.

(6) Siswa diberi Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan dalam kelompok. (langkah STAD ke-4) (7) Kelompok kemudian berdiskusi dalam mengerjakan

LKS dari guru.

(63)

(9) Siswa bersama guru membahas masing-masing jawaban kelompok. (presentasi)

b) Siklus I Pertemuan 2 (2JP)

(1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi. (langkah STAD ke-1)

(2) Siswa kembali ke kelompok seperti pada pertemuan pertama. (langkah STAD ke-2)

(3) Siswa diberi kertas yang berisi materi tentang keliling persegi panjang.

(4) Guru menjelaskan materi. (langkah STAD ke-3)

(5) Masing-masing siswa saling bertanya, menjawab, dan menanggapi materi tersebut dalam kelompok.

(6) Siswa diberi Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan dalam kelompok. (langkah STAD ke-4) (7) Kelompok kemudian berdiskusi dalam mengerjakan

LKS dari guru.

(8) Siswa yang sudah paham membantu siswa yang belum paham dalam kelompoknya.

(9) Siswa bersama guru membahas masing-masing jawaban kelompok. (presentasi)

(64)

(11)Guru memberikan penghargaan prestasi belajar kepada kelompok. (langkah STAD ke-6)

(12)Siswa diminta untuk mengerjakan kuesioner minat belajar.

3) Pengamatan

Pengamatan pada penelitian ini dilakukan oleh guru kelas. Peneliti meminta bantuan guru kelas untuk menjadi pengamat saat peneliti melakukan penelitian. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamat diberi lembar pengamatan untuk mengamati jalannya pembelajaran, mengamati minat belajar siswa dan kejadian-kejadian yang nampak dalam penelitian. Peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk mendokumentasikan proses pembelajaran dalam bentuk foto-foto kegiatan agar mendapatkan data yang lebih nyata.

4) Refleksi

(65)

langkah selanjutnya yang peneliti lakukan pada kegiatan refleksi ini adalah merancang perbaikan berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I. Hasil perbaikan yang telah dirancang oleh peneliti akan digunakan pada saat melaksanakan pembelajaran siklus II. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada siklus I masih terdapat kekurangan yaitu manajemen waktu yang kurang baik dan guru masih belum kurang dalam penguasaan kelas. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti memutuskan untuk melanjutkan pada siklus II.

b. Siklus II

Pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan variasi kelompok. Siswa dibentuk dalam kelompok untuk mendiskusikan tugas dari guru. Kelompok dibagi oleh guru berdasarkan hasil prestasi belajar siswa pada siklus I.

1) Rencana Tindakan

(66)

masing-masing kelompok. Pembagian kelompok pada siklus II ini dibagi secara heterogen menurut hasil prestasi belajar siswa pada siklus I.

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Siklus II Pertemuan 1 (2JP) Kegiatan pembelajaran:

(1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi. (langkah STAD ke-1)

(2) Siswa dibagi ke dalam kelompok yang berbeda dari siklus I. Setiap kelompok terdiri dari 4-5orang yang ditentukan oleh guru berdasarkan prestasi belajar siswa pada siklus I. (langkah STAD ke-2)

(3) Siswadiberi kertas yang berisi materi tentang keliling persegi panjang.

(4) Guru menjelaskan materi. (langkah STAD ke-3)

(5) Siswa mendiskusikan materi tentang keliling persegi panjang dengan cara saling memberikan pendapat dan memberikan tanggapan dalam kelompok.

(6) Siswa diberi LKS untuk dikerjakan dalam kelompok. (langkah STAD ke-4)

(67)

(8) Siswa yang sudah paham membantu siswa yang kurang paham dalam kelompoknya.

(9) Siswa mempresentasikan hasil kelompok. b) Siklus II Pertemuan 2

Kegiatan pembelajaran:

(1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi. (langkah STAD ke-1)

(2) Siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang seperti pertemuan 1. (langkah STAD ke-2) (3) Siswa diberi kertas yang berisi materi tentang soal

cerita keliling persegi panjang.

(4) Guru menjelaskan materi. (langkah STAD ke-3)

(5) Siswa dalam kelompok mendiskusikan materi tentang soal cerita keliling persegi panjang dengan cara saling memberikan pendapat dan memberikan tanggapan. (6) Siswa diberi LKS untuk dikerjakan dalam kelompok.

(langkah STAD ke-4)

(7) Siswa dalam kelompok saling mengajari siswa yang tidak bisa.

(8) Siswa mempresentasikan hasil kelompok.

(68)

(10)Siswa mengerjakan tes akhir siklus II yaitu soal evaluasi 2. (langkah STAD ke-5)

(11)Guru memberikan penghargaan prestasi belajar kelompok. (langkah STAD ke-6)

(12)Siswa diminta untuk mengerjakan kuesioner minat belajar.

3) Pengamatan

Pengamatan pada penelitian ini dilakukan oleh guru kelas. Peneliti meminta bantuan guru kelas untuk menjadi pengamat saat peneliti melakukan penelitian. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamat diberi lembar pengamatan untuk mengamati jalannya pembelajaran, mengamati minat belajar siswa dan kejadian-kejadian yang nampak dalam penelitian. Peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk mendokumentasikan proses pembelajaran dalam bentuk foto-foto kegiatan agar mendapatkan data yang lebih nyata.

4) Refleksi

(69)

kesimpulan tentang peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada siklus II. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada siklus II, peneliti mampu menguasai kelas dengan baik. Selain itu, peneliti sudah mampu mengatasi kekurangan yang terjadi pada siklus I yaitu dengan cara mempersiapkan posisi kursi kelompok sebelum pembelajaran dimulai, sehingga dapat menghemat waktu. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan pada siklus berikutnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data seperti wawancara, kuesioner, pengamatan, dan tes.

1. Wawancara

(70)

terstruktur biasanya sering digunakan dalam penelitian pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti.

2. Kuesioner

Sugiyono (2010:199) berpendapat bahwa kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner untuk mengukur seberapa besar minat belajar siswa dalam mata pelajaran matematika. Peneliti menggunakan lembar kuesioner yang diisikan langsung oleh siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 yang berjumlah 31 siswa. Pada penelitian ini, peneliti membuat kueisoner yang mengacu pada indikator-indikator minat belajar, kemudian dari indikator-indikator tersebut peneliti mengembangkan kedalam kisi-kisi. Setelah membuat kisi-kisi kuesioner mengenai minat kemudian peneliti membuat pernyataan-pernyataan yang berjumlah 20 item pernyataan mengenai minat belajar siswa. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan cara memberikan tanda () pada kolom yang sudah ditentukan. Pada pelaksanaannya, kuesioner diberikan kepada siswa sebanyak tiga kali yaitu sebelum penelitian, pada siklus I dan siklus II.

3. Pengamatan

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Indikator Minat Belajar
Gambar 2.2 Bagan Penelitian yang Relevan
Gambar 3.1 Model Kemmis dan McTaggart
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA MATERI HAK DAN KEWAJIBAN SEBAGAI WARGA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI MATA PELAJARAN PPKN PADA SISWA KELAS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan kerjasama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2016/2017 melalui

Penelitian dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran matematika siswa kelas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan, Yogyakarta pada mata pelajaran IPS dengan

NIM. Objek penelitian adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika tentang materi pecahan. Penelitian ini dilakukan dalam dua

Skripsi yang berjudul : Minat Belajar Peserta Didik Cerdas Istimewa (PDCI) Terhadap Mata Pelajaran Matematika SD Muhammadiyah 10 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2019/2020,

Pelaksanaan penelitian untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika siswa kelas VIIIC SMP N 2 Pandak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Rotating

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis peningkatan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun