DAN AGGREGATION PADA RUMAH SAKIT UMUM
Dr. SOEDHONO MADIUN
T E S I S
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
Diajukan Oleh :
Anita Aprilyati
---20020005
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.Perumusan Masalah ... 7
1.3.Tujuan Penelitian ... 9
1.4.Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
2.1. Review Penelitian Terdahulu ... 12
2.2. Landasan Teori ... 15
2.2.1. Behavioral Accounting (Akuntansi Perilaku) ... 15
2.2.2. Pengertian System ... 17
2.2.3. Pengertian Informasi ... 21
2.2.4. Pengertian Teknologi Informasi ... 25
2.2.5. Informasi Akuntansi ... 28
2.2.6. Informasi Akuntansi Keuangan ... 30
2.2.7. Informasi Akuntansi Manajemen ... 32
2.2.8 Tinjauan Tentang Informasi Akuntansi Manajemen ... 34
2.2.8.1. Sekilas Tentang Perkembangan Informasi Akuntansi Manajemen ... 34
2.2.8.4. Pengertian Kinerja …………....……… 45
2.2.8.5. Kinerja Manajerial ... 48
2.2.8.6 Pentingnya Pengukuran Kinerja ... 51
2.2.8.7 Tolok Ukur Kinerja ... 52
2.2.9. Pengertian Kinerja Manajerial ... 54
2.2.9.1 Tugas-Tugas Manajer ... 56
2.2.9.2 Ketrampilan-ketrampilan manajemen ... 57
2.2.9.3 Faktor Penyebab Kegagalan Kinerja Manajer ... 58
2.2.9.4 Ketidak Pastian Lingkungan ... 58
2.2.9.4.1. Sebab-sebab ketidak pastian lingkungan .... 59
2.2.9.4.2. Ciri-ciri Keadaan Lingkungan ... 60
2.2.9.4.3. Macam-macam ketidak pastian lingkungan 61 2.2.10. Struktur Organisasi ... 62
2.2.10.1 Pengertian struktur………62
2.2.10.2 Lingkungan pada Organisasi ... 65
2.2.11 Desentralisasi ... 69
2.2.12 Keuntungan dan Kelemahan Desentralisasi ... 70
2.3. Kerangka pikir ... 71
2.4. Hipotesis ... 74
BAB III METODE PENELITIAN ... 76
3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel ... 76
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 80
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 81
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesa ... 82
3.4.1. Teknik Analisis ... 82
3.4.2. Uji Validitas dan Reabilitas ... 85
3.4.2.1. Uji Validitas ... 85
3.4.2.2. Uji Reabilitas ... 86
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 89
4.1. Deskripsi Lingkungan Ekternal dan Internal Rumah Sakit .. 89
4.1.1. Deskripsi Lingkungan Eksternal ... 89
4.1.1.1. Faktor Ekonomi, Demografi dan Geografi ... 89
4.1.1.2. Pasar ... 90
4.1.1.3. Pesaing ... 92
4.1.1.4. Kebijakan Pemerintah ... 95
4.1.2. Deskripsi Lingkungan Internal ... 97
4.1.2.1. Sumber Daya Manusia ... 97
4.1.2.2. Keuangan ... 100
4.1.2.3. Operasional (Produksi, Operasi, Teknik) ... 101
4.1.2.4. Manajemen ... 103
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 104
4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 121
4.4. Pembahasan ... 132
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 136
5.1. Kesimpulan ... 136
5.2. Saran ... 137
Gambar 2.1. : Hubungan antara data dan informasi ... 23 Gambar 2.2. : Types of Information ... 24 Gambar 2.3. : Faktor-faktor yang memperngaruhi ketidakpastian
Lampiran 1.1 -Karakteristik informasi broadscope sistem akuntansi manajemen.
-Karakteristik informasi aggregation system akuntansi manajemen.
Lampiran 1.2 -Ketidakpastian lingkungan -Desentralisasi
Lampiran 1.3 -Teknologi informasi -Kinerja manajerial Lampiran 2.1 -Data valid
Lampiran 2.2 -Data valid Lampiran 2.3 -Data valid
Lampiran 3.1 -Analisis validitas dan reliabilitas X1 Lampiran 3.2 -Analisis validitas dan reliabilitas X2 Lampiran 3.3 -Analisis validitasdan reliabilitas X3 Lampiran 3.4 -Analisis validitas dan reliabilitas X4 Lampiran 3.5 -Analisis validitas dan reliabilitas X5 Lampiran 3.6 -Analisis valditas dan reliabilitas Y Lampiran 4.1 -Regression 1
Aggregation Terhadap Kinerja manajerial
(Suatu Kasus Pada Rumah Sakit Umum Dr. Soedono Madiun)
Persaingan dalam dunia usaha dimasa yang akan datang yang semakin bebas, maka Rumah Sakit Umum Dr. Soedono Madiun harus memiliki manajemen yang handal untuk dapat unggul dalam persaingan, bentuk struktur organisasi dalam akan mempengaruhi tingkat kebutuhan akan informasi yang perlu disediakan dalam suatu perusahaan. Perbedaan struktur organisasi akan mengakibatkan terjadinya perbedaan dalam kebutuhan akan informasi. Teknologi komputer merupakan salah satu teknologi informasi yang banyak berpengaruh pada sistem informasi organisasi karena dengan sistem informasi berbasis komputer informasi dapat disajikan tepat waktu dan akurat
Sedangkan untuk memotivasi individu yang melakukan aktivitas organisasi maka dibutuhkan kinerja manajerial. Dalam hal ini interaksi antara tingkat desentralisasi yang tinggi dengan karakteristik informasi akuntansi manajemen yang semakin handal sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja manajerial. Selain itu pengaruh kebijakan dan strategi organisasi adalah faktor – faktor lingkungan baik didalam maupun diluar organisasi mengakibatkan ketidakpastian lingkungan organisasi, karena tingkat ketidakpastian lingkungan didukung dengan karakteristik informasi akuntansi manajemen yang handal maka diharapkan mampu meningkatkan kinerja manajerial perusahaan. Dari uraian diatas juga tersirat bahwa peranan organisasi yang desentralisasi akan memiliki tingkat ketidakpastian lingkungan yang tinggi dan membutuhkan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen yang dapat meningkatkan kinerja manajerial. Oleh karena itu penelitian ini disusun dengan masalah penelitian: Bagaimana pengaruh ketidakpastian lingkungan, desentralisasi dan teknologi informasi pada karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen broad scope dan aggregation terhadap peningkatan kinerja manajerial.
Dengan menggunakan teknik analisis jalur untuk menerangkan/membuktikan pengaruh langsung dan tidak langsung beberapa variabel penyebab terhadap satu atau lebih variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.
Dari hasil analisis berdasarkan data yang diperoleh dari observasi pada obyek penelitian, maka hasil analisis menunjukkan bahwa dari beberapa hipotesis yang diajukan hanya Pengaruh langsung ketidak pastian lingkungan terhadap karakteristik informasi aggregation system akuntansi manajemen terbukti kebenarannya.
1.1.Latar Belakang Masalah :
Lingkungan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan saat ini mengalami
perubahan dengan cepat dan terus menerus, hal ini disebabkan karena pada
saat ini tengah berlangsung empat jaman sekaligus, yaitu jaman globalisasi
ekonomi, jaman teknologi informasi, dan jaman strategic quality
management, dan jaman revolusi manajemen. Begitu juga dengan Rumah
Sakit Umum Pemerintah Propinsi Jawa Timur, juga mengalami hal tersebut.
Semua berubah secara pesat, radikal, serentak, dan pervasif dengan semakin
meningkatnya psoses globalisasi, semakin ekstensifnya pemanfaatan
teknologi informasi dalam bisnis, dan semakin meluasnya revolusi
manajemen diseluruh penjuru dunia, perubahan itu menyebabkan tingginya
tingkat ketidakpastian perusahaan.
Persaingan dalam dunia usaha dimasa yang akan datang yang semakin
bebas, oleh karena itu manajemer memiliki perangkat yang kuat dalam
menjalankan usahanya, antara lain dengan modal yang kuat, peluang pasar
yang potensial, dan tenaga kerja manajemen yang profesional dalam
mengelola perusahaan dengan baik serta dapat mengambil keputusan dengan
cepat dan tepat dalam hubungannya dengan perencanaan dan pengendalian.
Dampak lain yang dapat dirasakan adalah dunia semakin sempit,
lagi, akibatnya dalam dunia bisnis terjadi persaingan yang mengharuskan
perusahaan untuk memenuhi tuntutan konsumen yang menginginkan produk
dan jasa yang berkualitas tinggi, berharga murah dan terjangkau,
penyerahannya tepat waktu serta pelayanan yang baik.
Mulyadi (1992) menyatakan bahwa perusahaan yang manjemennya
berhasil menjadikan perusahaan pada tingkat dunialah yang mampu bertahan
dan berkembang pada situasi persaingan globaldan tajam.
Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Ki Supriyoko (1994), yang
menyatakan bahwa: pada era globalisasi ekonomi ini keunggulan komperatif
suatu bangsa tidak dapat diandalkan oleh karena itu, untuk mengantisipasi
perubahan dunia usaha keunggulan komperatif ini harus ditindak lanjuti
dengan keunggulan kompetitif yang tinggi.
Dari kedua pendapat tersebut, terlihat bahwa manajemen Rumah Sakit
harus memiliki manajemen yang handal sehingga dapat unggul dalam
persaingan dunia, dengan keunggulan dalam persaingan tersebut suatu
perusahaan dapat bertahan dan berkembang dalam era globalisasi ekonomi
yang penuh dengan persaingan tajam dan ketidakpastian.
Mulyadi (1993) menyatakan bahwa: Manajemen selalu menghadapi ketidak
pastian manakala mereka menghadapi masalah yang harus diputuskan
pemecahannya. Untuk mengurangi ketidak pastian ini, manajemen
memerlukan informasi, diantaranya informasi akuntansi.
Ketidakpastian lingkungan yang tinggi akan menyebabkan manajer
Perencanaan yang disusun dalam situasi ketidakpastian lingkungan yang
tinggi akan menjadi problemalitas, karena adanya ketidakmampuan manajer
untuk memprediksi kondisi dimasa mendatang.
Dalam kondisi seperti tersebut diatas, informasi akan menjadi komoditi
yang sangat berguna bagi perusahaan dalam kegiatan perencanaan, kontrol
dan pembuatan keputusan. Informasi memiliki nilai yang potensial, karena
dapat memberikan kontribusi langsung dalam menentukan pilihan, dapat
meningkatkan pemahaman manajer terhadap dunia nyata serta dapat
mengidentifikasikan aktifitas yang relevan (Mock,1971,dalam Aida dan
Gudono : 2001).
Struktur organisasional perusahaan, baik desentralisasi atau sentralisasi,
juga akan mempengaruhi tingkat kebutuhan akan informasi yang perlu
disediakan dalam suatu perusahaan. Perbedaan struktur organisasional akan
mengakibatkan terjadinya perbedaan dalam kebutuhan akan informasi karena
tugas dan tanggung jawab yang dihadapi berbeda.
Pada organisasi desentralisasi seperti yang diterapkan pada Rumah
Sakit Umum Dr. Soedono Madiun ini para manajer membutuhkan informasi
yang lebih, dibandingkan dengan organisasi sentralisasi, sebab pada
organisasi sentralisasi manajer hanya menjalankan tugas atas perintah
atasannya.
Bila dilihat pada masa kini, sebagian besar masyarakat semakin merasa
informasi sebagai salah satu kebutuhan pokok disamping kebutuhan akan
membawa dampak yang besar sekali terhadap kehidupan masyarakat. Sejak
ditemukannya komputer pada tahun 1955, peradaban dunia telah memasuki
era informasi, Teknologi informasi dengan komputer sebagai motor
pengeraknya telah merubah segalanya. Pemrosesan informasi berbasis
komputer mulai dikenal orang dan hingga saat ini sudah banyak ( software )
yang dapat digunakan orang sebagai alat pengolah data untuk menghasilkan
informasi dengan tujuan untuk memberikan kemudahan dalam menghasilkan
informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat
dipahami dan teruji.
Teknologi komputer merupakan salah satu teknologi informasi yang
banyak berpengaruh pada sistem informasi organisasi Rumah Sakit karena
dengan sistem informasi berbasis komputer informasi dapat disajikan tepat
waktu dan akurat. Dengan penggunaan komputer sejumlah besar informasi
yang berguna dapat dikumpulkan dan dilaporkan kepada manajer dengan
segera. Semua hal yang terjadi di berbagai bagian dapat diketahui dengan
sekejap. Ini memungkinkan manajer mengambil keputusan dengan cepat.
Manajemen perusahaan juga harus sensitif terhadap pengaruh
perkembangan teknologi yang mencakup informasi, peralatan teknik dan
proses dalam mengubah input menjadi output. Selain itu, manajemen harus
dapat memahami dengan baik hubungan antara tugas, kemampuan yang
dimiliki dan fungsi – fungsi teknologi yang ada. Dengan demikian teknologi
informasi yang berbasis komputer memberikan banyak manfaat bagi
menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap,
dapat dipahami dan teruji dalam rangka perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan bagi pihak manajemen perusahaan. Akibatnya
perusahaan tetap dapat bertahan dalam era globalisasi informasi yang
kompetitif serta mampu menghadapi persaingan pasar global.
Dengan demikian, semakin tinggi teknologi informasi dan saling
ketergantungan akan semakin meningkatkan kebutuhan akan informasi sistem
akuntansi manajemen scope yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja
manajerial (Arsono & Muslichah;2002: 121)
Untuk mengatasi permasalahan yang muncul akibat tingginya
ketidakpastian lingkungan dan struktur organisasi desentralisasi maka para
manajer membutuhkan karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen
yang handal. Selain itu ketersediaan informasi akuntansi manajemen yang
handal dapat meningkatkan kinerja manajerial (Aulia fuad rahman; 2002: 24).
Berdasarkan uraian diatas peneliti mencoba untuk meneliti masalah
yang ada pada Rumah Sakit Umum Dr. Soedono Madiun Untuk dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja manajerial perusahaan,
diharapkan dengan adanya sistem desentralisasi ini dapat meningkatkan
kinerja manajerial, yang didukung dengan karakteristik informasi akuntansi
manajemen yang handal. Sedangkan untuk memotivasi individu yang
melakukan aktivitas badan usaha maka dibutuhkan kinerja manajerial. Dalam
hal ini interaksi antara tingkat desentralisasi yang tinggi dengan karakteristik
Selain itu pengaruh yang tidak kalah pentingnya terhadap kebijakan dan
strategi organisasi adalah faktor – faktor lingkungan baik didalam maupun
diluar organisasi. Semakin rumit dan berkembangnya suatu lingkungan,
mengakibatkan ketidakpastian lingkungan organisasi, karena tingkat
ketidakpastian lingkungan didukung dengan karakteristik informasi akuntansi
manajemen yang handal maka diharapkan mampu meningkatkan kinerja
manajerial perusahaan.
Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu
menghasilkan suatu kinerja manajerial. Berbeda dengan kinerja karyawan
yang pada umumnya bersifat konkrit, kinerja manajerial adalah bersifat
abstrak dan kompleks. Manajer menghasilkan kinerja dengan mengerahkan
bakat dan kemampuan serta usaha beberapa orang lain yang berada didalam
daerah yang berlawanan. ( Mulyadi dan Setyawan, 2001 : 790 )
Dari uraian diatas juga tersirat bahwa peranan organisasi yang
desentralisasi akan memiliki tingkat ketidakpastian lingkungan yang tinggi
dan membutuhkan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen yang
dapat meningkatkan kinerja manajerial. Oleh karena itu penelitian ini disusun
dengan judul:
“Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi dan Teknologi Informasi Melalui Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Broad Scope dan Aggregation Terhadap Kinerja manajerial (Suatu Kasus Pada Rumah Sakit Umum Dr. Soedono Madiun)“.
1.2.Perumusan Masalah
Bagaimana pengaruh ketidakpastian lingkungan, desentralisasi dan
teknologi informasi pada karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen
broad scope dan aggregation terhadap peningkatan kinerja manajerial.
Identifikasi Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh langsung ketidakpastian lingkungan (X3)
terhadap kinerja manajerial (Y)
2. Apakah terdapat pengaruh langsung ketidakpastian lingkungan (X3)
terhadap karakteristik informasi broad scope sistem akuntansi manajemen
(X1)
3. Apakah terdapat pengaruh langsung ketidakpastian lingkungan (X3)
terhadap karakteristik informasi aggregation sistem akuntansi manajemen
(X2)
4. Apakah terdapat pengaruh langsung desentralisasi (X4) terhadap kinerja
manajerial (Y)
5. Apakah terdapat pengaruh langsung desentralisasi (X4) terhadap
karakteristik informasi broad scope sistem akuntansi manajemen (X1)
6. Apakah terdapat pengaruh langsung desentralisasi (X4) terhadap
karakteristik informasi aggregation sistem akuntansi manajemen (X2)
7. Apakah terdapat pengaruh langsung teknologi informasi (X5) terhadap
karakteristik informasi broad scope sistem akuntansi manajemen (X1)
8. Apakah terdapat pengaruh langsung teknologi informasi (X5) terhadap
9. Apakah terdapat pengaruh langsung teknologi informasi (X5) terhadap
kinerja manajerial (Y)
10.Apakah terdapat pengaruh langsung karakteristik informasi broad scope
sistem akuntansi manajemen (X1) terhadap kinerja manajerial (Y)
11.Apakah terdapat pengaruh langsung karakteristik informasi aggregation
sistem akuntansi manajemen (X2) terhadap kinerja manajerial (Y)
12.Apakah terdapat pengaruh tidak langsung ketidakpastian lingkungan (X3)
melalui marakteristik informasi broad scope sistem akuntansi manajemen
(X1) terhadap kinerja manajerial (Y)
13.Apakah terdapat pengaruh tidak langsung desentralisasi (X4) melalui
karakteristik informasi broad scope sistem akuntansi manajemen (X1)
terhadap kinerja manajerial (Y)
14.Apakah terdapat pengaruh tidak langsung teknologi informasi (X5)
melalui karakteristik informasi broad scope sistem akuntansi manajemen
(X1) terhadap kinerja manajerial (Y)
15.Apakah terdapat pengaruh tidak langsung ketidakpastian lingkungan (X3)
melalui (X2) terhadap kinerja manajerial (Y)
16.Apakah terdapat pengaruh tidak langsung desentralisasi (X4) melalui (X2)
terhadap kinerja manajerial (Y)
17.Apakah terdapat pengaruh tidak langsung teknologi informasi (X5)
1.3.Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji pengaruh langsung ketidakpastian lingkungan (X3)
terhadap kinerja manajerial (Y)
2. Untuk menguji pengaruh langsung ketidakpastian lingkungan (X3)
terhadap karakteristik informasi broad scope sistem akuntansi manajemen
(X1)
3. Untuk menguji pengaruh langsung ketidakpastian lingkungan (X3)
terhadap karakteristik informasi aggregation sistem akuntansi manajemen
(X2)
4. Untuk menguji pengaruh langsung desentralisasi (X4) terhadap kinerja
manajerial (Y)
5. Untuk menguji pengaruh langsung desentralisasi (X4) terhadap
karakteristik informasi broad scope sistem akuntansi manajemen (X1)
6. Untuk menguji pengaruh langsung desentralisasi (X4) terhadap
karakteristik informasi aggregation sistem akuntansi manajemen (X2)
7. Untuk menguji pengaruh langsung teknologi informasi (X5) terhadap
karakteristik informasi broad scope sistem akuntansi manajemen (X1)
8. Untuk menguji pengaruh langsung teknologi informasi (X5) terhadap
karakteristik informasi aggregation sistem akuntansi manajemen (X2)
9. Untuk menguji pengaruh langsung teknologi informasi (X5) terhadap
kinerja manajerial (Y)
10.Untuk menguji pengaruh langsung karakteristik informasi broad scope
11.Untuk menguji pengaruh langsung karakteristik informasi aggregation
sistem akuntansi manajemen (X2) terhadap kinerja manajerial (Y)
12.Untuk menguji pengaruh tidak langsung ketidakpastian lingkungan (X3)
melalui marakteristik informasi broad scope sistem akuntansi manajemen
(X1) terhadap kinerja manajerial (Y)
13.Untuk menguji pengaruh tidak langsung desentralisasi (X4) melalui
karakteristik informasi broad scope sistem akuntansi manajemen (X1)
terhadap kinerja manajerial (Y)
14.Untuk menguji pengaruh tidak langsung teknologi informasi (X5) melalui
karakteristik informasi broad scope sistem akuntansi manajemen (X1)
terhadap kinerja manajerial (Y)
15.Untuk menguji pengaruh tidak langsung ketidakpastian lingkungan (X3)
melalui (X2) terhadap kinerja manajerial (Y)
16.Untuk menguji pengaruh tidak langsung desentralisasi (X4) melalui (X2)
terhadap kinerja manajerial (Y)
17.Untuk menguji pengaruh tidak langsung teknologi informasi (X5) melalui
(X2) terhadap kinerja manajerial (Y)
1.4.Manfaat Penelitian 1. Bagi Lembaga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan
menambah informasi tentang permasalahan yang dihadapi perusahaan,
bagi penulis lain dalam menghadapi permasalahan yang sama dimasa
yang akan datang.
2. Bagi perusahaan
Sebagai sumbangan saran dan kesimpulan bagi langkah – langkah
untuk mendapatkan jalan keluar bagi perusahaan dan dapat memberikan
informasi ilmiah yang bermanfaat sebagai pertimbangan dalam rangka
meningkatkan kinerja perusahaan agar lebih produktif dan efisien.
3. Bagi Peneliti
Sebagai masukan bagi peneliti dalam memperoleh pengalaman
yang nyata, sehingga dapat membandingkan teori yang telah diperoleh
dibangku kuliah dan literatur dengan keadaan yang sebenarnya, serta
menambah pengetahuan tetang keadaan perusahaan beserta
permasalahannya, juga dapat mengetahui sistem kerja perusahaan secara
2.1. Review Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan tesis ini dapat dikemukakan
peneliti berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan, antara lain
sebagai berikut :
1. Aulia Fuad Rahman (2002)
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh ketidak pastian
lingkungan desentralisasi terhadap karakteristik informasi broat scope
dan aggregation sistem akuntansi manajemen serta pengaruhnya
terhadap kinerja manajerial. Adapun permasalahan dari penelitian ini
adalah “ apakah terdapat pengaruh karakteristik informasi broat scope
dan aggregation sistem akuntansi manajemen pada kondisi
ketidakpastiaan lingkungan dan disentralisasi terhadap peningkatan
kinerja manajerial “.
Analisa statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
struktural equition modeling (SEM) dengan menggunakan program
amos versi 4.0. Ada beberapa tahap yang ditempuh dalam pengelolaan
data, yaitu dengan mengembangkan Path Diagram, evaluasi atas
asumsi-asumsi SEM, evaluasi kriteria goodnes-of- fit model penelitian
Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut
penelitian ini berhasil membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif
dan secara statistik signifikan variebel ketidakpastian lingkungan,
struktur organisasi desentralisasi terhadap karakteristik informasi broad
scope dan aggregation sistem akuantansi manajemen yang akan
meningkatakan kinerja manajerial.
2. Arsono Laksmana dan Muslichah (2002)
Maksud dari penelitian ini adalah mengkaji peran karakteristik
sistem akuntansi manajemen terhadap hubungan antara tehnologi
informasi, saling ketergantungan dan kinerja manajerial. Sedangkan
permasalahan dari penelitian ini yaitu “
apakah terdapat pengaruh tehnologi informasi terhadap
kesediaan informasi broat scope secara langsung atau tidak langsung
untuk meningkatkan kinerja manajerial “.
Untuk menguji hipotesisi yang terdapat penelitian ini digunakan
analisis multivariat dengan structural equation modeling (SEM).
Didalam SEM peneliti dapat melakukan tiga kegiatan secara serempak
yaitu pemeriksaan validitas dan realibilitas instrumen, pengujian model
hubungan antar variabel laten dan mendapat model yang bermanfaat
untuk prakiraan.
Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan bahwa
karakteristik sistem akuntansi manajemen bertindak sebagai variabel
informasi, saling ketergantungan dan kinerja manajerial dalah positif
dan signifikan.
3. Letje Nazaruddin (1998)
Penelitian ini membahas tentang pengaruh desentralisasi dan
karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja
manajerial. Adapun permasalahan yang diteliti yaitu “apakah terdapat
pengaruh interaksi antara tingkat disentralisasi dengan karakteristik
informasi sistem akuntansi manajemen”.
Informasi mengenai tingkat kesediaan karakteristik dari
masing-masing informasi akuntansi manajemen yaitu Broat scope, Timeliness,
Aggregation dan Intregation dikumpulkan dengan menggunakan
kuisioner yang dikirim melalui jasa pos kepada manajer produksi dan
manajer pemasaran pada perusahaan – perusahaan manufaktur di
Indonesia.
Model empiris pengujian hipotesa adalah dipenden variabel
merupakan fungsi dari interaksi dua variabel. Persamaan dalam regresi
berganda merupakan cara yang dapat digunakan untuk menguji
interaksi. Dalam penelitian ini, pendekatan interaksi yang bertujuan
untuk menerangkan variasi kinerja manajerial dari dua interaksi
independen. Dan hasil dari penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan
signifikan dari efek interaksi anatara desentralisasi dan masing – masing
karakteristik informasi sistem akuntan manajemen tercermin dalam
p,0,5). Hasilnya menggambarkan bahwa desentralisasi secara signifikan
berinteraksi dengan masing – masing karakteristik informasi sistem
akuntansi manajemen mempengaruhi terjadinya peningkatan kinerja
manajerial secara positif.
4. Aida Ainul Mardiyah dan Godono (2001)
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh ketidakpastian
lingkungan dengan desentralisasi terhadap karakteristik sistem
akuntansi manajemen. Penelitian ini meneliti apakah ada pengaruh
antara interaksi ketidakpastian lingkungan dengan desentralisasi
terhadap karakteristik masing – masing informasi sistem akuntan
manajemen, yaitu Broat scope, Timeliness, Aggregation dan Integation.
Adapun uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
regresi linier berganda dan dari hasil penelitiannya dapat diperoleh
kesimpulan :
a. Bahwa semakin tinggi tingkat ketidakpastian lingkungan semakin
besar pengaruh positif disentralisasi terhadap informasi Broat scope
sistem akuntansi manajemen.
b. Bahwa semakin tinggi tingkat ketidakpastian lingkungan maka
semakin besar pengaruh positif desentralisasi terhadap informasi
Timeliness sistem akuntansi manajemen artinya ketidakpastian
lingkungan yang tinggi perlu didukung oleh desentralisasi sehingga
c. Bahwa semakin tinggi tingkat ketidakpastian lingkungan maka
semakin besar pengaruh positif desentralisasi terhadap informasi
aggregation sistem akunatansi manajemen.
d. Bahwa tingkat ketidakpastian lingkungan yang tinggi menyebabkan
intensitas desentralisasi yang semakin tinggi sehingga akan
menyebabkan efek positif terhadap keberadaan informasi
integration sistem akuntansi manajemen.
2.2. LANDASAN TEORI
2.2.1. Behavioral Accounting ( Akuntansi Perilaku)
Selama ini umumnya akuntan menitik beratkan perhatiannya pada
pengukuran pendapatan dan biaya, serta melihat prestasi perusahaan
pada masa lampau untuk melakukan prediksi dimasa yang akan
datang. Para akuntan cenderung untuk tidak memperhatikan bahwa
prestasi masa lampau itu merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap prilaku dimasa yang akan datang.
Akuntansi tradisional cenderung hanya mengumpulkan, mengukur,
mencatat, dan melaporkan informasi financial atau hanya
memperhatikan informasi keuangan dan kurang memperhatikan
informasi yang berkaitan dengan hubungan manusia sebagai pekerja
dengan perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu akuntansi perilaku
akan menggambarkan aspek sosial dari suatu organisasi yang terdiri
penggunaan sistem informasi akuntansi dengan efisien. Behavioral
accounting merupakan aplikasi konsep prilaku untuk mendesain
sistem akuntansi, studi reaksi manusia terhadap format dan isi
laporan akuntansi, dengan cara bagaimana informasi diproses atau
mengambil keputusan, pengembangan teknik dan pelaporan untuk
mengkomunikasikan data perilaku kepada pemakai dan
pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi
perilaku, aspirasi dan tujuan dari orang – orang yang menjalankan
organisasi.
Tujuan dari behavioral accounting adalah usaha untuk melakukan
pengukuran dan pengevaluasian segala tindakan atau perilaku yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan untuk pengambilan
keputusan yang baik bersifat eksternal maupun internal.
Siegel dan Marconi (1989 .22) menyebutkan bahwa secara optimum
ruang lingkup akuntansi perilaku (behavioral accounting) dapat
dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Hasil dari perilaku seseorang berupa disain, kontruksi dan
penggunaan sistem akuntansi. Luas akuntansi perilaku ini
mengenai bagaimana sikap dan filosofi dari pengaruh
manajemen yang hampir sama dengan akuntansi pengendalian
dan fungsi dari organisasi.
b. Pengaruh dari sistem akuntansi pada perilaku seseorang.
motivasi, produk, aktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan
kerja dan kerjasama.
c. Metode yang meramal atau yang memprediksi dan strategi untuk
merubah perilaku seseorang. Luasnya akuntansi perilaku yang
ketiga ini mengenai bagaimana sistem akuntansi dapat
memepengaruhi perilaku.
2.2.2. Pengertian Sistem
System dapat berbentuk abstrak atau berwujud. System yang
abstrak merupakan perpaduan dari berbagai pikiran yang saling
tergantung atau menunjang. Dalam pengertian system berwujud
adalah kumpulan dari komponen-komponen yang bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan. System bersifat dinamis, berkembang
dan selalu berproses untuk mencapai suatu tujuan. Organisasi dari
suatu kumpulan merupakan suatu sistem, karena bersifat dinamis,
berkembang dan selalu berproses dari komponen-komponen
organisasi dan dapat berupa subsistem yang saling bekerja sama,
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Pengertian sistem dalam konteks masalah data yang
menghasilkan informasi sebagaimana yang dikemukakan oleh The
American National Standards Committee, sistem dalam pengolahan
data adalah suatu kumpulan dari manusia, mesin dan metode yang
teroganisir untuk memenuhi seperangkat fungsi; sistem memiliki
a. Memiliki tujuan (Objective)
Setiap system memiliki satu atau lebih tujuan. Organisasi
sebagai suatu system mempunyai tujuan utama, yaitu
memperoleh laba yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan
yang sekecil-kecilnya, disamping untuk menjalankan misi sosial.
b. Adanya kegiatan Input – Proces – Output
Berbagai masukan (input), diolah (proces) untuk menghasilkan
berbagai keluaraan (Output).
c. Adanya lingkungan (Environment) dan Batas (Boundary)
Setiap system secara phisik memiliki batas (boundary) dan
disekitar batas adalah lingkungan (environment).
d. Adanya Sub-sub System (Sub System)
e. Adanya saling ketergantungan
Setiap system memiliki ketergantungan antara berbagai
subsystem dan hubungan antar subsystem membentuk suatu
jaringan system (System Network). Dan adanya hubungan satu
sama lain dari masing-masing sub system. Konsep dari saling
ketergantungan ini sebagai dasar untuk memperlajari system
informasi.
f. Setiap system memiliki keterbatasan intern maupun ekstern
g. Adanya Pengendalian (Control)
Setiap system harus dapat menata dan mengendalikan
Menurut Robert G. Murdick (Yogiyanto H.M, 1994:1),
pengertian system didefinisikan seperti berikut ini. “System adalah
suatu kumpulan dari komponen-komponen yang bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan”.
Menurut Jerry FitzGerald, Ardra F. FitzGerald dan Warren D.
Stallings, Jr. (Jerry Fitzgerald. Ardra F. Fitzgerald, Warren D.
Stalling, Jr. lihat Yogiyanto H.M, 1994:4), bahwa “System adalah
suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul besama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.
Definisi mengenai system dapat dikelompokan kedalam dua
kelompok. Yang pertama lebih menekankan pada elemen-elemen
dalam system, elemen-elemen atau komponen/ bagian-bagian dari
suatu system dapat berupa subsystem. Kedua lebih menekankan
pada prosedur.
Kedua Kelompok definisi ini adalah benar dan tidak saling
bertentangan antara satu dengan yang lainnya, yang berbeda hanya
cara pendekatannya, mempelajari suatu system akan lebih mengena
bila mengetahui terlebih dahulu apakah system itu.
Pendekatan system yang merupakan jaringan kerja dari
prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi di dalam system,
prosedur (Procedure) didefinisikan oleh Richard F. Neuschel
urutan-urutan operasi klerikal (tulis-menulis), biasanya melibatkan
beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang
diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari
transaksi-transaksi bisnis terjadi”.
Lebih jauh Jerry Fitz Gerald, Ardra F. Fitz Gerald dan Warren
D. Stalling, Jr. (Yogiyanto H.M, 1994:5) mendefinisikan prosedur
sebagai berikut: “Prosedur adalah urutan-urutan yang tepat dari
tahapan-tahapan intruksi yang menerangkan apa (what) yang harus
dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakannya, kapan (when)
dikerjakan dan bagaimana (how) mengerjakannya”.
Definisi prosedur ini sebenarnya secara implisit juga
mengandung elemen-elemen atau komponen-komponen dari system,
yaitu apa dan siapa.
Pendekatan system yang merupakan kumpulan dari
elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsystem-subsystem
merupakan definisi yang lebih luas. Definisi ini lebih banyak
diterima, karena kenyataannya suatu system dapat terdiri dari
beberapa subsystem atau system-system bagian.
Subsystem-subsystem dalam suatu system tidak dapat berdiri lepas
sendiri-sendiri.
Subsystem-subsystem saling berinteraksi dan saling
berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran
sedemikian rupa, sehingga tercapai suatu kesatuan yang terpadu atau
terintegrasi (Integrated).
Pada umumnya system yang luas terdiri dari
subsystem dan system yang lebih kecil dapat terdiri dari
subsystem-subsystem lagi atau terdiri dari komponen-komponen. Integrasi dari
system dicapai dari interaksi antara komponen-komponennya dan
dengan subsystem-subsystem yang lainnya.
2.2.3. Pengertian Informasi
Dalam pemakaiannya secara umum, istilah informasi sering
digunakan secara tidak tepat. Informasi sering ditukarkan
pemakaiannya dengan data. Dengan perkataan lain informasi
dianggap sama dengan data.
Menurut Gordon B. Davis dalam kerangka dasar sistem
informasi manajemen Bagian 1, Pengantar, Seri Manajemen No. 90
A, 1993, Hal. 27, 28, informasi merupakan data yang telah diolah
menjadi sebuah bentuk yang mempunyai arti/guna bagi penerimanya
dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau saat
mendatang. Selanjutnya Gordon B. Davis memperjelas lagi
Sumber: Gordon B. Davis (Seri Manajemen, No. 90, 1993: 27 – 28)
Dari gambar tersebut terlihat bahwa data diolah oleh pengolah
yang kemudian menghasilkan informasi. Dengan perkataan lain,
sistem pengolahan, mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi
berguna atau memberi informasi bagi penerimanya.
Sedangkan menurut Geral A. Feltham dalam bukunya “ The
Nature of Information and Information Systems “, In The
Accounting Sampler, Fourth Edition, Mc Graw-Hill Book Company,
United States Of Amerika, 1986, P.284 :
“Data” some time refers to signs or signals generated as a
result of events or states….
“Information” is often defined as the useful knowledge obtained from
the data received and, therefore, is dependent upon the person who
receives the data and the decisions he will make……
Menurut Barry E.Cushing dalam bukunya Accounting
information system and Bisnis Organization yang diterjemahkan
oleh Ruchyat Kosasih, Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi
Perusahaan, Edisi ketiga, cetakan keempat, (1989: 21). Mengatakan
Data Pengolahan Informasi
bahwa “ Data dapat dianggap bahwa terdiri dari sekumpulan
karakter yang diterima sebagai masukan (input) untuk suatu sistem
informasi dan disimpan serta diolah” Sedangkan informasi
diartikan sebagai keluaran (output) suatu pengolahan data yang
telah terorganisir dan berguna bagi orang yang menerima”.
Selanjutnya Robert N. Anthony, and James S Reece “Accounting
text and cases”, Eighth Edition, Irwin Homewood Iliinois” 1989. P.4
Types of Information
Sumber: Robert N. Anthony, and James S Reece ,1989: P.4
Dari gambar tersebut diatas, terlihat bahwa informasi dibagi
dalam dua bentuk : informasi kuantitatif dan informasi kualitatif
(non kuantitatif).
Information
Consists of Nonquantitative information Quantitative information
Consists of
Accounting Information
Nonaccounting Information
Consists of
Operating Information
Operating Information
Manajemen membutuhkan kedua informasi tersebut, baik
kuantitatif maupun kualitatif karena kombinasi keduanya akan
memberikan informasi yang lebih bermanfaat bagi pemakai.
2.2.4. Pengertian Tehnologi informasi
Istilah teknologi informasi mulai dipergunakan secara luas
dipertengahan tahun 1980-an. Tehnologi ini merupakan
pengembangan dari tehnologi komputer yang dipadukan dengan
telekomunikasi. Komputer merupakan bentuk tehnologi informasi
yang pertama yang dapat melakukan proses pengolahan data
menjadi informasi. Dalam kurun waktu yang kurang lebih sama,
kemajuan tehnologi komputer terlihat sedemikian pesatnya, sehingga
mampu membuat dunia terasa lebih kecil.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali orang yang
mempertukarkan istilah teknologi informasi dengan sistem informasi
seenaknya, tanpa tahu perbedaan mendasar dibalik kedua istilah
yang sedang trend tersebut. Ada baiknya diabad informasi ini,
pengertian kedua istilah tersebut diperjelas agar tidak menjadi
semakin salah.
Teknologi merupakan salah satu aspek yang paling penting
untuk perkembangan dan kinerja badan usaha dalam menghadapi
globalisasi, terutama dengan adanya perkembangan teknologi
Teknologi informasi diartikan sebagai usaha pengumpulan,
penyimpanan, pengolahan, penyebaran dan pemanfaatan informasi.
Selain menyangkut masalah perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software), teknologi ini memperlihatkan pula
keinginan manusia sehubungan dengan tujuan ditetapkan teknologi
ini sendiri, nilai-nilai yang digunakan dalam menentukan pilihan,
serta kriteria penilaian. Penggunaan komputer akhir-akhir ini sangat
beragam bentuk dan jenisnya, mulai dari yang mendukung semua
pekerjaan perkantoran, arsitektur atau rancang bangun dan bidang
multimedia, bahkan kegunaan komputer hampir menggantikan
semua fungsi manusia sebagai pemeran utama didalam semua
bidang kehidupan.
Komputer sebagai alat bantu pemrosesan data dan informasi
dibantu dengan bukti transaksi yang dinamakan Bill, sehingga
disebut Computerized Billing System, selain mempercepat proses
penyediaan informasi yang diperlukan, bisa juga hasil informasi dari
proses komputer digunakan sebagai bahan kajian untuk tujuan
perencanaan sampai penilaian kinerja.
(1) Pengertian Komputer
Istilah komputer berasal dari bahasa latin (La Midjan,
1993: 63) yaitu “Computer yang berarti menghitung “. Dalam
pengertian terbatas komputer sebagai suatu bagian kalkulasi.
pengolahan data elektronik (Electronic Data Processing) atau
biasa disingkat dengan EDP.
Komputer mempunyai kemampuan menangkap dan
memecahkan masalah, menyimpan dan mengolah data dan
mengkomunikasikan informas. Dengan menggunakan komputer
sebagai alat pembantu menghasilkan informasi mempunyai
dampak bagi perusahaan sebagai berikut :
a. Sistem informasi
Diwaktu yang lalu sistem informasi dalam suatu perusahaan
didominasi oleh suatu pengolahan data yang dilakukan oleh
manusia dan dibantu oleh peralatan yang mendukung
pekerjaannya, tetapi secara manual.
b. Struktur organisasi dan pengambilan keputusan
Komputer juga mempunyai efek yang positif pada struktur
organisasi dan pengambilan keputusan manajerial.
c. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi pada banyak perusahaan telah banyak
ditingkatkan dengan datangnya komputer, baik secara
negatif maupun positif. Secara positif dengan datangnya
komputer, pengolahan data akuntansi telah dapat dipercepat
untuk menghasilkan informasi maupun perhitungan –
perhitungan. Dampak secara negatif adalah telah
telah dipindahkan ke bagian lain yaitu bagian pengolahan
data.
(2) Pengertian Billing System
Menurut Mulyadi (1993:28) mendifinisikan “Billing
Sytem adalah sistem penagihan atas penjualan barang dan atau
jasa”.
Sistem akuntansi tidak hanya digunakan untuk mencatat
transaksi keuangan yang telah terjadi seperti sistem penagihan
atas penjualan barang dan jasa saja, namun memiliki peran yang
sangat besar dalam melaksanakan bisnis perusahaan. Bahkan
dalam bisnis perusahaan tertentu, sistem akuntansi merupakan
alat yang digunakan untuk melaksanakan bisnis utama
perusahaan.
2.2.5. Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi merupakan motor yang membuat
manajemen berjalan. Tanpa adanya kesiapan aliran informasi, akan
membuat manajemen tak berdaya untuk melaksanakan fungsinya. (
Ray H. Garrison, “Managerial Accounting”, Fourth Edition,
Business Publications, Inc. Plano, Texas, (1985, P.12.).
Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif yang
sangat dibutuhkan oleh pihak intern maupun ekstern perusahaan.
akuntansi bermanfaat bagi manajemen dalam melaksanakan tiga hal
berikut :
1. Plan effectively and focus attention on deviation from plans.
2. Direct day to day operation
3. Arrive at the best solution to the operating problems faced by
the organization.
(Menurut Anthony dan Reece “Accounting text and cased Eight
Edition (1989,P5.6) Informasi akuntansi dapat dibagi dalam
Operating information, Financial accounting information dan
management accounting information.
Informasi yang dihasilkan oleh suatu pengolahan system
informasi dan bertujuan menyediakan informasi untuk membantu
mengambil keputusan manajemen, operasi perusahaan dan informasi
yang layak untuk pihak ekstern perusahaan, bersumber dari alat
pemrosesan data sebagai berikut :
a. Manual information System atau tradisional Information System,
bersumber dari proses manual, dimana tenaga manusia masih
sangat berperan.
b. Mechanical Information System, bersumber dari proses peralatan
atau mesin mesin pembukuan dimana manusia masih berperan.
c. Computer Based Information System, bersumber dari proses
Elektronic Data Processing (EDP), dimana manusia sudah
2.2.6. Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi akuntansi keuangan diperlukan baik oleh
manejemen (biasanya manajemen puncak) maupun pihak luar
perusahaan seperti pemegang saham, bankir dan kreditur serta
instansi pemerintah dan pihak luar lain. Informasi akuntansi
keuangan ini diperlukan oleh pihak luar untuk pengambilan
keputusan guna menentukan hubungan antara pihak luar tersebut
dengan perusahaan. Informasi akuntansi ini dihasilkan oleh sistem
pengolahan informasi keuangan yang disebut akuntansi keuangan.
Informasi akuntansi keuangan ini umumnya disajikan kepada pihak
luar di dalam laporan keuangan berbentuk neraca, laporan rugi laba,
laporan laba yang ditahan, dan laporan perubahan posisi keuangan.
Menurut Financial Accounting Standarts Board ( (1978),
“Accounting Standarts Statements of Financial Accounting Concepts
No. 1-6.”, laporan keuangan merupakan cara utama bagi suatu
untuk menyampaikan informasi akuntansi kepada pihak-pihak luar
perusahaan.
Informasi akuntansi keuangan, menggunakan prinsip
akuntansi yang lazim sebagai bahan pedoman dalam mengolah data
keuangan untuk disajikan kepada pemakainya. Penggunaan prinsip
akuntansi yang lazim ini diperlukan karena pihak luar memerlukan
jaminan bahwa informasi keuangan yang disajikan oleh berbagai
mereka dapat mengambil keputusan untuk menetukan dengan
perusahaan mana mereka akan mengadakan hubungan dan dalam
bentuk apa hubungan tersebut akan dilaksanakan.(Mulyadi, 1993)
Dalam Statement of Financial Acounting Concepts (SFAC)
no. 2 yang dikeluarkan oleh FASB pada bulan Mei 1980, ada dua
ciri (karakteristik) informasi akuntansi ini yang harus dipenuhi agar
infomasi itu berguna bagi para pemakainya , yaitu bahwa informasi
itu harus relevan (relevance) dengan pengambilan keputusan tertentu
dan dapat dipercaya (reability) untuk pertanggungjawaban keluar,
yang penting adalah informasi yang dapat dipercaya. Informasi yang
dapat dipercaya bersifat obyektif (neurability), dapat diuji
keabsahannya (verifiability) dan disajikan secara jujur
(representation faithfulness).
Informasi keuangan bersifat historis yaitu yang timbul dari
transaksi pertukaran yang benar-benar terjadi, memenuhi syarat
obyektif dan verifiable. Untuk membuktikan bahwa informasi itu
disajikan secara jujur diperlukan pemeriksaan akuntan (audit). Inilah
yang menyebabkan mengapa sampai saat ini akuntansi keuangan
masih mendasarkan diri pada informasi historis.
Untuk tujuan pengendalian intern dan untuk pengambilan
keputusan untuk pihak luar yang tidak mengendalikan, informasi
yang dapat dipercaya saja tidak cukup. Yang lebih penting adalah
Adapun informasi yang relevan dengan pengambilan
keputusan adalah :
1. Predictive value, yaitu informasi yang dapat membantu pemakai
untuk meningkatkan kemungkinan melakukan ramalan secara
tepat mengenai hasil kejadian yang lalu atau yang sedang terjadi.
2. Feedback value, yaitu informasi yang menyebabkan para
pemakai dapat mengkonfimasikan atau mengoreksi pengharapan
sebelumnya (prior expectation).
3. Timelines, yaitu informasi yang tersedia tepat pada waktunya
bagi si pengambil keputusan sebelum infomasi tersebut menjadi
usang atau kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi
keputusan.
2.2.7. Informasi akuntansi Manajemen
a. Pengertian Tentang Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua sudut:
akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi dan
akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe informasi.(Mulyadi,
1993) Akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe informasi,
merupakan tipe informasi kuantitatif yang manggunakan satuan
ukuran, yang digunakan untuk membantu manajemen dalam
pelaksanaan pengelolaan keuangan perusahaaan. Akuntansi
Manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi merupakan suatu
dua tipe akuntansi : akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen. Kedua tipe akuntansi ini mempunyai karakteristik
yang berlainan disebabkan oleh perbedaan pemakai yang
dihasilkan oleh kedua tipe akuntansi tersebut.
Adapun difinisi dari akuntansi manajemen itu sendiri
menurut National Association of Accounting (NAA),In
Definition of Management Accounting, The Accounting
Sampler, P.282 (1985) adalah sebagai berikut :
Manajemen akuntansi merupakan proses dari
identifikasi, pengukuran, akumulasi, penyajian analisa,
interpretasi dan komunikasi mengenai informasi keuangan yang
digunakan oleh manajemen dalam hal perencanaa, evaluasi dan
pengendalian suatu organisasi dan sebagai alat untuk
meyakinkan bahwa sumber sumbernya telah digunakan dengan
tepat dan juga dapat dihitung secara tepat.
b. Informasi akuntansi manajemen
Menurut (Mulyadi, 1993) Informasi akuntansi yang
khusus dipersiapkan untuk membantu manajer disebut akuntansi
manajemen. Informasi manajemen digunakan dalam 3 fungsi
manajemen : planing, implementation dan control. Perencanaan
(Planning) diselenggarakan oleh seluruh tingkatan manajer yang
ada dalam struktur organisasi perusahaan. Dalam fungsi
dalam penetapan /penyusunan langkah langkah atau tindakan
tindakan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.
Dalam fungsi pengendalian (control) informasi akuntansi
manajemen digunakan oleh menajemen untuk mengevaluasi
bahwa, semua tindakan tindakan telah dilaksanakan
sebagainmana mestinya atau sesuai dengan yang telah
ditetapkan.
Informasi akuntansi manajemen digunakan dalam proses
pengendalian sebagai alat komunikasi, pemodifikasi, pemotivasi,
penarik perhatian dan pertumbuhan/peningkatan.
2.2.8. Tinjuan Tentang Informasi Akuntansi Manajemen
2.2.8.1.Sekilas Tentang Perkembangan Informasi Akuntansi
Manajemen
Ada dua pendapat tentang sebab-sebab perkembangan
akuntansi manajemen. (Arief Suadi, State Of The Art
Akuntansi Manajemen: Pendekatan kuantitatif”, Makalah
disampaikan pada seminar Nasional, Prospek Akuntansi
Manajemen dan Permasalahan Penerapannya di Indonesia,
20-27 Pebruari, 1991.
a. Pendapat tradisional
Perkembangan akuntansi manajemen disebabkan
karena terjadinya revolusi industri. Revolusi industri
aktiva tetap, sehingga pembukaan model abad XVIII
tidak lagi memadai. Hal inilah yang ditengarai sebagai
penyebab munculnya akuntansi manajemen.
b. Pendapat Baru/Lain
Perkembangan/munculnya akuntansi manajemen
disebabkan pada revolusi industri mulai terjadi integrasi
perusahaan secara vertikal. Pada awalnya, abad sebelum
XIX, akuntansi manajemen belum berkembang. Hal ini
disebabkan karena perusahaan pada umumnya masih
terdiri dari satu unit produksi saja, karenanya perusahaan
tersebut tidak mempunyai transaksi intern (transaksi antar
unit produksi). Semua transaksi dilakukan dengan pihak
luar sehingga harga pasar mempunyai peranan penting.
Karena transaksi tersebut dapat ditampung oleh akuntansi
keuangan dengan baik maka peranan akuntansi
manajemen pada saat itu belum dibutuhkan.
Pada abad XIX, akuntansi manajemen mulai
berkembang yaitu ketika perusahaan mulai berintegrasi,
seperti yang dilakukan oleh perusahaan senjata dan
perusahaan tekstil. Dalam perusahaan seperti tersebut di
atas banyak terjadi transaksi intern dan transaksi ini tidak
dapat didasarkan kepada harga pasar. Akibatnya,
transaksi sehingga pengukuran terhadap masing-masing
unit produksi dalam informasi lain/baru tersebut dapat
dipenuhi oleh akuntansi manajemen.
Abad XX, muncul berbagai konsep dalam
penganggaran dan pengukuran. Sebagai contoh adalah
Return Of Invesment (ROI) yang kemudian dapat
dipecah menjadi operating ratio dan inventory turnover.
Masing-masing unsur ini kemudian dapat dipecah lagi
menjadi beberapa elemen yang lebih rinci. Pada tahun
1938, muncul sebuah konsep baru tentang penilaian
persediaan yang dinamakan direct costing. Konsep ini
muncul sebagai akibat adanya pendekatan baru yang
dinamakan user decision-making approach, terhadap
pemenuhan kebutuhan manajemen akan informasi.
Di tahun 1960-an dan 1970-an pendekatan ini
ditingkatkan menjadi sebuah model analisis formal.
Peningkatan ini dimungkinkan karena terdapatnya
kemajuan-kemajuan dalam bidang operation research,
matematika dan statistika.
Pada tahun 1980-an muncul tantangan baru bagi
akuntansi manajemen. Kemajuan manajemen Jepang,
menyadarkan Amerika bahwa apa yang telah
nonfinansial belum mendapat porsi yang seimbang
didalam operasi usaha, meskipun aspek ini telah dikenal
sejak lama, yaitu sejak tahun 1950-an. Ide dasarnya
muncul di Amerika kemudian dikembangkan di Jepang.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang
berfokus pada tanggung jawab biaya, pendapatan, dan
aktiva dirumuskan oleh Jepang secara efisien. Sehingga
Jepang memperoleh kesempatan untuk memperbesar
labanya dimana hal tersebut sangat sulit dicapai oleh para
pesaingnya.
Fungsi biaya untuk proses produksi misalnya,
disadari benar oleh Jepang sebagai alat untuk
memenangkan persaingan. Hal tersebut menimbulkan
munculnya konsep-konsep baru : Total Quality Control
(TQC), Just In Time Production (JIT), dan
Computer-Integrated-Manufacturing (CIM). (R.S dan Kaplan A.A.
Alkisa, “Advance Management Accounting” ,
Rnglewood Cliff, New Jersey, Prentice-Hall, Int.
Inc,1989, P.428.
Total Quality Control (TQC), memerlukan konsep
baru yang didasarkan pada pendekatan zero-defect.
Berdasarkan konsep baru ini, manajemen membutuhkan
perbaikan terhadap produk cacat, dan imbangan yang
ideal antara biaya prevention (biaya untuk menaikkan
mutu proses produksi dan biaya evaluasi terhadap input
produksi). Just In Time Production (JIT, konsep ini
mencoba meminimkan biaya dengan menghindari
persediaan produksi.
Dalam konsep ini diusahakan agar :
Throughput time = prosessing time + inspecting time
ispecting time + convyance time +
waiting time
Jarak waktu antara saat memulai produksi dan mengirim
produksi kepada langganan sama dengan waktu yang
diperlukan untuk memproses produksi.
Computer-Integrated-Manufagturing (CIM),
konsep ini telah menggunakan teknologi maju, dalam
proses mendesain sampai produksi dikendalikan oleh
komputer. Penggunaan konsep ini secara baik akan
menyebabkan perusahaan makin mampu bersaing karena
economies of scope yaitu kemampuan perusahaan untuk
dengan efisien menghasilkan bermacam-macam produk
dalam jumlah yang kecil. Dalam CIM biaya tenaga kerja
langsung akan hilang dan sebaliknya akan menimbulkan
Penggunaan konsep ini menyebabkan timbulnya
kebutuhan pengukuran efisiensi CIM. Di antaranya,
perbandingan antara process time dengan throughput
time, SMED (Single minute echange of dies), dan OTED
(one touch echange of dies) dan average distance traveled
by products.
Indonesia sekarang ini sedang dalam masa transisi
dari era bangkit ke era tumbuh. Dalam era ini pola pikir
dan pola tindak yang sesuai dengan panggilan jaman
adalah pola yang rasional. Akan terjadi rasionalisasi
besar-besaran dalam era ini pada hampir semua aspek
kehidupan.
Karena rasionalisasi ini, kebutuhan kalangan
bisnis akan informasi yang direkayasa secara rasional
akan meningkat keras. Ini berarti bahwa permintaan akan
jasa informasi akuntansi manajemen akan meningkat
keras. Dengan demikian suatu peluang yang besar bagi
akuntansi manajemen untuk berkembang. Di lain pihak,
peluang yang besar tersebut disertai dengan tuntutan agar
akuntansi maanjemen bisa tetap relevan pada lingkungan
yang sedang berubah dengan cepat. (Bambang
Sudibyo,”Evaluasi Proyek Akuntansi Manajemen Dalam
yang sedang dialami dunia, termasuk Indonesia”,
makalah disampaikan pada seminar nasional, Prospek
Akuntansi Manajemen dan Permasalahan Penerapannya
di Indonesia, 26-27 Pebruari 1990.
2.2.8.2.Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen
Seperti yang telah disebutkan terdahulu, bahwa
informasi akuntansi manajemen bermanfaat bagi manajemen
dalam dua fungsi utamanya, yaitu : fungsi perencanaan dan
fungsi pengendalian.
Kedua fungsi ini biasanya dilaksanakan dalam
pengendalian manajemen. Adapun pengendalian manajemen
tersebut dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu :
(a) Pengendalian struktur
Pada umumnya, organisasi mempunyai sistem
wewenang, status, dan kekuasaan; dan individu-individu
didalam organisasi itu mempunyai kebutuhan yang
beraneka dari setiap sistem. Kelompok didalam
organisasi pun mempunyai dampak yang sangat kuat
terhadap perilaku individu dan terhadap prestasi
organisasi.
Struktur sering digambarkan dengan suatu bagan
organisasi. Untuk bekerja secara efektif dalam organisasi,
mengenai struktur organisasi. Dengan memandang suatu
bagan organisas, kita hanya dapat melihat suatu sususnan
posisi, tugas tugas pekerjaan dan garis wewenang dari
bagian bagian yang terdapat pada organisasi. Namun,
struktur organisasi lebih rumit dari yang digambarkan
dalam bagan tersebut.
Menurut Anthony R.N., Dearden, J. bedford N.M.,
“Sistem Pengendalian Manajemen” Alih bahasa oleh
Agus Maulana (1985-22), Struktur Organisasi itu sendiri
sudah merupakan alat pengendalian dengan nama tugas
dan tanggung jawab dibebankan kepada individu sesuai
dengan kualifikasinya.
Selain struktur organisasi, selanjutnya dalam organisasi
masih diperlukan suatu sistem informasi yang mengatur
komunikasi antara unit-unit kerja baik dalam hubungan
horizontal maupun hubungan vertikal. Adapun sistem
informasi tersebut adalah informasi akuntansi
pertanggung jawaban (responsibility Accounting
information). Melalui informasi pertanggung jawaban,
pertanggung jawaban tiap unit kerja mudah diukur dan
para penanggung unit kerja dapat mengetahui kinerjanya.
Tanpa menerapkan sistem akuntansi pertanggung
mengecewakan individu-individu dalam organisasi
tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Stephen A.
Mascove and Mark G. Simkin, “ Accounting Information
System”, (1984-P.43) sebagai berikut :
If a responsibility accounting system is not used
subsystem will often be evaluated on the basis of
activities outside of their control. This can cause
frustration to a sub system’s management.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa
pengendalian struktur merupakan suatu pengendalian,
dimana struktur organisasi itu sendiri sebagai alat
pengendaliannya. Sedangkan informasi akuntansi bagi
pengendali manajemen, sehingga tiap unit dalam struktur
organisasi dapat diatur kinerjanya.
(b) Pengendalian Proses
Proses merupakan aktivitas yang memberikan nafas
kehidupan bagi struktur organisasi. Adapun proses yang
umum terdapat dalam organisasi adalah komunikasi,
evaluasi prestasi kerja, pengambilan keputusan,
sosialisasi dan pengembangan karier. Sedangkan
pengendalian proses merupakan pengendalian dalam hal
penetapan program, penyusunan rencana/perencanaan,
2.2.8.3.Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen menghasilkan informasi yang
berguna untuk keperluan manajerial perusahaan, secara
tradisional informasi akuntansi manajemen didominasi oleh
informasi finansial, tetapi dalam perkembangannya ternyata
peran informasi non finansial juga menentukan.
Karakteristik sistem informasi manajemen adalah
sebagai berikut
1. Informasi Broad Scope sistem akuntansi manajemen
Dalam informasi Broad Scope dapat memberikan
informasi tentang faktor – faktor eksternal maupun
internal perusahaan. Informasi Broad Scope juga
mencakup informasi tentang non ekonomi, estimasi
kejadian yang mungkin akan terjadi dimasa yang
mendatang, serta aspek – aspek lingkungan. Pada
organisasi terdapat perbedaan tingkat kebutuhan, maka
informasi Broad Scope diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Setiap organisasi juga memiliki
tingkat ketidakpastian lingkungan yang berbeda – beda,
karena itu informasi Broad Scope sangat berguna untuk
membantu dalam meningkatkan otoritas, tanggung jawab
dan fungsi kontrol. Perbedaan tingkat desentralisasi dan
broad scope ini sangat berguna untuk mencapai kinerja
manajerial yang baik.
2. Informasi Timeliness sistem akuntansi manajemen
Ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu
antara permohonan informasi dengan penyajian informasi
yang diinginkan serta frekuensi pelaporan informasi.
Informasi tepat waktu juga terkait dengan konsep riil.
3. Informasi Aggregation sistem akuntansi manajemen
Informasi yang teraggregasi dengan tepat akan
memberikan masukan pendukung dalam proses
pengambilan keputusan, karena waktu yang dibutuhkan
untuk mengevaluasi informasi lebih sedikit dibandingkan
dengan informasi tidak teraggregasi.
Dengan adanya informasi yang jelas mengenai
area tanggung jawab fungsional para manajer,maka akan
mengurangi konflik bagi perusahaan yang memberikan
tingkat kewenangan yang tinggi, maka informasi
mengenai area pertanggung jawaban mereka dapat
mengurangi konflik dan mendukung para manajerial
untuk membatasi informasi yang overload.
4. Informasi Intregrasi Sistem Akuntan Manajemen
Informasi yang bersifat intregasi semakin
segmen dalam sub unit atau jumlah sub unit dalam
organisasi. Dengan begitu pendelegasian kebijakan serta
permasalahan kontrol yang akan muncul pada perusahaan
desentralisasi, mungkin akan dikurangi dengan adanya
informasi terintegrasi. Informasi terintegrasi berperan
dalam kondisi kebijakan organisasi yang memiliki tingkat
desentralisasi dan tingkat ketidakpastian lingkungan
tinggi serta teknologi informasi yang handal agar terjadi
keselarasan dalam mencapai tujuan utama perusahaan.
2.2.8.4.Pengertian Kinerja
Menurut Sugeng (2001) dalam makalah seminar
“Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Pemerintah” sebagai
berikut : Agar Rumah Sakit/ Perusahaan dapat mencapai
tujuannya maka perusahaan tersebut harus dapat memuaskan
para konsumennya (pelanggan). Untuk itu, produk
perusahaan baik berupa barang maupun jasa yang dijual
kepada para konsumen harus mempunyai keunggulan dalam
hal :
a. Bermutu tinggi
b. Biayanya rendah
c. Berfungsi dengan baik
Perusahaan harus dapat menterjemahkan
tujuan-tujuan tersebut ke dalam faktor-faktor kunci sukses penting
dan mengimplementasikan rencana strategisnya untuk :
a. Melaksanakan aktivitas-aktivitas bernilai tambah secara
efisien.
b. Mengefisienkan ativitas-aktivitas bernilai tambah yang
belum efisien.
c. Mengeliminasi atau mengurangi aktifitas-aktifitas tidak
bernilai tambah.
Salah satu faktor penting yang dapat menjamin
keberhasilan implementasi startegis perusahaan adalah
pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja adalah proses untuk
menentukan seberapa baik aktivitas-aktivitas bisnis
dilaksanakan untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi
pemborosan dan menyajikan informasi yang tepat waktu
untuk melaksanakan penyempurnaan secara
berkesinambungan.
Menurut Mulyadi (1997:419) memberikan pengertian
penilaian kinerja, yaitu : “penentuan secara periodik
efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan
karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kreteria yang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan (1995:503), kinerja
adalah “1. sesuatu yang dicapai; 2. Prestasi yang
diperlihatkan; 3. Kemampuan kerja (tentang peralatan)”.
Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh
manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan
penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran
yang dimainkan didalam organanisasi.
Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk
memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan
dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang
diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan
manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam
anggaran.
Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku
yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan
menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui
umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan.
Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen dalam hal ini
adalah pimpinan untuk :
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan
dengan karyawan, seperti : promosi, transfer dan
pemberhentian.
c. Mengidentifikasian kebutuhan pelatihan dan
pengembangan karyawan dan untuk menyediakan
kreteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai
bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
2.2.8.5.Kinerja Manajerial
Masalah evaluasi manajerial mungkin tidak akan
mendapat perhatian besar apabila para manajer sama-sama
berupaya menunjukkan kemampuan terbaiknya. Biasanya
pada kebanyakan perusahaan mepekerjakan manajer untuk
menjalankan usahanya dan mendelegasikan wewenang pada
mereka.
Dengan demikian struktur organisasi memiliki
peranan yang penting dalam mempengaruhi kinerja pada
tingkat organisasi maupun tingkat cabang. Seseorang pada
potensi manajerial diharapkan mampu mengharapkan kinerja
Dalam menuju masa depan perusahaan umumnya
mendasarkan pada perencanaan tujuan yang hendak dicapai
dimasa depan dengan perilaku yanmg diharapkan dari
keseluruhan personil dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Untuk mewujudkan yujuan perusahaan dengan prilaku yang
diharapkan tersebut, perusahaan memerlukan sistem
pengendalian (Mulyadi & Setyawan ; 2001:352).
Sistem penghargaan berbasisi kinerja merupakan
salah satu alat pengendalian penting yang digunakan orang
untuk membangkitkan motivasi dalam diri personil, dalam
bertindak demi kepentingan terbaik organisasi. Penghargaan
atas kinerja dinilai oelh informasi yang dihasilkan dari
penilaian atas kinerja personil.
Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001: 353 )
penilaian kinerja digunakan untuk menekankan perilaku yang
semestinya digunakan melalui umpan balik hasil kinerja pada
waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik
maupun ekstrinsik.
Manajer menghasilkan kinerja dengan mengerahkan
bakat – bakat, kemampuan, serta usaha beberapa orang lain
yang berada didalam daerah wewenangnya sedangkan tugas