• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KEKERASAN VERBAL TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA: SUATU TINJAUAN SOSIOPRAGMATIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN KEKERASAN VERBAL TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA: SUATU TINJAUAN SOSIOPRAGMATIK."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN KEKERASAN VERBAL TERHADAP ANAK DALAM

KELUARGA (SUATU TINJAUAN SOSIOPRAGMATIK)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memunuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh:

J. HANS HANGGA HOBING

NIM 082222710002

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

J. Hans Hangga Tobing. 082222710002. Kajian Kekerasan serbal Terhadap Anak Dalam Keluarga: Suatu Tinjauan Sosiopragmatik. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan bentuk lingual dan variasi referensi kekerasan verbal; (2) mendeskripsikan tipe tindak tutur; (3) mendeskripsikan alasan tindak kekerasan verbal yang diutarakan orang tua terhadap anaknya yang dikaji secara sosiopragmatik. Jenis penelitian yang dipakai oleh penulis adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Untuk menjaring informan secara mendetail, intensif, dan menyeluruh terhadap permasalahan penelitian digunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik rekaman, wawancara, dan observasi.

Adapun yang menjadi unit analisis dan informan dalam penelitian ini adalah dua puluh orangtua di kelurahan Tanjung Rejo, kecamatan Medan Sunggal, kota Medan. Dari hasil analisis data penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa diperoleh 30 tuturan bentuk lingual kekerasan verbal yang diklasifikasikan berdasarkan (a) berbentuk kata, seperti 1) setan, 2) monyet, babon, babi, birong dan (b) berbentuk frasa (kelompok kata), yaitu 1) dengkulmu itu, kerasa kepala, dasar taik, dasar kuping lepar dengan variasi referensi (1) binatang, seperti babi; (2) bagian tubuh, seperti dasar kuping lebar; (3) keadaaan, seperti dasar lemah dan birong; (4) mahluk halus, seperti setanlah dan (5) benda, seperti dasar taik. Kemudian untuk tipe tindak tutur menurut Searle, yaitu (1) Repsentatif sebanyak delapan tuturan; (2) Direktif sebanyak sembilan tuturan; (3) Ekspresif sebanyak 18 tuturan; (4) Komisif sebanyak tiga buah, dan (5) Deklaratif sebanyak dua buah, sedangkan untuk alasan tindak kekerasan verbal terhadap anak dalam keluarga berdasarkan sosialnya, yaitu : (1) marah; (2) tersakiti; (3) terganggu, (4) menghina; dan (5) mendiskreditkan. Perbedaan bentuk tuturan tersebut dipengaruhi oleh usia, pekerjaan, dan pendidikan penutur.

.

(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur pada Allah Bapa di surga atas kasih karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kajian Kekerasan Verbal Terhadap Anak dalam Keluarga (Suatu Tinjauan Sosiopragmatik)”. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak terkait yang telah memberikan bantuan sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik. Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada:

• Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan. • Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

• Dr. Rosmawaty, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia serta selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan waktu serta sumbangan pemikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

• Drs. Sanggup Barus, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

• M. Surif, S.Pd.,M.Si., selaku Ketua Prodi Sastra Indonesia.

• Drs. Tingkos Sinurat, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah senantiasa memberi pencerahan untuk penulis secara akademik maupun personal selama perkuliahan berlangsung.

Bapak tercinta J. Lbn. Tobing dan Mamak tercinta S.M. br. Sinaga atas doa dan kerja kerasnya dalam mewujudkan impiannya menyaksikan anaknya memperoleh gelar sarjana.

• Abang dan Kakak-kakak tersayang: J. Hendra H.L. Tobing, Tutur Handayani br. Tobing, Rayani Handayana br. Tobing, dan Silvia Ika Sari br. Tobing buat dukungan dan doanya. Kalian adalah petarung terhebat yang penulis banggakan.

• Kakak dan Abang iparku: Yenni Siti Nuria, Rudi Sadar Simbolon, P. Munte dan buat keponakanku, Jandrico Fameuse Simbolon.

• Kepada seluruh dosen pengajar di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, terutama Ibu Hera Chairunisa, M.Pd. dan Bapak Dr. Abdurrahman A.S, M.Hum., atas kebaikan dan arahan yang dilakukan selama in serta seluruh pegawai tata usaha di Fakultas Bahasa dan seni.

• Kepala Lurah Tanjung Rejo beserta segenap staf kelurahan, responden terpilih dan masyarakat yang berada di kelurahan Tanjung Rejo, kecamatan Medan Sunggal yang telah memberi ijin dan bantuan dalam pengumpulan data

• Teman-teman di Prodi Sastra Indonesia angkatan 2008: Oktha, Evi Gessi, Rani, Novi, Titin, Erwin, Riris, Friska dan serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan seluruhnya.

• Untuk adik-adik tercinta Isabella Martha Silpani, Inggrid, Devi, Rinal dan Indra yang selalu memberikan dukungan kepada penulis.

(10)

• Untuk sahabat saya Noveria Pasaribu dan Puspa Rinda Silalahi yang selalu memberikan dukungan kepada penulis selama perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat berguna bagi kita semua. Kiranya Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkatNya kepada kita semua.

Medan, Februari 2013 Penulis,

J. Hans Hangga Tobing NIM 082222710002

(11)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masaalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN PERTANYAAN PENELITIAN...9

A. Landasan Teoritis ... 9

a. Pengertian Kekerasan Verbal... 19

b. Karakteristik Kekerasan Verbal... 20

c. Kategori Pelanggaran Kekerasan Verbal ... 21

d. Bentuk Pelanggaran Kekerasan Verbal ... 21

e. Referensi Pelanggaran Kekerasan Verbal... 24

B. Pertanyaan Penelitian ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………..25

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

B. Sumber Data dan Data (Korpus) ... 25

1. Sumber Data ... 25

2. Data (Korpus) ... 26

C. Metode Penelitian ... 26

D. Instrumen Penelitian ... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

(12)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..31

A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Geografi Daerah Penelitian dan Data Responden ... 31

2. Transkrip Percakapan ... 33

3. Tuturan Yang Menggambarkan Tindak Tutur Kekerasan Verbal 33 4. Tuturan Yang Menggambarkan Bentuk Kekerasan Verbal ... 48

B. Pembahasan Penelitian ... 52

1. Tindak Tutur Kekerasan Verbal ... 52

2. Bentuk dan Variasi Referensi Kekerasan Verbal ... 71

3. Alasan Tindak Kekerasan Verbal ... 89

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN……….94

A.Simpulan ... 94

B.Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(13)

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

3.1. ... 26

4.2 ... 31

4.3 ... 87

(14)

DAFTAR BAGAN

BAGAN Halaman

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsiti 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Arikunto, Suharsiti. 2003. Manajeten Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2010. Kesatuan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Cuttings, Louise.1999. Pragmatik, Sebuah Perspektif Multidisipliner. Malang: Pustaka Pelajar.

Davies, Miranda. 1997. Women and Violence. London,Red Book

Deddy Mulyana, 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Retaja Rosdakarya.

Depdiknas, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Evans, Patricia. 2010. The Verbally AbusiBe Relationship. Canada: Adats Media

doentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Leech, Geoffrey. Prinsip-prinsip Pragmatik. Oka. Jakarta: Universitas Indonesia, 1993.

Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta:Graha Iltu

Nurgiyantoro, Burhan. 2005.Sastra Anak:Pengantar Pemahaman Dunia Anak.

(16)

Purba, Antilan. 2002. Pragmatik Bahasa Indonesia. Medan: USU Press

Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Departeten Pendidikan Nasional.

Rahardi, dunjana. 2009. Sosiopragmatik. Jakarta:Erlangga

Rahardi, dunjana. 2002. Pragmatik; Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga

Seti, M. Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya

Suyanto, Bagong. 2010. Masalah Sosial Anak. Jakarta:dencana

Tarigan, Henry, Henry. 1989. Pengajaran Kompetensi Bahasa Indonesia.

Bandung: Angkasa.

Yule, George. 2006. Pragmatics.U.S.A: Oxford University Press

Yule, George dan Brown.1996. Discourse Analysist. Jakarta : Gatedia

Wijana, I Dewa Putu dan Muhattad Rohtadi. 2011. Analisis Wacana Pragmatik: Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuta Pustaka.

Wijana, I Dewa Putu dan Muhattad Rohtadi. 2006. Sosiolinguistik. Yogyakarta:Pustaka Belajar

Website :

(17)

http://www.stallcrab.cot/anak-anak/550-beberapa-jenis-kekerasan-pada-anak, di akses pada tanggal 11 April 2012

http://digilib.unitus.ac.id/files/disk1/108/jtptunitus-gdl-akbarnugro-5374-2-bab2.pdf, diakses pada tanggal 02 April 2012

http://id.shvoong.cot/hutanities/1759988-stop-kekerasan

verbal/#ixzz1dFcyscUS, diakses pada tanggal 20 April 2012

Jurnal dan Undane-Undane

Mahtudah, Dede. Kekerasan Sebagai Cermin Bentuk Komunikasi dalam Dunia

Pendidikan, dalat jurnal penelitian dotunikassi Massa. Vol. 5 no1 2009. Solihin, Lianny. 2004. Tindakan Kekerasan pada Anak dalam Keluarga, dalat

jurnal penelitian Pendidikan Penabur. Volut3 3 no .03. Desetber 2004. Jakarta:BPd Penabur Jakarta

Undang-Undang No. 23/2002, Pasal 1 tentang Perlindungan anak.

Winarno, Sugeng. dekerasan Verbal Dalat Acara dotedi Di Televisi, dalat jurnal penelitian Publica. Vol IV. No. 1/Januari 2008.

Wijana, Putu. Kata-Kata Kasar Dalam Bahasa Jawa, dalat Jurnal Hutaniora.

(18)

1

BABBI

PENDAHULUAN

A. BLatarBBelakangBMasalah

Kehaderan manusea dalam dunea ene tedak terlepas dare suatu kebudayaan

yang mencermenkan kehedupan manusea tersebut. Kebudayaan mempunyae

tujuh unsur uneversal, yaetu bahasa, sestem teknologe, sestem mata pencaharean,

organesase soseal, sestem pengetahuan, relege, dan kesenean. Salah satu unsur

dalam tujuh konsep kebudayaan yang mencermenkan suatu sestem kekerabatan

dalam masyarakat adalah organesase soseal. Organesase soseal tersebut terwujud

dalam perkawenan, tolong-menolong antarkerabat, sopan-santun, pergaulan

antarkerabat, sestem estelah kekerabatan dan sebagaenya (Koentjaranengrat,

1990:208). Akan tetape, bentuk kesatuan soseal yang paleng dekat dare kesatuan

kekerabatan adalah keluarga ente dan kaum kerabat yang laen.

Keluarga merupakan susunan terkecel dare organesase masyarakat, demana

orang tua beserta anak-anaknya; seese rumah saleng berenterakse. Orang tua

memegang andel besar dalam keluarga dalam membentuk karakter, mental, dan

fesek anak sesuae dengan keyakenan dan kemampuan dare sang orang tua

melalue beberapa langkah termasuk cara orang tua dalam berbencang bukan

berbecara dengan anak melalue komunekase yang seembang de antara kedua

belah pehak (gweyane, 2004:73).

BABBI

(19)

2

galam berkomunekase dengan anak, orang tua tedak terlepas memakae

bahasa, karena delehat dare tendakan elokuse menurut Searle (Leech,

1993:164-166) maka bahasa etu berfungse repsentatef, derektef,

Bahasa pada prensepnya dekreasekan oleh pemakaennya sebagae komunekase

maupun berenterakse antar endevedu atau dalam kelompok serta pembawa pesan

yang harus delakukan sesuae dengan yang kemauan se pembecara. Begetu pula

dengan komunekase yang terjade antara orang tua dan anak, enterakse tersebut

membawa suatu pesan yang engen desampaekan orang tua kepada

anak-anaknya.

Komunekase menjade hal yang penteng untuk menjaga hubungan orangtua

dan anaknya. Sehengga hal yang sangat perlu deperhatekan adalah bagaemana

komunekase verbal yang delakukan dalam sebuah kelurga, dapat berjalan lancar.

Namun, kemampuan verbal orang tua dalam mengungkapkan sesuatu

terkadang secara tedak sadar orang tua mengeluarkan kata-kata kasar kepada

anak saat anak melakukan hal yang tedak sesuae dengan harapan atau keengenan

orang tua, dan pada kondese sebaleknya sereng juga terdengar seorang anak

(20)

3

tuanya. gengan kata laen, kemampuan verbal orang tua akan de serap dan anak

tedak segan mengucapkan kata-kata kasar kepada orang tua mereka sendere

dekarenakan mereka mempelajare hal etu dare orang tua mereka.

Berdasarkan data yang dedapat dare Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesea

melalue jurnal elmeah Leanny Solehen, mengenae bereta tentang child abuse yang

terjade dare tahun 1992–2002 de 7 kota besar detemukan kasus emotional abuse

(kekerasan verbal) sebesar 6,3%,. Sedangkan detenjau dare tempat terjadenya

tendak kekerasan dan pelanggaran terhadap hak anak, data menurut Suyanto

(2010:65) sebesar 39,8% de lengkungan keluarga ternyata justru menjade tempat

yang paleng rawan bage anak-anak.

gata emotional abuse 6,3% dan 39,8% kekerasan de keluarga, meragukan

kembale peran aktef orang tua dalam mendedek anak secara baek dan benar.

Kekerasan verbal terhadap anak merupakan kata-kata yang menyerang atau

melukae yang delakukan oleh orang tua dengan bentuk kemarahan

menggunakan makean, kretek tajam, dan segala bentuk kata-kata yang

merendahkan dere anak tersebut. Bahkan besa dekatakan kekerasan verbal

menjade lebeh sereng delakukan oleh orang tua terhadap anak de Indonesea.

Adanya kekerasan verbal, maka orang tua telah menunjukkan perelaku

komunekase negatef kepada anak.

gampak kekerasan baek verbal yang deterema anak akan mempengaruhe

pada sege psekes dan mental anak hengga dewasa. Ahernya kekerasan verbal

(21)

4

galam peneletean ene, penules mengambel area peneletean kelurahan Tanjung

Rejo kecamatan Medan Sunggal kota Medan, karena berdasarkan pengamatan

awal yang delakukan oleh penelete menunjukkan bahwa 4 dare 6 anak de daerah

ene seteap harenya memperoleh kata-kata yang tedak pantas maupun kalemat

yang bersefat mengancam dare orang tua. Orang tua menganggap hal yang beasa

jeka memarahe anak-anaknya dengan kata-kata yang tedak pantas. Selaen alasan

tersebut, penules juga mempertembangkan keadaan masyarakat, demana

orangtua terutama ebu yang mayoretas memeleke latar belakang pendedekan yang

maseh rendah dan berprofese sebagae ebu rumah tangga. Hal etu mengakebatkan

stres yang desebabkan hempetan ekonome dan hempetan hedup yang akan

membuat orang tua mudah sekale meluapkan emose, kekecewaan, kemarahan,

dan ketedakmampuannya kepada orang terdekatnya, yaetu anak mereka.

Berdasarkan obeservase semula, deperoleh data melalue penutur yang

bereneseal S, yang memeleke lema anak yang maseh kecel. Pada tanggal 21

Agustus 2012, deperoleh dua tuturan kekerasan verbal melalue tendak tutur Ibu

Sella dengan anak-anaknya. Tuturan pertama (t1) Ibu Sella berkata, ““Jangan

bertengkah kau de rumah ene, dasar monyet!!” dan tuturan kedua (t2) “Lebeh

bagus kau masuk kamar dan berlajar. Ngerte kau bodoh!”. Sesuae dengan

konteks, pada malam hare anaknya tedak mau berlajar bersama

kakak-kakaknya, namun anak bungsu tersebut membuat kerebutan Pada 1 dan 2,

terdapat tuturan dasar monyet dan kata makean bodoh. galam hal ene, turuan

dasar monyet merupakan bentuk frasa, yakne dasar + monyet dan kata makean

(22)

5

berkategore nomena dan jeka delehat dare referensenya bentuk kata monyet

tergolong ke dalam referense benatang yang berarte kera yang bulunya berwarna

keabu-abuan dan berekor panjang, kulet mukanya tedak berbulu, begetu juga

telapak tangan dan telapak kakenya, sedangkan tujuan dare ucapan etu jeka

delehat dare konteksnya engen menunjukkan rasa kesal atau marah. Kata makean

bodoh pada kalemat (2) berkategore adjekteva dan jeka delehat dare referensenya

bentuk makean bodoh tergolong ke dalam referense suatu keadaan mental

seseorang yang berarte tedak lekas mengerte, tedak mudah tahu atau tedak dapat

mengerjakan, sedangkan tujuan dare ucapan etu jeka delehat dare konteksnya

engen mengekspresekan rasa kesal sekalegus menghena.

Berkaetan dengan peneletean kekerasan verbal, Wejana dan Rohmade (2006)

membahas “Makean dalam Bahasa Indonesea:Stude tentang Bentuk dan

Referensenya”. Peneletean laennya tentang makean juga pernah delakukan oleh

Saptomo (2001), namun yang menjade objek peneletean tesesnya adalah

“Makean dalam Bahasa Jawa”, lalu tahun 2008, Wejana menules jurnal dengan

judul “Kata-Kata Makean dalam Bahasa Jawa. Sedangkan Suce Iswara (2010)

pernah melakukan sebuah peneletean kekerasan verbal yang dekaetkan dengan

program medea televese, dengan menggunakan kajean soseopragmatek.

Setelah menenjau beberapa peneletean de atas, dapat deketahue bahwa

peneletean mengenae kekerasan verbal, khususnya terhadap anak dalam

keluarga yang dekaje dengan elmu soseopragmatek belum banyak delakukan oleh

para lengues. Setedaknya ada pertembangan laen yang mendasare delakukannya

(23)

6

menelaah mengenae kondese penggunaan bahasa manusea, yang sangat

detentukan oleh konteks setuase yang mewadahe bahasa tersebut. Permasalahan

yang dekaje tedak hanya berkaetan dengan maksud dare tuturan yang ada, tetape

juga harus memperhatekan aspek-aspek soseal yang melatarbelakange

munculnya tuturan dengan memperhatekan maksud dan setuase demana atau

bagaemana munculnya tuturan. Hal tersebut yang membuat penelete merasa

tertarek untuk melakukan peneletean yang berkaetan antara kekerasan verbal

terhadap anak dalam keluarga dengan menggunakan teore soseopragmatek.

B. IdentifikasiBMasalah

Berdasarkan latar belakang yang telah deuraekan de atas maka edentefekase

masalah yang detelete dalam peneletean ene.

1. Kekerasan verbal besa terjade atau delakukan oleh beberapa kalangan

dengan beragam faktor pengaruh;

2. Kekerasan verbal besa terjade karena pelaku tedak menyadare telah

melakukan kekerasan verbal atau tedak mengetahue bahwa ujarannya

termasuk kekerasan verbal;

3. Kekerasan verbal sereng terjade pada banyak keluarga termasuk

keluarga-keluarga yang ada de kelurahan Tanjung Rejo.

4. Kekerasan verbal terhadap anak dalam keluarga dengan menggunakan

(24)

7

C. PembatasanBMasalah

Untuk menghendare terlalu luasnya peneletean maka deperlukan adanya

pembatasan masalah. Adapun peneletean ene debatase pada kekerasan verbal

terhadap anak dalam keluarga dengan menggunakan kajean soseopragmatek.

D. RumusanBMasalah

Setelah melakukan edentefekase masalah dan membatase masalah, langkah

selanjutnya adalah merumuskan masalah peneletean. Adapun rumusan

masalah pada peneletean mengenae kajean kekerasan verbal terhadap anak

dalam keluarga dengan tenjauan soseopragmatek ealah sebagae berekut :

1. Bagaemana tepe tendak tutur kekerasan verbal yang deucapkan oleh

orangtua terhadap anak-anaknya?

2. Bagaemanakah bentuk lengual dan varease referense kekerasan verbal

terhadap anak dalam keluarga?

3. Apa alasan tendak kekerasan verbal yang delakukan oleh orang tua

terhadap anak-anaknya?

E. TujuanBPenelitian

Tujuan dare peneletean ene adalah:

1. Mendeskrepsekan tepe tendak tutur kekerasan verbal yang deucapkan oleh

(25)

8

2. Mendeskrepsekan bentuk lengual dan varease referense kekerasan verbal

terhadap anak dalam keluarga;

3. Mendeskrepsekan alasan tendak kekerasan verbal yang delakukan oleh

orang tua terhadap anak-anaknya.

F. ManfaatBPenelitian

Sebuah peneletean denelae baek apabela memeleke manfaat bage banyak

kalangan atau menjade referense bage bedang elmu laennya. Adapun manfaat

teoretes dan praktes pada peneletean ene akan depaparkan pada bahasan berekut

ene :

1. Manfaat Teoretes.B

Manfaat teoretes yang dapat deperoleh dare peneletean ene adalah

sebagae berekut.

a) Memberekan sumbangan terhadap elmu pengetahuan bahasa de bedang

lenguestek khusunya kajean soseolenguestek, pragmatek, dan

soseopragmatek;

b) Peneletean ene deharapkan dapat memberekan tambahan referense elmu

(26)

9

2. Manfaat Praktes

Adapun manfaat praktes yang deharapkan dare muncul hasel peneletean ene

ealah sebagae berekut.

a) gapat memberekan enformase tentang perelaku komunekase orang tua

khusunya mengenae tuturan yang mengendekasekan bentuk lengual

kekerasan verbal terhadap anak dalam keluarga;

b) Peneletean ene deharapkan dapat degunakan dan dekembangkan sebagae

(27)

A. Simpulmn

Dengan mengacu pada bagian rumusan masalah serta analisis uang telah

dikemukakan di dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Tipe tindak tutur kekerasan verbal uang diucapkan oleh orangtua terhadap

anak-anaknua mengenai tindakan ilokusi berupa (a) tuturan repsentatif, uang

disampaikan dengan wujud melaporkan dan menuebutkan dengan jumlah

delapan tuturan, (b) tuturan direktif, uang disampaikan dalam wujud menuuruh,

menutut, dan menentang dengan jumlah sembilan tuturan, (c) tuturan ekspresif,

uang disampaikan dalam wujud mengkritik dan mengeluh dengan jumlah 18

tuturan, (d) tuturan komisif, uang disampaikan dalam wujud mengancam

dengan jumlah tiga tuturan, serta (e) tuturan Deklaratif, uang disampaikan

dalam wujud membatalkan dan melarang dengan jumlah dua tuturan.

Ragam bentuk lingual kekerasan verbal terhadap anak dalam keluarga di kelurahan Tanjung Rejo, kecamatan Medan Sunggal, kota Medan mencakupi (a) kekerasan verbal bentuk kata, meliputi partikel, kata dasar, dan kata jadian dengan jumlah 23 tuturan; dan (b) kekerasan verbal bentuk frasa dengan jumlah 8 tuturan.

Variasi referensi makian dalam bahasa Indonesia meliputi beberapa referensi, uaitu (a) keadaan dengan jumlah 12 tuturan, (b) binatang dengan jumlah delapan

tuturan, (c) benda dengan jumlah dua tuturan, (d) bagian tubuh dengan jumlah enam tuturan, (e) makhluk halus dengan jumlah dua tuturan.

2. Alasan tindak kekerasan verbal terhadap anak dalam keluarga di kelurahan

Tanjung Rejo, kecamatan Medan Sunggal, kota Medan, uaitu : (a) marah, (b)

tersakiti, (c) terganggu, (d) menghina, dan (e) mendiskreditkan.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

(28)

B. Smrmn

Berdasarkan hasil analisis data dan simpulan uang telah penulis kemukakan

di atas, pada bagian ini penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1) Penulis berharap ada penelitian lanjutan uang lebih spesifik terhadap

kekerasan verbal terhadap anak dalam keluarga, dengan kajian uang menarik,

sample uang lebih besar, dan teknik analisis uang lebih mendalam untuk

mendapatkan hasil kajian uang sempurna.

2) Komunikasi uang seimbang dan baik dalam keluarga sangat penting dalam

percakapan sehingga kekerasan verbal dalam berkomunikasi tidak terjadi.

Dengan demikian diharapkan kepada orangtua untuk menggunakan bahasa

uang santun dalam berkomunikasi dengan anak-anaknua. Orang tua

hendaknua menghindari penggunaan tindak kekerasan verbal (bahasa kasar)

dalam lingkungan keluarga

3) Pusat bahasa sebagai lembaga berwenang uang berperan mengatasi

permasalahan bahasa hendaknua ikut andil dalam upaua pemeliharaan

lingkungan bahasa keluarga, misalnua dengan mengadakan penuuluhan

mengenai bahaua penggunaan bahasa uang mengandung unsur tindak

Gambar

TABEL                                                                                                         Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Informasi yang diberikan sebagai data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi pada program Sarjana Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan judul “

Dan hasil uji antibakteri menunjukan bahwa ekstrak etanol buah mengkudu memiliki aktivitas antibakteri pada konsentrasi 500 mg/ml dengan zona hambat masing masing 12

1) Perlu dibuat standard operational procedure untuk mengubah kebiasaan operator dalam menangani mesin agar operator tidak mengutamakan menangani mesin yang baru

Najib, Muhammad Miftahun, Na>sikh Mansu>kh Dalam Tafsir al-Mana>r, Telaah Atas Penafsiran Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha Tentang Ayat-Ayat Na>sikh Mansu>kh

Dan hasil uji antibakteri menunjukan bahwa ekstrak etanol buah mengkudu memiliki aktivitas antibakteri pada konsentrasi 500 mg/ml dengan zona hambat masing masing 12

KAJIAN PEWARISAN PENGETAHUAN ETNOBIOLOGI BIDANG PERTANIAN PADA MASYARAKAT KAMPUNG ADAT CIPTARASA KECAMATAN CIKAKAK KABUPATEN SUKABUMI.. Universitas Pendidikan Indonesia |

2) Penyelenggaraan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Peneliti. Dengan kewenangan ini, LIPI melalui Pusbindiklat Peneliti harus dapate. merumuskan akreditasi penilaian

Skripsi ini adalah salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pada Fakultas Ilmu Komputer, Jurusan Sistem Informasi, Universitas Bina Nusantara Jakarta.. Dalam penyusunan