• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SOS 1202897 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SOS 1202897 Chapter3"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian untuk memperoleh rancangan yang sesuai dengan apa yang diharapkan, maka dibutuhkan adanya desain penelitian. Menurut Nasution (2003, hlm.23) telah dijelaskan bahwa “setiap penelitian harus direncanakan, untuk itu diperlukan desain penelitian. Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”.

Desain penelitian menjadikan data yang dihasilkan lebih terstruktur dan dapat memberikan kemudahan dalam penelitian sehingga desain penelitian penting dalam sebuah penelitian. Maka dari itu desain penelitian merupakan rancangan penelitian untuk mengumpulkan, mengukur, menganalisis data sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Peneliti menggunakan desain penelitian untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian tentang eksistensi program Kelas Layanan Khusus (KLK) dalam membantu terciptanya pendidikan anak putus sekolah dasar yang ada di SDN Luginasari 2 Kel. Cipedes Kec. Sukajadi Bandung.

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian studi kasus dengan maksud mengetahui lebih dalam tentang eksistensi program Kelas Layanan Khusus (KLK) dalam membantu terciptanya pendidikan untuk anak putus sekolah dasar yang dilaksanakan di SDN Luginasari 2 Kel. Cipedes Kec. Sukajadi Bandung. Pemilihan metode penelitian yang tepat dan sesuai dengan masalah penelitian yang diteliti akan membuahkan hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Bahwa menurut pendapat Sugiyono (2010, hlm.3)

metode penelitian dapat diartikan sebagai “suatu cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapat data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Telah diungkapkan oleh Wirartha (2006, hlm.144)

(2)

pada suatu kasus secara intensif dan mendetail”. Wirartha (2006, hlm.146) mengungkapkan bahwasannya “penelitian studi kasus difokuskan pada satu unit analisis yang dianggap sebagai kasus. Fokus utama studi kasus adalah menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana.” Maka dari itu peneliti menyimpulkan metode penelitian studi kasus artinya penelitian yang mengungkapkan masalah secara spesifik.

Metode studi kasus digunakan karena penelitian ini mengkaji secara utuh mengenai eksistensi program Kelas Layanan Khusus (KLK) dalam membantu terciptanya pendidikan anak putus sekolah dasar. Berdasarkan alasan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis pun memiliki alasan untuk memilih metode yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

3.2 Partisipan dan Tempat Penelitian 3.2.1 Partisipan

Penelitian ini dilakukan pada sekolah SDN Luginasari 2 Kel.Cipedes Kec. Sukajadi Bandung. Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian kualitatif maka subjek penelitian merupakan pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi. Subjek dalam penelitian ini agar dapat variasi yang sebanyak-banyaknya maka pemilihan subjek dilakukan terhadap siswa, orang tua siswa, kepala sekolah dan guru yang mengajar pada program Kelas Layanan Khusus (KLK) yang ada di SDN Luginasari 2 Kel. Cipedes Kec. Sukajadi Bandung. Adapun informan pendukung dalam penelitian ini berupa warga sekolah yang terdiri dari petugas Tata Usaha dan guru lain (kelas reguler).

(3)

Tabel 3.1

Identitas Partisipan Peserta Didik Program Kelas Layanan Khusus (KLK)

No Nama L/P Umur Keterangan

1 Riv L 8 tahun Kelas 1

2 Sil P 8 tahun Kelas 1

3 ZSJ P 8 tahun Kelas 1

4 Riz L 11 tahun Kelas 2

5 DMH L 9 tahun Kelas 3

6 Ama P 9 tahun Kelas 3

7 Naw P 10 tahun Kelas 3

8 Ri P 10 tahun Kelas 3

9 An P 10 tahun Kelas 3

10 SS L 9 tahun Kelas 3

11 HR L 10 tahun Kelas 3

12 SA L 10 tahun Kelas 3

13 HSN L 10 tahun Kelas 3

14 CSS L 9 tahun Kelas 3

15 Ar L 9 tahun Kelas 3

16 Nov L 9 tahun Kelas 4

17 KPP L 9 tahun Kelas 4

18 SB P 11 tahun Kelas 5

19 RN L 12 tahun Kelas 5

20 Wij L 12 tahun Kelas 5

21 Al L 11 tahun Kelas 5

22 Yol P 12 tahun Kelas 6

(Sumber: Hasil Penelitian, 2015)

(4)

Tabel 3.2

Identitas Partisipan Orang Tua Siswa yang Dibina oleh Program KLK

No Nama Pekerjaan

1 K Buruh

2 H Buruh

3 SS Buruh

4 T Buruh

5 K Buruh

6 A Buruh

7 S Buruh

8 R Buruh

9 N Buruh

10 Ra Buruh

11 W Buruh

12 C Buruh

13 O Buruh

14 At Buruh

15 AN Buruh

16 It Buruh

17 Ko Buruh

18 UM Buruh

19 Ri Buruh

20 Sob Buruh

21 Suh Buruh

22 Bam buruh

(Sumber: Hasil Penelitian, 2015)

(5)

Tabel 3.3

Identitas Partisipan Pengajar Kelas Layanan Khusus (KLK)

No Nama Jenis Kelamin Jabatan/Pekerjaan

1 Elly Suryati MT, S.Pd. Perempuan Kepala Sekolah 2 Sriyati, S.Pd. Perempuan Guru kelas 1 dan 2 3 Suswinda Sari, S.Pd. Perempuan Guru kelas 3 dan 4 4 Wiwin Tresna, S.Pd. Perempuan Guru kelas 5 dan 6

(Sumber: Hasil Penelitian, 2015)

Pemilihan partisipan yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan sampling yang digunakan dalam pendekatan kualitatif ini yaitu purposive sampling dan snowball sampling. Artinya, subjek penelitian relatif sedikit dan dipilih menurut

tujuan penelitian namun subjek penelitian dapat terus bertambah sesuai keperluannya. Dengan kata lain menurut Bungin (2007, hlm.108) bahwa “kunci dasar penggunaan prosedur ini adalah penguasaan informasi dari informan dan secara logika bahwa tokoh-tokoh kunci di dalam proses sosial selalu langsung menguasai informasi yang terjadi di dalam proses sosial itu”.

Sedangkan snowball sampling dilakukan karena informasi tidak cukup dari satu sumber saja, nantinya informan akan menunjuk sumber-sumber lain yang dapat memberikan informasi begitu pun seterusnya hingga informasi berada pada titik jenuh. Akan tetapi harus ada yang diperhatikan dalam prosedur ini yakni menurut yang dipaparkan oleh Bungin (2007, hlm.109) “peneliti harus memverifikasi kelayakan setiap informan, untuk memastikan informasi yang diberikan adalah informasi yang akurat dan karena informan benar-benar

memahami masalah penelitian yang diperlukan peneliti”.

Banyaknya subjek dalam penelitian ini ditentukan oleh adanya pertimbangan perolehan informasi. Penentuan subjek dianggap telah memadai apabila telah sampai pada titik jenuh yaitu data atau informasi yang diperoleh memiliki kesamaan setelah dilakukan penelitian terhadap kelompok-kelompok yang berbeda. Seperti yang dikemukakan oleh Nasution (2003, hlm.32) bahwa

(6)

Sehingga pengumpulan data dari informan didasarkan pada ketentuan atau kejenuhan data dan informasi yang diberikan. “

1.2.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SDN Lugnasari 2 yang terletak di Jalan Komplek Polri Kel. Cipedes Kec. Sukajadi Bandung. Sebanyak 22 siswa putus sekolah yang ditampung oleh program Kelas Layanan Khusus (KLK) memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dalam segi pendidikan, daerah asal, dan pekerjaan.

1. Daerah asal siswa yang berbeda-beda, seperti Bandung dan Brebes.

2. Pendidikan orang tua siswa, sebagian mengenyam pendidikan secara formal hanya sampai sekolah dasar (SD).

3. Pekerjaan orang tua siswa semuanya adalah buruh. Berikut adalah peta lokasi penelitian

Gambar 3.1

(7)

3.3 Pengumpulan Data 3.3.1 Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi (dalam Riduwan, 2009, hlm.24) mengemukakan

bahwa “instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah olehnya” Dalam penelitian kualitatif manusia dijadikan instrumen yang digunakan yaitu dirinya sendiri atau peneliti itu sendiri yang dijadikan instrumen hal ini dikarenakan bahwa segala sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti, segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu dilakukan. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri satu-satunya alat yang dapat menghadapinya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sehingga dengan secara otomatis menggunakan manusia atau peneliti itu sendiri sebagai instrumen penelitiannya. Peneliti selain sebagai perencana juga pelaku atau yang mengeksekusi semua tindakan yang sudah direncanakan. Bahwa peneliti berperan sebagai instrumen (human instrument) yang utama secara penuh mengadaptasikan diri ke dalam situasi yang dimasukinya dan berperan aktif dalam penelitiannya. Human Instrument ini dibangun atas dasar pengetahuan dan menggunakan metode

yang sesuai dengan tuntutan penelitian.

Instrumen dalam penelitian adalah peneliti sendiri yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi, wawancara mendalam, studi literatur dan studi dokumentasi. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2010, hlm.59) bahwa “instrumen yang paling utama adalah peneliti sendiri. Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen penelitian utama karena sesuatu yang dicari dari objek penelitian belum begitu jelas, baik itu dari segi masalahnya, prosedur penelitiannya, ataupun dari hasil yang diharapkan”.

(8)

penelitian akan sangat banyak ditentukan oleh peneliti itu sendiri. Sejauhmana prospek penelitian ditentukan oleh seberapa besar peneliti menguasai lapangan dan memahami penelitiannya itu sendiri.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu melalui wawancara, observasi, studi literatur dan studi dokumentasi.

Seperti yang dijelaskan oleh Bungin (2007, hlm.107) bahwa

Berdasarkan manfaat empiris bahwa metode pengumpulan data kualitatif yang paling independen terhadap semua metode pengumpulan data dan teknik analisa data adalah metode wawancara mendalam, observasi partisipasi, bahan dokumenter, serta metode-metode baru seperti metode bahan visual dan metode penelusuran bahan internet.

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung dan peninjauan secara cermat terhadap subjek penelitian. Dalam kegiatan observasi peneliti mempelajari kehidupan sehari-hari manusia mulai dari bahasanya, melihat dengan mata kepala sendiri apa yang terjadi, mendengarkan dengan telinga sendiri apa yang dikatakan orang. Mencatat apa yang dilihat dan didengar, apa yang mereka katakan, pikirkan dan rasakan.

Observasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini seperti yang dijelaskan di atas, peneliti akan melakukan pengamatan pada orang tua siswa dari mengamati kehidupan sehari-hari terutama dalam hubungannya dengan pihak sekolah, kinerja kepala sekolah serta guru yang mengajar siswa pada program Kelas Layanan Khusus (KLK). Setelah memperolah informasi mengenai hubungan yang terjadi antar pihak-pihak tersebut peneliti akan langsung melakukan pengamatan secara mendalam dan memahami berbagai macam argumentasi yang terlontar dari masing-masing pihak yang memiliki kepentingannya masing-masing.

(9)

Observasi akan terus berlanjut sampai informasi yang dibutuhkan terpenuhi serta tujuan yang diinginkan peneliti tercapai.

Dengan berada dalam lapangan, peneliti mempunyai kesempatan mengumpulkan data yang kaya sehingga dapat dijadikan dasar untuk memperoleh data yang lebih terperinci dan lebih cermat mengenai eksistensi program Kelas Layanan Khusus (KLK) yang ada di SDN Luginasari 2.

b. Wawancara Mendalam

Selain menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, peneliti juga akan melakukan wawancara yang mendalam ke pihak-pihak yang terkait yaitu orang tua siswa, kepala sekolah, dan guru yang menjalankan program Kelas Layanan Khusus (KLK) di SDN Luginasari 2. Wawancara mendalam secara umum menurut Bungin (2007, hlm.108) adalah “proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama”.

Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara bersifat verbal dan non verbal. Pada dasarnya yang diutamakan adalah data verbal yang didapatkan melalui percakapan atau tanya jawab. Percakapan tersebut dapat dicatat dalam buku tulis maupun dengan cara di rekam. Peneliti harus benar-benar bisa membaur dan beradaptasi dengan masyarakat yang masuk ke dalam komplek SDN Luginasari 2, agar peneliti bisa memahami mereka bukan dari luar atau secara etik tetapi memahami dari dalam sehingga mampu memperolah informasi dari sudut pandang emik.

c. Studi Dokumentasi

(10)

satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data historis”.

d. Studi Literatur

Studi litelatur digunakan untuk memperoleh data empiris yang relevan dan berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Peneliti membaca dan mempelajari sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti oleh peneliti, baik sumber buku-buku, jurnal, skripsi, maupun karya tulis ilmiah lainnya yang berkaitan dengan kajian pustaka, seperti kajian mengenai permasalahan pendidikan, anak putus sekolah, serta penelitian terdahulu. Selain itu, sumber litelatur digunakan sebagai sumber memahami metode penelitian dan sebagai pisau analisis peneliti dalam menganalisis hasil temuan di lapangan berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

3.3.3 Penyusunan Alat dan Pengumpulan Data

Untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data dari hasil wawancara dan observasi maka diperlukan penyusunan alat untuk mengumpulkan data. Adapun penyusunan alat pengumpul data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan instrumen penelitian

Penyusunan instrumen penelitian digunakan untuk memudahkan dalam pengumpulan data-data dan penelitian lebih terarah.

2. Penyusunan alat pengumpul data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu berupa observasi dan wawancara kepada narasumber yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu siswa yang dibina dalam Program Kelas Layanan Khusus (KLK), orang tua siswa, dan pengajar/guru yang mengajar di Kelas Layanan Khusus (KLK).

3. Penyusunan pedoman wawancara

(11)

4. Penyusunan pedoman observasi

Pedoman observasi disusun sebelum peneliti melakukan pengamatan di lingkungan SDN Lugunasari 2 Bandung. Hal ini dilakukan agar kedatangan peneliti di SDN Luginasari 2 Bandung sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga efektif dan efisien.

3.4 Analisis Data

Data-data lapangan yang sudah terkumpulkan akan digolongkan ke dalam kategori-kategori sesuai dengan poin-poin yang akan dibahas dengan menggunakan pisau analisis dari BAB II, kemudian data-data yang sudah dikategorikan akan diuji keabsahannya. Data yang sudah terkumpul selanjutnya akan dianalisis. Analisis menurut Moleong (2013, hlm. 103) yaitu “proses pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti

yang disarankan oleh data”. Kesimpulannya bahwa dalam menganalisis data, peneliti akan membahasnya dalam sebuah temuan dan pembahasan yang nantinya kajian teori yang telah tertuang dalam BAB II bisa dihubungkan dengan analisis pembahasan yang terarah dan singkron.

3.4.1 Teknik Analisis Data

Teknis yang akan dilakukan oleh peneliti terdiri dari tiga teknik yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

1) Data Reduksi (Data Reduction)

Data-data hasil lapangan, baik hasil wawancara mendalam terhadap partisipan, observasi, studi dokumentasi, studi literatur dan catatan akan dipilih, dianalisis dan diklasifikasikan menurut aspek yang peneliti teliti, yaitu bentuk pemberian pendidikan, kendala dan solusi untuk mengatasi anak putus sekolah. Data-data yang direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas kepada peneliti, karena data sudah dikategorikan.

2) Penyajian Data (Data Display)

(12)

gambaran penelitian secara menyeluruh dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya. Penyajian data yang disusun naratif secara singkat, jelas dan terperinci namun menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian. Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan data hasil penelitian yang diperoleh. Setelah data direduksi kemudian data disajikan dalam bentuk uraian singkat agar mudah dipahami.

3) Conclusion Drawing Verification

Conclusion drawing verification merupakan upaya untuk mencari arti,

makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data-data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dengan mengacu kepada tujuan penelitian.

Data mengenai eksistensi program Kelas Layanan Khusus (KLK) dalam membantu terciptanya pendidikan anak putus sekolah di SDN Luginasari 2 Kel. Cipedes Kec. Sukajadi Bandung yang telah diperoleh peneliti dari mulai observasi, wawancara mendalam, studi literatur dan studi dokumentasi selama penelitian berlangsung data-data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk laporan kemudian laporan-laporan tersebut perlu direduksi, dirangkum, dan dipilah-pilih mana yang penting dan diperlukan untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan sehingga data yang penting tidak akan terabaikan dan menumpuk tanpa ada pemisahan yang jelas juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh jika ditemukan.

Data-data yang telah disortir tersebut kemudian dipelajari dan dipahami oleh peneliti. Setelah alur dari data-data tersebut dapat dipahami oleh peneliti, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu menginterpretasikan data dengan mendeskripsikan dan menggunakan berbagai macam tabel atau peta konsep agar data-data tersebut menjadi lebih mudah dipahami dan dapat diidentifikasi dengan jelas.

(13)

awalnya sebuah kesimpulan masih sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi dengan bertambahnya data maka kesimpulan tersebut akan semakin “grounded”. Dari data-data tersebut dapat terlihat jelas eksistensi program Kelas Layanan Khusus (KLK) dalam membantu terciptanya pendidikan anak putus sekolah dasar di SDN Luginasari 2 Kel. Cipedes Kec. Sukajadi Bandung.

3.4.2 Pengujian Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting dalam suatu penelitian dengan pengujian keabsahan data penelitian dapat dikatakan layak dan benar ataupun sebaliknya. Oleh sebab itu, peneliti menguji keabsahan data yang telah didapatkan yaitu dengan cara yang dikemukakan oleh Moleong (dalam Bungin, 2007 hlm. 262) yang terdiri dari “perpanjangan keiikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, menggunakan bahan referensi, dan pengecekan.”

1) Perpanjangan Keiikutsertaan

Peneliti akan memperpanjang keiikutsertaan dalam kegiatan program Kelas Layanan Khusus (KLK) yaitu dengan menambah waktu mengunjungi SDN Luginasari 2, tentunya perpanjangan waktu keiikutsertaan peneliti menetapkan jadwal-jadwal tertntu, sehingga waktu pengamatan lebih panjang dan mendapat data secara terinci dan mendalam. Adapun lamanya perpanjangan penelitian ini didasarkan kepada kebutuhan peneliti untuk melakukan cek ulang terhadap data yang telah didapat.

2) Meningkatkan Ketekunan

Peneliti akan meningkatkan ketekunan dengan membaca beberapa referensi buku, hasil penelitian, dan dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian, sehingga data yang didapatkan valid dan reliabel.

3) Triangulasi

Triangulasi yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Moleong (2013, hlm. 178) menyatakan “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu objek lain

dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian”. Peneliti akan

(14)

triangulasi sumber data akan dilakukan kepada siswa, orang tua, dan pengajar. Kedua, triangulasi teknik pengumpulan data, seperti wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi, dan studi litelatur. Ketiga, triangulasi waktu pengumpulan data, peneliti akan melakukan triangulasi waktu pada pagi hari, siang hari, dan sore hari.

Gambar 3.2

Triangulasi Sumber Data

Gambar 3.3

Triangulasi Teknik Pengumpulan Data

Gambar 3.4

Triangulasi Waktu Pengumpulan Data Triangulasi

Siswa

Pengajar Orang Tua

Wawancara

Observasi Dokumentasi

Triangulasi Pagi hari

(15)

4) Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi berguna untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran data, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa dokumentasi wawancara, maupun dokumentasi SDN Luginasari 2 Bandung. Selain itu, bahan referensi lain seperti buku maupun penelitian terdahulu yang dapat dijadikan bahan referensi agar data yang didapatkan teruji keabsahannya.

5) Mengadakan Pengecekan

Pengecekan dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai, misalnya ketika peneliti telah melakukan wawancara terhadap partisipan, partisipan yaitu siswa, orang tua, dan pengajar program Kelas Layanan Khusus (KLK) maka peneliti menyebutkan garis besarnya hasil wawancara dengan maksud agar responden memperbaiki bila ada kekeliruan atau menambahkan apa yang masih kurang.

Demikian prosedur yang akan dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini. Diharapkan penelitian ini dapat memperoleh data yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan kebenarannya.

3.4 Isu Etik

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Gambar 3.1 Peta Lokasi SDN Luginasari 2 Bandung
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan telaah pustaka dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa PP Nomor 46 Tahun 2013 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang diperoleh, maka ada beberapa hal yang disarankan, diantaranya: (1) Guru dapat menjadikan pembelajaran matematika dengan menggunakan

pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistimatis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang.

sumber belajar memberikan pengaruh yang paling dominan antara guru, buku paket, dan internet terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

dengan judul tulisan ini: GUGATAN TERHADAP BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) SEBAGAI PT PERSERO DALAM PERKARA PERDATA , maka tulisan ini akan membahas masalah apakah BUMN berbentuk

KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF REMAJA (Studi pada Sekolah Menengah Kejuruan Kota

Pohon yang memiliki potensi dari nilai konservasi dan ekonomi ini dikarenakan pohon Kepayang (Pangium edule) merupakan tanaman MPTS (Multi Purpose Tree Species) yang dapat

Sehubungan dengan Surat Persetujuan dan Penetapan Pemenang General Manager PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Cawang-Tomang-Cengkareng Nomor : CJ.PM.04.2008 tanggal 20