• Tidak ada hasil yang ditemukan

S IND 1004889 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S IND 1004889 Chapter1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Model pembelajaran dapat memberi petunjuk kepada pendidik dalam mengatur

materi pelajaran sesuai dengan kurikulum untuk mencapai ketuntasan belajar. Suatu model

pembelajaran dapat memberikan beberapa manfaat. Pertama memberikan pedoman bagi

guru dan siswa dalam proses mencapai tujuan. Kedua, membantu dalam pengembangan

kurikulum bagi kelas dan mata pelajaran lain. Ketiga, membantu memilih media dan

sumber. Keempat, membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Model pembelajaran

yang dilaksanakan saat ini mengacu pada prinsip-prinsip yang dikemukakan Bruner dalam

teorinya tentang aplikasi pembelajaran, yaitu memberikan pengalaman khusus yang dapat

dipahami peserta didik, pengajaran diberikan sesuai dengan struktur pengetahuan sehingga

peserta didik lebih siap menyerapnya.

Brown (1973) dalam Agus mengungkapkan bahwa model pembelajaran yang

digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas

pembelajaran. Kiranya memang penggunaan model pembelajaran yang mengikuti zaman

yang semakin hari semakin berkembang dalam bidang tekhnologi, termasuk dalam bidang

teknologi komunikasi dan informasi penting untuk dihadirkan dalam proses pembelajaran.

Tujuannya untuk memberi motivasi pada siswa dalam belajar sesuai dengan indikator

pencapaiannya serta pembelajaran menjadi jauh lebih efektif dan sesuai dengan

karakteristik kurikulum 2013 tentang mengembangkan keseimbangan antara

pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan

kemampuan intelektual dan psikomotorik.

Model pembelajaran yang tepat dan didukung oleh media pembelajaran yang baik

(2)

baru yang dapat menyajikan pembelajaran menjadi lebih menarik dan inovatif. Sekaitan

dengan hal tersebut, peneliti memandang bahwa kedudukan model pembelajaran harus

selalu terintegrasi dengan media pembelajaran, media pembelajaran merupakan fasilitator

penunjang kegiatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses

pendidikan. Hal ini berarti bahwa pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada

bagaimana proses pembelajaran dikemas dan dirancang secara tepat dan professional.

Setiap kegiatan pembelajaran selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa.

Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar yang kondusif bagi siswa.

Pembelajaran harus dirancang secara sistemik, sistematis dan kesinambungan. Sedangkan

siswa sebagai peserta didik merupakan pihak yang merespon dan menikmati kondisi belajar

yang diciptakan guru tersebut. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan

interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan, media, dan sumber belajar sebagai

mediumnya. Pada kegiatan pembelajaran, guru dan siswa saling mempengaruhi dan

memberi masukan. Karena itulah kegiatan pembelajaran harus menjadi aktivitas yang

hidup, sarat nilai dan senantiasa memiliki tujuan yang jelas (Rusman (A), 2012:23)

Kekinian banyak media pembelajaran yang disajikan dengan begitu mudah dan

bervariasi. Salah satunya multimedia yang berbasis teknologi. Munculnya multimedia dan

teknologi menjadi salah satu media pembelajaran yang telah mengubah cara mengajar

pendidik dan cara belajar peserta didik. Dengan multimedia cara penyampaian komunikasi

informasi dapat dilakukan lebih efektif dalam memberikan informasi. Para pembuat desain

presentasi multimedia, merancang aplikasi multimedia yang interaktif dan multi indera

dapat menjadi sebuah tantangan yang menarik. Pengembangan aplikasi multimedia kini

telah menawarkan wawasan-wawasan baru dalam proses pembelajaran dan dapat

mendorong seseorang untuk menghasilkan informasi dan pengetahuan yang baru dengan

(3)

Hadirnya berbagai macam jenis multimedia interaktif merupakan wujud peningkatan

kualitas pendidikan khususnya kualitas pembelajaran di era teknologi informasi dan

komunikasi pada abad 21 atau abad yang dapat dikategorikan merintis canggih.

Pembelajaran yang berkualitas memerlukan perencanaan dan penciptaan kondisi

pembelajaran yang tepat dan menantang, sehingga pembelajaran menggunakan multimedia

interaktif ini merupakan suatu keniscayaan yang harus dirancang dan dikembangkan oleh

seorang guru sebagai desainer dan manajer pembelajaran.

Sistem pembelajaran dapat diibaratkan sebagai proses produksi yang terdiri dari

bagian input-proses-output, yang saling terintegrasi. Model pembelajaran yang digunakan

dalam penelitian ini merupakan pengembangan model instruksional yang memiliki tahapan

secara umum mengidentifikasi, tahap proses dan terakhir tahap evaluasi. Selaras dengan

multimedia interaktif kita mengenal adanya aplikasi moodle dalam dunia pendidikan saat

ini. Aplikasi tersebut dirancang oleh seorang manajer/instruktur untuk digunakan sebagai

pelengkap dalam proses pembelajaran serta didukung oleh berbagai macam fitur yang ada

didalamnya.

Peneliti terdahulu yang pernah meneliti hal yang sekaitan dengan penggunaan

aplikasi moodle adalah Rizki Gustin (2008) dengan judul penelitian “Efektivitas

Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif Berbasis Moodle untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus pada Siswa SMK kelas 2 Mata Pelajaran

Dasar-Dasar Elektronika di SMK Negeri 2 Cimahi). Berdasarkan penelitian tersebut telah

terbukti bahwa penggunaan aplikasi moodle dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan

kategori sedang pada setiap pertemuannya.

Mata pelajaran bahasa Indonesia yang di dalamnya mencakup empat keterampilan

berbahasa kiranya dapat membangun aspek audio, visual, somatis dan intelektual.

Permasalahan yang kian berkembang padahal merupakan hal dasar, yakni persoalan

(4)

dapat bersinergis baik dengan penyakit yang terjadi. Sejauh ini peneliti memandang bahwa

belum ada model pembelajaran multimedia interaktif pada pembelajaran aspek memahami

informasi secara lisan yang didalamnya disajikan melalui daya simak siswa.

Dalam kurikulum 2013 terdapat materi teks anekdot pada kompetensi dasar kelas X

jenjang sekolah menengah atas (SMA) dan madrasah aliyah (MA), yaitu memahami stuktur

dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik

melalui lisan maupun tulisan. Pada teks anekdot terdapat kompetensi memahami kaidah

dan struktur teks anekdot, yang mengharuskan siswa dapat mengenal stuktur isi, ciri

bahasa, hingga pada akhirnya siswa memahami keseluruhan isi dari teks anekdot. Teks

anekdot bersifat naratif dan faktual serta memuat kritik sosial. Maka dari itu pemahaman

terhadap struktur dan isi menjadi penting.

Untuk memahami isi dari teks anekdot diperlukan sebuah media yang tepat. Terutama

perihal memahami teks anekdot secara lisan. Guru terkadang memiliki kendala pada model

pembelajaran yang baik dan efektif. Oleh karena itu, peneliti menganggap perlu adanya

model pembelajaran yang menunjang siswa agar dapat memahami materi teks anekdot

yang diajarkan.

Peneliti memandang pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 mengenai

teks anekdot secara lisan menjadi sebuah permasalahan yang perlu dibantu menggunakan

media pembelajaran. Ini berkenaan dengan keberhasilan tujuan kurikulum yang beriorietasi

pada peserta didik yang apresiatif. Berdasarkan hal tersebut peneliti bermaksud

mengadakan penelitian berjudul “Pengembangan Multimedia Interaktif dalam

Pembelajaran Memahami Stuktur dan Kaidah Teks Anekdot Melalui Metode Inkuiri Di

(5)

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti memandang

bahwa materi kompetensi dasar memahami stuktur dan kaidah teks anekdot dalam

kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa ini yang kompetensi capaiannya siswa harus

memahai teks anekdot secara lisan menjadi prioritas utama penelitian.

Persoalan motivasi guru kepada siswa agar dapat kooperatif dalam setiap

pembelajaran memang masih menjadi hal penting untuk dapat terus dilaksanakan. Motivasi

yang disajikan berupa model, metode, dan media pembelajaran masih dibuat dalam

keadaan terpisah. Model pembelajaran dalam pembelajaran menyimak apresiatif cerita

pendek untuk kurikulum 2013 dipandang masih bersifat sederhana.

Peneliti memandang agar siswa lebih mudah dan kooperatif untuk melaksankan

pembelajaran tersebut diperlukannya model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi

dilapangan. Model pembelajaran yang akan digunakan pada materi memahami struktur dan

kaidah teks anekdot yakni model pembelajaran multimedia integratif, proses pelaksanaan

pembelajaran tersebut dilaksanakan dengan menggunakan sebuah aplikasi program

internet.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah yang dikaji pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagaimana profil model media pembelajaran memahami stuktur dan kaidah teks

anekdot yang disajikan secara lisan pada siswa kelas X ?

2) Bagaimana rancangan model media yang akan dikembangkan dalam multimedia

interaktif berbasis aplikasi moodle untuk pembelajaran memahami stuktur dan

kaidah teks anekdot yang disajikan secara lisan ?

3) Bagaimana hasil uji coba model pengembangan multimedia interaktif berbasis

(6)

4) Bagaimanakah respon siswa setelah menggunakan multimedia interaktif berbasis

aplikasi moodle dalam pembelajaran memahami stuktur dan kaidah teks anekdot

yang disajikan secara lisan ?

D.Tujuan Penelitian

Hal-hal yang ingin dicapai oleh peneliti terangkum dalam tujuan penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut.

1) mendeskripsikan profil pembelajaran memahami stuktur dan kaidah teks anekdot yang

disajikan secara lisan pada siswa kelas X;

2) mendeskripsikan rancangan model multimedia interaktif berbasis aplikasi moodle

dalam pembelajaran memahami stuktur dan kaidah teks anekdot siswa yang

dikembangkan dalam penelitian ini;

3) mengetahui hasil uji coba hasil uji model pengembangan multimedia interaktif berbasis

aplikasi moodle dalam pembelajaran memahami stuktur dan kaidah teks anekdot yang

disajikan secara lisan;

4) mengetahui respon siswa setelah menggunakan model pembelajaran multimedia

interaktif dalam memahami stuktur dan kaidah teks anekdot yang dikembangjan dalam

penelitian ini.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat secara teoretis maupun praktis.

Adapun manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini sebagai berikut.

Manfaat secara teoretis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya,

mengembangkan juga memperbarui model yang telah ada dalam menunjang pembelajaran

menyimak. Penelitian ini juga diharapkan menjadi inovasi termutakhir dalam menyiasati

permasalahan yang kerap terjadi dalam berbagai aspek keterampilan berbahasa, khususnya

(7)

Manfaat secara praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat

bagi (1) peneliti, (2) guru, (3) siswa dan (4) pembaca. Adapun paparan setiap uraiannya

sebagai berikut.

(1) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti

yang notabene sebagi seorang calon pendidik. Pada hakikatnya seorang pendidik

harus mampu menyiasati kesulitan belajar siswa serta membantu siswa dalam

proses belajar dan mengajar.

(2) Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan pengetahuan

guru terhadap model yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek keterampilan

berbahasa, khususnya aspek memahami informasi secara lisan. Selain itu,

penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan dalam

pembelajaran berbicara yang dihadapi guru.

(3) Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pengalaman yang baru

dan menarik dalam menguasai berbagai aspek aketerampilan berbahasa,

khususnya aspek memahami informasi secara lisan. Siswa dapat menerima

pembelajaran dengan model yang baru secara menyenangkan, gembira dan ikhlas.

(4) Bagi pembaca diharapkan dapat menjadikan inspirasi serta motivasi dalam

membuat model pembelajaran. Terlebih kondisi objektif hari ini banyak

pembelajar bahasa Indonesia dari luar negeri yang sedang banyak belajar bahasa

Indonesia sangat diharapkan model pembelajaran dalam penelitian ini membantu

proses pembelajaran mereka.

F. Stuktur Organisasi Skripsi

Sistematika penyusunan skripsi ini terdiri dari :

(8)

identifikasi masalah yang berangkat dari latar belakang masalah, rumusan masalah tentang

hal-hal yang menjadi titik pusat permasalahan, tujuan, manfaat penelitian dan struktur

organisasi skripsi.

Bab II Kajian pustaka, membahas teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini,

teori yang digunakan mengenai multimedia interaktif, program aplikasi yang digunakan

yakni aplikasi Moodle dan juga tentang teks anekdot. Bab ini menjelaskan tentang

kedudukan model pembelajaran, model pembelajaran berbasis multimedia interaktif,

penjabaran tentang aplikasi Moodle dan yang terakhir mengenai stuktur dan kaidah teks

anekdot.

Bab III Metode penelitian, membahas mengenai metode penelitian dan desain

penelitian, subjek penelitian yang mencakup populasi dan sampel, juga teknik

pengumpulan data. Selain itu, dibahas pula mengenai teknik pengolahan data, dan

instrument penelitian.

Bab IV Analisis Data dan Pembahasan, pada bab ini menyajikan mengenai

pembahasan dan hasil penelitian serta deksripsi data yang dilaksanakan oleh peneliti

dengan berdasarkan pada metode yang dibahas pada bab III sehingga menghasilkan

pengdeskripsian yang sesuai dengan dan berkaitan dengan masalah penelitian, tujuan

penelitian, serta menyajikan hasil analisis dalam bentuk pembahasan yang menyeluruh

berdasarkan teori kajian dan metode penelitian yang digunakan.

Bab V Kesimpulan dan Saran. Pada bab ini merupakan bab penutup dari penelitian

yang menyajikan kesimpulan tentang hasil penelitian dan saran-saran yang diharapkan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti memandang bahwa materi kompetensi dasar memahami stuktur dan kaidah teks anekdot dalam kurikulum

Visual, Auditory, Kinesthetic (VAK) berbantuan video “Ragam Manfaat” ?.. 2) Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis teks prosedur kompleks di. kelas kontrol tanpa

Model Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal sebagai Alternatif Bahan Ajar SMA Kelas X ...156. Pola Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan profil teks anekdot yang terdapat dalam buku teks SMA. 2) Mendeskripsikan profil

Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduE.

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu