1
ANALISIS POTENSI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) PADA PEKERJA APRON MOVEMENT CONTROL (AMC) DI PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)
Bowonseet Krisna*, Paul A. T Kawatu *, Febi K. Kolibu* *Fakultas kesehatan masyarakat, universitas sam ratulangi
ABSTRAK
Setiap pekerjaan selalu mengandung potensi resiko bahaya dalam bentuk kecelakaan kerja. Menurut pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI Jumlah kasus kecelakaan akibat kerja tahun 2011-2014 yang paling tinggi pada 2013 yaitu 35.917 kasus kecelakaan kerja (Tahun 2011 = 9.891; Tahun 2012 = 21.735; Tahun 2014 = 24.910). oleh sebab itu diperlukan analisa potensi bahaya disetiap lapangan kerja manapun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa potensi bahaya dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) pada pekerja Apron Movement Control (AMC) PT. Angkasa pura I (Persero). Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam kepada 6 informan yang terdiri dari 2 section head, 1 Airlines Service Team Leader, 1 SMS & OSH officer, dan 2 AMC officer. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Dari hasil wawancara dan observasi lapangan potensi bahaya yang berhasil ditemukan adalah kebisingan dari mesin pesawat, kemungkinanya pekerja terjatuh dari garbarata, tertabraknya pekerja ketika melaksanakan tugas di wilayah apron, sampah, heatstroke, flu, demam, dan batuk. Potensi bahaya disebabkan oleh tidak adanya penerapan prosedur job safety analysis dan kurangnya sikap peduli pekerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja, hal ini tentunya dapat efek domino sehingga merugikan pekerja dan bagi perusahaan. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh potensi-potensi, maka dapat disimpulkan bahaya yang terdapat di PT. Angkasa Pura I (Persero) disebabkan oleh tidak adanya penerapan prosedur job safety analysis di PT. Angkasa Pura I (Persero) dan kurangnya sikap peduli pekerja.
Kata Kunci: Potensi Bahaya, Apron Movement Control (AMC), Job Safety Analysis
ABSTRACT
Every job has its own danger potency like accident. Based on the data and information by Ministry of Public Health of Indonesia, the highest score of job accident in the range of 2011-2014 is 2013 which has 35.917 cases (while 2011 = 9.891 cases; 2012 = 21.735 cases; 2014 = 24.910 cases). This is why analysis of danger potency in every job is needed. The purpose of this research is to analyze danger potency using Job Safety Analysis (JSA) method on Apron Movement Control (AMC) employees in PT. Angkasa Pura I (Persero). Qualitative method with deep interview is used on 6 informants, they are 2 section heads, 1 Airlines Service Team Leader, 1 SMS & OSH officer, and 2 AMC officers. Techniques of data collection are interview, observation, and documentation. The result shows that danger potencies are the noise by plane machine, the fall of employees from aerobridge, the crash in apron area, the garbage, heatstroke, cold, fever, and cough. The danger potencies are caused by zero implementation of job safety analysis procedure and less attention of health and safety work by employees. This can surely cause domino effect which is disadvantageous for both employees and company. Based on data analysis as the result, it can be concluded that danger potencies in PT. Angkasa Pura I (Persero) are caused by zero implementation of job safety analysis procedure and less attention of health and safety work by employees.
2 PENDAHULUAN
Pada era globalisasi ini perkembangan transportasi udara membuat jarak, batas wilayah, dan waktu bukanlah suatu hambatan karena dengan adanya transportasi udara membuat jarak dan batas antar negara, kota atau suatu wilayah menjadi semakin dekat dan waktu yang diperlukan pun menjadi semakin singkat. Perkembangan dan pertumbuhan jasa transportasi udara yang pesat juga tak lepas dari potensi bahaya dan kecelakaan kerja yang dapat merugikan semua pihak. Peluang terjadinya kecelakan kerja di tempat kerja dapat menyebabkan kerugian baik dari perusahaan, keryawan, maupun lingkungan masyarakat sekitar perusahaan. Upaya untuk mencegah hal tersebut adalah dengan menerapkan suatu konsep kesehatan dan kelematan kerja (K3). Kesehatan dan keselamatan kerja sebagai sarana utama yang dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja, cacat dan kematian sehingga penyebab kecelakaan kerja yang bersumber dari potensi bahaya dapat dicegah. Kecelakaan kerja bukan hanya menyebabkan kerugian langsung juga dapat menyebabkan kerugian secara tidak langsung seperti kerugian pada kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi, kerusakan lingkungan dan lain-lain (Suma’mur, 1996).
Menurut pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI Jumlah kasus kecelakaan akibat kerja tahun 2011-2014 yang paling tinggi pada 2013 yaitu 35.917 kasus kecelakaan kerja (Tahun 2011 = 9.891; Tahun 2012 = 21.735; Tahun 2014 = 24.910). Provinsi dengan jumlah kasus kecelakaan akibat kerja tertinggi pada tahun 2011 adalah Provinsi Banten, Kalimantan Tengah dan Jawa Timur; tahun 2012 adalah Provinsi Jambi, Maluku dan Sulawesi Tengah; tahun 2013 adalah Provinsi Aceh, Sulawesi Utara dan Jambi, tahun 2014 adalah Provinsi Sulawesi Selatan, Riaudan Bali. Data ini menunjukan bahwa kecelakaan di indonesia masih tinggi. Salah satu tempat yang berpotensi tinggi terjadi kecelakaan kerja adalah di bandar udara terlebih khusus di bagian Apron. Airport
ramp atau Apron adalah bagian dari
bandara. Ini merupakan area dimana pesawat diparkir , bongkar muat, diisi bahan bakarnya atau boarded. Salah satu unit kerja dibagian Apron sendiri adalah
Apron Movement Control (AMC). Apron
Movement Control adalah unit yang
bertugas menentukan tempat parkir pesawat setelah menerima estimate dari unit ADC (Tower).
Penerapan Sistem Manajemen K3 di PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi
3 Manado adalah dengan menerapkan Safety Management System (SMS) yaitu untuk meningkatkan keselamatan kerja, meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, serta memberikan pemahaman akan keselamatan pekerja. Salah satunya dengan menerapkan Job Safety Analysis (JSA) sebagai upaya untuyk mengidentifikasi bahaya-bahaya yang terdapat ditempat kerja, beserta cara pengendalian/penanggulangan guna mencegah penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang mungkin timbul dari suatu pekerjaan.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, didapatkan rumusan masalah yaitu bagaimana Job Safety Analysis (JSA) sebagai langkah awal dalam upaya mengendalikan potensi bahaya dan kecelakaan akibat kerja pada pekerja
Apron Movement Control (AMC) PT.
Angkasa pura I (Persero).
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisa potensi bahaya dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) pada pekerja Apron Movement
Control (AMC) PT. Angkasa pura I
(Persero). Tujuan Khususnya adalah pertama, Mengidentifikasi potensi bahaya
dengan metode Job Safety Analysis (JSA) pada pekerja Apron Movement Control (AMC) PT. Angkasa pura I (Persero). kedua, Menilai potensi bahaya berdasarkan frekwensi dan besarnya dampak yang dapat terjadi. Dan yang ketiga, Mengontrol potensi bahaya yang ditemukan di pekerja Apron Movement
Control (AMC) PT. Angkasa pura I
(Persero)
TIJAUAN PUSTAKA
kecelakaan kerja adalah sesuatu kejadian yang tidak direncanakan atau tidak diduga semula dan tidak diinginkan. Kecelakaan dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan dapat menimpa siapa saja serta mengakibatkan kerugian terhadap manusia, material ataupun produksi maupun peralatan atau harta benda (Sangggar Sarana Baja, 2006). Pada dasarnya kecelakaan disebabkan oleh dua hal yaitu tindakan manusia yang tidak aman (unsafe act) dan keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe
condition). Dari
penyelidikan-penyelidikan, ternyata faktor manusia dalam timbulnya kecelakaan sangat penting. Selalu ditemui dari hasil-hasil penelitia, bahwa 80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia. Kurang kendali dari sistem manajemen merupakan sebab utama
4 terjadinya. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai penyebab terjadinya suatu kecelakaan, banyak para praktisi yang memperkenalkan teori loss causation
model (model penyebab kerugian). Salah
satu model teori domino yang diperkenalkan oleh International Loss
Control Institut (ILCI).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, jenis penelitian kualitatif studi kasus adalah penelitian yang mengeksploras suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yan mendalam dengan metode pengumpulan data secara In-depth
(wawancara mendalam), observasi, dan studi dokumentasi. Menurut Rahardjo (2010).
HASIL PENELITIAN
Dari hasil wawancara, observasi dan dokumetasi analisis potensi bahaya menggunakan metode job safety analysis (JSA) pada pekerja apron movement
control (AMC) di PT. Angkasa Pura I
(Persero) didapatkan bahwa adanya potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja bagi pekerja apron
movement control (AMC). Kebisingan
merupakan potensi bahaya utama disisi
apron karena dalam waktu beberapa menit
pasti ada pesawat yang akan landing atau
take off , kebisingan tersebut bersumber
dari mesin pesawat yang menyala setiap beberapa menit di apron karena adanya pesawat yang akan siap diberangkatkan atau adanya pesawat yang mendarat. Kebisingan menjadi potensi bahaya dikarenakan adanya pekerja yang tidak memakai APD (alat pelindung diri) pada saat bekerja disisi apron, APD tersebut adalah earmuff yang berfungsi untuk meredam kebisingan yang ada. Ketidak pedulian pekerja memakai APD juga menimbulkan potensi bahaya lain seperti terpeleset pada saat menaiki tangga garbarata, headstroke, dan terkena flu pada saat bekerja dalam kondisi cuaca hujan. dalam surat edaran kantor otoritas bandar udara wilayah VIII Nomor : SE / 02 / II 2014 tentang penggunaan alat pelindung diri di daerah sisi udara bandar udara mewajibkan pekerja untuk memakai APD pada saat bekerja disisi udara, selain penggunaan APD pekerja harus teliti ketika bekerja karena pada saat melakukan wawancara diketahui bahwa dalam 1 tahun terakhir terdapat 2 kecelakaan kerja yang terjadi, salah satunya yaitu terjepitnya tangan pekerja grounhandling yang menyebabkan putusnya jari tangan pekerja ketika mengoprasikan alat berat disisi apron.
5 Ketelitian dan sikap waspada terhadap kecelakaan kerja diperlukan untuk bisa mencegah resiko terjadinya kecelakaan disisi apron karena lalulintas pada sisi apron tak pernah berhenti selama kurun waktu 24 jam sehingga hal ini berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja seperti tertabrak kendaraan GSE (ground support equipment). Pada sisi
apron potensi bahaya yang paling
ditakutkan adalah sampah sebagai contoh, sampah plastik, tisu, krikil, dan benda-benda kecil lainnya. Sampah yang ada biasanya dibuang oleh penumpang maupun petugas yang ada, ketika turbin pesawa menyala maka sampah tersebut dapat tehisap dalam mesin pesawat sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada mesin pesawat pada saat terbang ataupun sebelum terbang, jika sampai ada kesusakan pesawat yang disebabkan oleh sampah maka akan menimbilkan kerugian material bagi perusahaan. Pada tabel 1. Hasil reduksi triangulasi metode
pada unit Safety Management System
(SMS) & Occupational Safety Health (OSH) hanya memperoleh 5 terhadap
dokumen-dokumen yang diobservasi. Hasil reduksi triangulasi metode dengan dokumen terkait kesehatan dan keselamatan kerja serta dokumen terkait pekerjaan disisi apron tersebut berada pada total 8-9, yang berarti dokumen terkait kesehatan dan keselamatan kerja serta dokumen terkait pekerjaan disisi
apron secara umum baik.
Tabel 1. Hasil Observasi Dokumen
No Nama Dokumen Penilaian TL L TA 1. Surat Edaran Kantor Otoritas Bandar udara Wilayah VIII
Nomor : SE / 02 / II 2014 Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Daerah Sisi udara Bandar udara.
2
√
2. Terdapat Pada Prosedur Pelayanan Aviobridge No.Dok
IK/MDC-AO/AS-05-01 2
√
3. Terdapat Dalam Prosedur Pelayanan Pengawasan Pergerakan Pesawat Udara, Kendaraan Dan Orang Di Sisi Udara (Apron) 2
√
4. Laporan Hasil Inspeksi 0 √
5. Data Pergerakan Lalu Lintas Udara 2 √ 6. Prosedur (Job Safety Analysis) JSA 1 √
6 Keterangan :
a. Dokumen Lengkap : Diberi Nilai 2 b. Dokumen Tidak Lengkap : Diberi Nilai 1 c. Dokume Tidak Ada : Diberi Nilai 0 d. Tl = Tidak Lengkap
e. L = Lengkap
f. TA = Tidak Ada
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dari wawancara dan dokumetasi analisis potensi bahaya menggunakan metode job
safety analysis (JSA) pada pekerja apron movement control (AMC) di PT. Angkasa
Pura I (Persero) didapatkan bahwa adanya potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja bagi pekerja apron
movement control (AMC). Dalam
wawancara pada informan M2, M3, dan M4 selaku pekerja yang sering berada di sisi apron, Kebisingan menjadi potensi bahaya utama disisi apron karena dalam waktu beberapa menit pasti ada pesawat yang akan landing atau take off , kebisingan tersebut bersumber dari mesin pesawat yang menyala setiap beberapa menit di apron karena adanya pesawat yang akan siap diberangkatkan atau adanya pesawat yang mendarat. Kebisingan menjadi potensi bahaya dikarenakan adanya pekerja yang tidak memakai APD (alat pelindung diri) pada saat bekerja disisi apron, APD tersebut
adalah earmuff yang berfungsi untuk meredam kebisingan yang ada. Ketidak pedulian pekerja memakai APD juga menimbulkan potensi bahaya lain seperti terpeleset pada saat menaiki tangga garbarata, headstroke, dan terkena flu pada saat bekerja dalam kondisi cuaca hujan. Ketelitian dan sikap waspada terhadap kecelakaan kerja diperlukan untuk bisa mencegah resiko terjadinya kecelakaan disisi apron karena lalulintas pada sisi apron tak pernah berhenti selama kurun waktu 24 jam sehingga hal ini berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja seperti tertabrak kendaraan GSE (ground support equipment). Pada sisi apron potensi bahaya yang paling ditakutkan adalah sampah sebagai contoh, sampah plastik, tisu, krikil, dan benda-benda kecil lainnya. Sampah yang ada biasanya dibuang oleh penumpang maupun petugas yang ada, ketika turbin pesawa menyala maka sampah tersebut dapat tehisap dalam mesin pesawat sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada mesin pesawat pada saat terbang ataupun
7 sebelum terbang, jika sampai ada kesusakan pesawat yang disebabkan oleh sampah maka akan menimbilkan kerugian material bagi perusahaan. Dalam peraturan Otoritas Bandar udara Wilayah VIII Nomor : SE / 02 / II 2014 Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Daerah Sisi udara Bandar udara, Penggunaan alat pelindung diri adalah wajib bagi pekerja yang bekerja di daerah sisi bandar udara. Selain penggunaan APD pekerja juga harus lebih terliti dan peduli terhadap diri sendiri dan kondisi sekitar agar pekerja ttidak mengalami sakit padasaat berkerja dalam kondisi cuaca yang berubah-ubah. Dalam mengontrol potensi bahaya yang ditemukan di pekerja Apron Movement
Control (AMC) PT. Angkasa pura I
(Persero) analisis potensi bahaya menggunaka metode Job Safety Analysis adalah cara terbaik untuk mencegah kecelakaan kerja pada saat pekerja sedang bekerja atau ketika sementara melaksanakan prosedur-prosedur kerja. KESIMPULAN
1. Potensi bahaya yang berhasil di identifikasi pada sisi apron
dengan menggunakan metode job
safety analysis adalah kebisingan,
kemungkinanya pekerja terjatuh dari garbarata, tertabraknya pekerja ketika melaksanakan
tugas di wilayah apron, sampah, heatstroke, flu, demam, dan batuk. 2. Terdapat 2 potensi bahaya yang memiliki frekwensi dan dampak yang besar bagi perusahaan dan pekerja. Potensi bahaya pertama yang paling berdampak besar bagi perusahaan adalah sampah disisi
apron, sampah tersebut
disebabkan oleh penumpang dan pekerja yang lalai dan tidak peduli tentang betapa pentingnya kebersihan disisi apron, sampah tersebut dapat terhisap pada turbin pesawat sehingga dapat menyababkan rusaknya mesin pesawat pada saat sebelum take
off atau ketika berada di udara.
Yang kedua, kebisingan menjadi potensi bahaya yang sangant berdampak bagi pekerja di sisi
apron karena setiap beberapa
menit ada pesawat yang akan
landing maupun take off, selain
itu penyebab kebisingan menjadi potensi bahaya yang paling utama adalah banyaknya petugas yang tidak memakai APD (alat pelingdung diri) berupa earmuff. 3. Mengontrol potensi bahaya yang
ditemukan pada pekerja Apron
Movement Control (AMC) PT.
8 dengan menggunakan metode Job
Safety Analysis, dan
meningkatkan pengawasan di sisi
apron. Kedua cara tersebut adalah
cara terbaik untuk mencegah kecelakaan kerja pada saat pekerja sedang bekerja atau ketika sementara melaksanakan prosedur-prosedur kerja
SARAN
Perusahaan harus meningkatikan pengawasan terkait kesehatan dan keselamatan kerja disisi apron karena terdapat banyak pekerja yang tidak memakai APD (alat pelindung diri) sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan oleh unit tertentu. Unit Safety
Management System (SMS) &
Occupational Safety Health
(OSH) harus terus berkoordinasi
dengan unit Apron Movement
Control (AMC) agar tidak ada
informasi yang terlewatkan disisi
apron ketika terjadi kecelakaan
kerja.
Selain meningkatkan pengawasan unit Safety Management System (SMS) &
Occupational Safety Health
(OSH) harus menjalankan
prosedur job safety analysis agar
potensi bahaya disisi apron dapat dikendalikan. Penerapan prosedur
job safety analysis juga bersifat
wajib oleh perusahaan karena dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Bab V Tentang pembinaan, pasal 9 point 1.d mengatur tentang pihak menejemen perusahaan harus mampu melakukan Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berlaku di tempat kerja. Penerapan prosedur
job safety analysis juga dapat
membuat pekerja merasa aman dan selamat ketika bekerja
DAFTAR PUSTAKA
Andi Prastowo. 2010. “Menguasai
Teknik-Teknik Koleksi Data
Penelitian Kualitatif”. Jogjakarta:
DIVA Press
Arizal Said Fauzi, R. 2009. “Job Safety
Analysis Sebagai Langkah Awal
Dalam Upaya Pencegahan
Terjadinya Kecelakaan Akibat
Kerja Di Area Attachment
Fabrication”. PT. Sanggar Sarana
Baja Jakarta Timur (Diploma 3). Surakarta: Program D.III Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Fakultas
9 Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
CCOHS, 2001. ”Job Safety Analysis Made
Simple”. Isbn 0-660-18606-3
HAZCO. 2002. “Job Safety Analysis
Form”. Division Of CCSincome
Trust.
Heinrich, H.W, Dalam Tarwaka. 2008.
”Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Manajemen Implementasi K3 Di Tempat Kerja”. Surakarta :
Harapan Press.
Herujito, Yayat M. 2001. “Dasar-dasar
Manajemen”. Penerbit PT.
Grasindo, Jakarta.
ILO. 1989, “Pencegahan Kecelakaan
Kerja”, Penerbit PT. Pustaka
Binaman Pressindo, Jakarta. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Nomor:
PER.05/MEN/1996 tentang “Sistem Manajemen.
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja”. Jakarta: Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia; 1996.
Lintas Solusi Prima. 2008. “Job Safety
Analysis”. Jakarta.
Mudjia Rahardjo. 2010. “Desain
Penelitian Kualitatif dan Contoh
Proses Penelitian Kualitatif”
[online].
(http://mudjiarahardjo.com/ artikel/208.html?task=view. Mulya, Adi.. 2008. “Gambaran
Kecelakaan Kerja di PT.ANTAM”.
TBK UBPE Pongkor. Program Kesehatan Masyarakat. Universitas Islam Negeri Syahid Jakarta.
OHSAS 18001: 2007. “Occupational
health and safety management system – requirements”.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 Tentang “Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja” Jakarta:
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia; 2012.
Prosedur Pelayanan Pengawasan Pergerakan Pesawat Udara, Kendaraan Dan Orang di Sisi Udara (Apron) No. Dokumen
PM/MDC-OB/BU-11. PT.
Angkasa Pura I
Prosedur Pelayanan Aviobridge No.Dok IK/MDC-AO/AS-05-01. PT. Angkasa Pura I
PT. Angkasa Pura I. 2015. “Manual
Sistem Manajemen Keselamatan”.
Manado.
PT. Duta Selaras Solusindo. 14 Januari 2017. “Job Safety Analysis”
10 [online].
Http://Dutaselarassolusindo.Com/ Sharing-Knowledge-Hse-Job-Safety-Analysis/ .
Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2015. “Situasi
Kesehatan Kerja”. Infodatin
Issn 2442-7659.
Rausand, Marvin. 2005. “Job Safety
Analysis”. Department of
Production and Quality Engineering. Norwegian University of Science and Technology. System Reliability Theory (2nd ed), Wiley, 2004– 1/25.
Sanggar Sarana Baja, 2000. Job Safety
Analysis. Jakarta : PT. Sanggar
Sarana Baja.
Sanggar Sarana Baja, 2006. Resiko
Kecelakaan Kerja. Jakarta : PT.
Sanggar Sarana Baja.
Sugiyono. 2009. “Metode Penelitian
Kuantitatif Dan Kualitatif”.
CV.Alfabeta: Bandung.
Suma’mur P.K. “Higiene Perusahaan
Dan Kesehatan Kerja”. PT.
Gunung Agung, Jakarta :1996. Surat Edaran Kantor Otoritas Bandar
udara Wilayah VIII Nomor : SE / 02 / II 2014 Tentang Penggunaan
Alat Pelindung Diri Di Daerah Sisi udara Bandar udara.
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang “Keselamatan dan
Kesehatan Kerja”. Jakarta;
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia; 1970.