• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPT Biokimia (Protein).pptx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PPT Biokimia (Protein).pptx"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PROTEIN

Disususn oleh:

1. Aniqotul Khuroida

2. Dwi Listiani

3. Nurmira Lestari N.

4. Ratnawati

5. Susi Ikhmah

6. Murtisari Kusumawati

7. Mayke Ratna

8. Salsabila

9. Ida fitriana

10.Reny triyani

11.Dwi Septiyani

12.Ageng Riskianto

1

(2)

Protein

Struktur Protein Penggolongan Protein Sifat-sifat Protein Reaksi-reaksi Khas Protein Pengertian 1. Primer 2. Sekunder 3. Tersier 4. Kuartener 1. Sederhana 2. Gabungan 1. Ionisasi 2. Denaturasi 3. Viskositas 4. Kristalisasi 1.Xantoprotein 2.Hopkins-cole 3.Millon 4.Nitroprusia 5.Sakaguchi 6.Pemurnian protein 2

(3)

Pengertian

• Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti

pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting

atau komponen utama sel hewan atau manusia.

• Protein adalah senyawa organik kompleks dengan berat

molekul tinggi, protein merupakan polimer dari

monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain

dengan ikatan peptida. Protein mengandung molekul

karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur

serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan

fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

(4)

Fungsi utama protein

 Sebagai enzim: alat pengangkut dan penyimpan

misalnya hemoglobin mengangkut oksigen

dalam eritrosit sedangkan mioglobin

mengangkut oksigen dalam otot, penunjang

mekanis

 Media perambatan impuls syaraf

misalnya berbentuk reseptor, dan

pengendalian pertumbuhan.

(5)

Struktur Protein

Ada 4 struktur protein antara lain : 1. Struktur Primer

Struktur primer adalah rantai polipeptida. Struktur primer protein

ditentukan oleh ikatan kovalen antara residu asam amino yang berurutan yang membentuk ikatan peptida.

2. Struktur Sekunder

Struktur sekunder ditentukan oleh bentuk rantai asam amino: lurus,

lipatan, atau gulungan yang mempengaruhi sifat dan kemungkinan jumlah protein yang dapat dibentuk. Struktur ini terjadi karena ikatan hydrogen antara atom O dari gugus karbonil

(C=O) dengan atom H dari gugus amino ( N-H ) dalam satu rantai peptida.

(6)

3. Struktur tersier

Struktur tersier ditentukan oleh ikatan tambahan antara

gugus R pada asam-asam amino yang memberi bentuk

tiga dimensi sehingga membentuk struktur kompak dan

padat suatu protein.

4. Struktur kuartener

Struktur kuartener adaalah susunan kompleks yang

terdiri dari dua rantai polipeptida atau lebih, yang setiap

rantainya bersama dengan struktur primer, sekunder,

dan tersier membentuk satu molekul protein yang besar

dan aktif secara biologis.

(7)

Gambar diatas; Struktur protein, 1) struktur primer, 2) strutur sekunder, 3) struktur tersier, 4) struktur kuarterner.

(8)

Penggolongan Protein

Berdasarkan strukturnya protein dapat dibagi dalam 2

golongan besar:

1. Golongan protein sederhana protein yang hanya

terdiri atas molekul-molekul asam amino

2. Golongan protein gabungan protein yang terdiri atas

protein dan gugus bukan protein, gugus ini disebut gugus

prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lipid, dan asam nukleat.

(9)

1. Golongan protein sederhana dapat dibagi dalam dua bagian menurut

bentuk molekulnya yaitu protein biber dan protein globular.  Protein Fiber

Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang

memanjang dan dihubungkan satu dengan yang lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan bentuk serat atau serabut yang stabil.

Yang termasuk golongan ini adalah antara lain  Konfigurasi alfa helix pada kratin,

 Lembaran berlipat parallel dan anti parallel pada protein sutra alam, dan  Helix tripel pada kolagen

Sifat umum protein fiber ialah tidak larut dalam air dan sukar diuraikan oleh enzim. Kolagen adalah suatu jenis protein yang terdapat pada jaringan ikat. Kratin adalah protein yang terdapat dalam bulu domba, sutra alam, rambut, kulit, kuku dan sebagainya.

(10)

 Protein Globular

Umunya berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang berlipat. Protein globular pada mempunyai sifat dapat larut dalam air, dalam larutan asam atau basa dan dalam etanol. Beberapa jenis protein

globular yaitu albumin, globulin, histon, dan protamin.

2. Golongan protein gabungan

 Mukoprotein adalah gabungan antara protein dan karbohidrat dengan kadar lebih dari 4% dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikat ini berupa polisakarida kompleks yang mengandug

N-asetilheksosamina bergabung dengan asam uronat atau monosakarida lain. Mukoprotein yang mudah larut terdapat pada bagian putih telur, dalam serum daram dan urin wanita yang sedang hamil.protein ini tidak mudah terdenaturasi oleh panas atau diendapkan oleh zat-zat yang biasanya dapat mengendapkan protein, misalnya triklor asam asetat atau asam pikrat.

(11)

Glikoprotein adalah juga terdiri atas protein dan

karbohidrat, tetapi dengan kadar hexosamina kurang dari

4%.

Lipoprotein adalah gabugan antara protein yang larut

dalam air dengan lipid. Lipoprotein terdapat dalam serum

darah, dalam otak dan jaringan syaraf. Gugus lipid yang

biasanya terikat pada protein dalam lipoprotein antara lain

lesitin dan kolesterol.

Nucleoprotein terdiri atas protein yang bergabung dengan

asam nukleat. Asam nukleat ini terdapat antara lain dalam

inti sel.

(12)

Sifat-sifat Protein

1. Ionisasi

Protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai muatan positif dan negatif. Dalam suasana asam molekul protein akan membentuk ion positif,

sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion negatif.

2. Denaturasi

Beberapa jenis protein sangat peka terhadap perubahan lingkungannya. Aktivitas ini banyak tergantung pada struktur dan konformasi molekul protein berubah, misalnya oleh perubahan suhu, Ph atau karena terjadinya suatu reaksi dengan senyawa lain, ion-ion logam, maka aktivitas biokimiawinya akan berkurang.

Perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak menentu merupakan suatu proses yang disebut denaturasi. Proses denaturasi ini kadang-kadang dapat berlangsung secara reversible, kadang-kadang tidak.Penggumpalan protein

biasanya didahului oleh proses denaturasi yang berlangsung dengan baik pada titik isolistrik protein tersebut.

(13)

3. Viskositas

Viskositas adalah tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul-molekul di dalam zat cair yang mengalir. Suatu larutan protein dalam air mempunyai viskositas atau kekentalan yang relatif lebih besar daripada viskositas air sebagai pelarutnya. Alat yang digunakan untuk menentukan viskositas ini ialah viscometer Oswald.

Pengukuran viskositas dengan alat ini didasarkan pada kecepatan aliran suatu zat cair atau larutan melalui pipa tertentu.Serum darah misalnya, mempunyai kecepatan aliran yang lebih lambat

dibandingkan dengan kecepatan aliran air.

Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi tetapi berbanding terbalik dengan suhu.Larutan suatu protein yang bentuk molekulnya panjang mempunyai viskositas lebih besar daripada larutan suatu protein yang berbentuk bulat.

4. Kristalisasi

Banyak protein yang telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal. Meskipun demikian proses kristalisasi untuk berbagai jenis protein tidak selalu sama, artinya ada yang dengan mudah dapat terkristalisasi, tetapi ada pula yang sukar.Beberapa enzim antara pepsin, tripsin, katalase, dan urease telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal. Albumin pada serum atau telur sukar dikristalkan.

Pada dasarnya semua usaha yang dilakukan itu dimaksudkan untuk menurunkan kelarutan protein dan ternyata pada titik isolistrik kelarutan protein paling kecil, sehingga mudah dapat dikristalkan dengan baik.

(14)

5. System koloid

Pada tahun 1861 Thomas Graham membagi zat-zat

kimia dalam dua kategori, yaitu zat yang dapat menembus membran atau kertas perkamen dan zat yang tidak dapat menembus membran. Pengertian koloid pada waktu itu lebih banyak dihubungkan dengan besarnya molekul atau pada bobot molekul yang besar.

Molekul yang besar atau molekul makro apabila

dilarutkan dalam air mempunyai sifat koloid, yaitu tidak dapat menembus membrane atau kertas perkamen, tetapi tidak cukup besar sehigga tidak dapat mengendap secara alami. System koloid adalah system yang heterogen, terdiri atas dua fase, yaitu partikel keci yang terdispersi dan

medium atau pelarutnya.

Pada umumnya partiel koloid mempunyai ukuran antara 1 milimikaro-100 milimikro, namun batas ini tidak selalu

tetap, mungkin lebih besar. 14

(15)

Reaksi Khas Protein

1.  Reaksi Xantoprotein

Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati kedalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzene yang

terdapat pada molekul protein. Jadi, reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilanin, dan tripotan.

2. Reaksi Hopkins-cole

Tripoptan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehid dengan bantuan asam kuat dan membentuk senyawa yang berawarna . Larutan protein yang mengadung tripoptan dapat di reaksikan dengan pereaksi Hopkins-cole yang mengadung asam glioksilat.

(16)

3. Reaksi Millon

Reaksi millon adalah larutan dan merkuro dan merkuro nitrat

dalam asam nitrat. Apabila preaksi ini ditambahkan pada larutan

protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah

menjadi merah oleh pemanasan.

4. Reaksi Nitroprusida

Natrium nitroprosida dalam larutan amoniak akan menghasilkan

warna merah dengan protein yang mempunyai gugus-SH bebas.

Jadi, protein yang mengandung sistin dapat memberikan hasil

positif. Gugus –s-s- pada sistin apabila direduksi dahulu dapat juga

memberikan hasil positif.

(17)

5. Reaksi Sakaguchi

Preaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit.

Pada dasarnya reaksi ini memberi hasil positif apabila ada

gugus guanidine. Jadi, arginin atau protein yang

mengandung arginin dapat mnghasilkan warna merah.

6. Pemurnian protein

Langkah awal dalam pemurnian protein ini ialah

menentukan bahan alam yang akan diproses. Penentuan ini

didasarkan pada kadar protein yang terkandung didalamnya.

Langkah berikutnya ialah mengeluarkan protein dari bahan

alam tersebut.

(18)

Sekian

dan

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

• Protein yang paling sederhana dibanding protein lain tetapi lebih kompleks dibanding peptida dan pepton. • Protamin larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas. •

Dengan adanya muatan positif dari logam berat akan terjadi reaksi netralisasi dari protein dan Pada semua sampel terbentuk endapan putih yang menunjukkan bahwa

Pada masing"masing larutan protein tersebut gelatin * albumin! terdapat endapan putih dilapisan bawah, endapan putih itu adalah endapan garam yang tidak larut

Hasil analisis terhadap beberapa parameter telur itik pengging yang meliputi kadar protein, kolesterol, bobot putih telur, bobot kuning telur, dan bobot total

Karena kandungan protein pakan yang hampir sama dan degradabilitas di dalam rumen hampir sama, tetapi daun kelor mempunyai sifat protein yang tidak mudah larut

Karena kandungan protein pakan yang hampir sama dan degradabilitas di dalam rumen hampir sama, tetapi daun kelor mempunyai sifat protein yang tidak mudah larut

Sedangkan pemberian 1 ml a/) mengakibatkan p) putih telur meningkat, a/) yang bersi!at basa dilakukan mengakibatkan terbuktikannya adanya ikatan peptida pada  protein

KARTU KENDALI PUTIH TELUR PENELITIAN STUDI KASUS “Pencegahan Preeklampsia Pada Ibu Hamil Anemia Primigravida Dengan Pemberian Protein Putih Telur Di Wilayah Kerja Puskesmas Ketawang