• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI MAHASISWA BERSTATUS MENIKAH DALAM MENJALANKAN STUDI (Studi Kasus : Mahasiswi Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumbar) ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI MAHASISWA BERSTATUS MENIKAH DALAM MENJALANKAN STUDI (Studi Kasus : Mahasiswi Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumbar) ARTIKEL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI MAHASISWA BERSTATUS MENIKAH

DALAM MENJALANKAN STUDI

(Studi Kasus : Mahasiswi Program Studi Pendidikan Sosiologi

STKIP PGRI Sumbar)

ARTIKEL

Oleh:

LOLLA OKTORA

NPM 12070194

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)
(3)

1

Strategies Married Student During Study

(Case Study: Student Education Program Sociology STKIP PGRI Sumatra) Lolla Oktora1 Ranti Nazmi, M.Pd2 Erningsih, S.Sos, M.Pd3

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Lolla Oktora (12070194): “Strategies Married Student During Study (Case Study: Student Education Program Sociology STKIP PGRI Sumatra)”. Essay. Sociology Of Education Studi Program. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI West Sumatra. Padang 2017

Marriage is a very important thing in human life, so if someone got married at the time are still in college is already familiar, as if seen in terms of age according to the legislation they were allowed to marry. The phenomenon of marriages performed at the time are still in this lecture has also appeared on campus PGRI STKIP West Sumatra. With the increase of the status they are required to be able to manage a good status in the running status as a student and as a wife. In fact the student who is not married is still difficulty in completing tasks lectures, but there are some students who are married can follow the activity of the course without neglecting the household, so based on that, the purpose of this study was to describe the strategy of the students are married during study (case study: sociology student education courses).

The theory used in this research is the theory of social action of Max Weber, according to Weber, social action is an act of an individual who has the meaning (Meaning) subjective for him and attributed to others, where Weber split four types of social action that is rational instrumental, rational value-oriented, action affective and traditional action. The approach used in this study is a qualitative approach with descriptive type to give a detailed description of the reality studied. Methods of data collection done in 3 ways: (1) observation (non partisipan), (2) in-depth interviews, and (3) study the document. Selection of informant snowball sampling informants in the field based on information obtained from informants who are better informed with regard to research called key informants. As for the informants of this study were 5 student education courses sociology STKIP PGRI West Sumatra. The unit of analysis is the individual with the data analysis Miles and Huberman comprising the steps of data reduction, data presentation, and conclusion.

From the research strategy coed married in conducting studies (case study: student of the course of education sociology STKIP PGRI Sumatra), namely (a) the management of time the duty of students to households and limit themselves in the association (b) maintaining communication (c) family involvement.

(4)

2

Strategi Mahasiswa Berstatus Menikah dalam Menjalankan Studi

(Studi Kasus: Mahasiswi Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumbar) Lolla Oktora1 Ranti Nazmi, M.Pd2 Erningsih, S.Sos, M.Pd3

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Lolla Oktora (12070194): “Strategi Mahasiswa Berstatus Menikah dalam Menjalankan Studi (Studi Kasus: Mahasiswi Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumbar)”. Skripsi, Program Studi Pendidikan sosiologi. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP PGRI) Sumatera Barat. Padang. 2017.

Pernikahan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, maka apabila seseorang melangsungkan pernikahan pada saat masih duduk dibangku perkuliahan merupakan hal yang sudah tak asing lagi, karena jika dilihat dari segi usia menurut undang-undang mereka sudah diizinkan untuk menikah. Fenomena pernikahan dilakukan pada saat masih duduk dibangku perkuliahan ini juga telah muncul di kampus STKIP PGRI Sumbar. Dengan pertambahan status tersebut mereka dituntut untuk bisa melakukan pengelolaan status yang baik dalam menjalankan status sebagai seorang mahasiswi dan sebagai seorang istri. Pada kenyataanya mahasiswi yang belum menikah masih kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan, namun ada beberapa mahasiswi yang telah menikah bisa mengikuti aktivitas perkuliahan tanpa mengabaikan rumah tangganya, sehingga berdasarkan hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi mahasiswa berstatus menikah dalam menjalankan studi (studi kasus: mahasiswi program studi pendidikan sosiologi).

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tindakan sosial dari Max Weber, menurut Weber tindakan sosial yaitu merupakan suatu tindakan individu yang memiliki arti atau makna (Meaning) subjektif bagi dirinya dan dikaitkan dengan orang lain, dimana Weber membagi empat jenis tindakan sosial yaitu rasional instrumental, rasional yang berorientasi pada nilai, tindakan afektif dan tindakan tradisional. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif untuk memberi gambaran terperinci dari realitas yang diteliti. Metode pengumpulan data dilakukan dengan 3 cara: (1) observasi (nonpartisipant), (2) wawancara mendalam, dan (3) studi dokumen. Pemilihan informan snowball sampling yaitu informan diperoleh dilapangan berdasarkan informasi dari para informan yang lebih mengetahui berkaitan dengan penelitian yang disebut dengan key informan. Adapun yang menjadi informan penelitian ini adalah 5 orang mahasiswi program studi pendidikan sosiologi STKIP PGRI Sumbar. Unit analisis yang digunakan adalah individu dengan analisis data Miles dan Huberman yang terdiri dari tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Dari hasil penelitian strategi mahasiswi berstatus menikah dalam menjalankan studi (studi kasus: mahasiswi program studi pendidkan sosiologi STKIP PGRI Sumbar) yaitu dengan (a) manajemen waktu yakni menjalankan tugas sebagai mahasiswi dengan rumah tangga dan membatasi diri dalam pergaulan (b) menjaga komunikasi (c) keterlibatan keluarga.

(5)

3

PENDAHULUAN

Perkawinan adalah sama dengan kata nikah, yaitu kata nikah adalah salah satu kata Arab yang telah baku menjadi kata Indonesia, makna asalnya adalah berkumpul, menindas, dan memasukan (sesuatu) disamping juga berarti bersetubuh dan berakad. Adapun yang dimaksud dengan nikah menurut istilah para ahli hukum fiqih (fukaha) ialah “Suatu akad yang dengannya hubungan kelamin antara pria dan wanita yang melakukan akad (perjanjian) tersebut menjadi halal”. Dalam bahasa Indonesia, kata nikah diartikan dengan kawin. Istilah pernikahan, yang dalam fiqih Islam umum pula disebut dengan istilah zawaj atau

at-tazwij, yang merupakan sinonim dari kata

perkawinan (Riyadi, 2013:57).

Menurut Abdul Ghani Abud dikutip oleh Miharso (2004:54) perkawinan adalah pertemuan yang teratur antara pria dan wanita di bawah satu atap untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu baik yang bersifat biologi, khusus, psikologis, sosial, ekonomi, maupun budaya bagi masing-masing, baik keduanya secara bersama-sama, dan bagi masyarakat dimana mereka hidup serta bagi kemanusiaan secara keseluruhan. Sedangkan menurut Agus Riyadi (2013:57) perkawinan adalah akad yang disepakati oleh kedua belah pihak yaitu antara seorang pria dan seorang wanita untuk sama-sama mengikat diri, bersama dan saling kasih mengasihi demi kebaikan keduanya dan anak-anak mereka sesuai dengan batas-batas yang ditentukan oleh hukum. Suatu perkawinan, adanya ikatan lahir batin, yang berarti bahwa dalam perkawinan itu perlu adanya ikatan tersebut kedua-duanya. Ikatan lahir adalah ikatan yang nampak, ikatan formal sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada. Oleh karena itu perkawinan pada umumnya diinformasikan kepada masyarakat agar masyarakat luas dapat mengetahuinya (Walgito, 2004:12).

Pernikahan juga diatur dalam Undang-Undang pemerintahan yang jelaskan pada pasal 1 Undang-Undang 1/1974 bahwa pernikahan adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang

pria dan wanita sebagai suami dan istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Usia perkawinan menurut UU hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun (Undang-undang Perkawinan, 2016:1-4). Pernikahan adalah satu pokok yang terpenting untuk hidup dalam pergaulan yang sempurna yang diridhoi Allah SWT. Tujuan pernikahan dalam Islam yang pertama, litaskunuu illaiha yang berarti sakinah, ketenangan, dan ketentraman, saling cinta dan kasih sayang, supaya suami senang dan tentram. Kewajiban istri berusaha menenangkan suami. Kedua, Mawadah atau saling mencintai. Cinta bersifat subjektif yaitu untuk kepentingan orang yang mencintai. Ketiga, Rahmat yaitu kasih sayang yang bersifat objektif, yaitu sayang yang menjadi landasan bagi cinta. Cinta semakin lama semakin kuat dan mantap. Cinta hanya mampu bertahan pada saat perkawinan masih baru dan muda, sedangkan kasih sayang yang mendominan cinta. (Riyadi, 2013:104). Pernikahan di saat kuliah, memiliki banyak tugas seperti halnya dalam pembagian tugas. Mahasiswa yang telah menikah akan menghadapi tugas-tugas di dalam rumah tangga sesuai dengan statusnya sebagai suami atau istri, namun mahasiswa juga harus menjalankan statusnya sebagai mahasiswa, yaitu menghadiri perkuliahan, mengerjakan tugas dan lain lain. Sedangkan untuk memenuhi tugas-tugasnya perlu dilakukan pembagian waktu antara kuliah dan rumah tangga.

Pada kenyataannya, mahasiswa yang belum menikahpun masih kesulitan mengatur waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya. Maka tidak sedikit dari mereka yang masih kesulitan menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya tepat waktu karena kesibukan lainya. Namun, ada beberapa mahasiswa yang telah menikah bisa mengatur waktu untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dan dapat mengikuti aktivitas perkuliahan.

(6)

4 Ada beberapa perguruan tinggi yang mahasiswanya sudah menikah, salah satunya perguruan tinggi STKIP PGRI Sumbar. Pada wawancara 29 September 2016 dengan Bapak Afridelfi Kepada Bidang Kemahasiswaan bahwa tidak ada aturan/hukum tertulis maupun tidak tertulis di STKIP PGRI Sumbar tentang mahasiswa menikah karena menikah itu hak setiap manusia dan STKIP tidak sampai mengatur tentang pernikahan dikalangan mahasiswa. STKIP PGRI Sumbar memiliki berbagai macam program studi diantaranya program studi pendidikan Sosiologi.

Tabel 1 Data Jumlah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumbar No Tahun Angkatan Jumlah Mahasiswa 1 2011 282 Orang 2 2012 254 Orang 3 2013 264 Orang 4 2014 211 Orang 5 2015 109 Orang Total 1124 Orang Sumber: Kantor BAAK STKIP PGRI Sumbar Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa yang paling banyak yaitu angkatan 2011 dan yang paling sedikit angkatan 2015. Dari data mahasiswa yang peneliti dapat, dalam penelitian ini peneliti membatasi informan penelitian yaitu hanya mahasiswi, karena mahasiswi yang berstatus seorang istri memegang peranan besar dalam kegiatan rumah tangga seperti memasak, mempersiapkan segala sesuatunya untuk semua anggota keluarga dan mengasuh anak bagi mereka yang sudah memiliki anak. Maka dari jumlah mahasiswa yang telah dibatasi, ditemukan ada 5 (lima) orang mahasiswi yang telah menikah saat menjalankan perkulihaan yaitu dimulai dari angkatan tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015. Lebih jelasnya lihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2 Data Mahasiswi Menikah Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumbar

Angkatan Nama Usia/

Umur Keterangan Tahun Nikah 2011 RT 24 Tahun Bimbingan Skripsi 2014 2012 DR 23 Tahun Bimbingan Skripsi 2014 2013 PC 23 Tahun PL 2011 2014 TG 21 Tahun Kuliah 2016 2015 RZ 27 Tahun Kuliah 2011 Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan data di atas dapat diketahui ada 5 (lima) orang mahasiswi Pendidikan Sosiologi di STKIP PGRI Sumbar yang sudah menikah. Mahasiswi yang menikah terdiri dari angkatan 2011 sampai dengan angkatan 2015 berjumlah satu orang perangkatan. Mahasiswi yang menikah dipertengahan studi yaitu RT, DR dan TG. Ada beberapa mahasiswi yang menikah sebelum masuk ke perguruan tinggi yaitu PC dan RZ. Dari lima orang tersebut ada dua orang mahasiswi angkatan 2011 dan 2012 yang sudah mengerjakan skripsi sedangkan yang lainnya masih menjalankan studi atau perkuliahan mereka masing-masing.

Berdasarkan observasi dilapangan pada tanggal 19 September sampai 20 Oktober 2016 dari mahasiswi yang menikah pada masa studi ada beberapa mahasiswi yang tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitas kegiatan-kegiatan perkulihan dan rumah tangganya, bahkan nilai yang didapat setelah menikah pun ada yang tidak berubah atau tidak menurun dan ada yang malah semakin meningkat. Mereka jarang absen dalam mengikuti perkuliahan dan dapat mengerjakan tugas-tugas perkuliahan dengan baik begitu juga tugas-tugas rumah tangganya.

Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melihat Bagaimana Strategi Mahasiswa Berstatus Menikah dalam Mejalankan Studi (Studi Kasus: Mahasiswi

(7)

5 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumbar)?

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di STKIP PGRI Sumbar khususnya mahasiswi program studi pendidikan sosiologi. Alasan penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswi program studi pendidikan sosiologi STKIP PGRI Sumbar karena di STKIP PGRI Sumbar terdapat mahasiwi yang menikah namun tetap melanjutkan perkuliahan. Berdasarkan observasi di lapangan dapat dilihat bahwa mahasiswi yang berstatus menikah tidak mempengaruhi nilai akademik mereka seperti yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3 Data IPK Informan Penelitian No Nama (Inisial) IPK

1 RT 3,00

2 DR 3,38

3 PC 3,15

4 TG 3,03

5 RZ 3,43

Sumber: Data Sekunder 2016

Berdasarkan tabel diatas bahwa dapat dilihat IPK yang didapat mahasiswi yang berstatus menikah, sehingga saya sebagai peneliti tertarik dalam melihat strategi mereka dalam menjalankan studinya. Selain itu, alasan non akademis pemilihan lokasi ialah kemudahan dalam mencari informan, kemudahan dalam mendapatkan data, mengirit biaya dan waktu. Walaupun demikian peneliti tetap melihat relevansi lokasi terhadap masalah yang diteliti. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Tindakan Sosial yang dikemukakan oleh Max Weber. Weber mengklasifikasikan ada empat jenis dari tindakan sosial, yaitu (Narwoko, 2011:18-19):

a. Rasional instrumental. Di sini tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya, yaitu mahasiswi yang menikah di masa studi memiliki strategi dalam pertimbangan dan pilihan agar

tecapainya suatu tujuan di dalam menjalankan pendidikan dan rumah tangganya.

b. Rasional yang berorientasi nilai. Sifat rasional tindakan jenis ini adalah bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah ada di dalam hubungan nilai-nilai individu yang bersifat absolut. Artinya, nilai akhir yang didapatkan oleh mahasiswi yang berstatus menikah yaitu mahasiswi tersebut disiplin dalam membagi waktu dengan dua status yang disadangnya, dimana tujuan akhir mahasiswi dapat menyelesaikan studinya dengan nilai yang baik dan tepat waktu. c. Tindakan afektif. Tipe tindakan ini

didominisi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan afektif sifatnya spontan, tidak rasional, dan merupakan ekspresi emosional dari individu, yaitu mahasiswi merasa senang dapat menikah dimasa studi tanpa menganggu aktifitas-aktifitas perkuliahannya seperti menghadiri perkuliahan, mengerjakan tugas, dan lainya.

d. Tindakan tradisional, dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan, yaitu mahasiswi yang melakukan pernikahan di masa studi karena melihat teman-temannya yang sudah menikah disaat kuliah ataupun dari keluarganya sendiri.

Analisis data dalam penelitian ini yang peneliti gunakan yaitu menurut Miles dan Huberman (Afrizal, 2014:180). diantaranya yaitu: Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Lokasi penelitian ini bertempat di kawasan Pantai Padang Kelurahan Rimbo Kaluang Kecamatan Padang Barat.

Penelitian ini dilakukan di STKIP PGRI Sumbar khususnya mahasiswi program studi pendidikan sosiologi. Alasan penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswi program studi pendidikan sosiologi STKIP PGRI Sumbar karena di STKIP PGRI Sumbar terdapat

(8)

6 mahasiwi yang menikah namun tetap melanjutkan perkuliahan.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada permasalahan strategi mahasiswi berstatus menikah dalam menjalankan studi adalah manajemen waktu agar tercapainya keseimbangan dalam menjalankan antara kuliah, rumah tangga dan pergaulan. Membatasi diri dalam pergaulan bukan berarti menjauh dari hubungan dengan teman-teman, tetapi lebih kepada mengurangi aktivitas bermain dengan teman-teman karena sudah ada suami dan anak yang harus diperhatikan kebutuhannya. Komunikasi yang lancar antar pasangan dapat menghadirkan suasana hangat dalam keluarga serta ada saling pengertian satu sama lainnya, jadi dengan adanya komunikasi yang baik mahasiswi yang menikah dapat mejalankan status gandanya tanpa terbebani. Keterlibatan keluarga dalam menjalankan kewajiban yang harusnya dilakukan oleh mahasiswi yang telah menikah tetapi dibantu oleh anggota keluarga lainnya. Dalam menjalankan keempat strategi tersebut mahasiswi yang menikah, mereka dapat mengikuti perkuliahan tanpa mengabaikan rumah tangganya. Manajemen waktu dalam menjalankan kuliah dan rumah tangga menjadi strategi utama dalam menjalankannya. Perubahan dalam hal pergaulan atau hubungan dengan teman-teman pasti mengalami perubahan dari sebelum melakukan pernikahan. Membatasi diri dalam pergaulan merupakan strategi lainya yang dilakukan oleh mahasiswi yang telah menikah untuk menjalankan statusnya. Kemudian faktor pendukung dalam strategi mahasiswi menikah ini yaitu keterlibatan keluarga dalam membantu mahasiswi yang menikah, dimana disaat kuliah anak-anak mereka dititipkan keanggota keluarga mereka seperti ayah, ibu dan saudara mereka. Mahasiswi yang menikah dalam mempertahankan keutuhan rumah tangga yaitu dengan menjaga komunikasi antar pasangan karena komunikasi dalam rumah tangga diperlukan untuk menjalin sebuah kepercayaan, saling mengerti dengan

kesibukan masing-masing dan selalu menjaga komunikasi antar anggota keluarga dengan baik, agar keluarga merasa bahwa berjauhan bukanlah suatu hal yang sulit dalam menjalankannya.

Menurut Max Weber, metode yang biasa dipergunakan untuk memahami arti-arti subjektif tindakan sosial seseorang adalah dengan verstehen. Istilah digunakan untuk memahami arti subjektif tindakan diri sendiri, bukan tindakan subjektif orang lain. Verstehen adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam kerangka berpikir orang lain yang perilakunya dijelakan dan situasi serta tujuan-tujuannya dilihat. Weber mengklasifikasikan ada empat jenis dari tindakan sosial, yaitu:

1. Rasional instrumental. Di sini tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. Mahasiswi yang memilih menikah pada saat studi maupun sebelum memasuki masa studi atas dasar pertimbangan mereka dengan pasangan dan keluarga mereka.

2. Rasional yang berorientasi nilai. Sifat rasional tindakan jenis ini adalah bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah ada di dalam hubungan nilai-nilai individu yang bersifat absolut. Artinya, nilai akhir yang didapatkan oleh mahasiswi yang berstatus menikah yaitu mahasiswi tersebut disiplin dalam membagi waktu dengan dua status yang disadangnya, dimana tujuan akhir mahasiswi dapat menyelesaikan studinya dengan nilai yang baik dan tepat waktu tanpa menganbaikan keluarganya. 3. Tindakan afektif. Tipe tindakan ini

didominisi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan afektif sifatnya spontan, tidak rasional, dan merupakan ekspresi emosional dari individu. Mahasiswi merasa senang dapat menikah dimasa studi tanpa menganggu aktifitas-aktifitas perkuliahannya seperti menghadiri

(9)

7 perkuliahan, mengerjakan tugas, dan lainya.

4. Tindakan tradisional, dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan. Mahasiswi yang melakukan pernikahan di masa studi karena dorongan dari kelurga mereka.

Jadi dari keempat tipe tindakan sosial menurut Marx Weber tindakan rasional instrumental yang lebih dominan dilakukan mahasiswi yang menikah di masa studi maupun sebelum memasuki masa studi. Di sini tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya yang didasarkan atas pertimbangan mahasiswi tersebut dalam mengambil suatu keputusan. Dimana mahasiswi yang menikah memiliki banyak kewajiban seperti, sebagai mahasiwi meraka menghadiri perkuliahan dan mengerjakan tugas-tugas perkuliahan, sedangkan sebagai orang yang telah menikah mereka mengerjakan kewajibannya sebagai seorang istri seperti mengurus anak dan sebagainya. Jadi karena adanya pertimbangan dan pilihan sadar dalam mengambil keputusan, mahasiswi yang menikah bisa menjalankan perkuliahannya tanpa mengabaikan keluarganya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, setelah diuraikan bab ke bab. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori Tindakan Sosial menurut Marx Weber, dari empat tipe tindakan sosial yang lebih dominan dilakukan mahasiswi yang menikah dimasa studi maupun sebelum memasuki masa studi ialah tindakan rasional instrumental. Beberapa strategi mahasiswi berstatus menikah dalam menjalankan studi jurusan program studi pendidikan Sosiologi di kampus STKIP PGRI Sumbar dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Manajemen waktu

a. Menjalankan tugas sabagai mahasiswi dengan rumah tangga

Mahasiswi yang menikah di saat kuliah memanfaatkan jadwal kosong dan pada saat ada waktu luang mereka.

b. Membatasi diri dalam pergaulan

Bukan berarti menjauh dari hubungan dengan teman-teman, tetapi lebih kepada mengurangi aktivitas bermain dengan teman-teman.

2. Menjaga Komunikasi

Komunikasi yang lancar dapat menjaga keutuhan dan kenyamanan dalam keluarga dan bisa menjaga kepercayaan antara kedua pasangan.

3. Keterlibatan keluarga

Keterlibatan anggota keluarga seperti menggantikan peran, memotivasi, dukungan dan dorongan dari keluarga sangatlah berpengaruh terhadap mahasiswi yang menikah

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Anggota IKAPI. 2016. Undang-Undang

Perkawinan Edisi Lengkap. Bandung:

Fokus Media.

Narwoko Dwi J., dan Bagong Suyanto. 2011.

Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan.

Jakarta: Penerbit Kencana.

Riyadi, Agus. 2013. Bimbingan Konseling

Perkawinan Dakwah Dalam Membentuk Keluarga Sakinah. Yogyakarta: Ombak.

Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi Offset.

Gambar

Tabel  1  Data  Jumlah  Mahasiswa  Program  Studi  Pendidikan  Sosiologi  STKIP  PGRI  Sumbar  No  Tahun  Angkatan  Jumlah  Mahasiswa  1  2011  282 Orang  2  2012  254 Orang  3  2013  264 Orang  4  2014  211 Orang  5  2015  109 Orang  Total  1124 Orang

Referensi

Dokumen terkait

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Motivasi Pengambilan Keputusan Menikah Di Kalangan Mahasiswi Jurusan Psikologi Angkatan 2009 Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswi Jurusan

Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota

Dari penelitian diatas ditemukan bahwa (1) Strategi mahasiswa yang sudah menikah dalam menjaga motivasi dan minat menyelesaikan studi di perguruan tinggi IAIN Ponorogo berupa

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa keterampilan mengadakan variasi yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP PGRI Banjarmasin

Untuk itu, penulis tertarik untuk meneliti analisis komparasi strategi pemasaran dalam transaksi jual beli online dan offline pada hijab (studi kasus: Mahasiswi Universitas

Pada penelitian ini, mem- peroleh penggalan kalimat proses in- teraksi komunikasi Mahasiswa IA Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di STKIP PGRI

Untuk itu, penulis tertarik untuk meneliti analisis komparasi strategi pemasaran dalam transaksi jual beli online dan offline pada hijab (studi kasus: Mahasiswi Universitas